“BIOKIMIA DARAH”
OLEH :
CITRA WANDOYA : 41130018
DANIASTI W. K : 41130040
ALEXANDER GANDA : 41130041
PUTU DAMAYA : 41130078
FANDRY TUMIWA : 41130088
KOMANG AYU S. : 41130096
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS KRISTEN DUTA WACANA
2014
BAB 1
DASAR TEORI
Darah merupakan cairan yang terdapat pada makhluk hidup yang berfungsi
sebagai alat transportasi zat, seperti oksigen, hasil metabolisme, fungsi imunitas
tubuh, transport sisa metabolisme, transportasi untuk mengangkut sari makanan, alat
transport hasil oksidasi, alat pengangkut getah hormone, menjaga suhu temperature
tubuh, dan menjaga keseimbangan asam basa tubuh. Selain alat transprtasi, darah
memiliki banyak kegunaan untuk menunjang kehidupan. Tanpa darah yang cukup,
manusia tidak dapat bertahan hidup. Darah pada tubuh manusia mengandung sekitar
55% plasma darah dan 45% sel-sel darah. Jumlah darah yang ada ditubuh, yaitu
sekitar 1/13 berat tubuh orang dewasa atau 4-5 liter. Darah meliputi sel darah merah
(eritrosit), sel darah putih (leukosit), dan keping darah trombosit.
Pembekuan darah disebut juga dengan koagulasi darah. Faktor yang
mempengaruhi penggumpalan darah adalah garam kalsium sel luka yang
membebaskan trhombokinase, thrombin, dan prothrombin dan fibrin yang terbentuk
dari fibrinogen. Mekanisme pembekuan darah adalah trombosit meninggalkan
pembuluh darah dan pecah, maka trombosit akan mengeluarkan tromboplastin,
bersama-sama dengan ion Ca tromboplastin mengaktifkan protombin menjadi
thrombin.
Eritrosit, leukosit, dan trombosit tersuspensi dalam plasma darah. Plasma
merupakan komponen cairan dari darah yang mengandung fibrinogen terlarut. Setelah
aktivasi oleh enzim plasmin, terbentuklah gumpalan fibrin. Sesudah gumpalan ini
disingkirkan, sisa yang tertinggal disebut serum. Plasma terdiri 90% air yang terlarut
dalam zat-zat elektrolit dan beberapa protein, yaitu Globulin (alfa,betta,gamma),
albumin, faktor pembekuan darah, karbohidrat, dan lipid. Karena dinding kapiler
permiabel bagi air dan elektrolit maka plasma darah selalu ada dalam pertukaran zat
dengan cairan interstisial. Dalam 1 menit sekitar 70% cairan plasma bertukaran
dengan cairan interstisial. Serum darah adalah cairan bening yang memisah setelah
darah dibekukan. Plasma adalah supernatan yang diperoleh setelah dilakukan
sentrifugasi darah bercampur koagulan dalam suatu tabung reaksi. Sedangkan serum
adalah supernatant yang didapatkan setelah sampel darah dibiarkan menggumpal
secara spontan. Plasma darah berbeda dengan serum darah terutama pada serum tidak
terdapat faktor pembentukan fibrinogen.
Protein plasma mempunyai peran yang penting dalam pengaturan distribusi air
antara plasma dan ruang interstisila, karena sebagai protein ia tidak dapat melewati
dinding kapiler. Dengan demikian, tekanan osmotic koloidnya akan menahan air
dalam sirkulasi darah. Peran yang terbesar dilakukan albumin (kurang lebih 80%).
Albumin juga mempunyai arti yang besar untuk ikatan protein obat. Globulin
diperlukan untuk berbagai fungsi biologik, di antaranya mengangkut vitamin B12,
bertanggung jawab untuk transport besi bervalensi tiga dalam plasma. Sementara itu,
gamma-globulim merupakan glikoprotein yang pada reaksi imun, maka gamma-
globulin disebut juga immunoglobulin.
BAB II
PERSIAPAN PRAKTIKUM
BAHAN :
1. Darah Sitrat
2. Darah bebas fibrin
3. Cacl2 5%
4. Serum Darah
5. Ammonium Sulfat Jenuh
6. (NH4)2SO4 padat
7. CH2SO4 2%
8. Indiktaor Klorfenol merah
9. HNO3 pekat
10. Larutan AgNO3
11. Amonum Molibdat
12. Kalium Oksalat
13. Gliserol
14. Na2CO3 padat
15. Larutan CuSO4
16. Akuades
17. Reagen Tauber
18. Hidrogen Peroksida
B. CARA KERJA
A. Koagulasi Darah
Percobaan 1 : Pengaruh Ion Cad an Fibrin terhadap koagulasi darah
Reaksi a:
Darah dengan sitras + 5 tetes CaCl 2 5% dihomogenkan dengan vortex
Terjadi Koagulum?
