Anda di halaman 1dari 95

Tidak lolos respon pintu (45)

Laporan Praktikulum Anatomi Dan Fisiologi Manusia


“Praktikulum 1-10 Prabandus dan Naracoba”

Di susun oleh :

Nama : FARAH NABIILA


NIM : 192521581

Kelompok :3
Kelas :C

Asisten : ARI DWIDAYATI S,Farm., M.Farm

LABORATORIUM ANATOMI DAN FISIOLOGI

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SEMBILAN BELAS NOVEMBER , 2021

Kata pengantar

Assalamuaalaikum warrahmatullahi wabarahkatuh,


Alhamdullilah wasyukurillah, laporan praktikulum ini sudah saya selesaikan dengan
pertolongan dan kekuasaan allah s.w.t yang dimana telah membantu dalam
menyusun laporan ini yang disini sudah lengkapnya beserta gambarnya sudah
terdapat di cantumkan semoga laporan ini kelak bisa bermanfaat dan bisa sebagai
contoh denagn kelompok lainnya yang dimana dalam pengerjaan nya bisa di
jadikan patokan,dan bahan dasar pembelajaran yang efektif dan membantu
mahasiswa dalam kesusahan mencari bahan utama di tugas praktikulum dan tugas
evaluasi ataupun tugas akhir semester disini sudah di lengkapi dengan naracoba
beserta nama,dan bert badan beserta luas permukaannya yang dimana kita bisa
melihat bagaimana respon-respon masing- masing naracoba dengan
probandusnya,semoga laporan ini mendapatkan nilai terbaik dari semua kelompok
yang dimana akan di sereahkan kepada lain-lain kelompok.semoga bisa jadikan
pembelajaran utama. Yang dimana seudah kita simak bareng-bareng bagaimana
cara skemanya masing masing praktikulum semua kelompok dan mana yang paling
terbaik itulah yang seperti ini lengkapa dengan percobaannya dan praktikulumnya
dalam laporan ini termaksud (3 in 1).

Kolaka, 16 april 2021

.
… (FARAHNABILLAH)
4. praktikulum penentuan golongan darah

a. tujuan pustaka : Untuk menentukan golongan darah donor


dan resipien

B. TINJAUAN PUSTAKA :

Darah anggota gerak mengalir kembali beberapa pembuluh baik dangkal

dan dalam yang kemudian berhimpun membentuk pembuluh balik paha

melanjutkan perjalanannya di bawah ikat lipat paha. Darah yang

mengalir dari pembuluh nadi paru ke salam jaringan paru-paru

meninggalkan paru-paru ini melalui pembuluh balik paru-paru kanan dan

kiri biasanya berpasangan, baik disebelah kanan maupun kiri. Di dekat

jantung batang nadi atau aorta berjalan sebagai lengkung batang nadi,

melengkung ke arah kiri-belakang seraya melangkahi pembuluh nadi

paru-paru kanan, kemudian aorta ini berjalan ke bawah di depan tulang

belakang. Lengkung batang nadi melepaskan 3 cabang yang

mengalirkan darah ke kepala, ke leher dan ke anggota gerak atas. 1)

batang brakiosefal yang segera bercabang menjadi nadi bawah

selangka kanan dan nadi karotis bersama kanan. 2) nadi karotis

bersama kiri, dan 3) nadi bawah selangka kiri. Jika sel-sel darah ini

menyentuh permukaan pembuluh yang rusak maka sel-sel tersebut akan

membengkak dan menjadi lengket melekat satu sama lain dan pada

dinding pembuluh darah (Dadang, 2001).

Darah merupakan bagian penting pada systemtransportasi di

dalam tubuh manusia. Darah adalahcairan yang bersirkulasi melewati

jantung, pembuluharteri, vena dan kapiler. Darah membawa

nutrisi,elektrolit, hormon, vitamin, antibody, serta oksigenuntuk


jaringan tubuh dan membawa sisa yang tidakberguna dan karbon

dioksida (CO2) ke organ-organpembuangan.Pada dunia

kedokteran,golongan darah manusia dibagi 4, yaitu:A, B, ABdan 0.

dengan demikian dalam pemeriksaan darahjuga dilakukan pengujian

untuk menentukangolongan darah ( Andiani, 2011).

Menurut Sasmita (2008), darah merupakan salah satu elemen

penting dalam kehidupan kita. Dan darah di tubuh kita di pompa oleh

jantung melalui jaringan arteri dan vena. Darah adalah semacam cairan

yang melakukan sirkulasi ke seluruh tubuh. Darah terdiri dari berbagai

jenis sel, yaitu:

1.      Sel darah merah (erytrosit) yang membawa gas pernapasan dan

berwarna merah karena adanya hemoglobin.

2.      Sel darah putih (leukosit) yang memerangi penyakit.

3.      Keping darah (trombosit) yang sangat berperan penting dalam

pembekuan darah.

Manusia mempunyai golongan darah yang disebut herediter

(keturunan) yang ditentukan oleh alel ganda. Akan tetapi pada orang

lain, campuran tadi tidak mangakibatkan pengumpulan darah.

Berdasarkan reaksi tadi, maka Landsteiner membagi orang menjadi 3

golongan, ialah A, B dan O. Golangan darah yang ke empat jarang sekali

dijumpai, yaitu golongan darah AB dalam tahun 1902 (Suryo, 1992).

Untuk mendapatkan kecermatan dalam melakukan transfuse

darah kepada para resipient diperlukan adanya kecocokan darah Antara

donor yang bertindak sebagai penyumbang darah. Transfuse darah dari

golongan yang tidak kompatibrl dapat menyebabkan reaksi transfuse

imunologis yang berakibat anemia hemolisis, gagal ginjal, syok, dan

kematian. Selain kecocokan golongan darah, kondisi darah yang

didonorkan haruslah sehat. Dalam hal ini tidak boleh mengandung kadar
glukosa yang (positif db) dan harus bebas dari penyakit lainnya. Gula

darah adalah istilah yang mengacu kepada tingkat glukosa di dalam

darah. Glukosa yang dialirkan melalui darah adalah sumber utama

energy untuk sel-sel tubuh. Umumnya tingkat gula darah bertahan pada

batas-batas yang sempit sepanjang hari 4-8mmol/l (70-150 mg/dl)

(Taiyeb, 2016).

Golongan darah AB adalah resipien umum, golongan darah A

dapat menerima dari golongan A dan O, golongan B dapat menerima

dari golongan B dan O, dan golongan O dari O. sel darah merah

memerlukan protein karena strukturnya terbentuk dari asam amino.

Mereka juga memerlukan zat besi, sehingga untuk membentuk

penggantinya diperlukan diit seimbang yang berisi zat besi. Sel darah

putih rupanya bening dan tak berwarna, bentuknya lebih besar dari sel

darah merah (Soewolo, 2008).

Gula darah adalah istilah yang mengacu kepada tingkat glukosa

di dalam darah. Konsentrasi gula darah, atau tingkat glukosa serum,

diatur dengan ketat di dalam tubuh. Glukosa yang dialirkan melalui

darah adalah sumber utama energi untuk sel-sel tubuh. Umumnya

tingkat gula darah bertahan pada batas-batas yang sempit sepanjang

hari: 4-8 mmol/l (70-150 mg/dl). Tingkat ini meningkat setelah makan

dan biasanya berada pada level terendah pada pagi hari, sebelum orang

makan. Diabetes mellitus adalah penyakit yang paling menonjol yang

disebabkan oleh gagalnya pengaturan gula darah. Meskipun disebut

"gula darah", selain glukosa, kita juga menemukan jenis-jenis gula

lainnya, seperti fruktosa dan galaktosa. Namun demikian, hanya

tingkatan glukosa yang diatur melalui insulin dan leptin (John, 2012).

Kadar gula darah di luar rentang normal dapat menjadi indikator

kondisi medis. Tingkat tinggi terus-menerus disebut sebagai


hiperglikemia; tingkat yang rendah disebut sebagai hipoglikemia.

Diabetes melitus ditandai dengan hiperglikemia persisten dari slah satu

beberapa penyebab, dan merupakan penyakit paling menonjol terkait

dengan keagalan regulasi gula darah. Tingkat gula darah tinggi

sementara mungkin jyga akibat dari stres yang parah, seperti trauma,

stroke, infark miokard, pembedahan atau penyakit. Asupan alkohol

menyebabkan lonjakan awal dalam gula darah, dan kemudian

cenderung menyebabkan tingkat jatuh, obat-obatan tertentu dapat

meningkatkan atau menurunkan kadar glukosa (Niwana, 2011).

Pengujian darah secara manual umumnya dilakukandengan

metode ABO. Pada metode ABO digunakansuatu antisera, yaitu antisera

A dan antisera B. Sampledarah yang diletakan di atas kaca preparat

ditetesiantisera dengan perbandingan darah dan antisera 1: 2,lalu akan

terjadi penggumpalan. Untuk hasilpembacaan yang lebih akurat dapat

digunakanmikroskop dalam mengamati aglutinasi yang terjadi.Karena

setiap golongan darah mempunyai suatu zatanti tertentu. Seperti pada

golongan darah Amempunyai anti B, jika golongan darah A

diberikanantisera A maka darah tersebut akan menggumpal,sedangkan

untuk darah golongan B mempunyai anti A.darah golongan AB

mempunyai anti A dan anti B dangolongan darah O tidak mempunyai zat

anti ( Azhar, 2014).


BAB 1

PENDAHULUAN

Latar belakang

Assalamualaikum warahmatullahi
warabarkatuh,
laporan ini praktikulum ini di susun berdasarkan hasil praktikulum i-vii
yang dimana kita sudah hadir bersama- sama di laboratorum kampus
farmasi ini, yang akan nantinya kita bahas bersama bersama di dalam
laporan ini berserta gambar dan peserta yang dijadikan naracoba dalam
setiap praktek di praktikulum ini,di harapkan dengan adanya seperti itu,
kalian bias mengerti dan pahami praktilum kita dalam semua aspek –
aspeknya baik dari segi naracoba dan probandus yang kita ujikan di sini
sudah semua nformasi semua percobaan dan praktikulum yang kita
yang sudah bahas bersama dan pratikkan di semua praktikulum
kelompok 3, semoga terbantu informasinya untuk lebih mengetahui dan
mendalami dari observasi mana yang kurang dan mana yang lengkap
adanya semuanya sudah kita muat didalam laporan ini,selebih
kurangnya semoga kalian terbantu dalam mencerca informasi yang
ingin kali kembangkan. Adapun yang informasi informasi semua
aspeknya sudah ada di sini semua secara terperinci dan detail insya
allah kita akan lengkapkan informasi probandusnya dan gambar-
gambarnya yang dimana mari simak – simak baik dalam setiap bab- bab
nya di dalam laporan ini.semuanya sudah terinformasi dan terinci satu
persatu.yang sekurang-kurang ada baiknya kalian baiknya memperbaiki
nya dan toleransi dan juga jika sebaliknya juga saya akan
memeberitahukan kepada kalian semua kalau semisalnya bagaimana
baiknya dan baiknya kurang nya dimana Karen akita sadar sebagaimana
laporan kita berbeda-beda setiap masing-masing dan perlu
kerjasamanya setiap tim,baik di kelompok ini juga harus
memperhatikan aspek dalam masing masing praktikulum yang terdiri
dari praktikulum hewan uji coba, glukosa darah ,golongan darah dan
respien,gerak refleks pada manusia,detak jantung dan kativitas jantung
dan jenis kelamin,pengkuran teknana darah arteri,pengukuran ph urine
dan ph saliva.yang dimana masing masing mendapatkan hasil masing-
masing (sartina ,gerak refleks pada manusia :sartina, adanya refleks
pada lutut,tumit,tidak ada: pada refleks trisep,ada bisep,mengejap
mata), (ph urine : yuli minum teh: kuning muda,tidak
menguap,kerjenihan jernih ph no.8) , (penetuan golongan darah ;
sartina,golongan darah B),(aktivitas jantung;yuli lestari, 90/m
duduk,berdiri 115/menit,jalan cepat 120/menit,lari 125/menit) ,
(pengukuran tekanan darah arteri :selfianti, baring 130/70,duduk
130/70,berdiri 120/20,Jalan 130/80,jalan cepat 130/90,lari 130/90). Dan
ini berdasarkan 5 praktikulum yakni : Praktikulum gerak
refleks,pengukuran ph urine Dan pH saliva,pengukuran tekanan darah
arteri, pententuan golongan darah,pengukuran aktivitas jantung). Yang
naracoba masing-masing sama Dan Ada hasilnya jika kita lihat tadi dari
5 percobaan ini/praktikulum ini mari kita lihat baik baik dan respon
naracoba dengan probandusnya ini

a.Rumusan Masalah

Sebagaian besar orang akan melihat dan bernilai mengapa adanya


gerak refleks padan manusia dan mengapa adanya respiensi darah
pada manusia yang termaksud kedalam jajaran praktikulum
penetuan golongan darah dan glukosa darah yang akan selalu
naracoba yang berkorban,hewan uji caba mengapa adnya mencit?
Dan apa hubungan nya dengan obat-obatan ,hal itu dikrenakan
adanya praktikulum ini sebagai landasan atas teori, yakni:
1. Bagaiman cara memntukan ph urine yang pekat?
2. Benarkah gerak refleks itu ada di manusia sejak lahir?
3. Bagaimana cara menentukan golongan darah diri kita sendiri
B.     Tujuan Praktikum ;

1. Agar mahasiswa mampu melakukan penelitian dengan


baik benar
2.      Agar mahasiswa memahami pengaruh- pengaruh bagaimana nantinya
dalam system hewan ujji coba,gerak refleks,golongan dan glukosa darah,
ph urine dan ph saliva,tekanan pada arteri darah, detak dan aktivitas
jantung,dan jenis kelamin pada manusia.

