Anda di halaman 1dari 12

Nama : Komang Rendika Hermawan

No. Stambuk : N 101 19 098


Tanggal Praktikum : 28 Oktober 2019
Kelompok : 8 (Delapan)

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DARAH

I. PENDAHULUAN
Darah merupakan suatu jaringan tubuh yang terdapat di dalam pembuluh darah.
Warna merah darah tidaklahmenetap,tergantung pada kadar O2(oksigen) dan CO2
(karbondioksida) yang dikandungnya. Semakin tua berarti relatif lebih banyak kandungan
CO2 nya, dan sebaliknya. Darah terbagi atas dua bagian, yaitu cairan dan seluler. Bagian
cairan dikenal sebagai plasma darah yang merupakan penyusun 55% dari total volume
darah dan sisanya terdiri dari komponen seluler atau berbentuk elemen.Pada darah yang
disentrifugasi, akan terpisah menjadi 3 (tiga) bagian, yaitu lapisan bawah berwarna merah
karena mengandungsel darah merah (eritrosit)(45%), lapisan tengah berupa band putih
(buffy coat)yang terdiri dari sel darah putih (leukosit) dan trombosit (< 1%), dan lapisan
atas berupa cairan berwarna kekuningan yang mengandung plasma darah (55%). Plasma
darah mengandung berbagai komponen, yaitu : 91% air, 7% protein darah (fibrinogen,
albumin, globulin) dan 2% yang meliputi nutrisi (asam amino, lemak dan gula), hormon
(insulin, eritropoietin, dsb.), dan cairan elektrolit (Ca, K, Na, dsb.), dan terkandung
komponen seluler sebanyak 45%.
Albumin merupakan protein utama dalam plasma manusia, dan membentuk sekitar
60% protein plasma total, sekitar 40% albumin terdapat dalam plasma, dan 60% sisanya
terdapat di tuang ekstrasel, fungsi albumin yaitu berperan dalam membantu
mempertahanakan tekanan osmotik koloid darah (75-80% tekanan osmotik plasma),
sebagai proten transpor dari beberapa macam subtansi antara lain metal, bilirubin, enzim
hormon obat-obat an dan mengikat zat utama seperti rantai panjang lemak asam, asam
empedu dan bilirubin(Rahman,2018)
Globulin merupakan protein darah yang sangat berguna dalam sistem kekebalan
tubuh dan membawa hormon steroid, lipid, dan fibrinogen yang diperlukan untuk
pembekuan darah ). Globulin juga membantu dalam mengatur fungsi sistem peredaran
darah dan pembentukan anti bodi. Jika jumlah globulin dalam darah tidak normal dapat
menyebabkan masalah kesehatan. Globulin dapat meningkat karena infeksi kronis,
penyakit hati, sindrom karsinoid, kadar globulin juga dapat menurun karena nephrosis,
anemia hemolitik akut, dan disfungsi hati(Rahman,2018)
Fibrinogen adalah salah satu protein yang disintesis oleh hati yang merupakan
reaktan fase akut berbentuk globulin beta. Protein ini berguna untuk membantu proses
hemostasis dengan menstimulasi pembentukan trombus.(Rahman,2018)
Mekanisme pembekuan darah terdapat dua jalur yaitu jalun intrinsik dan jalur
ekstrinsik. jalur intrinsik memicu pembekuan darah di dalam pembekuan darah yang
rusak serta pembekuan sampel darah di tabung reaksi, sedangkan jalur ekstrinsik memicu
pembekuan darah yang telah keluar dari jaringan. Jalur pembekuan intrinsik dimulai
ketika faktor XII (faktor hageman) diaktifkan oleh kontak kolagen yang terpajan di
permukaan pembuluh darah yang rusak, kemudian faktor hageman memicu aktivasi dari
faktor XI ( faktor plasma tromboplastin antecedent), selanjutnya faktor plasma
tromboplastin antecedent (PTA) bersama faktor IV ( kalsium), Faktor VII ( faktor
antihemofilik) dan platelet factor 3 (PF3) akan memicu akktivasi faktor IX (faktor
christmas), sehingga faktor IX menjadi aktif. Selanjutnya dilanjutkan dengan jalur
pembekuan ekstrinsik, jalur pembekuan ekstrinsik diawali dengan aktivasi faktor X
(struart-prower) oleh faktor IX ( faktor christmas) bersama Ca+, faktor VII ( faktor
prokonvertin) dan platelet factor 3 (PF3) sehinngga fakor X menjadi aktif kemudian
faktor X (struart-prower) akan membantu aktivsi dari faktor XIII (faktor penstabil fibrin)
dan juga membantu aktivasi dari faktor I (faktor fibrinogen), kemudian faktor fibrinogen
akan membentuk fibrin yang dipengaruhi oleh faktor XIII, kemudian jala fibrin akan
menjadi stabil. Pada proses koagulasi darah diperlukan kalsium. Kalsium bisa bersumber
dari makanan ataupun susu yang kita konsumsi. Peran kalsium dalam proses koagulasi
darah yaitu membantu mengkatalisis aktivasi dari beberapa faktor, sehingga aktivasi dari
