Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM

BIOMEDIS DASAR : PLASMA DARAH

Oleh :

NAMA : Roztady Eko Nur Prastya

NIM : 20130008

KELAS : Keperawatan 01

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN PROGRAM SARJANA


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA
2021
A. Tujuan
• Mengetahui adanya globulin dalam serum darah dan karakteristiknya
• Mengetahui adanya albumin dalam serum darah dan karakteristiknya
• Mengetahui cara menghiangkan protein dalam serum darah
• Mengetahui adanya kalsium dalam darah
• Mengetahui adanya klorida dalam darah
• Mengetahui adanya glukosa dalam darah
• Mengetahui adanya fosfat dalam darah

B. Dasar Teori
Plasma darah terdiri atas 90% air, 8% protein terlarut, 1% asam organik, dan 1%
garam (Guyton, 2002). Plasma darah mengandung berbagai macam zat yag
dikategorikan dalam beberapa golongan, yaitu :
o golongan karbohidrat contohnya glukosa
o golongan protein contohya albumin, globulin, fibrinogen
o golongan lemak/lipid contohnya cholesterol
o golongan enzim conthnya amilase, trasaminase
o golongan hormon contohnya insulin, adrenalin
o golongan mineral contohnya zat besi (Fe), kalium (K)
o golongan vitamin contohnya vitamin A, vitamin K
o gologan ampas metabolik contohnya urea, asam urat, kreatinin
o golongan zat warna contohnya bilirubn dan lain-lainnya.

Bahan oraganik pada plasma merupakan protein yang disebut plasma protein
yang berkisar 6-8%. Terdapat beberapa jenis protein yang berbeda sifat dan
fungsinya. Tubuh individu terdapat kira-kira 200-300 gr protein terdapat dalam
bentuk koloid dan mempengaruhi kekentalan (viskositas) darah (DepKes RI, 2005).
Plasma diperoleh dengan memutar sel darah, plasma diberikan secara intravena
untuk: mengembalikan volume darah, menyediakan substansi yang hilang dari
darah klien. Misalnya faktor pembekuan darah VIII, dan XI untuk klien yang tidak
mendapatkanya (Wiwik & Andi, 2008)

C. Alat dan Bahan


Alat
o tabung reaksi
o pipet tetes
o corong
o gelas ukur
o gelas kimia
o Penangas air
o sudip
Bahan
o serum
o (NH4)2SO4
o kertas saring
o aquades
o asam asetat
o klorofenol merah
o kalium oksalat
o HNO3 pekat
o AgNO3
o gliserol
o Na2CO3
o CuSO4

2
D. Prosedur Kerja atau Cara Kerja
a. Deproteinasi serum darah
 Masukkan 5ml serum darah ke dalam tabung reaksi
 Tambahkan 10ml aquades ke dalam tabung reaksi
 Didihkan larutan dengan penangas air
 Tambahkan asam asetat 3-5 tetes hingga terbentuk endapan protein
 Disaring endapan, tambahkan klorofenol merah pada filtrat hingga warna
merah muda hilang (pH=5,4). Bila warna belum juga hilang tambahkan
kembali asam asetat
 Panaskan kembali, kemudian saring, simpan filtrat bagi dalam 4 bagian
(untuk uji kalsium, klorida, glukosa, dan fosfat).
b. Uji kalsium
 Masukkan filtrat ke dalam tabung reaksi
 Tambahkan kalium oksalat ke dalam tabung reaksi
 Panaskan campuran, amati endapan yang terbentuk
c. Uji klorida
 Masukkan filtrat ke dalam tabung reaksi
 Tambahkan setetes HNO3 pekat, dan beberapa tetes larutan AgNO3
 Amati endapan yang terbentuk
d. Uji glukosa
 Masukkan filtrat ke dalam tabung reaksi
 Tambahkan 2 tetes gliserol, seujung sudip Na2CO3 bebas air dan 2 tetes
larutan CuSO4 2,5%
 Didihkan dengan penangas air, amati perubahan yang terjadi
e. Uji fosfat
 Masukkan filtrat ke dalam tabung reaksi
 Tambahkan 1 tetes HNO3 pekat dan 3 tetes amonium molibdat
 Panaskan dengan penangas air, amati perubahan yang terjadi