C.    Manfaat Praktikum :


Manfaat diadakannya praktikum ini adalah agar mahasiswa dapat
melakukan pengukuran tekanan darah arteri secara tidak langsung dan
memahami pengaruh gaya berat terhadap tekanan darah arteri. Selain itu,
ilmu yang diperoleh dari praktikum ini bisa menjadi bekal yang sangat
berguna sebagai bekal bila nanti menjadi pharmacist atau apoteker
nantinya.
BAB II

a. TUJUAN PUSTAKA :

B. TINJAUAN PUSTAKA :

pernyataan di atas selalu ada penjawab setia yang akan menjawab


faktor- faktornya,Yang lebih tepatnya dan rincinya mari kita bahas 10
literatur yang berlandaskan pada prinsip percobaan ini (berdasarkan
ilmu kefarmasiaan ;2010-2014,2015 edisi ; ensiklopedia dan Wikipedia).
Jadi disini semua percobaan termkasud ke dalam suaty pembelajaran
exctrack yang merupakan titik terang kita pacuan kita selama di
laboratorium, baik dalam jenis mus muschullar/mencit, yang tatkala
saat membedahnya selalu dan racikan obat yang masuk ke tabung atau
sejenis macam netralisir obat ke tubuhnya,untk mengetahui reaksi obat
pada tubuh mencit, yang dimana esophagus dan liver mencit berdetak
setelah meminum/memakannya.atau bius ya, dan penetuan golongan
darah sama pun juga begitu bagaimana kita mengetahuinya dengan,
cara suntikkan jarum ke ujung jarimu lalu teteskan ke probandus satu
per satu alirkan cairan yakni; Serum merupakan cairan darah yang
berwarna kuning. Didalam serum terdapat dua protein yaitu albumin dan
globullin. Antibodi berada di dalam serum dikarenakan Antibodi
golongan darah merupakan protein globulin, yang bertanggung jawab
sebagai kekebalan tubuh alamiah untuk melawan antigen asing, sudah
jelas dan daripada semakin bingung bagiaman dan definisi praktikulum
1-10 ini mari kita uraikan 1 per 1 yah.

1. Praktikulum gerak refleks pada manusia

Tujuan pustaka : Memahami pengertian refleks.

a. Tinjauan pustaka:

Gerak refleks (refleks) ialah gerakan yang tidak disadari, yang timbul
akibat adanya rangsangan. Gerakan refleks ini ada yang monosinaptik dan ada
yang polisinatik. Lintasan impulsnya selain melalui susunan saraf tepi, juga
mencakup susunan saraf pusat.

PRAKTIKUM GOLI(SYARAF)REFLEKS PADA MANUSIA


a. tujuan pustaka :
b.tinjauan pustaka :
Dasar Gerak reflex adalah gerakan yang tidakdisadari, yang timbul akibat
adanya rangsang. Gerak reflex ini ada yang monosinaptik (multipolar neurons)
dan ada yang polisinaptik (bipolar neurons). Lintasan impulasnya selain
melalui susunan syaraf tepi, juga mencakup susunan syaraf
pusat.TujuanMemahami pengertiann reflex manusia

Ada dua sistem gerak pada manusia, yaitu gerak reflex dan gerak sadar (terkoordinasi).
Refleks ialah aktifitas yang timbul langsung sebagai respon terhadap rangsangan tanpa olahan
syaraf sentral bagian korteks. Refleks bermacam-macam dari yang sederhana hingga yang
kompleks. Contoh refleks yang sederhana adalah refleks menyusu. Bayi yang baru lahir dan sehat
sudah dapat menghisap susu dari payudara ibunya. Refleks alimentasi ini dapat dimulai dari pipi
bayi yang disentuh puting payudara. Bayi akan menengok ke arah payudara yang akan dihisap itu.
Mulutnya membuka, bibirnya menangkap puting payudara, mungkin tangannya akan memegang
payudara itu, lalu timbul gerakan menghisap dan menelan. Semua aktifitas ini berjalan reflektoris
(Suyanto, 2010).
Gerak refleks adalah gerak yang dihasilkan oleh jalur saraf yang paling sederhana. Jalur
saraf ini dibentuk oleh sekuen neuron sensr, interneuron, dan neuron motor, yang mengalirkan
impuls saraf untuk tipe refleks tertentu. Gerak refleks yang paling sederhana hanya memerlukan
dua tipe sel saraf yaitu neuron sensor dan neuron motor. Gerak refleks disebabkan oleh rangsangan
tertentu yang biasanya mengejutkan dan menyakitkan. Gerak refleks terjadi apabila rangsangan
yang diterima oleh sel saraf sensori langsung disampaikan oleh neuron perantara atau neuron
penghubung (Wulandari, 2009).
Ciri refleks adalah respon yang terjadi berlangsung dengan cepat dan tidak di sadari.
Sedangkan lengkung refleks adalah lintasan terpendek gerak refleks. Neuron konektor merupakan
penghubung antara neuron sensorik dan neuron motorok. Jika neuron konektor berada di otak,
maka refleksnya di sebut refleks otak. Jika terletak di sumsum tulang belakang, maka refleksnya
disebut refleks tulang belakang (Taiyeb, 2016).
Prinsip kegiatan system saraf ditampilkan dalam bentuk kegiatan gerak refleks. Dengan
adanya gerak refleks dimungkinkan terjadinya kerja yang baik dan tepat antara berbagai organ dari
individu dan hubungan individu dengan sekelilingnya. Refleks merupakan reaksi organism
terhadap perubahan lingkungan baik di dalam maupun luar organism (Syaifuddin: 2006)
Suatu refleks adalah setiap respon yang terjadi secara ototmatis tanpa di sadari. Terdapat
dua tipe refleks, yaitu refleks sederhana atau refleks dasar yang menyatu tanpa dipelajari, seperti
menutup mata pada saat ada benda menuju ke arahnya dan refleks yang dipelajari atau refleks
yang di kondisikan (conditioned refleks), yang dihasilkan dari berbuat dan belajar, sepeti
membelokkan stri mobil kalau mau menabrak benda. Kita mengerjaka hal tersebut secara
ototmatis, tetapi hanya setelah banyak berlatih secara sadar (Basoeki, 2003)
Gerak refleks merupakan bagian dari mekanisme pertahanan tubuh dan terjadi jauh lebih
cepat dari gerak sadar misalnya menutup mata dari debu, menarik tangan dari benda panas yang
menyakitkan yang tersentuh tanpa sengaja. Gerak refleks dapat dihambat oleh kemauan sadar,
misalnya bukan saja tidak menarik tangan dari benda panas bahkan dengan sengaja menyentuh
permukaan benda panas itu (Pearce 2009).
Gerak refleks berjalan sangat cepat dan tanggapan terjadi secara ototmatis terhadap
rangsangan tanpa memerlukan kontrol dari otak. Gerak refleks yang paling sederhana memerlukan
dua tipe sel saraf, yaitu neuron sensorik dan neuron motorik. Gerak refleks bekerja bukanlah
dibawah kesadaran dan kemauan seseorang. Pada gerak refleks, impuls melalui jalan pendek atau
jalan pintas yaitu dimulai dari reseptor penerima rangsang, kemudian diteruskan oleh saraf sensori
ke pusat saraf, di terima oleh sel saraf penghubung (asosiasi) tanpa di olah di dalam otak langsung
di kirim tanggapan ke saraf motor untuk di sampaikan ke efektor, yaitu otot atau kelenjar, jalan
pintas ini di sebut lengkung refleks (Wulandari, 2009).
Kegiatan pada lengkung refleks di mulai di reseptor sensorik sebagai potensial reseptor
yang besarnya sebanding dengan kuat rangsang. Potensial reseptor ini akan membangkitkan
potensial aksi yang bersifat gagal atau tuntas di saraf eferen. Bila potensial aksi ini sampai ke
efektor, terjadi lagi respon yang besarnya sebanding dengan kuat rangsang. Efektor yang berupa
otot rangka, respon bertahap tersebut selalu cukup besar untuk mencetuskan potensil aksi yang
mampu menghasilkan kontraksi otot. Hubungan antara neuron aferen dengan eferen biasanya
terdapat di sistem saraf pusat (Ganong, 2009).

2. Praktikulum glukosa darah pada manusia

A. TUJUAN PUSTAKA ;
a.
Mengetahui pengaruh makanan atau minuman
b.
terhadap kadar glukosa darah
Membandingkan kadar glukosa darah puasa dan kadar glukosa
darah sewaktu.
B. TINJAUAN PUSTAKA :

GLukosa adalah salah satu monosakarida sederhana yang mempunyai


rumus molekul C6H12O6. Kata glukosa diambil dari bahasa Yunani yaitu
glukus (γλυκύς) yang berarti manis, karena memang nyata bahwa
glukosa mempunyai rasa manis.Nama lain dari glukosa antara lain
dekstrosa, D-glukosa, atau gula buah karena glukosa banyak terdapat
pada buah-buahan.Glukosa merupakan suatu aldoheksosa yang
mempunyai sifat dapat memutar cahaya terpolarisasi ke arah kanan
(Habibana, 2014)Sedangkan glukosa darah atau gula darah merupakan
bahan utama nutrisi yang digunakan sebagai metabolisme sel maupun
penyediaan energi di dalam tubuh, serta mengatur dan menjaga glukosa
dalam batas normal. Saat karbohidrat masuk melewati sistem
pencernaan kemudian akan mengalami peningkatan setelah
mengkonsumsi makanan dan akan mengalami penurunan ketika pagi
hari sebelum mengkonsumsi makanan (Irawan, 2007).

Glukosa darah dibagi menjadi dua yaitu:

a.HiperglikemiaDapat terjadi karena asupan karbohidrat dan glukosa


berlebihan. Beberapa tanda dan gejala hiperglikemia yaitu peningkatan
rasa haus, nyeri kepala, sulit konsentrasi, penglihatan kabur,
peningkatan frekuansi berkemih, letih, lemah, penurunan berat badan.

B..Hipoglikemia Dapat terjadi karena asupan karbohidrat dan glukosa


kurang. Beberapa tanda dan gejala dari hipoglikemia yaitu gangguan
kesadaran, gangguan penglihatan, gangguan daya ingat, berkeringat,
tremor, palpitasi, takikardia, gelisah, pucat, kedinginan, gugup dan rasa
lapar (Riswanto, 2010).

PRAKTIKULUM PENENTUAN GOLONGAN DARAH DAN RESPIEN


A.Tujuan Pustaka:
Untuk menentukan golongan darah donor dan resipien
B.Tinjauan pustaka:
A. Darah
Darah merupakan suspense sel dan fragmen sitoplasma di dalam cairan yang disebut
dengan plasma. Secara keseluruhan darah dapat dianggap sebagai jaringan pengikat dalam arti luas
karena pada dasarnya terdiri atas unsur-unsur sel dan subtansi interselular yang berbentuk plasma.
Secara fungsional darah merupakan jaringan yang dalam artiannya menghubungkan seluruh
bagian-bagian dalam tubuh sehingga merupakan integritas. Darah yang merupakan suspense
tersebut terdapat gen dimana gen merupakan cirri-ciri yang dapat diamati secara kolektif atau
fenotifnya dari suatui organism. Pada organisme diploid, setiap sifat fenotif dikendalikan oleh
setidak-tidaknya satu pasang gen dimana satu pasang anggota tersebut diwariskan dari setiap tetua.
Jika anggota pasangan tadi berlainan dalam efeknya yang tepat terhadap fenotifnya, maka disebut
alelik. Alel adalah bentuk alternatif suatu gen tunggal, misalnya gen yang mengendalikan sifat
keturunannya (Subowo,1992).
Darah mempunyai fungsi antara lain: mengangkut oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh,
mengangkut karbondioksida dari jaringan tubuh ke paru-paru, mengangkut sari-sari makanan ke
seluruh tubuh, mengangkut sisa-sisa sari makanan dari seluruh jaringan tubuh ke alat-alat
eksresi,mengangkut hormone dari kelenjar endokrin ke bagian tubuh tertentu, mengangkut air
untuk diedarkan ke seluruh tubuh, menjaga stabilitas tubuh dengan memindahkan panas yang
dihasilkan oleh alat-alat tubuh yang aktif ke alat-alat tubuh yang tidak aktif, menjaga tubuh dari
infeksi kuman dengan membentuk antibodi (Abbas, 1997).
B. Penentuan Golongan Darah
Golongan darah manusia ditentukan berdasarkan jenis antigen dan antibodi yang
terkandung dalam darahnya. Individu dengan golongan darah A, memiliki sel darah merah dengan
antigen A dipermukaan membran sel dan menghasilkan antibodi terhadap antigen B dalam serum
darahnya. Individu dengan golongan darah B memiliki antigen B pada permukaan sel darah
merahnya dan menghasilkan antibodi terhadap antigen A dalam serum darahnya. Individu dengan
golongan darah AB memiliki sel darah merah dengan antigen A dan B serta tidak menghasilkan
antibodi terhadap antigen A atau B. Sedangkan individu dengan golongan darah O (nol) memiliki
sel darah tanpa antigen, tapi memproduksi antibod terhadap antigen A dan B (Samsuri, 2004).
Penggumpalan darah terjadi karena fibrinogen (protein yang larut dalam plasma) diubah
menjadi fibrin yang berupa jaring-jaring. Perubahan tersebut disebabkan oleh thrombin yang
terdapat dalam darah sebagai pritrombin. Pembentukan thrombin dari protrombin tergantung pada
adanya tromboplastin dan ion Ca2+ (Poejadi, 1994).

