Anda di halaman 1dari 26

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Darah merupakan medium transport pada tubuh selain cairan limfe.

Volume darah pada orang dewasa kurang lebih sepertigabelas dari berat

tubuh. Darah terdiri atas bagian cair (plasma darah) dan selsel darah. Plasma

darah terdiri atas 90% air dan 10% zat organik serta anorganik seperti protein,

garam-garam, sedangkan sel darah terdiri dari erirosit, leukosit dan trombosit

(Suyasa. G.P.D. dkk 2017).

Pemeriksaan golongan darah adalah suatu prosedur laboratorium yang

dilakukan untuk menentukan jenis golongan darah. Pada uji pratransfusi,

pemeriksaan golongan darah minimal yang harus dikerjakan adalah golongan

darah sistem ABO dan Rhesus (D typing). Pemeriksaan golongan darah

dilakukan baik pada donor maupun pada pasien Meskipun telah dilakukan uji

konfirmasi golongan darah donor dan darah sudah dilabel ABO

dan Rhesus dengan benar, pemeriksaan golongan darah ulang tetap harus

dilakukan pada semua unit darah sebelum ditransfusikan. Apabila pemberian

darah golongan A kepada penderita golongan O dapat menimbulkan reaksi

transfusi yang hebat dan menimbulkan kematian karena ketidakcocokan pada

sistem golongan darah lain. Selanjutnya transfusi iso agglutinin. Misalnya

plasma golongan O diberikan kepada penderita golongan A dapat

menyebabkan reaksi transfusi yang hebat, dan dapat menimbulkan kematian

juga. Sehubungan dengan permasalahan tersebut solusi yang dapat diberikan

1
adalah dengan melakukan pemeriksaan golongan darah sistem ABO dan

Rhesus (Suyasa. G.P.D. dkk 2017).

Pemeriksaan golongan darah ABO dilakukan untuk menentukan jenis

golongan darah pada manusia. Penentuan golongan darah ABO pada

umumnya dengan menggunakan 3 metode manual yang digunakan dalam

melakukan pemeriksaan golongan darah diantaranya metode slide atau kartu

golongan darah, tabung reaksi, dan microplate. (Oktari. A, dkk,2016).

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang didapatan rumusan masalah yaitu

agaimana cara pemeriksaan golongan darah system ABO metode silde,

metode mikroplate dan metode tabung?

1.3 Tujuan Praktikum

Berdasarkan latar belakang diatas, maka yang menjadi tujuan dari

praktium ini yaitu Untuk mengetahui Bagaimana cara pemeriksaan

golongan darah system ABO metode silde, metode mikroplate dan metode

tabung.

1.4 Manfaat Praktikum

Adapun manfaat dari praktikum ini yaitu mengetahui Bagaimana

cara pemeriksaan golongan darah system ABO metode silde, metode

mikroplate dan metode tabung.

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian darah

Darah merupakan salah satu jaringan dalam tubuh yang berbentuk cair

berwarna merah. Karena sifat darah yang berbeda dengan jaringan lain,

mengakibatkan darah dapat bergerak dari suatu tempat lain sehingga dapat

menyebar ke berbagai kompartemen tubuh. Penyebaran harus terkontrol dan

harus tetap berada pada suatu ruangan agar darah benar- benar dapat

menjangkau seluruh jaringan di dalam tubuh melalui suatu system yang

disebut system kardiovaskuler, yang meliputi jantung dan pembuluh darah

(Nungraha, 2015 : 1)

Menurut Sadikin (2013:1) Darah adalah salah satu bagian tubuh yang

paling mendapat perhatian dan penghargaan yang tinggi. Demikian tinggi

penghargaan tersebut, sehingga darah seringkali dihubungkan dengan

berbagai hal yang sebenarnya di luar fungsi darah itu sendiri. Darah umunya

dipandang sebagai cairan tubuh yang kental, berwarna merah dan tidak

transparan serta berada dalam suatu ruang tertutup yang dinamai sebagai

system pembuluh darah.

Sedangkan menurut Handayani (2008:1) Darah merupakan

medium transport tubuh, volume darah manusia sekitar 7%- 10% berat badan

normal dan berjumlah sekitar 5 liter. Keadaan jumlah darah pada tiap- tiap

orang tidak sama. Bergantung pada usia, pekerjaan serta keadaan jantung atau

pembuluh darah darah terdiri atas 2 komponen utama, yaitu:

3
1. Plasma darah, bagian cair darah yang sebagian besar terdiri atas air,

elektrolit, dan protein darah.