E. Hasil
Deproteinasi serum darah

Uji kalsium

3
Uji klorida

Uji glukosa

Uji fosfat

F. Pembahasan

❖ Deproteinasi serum darah


Percobaan ini bertujuan untuk menghilangkan protein dalam serum darah
karena protein dalam darah merupakan protein terkonjugasi, hal ini agar tidak
mengganggu uji lain yang akan dilakukan. Mula-mula serum ditambahkan dengan
aquades kemudian didihkan Pada perlakuan ini menyebabkan menyebabkan
protein kehilangan fungsinya dikarenakan ikatan hidrogen dalam protein tersebut
lepas. Setelah itu ke dalam tabung reaksi kami menambahkan 5 tetes asam asetat
terbentuk endapan dalam larutan tersebut dan warna larutan menjadi merah
kejinggaan. Fungsi dan penambahan asam asetat dan pemanasan adalah untuk
proses penggumpalan protein. Protein merupakan senyawa yang akan mengalami
denaturasi dalam keadaan asam dan mengumpal apabila dipanaskan.
Penggumpalan terjad ketika protein telah mencapai titik isolistriknya. Titik
isolistrik dalam darah adalah 4,88.
Endapan kemudian kami saring makan terdapat dua fase yakni padat pada
endapan dan cair pada filtrat. Selanjutnya filtrat ditetesi indikator klorofenol merah
lalu diasamkan hingga pH 5,4 dengan cara ditambahkan asam asetat kembali,
penambahan asam ini mengakibatkan penambahan H+ sehingga antara muatan

4
positif (+) dan negatif (-) pada protein tidak seimbang sehingga terjadi perubahan
struktur yang menyebabkan terjadinya endapan protein. Fungsi penambahan
indikator klorofenol merah adalah untuk mendapatkan pH diluar titik isolistrik
protein. Warna filtrat berubah menjadi kuning. Filtrat dipanaskan dan kemudian
disaring, filtrat yang dihasilkan dibagi menjadi 4 bagian untuk digunakan pada
percobaan selanjutnya. Menurut Bastiansya (2008), konformasi molekul protein
dapat berubah karena pengaruh suhu, pH atau karena terjadinya suatu reaksi
dengan senyawa lain atau ion-ion logam dan peristiwa ini sering disebut
deproteinasi.
❖ Uji kalsium
Pada percobaan ini filtrat ditambahkan kalium oksalat, kemudian dilakukan
pemanasan. Hasil yang diperoleh dari perlakuan ini adalah, filtrat yang semula
berwarna kuning menjadi kuning keruh, dan terbentuk sedikit endapan. Keruhnya
filtrat tersebut karena filtrat bereaksi dengan kalium oksalat menghasilkan kalsium
oksalat. Reaksi yang terjadi adalah :
K2C2O4 + Ca+2 –> CaC2O4 + K+
Reaksi tersebut terjadi karena ion Ca memiliki muatan positif (+2) lebih
tinggi dibandingkan ion K (+1). Menurut Bastiansyah (2008), sedikit banyaknya
kalsium dalam darah dapat dilihat dari tingkat kekeruhan larutan setelah ditetesi
kalium oksalat. Tingkat kekeruhan tinggi maka menunjukkan kalsium dalam darah
banyak, demikian juga sebaliknya. Endapan yang terbentuk tersebut merupakan
endapan kalsium oksalat yang merupakan hasil reaksi dari kalium oksalat dengan
kalsium yang terdapat dalam darah. Menurut Mustafa et al. (2011), kondisi kadar
kalsium darah yang optimum akan menunjang deposisi kalsium ke dalam tulang,
sebaliknya, turunnya kadar ion kalsium plasma di bawah batas normal akan
memacu kelenjar paratiroid untuk meningkatkan sekresi hormon paratiroid.
Hormon paratiroid memulihkan konsentrasi kalsium cairan ekstrasel menjadi
normal dengan bekerja langsung pada tulang dan ginjal, dan bekerja tidak langsung
pada mukosa usus melalui perangsangan sistem kalsitriol.
❖ Uji klorida
Pada percobaan ini, filtrat diberi HNO3 pekat dan AgNO3. Hasilnya larutan
menjadi keruh dan terdapat endapan putih yaitu endapan AgCl. HNO3 pekat
mengubah Cl organik menjadi Cl anorganik. Cl organik dapat diikat oleh AgNO3
membentuk AgCl. Selain itu penambahan HNO3 mencegah terjadinya endapan
perak fosfat pada larutan. Reaksi yag terjadi adalah :
Cl- + AgNO3 –> AgCl + NO3-