Menurut Anonim² (2013), penentuan golongan darah bagi manusia penting untuk berbagai
tujuan, diantaranya :
1. Tranfusi darah jika ia anemia atau kurang darah ketika sakit keras ,
kecelakaan, tentu mereka kurang darah dan harus segera didonor darahnya.
2. Untuk menentukan genetisnya ia bergolongan darah apa, jika ia kawin dapat
ditentukan anaknya, jika tidak sesuai silsilahnya maka harus dipertanyakan
keturunannya ditahun terakhir ini golongan darah bisa digunakan untuk pola
pola psikologis seseorang , biasanya jika wawancara pekerjaan/melihat
tingkah laku /performance.
3. Dari data golongan darah ternyata orang eropa umumnya bergolongan darah
A atau AB sedang Australia bergolongan darah A dan O.
Bila darah yang tidak cocok dicampur sehingga aglutinin plasma anti A atau anti B dicampur
dengan sel darah merah yang mengandung aglutinogen A atau B, terjadilah aglutinasi sel darah
merah berikut ini aglutinin melekatkan diri pada sel darah merah. Karena aglutinin mempunyai
dua tempat pengikatan ( tipe IgG ) atau   ( tipe IgM ), maka satu aglutinin dapat melekat pada dua
atau lebih sel darah merah yang berbeda pada waktu yang sama dengan demikian menyebabkan
sel saling melekat satu sama lain. Keadaan ini menyebabkan sel- sel menggumpal bersama-sama
yang merupakan proses aglutinasi. Kemudian, gumpalan ini menyumbat pembuluh darah kecil
diseluruh system sirkulasi. (Poejadi, 1994).
Pemberian darah sebagai terapi bagi orang sakit sebelumnya akan diuji kecocokannya antara
darah donor dan darah penderita. Uji ini dimaksudkan agar tidak terjadi reaksi transfusi yang bisa
membahayakan jiwa si penerima darah. Karena transfusi darah yang tidak cocok dengan resipien
dapat berbahaya, maka darah yang disumbangkan, secara rutin digolongkan berdasarkan jenisnya;
apakah golongan A, B, AB atau O dan Rh-positif atau Rh-negatif. Sebagai tindakan pencegahan
berikutnya, sebelum memulai transfusi, pemeriksa mencampurkan setetes darah donor dengan
darah resipien untuk memastikan keduanya cocok : teknik ini disebut cross-matching (Anonim¹,
2013).
Penggolongan darah dilakukan dengan cara berikut ini mula-mula sel darah merah
diencerkan dengan saline. Kemudian satu bagian dicampur dengan aglutinin anti A sedangkan
bagian yang lain dicampur dengan aglutinin anti B. Setelah beberapa menit, campuran tadi
diperiksa di bawah mikroskop. Bila sel darah merah menggumpal artinya  “teraglutinasi “. Sel
darah merah golongan O tidak mempunyai aglutinogen dan oleh karena itu tidak bereaksi dengan
serum anti A atau anti B. Golongan darah A mempunyai aglutinogen A dan karena itu
beraglutinasi dengan aglutinin anti A. Golongan darah B mempunyai aglutinogen B dan
beraglutinasi dengan serum anti B. Golongan darah AB mempunyai aglutinogen A dan B serta
beraglutinasi dengan kedua jenis serum (Samsuri, 2004).
Seperti antibodi yang lain, aglutinin adalah gamma globulin,  dihasilkan oleh sel-sel yang
menghasilkan antibodi terhadap setiap antigen yang lain. Kebanyakan adalah molekul
imunoglobin IgM dan IgG. Aglutinin ini dihasilkan oleh orang-orang yang tidak mempunyai
aglutinogen dalam sel darah merahnya, karena sejumlah kecil antigen golongan A dan B
memasuki tubuh melalui makanan, bakteri, atau dengan cara lain, dan zat-zat ini memprakarsai
perkembangan agglutinin Anti-A atau Anti-B. Sebagai contoh, infuse antigen golongan A ke
dalam resipien yang memiliki golongan darah non-A akan menyebabkan reaksi imuns yang khas
dengan pembentukan agglutinin dalam jumlah yang lebih besar daripada sebelumnya. Bayi yang
baru lahir juga mempunyai aglutinin dalam jumlah sedikit, berarti pembentukan aglutinin hampir
seluruhnya terjadi setelah lahir (Subowo, 1992).
Orang dengan genotip O tidak menghasilkan aglutinogen dan karena itu golongan darahnya
adalah O. Orang dengan genotip OA atau AA menghasilkan aglutinogen tipe A dan karena itu
mempunyai golongan darah A. Genotip OB dan BB menghasilkan golongan darah B. Dan tipe
genotip AB menghasilkan golongan darah AB (Abbas, 1997).
Bila tidak terdapat aglutinogen tipe A dalam sel darah merah seseorang maka dalam
plasmanya akan terbentuk antibodi yang dikenal sebagai aglutinin anti A. Demikian pula, bila
tidak terdapat aglutinogen tipe B di dalam sel darah merah, maka dalam plasmanya terbentuk
antibody yang dikenal sebagai aglutinin anti B. Golongan darah O meskipun tidak mengandung
aglutinogen tetapi mengandung aglutinin anti A dan anti B; golongan darah A mengandung
aglutinogen tipe A dan aglutinin tipe B; dan golongan darah B mengandung aglutinogen tipe B
dan aglutinin anti A. Akhirnya golongan darah AB mengandung kedua aglutinogen A dan B tetapi
tidak mengandung aglutinin sama sekali (Anonim³, 2013).

C. Hemoglobin Darah
Melepaskan hemoglobin ke dalam plasma, yaitu suatu keadaan yang disebut “ Hemolisis “
sel darah merah. Kadang-kadang bila darah resipien dan darah donor tidak cocok, segera terjadi
hemolisis sel darah merah dalam darah sirkulasi. Dalam hal ini antibodi menyebabkan lisis sel
darah merah dengan mengaktifkan sistem komplemen yang selanjutnya melepaskan enzim-enzim
proteolitik (kompleks litik) yang merobek membran sel (Anonim², 2013).
Fungsi utama dari sel-sel darah merah yang juga dikenal sebagai eritrosit adalah
mengangkut hemoglobin dan seterusnya mengangkut oksigen dari paru-paru ke jaringan. Selain
mengangkat hemoglobin, sel-sel darah merah juga mempunyai fungsi lain. Contohnya, ia
mengandung banyak sekali karbonik anhidrase yang mengkatalisis reaksi antara karbondioksida
dan air, sehingga meningkatkan kecepatan reaksi bolak-balik ini beberapa ribu kali lipat. Cepatnya
reaksi ini membuat air dalam darah dapat bereaksi dengan banyak sekali karbondioksida, dan
dengan demikian mengangkutnya dari jaringan menuju paru-paru dalam bentuk ion bikarbonat
(HCO3⁻). Hemoglobin yang terdapat dalam sel juga merupakan dapar asam-basa (seperti juga
pada kebanyakan protein), sehingga sel darah merah bertanggungjawab untuk sebagian besar daya
pendaparan seluruh darah (Anonim³, 2013).
Kandungan hemoglobin normal rata-rata dalam darah adalah 16 g/dL pada pria dan 14
g/dL pada wanita dan semuanya berada di dalam sel darah merah. Pada tubuh seorang pria 70 kg,
ada sekitar 900 g hemoglobin; 0,3 g hemoglobin dihancurkan dan 0,3 g disintesis setiap jam
( Abbas, 1997).
Sintesis hemoglobin dimulai dalam proeritroblas dan kemudian dilanjutkan sedikit dalam
stadium retikulosit, karena ketika retikulosit meninggalkan sumsum tulang, dan masuk ke dalam
aliran darah, maka retikulosit tetap membentuk sedikit hemoglobin selama beberapa hari
berikutnya ( Anonim¹, 2013).
Tahap dasar pembentukan hemoglobin. Pertama, suksinil-Ko.A, yang dibentuk dalam siklus
kreb, berikatan dengan glisin untuk membentuk molekul pirol. Kemudian, empat pirol bergabung
untuk membentuk protoporfirin IX, yang kemudian bergabung dengan besi untuk membentuk
molekul heme. Akhirnya, setiap molekul heme bergabung dengan rantai polipeptida panjang, yang
disebut globin, yang disintesis oleh ribosom, membentuk suatu subunit hemoglobin yang disebut
rantai hemoglobin. Tiap-tiap rantai ini mempunyai berat molekul kira-kira 16.000; empat dari
molekul ini selanjutnya akan berikatan satu sama lain secara longgar untuk membentuk molekul
hemoglobin yang lengkap (Anonim², 2013).
Golongan darah adalah ilmu pengklasifikasian darah dari suatu

kelompok berdasarkan ada atau tidak adanya zat antigen warisan

pada permukaan membran sel darah merah. Hal ini disebabkan

karena adanya perbedaan jenis karbohidrat dan protein pada

permukaan membran sel darah merah tersebut. Dua jenis

penggolongan darah yang paling penting adalah penggolongan

ABO dan Rhesus (faktor Rh). Golongan darah ABO terbagi menjadi

empat jenis yaitu A, B, AB, dan O. Penggolonan ini didasarkan

pada sel darah yang memiliki jenis antigen tertentu yang disebut

isoaglutinogen. Jenis penggolongan darah lain yang cukup dikenal

adalah dengan memanfaatkan faktor Rhesus atau faktor Rh.

Seseorang yang tidak memiliki faktor Rh di permukaan sel darah

merahnya memiliki golongan darah Rh-. Mereka yang memiliki

faktor Rh pada permukaan sel darah merahnya disebut memiliki


golongan darah Rh+. Kecocokan faktor Rhesus amat penting

karena ketidakcocokan golongan. Misalnya donor dengan Rh+

sedangkan resipiennya Rh-) dapat menyebabkan produksi antibodi

terhadap antigen Rh(D) yang mengakibatkan hemolisis.