2. Butir- butir darah yang terdiri atas komponen- komponen berikut ini

1) Eritrosit : sel darah merah

2) Leukosit : sel darah putih

3) Trombosit : butir pembekuan darah

Tiga komponen tersebut adalah inti dari bagian darah pada organisme

hewan, khususnya manusia, masing-masing komponen ini mempunyai fungsi

yang bervariasi dalam metabolisme tubuh.

2.2 Antibodi Dan Antigen

Imunoglobulin merupakan substansi pertama yang diidentifikasi sebagai

molekul dalam serum yang mampu menetralkan sejumlah mikroorganisme

penyebab infeksi.Molekul ini dibentuk oleh sel B dengan 2 bentuk yang

berbeda, yaitu sebagai reseptor permukaan antigen dan sebagai antibody yang

disekresikan ke cairan ekstraseluler. Antibodi yang disekresikan dapat

berfungsi sebagai adaptor yang mengikat antigen yang spesifik, sekaligus

jembatan yang menghubungkan antigen dengan sel sistem imun atau

mengaktivasi komplemen (Utari dkk,2016).

Antigen adalah bahan yang dapat bereaksi dengan produk respons imun

dan merupakan sasaran respons imun. Antigen disebut juga imunogen yaitu

bahan yang dapat menimbulkan respons imun. Epitop atau determinan antigen

adalah bagian antigen yang menginduksi pembentukan antibodi dan dapat

diikan dengan spesifik oleh bagian antibody dan limfosit. Hapten adalah

4
determinan dengan berat molekul rendah dan baru menjadi imunogen bila

diikat oleh molekul besar dan dapat mengikat antibodi. Contoh hapten adalah

golongan antibiotic (Utari dkk,2016).

Antibodi adalah bahan larut digolongkan dalam protein yang disebut

globulin dan sekarang dikenal sebagai imunoglobulin. Imunoglobulinn

dibentuk oleh sel plasma yang berasal dari proliferasi sel B akibat adanya

kontak dengan antigen. Semua molekul imunoglobulin mempunyai 4 rantai

polipeptida dasar yaitu:

1. Dua rantai polipeptida pendek yang identik. Rantai polipeptida ini

dinamakan rantai L (light chain) atau rantai ringan

2. Dua rantai polipeptida panjang yang identik, rantai polipeptida ini disebut

rantai H (heavy chain) atau rantai berat (Utari dkk,2016).

2.3 Aglutinasi

Mekanisme terjadinya aglutinasi tidak berbeda dengan mekanisme

presipitasi. Pada reaksi ini antibodinya bersifat multivalent, artinya tiap

antibodi didapatkan paling sedikit 2 reseptor antigen. Oleh karena

antibodinya bersifat multivalen, terjadi ikatan silang dengan antigen yang

sesuai. Apabila rasionya sesuai maka akan membentuk kisi-kisi 3 dimensi dan

terjadilah aglutinasi. Perbedaannya antigen pada reaksi presipitasi berupa

larutan molekuler atau suspensi koloidal, sedangkan antigen pada reaksi

aglutinasi berupa partikel yang tidak larut (Utari dkk,2016).

5
Macam-macam reaksi aglutinasi:

1. Direk: Untuk menetapkan antibodi terhadap antigen yang berupa partikel

sel. Contoh: Pemeriksaan golongan darah, pemeriksaan widal, tes Rf, tes

kehamilan, tes . Interpretasi hasil:

Hasil positif (+) → Terjadi gumpalan

Hasil negatif (-) → Tidak terjadi gumpalan

Contoh pemeriksaan: Golongan Darah

Klasifikasi golongan darah ABO ditentukan berdasarkan ada tidaknya

aglutinogen (tipe A dan B) ditemukan pada permukaan eritrosit dan

aglutinin (anti-A dan anti-B) dalam plasma.

Cara kerja:

1) Siapkan kartu uji atau object glass yang telah di beri nomor 1-4

2) Sterilkan salah satu ujung jari dengan kapas yang telah dibasahi

3) dengan alkohol 70%

4) Tusukkan lancet dengan hati-hati dan mantap ke ujung jari yang

5) telah steril, lalu tekanlah ujung jari hingga darah keluar

6) Teteskan darah pada kartu uji atau object glass sebanyak 4 kali pada

7) tempat yang berbeda sesuai nomor

8) Teteskan serum alfa sebanyak 1 tetes pada sampel darah pertama,

9) lalu aduklah dengan gerakan memutar menggunakan tusuk gigi.