faktor tersebut dapat terlaksana lebih cepat. (Lauralee,2015)
Pembekuan darah ekstrinsik yaitu pelepasan faktor jaringan atau tromboplastin
jaringan, selanjutnya mengaktifasi faktor X, yaitu ( Stuart faktor, sebuah faktor koagulasi
penyimpanan yang relatif stabil dan berpartisipasi dalam baik intrinsik dan ekstrinsik
jalur koagulasi, menyatukan mereka untuk memulai jalur umum dari pembekuan) yang
dibentuk oleh kompleks lipoprotein dari faktor jaringan dan bergabung dengan faktor
VII, yaitu (Proconvertin: sebuah faktor koagulasi penyimpanan yang relatif stabil dan
panas dan berpartisipasi dalam Jalur koagulasi ekstrinsik), kemudian dengan hadirnya ion
Ca2+ akan membentuk faktor X yang teraktivasi. Selanjutnya faktor X yang teraktivasi
tersebut akan segera berikatan dengan fosfolipid jaringan, juga dengan faktor V untuk
membenuk senyawa yang disebut aktivator protrombin. Sedangkan pembekuan darah
intrinsik yaitu pengaktifan faktor XII yaitu factor Hageman faktor: faktor koagulasi yang
stabil yang diaktifkan oleh kontak dengan kaca atau permukaan asing lainnya dan
memulai jalur intrinsik dari koagulasi dan pelepasan fosfolipid trombosit oleh darah yang
terkena trauma, kemudian faktor XII yang teraktivasi ini akan mengaktifkan faktor XI,
yaitu factor Tromboplastin plasma yg di atas, faktor koagulasi yang stabil yang terlibat
dalam jalur intrinsik dari koagulasi, kemudian faktor XI yang teraktivasi ini akan
mengaktifkan faktor IX, faktor IX yang teraktivasi bekerja sama dengan faktor VIII
terakivasi dan dengan fosfolipid trombosit dan faktor 3 dari trombosit yang rusak, akan
mengkatifkan faktor X. Disini jelas bahwa bila faktor VIII atau trombosit kurang maka
langkah ini akan terhambat. Faktor VIII adalah faktor yang tidak dimiliki oleh penderita
hemofilia. Trombosit tidak dimiliki oleh penderita trombositopenia. Faktor X yang
teraktivasi akan bergabung dengan faktor V dan trombosit untuk membentuk suatu
kompleks yang disebut aktivator protrombin. ( Firani, 2018)
Hemoglobinopati atau kelainan pada Hemoglobin (Hb), mencakup semua kelainan
genetik pada Hb. Dua kelompok utama yang termasuk di dalamnya adalah perubahan
struktur Hb yang menyebabkan varian Hb (varian utama adalah HbS, HbC dan HbE)
serta gangguan sintesis Hb yang dengan satu atau lebih rantai globin tersupresi secara
total atau parsial dan menyebabkan suatu kelainan yang disebut thalassemia. Bentuk yang
lebih jarang adalah kombinasi kedua kelainan tersebut (1). Sejauh ini, kelainan pada Hb
menjadi kelainan gen tunggal yang paling banyak ditemukan di dunia. Awalnya, kelainan
ini terutama ditemukan di daerah endemis malaria, yaitu di Mediterania dan sebagian
besar Asia dan Afrika. Salah satu alasannya adalah karena individu carrier atau pembawa
hemoglobinopati lebih tahan terhadap serangan malaria. Keuntungan ini menyebabkan
adanya seleksi terhadap penduduk yang tinggal di daerah endemis malaria di daerah
tropik dan sub tropik sehingga terjadi peningkatan frekuensi gen penyebab
hemoglobinopati di daerah-daerah tersebut (2).Saat ini hemoglobinopati dapat ditemukan
di bagian dunia mana pun termasuk di daerah industri yang non-endemik malaria karena
terjadi migrasi penduduk dari daerah endemik malaria dalam rangka mencari pekerjaan
atau penghidupan yang lebih baik. (Wulandari,2017)
II. PROSEDUR
Tuliskan prosedur praktikum Kimia Darah yang dilakukan dengan kalimat pasif! (tidak perlu
menyertakan ilustrasi gambar).
A. Koagulasi Darah
 Percobaan 1 : Pengaruh Ion Cad an Fibrin terhadap koagulasi darah
Reaksi a: Darah dengan sitras + 5 tetes CaCl2 5%  dihomogenkan dengan
vortex Terjadi Koagulum
Reaksi b: Darah bebas fibrin+ 5 tetes CaCl 2 5% dihomogenkan dengan vortex
Terjadi koagulum
B. Protein Serum
 Percobaan 2 : Pengendapan Albumin
5cc serum darah +5 cc larutan ammonium sulfat jenuh  campur dengan
vortex larutan menjadi kuning jenuh  disaring. Filtrate dibuat percobaan 3 dan
endapan diambil. Endapan diencerkan dengan aquades  larut
 Percobaan 3: Pengendapan Albumin
(NH4)2SO4 padat 3 sendok kecil + filtrate hasil peercobaan 2  dicampur
disaringdiambil endapannya lalu letakkan di tabung lain. Endapan yang di tabung
lain  akuades  larut lagi

