Anda di halaman 1dari 18

BAB I

LATAR BELAKANG
A. Pendahuluan
Darah merupakan cairan tubuh yang berwarna merah dan terdapat di
dalam sistem peredaran darah tertutup dan sangat penting untuk kelangsungan
hidup manusia. Darah berfungsi memasukkan oksigen dan bahan makanan
keseluruh tubuh serta mengambil karbon dioksida dan metabolik dari jaringan.
Mengetahui golongan darah seseorang sangat penting di ketahui untuk
kepentingan medis yaitu salah satunya untuk transfusi (Oktari, A, dkk. 2018).
Secara umum darah memiliki 4 golongan yaitu: golongan darah A dimana
golongan darah A mempunyai antigen A dan anti - B, golongan darah B yaitu
golongan darah yang memiliki antigen B dan anti –A, golongan darah O
golongan darah yang memiliki antibodi tetapi tidak memiliki antigen, dan
golongan darah AB golongan darah yang memiliki antigen tetapi tidak
memiliki antibodi (Oktari, A, dkk. 2018).
Pemeriksaan golongan darah ABO dilakukan untuk menentukan jenis
golongan darah pada manusia. Penentuan golongan darah ABO pada umumnya
dengan menggunakan metode Slide. Metode ini didasarkan pada prinsip reaksi
antara aglutinogen (antigen) pada permukaan eritrosit dengan aglutinin yang
terdapat dalam serum/plasma yang membentuk aglutinasi atau gumpalan.
Metode slide merupakan salah satu metode yang sederhana, cepat dan mudah
untuk pemeriksaan golongan darah (Oktari, A, dkk. 2018).
Golongan darah ABO pada manusia ditentukan berdasarkan jenis antigen
dan antibodi yang terkandung dalam darahnya, yaitu golongan darah A
memiliki sel darah merah dengan antigen A dipermukaan eritrositnya dan
menghasilkan antibodi terhadap antigen B dalam serum darahnya, golongan
darah B memiliki antigen B di permukaan eritrositnya dan menghasilkan
antibodi terhadap antigen A dalam serum darahnya, golongan darah AB
memiliki sel darah merah dengan antigen A dan B di permukaan eritrositnya
serta tidak menghasilkan antibody terhadap antigen A dan antigen B di serum
darahnya, sedangkan golongan darah O memiliki sel darah tanpa antigen, tapi
memproduksi antibodi terhadap antigen A dan B dalam serum darahnya.
(Nadia et al, 2019).
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari praktikum ini yaitu bagaimana cara
melakukan pemeriksaan golongan darah menggunakan metode slide dan
metode mikroplate ?
C. Tujuan Praktikum
Adapun tujuan praktikum ini yaitu untuk mengetahui cara pemeriksaan
golongan darah metode slide dan mikroplate.
D. Manfaat Praktikum
Adapun manfaat dari praktikum ini yaitu agar mahasiswa dapat
mengetahui bagaimana cara melakukan pemeriksaan golongan darah metode
slide dan metode mikroplate.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Darah

Gambar 1. Sel darah pada manusia (Sumber : James et al, 2016).