6
10) Amatilah apa yang terjadi.

11) Lakukan langkah nomor 5 untuk serum beta, serum alfa-beta, dan

serum anti-Rhesus. (Utari dkk,2016).

Pembacaan hasil:

1) Jika aglutinin a (serum alfa) + aglutinogen A = terjadi aglutinasi

(penggumpalan)

2) Jika aglutinin B (serum beta) + aglutinogen B = terjadi aglutinasi

(penggumpalan)

3) Jika anti-rhesus (antibodi rhesus) + antigen Rhesus = terjadi aglutinasi

(penggumpalan)

4) darah + anti-rhesus = aglutinasi → terdapat antigen rhesus → golRh+

5) darah + serum alfa = aglutinasi terdapat aglutinogen A gol A f. darah

+ serum beta = aglutinasi → terdapat aglutinogen B →gol B

2. Indirek: Untuk menetapkan antibodi terhadap antigen yang larut dengan

melekatkan terlebih dahulu antigen dengan partikel (carrier) seperti: latex,

eritrosit, karbon Contoh: Tes Streptococcus grup A, anti-HBs

Interpretasi hasil:

Positif (+) → Tidak terjadi gumpalan

Negatif (-) → Terjadi gumpalan

3. Hambatan aglutinasi: Merupakan modifikasi teknik aglutinasi untuk

antigen larut

7
Cara kerja:

1) Serum direaksikan dengan antibodi

2) Direaksikan dengan antigen yang dilekatkan pada carrier

3) Lihat ada/tidaknya aglutinasi

Interpretasi hasil:

1) Antigen pada serum mengikat antibodi sehingga antibodi tidak

mampu bereaksi dengan antigen pada carrier (+/tidak teriadi

aglutinasi)

2) Apabila dalam serum tidak ada antigen, maka antibodi bebas bereaksi

dengan antigen yang melekat pada carrier (-/aglutinasi)

3) Contoh: Tes kehamilan, mendeteksi virus (rubella, influenza, mumps)

Contoh pemeriksaan: Tes kehamilan

Urine wanita diduga hamil dicampur dengan anti-HCG, diaduk

kemudian ditambah partikel HCG-latex dan diamati hasilnya:

1) Bila tidak terjadi aglutinasi, berarti anti-HCG sudah habis berikatan

2) dengan HCG di dalam urine, sehingga partikel HCG-lateks tidak

berikatan dengan apapun. Dengan demikian disimpulkan bahwa

hasil positif

3) Bila terjadi aglutinasi, berarti anti-HCG masih dalam keadaan

bebas, sehingga saat ditambahkan dengan partikel HCG-lateks

maka akan terjadi ikatan dan membentuk aglutinasi, sehingga dapat

8
disimpulkan hasil negatif (tidak terdapat HCG dalam urine)

(Utari dkk,2016).

2.4 Golongan darah dan golongan darah rhesus

Golongan darah merupakan ciri khusus darah dari individu karena

adanya perbedaan jenis karbohidrat dan protein pada permukaan membran

sel darah merah. Golongan darah ditentukan oleh jumlah zat atau antigen,

yang terkandung dalam sel darah merah (Ariffriana.D.dkk, 2016).

Golongan darah menurut sistem A-B-O dapat diwariskan dari orang tua

kepada anaknya. Landsteiner akhirnya membedakan darah manusia menjadi

empat golongan, yaitu A, B, AB, dan O. Penggolongan darah tersebut

disebabkan oleh jenis antigen yang dikandung oleh eritrosit atau sel darah

merah. Sebagian besar gen yang ada dalam populasi sebenarnya dapat muncul

lebih dari dua bentu alel. golongan darah ABO pada manusia merupakan

contoh alel berganda dari gen tunggal (Ariffriana.D.dkk, 2016).

individu yang memiliki golongan daran B memiliki antigen B permukaan

sel darah merahnya dan menghasilkan antibodi terhadap antigen A dalam

serum darahnya. Dengan demikian individu individu yang bergolongan darah

B-negatif hanya dapat menerima darah dari individu bergolongan darah B-

negatif atau O-negatif. Sementara itu individu bergolongan darah AB

memiliki sel darah merah dengan antigen A dan B serta tidak menghasilkan

antibodi terhadap antigen A maupun B. Karena itu, individu bergolongan

darah AB-positif dapat menerima darah dari individu lain yang bergolongan

darah ABO apa pun sehingga di sebut resipien universal. Akan tetapi,

9
individu bergolongan darah AB-positif tidak dapat mendonorkan darah,

kecuali kepada sesama AB-positif (Ariffriana.D.dkk, 2016).