C. ZAT- ZAT NON-PROTEIN PADA SERUM DARAH


 Percobaan 4 : Deproteinisasi
5cc serum +air  dipanaskan  disaring, endapan dan filtrate dipisah. Filtrat
dipakai untuk percobaan 5,6,7,8
 Percobaan 5: Menunjukkan Adanya Klorida
Filtrat + 1 tetes HNO3 pekat + 1 tetes AgNO3  Endapan putih?
Percobaan 6 : menunjukkan adanya fosfat
Filtrat + 1 tetes HNO3 + 3 tetes Amonium Molibdat  dipanaskan 
Endapan kuning?
 Percobaan 7 : menunjukkan adanya kalsium
Filtrat + 4 tetes kalium oksalat endapan laru  terjadi kekeruhan?
 Percobaan 8 : menunjukkan adanya glukosa
Filtrat + 3 tetes Na2CO3+ 3 tetes
D. PIGMEN DARAH
 Percobaan 9:
10 tetes darah + 10cc aquades dicampur dengan vortex lalu dipanaskan  darah
menjadi berwarna merah terang bening?
 Percobaan 10:
2 cc H2O2 + 2cc reagen tauber dicampur dengan vortex lalu ditetesi dgn larutan
darah secara perlahan dari percobaan 9 terjadi perubahan warna menjadi biru
kehijauan ketika tetesan ke 3