Darah merupakan satu-satunya jaringan dalam tubuh yang berupa fluida.
Darah mentransport oksigen dan zat-zat gizi ke jaringan dan membuang produk
sisa seperti karbon dioksia. Darah merupakan sampel yang sering diperiksa
dilaboratorium rumah sakit. Darah merupakan suspensi sel dan fragmen
sitoplasma di dalam cairan yang disebut dengan plasma. Secara keseluruhan
darah dapat dianggap sebagai jaringan pengikat dalam arti luas karena pada
dasarnya terdiri atas unsur-unsur sel dan substasi intraseluler yang berbentuk
plasma (isnaeni, 2016).
Keberadaan darah dalam tubuh mempunyai arti penting bagi kehidupan
seseorang. Secara umun fungsi darah adalah sebagai alat transport makanan
yang diserap dari saluran cerna dan diedarkan keseluruh tubuh, selain itu darah
juga berfungsi untuk mempertahankan keseimbangan dinamis (homeostatis)
dalam tubuh , termasuk di dalamnya ialah mempertahankan suhu tubuh,
mengatur keseimbangan distribusi air dan mempertahankan keseimbangan
asam basa sehingga pH darah dan cairan tubuh tetap dalam keadaan seharusnya
(Sadikin, 2016).
B. Golongan darah
Golongan darah merupakan ciri khusus darah dari suatu individu karena
adanya perbedaan jenis karbohidrat dan protein pada permukaan membran sel
darah merah. Didunia ini sebenarnya dikenal sekitar 46 jenis antigen selain
antigen ABO dan Rh. Sistem ABO yang ditemukan oleh Karl Landsteiner
merupakan sistem yang paling penting dalam bank darah dan ilmu kedokteran
transfusi, antigen-antigen utamanya disebut A dan B, antibodi utamanya adalah
anti-A dan anti-B. Gen-gen yang menentukan ada tidaknya aktivitas A atau B
terletak di kromosom 9. Penetapan golongan darah menentukan jenis
aglutinogen yang ada dalam sel dan menentukan aglutinin yang ada dalam
serum (Subroto, 2017).
Dalam sisitem golongan darah ABO ini, berlaku asas yang mengatakan
bahwa serum seseorang tidak akan mengendapkan sel darah merah orang itu
sendiri serta sel darah merah orang lain yang bergolongan sama. Jadi, serum
darah dari orang yang bergolongan darah A tidak akan mengaglutinasikan sel
darah merah dari orang yang bergolongan darah A. Hal yang sebaliknya juga
berlaku untuk serum yang bergolongan darah B. Serum dari orang yang
bergolongan darah AB tidak dapat mengendapkan sel darah merah golongan
AB, juga tidak dapat mengaglutinasikan sel darah merah golongan A maupun
golongan B. Sel darah merah golongan O tidak dapat diaglutinasikan oleh
serum dari orang yang bergolongan darah A, B, maupun AB (Sadikin, 2017).
C. Pembagian Golongan Darah

Gambar 2. Golongan Darah (Sumber : Guyton, 2016).


Pada tahun 1900, seorang dokter kelahiran Wina (Austria) bernama Karl
Landsteiner membedakan darah manusia menjadi 4 golongan, yaitu golongan
darah A, golongan darah B, golongan darah AB dan golongan darah O.
Penggolongan darah ini dikenal dengan sistem penggolongan darah ABO,
pembagian golongan darah ini berdasarkan perbedaan aglutinogen (antigen)
dan aglutinin (antibodi) pada membran permukaan sel darah merah (Syamsuri,
2017).
pada penggolongan darah ini ada 2 zat yang berperan penting dalam
menentukan golongan darah yaitu aglutiogen dan aglutinin. Aglutinogen atau
antigen ini merupakan polisakarida yang tidak hanya terdapat pada sel darah
merah tetapi juga terdapat pada kelenjar ludah, hati, ginjal, paruparu, testis dan
semen (Guyton, 2016).
Sel darah merah memiliki salah satu dari antigen A, B , AB atau tidak
sama sekali pada permukaan sel tersebut. Golongan A memiliki antigen A,
golongan B memiliki antigen B, golongan AB memiliki antigen A dan B,
sementara golongan O tidak mengandung antigen. Antigen tersebut mampu
memproduksi antibodi. Individu yang memiliki golongan darah AB merupakan
resipien universal (dapat menerima semua jenis darah) karena tidak memiliki
antibodi, seseorang yang bergolongan darah O merupakan donor universal
(dapat menerima semua jenis darah) (Kee, 2017).
D. Prinsip dasar Golongan darah
Sel darah merah memiliki salah satu dari antigen A, B , AB atau tidak
sama sekali pada permukaan sel tersebut. Golongan A memiliki antigen A,
golongan B memiliki antigen B, golongan AB memiliki antigen A dan B,
sementara golongan O tidak mengandung antigen. Antigen tersebut mampu
memproduksi antibodi. Individu yang memiliki golongan darah AB merupakan
resipien universal (dapat menerima semua jenis darah) karena tidak memiliki
antibodi, seseorang yang bergolongan darah O merupakan donor universal
(dapat menerima semua jenis darah) (Kee, 2017).
E. pengertian Reagen Anti-sera

Gambar 3. Anti sera (Sumber : Sudoyo, 2017).