Individu bergolongan darah O memiliki sel darah tanpa antigen, tetapi

memproduksi antibodi terhadap antigen A dan B sehingga individu

bergolongan darah O-negatif dapat mendonorkan darahnya kepada individu

bergolongan darah ABO apa pun, atau disebut juga donor universal,

walaupun ia hanya dapat menerima darah dari sesama O-negatif

(Ariffriana.D.dkk, 2016).

2.5 Pemeriksaan Golongan Darah

Pemeriksaan golongan darah ABO dilakukan untuk menentukan jenis

golongan darah pada manusia. Penentuan golongan darah ABO pada

umumnya dengan menggunakan metode Slide metode mikroplate dan

tabung.. Metode ini didasarkan pada prinsip reaksi antara aglutinogen

(antigen) pada permukaan eritrosit dengan aglutinin yang terdapat dalam

serum/plasma yang membentuk aglutinasi atau gumpalan (Oktari. A,

dkk,2016).

Pemeriksaan golongan darah mempunyai berbagai manfaat dan

mempersingkat waktu dalam identifikasi. Apabila darah donor mempunyai

faktor (A atau B) yang dianggap asing oleh resipien, protein spesifik atau

antibodi yang dihasilkan oleh resipien dapat mengikatkan diri pada molekul

asing sehingga menyebabkan penggumpalan sel darah donor, yang akhirnya

dapat membunuh resipien (Ariffriana.D.dkk, 2016).

10
Karl Landsteiner berhasil menemukan 3 dari 4 golongan darah dalam

sistem ABO dengan cara memeriksa golongan darah beberapa teman

kerjanya. Percobaan sederhana tersebut dilakukan dengan mereaksikan sel

darah merah dengan serum dari para donor. Hasilnya, didapatkan dua macam

reaksi yang menjadi dasar penemuan antigen A dan B atau golongan darah A

dan B dan satu macam tanpa reaksi (tidak memiliki antigen, atau dikenal

dengan golongan darah O). Kesimpulannya, ada dua macam antigen A dan B

pada sel darah merah atau golongan darah A dan B, atau sama sekali tidak

ada reaksi, yang kemudian dikenal dengan golongan darah O

(Ariffriana.D.dkk, 2016).

Antigen – antigen golongan darah yang sangat penting adalah antigen A,

dan B. Ciri antigen itu berada pada ujung gula – gula yang melekat langsung

pada dinding sel atau melekat pada rangkaian protein yang menonjol dari

hamparan bilipid (Oktari. A, dkk,2016).

Reagen antisera merupakan reagen yang digunakan untuk pemeriksaan

golongan darah ABO. Diperoleh dari biakan supernatan secara in vitro yang

berasal dari hibridisasi immunoglobulin sel tikus, dan hasil pemeriksaanya

akan terbentuk aglutinasi. Misalnya pada golongan darah A ketika

ditambahkan reagen antisera A, reagen antisera B, dan reagen antisera AB,

maka terjadi aglutinasi pada darah yang di tetesi reagen antisera B dan AB,

sedangkan pada reagen antisera AB tidak terbentuk aglutinasi. Dari segi

reagen metode ini kurang ekonomis, maka serum dapat dijadikan sebagai

reagen pada pemeriksaan golongan darah ABO (Oktari. A, dkk,2016).

11
2.6 Metode Pemeriksaan

Ada 3 metode manual yang digunakan dalam melakukan pemeriksaan

golongan darah diantaranya metode slide atau kartu golongan darah, tabung

reaksi, dan microplate.

1. metode slide

Pemeriksaan golongan darah ABO dilakukan untuk menentukan

jenis golongan darah pada manusia. Penentuan golongan darah ABO

pada umumnya dengan menggunakan metode Slide. Metode ini

didasarkan pada prinsip reaksi antara aglutinogen (antigen) pada

permukaan eritrosit dengan aglutinin yang terdapat dalam serum/plasma

yang membentuk aglutinasi atau gumpalan. Metode slide merupakan

salah satu metode yang sederhana, cepat dan mudah untuk pemeriksaan

golongan darah (Oktari. A, dkk,2016).