III. HASIL

A. Koagulasi Darah
No. Sampel Sebelum penambahan CaCl2 Setelah Penambahan CaCl2
1. Darah oksalat Encer atau tidak menggumpal Menggumpal dalam waktu 3
menit
2. Darah nonfibrin Encer atau tidak menggumpal Tetap tidak menggumpal

B. Protein Serum
No. Sampel Setelah penambahan Setelah Penambahan Setelah Penambahan
ammonium sulfat akuades pertama akuades kedua
1. Globulin Terdapat endapan Larut Mengendap
2. Albumin Terdapat endapan Larut Tetap larut

C. Substansi nonprotein dalam serum


i. Preparasi Serum Bebas Protein
No. Pereaksi Fungsi pereaksi Hasil Pengamatan
1 Asam asetat Proses Terbentuk suspense
penggumpalan kasar
2 Khlorophenol Indilator asam Larutan berwarna
merah
ii. Substansi nonprotein dalam serum
No. Substansi yang dideteksi Pereaksi dan fungsi pereaksi Hasil Pengamatan
1 Klorida Asam sitrat (HNO3) untuk Terdapat endapan
mencegah terjadinya endapan putih (AgCl)
AgNO3
2 Fosfat Perak nitrat untuk mencegah Terdapat endapan
terjadinya endapan hydrogen berwarna kuning
perioksida dan melepaskan ikatan jeruk
fosfat dalam darah
3 Kalsium Kalium oksalat dan fitrat bereaksi Larutan menjadi
membentuk kalsium oksalat keruh
4 Glukosa Natrium karbonat untuk Larutan berubah ke
memberikan suasana basa sehingga kuning keruh
glukosa menjadi enol reaktif
D. Pigmen Darah
No. Reaksi Tujuan Hasil (berdasarkan literatur)
1. Hemolisis Memecah hemoglobin dan Berwarna kecokelatan
Fe
2. Uji Benzidin Berwarna cokelat
3. Uji Hemin Membentuk Kristal hemin Terdapat Kristal hemin

