Anda di halaman 1dari 5

Hemoglobin

Hubungan Aktivitas Fisik terhadap Kadar Hemoglobin pada Mahasiswa Anggota


UKM Pandekar Universitas Andalas

Pentingnya fungsi hemoglobin pada tubuh manusia dan pentingnya seseorang


melakukan aktivitas fisik secara teratur merupakan dua hal yang saling berhubungan.
Hubungan antara aktivitas fisik yang dilakukan seseorang terhadap kadar hemoglobin
dalam suatu penelitian bahwa saat seseorang melakukan aktivitas fisik, seperti
berolahraga, terjadi peningkatan aktivitas metabolik yang tinggi, asam yang diproduksi
(ion hidrogen, asam laktat) pun semakin banyak sehingga mengakibatkan terjadinya
penurunan pH. pH yang rendah akan mengurangi daya tarik antara oksigen dan
hemoglobin. Hal ini menyebabkan hemoglobin melepaskan lebih banyak oksigen
sehingga meningkatkan pengiriman oksigen ke otot (Kosasi dkk, 2014)

KORELASI KADAR HEMOGLOBIN DENGAN KAPASITAS AEROBIK MAKSIMAL


ATLET SEPAK BOLA ADOLESEN

Metabolisme energi terjadi karena terdapat sel darah merah sebagai alat pengangkut
dalam sistem sirkulasi sehingga terpenuhinya oksigen dan zat-zat yang dibutuhkan sel
(Syaifuddin, 2003). Pada sel darah merah (eritrosit) terdapat senyawa hemoglobin (Hb)
yang berfungsi mengikat dan menyalurkan gas-gas pernapasan, baik oksigen maupun
karbondioksida (Soedjono, 1988). Hemoglobin berasal dari kata globin ‘protein’ dan
heme. Heme adalah suatu senyawa lingkar yang bernama porfirin, bagian pusatnya
ditempati logam besi (Fe) (Sadikin, 2001). Besi yang berada di dalam molekul
hemoglobin sangat penting untuk menjalankan fungsi pengikatan dan pelepasan
oksigen, sedangkan protein (globin) meskipun tidak berikatan langsung dengan molekul
oksigen adalah bagian yang sangat penting dari hemoglobin dan ikut menentukan daya
ikat atom besi yang terkandung dalam molekul tersebut. Kandungan hemoglobin normal
rata-rata dalam darah adalah 16g/dl pada pria dan 14 g/ dl pada wanita dan semuanya
berada dalam sel darah merah (William, 2008). Menurut Sadikin (2001), tujuan
pengikatan oksigen yang dilakukan hemoglobin yang terkandung di dalam sel darah
merah adalah tersalurkannya oksigen dalam jumlah besar (Sadikin, 2001).
Nilai normal kadar haemoglobin (Pedoman Praktikum) :

Wanita : 12-16 gr/dL

Pria : 14-18 gr/dL

Anak : 10-16 gr/dL

Bayi baru lahir : 12-24 gr/dL

Penurunan kadar haemoglobin terdapat pada penderita anemia, kanker, penyakit ginjal,
pemberian cairan intra vena berlebihan, dan penyakit Hodkins. Dapat juga disebabkan
oleh obat-obatan, misalnya antibiotika, aspirin, antineoplastik (obat kanker),
indometasin, sulfonamide, primaquin, rifampin, dan trimetadion. Peningkatan kadar
hemoglobin terdapat pada pasien dehidrasi, polisitemia, penyakit paru obstruktif
menahun (COPD), gagal jantung kongesti, dan luka bakar hebat. Obat yang dapat
meningkatkan hasil pemeriksaan hemoglobin adalah metildopa dan gentamicin
(Pedoman praktikum, 2020). Anemia adalah suatu kondisi tubuh dimana kadar
hemoglobin (Hb) dalam darah lebih rendah dari normal (WHO, 2011). Anemia terjadi
karena berbagai sebab, seperti defisiensi besi, defisiensi asam folat, vitamin B12 dan
protein. Secara langsung anemia terutama disebabkan karena produksi/kualitas sel
darah merah yang kurang dan kehilangan darah baik secara akut atau menahun
(Nuraini dkk, 2017). Dehidrasi diartikan sebagai kurangnya cairan di dalam tubuh
karena jumlah yang keluar lebih besar dari pada jumlah yang masuk. Jika tubuh
kehilangan banyak cairan, maka tubuh akan mengalami dehidrasi (Rismayanthi, 2012).

Dapus

Nurani dkk.2017.Buku Ajar Gizi Dietetika Penyakit Infeksi.Pusat Pendidikan Sumber


Daya Manusia Kesehatan Badan PPSDM

Kosasi Laura, dkk.2014.Hubungan Aktivitas Fisik terhadap Kadar Hemoglobin pada


Mahasiswa Anggota UKM Pandekar Universitas Andalas.Jurnal Kesehatan
Andalas;3(2)
Rismayanthi, C. (2012). Persepsi atlet terhadap macam, fungsi cairan, dan kadar hidrasi tubuh di unit
kegiatan mahasiswa olahraga. MEDIKORA, 9(1), 1-14. Diakses dari http://id.portalgaruda. org/?
ref=browse&mod=viewarticle&article= 355512

Syaifuddin. (2003). Anantomi fisiologi untuk mahasiswa keperawatan. Jakarta: EGC

Soedjono, B. (1988). Anatomi dan fisiologi manusia. Jakarta: Depdikbud.