Metode yang digunakan yaitu metode slide dengan prinsip Antigen

(Aglutinogen) direaksikan dengan Antibodi (Aglutinin) yang senama

maka akan terbentuk Aglutinasi (Oktari. A, dkk,2016).

2. Metode microplate

Microwell plate terdiri atas nampan kecil dengan 96 sumur yang

masing data menampung sekitar 200–300 mikron reagen. popularitas

teknologi tersebut telah meluas karena dapat mengurangi beban kerja di

laboratorium transfusi darah dengan tersedianya sistem otomatis terbaru

yang mendukung (Ariffriana.D.dkk, 2016).

12
Terdapat tiga jenis microplate, yaitu U-type well. V-type well dan

Flat-bottom. U-type well umumnya digunakan dalam tes serologi

eritrosit karena lebih mudah untuk membaca hasilnya. Keuntungan

penentuan ABO dengan microplate adalah sebagai berikut:

1. Hanya memerlukan volume kecil eritrosit dan konsetrasi yang

rendah, sehingga biayanya relatif murah

2. 2 Penanganan plate yang mudah, sehingga dapat menggantikan 96

tabung reaksi

3. Lamanya pemeriksaan menjadi lebih singkat, bila laboratorium

dilengkapi dengan dispenser reagen, sample hander, dan cell washer.

Teknik microplate dapat dilakukan dengan secara otomatis

dengan data online di laboratorium yang lebih besar sehingga

membantu dalam mengurangi kesalahan membaca dan transkripsi,

menghemat waktu staf, menggunakan barcode untuk sampel dan

identifikasi plate. setelah terintergrasi ke dalam sistem komputer yang

komprehensif untuk penyimpanan data (Ariffriana.D.dkk, 2016).

3. Metode tabung

tabung reaksi yang terbuat dari kaca atau plastik dapat dugunakan.

teknik tabung lebih sensitif dibandingkan dengan teknik Slide untuk

penentuan golongan darah ABO. Keuntungan metode tabung meliputi:

1. Memungkinkan inkubasi cukup lama tanpa mengeringkan isi

tabung

13
2. Sentrifugasi dapat meningkatkan reaksi yang memungkinkan

deteksi antigen dan antibodi lemah

3. Grading untuk membaca hasil cukup sederhana

4. Bersih dan lebih higienis

5. Memerlukan volume reagen yang lebih kecil

6. Lebih sensitif dibandingkan dengan teknik slide.

Pemeriksaan cara tabung dapat dilakukan dengan mengikuti

langkah-langkah berikut.

1. Persiapkan sampel darah dan reagen golongan darah agar reagen

telah memiliki suhu kamar.

2. Identifikasi reagen dan sampel darah

3. Siapkan masing-masing tabung dan beri label (A, B, AB, D) serta,

b, dan 3%

4. Tempatkan tabung secara berurutan dan tetesi dengan reagen

5. Teteskan serum pada tabung a dan b

6. Pipet darah pasien dan campurkan ke dalam tabung 3%

7. Tambahkan salin ke dalam tabung 3% (Ariffriana.D.dkk, 2016).

14
BAB III

METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Praktikum yang berjudul “Pemeriksaan golongan darah system ABO”

dilaksanakan pada tanggal 04 maret 2019 di Laboratorium Stikes Bina

Mandiri Gorontalo.

3.2 Pra Analitik

Alat yang digunakan pada praktikum kali ini yaitu tabung reaksi, rak

tabung, piprt Pasteur, mikroplate, mikropipet, preparat/slide, aplikator(tusuk

gigi), centrifuge, tabung red, dispo, torniket, kapas, tisu, dan lancet.

Adapun bahan yang digunakan pada praktikum kali ini yaitu sampel darah,

reagen anti-A, anti-B, anti-AB dan anti-D (Rhesus), NaCl 0,9%, Alkohol

70%, dan aquadest.