IV. PEMBAHASAN
` Sampel yang diigunakan dalam praktikum ini adalah Sampel Serum darah,
dengan tahapan prosedur yang digunakan itu dinamakan SGOT dan SGPT.
Serum atau darah oksalat merupakan cairan darah yang berwarna kuning.
Didalam serum terdapat dua protein yaitu albumin dan globullin. Antibodi berada di
dalam serum dikarenakan Antibodi golongan darah merupakan protein globulin, yang
bertanggung jawab sebagai kekebalan tubuh alamiah untuk melawan antigen asing.
Komposisi serum sama dengan plasma yaitu 91% air, 8% protein, dan 0,9% mineral.
Akan tetapi didalam serum tidak ada faktor pembekuan (fibrinogen). Dikarenakan
serum tidak diberi anti koagulan, fibrinogen dapat diubah menjadi benang – benang
fibrin sehingga terjadi pembekuan darah. Dimana antikoagulan ini mengikat kalsium
sebagai faktor pembekuan sehingga fibrinogen tidak di ubah menjadi benang – benang
fibrin (Oktari, 2016)
Darah merupakan salah satu bagian penting dalam tubuh. Darah adalah
kendaraan untuk transport masal jarak jauh dalam tubuh untuk berbagai bahan antara
sel dan lingkungan eksternal antara sel-sel itu sendiri (Fitryadi, 2016).
Asam oksalat (C2H2O4) merupakan senyawa turunan dari asam karboksilat
yang mengandung 2 gugus karboksil yang terletak pada bagian ujung rantai karbon
yang lurus. Beberapa sifat fisik asam oksalat diantaranya tidak berbau, higroskopis,
berwarna putih sampai tidak berwarna, dan mempunyai berat molekul 90 gram/mol.
Sintesis asam oksalat dapat dilakukan dengan menggunakan bahan baku alami yang
mengandung selulosa maupun garam oksalat, seperti kalsium oksalat.Apabila darah
oksalat direaksikan dengan CaCl2, maka sedikit banyaknya kalsium dalam darah
dapat dilihat dari tingkat kekeruhan larutan setelah ditetesi kalium oksalat. Tingkat
kekeruhan tinggi maka menunjukkan kalsium dalam darah banyak, demikian juga
sebaliknya. Endapan yang terbentuk tersebut merupakan endapan kalsium oksalat
yang merupakan hasil reaksi dari kalium oksalat dengan kalsium yang terdapat dalam
darah. kondisi kadar kalsium darah yang optimum akan menunjang deposisi kalsium
ke dalam tulang, sebaliknya, turunnya kadar ion kalsium plasma di bawah batas
normal akan memacu kelenjar paratiroid untuk meningkatkan sekresi hormon
paratiroid. Hormon paratiroid memulihkan konsentrasi kalsium cairan ekstrasel
menjadi normal dengan bekerja langsung pada tulang dan ginjal, dan bekerja tidak
langsung pada mukosa usus melalui perangsangan sistem kalsitriol. Darah nonfibrin
dapat diartikan juga sebagai darah yang bebas dari protein. Apabila darah nonfibrin
direaksikan dengan CaCl2, maka sampel darah dimasukkan ke dalam tabung reaksi
lalu ditambahkan aquades kemudian dididihkan, hal ini menyebabkan fungsi dari
protein tersebut hilang karena ikatan hidrogen dalam protein tersebut lepas. Larutan
tersebut ditambahkan setetes demi setetes asam asetat, larutan tersebut menjadi
berwarna merah kejingga-jinggaan dan terdapat endapan. Endapan disaring. Filtratnya
ditetesi indikator khlorofenol merah lalu diasamkan hingga pH 5,4 (warna indikator
berubah menjadi kuning), penambahan asam ini mengakibatkan penambahan
H+ sehingga antara muatan positif (+) dan negatif (-) pada protein tidak seimbang
sehingga terjadi perubahan struktur yang menyebabkan terjadinya endapan protein.
Filtrat dididihkan dan kemudian disaring, filtrat yang dihasilkan digunakan untuk
percobaan selanjutnya. Menurut Bastiansya (2008), konformasi molekul protein dapat
berubah karena pengaruh suhu, pH atau karena terjadinya suatu reaksi dengan
senyawa lain atau ion-ion logam dan peristiwa ini sering disebut deproteinasi
(Irwanda, 2017)
Perbedaan serum dan plasma adalah bahwa dalm serum fibrinogen dan
kebanyakan faktor pengumpulan lainnya tidak ada jadi serum itu sendiri tidak dapat
menggumpal karena ia tidak memiliki faktor faktor penggumpal tersebut yang adanya
adalah di dalam plasma (Ebrahim,2009)
Albumin merupakan rotein sederhana dengan bobo molekul 17.000-70.000.
albumin mengandung belerang, tetapi miskin akan residu asam amino glisin.
Larutannya dalam air menggumpal apabila dipanaskan, dan dapat mengendap apabila
ditambah dengan larutan amonium sulfat jenuh. Pseudoglobulin. Fraksi globulin yang
larut dalam air ini menggumpal apabila dipanaskan. Larutannya dapat diendapkan
dengan penambahan amonium sulfat, seperempat sampai tiga perempat jenuh.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa fungsi amonium sulfat pada praktikum protein
serum ini ialah untuk mengendapkan protein. (Sumardjo, 2009).
Berdasarkan kelarutannya, protein globuler dapat dibagi dalam beberapa grup,
diantaranya yaitu albumin, globulin, glutelin, dan prolamin. Albumin memiliki sifat
larut dalam air dan dapat terkoagulasi dengan adanya panas. Untuk globulin bersifat
tidak larut dalam air, melainkan larut dalam larutan garam encer dan mengendap
dalam larutan garam konsentrasi tinggi. Globulin juga dapat terkoagulasi oleh adanya
panas. (Probosari, 2019)