Reagen antisera merupakan reagen yang digunakan untuk pemeriksaan
golongan darah ABO. Diperoleh dari biakan supernatan secara in vitro yang
berasal dari hibridisasi immunoglobulin sel tikus dan hasil pemeriksaannya
akan terbentuk aglutinasi (Tulip, 2018).
F. Pengertian Serum
Serum merupakan sejumlah darah yang tertampung di tabung atau wadah
jika dibiarkan selama 15 menit akan mengalami proses pemisahan atau
pembekuan akibat terperasnya cairan dari dalam bekuan, selanjutnya
disentrifugasi dengan kecepatan 3000 rpm selama 5-10 menit. Lapisan jernih
kuning muda dibagian atas merupakan serum, dalam proses bekuan darah
fibriogen diubah menjadi fibrin, maka serum sudah tidak mengandung
fibrinogen, tetapi masih mengandung zatzat lain yang masih didalamnya (Kee,
2017).
G. Antigen
Antigen adalah bahan yang dapat merangsang respon imun atau bahan
yang dapat bereaksi dengan antibodi yang sudah ada tanpa memperhatikan
kemampuannya untuk merangsang produksi antibodi. Atigen adalah zat yang
dapat bereaksi dengan produk respon imun spesifik. Substansi yang dikenal
sebagai antigen golongan darah merupakan produk gen yang spesifik dan juga
bersifat imunogenik. Individu memiliki suatu pola genetik spesifik (genotip)
dan antigen ini biasanya mengekspresikan diri pada eritrosit (Mutiawati, 2013).
Antigen terdapat pada permukaan sel darah merah, yang terdiri atas bilipid
membrane suatu molekul yang besar. Komposisi bilipid membrane adalah
molekul yang dinamakan phospolid yang terdiri dari hydrophilic dan
hydrophobic. Umumnya molekul protein bilipid membrane memiliki
oligosakarida, beberapa diantaranya diketahui menjadi antigen golongan darah,
lainya berfungsi untuk metabolisme sel darah merah (Toha, 2019).
Antigen antigen yang terdapat pada eritrosit bersifat herediter. antigen A
dan antigen B ini diturunkan secara dominan menurut hukum Mendel. Selain di
sel darah, antigen ini juga dapat terdistribusi secara luas di berbagai jaringan
tubuh lain yaitu kelenjar liur, pankreas, saliva, testis, ginjal, hati, semen dan
cairan amnion (Ganong, 2019).
Antigen AB bukan merupakan produk gen primer tetapi mereka adalah
produk reaksi ezimatik enzim glikosiltransferase yang diekspresikan pada
permukaan eritrosit atau hadir dalam sekresi sebagai unit glikan dari mucin
glikoprotein. Produk dari alel A dan B adalah enzim glikosiltransferase. Variasi
dalam gen ini (polimorfise) menentukan apakah enzim glikosiltransferase
menempelkan N- asetilgalaktosamine (antigen A), galaktosa (antigen B) atau
tidak ada gula (tipe O). Susunan gula ini adalah bagian dari antigen yang
mampu merespon kekebalan tubuh sehingga menghasilkan antibodi untuk
menghancurkan antigen (Criswell, 2017).
H. Antibodi

Gambar 4. Antibodi (imunoglobulin) (Sumber : Sudoyo, 2017).