3.3 Analitik

3.3.1 Pembuatan suspensi

1. Gunakan alat pelindung diri lengkap

2. Siapan alat dan bahan

3. Centrifuge darah tabung red selama 10 menit dengan kecepatan 1000

rpm

4. Buang serum, sisakan plasma pada tabung

5. Tambahkan NaCl 0.9 % pada sampel, homogenkan

6. Lalu Centrifuge sampel selama 10 menit dengan kecepatan 1000 rpm

7. Buang supernatant

15
8. Lakuan perlakuan 4, 5, dan 6 sebanyak 3X

9. Kemudian lakukkan suspense darah sebanyak 5% dan 10%

3.3.2 Metode Slide

1. Siapan alat dan bahan

2. Lakuan teknik aseptik pada jari kemudian tusuk dengan lancet

3. Biarkan darah mengalir dan tetesan pada kaca objek/ slide

4. Tambahkan reagen anti-A, anti-B, anti-AB dan anti-D (rhesus)

5. Amati perubahan yang terjadi

3.3.3 Metode tabung

1. Siapan alat dan bahan

2. Masukan 2 tetes anti-A pada tabung 1 dan 2 tetes anti-B pada tabung 2

3. Tambahan 1 tetes suspensi 5% pada masing masing tabung,

homogenan

4. Centrifuge selama 10 menit dengan kecepatan 1000 rpm

5. Amati perubahan yang terjadi, jika hasil kurang jelas ambil 1 tetes

letakan pada kaca objek kemudian amati di bawah mikroskop

3.3.4 Metode mikroplate (cell typing)

1. Siapan alat dan bahan

2. Teteskan 1 tetes suspense darah 10% pada 4 sumur/ lubang mikroplate

3. Tambahkan reagen anti-A, anti-B, anti-AB dan anti-D (rhesus) pada

masing masing sumur/ lubang, homogenkan

4. Amati perubahan yang terjadi

16
3.3.5 Metode mikroplate (serum typing)

1. Siapan alat dan bahan

2. Teteskan 1 tetes suspense darah 10% A, B, AB, dan O pada 4 sumur/

lubang mikroplate

3. Tambahkan 1 tetes serum pada masing masing sumur/ lubang

mikroplate, homogenkan

4. Amati perubahan yang terjadi

3.4 Pasca Analitik

3.4.1 Interpretasi Hasil Metode slide

Hasil positif : bila terjadi aglutinasi kuat

Hasil negatif : bila tidak terjadi aglutinasi pada akhir menit kedua

3.4.2 Interpretasi Hasil Metode tabung

4+ : terdapat 1 gumpalan besar

3+ : terdapat 2 atau 3 gumpalan

2+ : sejumlah gumpalan kecil dengan supernatant yang jernih

1+ : sejumlah gumpalan kecil dengan supernatant yang keruh

Neg : suspense sel halus

3.4.3 Interpretasi Hasil Metode Mikroplate cell Typing

Golongan Darah A : Aglutinasi pada anti A karena golongan darah A

mempunyai antigen A dan antibody B

Golongan Darah B : Aglutinasi pada anti B karena golongan darah B

mempunyai antigen B dan antibody A

17
Golongan Darah AB : Aglutinasi pada anti A dan anti B karena golongan

darah AB mempunyai antigen A dan B tetapi tidak mempunyai antibody

Golongan Darah O : Tidak terjadi aglutinasi karena golongan darah O

tidak mempunyai antigen A dan B tetapi mempunyai antibody A dan B

3.4.4 Interpretasi Hasil Metode Mikroplate Serum Typing

Golongan Darah A : Aglutinasi pada sel B karena mempunyai antibody B

Golongan darah B : Aglutinasi pada sel A karena mempunyai antibody A

Golongan darah AB : Tidak terjadi karena tidak mempunyai antibody

Golongan darah O : Aglutinasi pada sel A dan sel B karena mempunyai

antibody A dan B

18
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Berdasarkan pemeriksaan yang telah di lakukan di dapatkan hasil

berdasarkan pada tabel berikut ini :

NO METODE HASIL KETERANGAN

1 Slide test Didapatkan Hasil positif : bila terjadi

golongan darah A aglutinasi kuat.


AB D
karena terjadi Hasil negatif : bila tida
B

aglutinasi pada terjadi aglutinasi pada ahir

anti-A menit kedua

A B

2 Tabung Didapatkan 4+: terdapat 1 gumpalan

golongan darah B besar

3+ karena terjadi 3 +: terdapat 2 atau 3

aglutinasi/ gumpalan

terdapat 2 atau 3 2+: sejumlah gumpalan kecil

gumpalan pada dengan supernatant yang

tabung anti-B jernih

A B 1+: sejumlah gumpalan kecil

dengan supernatant yang

keruh

Neg: suspensi sel halus

19
3 Mikroplate cell Typing Didapatkan Golongan Darah A :

golongan darah B Aglutinasi pada anti A

karena terjadi karena golongan darah A

A B aglutinasi pada mempunyai antigen A dan

anti-B antibody B

Golongan Darah B :

Aglutinasi pada anti B

karena golongan darah B

mempunyai antigen B dan

antibody A

Golongan Darah AB :

