Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM

FISIOLOGI HEWAN

TOPIK:
KOMPOSISI DARAH

Oleh:
Kelompok I/Off.A 2008
Anggota:

Devita Oktavisari (108341409781)


Diah Khoirun A (108341409795)
Susanto (108341409802)
Siti Famuji (108341409785)
Anis Samrotul L. (108341409789)
Anis Rohmasari (108341409801)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN BIOLOGI
MEI 2010
LAPORAN PRAKTIKUM

A. TOPIK
Komposisi Darah

B. HARI / TANGGAL
Hari / tanggal : Senin, 26 April 2010
Tempat : Gedung Biologi 210

C. TUJUAN
Tujuan praktikum ini adalah untuk mengetahui secara kualitatif keberadaan
protein, karbohidrat dan lemak di dalam darah, serta unsur natrium dan
klorida.

D. DASAR TEORI
Darah adalah cairan yang terdapat pada semua makhluk hidup (kecuali
tumbuhan) tingkat tinggi yang berfungsi mengirimkan zat-zat dan oksigen yang
dibutuhkan oleh jaringan tubuh, mengangkut bahan-bahan kimia hasil
metabolisme, dan juga sebagai pertahanan tubuh terhadap virus atau bakteri.
Istilah medis yang berkaitan dengan darah diawali dengan kata hemo- atau
hemato- yang berasal dari bahasa Yunani haima yang berarti darah (Anonim,
2010).
Sebagian besar vertebrata darahnya berwarna merah, kecuali pada
Amphioxus dan Leptocephalus. Darah memiliki berat jenis antara 1,050-1,060
dan memiliki viskositas sekitar 5 kali lebih tinggi dari pada air. Darah terdiri
daripada beberapa jenis korpuskula yang membentuk 45% bagian dari darah.
Bagian 55% yang lain berupa cairan kekuningan yang membentuk medium cairan
darah yang disebut plasma darah. Kedua komponen tersebut dipisahkan dengan
proses sentrifugal. Bagian atas adalah komponen cair (plasma darah) dan bagian
bawah adalah komponen seluler.
Korpuskula darah terdiri dari:
Sel darah merah atau eritrosit (sekitar 99%)
Keping-keping darah atau trombosit (0,6 - 1,0%)
Sel darah putih atau leukosit (0,2%)
Plasma darah pada dasarnya adalah larutan air yang mengandung :
albumin
bahan pembeku darah
immunoglobin (antibodi)
hormon
berbagai jenis protein
berbagai jenis garam (Anonim, 2010)

Plasma darah merupakan cairan transparan yang berwarna kekuning-


kuningan volumenya sekitar 55%. Sedangkan komponen seluler terdiri dari sel-sel
darah merah yang volumenya sekitar 45%. Di dalam plasma darah terdapat
90%air. 7-8% protein yang larut, 1% elektrolit, dan 1-2% berbagai macam zat
antara lain glukosa, asam amino, lemak, vitamin, urea, asam urat, gas-ga yang
larut, dan homogen. Zat lain adalah asam piruvat dan asam laktat yang merupakan
intermediate metabolit, dan elektrolit yang sangat penting yaitu: ion-ion natrium,
klorida, dan bikarbonat. Ion-ion lainnya yaitu: kalium, magnesium, dan fosfat
yang jumlahnya sangat sedikit.
Dibandingkan dengan zat-zat lainnya, protein memiliki prosentase paling
tinggi karena protein di dalam darah memiliki fungsi yang lebih kompleks
dibanding dengan zat-zat lainnya. Fungsi protein tersebut antara lain:
1. Transpor CO2 dan O2,
2. Buffer (memiliki pH),
3. Menarik dan mengikat kation anorganik,
4. Berperan dalam proses pembekuan darah,
5. Mengikat dan mengedarkan Natrium,
6. Menyediakan sumber Natrium untuk dirinya sendiri,
7. Mengatur mekanisme kekebalan tubuh, dan
8. Mengatur tekanan darah di dalam pembuluh