Antibodi atau immunoglobulin (Ig) adalah golongan protein yang dibentuk
sel plasma setelah terjadi kontak dengan antigen. Antibodi ditemukan dalam
serum dan jaringan dan mengikat antigen secara spesifik. Antibodi dapat
dikenal bila antibodi itu bereaksi dengan antigen dan sebaliknya. Dalam
golongan darah interaksi ini biasanya dapat dilihat dari sel-sel darah
beraglutinasi. Antibodi golongan darah adalah protein ( spesifiknya gamma
globulin), dihasilkan oleh tubuh sebagai mekanisme pertahanan dalam
menanggapi antigen. Antibodi golongan darah yaitu anti A dan anti B pada
umumnya timbul beberapa bulan setelah lahir (3-6 bulan) dan mencapai level
maksimal pada usia 5-10 tahun kemudian secara perlahan-lahan menurun pada
usia tua (Ellyani, 2017).
Antibodi ABO terjadi secara alamiah, yaitu berkembang tanpa harus
terpajan dengan eritrosit yang mengekspresikan antigen yang sesuai. Antibodi
ini belum ada saat lahir, tapi berkembang dengan pajanan antigen di
lingkungannya. Antibodi tersebut terutama immunoglobulin (Ig) M, reaktif
pada suhu 37º C dan dapat mengaktivasi komplemen (Barbara, 2018).
I. Aglutinasi

Gambar 5. Anglutinasi (Sumber : Yasa, 2017).


Aglutinasi adalah penggumpalan sel darah merah yang disebabkan oleh
ikatan antibodi dengan antigen pada sel darah merah sehingga menghasilkan
ikatan yang menggandeng beberapa sel secara bersama-sama. Ada 2 tahap
pembentukan aglutinasi, yaitu :
1. Antibodi mengikat antigen sel darah merah segera setelah terjadi kontak
antigen antibodi, ikatan tersebut belum menimbulkan aglutinasi. Hanya
sebatas melapisi atau mensensitisasi sel.
2. pembentukan lattice yang menghasilkan gumpalan atau aglutinasi,
merupakan lanjutan dari tahap 1 (Mulyantari dan Yasa, 2017).
J. Metode Pemeriksaan Golongan Darah
1. Metode slide

Gambar 6. Metode Slide (Sumber : Yasa, 2017).


Teknik ini dapat digunakan untuk tes pengelompokan ABO dan
rhesus dalam keadaan darurat atau pengelompokan awal. Metode ini tidak
direkomendasikan untuk penggunaan rutin karena tidak dapat diandalkan
dikarenakan :
a) Reaksi antigen lemah pada sel.
b) Kelompok serum dengan titer antigen yang rendah.
c) Metode ini kurang sensitif dibandingkan metode tabung, proses
pengeringan pada campuran dapat menyebabkan reaksi agregasi
sel, sehingga dapat memberikan hasil positif palsu (Mulyantari dan
Yasa, 2017).
Keuntungan dari metode slide yaitu :
a) Cara yang sederhana.
b) Tidak membutuhkan waktu yang lama.
c) Mudah dan murah.
2. Metode Tabung

Gambar 7. Metode Tabung (Sumber : Yasa, 2017).