Untuk mendapatkan atau menentukan adanya globulin, tambahkan amonium
sulfat sebagai bentuk pemisah protein dengan salting out. Globulin memiliki sifat larut
dalam air sehingga ketika ditambahkan amonium sulfat, maka protein akan mengalami
denaturasi sehingga globulin akan terpisah sebagai endapan. Setelah ini akan
didapatkan endapan globulin yang akan disaring dengan kertas saring dan akan
didapatkan pula filtrate untuk percobaan albumin, dimana langkah untuk menemukan
globulin akan diuji kembali pada percobaan albumin untuk mengetahui adanya
albumin itu sendiri(Endang, 2016).
Endapan globulin tidak dapat larut dalam air karena Globulin merupakan salah
satu protein globular yang sukar larut dalam air netral. Namun, dapat diendapkan
dengan mencampurkan globulin dengan larutan garam netral, contohnya, larutan
garam ammonium sulfat hingga setengah jenuh (Busher, 2018).
Pada percobaan kali ini fitrat yang digunakan adalah fitrat yang di gunakan
dari fitrat globulin,fitrat tersebut di tambahkan dengan (NH4)2SO4, padat berlebih
sehingga terdapat endapan melayang, penambahan (NH4)2SO4,(amonium sulfat)
padat yang berlebihan ini bertujuan untuk menggikat air pada protein karena garam
bersifat hidroskopis sehingga protein albumin tersebut dapat mengendap karena protin
albumin dapat mengendap pada amonium sulfat jenuh. Menurut sbane (2004),
albumin adalah protein yang dapat larut serta dapat berkoangulasi oleh panas dan
dapat di endapkan dengan penambahan almoniun sulfat hingga jenuh. Endapan
tetsebut di saring dan di tambahkan aquades kemudia di gojok tetapi dalam larutan
tersebut masih terdapat sedikit endapan yang berwarna merah, tetapi bukan endapan
dari larutan protein albumin. Endapan dari larutan albumin sudah ikut larut dalam air (
di tandai dengan larutan berwarna bening) karena protein albumin dapat larut dalam
air. (Sirajuddin,2012; Hamid,2010)
Protein merupakan makromolekul yang mempunyai beragam peran penting,
baik secara fisik maupun fungsional. Sekitar 7,0-7,5 g/dL protein total terkandung
dalam plasma manusia dan membentuk bagian terbesar dari bahan padat plasma.
Protein plasma merupakan campuran kompleks yang mencakup protein-protein
sederhana dan protein terkonyugasi, misalnya glikoprotein dan lipoprotein. Protein
plasma dapat dipisahkan menjadi tiga kelompok besar: fibrinogen, globulin,dan
albumin. Dihilangkannya protein dalam serum karena serum yang bebas protein akan
mengikat klorida, fosfat, kalsium dan glukosa dalam serum. Tanpa adanya ikatan
globulin dan albumin pada percobaan zat non protein dalam serum (Pongsibidan,
2016)
Terdapat 4 zat non-protein yang terdetekesi di dalam serum yang diujikan,
mereka adalah klorida, fosfat, kalsium, dan glukosa. Keberadaan zat-zat non-protein
tersebut di dalam serum yang di ujikan merupakan hal yang normal jika jumlahnya
masih di dalam batas yang normal. Klorida memiliki kadar normal 108,2 mmol/L
(±2,5 mmol/L), fosfat memiliki kadar normal 2,5-4,5 mg/dL, kalsium memiliki kadar
normal 8,8 mg/dL (±0,3 mg/dL), dan glukosa memiliki kadar normal 70-130 mg/dL
di dalam darah (Anggraini et al, 2016; Khan et al, 2017; Thios et al, 2016)
Alasan dari darah berwarna merah ada dari kandungan darah itu sendiri, seperti
kita ketahui adalah darah terdiri daru 55 persen plasma darah dan 45 persen sel darah.
Bagian dari sel darah yang membuat darah berwarna merah adalah pada eritrosit
tepatnya lada hemoglobin. Hemoglobin adalah sebuah protein berpigmen merah
tersusun dari Besi (Fe) dan protein (Heme + globin), hemoglobin di sel eritrosit
berfungsi sebagai pengantar oksigen (Soepritekjil. 2009)
Penambahan air pada darah menyebabkan air masuk ke dalam sel darah
melalui membran semi permeabel, sehingga terjadi pembengkakan pada sel darah
merah. Sehingga terjadi perobekan pada membran dan hemoglobin keluar.
Terjadinyya hemolisis pada percobaan ini bertujuan untuk mengeluarkan hemoglobin
yang terdapat pada eritrosit. Hemoglobin terdiri dari gugus heme, besi, dan globin.
Pada perombakan hemoglobin pada hati heme akan diubah menjadi bilirubin
kemudian di oksidasi menjadi urobilin yang berperan dalam mewarnai urin dan feses.
(Zharina,2019)
prinsip dari uji benzidine ini sendiri adalah untuk mendeteksi darah yang
didasarkan pada fakta bahwa hemoglobin dan turunannya bereaksi dengan cara serupa
untuk enzim peroksidase yaitu dengan mengkatalisasi transfer atom oksigen dari
peroksida ke kromogen semacam itu sebagai benzidine, o-toludine, guaiac atau
aminophenazone. Oksidasi dari kromogen ini ditunjukkan oleh munculnya perubahan
warna mulai dari warna biru, biru-hijau atau pink. (Hanganu, 2019)
Pertama-tama darah di keringkan agar terfiksasi diatas slide, selanjutnya
ditambahkan garam-garam halida di dalam asam asetat glasial, saat campuran garam-
garam halida dan asam asetat glasial dipanaskan dengan slide di atasnya, hemin dalam
slide akan terpisah dari hemoglobin, hemin akan telihat seperti kristal-kristal
berbentuk jajar genjang (Setyawati dan Adawiyah, 2019).