Aglutinasi pada anti A dan

anti B karena golongan

darah AB mempunyai

antigen A dan B tetapi tidak

mempunyai antibody

Golongan Darah O : Tidak

terjadi aglutinasi karena

golongan darah O tidak

mempunyai antigen A dan B

tetapi mempunyai antibody

A dan B

20
4 Mikroplate Serum Typing Didapatkan Golongan Darah A :

golongan darah B Aglutinasi pada sel B karena

karena terjadi mempunyai antibody B

aglutinasi pada Golongan darah B :

campuran serum Aglutinasi pada sel A karena

dan suspensi mempunyai antibody A

golongan darah A Golongan darah AB : Tidak

terjadi karena tidak

mempunyai antibody

Golongan darah O :

Aglutinasi pada sel A dan sel

B karena mempunyai

antibody A dan B

Tabel 4.1.1 hasil dari pemeriksaan golongan darah

4.2 Pembahasan

Darah merupakan medium transport pada tubuh selain cairan limfe.

Volume darah pada orang dewasa kurang lebih sepertigabelas dari berat

tubuh. Darah terdiri atas bagian cair (plasma darah) dan selsel darah. Plasma

darah terdiri atas 90% air dan 10% zat organik serta anorganik seperti protein,

garam-garam, sedangkan sel darah terdiri dari erirosit, leukosit dan trombosit

Golongan darah merupakan ciri khusus darah dari individu karena adanya

perbedaan jenis karbohidrat dan protein pada permukaan membran sel darah

merah. Golongan darah ditentukan oleh jumlah zat atau antigen, yang

terkandung dalam sel darah merah. Golongan darah menurut sistem A-B-O

21
dapat diwariskan dari orang tua kepada anaknya. Landsteiner akhirnya

membedakan darah manusia menjadi empat golongan, yaitu A, B, AB, dan O.

Penggolongan darah tersebut disebabkan oleh jenis antigen yang dikandung

oleh eritrosit atau sel darah merah. Sebagian besar gen yang ada dalam

populasi sebenarnya dapat muncul lebih dari dua bentu alel. golongan darah

ABO pada manusia merupakan contoh alel berganda dari gen tunggal.

Pemeriksaan golongan darah ABO dilakukan untuk menentukan jenis

golongan darah pada manusia. Penentuan golongan darah ABO pada

umumnya dengan menggunakan metode Slide metode mikroplate dan

tabung.. Metode ini didasarkan pada prinsip reaksi antara aglutinogen

(antigen) pada permukaan eritrosit dengan aglutinin yang terdapat dalam

serum/plasma yang membentuk aglutinasi atau gumpalan. Pemeriksaan

rhesus tidak dilakukkan pada praktikum kali ini di karenakan reagen yang

digunakan sudah tidak layak pakai(expire). Prinsip pemeriksaan rhesus sama

dengan golongan darah ABO yaitu apabila antigen direaksikan dengan

antibody yang sesuai maka akan terjadi aglutinasi. Tujuan dari pemeriksaan

rhesus yaitu untuk medeteksi ada tidaknya antigen D.

22
Hal yang pertama kami lakukan pada pratikum kali ini yaitu melakukan

pencucian sel darah merah yang bertujuan untuk mendapatkan sel darah

merah yang bebas dari protein atau globulin yang dapat mengganggu

sejumlah pemeriksaan serologi. Menggunakan NaCl 0,9%, tujuan untuk

menjaga keseimbangan osmotik dari sel darah merah sehingga tidak merusak

struktur dari sel tersebut. Pencucian dilakukan dengan cara yaitu membuang

serum darah tabung red, sisakan plasma pada tabung tambahkan NaCl 0.9 %

pada sampel, homogenkan. lalu Centrifuge sampel selama 10 menit dengan

kecepatan 900-1000 rpm Buang supernatant sebanyak, lakukan sebanyak 3X

Kemudian membuat suspense darah sebanyak 5% dan 10%. Tujuan dari

pembuatan suspensi sel yaitu untuk mengoptimalkan reaksi antigen-antibodi

sehingga reaksi yang muncul dapat diamati dengan jelas. Kemudian

melakukan pemeriksaan golongan darah metode slide, pada metode slide ini

memiliki prinsip Antigen (Aglutinogen) direaksikan dengan Antibodi

(Aglutinin) yang sama maka akan terbentuk Aglutinasi. Dan hasil yang kami

dapatkan yaitu golongan darah A karena terjadi aglutinasi pada anti-A. Kedua

melakukan pemeriksaan golongan darah menggunakan metode tabung,

dimana tabung reaksi yang terbuat dari kaca atau plastik dapat dugunakan.