Sadikin, M. (2001). Biokimia darah. Jakarta: Widya Medika.

William, G. F. (2008). Buku ajar fisiologi kedokteran (22nd ed.). (A. Novrianti, & e. al., Penerj.) Jakarta:
EGC.

Golongan Darah

Pemeriksaan Golongan Darah Sistem ABO Metode Slide dengan Reagen Serum
Golongan Darah A, B, O

Darah merupakan cairan tubuh yang berwarna merah dan terdapat di dalam sistem
peredaran darah tertutup dan sangat penting untuk kelangsungan hidup manusia.
Darah berfungsi memasukkan oksigen dan bahan makanan keseluruh tubuh serta
mengambil karbon dioksida dan metabolik dari jaringan. Mengetahui golongan darah
seseorang sangat penting di ketahui untuk kepentingan medis yaitu salah satunya
untuk transfusi (Fitri, 2007). Secara umum darah memiliki 4 golongan yaitu: golongan
darah A dimana golongan darah A mempunyai antigen A dan anti - B, golongan darah
B yaitu golongan darah yang memiliki antigen B dan anti – A, golongan darah O
golongan darah yang memiliki antibodi tetapi tidak memiliki antigen, dan golongan
darah AB golongan darah yang memiliki antigen tetapi tidak memiliki antibodi (Guyton,
1997).

Pemeriksaan golongan darah ABO dilakukan untuk menentukan jenis golongan darah
pada manusia. Penentuan golongan darah ABO pada umumnya dengan menggunakan
metode Slide. Metode ini didasarkan pada prinsip reaksi antara aglutinogen (antigen)
pada permukaan eritrosit dengan aglutinin yang terdapat dalam serum/plasma yang
membentuk aglutinasi atau gumpalan. Metode slide merupakan salah satu metode
yang sederhana, cepat dan mudah untuk pemeriksaan golongan darah (Sasmita,
2008). Antigen – antigen golongan darah yang sangat penting adalah antigen A, dan B.
Ciri antigen itu berada pada ujung gula – gula yang melekat langsung pada dinding sel
atau melekat pada rangkaian protein yang menonjol dari hamparan bilipid (Sartika,
2015).

Dapus

JURNAL TEKNOLOGI LABORATORIUM (www.teknolabjournal.com) Vol.5, No.2,


September 2016, pp. 49 ~ 54 ISSN: 2338 – 5634 (print). Anita Oktari1 *, Nida Daeninur
Silvia1

Fitri. (2007). Manfaat Mengetahui Golongan Darah. 8 April 2010. [Online]


http://www.wikimu.com (Diakses 28 Oktober 2020).

Guyton, Arthur C., (1997). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi V. EGC. Jakarta

Sasmita Chandra. (2008). Pengenalan Golongan Darah. FT UI.

Sartika, Argasih (2015). Laporan Pemeriksaan Golongan Darah. Politeknik Kesehatan


Jakarta. [ONLINE]
http://www.academia.edu/12000142/Laporan_Pemeriksaan_Golongan_Darah (diakses
28 Oktober 2020)

PENENTUAN GOLONGAN DARAH SISTEM ABO DENGAN SERUM DAN REAGEN


ANTI-SERA METODE SLIDE

Golongan darah ABO pada manusia ditentukan berdasarkan jenis antigen dan antibodi
yang terkandung dalam darahnya, yaitu golongan darah A memiliki sel darah merah
dengan antigen A dipermukaan eritrositnya dan menghasilkan antibodi terhadap
antigen B dalam serum darahnya. Golongan darah B memiliki antigen B di permukaan
eritrositnya dan menghasilkan antibodi terhadap antigen A dalam serum darahnya.
Golongan darah AB memiliki sel darah merah dengan antigen A dan B di permukaan
eritrositnya serta tidak menghasilkan antibodi terhadap antigen A maupun antigen B
dalam serum darahnya. Sedangkan golongan darah O memiliki sel darah tanpa
antigen, tetapi dalam serumnya terdapat antibodi terhadap antigen A dan B. (Nadia et
al,2010).

Berikut tabel golongan darah ABO berdasaran antisera:

Golongan Darah Antisera A Antisera B Antisera AB


A Aglutinasi Tidak aglutinsi Aglutinasi
B Tidak aglutinsi Aglutinasi Aglutinasi
AB Aglutinasi Aglutinasi Aglutinasi
O Tidak aglutinsi Tidak aglutinsi Tidak aglutinsi

Berikut tabel golongan darah berdasarkan rhesus:

Golongan Darah Anti D


Rh + Aglutinasi
Rh - Tidak aglutinasi

Nadia, B. & Handayani, D. & Rismiati, R., 2010. Hidup Sehat Berdasarkan Golongan Darah. Jakarta:
Dukom Publisher.

Anda mungkin juga menyukai