Reaksi b:
Darah bebas fibrin+ 5 tetes CaCl 2 5% dihomogenkan dengan vortex
Terjadi koagulum?
B. Protein Serum
Percobaan 2 : Pengendapan Albumin
5cc serum darah +5 cc larutan ammonium sulfat jenuh campur dengan
vortex larutan menjadi kuning jenuh disaring. Filtrate dibuat percobaan 3
dan endapan diambil.
Endapan diencerkan dengan aquades larut
D. PIGMEN DARAH
Percobaan 9:
10 tetes darah + 10cc aquades dicampur dengan vortex lalu dipanaskan
darah menjadi berwarna merah terang bening?
Percobaan 10:
2 cc H2O2 + 2cc reagen tauber dicampur dengan vortex lalu ditetesi dgn
larutan darah secara pelahan dari percobaan 9 terjadi perubahan warna
menjadi biru kehijauan ketika tetesan ke 3
BAB III
HASIL
A. KOAGULASI DARAH
Percobaan 1: Pengaruh Ion Ca dan fibrin terhadap koagulasi darah
Reaksi a:
Darah dengan sitras + 5 tetes CaCl dihomogenkan dengan vortex pada
menit ke 85 tidak terjadi koagulasi
Reaksi b:
Darah bebas fibrin+ 5 tetes CaCl dihomogenkan dengan vortex pada
menit ke 85 tidak terjadi koagulasi
B. PROTEIN SERUM
Percobaan 2 : Pengendapan Globulin
5cc serum darah +5 cc larutan ammonium sulfat jenuh campur dengan
vortex larutan menjadi kuning jenuh disaring. Filtrate dibuat percobaan 3
dan endapan diambil.
Endapan diencerkan dengan aquades endapan menjadi larut
Percobaan 3: Pengendapan Albumin
(NH4)2SO4 padat 3 sendok kecil + filtrate hasil peercobaan 2 dicampur
disaringdiambil endapannya
endapan diencerkan dengan aquades larutan berwarna kuning bening
Percobaan 10:
2 cc H2O2 + 2cc reagen tauber dicampur dengan vortex lalu ditetesi dgn
larutan darah secara pelahan dari percobaan 9 terjadi perubahan warna
menjadi biru kehijauan ketika tetesan ke 3
BAB IV
PEMBAHASAN
1. Pelepasan factor jaringan. Jaringan yang luka melepaskan beberapa factor yang
disebut factor jaringanatau tromboblastin jaringan. Faktor ini terutama terdiri dari
fosfolipid dari membrane jaringan dan kompleks lipoprotein yang mengandung enzim
preteolitik yang tinggi.
2. Aktivasi Faktor X- peranan factor VII dan factor jaringan. Kompleks lipoprotein dari
factor jaringan selanjutnya bergabung dengan factor VII dan bersamaan dengan
hadirnya ion kalsium, factor ini bekerja sebagai enzim terhadap factor X untuk
membentuk factor X yang teraktivasi.
B. Mekanisme Instrinsik
Mekanisme kedua untuk pembentukan activator protrombin, dan dengan demikian
juga merupakan awal dari proses pembekuan, dimulai dengan
terjadinya trauma terhadap darah itu sendiri atau berkontak dengan kolagen pada
dinding pembuluh darahyang rusak, dan kemudian berlangsunglah serangkaian reaksi
yang bertingkat.
1. Pengaktifan factor XII dan pelepasan fosfolipid trombosit oleh darah yang terkena
trauma. Trauma terhadap darah atau berkontaknya darah dengan kolagen pembuluh
darahakan mengubah dua factor pembekuan penting dalam darah: Faktor XII dan
Trombosit. Bila factor XII terganggu, misalnya karena berkontak dengan kolagen atau
dengan permukaan yang basah seperti gelas, ia akan berubah menjadi bentuk baru
yaitu sebagai enzim proteolitik yang disebut factor XII yang teraktivasi. Pada saat
bersamaan,trauma terhadap darah juga akan merusak trombosit akibat bersentuhan
dengan kolagen atau dengan permukaan basah,dan ini akan melepaskan fosfolipid
trombosit yang mengandung lipoprotein, yang disebut 3 faktor pembekuan
selanjutnya.