teknik tabung lebih sensitif dibandingkan dengan teknik Slide untuk

penentuan golongan darah ABO. Keuntungan metode tabung yaitu membaca

hasil cukup sederhana, Bersih dan lebih higienis, Memerlukan volume reagen

yang lebih sedikit dan Lebih sensitif dibandingkan dengan teknik slide. Dan

hasil yang kami dapatkan yaitu golongan darah B 3+ karena terjadi aglutinasi/

23
terdapat 2 atau 3 gumpalan pada tabung anti-B. Ketiga kami melakukan

pemeriksaan golongan darah menggunakan metode mikroplate, Teknik

microplate dapat dilakukan dengan secara otomatis dengan data online di

laboratorium yang lebih besar sehingga membantu dalam mengurangi

kesalahan membaca dan transkripsi. Dan hasil yang kami dapatkan yaitu

golongan darah B karena terjadi aglutinasi pada anti-B. Dan kami melakukan

pemeriksaan golongan darah menggunakan Metode Mikroplate Serum

Typing didapatkan golongan darah B karena terjadi aglutinasi pada campuran

serum dan suspensi golongan darah A hal tersebut terjadi karena golongan

darah B memiliki antibody A.

24
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Pemeriksaan golongan darah ABO pada umumnya dengan menggunakan

metode Slide metode mikroplate dan tabung. Metode ini didasarkan pada

prinsip reaksi antara aglutinogen (antigen) pada permukaan eritrosit dengan

aglutinin yang terdapat dalam serum/plasma yang membentuk aglutinasi atau

gumpalan. Pada pemeriksaan golongan darah metode slide dinyatakan hasil

positif bila terjadi aglutinasi kuat, hasil negatif bila tidak terjadi aglutinasi

pada akhir menit kedua dan pada praktium kali ini kami mendapatkan hasil

golongan darah A karena terjadi aglutinasi kuat. Pada pemeriksaan golongan

darah metode tabung dinyatakan 4+ jika terdapat 1 gumpalan besar, 3 + jika

terdapat 2 atau 3 gumpalan, 2+ jika terdapat sejumlah gumpalan kecil

dengan supernatant yang jernih, 1+ jika terdapat sejumlah gumpalan

kecil dengan supernatant yang keruh dan Neg apabila suspense sel halus dan

pada pratium ini kami mendapatkan hasil golongan darah B, metode

mikroplate kami mendapatkan hasil golongan darah B dan Metode mikroplate

Serum Typing kami mendapatkan hasil golongan darah B.

4.2 Saran

Sebaiknya pada praktikum ini praktikan membuat suspensi terlebih dahulu

dan untuk praktikum selanjutnya disarankan pada praktikan agar mengecek

reagen yang digunakkan apakah masih layak digunakan atau tidak.

25
DAFTAR PUSTAKA

Ariffriana.D.dkk, 2016. Hematolohi bidang keahlian kesehatan untuk SMA/MAK


kompetensi analis kesehatan. Buku Kedokteran EGC : Jakarta

Handayani.W dkk, 2008. Hematologi, Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan


Gangguan Sistem, Salemba Medika, Jakarta.

Nugraha.G, 2015. Hematologi Dasar, Panduan Pemeriksaan Laboratorium, CV.


Trans Info Media, Jakarta.

Oktari. A, dkk,2016. Jurnal Teknologi Laboratorium. Pemeriksaan Golongan


Darah Sistem ABO Metode Slide Dengan Reagen Serum Golongan
Darah A, B,O. Vol 5. No 2. Sekolah Tinggi Analis Bakti Asih
Bandung.

Sadikin.M, 2013. Biokimia, Biokimia Darah. Widya Medika, Jakarta.

Suyasa. G.P.D. dkk 2017. jurnal paradharma. Pemeriksaan Golongan Darah dan
Rhesus pada Anak Kelas 4,5, dan 6 Sekolah Dasar di Desa Tribuana
Kecamatan Abang Kabupaten Karangasem. Vol 1. No 2. Sekolah Tinggi
Ilmu Kesehatan Bali.
Utari D, Mudiharso, Nurindah T. 2016. Imunoserologi. Buku Kedokteran EGC :
Jakarta

26

Anda mungkin juga menyukai