Tabung reaksi baik dari kaca atau plastik dapat digunakan. Teknik
tabung lebih sensitif dibandingkan teknik slide untuk penentuan golongan
darah ABO dan rhesus.
Kekurangan dari metode tabung, yaitu:
a) Membutuhkan waktu lama.
b) Membutuhkan alat-alat yang lebih banyak.
Kelebihan dari metode tabung, yaitu :
a) Memungkinkan untuk dilakukan inkubasi.
b) Bersih, lebih higienis.
c) Memerlukan volume reagen yang lebih kecil.
d) Lebih sensitif dibandingkan teknik slide (Mulyantari dan Yasa,
2017).
K. Definisi Rhesus
Sistem Rhesus ( Rh ) merupakan golongan darah yang mempunyai makna
klinis terpenting selain sistem ABO. Tidak seperti halnya anti-A dan anti-B
yang selalu ada pada orang normal, anti-Rhesus tidak terdapat dalam darah
seseorang tanpa rangsangan imunisasi. Antigen utama dalam sistem Rh adalah
antigen D, yang mampu merangsang pembentukan antibodi bila eritrosit
dengan antigen itu dimasukkan dalam sirkulasi seorang yang tidak mempunyai
antigen Rh. Tidak ada golongan darah lain yang mempunyai potensi
merangsang pembentukan antibodi melebihi potensi yang dimiliki oleh
golongan Rhesus ( Widmann, 2016).
Rhesus adalah suatu faktor yang terdapat pada sel darah merah yang
ditemukan pertama kali oleh Landsteiner dan Liner pada tahun 1940 melalui
injeksi darah merah kera Rhesus ke tubuh kelinci. Zat anti yang ditemukan
dalam tubuh kelinci itu kemudian dinamakan anti Rhesus dan ternyata anti
Rhesus ini juga dapat mengaglutinasikan sel darah merah sebagian besar
manusia. Seseorang yang darahnya teraglutinasi bila direaksikan dengan anti
Rhesus ini dikatakan antigen Rhesus (Maharani dan Noviar, 2018).
Rhesus adalah suatu faktor yang terdapat pada sel darah merah yang
ditemukan pertama kali oleh Landsteiner dan Liner pada tahun 1940 melalui
injeksi darah merah kera Rhesus ke tubuh kelinci. Zat anti yang ditemukan
dalam tubuh kelinci itu kemudian dinamakan anti Rhesus dan ternyata anti
Rhesus ini juga dapat mengaglutinasikan sel darah merah sebagian besar
manusia. Seseorang yang darahnya teraglutinasi bila direaksikan dengan anti
Rhesus ini dikatakan antigen Rhesus (Maharani dan Noviar, 2018).
Sistem rhesus merupakan suatu sistem yang sangat kompleks. Masih
banyak perdebatan baik mengenai aspek genetika, nomenklatur, maupun
interaksi antigeniknya. Pentingnya golongan darah Rh berkaitan dengan fakta
bahwa antigen Rh sangat imunogenik. Dalam kasus antigen D, individu yang
tidak menghasilkan antigen D akan memproduksi anti-D jika mereka
menghadapi antigen D pada sel darah merah yang ditransfusikan. Hal ini
menyebabkan transfusi hemolitik, atau sel darah merah pada janin
menyebabkan penyakit hemolitik pada bayi baru lahir (Hemolytic Disease of
Newborn, HDN). Untuk alasan ini, status Rh secara rutin ditentukan dalam
donor darah, penerima transfusi, dan pada ibu kepada janin (Kiswari, 2018).
Anti-D merupakan antibodi imun tipe Imunoglobulin G (IgG) dengan
berat molekul 160.000, daya endap 7 detik, bersifat termostabil dan selain
dalam serum juga dapat ditemukan dalam cairan tubuh, misalnya air ketuban,
air susu, dan air liur. Antibodi IgG dapat melewati plasenta dan masuk kedalam
sirkulasi janin, sehingga janin dapat mengalami hemolisis. Penyakit hemolisis
pada bayi baru lahir adalah anemia hemolitik akut yang diakibatkan oleh
alloimun antibodi (anti-D atau inkomplit IgG antibodi golongan darah ABO)
yang merupakan salah satu komplikasi kehamilan. Antibodi maternal isoimun
bersifat spesifik terhadap eritrosit janin, dan timbul sebagai reaksi terhadap
antigen eritrosit janin. Penyebab hemolisis tersering pada neonatus adalah
aliran transplasenta, yaitu antibodi ibu yang merusak eritrosit janin (Kiswari,
2018).
BAB III
METODE PRAKTIKUM
A. Waktu Pelaksanaan
Praktikum Imunologi-Serologi yang dilaksanakan pada hari Rabu 10
Mei 2023 pukul 15.00-Selesai Bertempat di laboratorium Fitokimia
Universitas Bina Mandiri Gorontalo.
B. Alat Dan Bahan
1. Alat
a. Slide
b. Batang pengaduk/tusuk gigi
c. Mikroplate
2. Bahan
a. Sampel darah
b. Reagen Anti-A
c. Reagen Anti-B
d. Reagen Anti-AB
e. Reagen Anti-D/Rhesus
C. Prosedur kerja
1. Metode Slide
a. Memakai alat pelindung diri
b. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan
c. Teteskan satu tetes darah pada slide (buat 4 group untuk reagen
Anti-A, Anti-B, Anti-AB dan Anti-D)
d. Teteskan satu tetes reagen Anti-A, Anti-B, Anti-AB, Anti-D pada
masing-masing darah
e. Campur dengan baik (homogen) dengan menggunakan
aplikator/batang pengaduk sampai semua area terhomogen
f. Catat dan laporkan hasil sebagai suatu golongan darah menurut
sistem ABO
2. Metode Mikroplate
a. Disiapkan suspensi eritrosit 10% dalam larutan saline isotonic
(NaCl 0,9%)
b. Letakkan kedalam mikroplate dengan dasar U masing-masing
1) 1 volume (30-50 µl) reagens
2) 1 volume (30-50 µl) suspensi sel 10%
c. Campur homogen dengan menggoyang-goyangkan mikroplate
(jangan sampai terjadi kontaminasi antar well/lubang dasar U ketika
menggoyang-goyangkan)
d. Mixing campuran mikroplate pada rotator atau goyang-goyangkan
dengan tangan selama 1 menit.
e. Miringkan plate pada sudut 60-90ᵒ diatas meja kerja dan amati
aliran sampai batas 3 menit.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Hasil dari pengamatan yang telah dilakukan, yaitu sebagai berikut.
No Gambar Keterangan