2. Pengaktifan factor XI, Faktor XII yang teraktivasi bekerja secara enzimatik terhadap
factor XI dan juga mengaktifkannya, ini merupakan langkah kedua dalam jalur
Instrinsik. Reaksi ini memerlukan Kininogen HMW( berat molekul tinggi), dan
dipercepat oleh prekalikrein.
4. Pengaktifan factor X-peranan Faktor VIII. Faktor IX yang teraktivasi, yang bekerja
sama dengan factor VIII teraktivasi dan dengan Fosfolipid trombosit dan factor 3 dari
trombosit yang rusak, mengaktifkan factor X.
Pembuluh darah rusak, pembekuan dimulai oleh kedua jalur secara bersamaan.
Factor jaringan mengawali jalur ekstrinsik, sedangkan berkontaknya factor XII dan
trombosit dengan kolagen di dinding pembuluh mengawali jalur instrinsik. Suatu
perbedaan yang sangat penting antara jalur ektrinsik dan jalur intrinsic ialah bahwa
jalur ektrinsiksipatnya dapat ekplosit, sekali dimulai, kecepatan prosesnya hanya
dibatasi oleh jumlah factor jaringan yang dilepaskan oleh jaringan yang cidera, dan
oleh jumlah factor X, VII, dan V yang terdapat dalam darah. Pada cidera jaringan
yang hebat, pembekuan dapat terjadi dalam 15 detik. Jalur intrinsic prosesnya jauh
lebih lambat, biasanya memerlukan waktu 1-6 menit untuk menghasilkan pembekuan.
1
- Regulasi Thrombin
Thrombin yang aktif terbentuk dalam proses hemostasis atau thrombosis,
konsentrasinya harus dikontrol secara cermat untuk mencegah pembentukan bekuan
lebih lanjut atau pengaktifan trombosit.
Pengontrolan ini dilakukan melalui 2 cara yaitu:
1. Thrombin beredar dalam darah sebagai prekorsor inaktif, yaitu protrombin. Pada
setiap reaksinya, terdapat mekanisme umpan balik yang akan menghasilkan
keseimbangan antara aktivasi dan inhibisi.
2. Inaktivasi setiap thrombin yang terbentuk oleh zat inhibitor dalam darah.
Serat fibrin sendiri mengaktifkan suatu factor yang terdapat didalam darah dan
berbagai jaringan, yaitu profibrinokinase (profibrinolisokinase) menjadi bentuk aktif,
yaitu fibrinokinase (fibrinolisokinase). Selanjutnya, fbrinokinase ini akan
mengaktifkan plasmin (fibrinolisin) yang didalam darah berada dalam bentuk tidak
aktif, yaitu plasminogen (profibrinolisis). Plasmin atau fibrinolisin yang aktif ini
adalah suatu enzim proteolitik yang sangat kuat, sehingga serat-serat fibrin yang tidak
larut dan selanjutnya dipecah menjadi peptida kecil-kecil. 3
Albumin adalah protein utama dalam plasma manusia dan membentuk sekitar
60 % protein plasma total.Sekitar 40 % albumin terdapat dalam plasma dan 60 %
sisanya terdapat di ruang ekstrasel . Albumin mula-mula dibentuk sebagai
praprotein.Peptida sinyalnya dikeluarkan sewaktu protein ini masuk ke dalam sisterna
reticulum endoplasma kasar,dan heksapeptida di terminal amino yang terbentuk
kemudian diputuskan ketika protein ini menempuh jalur sekretorik.Sintesis albumin
berkurang pada beragam penyakit. Peranan albumin dalam darah adalah menjaga
tekanan osmotik dari cairan koloid plasma, sebagai alat pengangkut dan memperbaiki
kadar bilirubin, sebagai alat pengangkut asam lemak dan bahan metabolit lain seperti
hormon dan enzim.
Dari hasil percobaan yang kami lakukan di dapatkan filtrat larut dalam
aquades.Hal ini menunjukkan uji albumin dalam serum darah positif (+).Karena
endapan dari hasil filtrate penegendapan globulin ditambah (NH4)2SO4 yang diberi
aquades larut berwarna bening.Yang menandakan bahwa albumin merupakan protein
yang larut dalam air (Hidrofilik).
