Anda di halaman 1dari 6

HASIL DAN PEMBAHASAN

Trombosit Darah

Trombosit (platelet) adalah salah satu komponen darah yang berupa fragmen
sitoplasma megakariosit yang tidak berinti, dengan ukuran yang lebih kecil dari sel
darah merah atau sel darah putih. (Khasanah dan Suyadi 2014). Fungsi utama
trombosit adalah membentuk sumbat mekanis yang merupakan respon hemostasis
normal terhadap cedera vaskuler. Tanpa trombosit, dapat terjadi kebocoran spontan
darah melalui pembuluh halus (Motulo et al 2015). Seseorang dapat mengalami
kekurangan maupun kelebihan, sehingga untuk melihat hal tersebut trombosit dalam
tubuh makhluk hidup dapat di hitung.
Perhitungan trombosit diawali dengan mengamati Trombosit pada preparat
darah dengan pewarnaan BCB (Brilliant Cresyl Blue). BCB (Brilliant Cresyl Blue)
merupakan zat warna yang sering kali digunakan untuk enghitung jumlah sel pada
pemeriksaan laboratorium. BCB ditambahkan pada metode Ress Ecker dalam
perhitungan jumlah trombosit, BCB akan mewarnai trombosit sehingga trombosit
dapat dihitung dengan lebih mudah tanpa melisiskan sel lain (Budiman 2014).
Trombosit yang sudah terwarnai kemudian dihitung, sehingga didapatkan hasil
seperti pengamatan. Jumlah trombosit normal pada orang dewasa berkisar antara
150.000-450.000 mm3. Berkurangnya jumlah trombosit dibawah ketentuan minimal
medis (≤150.000/mm3) akan menyebabkan kesulitan dalam pembekuan darah. Sebab
dengan berkurangnya jumlah trombosit maka fungsi trombosit dalam tubuh akan
menurun (Khasanah dan Suyadi 2014).

Diferensiasi BDP

Tabel 1 Jumlah masing-masing jenis leukosit dalam darah


Jenis Leukosit Persentase Dalam Darah
Granulosit Neutrofil 48%
Basofil 2%
Eosinofil 4%
Agranulosit Limfosit 42%
Monosit 4%

Sel darah putih (Leukosit) merupakan bagian penting dari sistem pertahanan
tubuh yang fungsinya untuk melawan mikroorganisme penyebab infeksi, sel tumor,
dan zat-zat asing yang berbahaya. Terdapat beberapa jenis leukosit yaitu Basofil,
Eosinofil, Neutrofil, Limfosit dan Monosit (Syamsul 2018). Leukosit dibagi dalam
dua kelompok yaitu granulosit yang memiliki butir spesifik dan agranulosit yang
tidak memiliki butir spesifik dalam sitoplasma. Leukosit dibagi dalam dua kelompok
yaitu granulosit yang memiliki butir spesifik dan agranulosit yang tidak memiliki
butir spesifik dalam sitoplasma (Rafdinal et al 2016). Jumlah sel darah putih total
4,0-11,0 x 109 /L, yang terbagi sebagai berikut: neutrofil 2,5-7,5 x 10 9 , eosinofil
0,04-0,44 x 109 , basofil 0-0,10 x 109 , limfosit 1,5-3,5 x 109 , monosit 0,2-0,8 x 109
(Handayani dan Haribowo 2008).
Berdasarkan hasil uji, didapatkan bahwa presentase granulosit terbanyak ada
pada neutrophil, sedangkan presentase agranulosit terbanyak ada pada limfosit.
Mamalia dan unggas memiliki sel darah putih yang berbeda pada neutrofilnya.
Mamalia dikenal sebagai neutrophil, sedangkan pada unggas disebut dengan heterofil.
Heterofil merupakan komponen penting dari sistem kekebalan tubuh bawaan, bekerja
cepat mendeteksi dan membunuh patogen serta mengarahkan sinyal menuju
mekanisme respon imun yang lain. Heterofil melakukan fungsi penting pada awal
infeksi, dengan aktivasi cepat melalui proses kemotaksis memungkinkan heterofil
untuk membunuh pathogen (Yuniwarti dan Muliani 2014). Sistem kerja heterofil
adalah menghancurkan patogen melalui jalur oksigen independen (lisozom, enzim
proteolitik dan protein kationik) dan oksigen dependen. Faktor-faktor yang
menentukan tinggi rendahnya heterofil antara lain kondisi lingkungan, tingkat stress
pada ternak, genetik dan kecukupan nutrien pakan (Purnomo et al 2015).