V. DAFTAR PUSTAKA

Anggraini, P., Rusdi, Ilyas, E. I., 2016. Kadar Na+, K+, Cl-, dan Kalsium Total Serum
Darah Serta Hubungannya Dengan Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi.
Jurnal Bioma. Vol. 12(1). Viewed on 3rd Of November 2019. From
www.scholar.google.com.
Anonim. 2017. Tuntunan Praktikum Kimia Klinik. Makassar : Universitas Muslim
Indonesia.
Busher, J, T., 2018. Clinical Methods: The History, Physical, and Laboratory
Examinations. 3rd edition. Boston: Butterworths.
Ebrahim, A. F. M.2009. Fikih kesehatan kloning eutanasia, transfusi darah,
transparansi organ, dan eksperimen pada hewan. Jakarta: PT Serambi Ilmu
Semesta
Endang, K., Suwarso., Gugun, A. M. 2016. Profil Protein pada Gelandangan Penderita
Psikotik di Daerah Istimewa Yogyakarta. Jurnal Mutiara Medika. Vol. 2(2) : 92
– 93. Viewed on 2 November 2019. From https://journal.umy.ac.id
Firani, N. K. 2018. Mengenal Sel-Sel Darah dan Kelainan Darah. Malang: UB
PRESS
Fitriyadi, K., Sutikno.2016. Pengenalan Jenis Golongan Darah Menggunakan
Jaringan Syaraf Tiruan Perceptron. Jurnal Masyarakat Informatika. Vol. 7(1).
Viewed on 3 Oktober 2019. From : tik@undip.ac.id
Hamid,A. 2010. Biokimian Metabolisme Biomolekul. Jakarta: Penerbit Alfabetta