Dalam praktikum ini hanya akan dikerjakan penentuan golongan


darah bagi setiap praktikan. Pengamatan sebaiknya dilakukan dengan
mikroskop. Aglutinasi di daerah A berarti darah yang diselediki
bergolongan A, aglutinasi di daerah B berarti darah yang diselidiki
bergolongan darah B. Kalau terjadi aglutinasi pada kedua daerah maka
bergolongan darah AB dan kalau tidak terjadi aglutinasi pada keduanya

maka darah yang diselidiki bergolongan darah


3.Praktikulum hewan uji coba

a. Tujuan pustaka :

a.Untuk mengetahui cara membedah hewan uji


b. Untuk mengetahui dan mengamati anatomi dan

fisiologi berbagai sistem organ (pernapasan,


pencernaan, peredaran darah dll) pada hewan uji.
b.Tinjauan pustaka:

hewan percobaan atau hewan laboratorium adalah hewan yang


sengaja dipelihara dan diternakkan untuk dipakai sebagai hewan model,
dan juga untuk mempelajari dan mengembangkan berbagai macam
bidang ilmu dalam skala penelitian atau pengamatan laboratorik.
Animal model atau hewan model adalah objek hewan sebagai imitasi
(peniruan) manusia (atau spesies lain), yang digunakan untuk
menyelidiki fenomena biologis atau patobiologis (Hau & Hoosier Jr.,
2003)Dalam laboratorium pendidikan, beberapa mata kuliah dalam
kurikulum Prodi Farmasi ditunjang dengan praktikum yang
menggunakan hewan hidup. Penggunaan hewan hidup ini penting
sebagai alat untuk memperjelas teori dan fenomena yang terjadi dalam
materi mata kuliah yang bersangkutan danhal ini tidak dapat
dihindari.Begitu pula dalam hal penelitian, Penelitian adalah kegiatan
yang dilakukan berdasarkan kaidah dan metode ilmiah secara
sistematis untuk memperoleh informasi, data, dan keterangan dari
subjek terkait, dengan pemahaman teori dan pembuktian asumsi
dan/atau hipotesis. Hasil yang didapat merupakan kesimpulan yang
dapat diaplikasikan atau menjadi tambahan pengetahuan bagi
kemajuan ilmu pengetahuan. Walaupun demikian, kegiatan penelitian
harus tetap menghormati hak dan martabat subjek penelitian.Modul ini
akan membantu anda untuk memahami mulai dari pemilihan hewan uji
hingga pemusnahan hewan uji, oleh karena itu modulini disusun menjadi
4 (empat) kegiatan praktikum yaitu: Kegiatan Praktikum1 : Pemilihan
Hewan UjiKegiatan Praktikum2 : Pemeliharaan Hewan UjiKegiatan
Praktikum3 : Pemberian dan Pengambilan spesimen sampel Hewan
UjiKegiatan Praktikum4 : Anastesi dan Pemusnahan Hewan UjiApabila
anda telah selesai mempelajari Kegiatan Praktikum1, maka anda
diharapkan dapat :1.Mengetahui alasan penggunaan hewan
uji2.Mengetahui klasifikasi hewan uji berdasarkan tujuan
penggunaannya3.Menjelaskanfaktor-faktor penting dalam pemilihan
hewan uji4.Menjeaskan prinsip pemanfaatan hewan coba5.Mengenal
hewan coba mencit, tikus dan kelinciSelanjutnya apabila Anda telah
selesai mempelajari sub pokok bahasan kedua, maka Anda diharapkan
dapat :1.Mengetahui hak-hak hewan coba

2. Faktor yang penting dalam pemeliharaan hewan coba

Selanjutnya apabila Anda telah selesai mempelajari sub pokok bahasan


ketiga, maka Anda diharapkan dapat :1.Mampu memegang hewan coba
mencit, tikus, dan kelinci2.Mampu mengkonversi dosis dari dosis
manusia ke hewan coba3.Mengetahui maksimal volume obat yang dapat
diberikan dengan berbagai rute pemberian pada hewan coba mencit,
tikus dan Kelinci4.Mampu memberikan obat dengan berbagai rute
pemberian pada hewan coba mencit, tikus dan Kelinci5.Mampu
mengambil spesimen sampel hewan coba Selanjutnya apabila Anda
telah selesai mempelajari sub pokok bahasan keempat, maka Anda
diharapkan dapat :1.Mengetahui cara meng-anastesi hewan
coba2.Mengetahui cara mengorbankan hewan cobaDidalam setiap
kegiatan praktikum terdiri dari uraian singkat tentang materi praktikum,
kemudian anda akan mendapatkan tahapan-tahapan dalam melakukan
praktikum ini. Tahapan ini akan dibagi menjadi 3 bagian yaitu

(1)persiapan yang memuat alat,bahan dan hewan yang perlu anda


persiapkan dalam melakukan praktikum
(2) pelaksanaan yang memuat prosedur perlakuan pada hewan coba
dan
(3) pelaporan yang memuat tabel yang anda harus sesuai dengan
pengamatan yang anda telah lakukan pada percobaan tersebut.
Selanjutnya anda diharapkan untuk menyelesaikan soal-soal latihan
yang ada dalam tiap kegiatan praktikum tersebut. Jawaban dari
soal-soal tersebut anda akan sangat membantu dalam menyusun
laporan untuk menganalis efek obat yang digunakan dalam
percobaan tersebut. Pada akhir setiap kegiatan praktikum akan
terdapat Tes, anda diminta untuk menyelesaikan Testersebut
sebagai bahan penilaian terhadap pemahaman anda atas isi dari
praktikum tersebut.
5.Praktikulum detak jantung pada manusia

a. tujuan pustaka :Untuk memahami metode pengukuran


detak jantung manusia
b. Untuk mengetahui hubungan detak jantung
dengan aktivitas dan jenis kelamin.
c. Untuk melihat dan memahami arah aliran darah pada
hewan uji.
a. tinjauan pustaka :

. Denyut Nadi dan Tekanan Darah

Denyut Nadi Istirahat (Resting Heart Rate)