Waktu beku darah

Tabel 2 Hasil uji waktu beku darah


Perlakuan Waktu Beku
Darah Gelas arloji dengan parafin 11 menit 7 detik

Pipa kapiler tanpa heparin 3 menit 18 detik

Waktu beku darah adalah waktu yang dihitung mulai saat darah diambil dari
tubuh hingga muncul benang-benang fibrin. Benang-benang fibrin muncul akibat
terjadinya proses pembekuan darah. Ketika ada bagian tubuh yang terluka hingga
merusak pembuluh darah, darah akan keluar dari luka tersebut sehingga terjadi proses
pembekuan darah. Pada prosesnya ada protrombin yang akan berubah menjadi
trombin, kemudian trombin akan mengkatalis perubahan fibrinogen menjadi benang-
benang fibrin padat (Mayangsari 2016).
Perhitungan waktu beku darah dilakukan dengan dua cara, yaitu darah
diletakkan pada gelas arloji berparafin dan darah diisap dengan pipa kapiler tanpa
heparin. Pada kedua cara tersebut kemudian dibandingkan waktu bekunya.
Berdasarkan data hasil pengamatan tabel 2, menunjukkan bahwa darah pada gelas
arloji berparafin lebih lambat membeku dibanding darah pada pipa kapiler tanpa
heparin. Darah yang diletakkan pada gelas arloji memadat dalam waktu 11 menit 7
detik, sedangkan darah yang berada dalam pipa kapiler memadat dalam waktu 3
menit 18 detik.
Pembekuan darah dipengaruhi oleh beberapa factor, yaitu pemanasan pada
suhu diatas 37ᴼC, darah akan lebih cepat membeku dari pada suhu di bawahnya.
Darah yang digoyangkan pelan-pelan dapat meyebabkan pembekuan atau koagulasi
akan dipercepat, bila digoyangkan dengan lebih cepat maka jaringan fibrin akan
pecah dan pembekuan atau koagulasi melambat. Luas permukaan kontak juga
memengaruhi laju pembekuan darah. Pembekuan darah akan berjalan lebih cepat
dengan penambahan luas permukaan kontak, dapat dilakukan dengan memasukkan
kasa atau kapas ke dalam larutan darah. Selain itu, besar dan kecilnya trauma dan
kasar atau halusnya luka juga dapat memengaruhi laju pembekuan darah (Sari 2019).
Darah yang berada di atas gelas arloji membeku lebih lambat dibandingkan
dengan darah yang berada di dalam pipa kapiler tanpa heparin. Hal tersebut
disebabkan karena luas gelas arloji lebih besar dibandingkan dengan pipa kapiler,
sehingga proses pembekuan terjadi lebih cepat karena memiliki luas permukaan yang
cukup besar. Kisaran waktu pembekuan darah normal adalah 120 detik sampai 300
detik dan umumnya akan berakhir dalam 5 menit (Umur et al 2014).

Waktu perdarahan

Waktu perdarahan merupakan waktu terjadinya suatu proses keluarnya darah


dari pembuluh darah akibat rusaknya dinding pembuluh darah karena trauma atau
penyakit. Perdarahan yang berlangsung lama dan tidak segera ditangani dapat
menyebabkan syok bahkan dapat menyebabkan kematian. Perdarahan dapat
disebabkan oleh faktor pembuluh darah, platelet, dan faktor koagulasi pada sistem
hemostasis (Wuisan et al 2015).

Golongan darah

Tabel 3 Hasil uji golongan darah


OP Golongan Darah Anti-A NaCl 0,9% Anti-B Keterangan
1 A + - - Aglutinasi A
2 B - - + Aglutinasi B
3 AB + - + Aglutinasi A & B
4 O - - - Tidak teraglutinasi
Keterangan: (+): terjadi aglutinasi
(-) : tidak terjadi aglutinasi

Uji tipe golongan darah direpesentasikan berdasarkan sistem ABO dan rhesus
(D), secara umum terdapat 4 jenis golongan darah dan 2 jenis reshus golongan darah
yang terdapat pada tubuh. Uji golongan darah dilakukan dengan melakukan pengujian
aglutinasi atau penggumpalan darah terhadap antigen yang didifusikan dalam cairan
sel darah merah. Golongan darah A mempunyai antigen A dan anti-B, golongan
darah B memiliki antigen B dan anti-A, golongan darah O memiliki antibodi tetapi
tidak memiliki antigen, dan golongan darah AB memiliki antigen tetapi tidak
memiliki antibodi (Handono 2017).
Darah diteteskan pada cairan uji dan diperhatikan perubahannya terjadi
aglutinasi atau tidak. Perlakuan waktu beku darah pada gelas arloji dengan parafin
adalah 11 menit 7 detik, sedangkan waktu beku pada pipa kapiler tanpa heparin 3
menit 18 detik. Berdasarkan tabel 3, darah op 1 menunjukkan aglutinasi pada cairan
anti-A dan tidak terjadi aglutinasi pada cairan anti-B. Dapat ditentukan bahwa
golongan darah op 1 adalah golongan darah A. Darah op 2 menunjukkan tidak terjadi
aglutinasi pada cairan anti-A dan terjadi aglutinasi pada cairan anti-B. Dapat
ditentukan bahwa golongan darah op 2 adalah golongan darah B. Darah op 3
menunjukkan terjadi aglutinasi pada kedua cairan anti-A dan anti-B. Dapat ditentukan
bahwa golongan darah op 3 adalah golongan darah AB. Golongan darah AB memiliki
aglutinogen A sekaligus aglutinogen B. Oleh karena itu, ketika darah dicampur
dengan cairan anti-A dan anti-B keduanya sama-sama terjadi aglutinasi. Darah op 4
tidak menunjukan aglutinasi pada cairan manapun. Dapat ditentukan bahwa golongan
darah op 4 adalah golongan darah O. Golongan darah O tidak memiliki aglutinogen
sama sekali. Oleh karena itu, ketika darah bergolongan O dicampur dengan anti-A
ataupun anti-B, darah tidak mengalami aglutinasi (Oktari dan Silvia 2016).