Hanganu, B., Hlescu, A. A., et al. 2019. Rapid Chemical Tests in the Autopsy Room11.
Viewed on 1 November 2019. From http://www.revistadechimie.ro11
Irwanda, W., Alimuddin, A. H., Rudiyansyah. 2017.Sintesis Asam Oksalat Dari Getah
Batang Tanaman Sri Rejeki (Dieffenbachia Seguine (Jacq.) Schott)
Menggunakan Metode Hidrolisis Asam Fosfat. Vol. 6(1). Viewed on 3 Oktober
2019. From : jurnal.untan.ac.id
Khan, N., Rasheed, A., Ahmed, H., Aslam, F., Kanwal, F., 2017. Effect of Ramadhan
Fasting on Glucose Level, Lipid Profile, HbA1c, and Uric Acid Among
Medical Students in Karachi, Pakistan. East Mediterranian Health Journal.
Vol. 23(4):274-9. Viewed on 3rd Of November 2019. From
www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed.
Lauralee.2015. Fisiologi manusia dari sel ke sistem. Jakarta : EGC
Oktari, A., Silvia D.N. 2016. Pemeriksaan Golongan Darah Sistem ABO Metode
Slide Dengan Reagen Serum Golongan Darah A, B, O. Jurnal Teknologi
Laboratorium. Vol 5(2). Viewed On 1 November 2019. From:
https://www.teknolabjournal.com

Pongsibidan, F. A. K., Tiho, M., Kaligis, S. H. M. 2016. Gambarkan Kadar Albumin


Serum Pada Vegetarian Lacto-ovo. Jurnal e-Biomedik (eBm). Vol. 4(1).
Viewed on 2 November 2019. From https://media.neliti.com
Probosari, E. 2019. Pengaruh Protein Diet Terhadap Indeks Glikemik.Journal of
Nutrition and Health. Vol 7(1). Viewed on 3 November 2019
Rahman, A. 2018.Albumin and globulin levels of sumatran elephants’ (elephas
maximus sumatranus) Blood at Elephant conservation center of sarer, aceh
Besar. Jurnal Medika Veterinaria. Vol 12(1). Viewed on 3 oktober 2019. From
: http://.google.scholar
Setyawati, T., Adawiyah, R., (2019). Buku Penuntun Praktikum Semester 1 Biokimia.
Palu: FK UNTAD.
Sirajuddin, S.2012 . Penuntun Praktikum Biokimia. Makassar: Universitas Hasannudin
Press.
Soepritekjil.2009. Plasma Darah. Seri 20. Jakarta: PT Gramedia
Sumardjo, D. 2009. Pengantar Kimia. Jakarta : EGC
Sumber : Darmawan, A., Irawan, R.2015. Mengenal CPOB Untuk Produk Darah.
JMJ. Vol. 3(2). Viewed on 2 Oktober 2019. From : media.neliti.com

Thios, R. H., Rambert, G., Wowor, M., 2016. Gambaran Kadar Fosfat Anorganik
Pada Serum Pada Pasien Penyakit Ginjal Kronik Stadium 5 Non Dialisis.
Jurnal e-Biomedik. Vol. 4(2). Viewed on 3rd Of November 2019. From
https://media.neliti.com.
Wulandari,D,R.2017.Kelainan pada Sintesis Hemoglobin: Thalassemia dan
Epidemiologi Thalassemia.Jurnal Ilmiah Kedokteran Wijaya Kusuma.Vol.5(2).
Viewed on 3 oktober 2019. From: https://journal.uwks.ac.id
Zharina.2019.Stabilitas Prc Dalam Larutan Alsever Buatan Terhadap Morfologi
Eritrosit Dan Fragilitas Osmotik. Volume 11.no 1. Viewed on 3 oktober 2019.
From:// www. Googleschoolar.com

Anda mungkin juga menyukai