Denyut nadi istirahat adalah denyut nadi yang diukur
saat
istirahat dan tidak setelah melakukan aktivitas. Pengukuran denyut nadi ini
dapat menggambarkan tingkat kesegaran jasmani seseorang.Pengukuran ini
dilakukan selama 10 sampai 15 detik.
Denyut Nadi Pemulihan (Recovery Heart Rate)
Denyut nadi pemulihan adalah jumlah denyut nadi per menit yang diukur
seteah istirahat 2 sampai 5 menit.Pengukuran ini diperlukan untuk melihat
seberapa cepat kemampuan tubuh seseorang melakukan pemulihan setelah
melakukan aktivitas yang berat.Denyut jantung yang normal yakni Ber kisar
antara60-100 kali permenit,dengan rata -rata denyutan 75 kali per menit.
Sedangkan untuk denyut jantung lambat(Bradikardia) frekuensinyakurang dari
60 kali per menit dan untuk denyut jantung yang cepat (Takikardia)
Frekuensinya lebih dari 100 kali per menit.
Nadi adalah denyut nadi yang teraba pada dinding pembuluh darah arteri yang
berdasarkan sistol dan distole dari jantung.Cara menghitung denyut nadi
seseorang adalah dengan cara meetakkanujung jari 2, 3, dan 4 yang
diletakkan rapat sejajarpada pergelangan tangankanan(jangan menggunakan
ibu jari), atau meraba daerah leher disamping tenggorokan, atau dapat juga
dengan secara langsung menempelkan telinga pada dada orang yang akan
diperiksa untuk mendengar detak
jantungnya.Denyut nadi pada orang yang sedang berisitirahat adalah sekita 60
,80 permenit untuk orang dewasa, 80 ,100 permenit untuk anak-anak, dan 100
-140 permenit pada bayi. Namun denyut nadi bisa lebih cepat jika seseorang
dalam keadaan ketakutan, habis berolah raga, atau sakit Umumnya denyut
nadi akan meningkat sekitar 20 kali permenit untuk setiap satu derajat celcius
penderita sakit panas.Denyut nadi yang terlalu cepat, terlalu lambat, atau
tidak beraturan dapat berarti gangguan pada jantung Jika jumlah denyut nadi
di Denyut Nadi dan Tekanan Darahbawa h kondisi normal, maka disebut
Bradicardi.Sedangakan jika jumlah denyut nadi di atas kondisi normal, maka
disebut Tachicardi.
2.Tekanan Darah
Tekanan darah adalah daya dorong darah ke semua arah
pada seluruh permukaan yang tertutup, yaitu pada dinding bagian dalam
jantung dan pembuluh darah. Tekanan darah berasal dari aksi pemompaan
jantung memberikan tekanan yang mendorong darah melewati pembuluh
-pembuluh. Darah mengalir melalui sistem pembuluh
tertutup karena ada perbedaan tekanan atau gradien tekanan antara ventrikel
kiri dan atrium kanan.Tekanan ventrikuler kiri berubah dari setinggi 120 mmHg
saat sistole sampai serendah 0 mmHg saat diastole.Tekanan aorta berubah
dari setinggi 120 mmHg saat sistole sampai serendah 80 mmHg, tekanan
diastole tetap dipertahankan dalam arteri karena adanya efek lontar balik dari
dinding elastis aorta. Rata-rata tekanan aorta adalah 100 mmHg. Tekanan
sistole adalah tekanan ke atas pembuluh arteri akibat denyutan jantung.
Sedangkan tekanan diastole adalah
tekanan saat jantung beristirahat diantara pemompaan.Perubahan tekanan
sirkulasi sistemik yaitu darah mengalir dari aorta (dengan tekanan 100 mmHg
menuju arteri dengan perubahan tekanan dari 100 mmHg sampai 40 mmHg)
ke arteriol (dengan tekanan 25 mmHg di ujung arteri sampai 10 mmHg di
ujung vena) masuk ke vena (dengan perubahan tekanan dari 10 mmHg sampai
ke 5 mmHg) menuju ke vena cava superior dan inferior (dengan tekanan 2
mmHg) dan sampai ke atrium kanan (dengan tekanan 0 mmHg).Tekanan darah
dalam kehidupan seseorang bervariasi secara alami. Bayi dan anak-anak
secara normal memiliki tekanan darah yang jauh lebih rendah daripadaorang
dewasa. Tekanan darah juga dipengaruhi oleh aktivitas fisik, dimana akan
lebih tinggi pada saat melakukan aktivitas dan lebih rendah keti
ka beristirahat. Tekanan darah dalam satu hari juga berbeda, paling tinggi di
waktu pagi hari danpaling rendah pada saat tidur malam hari. Bila tekanan
darah diketahui lebih tinggi dari biasanya secara berkelanjutan, orang itu
dikatakan mengalami masalah darah tinggi
(Hipertensi) . Penderita Denyut Nadi dan Tekanan Darah
4darah tinggi mesti sekurang-kurangnya mempunyai tiga bacaan tekanan
darah yang melebihi 140/90 mmHg saat istirahat.Faktor-faktor yang
mempengaruhi tekanandarah pada orang yang rata-rata sehat antara lain:
Faktor Fisiologis :
a. Curah jantung, tekanan darah berbanding lurus dengan curah jantung
(ditentukan berdasarkan isi sekuncup dan frekuensi jantungnya). Semakin
tinggi curah jantung maka tekanan darah semakin meningkat.
b.Kelenturan dinding arteri.
c.Volume darah, semakin besar volume darah maka semakin tinggi tekanan
darah.
d.Viskositas darah, semakin banyak kandungan protein dan sel darah dalam
plasma, semakin besar tahanan terhadap aliran darah sehingga tekanan darah
akan meningkat.
e.Panjang pembuluh. Semakin panjang pembuluh, semakin besar tahanan
terhadap aliran darah sehingga tekanan darah akan meningkat.
Faktor Sosiologis :
a.Usia, tekanan darah akan bertambah secara berangsur-angsur sampai masa
puber. Pada usia 20 tahun, tekanan darah rata-rata normal biasanya 120/80
mmHg.
b.Aktivitas adanya aktivitas yang dilakukan seperti berolahraga atau
melakukan kegiatan -kegiatan yang berat akan menaikkan tekanan darah
karenatubuh membutuhkan energy isehingga membutuhkan aliran untuk
menyuplai oksigen dan nutrisi.
c.Posisi Tubuhorang yang berbaring
memiliki tekanan darah yang lebih kecil dibandingkan saat duduk atau berdiri,
hal ini disebabkan karena usaha yangdilakukan oleh jantung untuk memompa
darah lebih kecil jika dibandingkan dengan posisi tubuh saat duduk maupun
berdiri.Pada saat berbaring letak jantung berada sejajar dengan tubuh
sehingga tidak dipengaruhi oleh gravitasi bumi.Pada saat duduk tubuh berada
pada posisi vertikal, sehingga jantung harus memompa darah lebih
keras.Denyut Nadi dan Tekanan DarahPada saat berdiri akan didapatkan
denyut nadi dan tekanan darah tertinggi karena energi yang dibutuhkan oleh
tubuh untuk berdiri lebih besar jika dibandingkan dengan energi pada saat
posisiberbaring maupun duduk karena tekanan darah arteri berpusat dikaki
dan mendapat tambahantekanan hidrostatis kolom darah dibadan, sedangkan
dikepala tidak. Tekanan yang didapat juga akan lebih tinggi karena lebih
melawan arah gravitasi.
d.Emosi
. Perasaan emosi seperti marah, takut, dan gembira umumnya akan dapat
menyebabkan kenaikan tekanan darah karena hal ini diakibatkan oleh
terangsangnya sarafmparasimpatis.
e.Jenis kelamin
. Pria biasanya memiliki tekanan darah yang lebih tinggi dibandingkan dengan
wanita pada usia yang sama. Dan wanita cenderung memiliki tekanan darah
rendah karena komposisi lemak pada tubuhnya lebih banyak sehingga
membutuhkan oksigen lebih banyak untuk pembakaran.Dari kontraksi dan
relaksasi yang dilakukan jantung aliran darah yang masuk ke dalam arteri
mengakibatkan tekanan darah naik dan turun pada setiap detak jantung,
sehingga tekanan darah dapat diukur dan terbagi atas dua bagian yaitu :
1.Tekanan Sistolik adalah tekanan darah dalam puncak kontraksi
ventrikular.
2.Tekanan Diastolik adalah tekanan saat ventrikel jantung berelaksasi.
Pengaturan tekanan darah juga dipengaruh
i oleh pengaturan saraf, yaitu pusat vasomotorik pada medula otak yang
mengatur tekanan darah, pusat kardioakselerator dan kardioinhibitor yang
mengatur curah jantung. Selain dipengaruhi oleh pengaturan saraf, pengaturan
tekanan darah juga dipengaruhi olehpengaturan kimia dan hormonal. Ada
sejumlah zat kimia yang secara langsung ataupun tidak langsung dapat
mempengaruhi tekanan darah, diantaranya hormon medula adrenal, hormon
antideuretik dan oksitosin, angiotensin, berbagai amina dan pepetida dan
prostagl andin. Selama masa diastole (relaksasi), tekanan dalam atrium dan
ventrikel sama-sama rendah, tetapi tekanan atrium lebih besar dari tekanan
ventrikel. Atrium secara pasif terus menerus menerima darah dari vena (vena
kava superior dan inferior, vena Denyut Nadi dan Tekanan Darah6pulmonar).
Kemudian darah mengalir dari atrium menuju ventrikel melalui katup AV yang
terbuka. Tekanan ventrikular mulai meningkat saat ventrikel mengembang
untuk menerima darah yang masuk. Katup semilunar aorta dan pulmonari
menutup karenatekanan dalam pembuluh-pembuluh lebih besar daripada
tekanan dalam ventrikel. .Sekitar 70% pengisian ventricular berlangsung
sebelum sistole atrial (Sloane, 2004). Tekanan darah yang diukur secara tidak
langsung dapat melalui metode auskultasi dengan menggunakan
sphygmomanometer. Auskultasi adalah pemeriksaan fisik yang dilakukan
dengan cara mendengarkan suara yang dihasilkan oleh tubuh. Peralatannya
terdiri dari sebuah manset lengan utuk menghentikan aliran darah arteri
brachial, sebuah manometer raksa untuk membaca tekanan, sebuah bulb
memompa manset untuk menghentikan aliran darah arteri brachial dan sebuah
katup untuk mengeluarkan udara dari manset. Sebuah stetoskop dipakai untuk
mendeteksi bunyi korotkoff yaitu bunyi semburan darah yang melalui sebagian
pembuluh darah tertutup. Tekanan darah rata-rata pada pria dewasa muda
adalah 120/80 mmHg. Tekanan darah pada wanita dewasa biasanya lebih kecil
10 mmHg dari tekanan darah pria dewasa muda.Metode Pengukuran Tekanan
DarahPengukuran tekanan darah dapat dilakukan pada beberapa bagian
tubuh, diantaranya lengan atas, lengan bawah, kaki dan paha dengan
menggunakan dua metode yaitu metode pengukuran langsung dan tidak
langsung
.1.Metode langsung
(Direct Methods), metode yang menggunakan kannula atau jarum yang
dimasukkan ke dalam pembuluh darah dan dihubungkan dengan manometer
air raksa atau ukuran dasar ketegangan yang sesuai dan suatu osiloskop
diatur untuk menulis secara langsung pada potongan kertas yang bergerak.
2.Metode tidak langsung (Indirect Methods), metode ini menggunakan
sphygmomanometer. Dengan metode ini tekanan darah diukur dengan dua
cara yaitu metode palpasi dan metode auskultasi. Denyut Nadi dan Tekanan
Darah
Metode Auskultasi
Tekanan darah diukur secara tidak langsung melalui metode auskultasi
dengan menggunakan sphygmomanometer. Peralatannya terdiri dari dari
sebuah manset lengan untuk menghentikan aliran darah arteri brakial, sebuah
manometer raksa untuk membaca tekanan, sebuah bulb pemompa manset
untuk menghentikan aliran darah arteri brakial, sebuah katup untuk
mengeluarkan udara dari manset, dan sebuah stetoskop dipakai untuk
mendeteksi awal dan akhir bunyi Korotkoff, yaitu bunyi semburan darah yang
melalui sebagian pembuluh yang tertutup. Bunyi dan pembacaan angka pada
kolom raksa secara bersamaan merupakan cara untuk menentukan tekanan
sistolik dan diastolik. Bunyi Korotkoff dianggap disebabkan oleh darah yang
memancar tepat sewaktu pembuluh terbuka selama tiap siklus denyut itu.
Pancaran tersebut menyebabkan turbulensi di dalam pembuluh yang lama di
luar manset, dan ini menimbulkan getaran yang terdengar melalui stetoskop
(Guyton, 1995). Dalam menentukan tekanan darah dengan metode Auskultasi,
tekanan di dalam manset mula-mula ditinggikan jauh di atas tekanan sistolik
arteri. Selama tekanan ini lebih tinggi daripada tekanan sistolik, arteri
brakialis tetap kempis dan tidak ada darah yang mengalir ke dalam arteri yang
lebih rendah selama bagian siklus tekanan manapun. Oleh karena itu, tidak
ada bunyi Korotkoff yang terdengar di arteri yang lebih rendah. Tetapi
kemudian tekanan manset dikurangi secara bertahap. Tepat segera setelah
tekanan di dalam manset turun di bawah tekanan sistolik, darah mengalir
melalui arteri di bawah manset selama puncak dari tekanan sistolik, dan orang
mulai mendengar bunyiketukan di dalam arteria antekubiti yang sinkron
dengan denyut jantung. Segera setelah bunyi ini terdengar tingkat tekanan
yang ditunjukkan oleh manometer yang dihubungkan dengan manset kira-kira
sama dengan tekanan sistolik (Guyton, 1995).Ketika tekanan di dalam manset
lebih direndahkan, kualitas bunyi Korotkoff berubah, yang kualitas ketukannya
berkurang tetapi lebih banyak kualitas kasar berirama. Akhirnya sewaktu
tekanan darah manset turun sama dengan tekanan diastolik, maka arteri tidak
lagi menutup selama diastol yang berarti bahwa faktor dasar
yangmenyebabkan bunyi (pancaran darah melalui arteri yang tertekan) tidak
ada lagi. Denyut Nadi dan Tekanan Darah
8Sehingga bunyi ini mendadak berubah menjadi kualitas tidak nyaring lalu
hilang. Tekanan manometer pada saat ini kira-kira sama dengan tekanan
diastolik (Guyton, 1995).Tekanan arteri relatif konstan apabila seseorang
duduk atau berdiri setelah berbaring. Segera setelah berdiri, tekanan arteri di
dalam kepala dan tubuh bagian atas cenderung untuk turun dengan jelas, dan
penurunan tekanan yang besar ini dapat menyebabkan hilangnya kesadaran.
Namun, penurunan tekanan pada baroreseptor merangsang suatu refleks
segera, yang menimbulkan pencetusan rangsang sistematis yang kuat di
seluruh tubuh, dan ini meminimumkan pengurangan tekanan di dalam kepala
dan tubuh bagian atas (Guyton, 1995).Gambar. Pengukuran Tekanan Darah
Arteri. Tekanan Darah Arteri diukur dengan sphygmomanometer, terdiri dari
manset, pengukur tekanan, dan stetoskop
Metode auskultasi dilakukan d engan menggunakan stetoskop
dansphygmomanometer hingga terdengar bunyi yang mengikuti lima fase
korotkoff yaitu:
Fase 1: bunyi terdengar seperti ketukan ya
ng kuat dan menghentak (tekanansistolik) Fase
2: bunyi mulai melemah dan terdengar lembut
Fase 3: bunyi berubah menjadi seperti suara bisikan
Fase 4: bunyi melemah
seperti tiupan angin dan hampir tak terdengar
Fase 5: bunyi hilang (tekanan diastolik) Denyut Nadi dan Tekanan
Darah :Tekanan darah rata rata pada pria dewasa muda adalah sistolik 120
mmHg dan diastolik 80 mmHg biasanya ditulis 120/80. Tekanan darah pada
wanita dewasa muda, baik sistolik maupun diastolik biasanya lebih kecil 10
mmHg dari tekanan darah laki laki dewasa muda ( Ethel Sloane).
Metode Palpasi
Pada metode palpasi tekanan sistolik dapat ditentukan dengan memompa
manset lengan dan kemudian membiarkan tekanan turun dan tentukan
tekanan pada saat denyut radialis pertama kali teraba. Oleh karena itu
kesukaran menentukan secara pasti kapan denyut pertama teraba, tekanan
yang diperoleh dengan metode palpasi biasanya 25 mmHg lebih rendah
dibanding dengan yang diukur dengan metode auskultasi. Dengan stetoskop
kita dapat mendengar denyut jantung normal yang biasanya dideskripsikan
sebagai “lib,dub,lub,dub...”. Bunyi “lub” dikaitkan d engan penutupan katup
atrioventrikuler (A pada permulaan sistole, dan bunyi “dub” dikaitkan dengan
penutupan katup semilunaris (aorta dan pulmonaris) pada akhir sistole. Bunyi
“lub” disebut bunyi jantung yang pertama, dan “dub” sebagai bunyi jantung
kedua karena siklus normal jantung dianggap dimulai pada permulaan sistole
ketika katup A menutup. Penyebab bunyi jantung adalah getaran pada katup
yang tegang segera setelah penutupan bersama dengan getaran darah yang
berdekatan, dinding jantung, dan Pem buluh -pembuluh jantung. Ketika
tekanan pada menset diturunkan biasanya suara korotkoff seringkali
menghilang di atas tekanan diastolik dan muncul kembali ketika tekanan lebih
rendah setelahnya. Untuk pengukuran tekanan sistolik akan lebih baik bila
meningkatkan tekanan manset terlebih dahulu sampai denyut nadi pada
pergelangan tangan tidak dapat
dirasakan. Kira kira tekanan ditingkatkan diatas tekanan sistolik pada
umumnya (>120 mmHg) kemudian diturunkan untuk merasakan denyut
pertama. Dengan demikan kesalahan pengukuran tekanan darah dapat
dikurangi (Ganong, 1999). Denyut Nadi dan Tekanan Darah 10

II. TUJUAN
1.Mempelajari dan mengetahui pengaruh posisi tubuh terhadap denyut
nadi
dan tekanan darah.
2.Mempelajari dan mengetahui pengaruh latihan fisik terhadap denyut nadi
dan tekanan darah.
7. praktikulum aktivitas jantung dan pada manusia
a. a. tujuan pustaka : Untuk memahami metode
pengukuran detak jantung manusia
b. Untuk mengetahui hubungan detak jantung
dengan aktivitas dan jenis kelamin.
c. Untuk melihat dan memahami arah aliran darah pada
hewan uji.

b. tinjauan pustaka : Gerak merupakan suatu kebiasaan yang tidak


lepas dari setiap manusia. Manusia tidak pernah berhenti bergerak bahkan
disaat seorang tidur, karena tanpa disadari jantung manusia tetap bergerak
untuk memompa darah ke seluruh tubuh.Detak jantung yang kencang
dapat kita rasakan pada keadaan-keadaan tertentu, contohnya; berlari,
bersepeda atau mengangkat beban. Saat berlari, detak jantung terasa lebih
kencang dan lebih cepat. Selain detak jantung, pernapasan dan suhu tubuh
juga meningkat, dimana pernapasan lebih dalam dan cepat bersamaan
dengan tubuh yang terasa panas. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
melihat pengaruh berlari terhadap tekanan darah dan suhu. Metode
penelitian yang digunakan adalah design potong lintang (cross sectional)
yang dilaksanakan pada bulan September sampai November 2015. Subjek
penelitian adalah 30 orang remaja yang berumur 18-25 tahun melalui
kriteria inklusi dan eksklusi. Analisis data dilakukan uji statistik Wilcoxon
dengan menggunakan SPSS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
terdapat 24 orang yang mengalami peningkatan pada pengukuran tekanan
darah dan pada pengukuran suhu ditemukan 20 orang yang mengalami
penurunan suhu setelah berlari.Simpulan: Terdapat perbedaan yang
signifikan pada pengukuran tekanan darah sebelum dan sesudah berlari.
Pada pengukuran suhu, tidak terjadi perbedaan yang signifikan sebelum
dan setelah berlari.Kata kunci: berlari, tekanan darah, suhuGerak
merupakan suatu kebiasaan yang tidak lepas dari setiap manusia.
Manusia tidak pernah berhenti bergerak bahkan disaat seorang
tidur, karena tanpa disadari Handayani, Lintong, Rumampuk:
Pengaruh aktivitas berlari...jantung manusia tetap bergerak untuk
memompa darah ke seluruh tubuh walaupun setiap orang
memiliki aktivitas yang berbeda-beda setiap saat. Namun, seiring
berkembangnya teknologi dari semua bidang yang ada, maka
tingkat kesadaran akan aktivitas fisik yang sangat penting untuk
kesehatan manusia sangat rendah. Sehingga banyak orang yang
tidak mau berolahraga, padahal olahraga sangat berguna untuk
kesehatan. Dengan meningkatnya aktivitas fisik seseorang maka
kebutuhan darah yang mengandung oksigen akan semakin besar.
Kebutuhan ini akan dipenuhi oleh jantung dengan meningkatkan
aliran darahnya. Hal ini juga direspon pembuluh darah dengan
melebarkan diameter pembuluh darah (vasodilatasi) sehingga
akan berdampak pada tekanan darah individu tersebut.1
Kecepatan didefinisikan sebagai perubahan posisi per satuan
waktu. Dalam sistem MKS atau SI, satuan kecepatan adalah
meter/detik atau m/s.2 MenurutHarsono (1988:261),
mengemukakan bahwa : Kecepatan adalah kemampuan untuk
melakukan gerakan yang sejenis secara berturut-turut dalam
waktu yang sesingkat-singkatnya. Kecepatan dalam hal ini
merupakan kecepatan bergerak untuk dapat melakukan
pergerakan kaki yang cepat untuk mampu mengayunkan kaki
bergerak ke depan dengan cepat.3 Dan dapat disimpulkan bahwa
kecepatan adalah kemampuan seseorang untuk melakukan suatu
gerakan dalam waktu yang singkat.4 Suhu adalah besaran yang
menyatakan derajat panas dingin suatu benda, semakin tinggi
suhu suatu benda maka semakin panas benda tersebut dan
semakin rendah suhu suatu benda maka semakin dingin benda
tersebut. Suhu tubuh manusia sendiri merupakan perbedaan
antara jumlah panas yang dproduksi oleh proses tubuh dan
jumlah panas yang hilang ke lingkungan luar.Manusia punya
kemampuan untuk beradaptasi terhadap suhu lingkungan.
Meningkatnya aktivitas fisik menyebabkan peningkatan suhu inti
yang secara refleks memicu mekanisme pengeluaran panas.
BAHASAN
Subjek dengan berat badan yang masuk kriteria obesitas tidak di gunakan,
karena subjek yang memiliki status gizi obesitas akan mempegaruhi hasil
pengukuran tekanan darah dan suhu setelah berlari. Karena orang yang
obesitas Handayani, Lintong, Rumampuk: Pengaruh aktivitas berlari...memiliki
suhu tubuh yang lebih rendah karena regulasi pada suhu akan lebih
mudah berubah. Aktivitas fisik dari subjek dengan status gizi obesitas
juga sangat berbeda dengan orang yang normal karena biasanya orang
dengan status gizi obes tidak mampu berlari lama dan akan sangat
berpengaruhpada pengambilan hasil tekanan darah. Sedotan darah ke atrium
selama sistolik turut membantu secara nyata pada arus balik vena.6 Hal ini
menjelaskan mengapa pada beberapa sunjek terjadi penurunan pada tekanan
sistole setelah berlari
8. praktikulum tekanan darah arteri