Gambar hasil dari


1. pemeriksaan
golongan darah
didapati golongan
darah O+ pada
metode slide

Gambar hasil dari


pemeriksaan golongan
darah didapati golongan
darah B+ pada metode
2. mikroplate
( Tabel Gambar hasil pengamatan pemeriksaan golongan darah)

B. Pembahasan
Pada praktikum kali ini praktikan melakukan pemeriksaan
golongan darah metode slide dan metode mikroplate. Golongan darah
merupakan ciri khusus darah dari suatu individu karena adanya perbedaan
jenis karbohidrat dan protein pada permukaan membran sel darah merah.
Didunia ini sebenarnya dikenal sekitar 46 jenis antigen selain antigen
ABO dan Rh. Sistem ABO yang ditemukan oleh Karl Landsteiner
merupakan sistem yang paling penting dalam bank darah dan ilmu
kedokteran transfusi, antigen-antigen utamanya disebut A dan B, antibodi
utamanya adalah anti-A dan anti-B. Gen-gen yang menentukan ada
tidaknya aktivitas A atau B terletak di kromosom 9. Penetapan golongan
darah menentukan jenis aglutinogen yang ada dalam sel dan menentukan
aglutinin yang ada dalam serum (Subroto, 2017).
Pada tahun 1900, seorang dokter kelahiran Wina (Austria) bernama
Karl Landsteiner membedakan darah manusia menjadi 4 golongan, yaitu
golongan darah A, golongan darah B, golongan darah AB dan golongan
darah O. Penggolongan darah ini dikenal dengan sistem penggolongan
darah ABO, pembagian golongan darah ini berdasarkan perbedaan
aglutinogen (antigen) dan aglutinin (antibodi) pada membran permukaan
sel darah merah (Syamsuri, 2017).
Sel darah merah memiliki salah satu dari antigen A, B , AB atau
tidak sama sekali pada permukaan sel tersebut. Golongan A memiliki
antigen A, golongan B memiliki antigen B, golongan AB memiliki antigen
A dan B, sementara golongan O tidak mengandung antigen. Antigen
tersebut mampu memproduksi antibodi. Individu yang memiliki golongan
darah AB merupakan resipien universal (dapat menerima semua jenis
darah) karena tidak memiliki antibodi, seseorang yang bergolongan darah
O merupakan donor universal (dapat menerima semua jenis darah) (Kee,
2017).
Reagen antisera merupakan reagen yang digunakan untuk
pemeriksaan golongan darah ABO. Diperoleh dari biakan supernatan
secara in vitro yang berasal dari hibridisasi immunoglobulin sel tikus dan
hasil pemeriksaannya akan terbentuk aglutinasi (Tulip, 2018).
Sistem Rhesus ( Rh ) merupakan golongan darah yang mempunyai
makna klinis terpenting selain sistem ABO. Tidak seperti halnya anti-A
dan anti-B yang selalu ada pada orang normal, anti-Rhesus tidak terdapat
dalam darah seseorang tanpa rangsangan imunisasi. Antigen utama dalam
sistem Rh adalah antigen D, yang mampu merangsang pembentukan
antibodi bila eritrosit dengan antigen itu dimasukkan dalam sirkulasi
seorang yang tidak mempunyai antigen Rh. Tidak ada golongan darah lain
yang mempunyai potensi merangsang pembentukan antibodi melebihi
potensi yang dimiliki oleh golongan Rhesus ( Widmann, 2016).
Anti-D merupakan antibodi imun tipe Imunoglobulin G (IgG)
dengan berat molekul 160.000, daya endap 7 detik, bersifat termostabil
dan selain dalam serum juga dapat ditemukan dalam cairan tubuh,
misalnya air ketuban, air susu, dan air liur. Antibodi IgG dapat melewati
plasenta dan masuk kedalam sirkulasi janin, sehingga janin dapat
mengalami hemolisis. Penyakit hemolisis pada bayi baru lahir adalah
anemia hemolitik akut yang diakibatkan oleh alloimun antibodi (anti-D
atau inkomplit IgG antibodi golongan darah ABO) yang merupakan salah
satu komplikasi kehamilan. Antibodi maternal isoimun bersifat spesifik
terhadap eritrosit janin, dan timbul sebagai reaksi terhadap antigen eritrosit
janin. Penyebab hemolisis tersering pada neonatus adalah aliran
transplasenta, yaitu antibodi ibu yang merusak eritrosit janin (Kiswari,
2018).
Pada pemeriksaan golongan darah sistem ABO dengan metode
slide didapati golongan darah O+ dan pada metode mikroplate didapati
golongan darah B+.