5
Menurut Gandasoebrata (2007), plasma darah tersusun atas salah satunya
adalah elektrolit. Klorida merupakan elektrolit bermuatan negatif, banyak terdapat
pada cairan ekstraseluler (diluar sel), berperan penting dalam keseimbangan cairan
tubuh, keseimbangan asam-basa dalamtubuh. Klorida di angkut di dalam darah dan
limfe akibat kerja jantung dan otot rangka.
❖ Uji glukosa
Percobaan keenam kali ini masih menggunakan filtrat yang sama. Filtrat
ditambahkan gliserol, serbuk Na2CO3 bebas air dan larutan CuSO4 2,5% larutan
berubah menjadi berwarna merah muda keunguan. Penambahan larutan
CuSO4 2,5% yang nantinya akan direduksi oleh gluksa menjadi Cu2O yang
berwarna merah bata. Fungsi dari penambahan gliserol selain sebagai pemecah
lemak juga untuk menaikkan titik didih karena gliserol merupakan senyawa non
polar sehingga memiliki titik didih tinggi. Na2CO3 anhidrat yang digunakan
memberi suasana basa sehingga glukosa menjadi enol reaktif akan mereduksi
Cu2+. Reaksi yang terjadi :
2Cu2+ + OH- –> Cu2O + 2H2
Larutan tersebut dididihkan selama beberapa menit hingga warna dari
larutan tersebut berubah menjadi coklat kemerahan dan ada endapan putih di dasar.
Hal ini membuktikan bahwa dalam filtrat tersebut mengandung glukosa.
Menurut Witasari (2009), faktor-faktor yang mempengaruhi kenaikan glukosa
darah adalah kandungan serat dalam makanan, proses pencernaan, cara
pemasakannya, ada atau tidaknya zat anti terhadap penyerapan makanan sebagai
zat anti nutrien, perbedaan interprandial, waktu makan dengan lambat atau cepat,
pengaruhnya intoleransi glukosa dan pekat tidaknya makanan.
❖ Uji fosfat
Pada percobaan terakhir bertujuan untuk mengetahui adanya senyawa
fosfat dalam darah. Mula-mula filtrat ditambah setetes HNO3 pekat dan 3 tetes
amonium molibdat kemudian dipanaskan. Terbentuk endapan berwarna kuning.
Adanya endapan warna kuning ini menunjukkan bahwa dalam filtrat tersebut
terdapat senyawa fosfat dan endapan tersebut merupakan endapan ammonium
fosfomolibdat, yang terjadi dari reaksi amonium molibdat dengan fosfat dalam
filtrat. Penambahan HNO3 berfungsi untuk mencegah terjadinya endapan
peroksida dan untuk melepaskan ikatan fosfat dalam darah.

6
G. Kesimpulan
Berdasarkan dari percobaan yang telah dilakukan, maka dalam praktikum dapat
disimpulkan bahwa :
1. Protein yang terdapat pada plasma darah terdiri dari globulin, albumin dan
fibrinogen. Globulin dapat diendapkan dengan penambahan garam amoniu
sulfat. Globulin bersifat tidak larut dalam air.
2. Penambahan amonium sulfat dapat mengendapkan albumin. Albumin larut
dalam pelarut air.
3. Deproteinasi serum darah dapat dilakukan dengan pemanasan serta
penambahan asam asetat, kemudian dengan menggunakan indikator klorofenol
merah. Filtrat yang didapat akan berwarna kuning bening.
4. Dalam darah manusia terdapat kalsium yang ditunjukkan dengan adanya
endapan kalsium oksalat pada penambahakn kalium oksalat.
5. Klorida dalam darah dapat di tunjukkan dengan penambahan HNO3 dan
AgNO3 kemudian menghasilkan endapan AgCl yang berwarna putih.
6. Dalam darah terdapat glukosa dengan kadar yang berbeda pada setiap individu.
7. Pada uji fosfat terbentuk endapan berwarna kuning hasil reaksi dari amonium
molibdat dengan fosfat dalam filtrat yang membentuk amonium fosfomolibdat.

7
DAFTAR PUSTAKA
• Bakta, M. (2006). Hematologi Klinik Ringkas. jakarta: EGC.
• D’Hiru. 2013. Live Blood Analysis Setetes Darah Anda Dapat Mengungkapkan
Status Kesehatan dan Penyakit yang Mengancam Anda. PT Gramedia Pustaka
Utama, jakarta.
• Depkes RI, 2005. Managemen Laktasi. Direktorat Jenderal Bina Kesehatan
Masyarakat. Jakarta.
• . https://www.academia.edu/28658950/LAPORAN_PRAKTIKUM_DARAH

Anda mungkin juga menyukai