a. a.tujuan pustaka : Agar mahasiswa mampu


melakukan pengukuran tekanan darah arteri secara
tidak langsung
b. Agar mahasiswa memahami pengaruh gaya berat
terhadap tekanan darah arteri

b.tinjauan pustaka :
Tekanan darah merupakan besaran sangat penting dalam dinamika peredaran darah
(Hemodinamika). Tinggi tekanan darah pada berbagai macam pembuluh darah tidak sama,
tekanan darah arteri lebih tinggi daripada tekanan darah pembuluh vena. Pada pemeriksaan fisik,
seorang penderita, pengukuran tekanan darah arteri sudah menjadi suatu keharusan dimana
pengukuran ini selalu dilakukan secara kontinu. Tinggi tekanan darah arteri orang dewasa yang
normal dalam keadaan istirahat dengan posisi berbaring adalah 120mmHg untuk tekanan sistotik
dan 70 mmHg untuk tekanan diastole. Tinggi tekanan darah ini bervariasi Antara lain karena unur,
jenis kelamin, dan posisi badan. Yang menimbulkan variasi tinggi tekanan darah arteri karena
posisi badan atau bagian badan adalah tidak lain pada gaya berat (Taiyeb, 2016).
Tekanan darah adalah tekanan yang mendesak dinding arteri ketika ventrikel kiri melakukan
sistol kemudian diastole. Pengukurannya menggunakan sfignomanometer. Tekanan darah sistol
adalah tekanan darah yang direkam selama kontraksi ventrikuler. Tekanan darah diastole adalah
tekanan darah yang direkam selama relaksasi ventricular. Tekanan darah normal adalah 120/80
mmHg. Tekanan denyutan adalah perbedaan antara tekanan sistolik dan diastolik. Tekanan
denyutan normal kira-kira 40 mmHg yang memberikan informasi tentang kondisi arteri (Soewolo
dkk, 2005).
Tekanan darah adalah tekanan dari darah yang dipompa oleh jantung terhadap dinding
arteri. Pada manusia, darah dipompa melalui dua sistem sirkulasi terpisah dalam jantung yaitu
sirkulasi pulmonal dan sirkulasi sistemik. Ventrikel kanan jantung memompa darah yang kurang
O2 ke paru-paru melalui sirkulasi pulmonal di mana CO2 dilepaskan dan O2 masuk ke darah.
Darah yang mengandung O2 kembali ke sisi kiri jantung dan dipompa keluar dari ventrikel kiri
menuju aorta melalui sirkulasi sistemik di mana O2 akan dipasok ke seluruh tubuh. Darah
mengandung O2 akan melewati arteri menuju jaringan tubuh, sementara darah kurang O2 akan
melewati vena dari jaringan tubuh menuju ke jantung. Tekanan darah diukur dalam milimeter air
raksa (mmHg), dan dicatat sebagai dua nilai yang berbeda yaitu tekanan darah sistolik dan tekanan
darah diastolik. Tekanan darah sistolik terjadi ketika ventrikel berkontraksi dan mengeluarkan
darah ke arteri sedangkan tekanan darah diastolik terjadi ketika ventrikel berelaksasi dan terisi
dengan darah dari atrium (Lintong, 2015).
Tekanan darah tinggi dianggap sebagai faktor resiko utama bagi berkembangnya penyakit
jantung dan berbagai penyakit vaskuler pada orang-orang yang telah lanjut usia, hal ini disebabkan
ketegangan yang lebih tinggi dalam arteri sehingga menyebabkan hipertensi. Lansia sering terkena
hipertensi disebabkan oleh kekakuan pada arteri sehingga tekanan darah cenderung meningkat.
Selain itu penyebab hipertensi pada lansia juga disebabkan oleh perubahan gaya hidup dan yang
lebih penting lagi kemungkinan terjadinya peningkatan tekanan darah tinggi karena bertambahnya
usia (Ritu Jain, 2011).
Menurut Husen (2011), tekanan darah timbul ketika bersikulasi di dalam pembuluh darah.
Organ jantung dan pembuluh darah berperan penting dalam proses ini dimana jantung sebagai
pompa muskular yang menyuplai tekanan untuk menggerakkan darah, dan pembuluh darah yang
memiliki dinding yang elastis dan ketahanan yang kuat.
Pengukuran tekanan darah dapat dilakukan secara langsung atau tidak langsung. Pada
metode langsung, kateter arteri dimasukkan ke dalam arteri. Walaupun hasilnya sangat tepat, akan
tetapi metode pengukuran ini sangat berbahaya dan dapat menimbulkan masalah kesehatan lain
(Smeltzer & Bare, 2001).
Tekanan darah penting karena merupakan kekuatan pendorong bagi darah agar dapat
beredar ke seluruh tubuh untuk memberikan darah segar yang mengandung oksigen dan nutrisi ke
organ-organ tubuh. Tekanan darah anak didasarkan pada jenis kelamin, usia, dan tinggi. Tekanan
darah bisa bervariasi bahkan pada orang yang sama misalnya pada saat berolahraga. Olahraga akan
menyebabkan tekanan darah meningkat untuk waktu yang singkat dan akan kembali normal ketika
berhenti berolahraga. Tekanan darah dalam satu hari juga berbeda yaitu pada waktu pagi hari
tekanan darah lebih tinggi dibandingkan saat tidur malam hari karena adanya perbedaan tekanan
darah sistolik selama 2 jam pertama setelah bangun tidur dikurangi tekanan darah sistolik terendah
dalam sehari. Selain itu, faktor yang dapat mempengaruhi perbedaan tekanan pada pembuluh
darah adalah posisi tubuh dimana perubahan tekanan darah pada posisi tubuh dipengaruhi oleh
faktor gravitasi (Lintong, 2015).
Badan kesehatan dunia atau WHO (world health organization) juga memberikan batasan
bahwa seseorang, dengan beragam usia dan jenis kelamin, apabila tekanan darahnya berada pada
satuan 140/90 mmHg atau diatas 160/90 mmHg, maka ia sudah dapat dikatagorikan sebagai
penderita hipertensi. Pengobatan hipertensi ada 2 cara pengobatan secara farmakologis dan non
farmakologis. Pemberian terapi non farmakologis relatif praktis dan efisien yaitu dengan cara
pemberian aromaterapi (Rusdi dan Nurlaena Isnawati, 2009).
Untuk mengetahui kecepatan denyut nadiseseorang dapat dilakukan dengan pulse rateyaitu
dengan cara menghitung perubahan tibatibadari tekanan yang dirambatkan sebagaigelombang
pada dinding darah sedangkanpengukuran dapat dilakukan pada : Arteri karotis(daerah
leher),Terletak dileher dibawah lobustelinga, dimana terdapat arteri karotid berjalandiantara trakea
dan otot sternokleidomastoideusSering digunakan untuk bayi, kasus cardiacarrest dan untuk
memantau sirkulasi darah keotak ( Hermawan, 2012).
Frekuensi denyut jantung manusiabervariasi, tergantung dari banyak faktor
yangmempengaruhinya, pada saat aktivitas normal.Arteri radialis (pergelangan
tangan),terletaksepanjang tulang radialis, lebih mudah terabadiatas pergelangan tangan pada sisi
ibu jari.Relatif mudah dan sering dipakai secara rutin.Arteri femolaaaris (lipat paha), Arteri
pulpotea,Arteri dorsalis pedis (daerah dorsum peedis),Arteri temporalis (ventral daun telinga)
(Arwani, 2007).
Dalam keadaan istirahat jantung berdetak 70 kali/menit. Pada waktu banyak
pergerakankecepatan jantung bisa mencacapai 150kali/menit dengan daya pompa 20-25liter/menit.
Curah jantung(cardial output) adalah volume darah yangdipompa oleh tiap-tiap ventrikel
permenit.Sedangkan kecepatan normal denyutjantung (jumlah debaran setiap menit) adalah:Pada
bayi yang baru lahir : 140 per menit, usiasatu tahun : 120 per menit, usia dua tahun : 110per menit,
usia lima tahun : 96-100 per menit,usia sepuluh tahun : 80-90 per menit, pada orangdewasa : 60-80
per menit(Syaifudin 1997:57).
Untuk mengetahui sirkulasidarah tersebut yang paling sederhana denganpemeriksaan
denyut nadi. Jadi secara tidaklangsung denyut nadi sebagai indeks kerjajantung dan memiliki
peranan penting bahkandapat mengukur tingkat aerobik seseorang.Pulsus atau denyut nadi adalah
perubahan tiba-tibadari tekanan jantung yang dirambatkansebagai gelombang pada dinding
pembuluhdarah. Denyut nadi merupakan sebagian besarindeks kerja jantung tetapi elastiositas
pembuluhdarah yang yang lebih besar, viskositas darah,resistensi arterior dan kapiler
memegangperanan dalam menetapkan sifat-sifat tertentudari denyut nadi. (Arwani, 2007).
9. praktikulum pengkuran ph urine dan ph saliva