SIMPULAN

Waktu beku darah kelinci normal adalah 198 detik. Jumlah dan jenis-jenis sel
darah putih dapat ditunjukkan pada sediaan apus darah. Trombosit darah dapat
dihitung dengan BCB (Brilliant Cresyl Blue). Leukosit terbagi menjadi granulosit dan
agranulosit. Granulosit paling banyak pada darah adalah neutofil dan agranulosit yang
paling banyak pada darah adalah limfosit.

DAFTAR PUSTAKA
Budiman PG. 2014. Pengaruh penambahan brilliant cresyl blue (BCB) pada
perhitungan jumlah trombosit. Jurnal Politeknik Kesehatan Bandung. 1(2):
4-23.
Handayani W. Haribowo AS. 2008. Buku Ajar Keperawatan pada Klien dengan
Gangguan Sistem Hematologi. Jakarta (ID): Salemba Medika.
Handono J, Wijaya SK, Ibrahim AS. 2017. Deteksi aglutinasi secara otomatis untuk
uji golongan darah tipe ABO berbasis kertas. Jurnal Sains dan Teknologi.
1(1): 15-25.
Khasanah AN dan Suyadi. 2014. Studi jumlah trombosit antara pendonor laki laki
dan perempuan pada usia yang berbeda di unit transfuse darah cabang kota
malang. Florea. 1(1): 17-22.
Mayangsari E. 2016. Gambaran hasil pemeriksaan bleeding time (waktu perdarahan)
dengan metode ivy dan duke. Ciamis (ID) : Sekolah Tinggi lmu Kesehatan
Muhammadiyah.
Motulo CY, Mongan AE, Memah MF. 2015 karakteristik trombosit pada pasien anak
dengan infeksi virus dengue di manado. Jurnal e-Biomedik. 3(2): 600-604.
Oktari A, Silvia ND. 2016. Pemeriksaan golongan darah sistem ABO metode slide
dengan reagen serum golongan darah A,B,O. Jurnal Teknologi
Laboratorium. 5(2): 49-54.
Purnomo D, Sugiharto, Isroli. 2015. Total leukosit dan diferensial leukosit darah
ayam boiler akibat penggunaan tepung onggok fermentasi Rhizopus oryzae
pada ransum. Jurnal Ilmu-Ilmu Peternakan. 25(3): 59-68.
Rafdinal I, Amiruddin, Asmilia N, Zuraidawati, Sayuti A, Zuhrawati, Daud R. 2016.
Perbedaan jumlah leukosit setelah transplantasi kulit secara autografi dan
isografi pada anjing local (Canis Lupus familiaris). Jurnal Medika
Veterinaria. 10(2): 144-146.
Sari JDR. 2019. Gambaran kadar laju endap darah dan hemoglobin pada petugas
security di daerah Sutorejo Surabaya. Surabaya (ID): Universitas
Muhammadiyah Surabaya.
Syamsul BAK. 2018. Analisis jumlah leukosit dan jenis leukosit pada individu yang
tidur dengan lampu menyala dan yang dipadamkan. Jurnal Media Analis
Kesehatan. 1(1): 83-91.
Umur A, Widyastuti SK, Utama IH. 2014. Waktu beku darah sapi bali. Medicus
Veterinus. 3 (5): 367-372.
Yuniwarti EYW dan Muliani H. 2014. Status heterofil, limfosit dan rasio h/l berbagai
itik local di Provinsi Jawa Tengah. Jurnal Ilmu Ternak. 1(5): 22-27.
Wuisan J, Hutagalung B, Lino W. 2015. Pengaruh pemberian ekstrak biji pinang
(Areca catechu) terhadap waktu perdarahan pasca estraksi gigi pada tikus
jantan wistar (Rattus norvegicus). Jurnal Ilmiah Sains. 15(2): 129-134.

Anda mungkin juga menyukai