DAFTAR PUSTAKA
Barbara, J.B., 2018. Hematologi: Kurikulum Inti., Jakarta: EGC
Criswell, D.,2017. ABO Blood and Human Origin.
Edi Subroto, D. 2017. Pengantar Metode Penelitian Linguistik Struktural.
Surakarta: Universitas Sebelas Maret Press.
Ellyani, S., 2017. Immunohematology dan Sistim Golongan Darah. Jakarta:
Depkes RI.
Engel, James et al. (2016). Consumer Behavior. Mason: Permissions Department,
Thomson Business and Economics.
Ganong, W. F. 2017. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran (20 ed.). Jakarta: EGC
Guyton AC, Hall JE. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 11. Penterjemah:
Irawati, Ramadani D, Indriyani F. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC, 2016.
Isnaeni, W. (2016). Fisiologi Hewan. Yogyakarta: Kanisius.
Kee, J.L., 2017. Laboratory and Diagnostic Tests with Nursing Implication
Kiswari Rukman. (2018) Hematologi & Transfusi.Jakarta : Erlangga.
Maharani, E. A. & Noviar, G., 2018. Imunohematologi dan Bank Darah. Jakarta:
Departemen Kesehatan RI.
Mulyantari, N. K. & Yasa, I. W. P. S., 2017. Laboratorium Pratransfusi Up Date.
Denpasar: Udayana University Press.
Nadia, B. & Handayani, D. & Rismiati, R., 2019. Hidup Sehat Berdasarkan
Golongan Darah. Jakarta: Dukom Publisher.
Oktari, A, dkk. 2018. JURNAL TEKNOLOGI LABORATORIUM. Pemeriksaan
Golongan Darah Sistem ABO Metode Slide dengan Reagen Serum
Golongan Darah A, B, O. Vol 5. No 2. Sekolah Tinggi Analis Bakti Asih
Bandung.
Sadikin, M., 2016, Biokimia Darah, hal: 53, Widya Medika, Jakarta
Syamsuri, 2017. IPA Biologi. Jakarta: PT Elangga.
Tulip, M., 2018. Perbedaan Serum dan Plasma
Widmann, Frances K. 2016. Tinjauan klinis atas hasil pemeriksaan laboratorium.
Ed. 9. Penerjemah: Siti Boedina Kresno; Ganda Soebrata, J. Latu. Jakarta :
EGC.

Anda mungkin juga menyukai