Selain itu warna darah juga dapat disebabkan oleh keberadaan protein yang
berfungsi sebagai transport oksigen. Hemoglobin merupakan salah satu protein
yang berikatan dengan heme (bentuk porfirin yang mengandung Fe). Hemoglobin
memiliki distribusi yang luas dan hampir ditemukan pada semua filum hewan.
Pada vertebrata, hemoglobin ditemukan di dalam eritrosit. Akan tetapi pada
hewan avertebrata ditemukan secara bebas atau mirip dengan jaringan lainnya.
Pigmen protein lain selain hemoglobin adalah hemeritin, eritrokruorin, dan
hemekuprein (Wilson, 1979 dalam Susilowati, 2001).
Protein plasma berperan dalam pengaturan pH. Peran ini akan terlihat pada
saat pH turun yang dapat membahayakan organisme, maka protein plasma akan
mengikat ion hidrogen yang selanjutnya akan bergabung dengan kation anorganik
membentuk NaHCO3, KHCO3, dan fosfat. Adanya ketiga zat inilah yang
menyebabkan darah dapat berfungsi sebagai buffer. Karena ketiga zat tersebut di
dalam jaringan akan mengalami ionisasi (Susilowati, 2001).

E. ALAT DAN BAHAN


ALAT
1. Alat sentrifuse
2. Tabung reaksi
3. Rak tabung reaksi
4. Pipet

BAHAN
1. Darah segar sapi
2. Na Oksalat
3. Asam asetat
4. Reagen Millon
5. Benedict
6. Perak nitrat
7. Asam klorida
8. Aquades

F. Cara Kerja
1. Persiapan Pengambilan Darah (Darah beroksalat)

Melarutkan 1 gram Na Oksalat dalam 20 cc NaCl 0,9% kemudian memasukan 500


cc darah sapi ke dalam campuran tersebut

2. Pembuatan Plasma Oksalat

Memasukan 25 cc (sesuai dengan ukuran tabung sentrifuse) darah ke dalam


sentrifuse, selanjutnya melakukan pemusingan 2500 rpm selama satu jam. Setelah
pemusingan pada dasar tabung terlihat sedikit endapan berwarna putih. Endapan
ini akan dipakai untuk uji adanya Kalsium (Ca).

Di atas endapan putih terlihat supernatant dan residu yang berupa sel-sel darah
merah. Dengan menggunakan pipet tetes memisahkan (= plasma oksalat) dan
memasukan ke dalam tabung reaksi.
3. Pembuatan Filtrat

Mengambil 10 cc plasma oksalat dan memasukan ke dalam gelas piala.

Menambahkan 100 cc aquades kemudian memanaskan sampai mendidih.

Menambahkan 2-3 tetes asam asetat pada saat mendidih

Mendinginkan dan menyaring dengan menggunakan corong dan kertas saring.

Koagulum yang tertinggal pada kertas saring akan digunakan untuk uji protein,
sedangkan filtratnya untuk uji karbohidrat dan klorida (Cl).

4. Uji protein, Glukosa, Klorida (Cl) dan Kalsium (Ca)


Uji protein

Mengambil koagulan dari kertas saring

Menambahkan beberapa tetes aquades kemudian menambahkan beberapa tetes (


10 tetes) Millon.

Mengamati perubahan warna yang terjadi

Uji Glukosa

Memasukan 5 cc filtrate dalam tabung reaksi


Menambahkan beberapa tetes larutan benedict, kemudian memanaskannnya

Mengamati perubahan warna yang terjadi

Uji Klorida (Cl)

Memasukan 5 cc filtrate dalam tabung reaksi

Menambahkan beberapa tetes perak nitrat

Mengamati perubahan warna yang terjadi

Uji Kalsium (Ca)

Menggunakan endapan yang diperoleh dari kegitan 2

Menuangkan residunberwarna merah sampai habis

Meneteskan 1-2 tetes HCl pada endapan

Menambahkan larutan Na Oksalat untuk mengendapkan kembali.