a.tujuan pustaka : Mengetahui pengaruh makanan atau


minuman terhadap pH urine dan saliva
b.tinjuan pustaka :
1.Salivaa.Pengertian Saliva ,Saliva adalah suatu cairan oral yang kompleks
terdiri atascampuran sekresi dari kelenjar ludah besar dan kecil yang ada
padamukosa oral (Kidd dan Bechal, 2013). Cairan ini berasal dari
kelenjarsaliva mayor dan minor. Diperlukan dalam jumlah yang cukup
didalam mulut, apabila kekurangan saliva akan membuat tingginyajumlah
plak dalam mulut. Tingkat keasaman saliva juga berpengaruhterhadap
timbulnya lubang gigi atau karies. Semakin asam pH saliva,semakin mudah
pula terjadi karies gigi (Pratiwi, 2009). Selama 24 jam,air ludah yang
dikeluarkan ketiga glandula adalah 1000 – 2500 ml.Pada malam hari
pengeluaran air ludah lebih sedikit (Tarigan, 2016). b.Komposisi
SalivaKomposisi kimia air ludah amat bervariasi, biasanya terdiri dari:99,0-
99,5 air, musin (glikoprotein air ludah), putih telur, mineral-mineral (seperti K,
Na, dll),epitel, leukosit, limposit, bakteri danenzim. Di dalam air ludah
dijumpai enzim belaamilase, fosfatase,oksidase, glikogenase, kolagenase,
lipase, protease dll. Enzim iniberasal bakteri- bakteri, epithel, serta
granulasit dan limfosit. Secara kimiawi, dengan adanya unsure Ca dan ion
fosfat, akan membantupenggantian mineralisasi terhadap email atau
menetralisasi keadaanasam dan basa dari ludah. Enzim enzim mucine,
zidene dan lisosimyang terdapat dalam air ludah mempunyai sifat
bakteriostatis yangdapat membuat beberapa bakteri mulut menjadi tidak
berbahaya(Tarigan, 2016 ).c.Fungsi SalivaSaliva memiliki fungsi sebagai
berikut: 1)Melicinkan dan membasahi rongga mulut sehingga
membantuproses mengunyah dan menelan makanan2)Membasahi dan
melembutkan makanan menjadi bahan setengahcair ataupun cair sehingga
mudah ditelan dan dirasakan3)Membersihkan rongga mulut dari sisa- sisa
makanan dan kuman4)Mempunyai aktivitas antibacterial dan sistem
baffer5)Membantu proses pencernaan makanan melalui aktivitas
enzimptyalin (amylase ludah) dan lipase ludah6)Berpartisipasi dalam proses
pembekuan dan penyembuhan lukakarena terdapat faktor pembekuan
darah dan epidermal growthfaktor pada saliva7)Jumlah sekresi air ludah
dapat dipakai sebagai ukuran tentangkeseimbangan air dalam
tubuh8)Membantu dalam berbicara sebagai pelumasan pada pipi dan
lidah(Rahmawati dkk, 2014)Potential of hydrogen (pH) SalivaPotential of
hydrogen (pH) adalah suatu ukuran yang menguraikanderajat tingkat kadar
keasaman atau kadar alkali dari suatu larutan, pHdiukur pada skala 0- 14
(Nogroho, 2016). Derajat keasaman atau biasadisebut pH saliva dalam
keadaan normal berkisar antara 6,8 - 7,2,sedangkan derajat keasaman
saliva dikatakan rendah apabila berkisarantara 5,2 - 5,5 kondisi pH saliva
rendah tersebut akan memudahkanpertumbuhan bakteri asedogenik.
Mengkonsumsi makanan yang kaya karbohidrat dapatmenyebabkan
terjadinya proses fermentasi yang dilakukan oleh bakteriatau
mikroorganisme untuk membuat keadaan dirongga mulut menjadiasam
sehingga menyebabkan terjadinya perubahan pH < 5,5.Penurunan pH < 5
dapat terjadi dalam waktu 1-3 menit, sedangkanuntuk mengembalikan ke pH
saliva normal sekitar 7 membutuhkanwaktu sekitar 30-60 menit. Penurunan
pH saliva yang terjadi berulangkali dalam waktu tertentu dapat memicu
proses demineralisasi gigi(Wiranata, 2017).e.Pengukuran pH salivaMacam –
macam indikator pengukuran pH1.Kertas lakmus Kertas lakmus terbagi
menjadi 2 jenis, yaitu lakmus merah danBiru. Kertas lakmus adalah indikator
asam basa yang palingpraktis, mudah dan murah, serta penggunaannya
sangat mudah.Kertas lakmus memiliki kelemahan, yaitu tidak dapat
digunakanuntuk mengukur secara teliti hal ini dikarenakan perubahan
warnayang ditujunjukan tidak dapat menunjukan secara tepat tingkat
pHlarutan.Perubahan warna kertas lakmus pada berbagai jenislarutan
(Surahman, 2018)Tabel 1. Perubahan Warna Kertas LakmusJenis
larutanLakmus merahLakmus biruAsam Merah Merah Basa Biru Biru Garam
Merah Biru Gambar 1. Kertas Lakmus (Surahman, 2018)2.Indikator
universalIndikator universal akan memberikan warna tertentu jikaditeteskan
atau dicelupkan kedalam larutan asam atau basa. Warnayang terbentuk
kemudian dicocokkan dengan warna standar yangsudah diketahui nilai pH
nya. Nilai pH dapat ditentukan denganindikator pH (indikator universal),
yang memperlihatkan warna macam – macam untuk setiap nilai pH,
sehingga kita bisa menentukan nilai pH suatu cairan berdasarkan warna –
warnatersebut (Surahman, 2018).Gambar 2. Indikator Universal (Surahman,
2018)3.pH meterpH meter adalah salah satu peralatan untuk menetukan pH
suatularutan. pH meter mempunyai elektroda yang dapat dicelupkan
kedalam larutan yang akan diukur pH nya. Nilai pH dapat denganmudah
dilihat secara langsung melalui angka yang tertera padalayar digital dari pH
meter (Surahman, 2018)
10.Praktikulum penentuan JENIS KELAMIN PADA MANUSIA
a.tujuan pustaka 1. Menetapkan jenis kelamin2.Mengidentifikasi barr
body dan drumstick dengan uji seks kromatin

b.tinjauan pustaka : i silah kromosom mula-mula dikemukakan oleh Weldeyer (1888)


yang berasaldari kata latin “chroma” =warna dan“soma”= badan. Disebut demikian
karenabadan ini mudah menyerap zat warna bila preparat diberi warna.
Sebenarnyakromosom merupakan rangka bagi inti sel. Dalam keadaan interfase
kromosomberujud kromatin . Tahap selanjutnya kromosom mengganda disebut
dengan kromatid(Sugiharto, 2010).Kromosom dapat dicat dengan menggunakan
cat giemsa. Dengan pengecatansemacam ini maka dapat diamati ada perbedaan
dalam hal pengikatannya terhadap cattersebut pada bagian-bagian tertentu.
Bagian kromosom yang tidak terlalu rapatpengemasannya mengikat lebih sedikit
cat Giemsa dan bagian ini disebut eukromatin.Eukromatin mengandung gen-gen
yang ekspresinya diperlukan untuk pemeliharaanaktivitas normal fisiologis sel, yang
disebut juga sebagai house keeping genes,misalnya untuk produksi energy seluler.
Selain itu, gen-gen tersebut juga tersusun atas gen-gen yang diekspresikan secara
spesifk pada jaringan tertentu (tissue-spesificgenes), misalnya pada sel-sel saraf.
Bagian kromosom yang lebih rapat mengikat catGiemsa lebih banyak dan bagian ini
disebut sebagai heterokromatin. Heterokromatindibedakan menjadi dua macam,
yaitu heterokromatin konstitutif dan fakultatif.Heterokromatin konstitutif terdiri
atas urutan nukleotida sederhana berulang, tidakmengandung gen, dan tidak
pernah ditranskripsikan. Heterokromatin fakultatif padadasarnya merupakan
eukromatin yang tidak aktif pada tahapan perkembangan seltertentu (Yuwono,
2012)Kromosom adalah struktur nukleoprotein yang membawa informasi
genetik.Struktur ini terletak di dalam inti sel dan berkumpul membentuk genom.
Padaorganisme terdapat dua macam kromosom, yaitu kromosom seks (gonosom)
yangmenentukan jenis kelamin dan kromosom tubuh (autosom) yang tidak
menentukanjenis kelamin. Kromosom memiliki dua fungsi utama, yakni untuk
memastikan DNAterpisah dalam porsi yang sama pada setiap pembelahan sel dan
untuk menjagaintegritas dan ketepatan replikasi genom pada setiap siklus sel.
Elemen yangbertanggung jawab terhadap proses ini adalah sentromer, telomer,
dan unit replikasi(Saskaprabawanta, 2010).
BAB III

METODE PRAKTIKULUM

PRAKTIKUM I
PRAKTIKULUM ANATOMI DAN FISIOLIGI HEWAN
UJI

1.) Waktu dan tempat


Tanggal Praktikum : MINGGU,4 APRIL 2021
Waktu : 13.00 S/d 17.00 WITA
Tempat : Laboratorium FarmasI ,Asrama Akper
3. Alat dan bahan
Alat dan bahan yang digunakan adalah :
a. Sectio set (pisau bedah, gagang pisau bedah, dan gunting bedah)

b. Stereofoam

c. Jarum/pentul

d. Kain lap/Tissue
e. kain lap/Tissue
f. Chloroform

4. Cara Kerja

a. Cara memegang hewan percobaan


 Mengangkat ujung ekor mencit dengan tangan kanan.
 Meletakkan pada suatu tempat yang permukaannya tidak licin
(misalnya rem kawat pada penutup kandang), sehingga bila ditarik
mencit akan mencengkeram.
 Lalu kulit pada bagian tengkuk mencit dijepit dengan telunjuk dan ibu
jari tangan kiri sedangkan ekornya tetap dipegang dengan tangan kanan
kemudian tubuh mencit dibalikkan sehingga permukaan perut
menghadap ke kita dan ekor dijepit di antara jari manis dan kelingking
tangan kiri.
b. Cara membedah mencit
 Pertama-tama mencit diambil, kemudian dimasukkan ke dalam wadah.
 Ambil kapas yang telah dibasahkan dengan kloroform
 Tutup wadah dan biarkan beberapa menit sampai mencit pingsan.
 Apabila mencitnya sudah pingsan, mencit tersebut ditaruh di atas
papan gabus (stereofom) dan kedua tangan serta kedua kakinya
ditusukkan jarum pentul
 Setelah itu, mulailah membedah mencit tersebut, dengan menguliti
bagian leher sampai bagian daerah perut pada mencit tersebut dengan
tidak merobek abdomennya.
 Setelah semua dikuliti, bagian kulit yang sudah dikuliti ditusuk
jarum pentul, lalu mulailah merobek abdomen pada mencit tersebut.
PRAKTIKUM II

PRAKTIKUM REFLEKS PADA MANUSIA

1. Waktu dan tempat


Tanggal Praktikum : MINGGU,4 APRIL 2021
Waktu : 13.00 S/d 17.00 WITA
Tempat : Laboratorium FarmasI ,Asrama Akper
1. Alat dan
Bahan
a. Martil reflex
b. Kapas
c. Aquadest

2. Cara Kerja
Salah satu anggota praktikum ditunjuk sebagai naracoba. Catatlah data naracoba
pada lembar kerja
a. Refleks Lutut
 Naracoba duduk bertumpang kaki (kaki kanan di atas)
dan mengalihkan perhatiannya ke sekeliling.
 Penguji memukul ligamentum patellae kaki kanan naracoba
(kaki yang bertumpu, diatas) dengan martil reflex
 Amati gerak refleks yang terjadi. Catatlah hasilnya pada lembar kerja
b. Refleks Tumit
Naracoba berdiri dengan kaki dibengkokkan dan diletakkan pada kursi.

 Naracoba mengalihkan perhatiannya ke sekeliling.


 Penguji memukul tendom Achilles kaki kiri
naracoba (yang dibengkokkan) dengan martil reflex
 Amati dan catat gerak refleks yang terjadi
c. Refleks Bisep
 Lengan kanan naracoba diluruskan secara pasif dan diletakkan di
atas meja. Naracoba mengalihkan perhatiannya ke sekeliling.
 Penguji memukul tendom bisep brakii lengan tersebut
dengan martil refleks.
 Amati dan catat gerak refleks yang terjadi
d. Refleks Trisep
 Lengan kiri naracoba dibengkokkan secara pasif. Alihkan
perhatian naracoba ke sekelilingnya.
 Penguji memukul tendom trisep brakil lengan tersebut
dengan martil reflex
 Amati dan catat gerak refleks yang terjadi
e. Refleks mengejap
 Naracoba membuka kedua matanya dan mengarahkan
pendangannya ke titik yang jauh.
 Penguji menyentuh permukaan kornea mata kanan naracoba dengan
ujung kap yang telah dibasahi dengan akuadest
 Amati dan catat gerak refleks yang terjadi
PRAKTIKUM III
PRAKTIKUM PENENTUAN GOLONGAN DARAH

1. Waktu dan tempat


Tanggal Praktikum : MINGGU,4 APRIL 2021
Waktu : 13.00 S/d 17.00 WITA
Tempat : Laboratorium FarmasI ,Asrama Akper

1. Alat dan Bahan


a. Gelas objek preparat
b. Lidi pengaduk
c. Satu set larutan reagen golongan darah ABO
d. Kapas
e. Alkohol 70%
f. Jarum lancet
g. Kartu golongan darah

2. Cara Kerja
a. Tandailah pada gelas obyek (dengan pensil gelas) daerah-daerah A, B, AB
dan D
b. Kemudian teteskan kepada masing-masing daerah tersebut satu tetes
darah naracoba
c. Teteskan pada daerah bertanda A satu tetes serum anti A dan pada daerah
bertanda B satu tetes serum anti B, dan seterusnya dengan pipet-pipet yang
telah tersedia (jangan sampai tertukar)
d. Campurkan darah tersebut dengan serum antinya dengan menggunakan lidi
pengaduk yang masih bersih dan jangan sampai tercampur antara daerah A
dan daerah B, AB dan D
e. Amatilah setelah satu menit, apakah ada agregasi sampai
aglutinasi.
Pengamatan sebaiknya dilakukan dengan mikroskop. Aglutinasi di
daerah A berarti darah yang diselediki bergolongan A, aglutinasi di daerah B
berarti darah yang diselidiki bergolongan darah B. Kalau terjadi aglutinasi pada
kedua daerah maka bergolongan darah AB dan kalau tidak terjadi aglutinasi
pada keduanya maka darah yang diselidiki bergolongan dara
PRAKTIKUM IV