Percobaan 4 : Deproteinasi
Tujuan dari percobaan ini adalah untuk menghilangkan protein dalam serm
darah agar tidak mengganggu uji-uji yang akan dilakukan selanjutnya. Hasil yang
diperoleh ketika serum darah ditambah air dan asam asetat yang kemudian dididihkan,
didapati adanya endapan dalam larutan. Larutan tersebut kemudian ditetesi klorfenol
merah dan diasamkan yang menyebabkaan terjadi perubahan warna menjadi kuning
bening.
Fungsi dari penambahan asam asetat dan pemanasan adalah untuk proses
penggumpalan, sebab di dalam darah terkandung protein. Protein adalah senyawa
yang akan mengalami denaturasi dalam keadaan asam dan menggumpal bila
dipasaskan. Penggumpalan terjadiketika protein telah mencapai titik isolistriknya.
Titik isolistrik dalam darah adalah 4,88. Fungsi dari penambahan indicator klorfenol
merah adalah untuk mendapatkan pH diluar titik isolistrik protein.
Percobaan 5: Menunjukkan adanya Klorida
Dari hasi pengamatan yang kami lakukan, filtrat yang ditambah larutan
AgNO3 encer dan HNO3 didapatkan endapan putih AgCl dengan larutan keruh.
Endapan putih yang terbentuk karena penambahan HN03 dan AgNo3 sehingga
membentuk AgCl. Hal ini menunjukkan uji adanya ion klorida dalam darah hasilnya
positif (+). HNO3 pekat mengubah Cl organik menjadi Cl anorganik. Cl organik dapat
diikat oleh AgNO3, selain itu juga penambahan HN03 mencegah terjadinya endapan
perak fosfat pada larutan. Jumlah kadar khlor tiap spesies dan jenis kelamin berbeda,
tergantung pada pakan yang dimakannya (Murray,2009)
Reaksi yang terjadi:
Tujuan uji fosfat adalah mengetahui adanya senyawa fosfat dalam darah. Hasil
yang diperoleh dari percobaan ini filtrat ditambah ammonium molibdat dan HNO 3
pekat yang kemudian dipanaskan adalah timbul endapan warna kuning pada larutan.
Endapan kuning yang terbentuk pada larutan merupakan endapan ammonium
fosfomolibdat yang diperoleh dari reaksi ammonium molibdat dan fosfat dalam filtrat.
Penambahan HNO3 berfungsi untuk mencegah terjadinya endapan peroksida dan
untuk
melepaskan ikatan fosfat dalam darah, sehingga dapat berikatan dengan ammonium
fosfomolibdat (Ganong).
Prinsip kerjanya dari uji glukosa ini adalah endapan merah bata yang terbentuk
dikarenakan glukosa pada darah mereduksi larutan benedict lalu membentuk Cu20
yang berwarna merah bata (Widiyanti dkk, 2012). Dari hasil pengamatan pula, filtrat
yang ditambah larutan gliserol, natrium karbonat tidak berair atau padat, dan larutan
cupri sulfat menghasilkan endapan merah bata Cu2O. Hal ini menunjukkan bahwa
glukosa dalam darah dapat mereduksi larutan benedict membentuk Cu20, sehingga
hasilnya positif. Na2CO3 (Natrium Karbonat) anhidrat yang dipakai memberikan
suasana basa sehingga glukosa menjadi enol reaktif, lalu enol reaktif akan mereduksi
Cu2+. Dalam uji ini, Na sitrat diganti dengan gliserol, karena na sitrat sifatnya lebih
mudah mengikat Ca daripada Cu, oleh karena digunakanlah gliserol yang mudah
mengikat Cu.
Reaksi yang terjadi :
Hasil reaksi :
Fe2+ + H2O2 Fe3+ + OH- + OH
BAB V
KESIMPULAN
1. Dalam proses pembekuan darah, memerlukan fibrin dan Ca.
2. Dalam plasma darah terdapat protein (albumin dan globulin), karbohidrat
(glukosa), danelektrolit (Ca, K, Cl, dan P)
3. Hemoglobin dalam eritrosit dapat bersifat seperti enzim ketika di beri reagen
tertentu.
DAFTAR PUSTAKA
Murray, Robert K. et. al. 2006. Biokimia Harper Edisi 27. Jakarta : Penerbit Buku
Kedokteran EGC
Pearce, Evelyn. C. 2006; “Anatomi dan Fisiologi Untuk Paramedis”. PT. Gramedia
Pustaka Utama, Jakarta
Yazid, Estien; Nursanti, Lisda. 2006. Penuntun Praktikum biokimia untuk Mahasiswa
Analis. Yogyakarta: Penerbit ANDI