G. DATA
Percobaan Perubahan warna
Sebelum Sesudah
Uji protein Endapan berwarna Endapan berwarna
Koagulan + beberapa tetes putih coklat
aquadest + Millon (10 tetes)
Uji glukosa Putih tulang Kuning kecoklatan
5cc filtrate + beberapa tetes
benedict, dipanaskan
Uji klorida (Cl) Putih tulang Putih susu
5cc filtrate + beberapa perak
nitrat
Uji kalsium Endapan putih larut Terbentuk endapan
Endapan putih + residu
putih
berwarna merah + 1-2 tetes
HCl + Na oksalat

H. ANALISIS DATA
Dari data hasil pengujian terhadap darah, dapat di uraikan sebagai berikut:
1. Uji Protein
Bahan yang di uji adalah koagulum dari filtrasi plasma oksalat. Awalnya
koagulum berwarna putih, setelah ditambahkan regen millon terjadi perubahan
warna menjadi kecoklatan.
Reaksi yang terjadi pada uji millon ini adalah antara merkuri nitrat (dalam
reagen millon) dengan gugus hidroksifenil pada protein yang menghasilkan garam
merkuri. Perubahan warna yang terjadi adalah akibat dari terbentuknya garam
merkuri ini.
Pereaksi Millon adalah larutan merkuro dan merkuri nitrat dalam asam
nitrat. Apabila pereaksi ini ditambahkan pada larutan protein, akan menghasilkan
endapan putih yang dapat berubah menjadi merah oleh pemanasan. Pada dasarnya
reaksi ini positif untuk fenol-fenol, karena terbentuknya senyawa garam merkuri
dengan gugus hidroksifenil yang berwarna.
2. Uji Glukosa
Untuk menguji adanya kandungan glukosa dilakukan dengan uji benedict.
Setelah diuji hasilnya menunjukkan perubahan warna dari putih tulang menjadi
kuning agak kecoklatan. Hal ini membuktikan larutan uji positif mengandung gula
pereduksi (glukosa atau galaktosa).
Benedict terdiri dari campuran Na2Co3 + CuSO4 + Natrium sitrat. Reaksi
Benedict menyebabkan larutan yang berwarna biru akan berubah menjadi orange
atau kuning akibat Cu akan berubah menjadi Cu2O (yang berwarna orange atau
kuning sampai merah bata) bila bertemu dengan gula pereduksi.
3. Uji Kalsium
Pada uji kalsium, setelah endapan putih hasil sentrifuge ditambahkan
dengan HCl, endapan putih tersebut larut. Kemudian setelah larutan tersebut
ditambah dengan natrium oksalat, terbentuk endapan warna putih kembali.
Reaksi kimia yang terjadi pada proses tersebut adalah sebagai berikut:

Ca+HCl CaCl2 (larut)+H2


CaCl2+ Na2 (COO)2 NaCl +CaCO3(mengendap)

4. Uji Klorida
Untuk menguji kandungan klorida, filtrat darah ditambahkan dengan
beberapa tetes larutan perak nitrat (AgNO3). Hasilnya terjadi perubahan warna
dari putih tulang menjadi putih keruh seperti susu, yang menunjukkan
terbentuknya endapan berwarna putih.
Reaksi yang terjadi pada perubahan warna tersebut adalah sebagai berikut:

Cl (dalam darah)+AgNO3 (perak nitrat) AgCl2 (endapan)+NO32

Endapan Ag Cl2 inilah yang menyebabkan terjadinya warna putih keruh


pada larutan uji.

I. PEMBAHASAN
Komponen darah terdiri dari 2 bagian yaitu plasma darah dan sel-sel darah.
Plasma darah merupakan cairan darah yang berwarna kekuning-kuningan
volumenya 55%. Sedangkan sel-sel darah volumenya 45%. Di dalam plasma
darah terdapat 90% air, 7-8% protein larut, 1% elektrolit dan 1-2% berbagai
macam zat antara lain glukosa, asam amino, lemak, vitamin, urea, asam urat, gas-
gas yang larut dan hormon.
Dalam praktikum komposisi darah ini bertujuan untuk membuktikanbahwa
dalam darah terdapat berbagai macam zat antara lain adalah protein, karbohidrat,
dan lemak dalam darah serta unsur Natrium dan Klorida.
1. Uji protein
Pada uji protein ini bahan yang digunakan adalah koagulan filtrat dari kertas
saring, yang ditambahi dengan beberapa tetes aquades serta beberapa tetes Millon.
Hasil dari percobaan kelompok kami menunjukkan bahwa sebelumnya berbentuk
endapan berwarna putih setelah dilakukan pengujian warna endapan menjadi
coklat. Menurut Suryati (2009) pada uji protein yang memnggunakan koagulan
filtrat dari kertas saring dengan Millon warna yang dihasilkan seharusnya merah.
Perubahan warna ini terjadi karena pereaksi Millon merupakan larutan merkuro
dan merkuri nitrat dalam asam nitrat. Sehingga apabila pereaksi ini ditambahkan
pada larutan protein, akan menghasilkan endapan putih yang dapat berubah
menjadi merah yang menyebabkan terbentuknya senyawa garam merkuri dari
reaksi reagen millon dengan gugus hidroksifenil. Hal ini menunjukkan di dalam
darah terkandung protein. Protein dalam darah ini memiliki fungsi yang paling
kompleks dibandingkan dengan zat-zat yang lain, yaitu: (1) untuk transpor CO2
dan O2, (2) memiliki pH penyangga (buffer), (3) berperan dalam proses
pembekuan darah, (4) menarik dan mengikat kation anorganik, (5) mengatur
mekanisme kekebalan tubuh, (6) mengatur tekanan darah di dalam pembuluh, (7)
mengikat dan mengedarkan natrium, dan (8) menyediakan sumber natrium untuk
dirinya sendiri.

2. Uji Glukosa
Pada uji glukosa dengan menggunakan 5 cc filtrat ditambah beberapa tetes
larutan benedict dan dipanaskan warnanya dari putih tulang menjadi kuning
kecoklatan. Perubahan warna ini menunjukkan bahwa di dalam darah
mengandung glukosa. Larutan Benedict yang digunakan terdiri dari campuran
Na2CO3 + CuSO4 + Natrium sitrat. Reaksi Benedict akan menyebabkan larutan
yang berwarna biru akan berubah menjadi orange atau kuning (Wardhana, 2007).

3. Uji Klorida
Uji klorida dalam darah digunakan untuk mengetahui adanya unsur klorida
yang ada di dalam darah. Unsur klorida di dalam darah terkandung di dalam
bagian plasma darah sebagai elektrolit yang berfungsi untuk menjaga
keseimbangan cairan tubuh. Unsur klorida di dalam darah bekerja sama dengan
ion-ion lain seperti kalium, natrium, dan karbon dioksida (CO2). Klorida diambil
ke dalam tubuh melalui makanan (Adam:2009).
Pada pengamatan yang kami lakukan warna dari larutan uji dari putih tulang
menjadi putih susu. Hal ini dikarenakan terjadi reaksi antara unsur klorida (Cl)
dengan perak nitrat (AgNO3) yang membentuk endapan putih tulang pada larutan
(AgCl). Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut:

2Cl (dalam darah)+2AgNO3 (perak nitrat) 2AgCl2 (endapan)+2NO3

Perubahan warna yang terjadi pada larutan uji menjadi putih susu ini
menunjukkan adanya kandungan klorida (Cl) yang terkandung dalam plasma
darah.

4. Uji Kalsium
Uji kalsium untuk membuktikan adanya kandungan kalsium dalam darah.
Pada pengamatan yang kami lakukan menunjukkan adanya endapan putih dalam
dasar tabung itu larut ketika ditetesi dengan HCl dan setelah diberi Na oksalat
(Na2 (COO)2) terjadi endapan lagi. Hal tersebut menunjukkan bahwa endapan di
dasar tabung (sebelum ditetesi HCl) merupakan endapan kalsium (Ca). reaksi
yang terjadi adalah:

Ca+2HClCaCl2+H2
CaCl2+ Na2 (COO)2 NaCl+CaCO3

Dari reaksi tersebut terlihat bahwa endapan yang terbentuk setelah


pemberian asam klorida dan natrium oksalat, bukanlah endapan Ca lagi, Namun
merupakan endapan dari kalsium karbonat. Dari pemberian HCl dan natrium
oksalat dapat diketahui bahwa endapan di dasar tabung sentrifuge adalah endapan
kalsium. Hal itu membuktikan bahwa didalam darah juga terkandung kalsium.
Kalsium adalah mineral yang paling umum dalam tubuh dan salah satu yang
paling penting. Tubuh membutuhkan untuk membangun dan memperbaiki tulang
dan gigi, membantu kerja saraf, membuat otot-otot menekan bersama-sama,
membantu proses pembekuan darah, dan membantu jantung untuk bekerja..
Hampir semua kalsium dalam tubuh disimpan dalam tulang. Sisanya ditemukan di
dalam darah.
Biasanya tingkat kalsium dalam darah dikendalikan dengan seksama. Ketika
darah dalam tingkat rendah kalsium (hypocalcemia), mendapatkan rilis kalsium
tulang untuk membawa kembali ke tingkat darah yang baik. Ketika darah
mendapatkan tingkat kalsium tinggi ( hypercalcemia), ekstra kalsium disimpan
dalam tulang atau keluar dari tubuh dalam air seni dan tinja. Jumlah kalsium
dalam tubuh tergantung pada jumlah: kalsium yang didapatkan dari makanan,
penyerapan kalsium dan vitamin D oleh usus, Fosfat dalam tubuh, Beberapa
hormon tertentu dalam tubuh, termasuk hormon paratiroid , kalsitonin dan
estrogen (Anonim:2008)

J. KESIMPULAN
Berdasarkan data, analisis data dan pembahasan mengenai komposisi darah,
dapat ditarik kesimpulan yaitu sebagai berikut:
1. Darah mengandung protein yang dibuktikan dengan
adanya perubahan warna koagulan dari putih menjadi coklat setelah
penambahan reagen millon.
2. Darah mengandung glukosa yang dibuktikan dengan
adanya perubahan warna dari putih tulang menjadi kuning kecoklatan karena
adanya pengaruh dari pemanasan dan reaksi Benedict.
3. Darah mengandung ion klorida yang dibuktikan dengan
adanya perubahan warna dari putih tulang menjadi putih susu serta terbentuk
endapan putih karena adanya pengaruh reaksi antara unsur klorida (Cl) dengan
perak nitrat (AgNO3).
4. Darah mengandung kalsium (Ca) yang dibuktikan
dengan terbentuknya endapan putih ketika ditetesi HCl dan endapan tersebut
hilang setelah diberi Na oksalat.

K. DAFTAR RUJUKAN
Adam. 2009. Serum-Chloride.(online) (http://translate.google.co.id/translate?
hl=id&langpair=en|id&u=http://adam.about.com/encyclopedia/Serum-
chloride.htm diakses 1 Mei 2010)
Anonim. 2008. Calcium-Ca-In-Blood (online)
(http://translate.google.co.id/translate?hl=id&langpair=en|
id&u=http://www.webmd.com/a-to-z-guides/calcium-ca-in-blood diakses 1
Mei 2010).
Anonim. 2010. Darah. (online). (http://www.wikipedia.com, diakses pada tanggal
2 Mei 2010).
Suryati. 2009. Uji makanan. (online). ((http://translate.google.co.id/translate?
hl=id&langpair=en|id&u=http://www.webmd.com/a-to-z-guides/uji-
makanan, diakses tanggal 2 Mei 2010).
Susilowati. 2001. Petunjuk Praktikum Fisiologi Hewan. Malang: FMIPA UM.
Wardhana, Danang Widya, 2007. Bagaimana Prinsip Kerja Reaksi Fehling,
Tollens, dan Benedict?. (Online)( http://www.chem-is-
try.org/tanya_pakar/bagaimana_prinsip_kerja_reaksi_fehling_tollens_dan_b
enedict/, diakses pada tanggal 2 Mei 2010).

Anda mungkin juga menyukai