PRAKTIKUM PENENTUAN KADAR GLUKOSA DARAH

1, Waktu dan tempat


Tanggal Praktikum : MINGGU,10 APRIL 2021
Waktu : 08.00 S/d 12.00 WITA
Tempat : Laboratorium FarmasI ,Asrama Akper
2. Alat dan Bahan
a. ALAT
Pen lancet dan
lancet Stip glukosa
Alat pengukur gula darah
b. BAHAN Alkohol
70% Kapas
Makanan (Nasi)
Air 300mL

3. Cara Kerja
Pemeriksaan Glukosa Puasa Dan 2 Jam Post Prandial

 Siapkan 1 orang perwakilan dari tiap kelompok (naracoba)


 Diet 3 hari cukup karbohidrat
 Puasa 12-14 jam sebelum pemeriksaan
 Periksa kadar glukosa puasanya
Naracoba dipersilahkan makan berat (contoh : nasi)
PRAKTIKUM V

PRAKTIKUM AKTIVITAS JANTUNG

1. Waktu dan tempat


Tanggal Praktikum : MINGGU,4 APRIL 2021
Waktu : 13.00 S/d 17.00 WITA
Tempat : Laboratorium FarmasI ,Asrama Akper

2.Alat dan Bahan


d. Stetoscope
e. Stopwatch
f. Probandus / naracoba

2. Cara Kerja

Lakukan perhitungan denyut nadi pada pergelangan tangan untuk masing-


masing individu pada beberapa keadaan yaitu: duduk istirahat,berdiri, jalan santai,
jalan cepat dan berlari (masing-masing selama 5 menit). Hitung jumlah detakan
selama 60 detik dengan bantuan stetoscope atau dirasakan secara langsung. Catat
hasil yang diperoleh untuk semua individu kelompok praktikum baik laki-laki
maupun perempuan. Buat grafik hubungan antara aktivitas, jenis kelamin dan
jumlah detakan permenit lalu interpretasikan hasil praktikum
PRAKTIKUM VI
PENGUKURAN TEKANAN DARAH ARTERI

1. Waktu dan tempat


Tanggal Praktikum : MINGGU,4 APRIL 2021
Waktu : 13.00 S/d 17.00 WITA
Tempat : Laboratorium FarmasI ,Asrama Akper
a. Stetoskop
Stetoskop adalah alat yang berguna untuk mendengar bunyi yang timbul
dalam badan. Alat ini terdiri atas:
1. Ujung bagian telinga (ear piece) yang dipasang di telinga
pemeriksaan pada waktu memeriksa penderita; dan
Ujung bagian dada (chest piece) yang diletakkan diatas dada penderita pada waktu
pemeriksaan.ujung bagian dada ini ada dua macam:

 Ujung yang berbentuk corong; dan


 Ujung yang lebar dengan diafragma.

Ujung yang berbentuk corong dipergunakan untuk mendengar bunyi dengan berbagai frekuensi
sedangkan ujung yang lebar dengan diafragma hanya untuk bunyi dengan frekuensi yang tinggi
saja; bunyi dengan frekuensi yang rendah diredam oleh diafragma. Ujung yang berbentuk
corong tidak boleh ditekan terlalu keras di atas kulit sebab kulit yang teregang karena tekanan
yang keras itu dapat berfungsi sebagai diafragma sehingga bunyi yang berfrekuensi rendah tidak
terdengar.
a. Sfigmornanometer (sphygmonanometer) dan Balut Riva Rocci
Alat ini terdiri atas sebuah manometer yang dihubungkan dengan
sebuah kantong yang berbentuk balut, berdinding keras sehingga
tidak dapat diregangkan dan dapat diisi udara didalamnya. Kantong atau
balut ini disebut balut Riva Rocci. Balut Riva Rocci ini dihubungkan pula
dengan sebuah pompa udara yang berguna untuk memasukkan udara
kedalam balut tersebut. Pompa udara ini diperlengkapi dengan keran
untuk mengeluarkan udara dari dalam balut.
Manometer yang dipergunakan pada pengukuran ini dapat manometer
yang memakai pegas dan dapat pula manometer air raksa. Dengan memompa
udara kedalam balut maka tekanan udara didalam balut naik dan pompa balut
ini lalu mendesak jaringan yang berbalut sehingga arteri dibagian tengah
terjepit. Dengan terjepitnya arteri ini maka aliran darah didalamnya dapat
dihentikan. Untuk mengalirkan darah ini kembali, udara di dalam balut
dikeluarkan dengan memutar keran yang terdapat tangkai pompa udara.
b. Dasar Pengukuran
Pengukuran menggunakan pita pada lengan (arm band) yang akan
diisi dengan udara sehingga menekan arteri di bawahnya. Pemeriksa

mendengarkan menggunakan stetoskop, bising yang dihasilkan oleh darah


pada saat melewati arteri.
Ketika pita menekan arteri di bawahnya, ‘darah tidak dapat melewati
arteri. Pemeriksan tidak mendengar bising kemudian secara pelan-pelan
tekanan dikurangi bising akan muncul yang kemudian disebut tekanan
darah sistolik. Tekanan dari pita semakin kecil, bising arteri hilang lagi, saat
ini disebut tekanan darah diastolik.
2. Tensimeter dipompa sampai manset menekan arteri dibawahnya,
dimana darah tidak dapat melewatinya : tidak terdengar bising pada
stetoskop
3. Tekanan diturunkan secara perlahan, darah akan melewati arteri
lagi : terdengar bunyi bising dan saat pertama kali terdengar bunyi
tekanan yang terukur adalah tekanan darah sistolik.
4. Tekanan diturunkan pelan, darah yang melewati arteri akan
bising pada stetoskop
5. Tekanan diturunkan sampai bunyi bising terdengar lemah pada
stetoskop, kemudian menghilang. Saat ini tekanan darah yang
terukur adalah tekanan darah diastolik.
2. Cara Kerja
Pengukuran tekanan darah arteri dalam praktikum ini didasarkan atas
cara pengukuran tekanan darah arteri yang dianjurkan oleh American Heart
Association. Orang yang diukur tinggi tekanan darahnya (Probandus)
disuruh berbaring dengan tenang. Kemudian lengan atas probandus dibalut
dengan balut Riva Rocci. Pembalut harus cukup ketat dan balut harus cukup
lebar agar didapatkan hasil pengukuran yang benar.
Pengukur melakukan palpasi pada nadi pergelangan tangan probandus. Setelah denyut nadi teraba,
udara dipompa kedalam balut Riva Rocci sampai denyut nadi menghilang. Pada saat ini arteria
Brachialis sudah terjepit sehingga
aliran darah di dalamnya terhenti. Pemompaan udara diteruskan sedikit lagi
(±30 mmHg) dan pemeriksa meletakkan ujung bagian dada stetoskop di atas
lipatan siku probandus (pergunakanlah ujung bagian yang berbentuk corong).
Setelah ujung bagian dada stetoskop terletak dengan baik di lipatan siku
probandus, keran pada pompa udara dibuka dan udara mengalir keluar dari
dalam balut Riva Rocci sementara pemeriksa mendengar pada stetoskop dengan
saksama.
Pada suatu saat terdengar bunyi detak seperti bunyi detak jantung. Bunyi ini
ditimbulkan oleh benturan aliran darah pada balut Riva Rocci. Setelah terdengar
beberapa detak, timbulah suara mendesis mengiringi detak tadi. Desis ini
dikenal dengan istilah bising Korotkoff. Bising ini terdengar makin keras
semakin banyak udara yang dikeluarkan dari dalam balut Riva Rocci. Pada suatu
saat bising ini menjadi redup dan kemudian menghilang, sementara udara
yang tedapat didalam balut Riva Rocci terus mengalir keluar sampai akhirnya
balut kempis.
Ada dua peristiwa yang perlu diperhatikan dalam pengukuran ini:
1. Saat terdengarnya detak yang pertama. Pada saat ini darah
didalam arteria Brachialis mulai mengalir dan jika dilakukan palpasi,
maka denyut nadi akan mulai teraba pada saat itu. Detak ini terdengar
pada saat tekanan sistolik mencapai puncaknya. Jadi tekanan sistolik ini
dapat diketahui baik dengan cara auskultatoar maupun dengan cara
palpatoar. Tingginya tekanan sistolik tersebut sama dengan tinggi
tekanan udara didalam balut Riva Rocci seperti yang ditunjukkan oleh
jarum manometer padasaat itu.

Saat meredupnya bising Korotkoff. Dalam pengamatn yang dilakukan


oleh para peneliti, saat meredupnya bising Korotkoff ini ternyata
bersamaan dengan saat tercapainya tinggi tekanan diastolik. Saat ini
dapat diketahui hanya dengan cara auskultatoar saja. Tinggi tekanan
diastolik ini sama dengan tinggi tekanan udara di dalam balut Riva Rocci
seperti yang ditunjukkan oleh jarum manometer pada saat itu.
Bising Korotkoff diduga ditimbulkan oleh turbulensi aliran darah pada
arteria Brachialis. Ada peneliti yang berpendapat bahwa turbulensi tersebut
diakibatkan oleh kecepatan aliran darah yang melampaui kecepatan kritis dan
ada pula yang berpendapat bahwa turbulensi tersebut diakibatkan oleh aliran
darah di arteri dibawah balut yang sempit itu tiba-tiba menerjang ketempat yang
lebar diluar balut yang darah didalamnya sedang dalam keadaan statis. Kadang-
kadang, setelah bising Korotkoff meredup, ia masih terus terdengar sampai balut
Riva Rocci kempis.
Pengukuran tekanan darah arteri secara tidak langsung ini juga dilakukan
pada anak-anak. Dalam hal ini pengukuran dapat dilakukan pada paha anak.
Untuk mendapatkan hasil yang teliti, lakukanlah pengukuran ini beberapa kali
dan biasakanlah mengeluarkan udara dari dalam balut Riva Rocci tidak terlalu
deras (membuka keran tidak terlalu besar) sehingga angin yang ditunjukkan
oleh jarum manometer pada kedua saat yang pen tadi terlangkahi.
Kadang-kadang bising Korotkoff menghilang untuk sementara waktu di
suatu daerah di antara tekanan sistolik dan tekanan diastolik, dan terdengar
kembali dekat sebelum tercapainya tekanan diastolik. Menghilangnya bising
Korotkoff ini dikenal dengan istilah auscultation gap yang sebabnya sampai
sekarang belumdiketahui orang. Pada pengukuran yang kurang teliti,
auscultation gap ini dapat mengacaukan bahkan memberikan hasil yang salah.
Lakukanlah pengukuran ini pada probandus dengan posisi :
1. Berbaring dengan kedua lengan lurus sejajardengan sumbu badan
2. Duduk dengan kedua lengan tergantung lurus ke bawah
3. Berdiri
4. Jalan santai, jalan cepat dan berlari (selama 5 menit)
2.
PRAKTIKUM VII
PENGUKURAN pH URINE DAN pH SALIVA

1. Waktu dan tempat


Tanggal Praktikum : MINGGU,10 APRIL 2021
Waktu : 08.00 S/d 12.00 WITA
Tempat : Laboratorium FarmasI ,Asrama Akper

3. Alat dan Bahan


1. pH meter
2. Wadah penampung
3. Makanan dan Minuman

4. Cara Kerja
a. Pengukuran pH urine
 Siapkan 3 orang dari tiap kelompok (naracoba)
 Orang pertama mengkonsumsi 500 ml air putih 30 menit sebelum
pengambilan sampel
 Orang kedua mengkonsumsi 500 ml teh manis 30 menit sebelum
pengambilan sampel
 Orang ketiga tidak mengkonsumsi minuman 30 menit
sebelum pengambilan sampel
 Tampung masing-masing urine pada wadah berlabel
 Amati tampilan warna dan bau urine
 Catat dan bandingkan pH dari masing-masing urine
b. Pengukuran pH saliva
 Siapkan 3 orang dari tiap kelompok (probandus/naracoba)
 Siapkan makanan yang tinggi karbohidrat atau minuman bersoda
 Sebelum mengkonsumsi makanan atau minuman, terlebih dahulu
keluarkan saliva dari rongga mulut untuk pengukuran awal pH saliva
dengan metode spitting, yaitu saliva dikumpulkan pada dasar mulut lalu
dikeluarkan pada wadah penampung saliva.
 Naracoba mengkonsumsi makanan atau minuman
 Kumpulkan kembali saliva dengan metode spitting dan ukur pH saliva
 Bandingkan pH saliva sebelum dan setelah mengkonsumsi makanan
atau minuman

 Sebelum mengkonsumsi makanan atau minuman, terlebih dahulu


keluarkan saliva dari rongga mulut untuk pengukuran awal pH saliva
dengan metode spitting, yaitu saliva dikumpulkan pada dasar mulut lalu
dikeluarkan pada wadah penampung saliva.
 Naracoba mengkonsumsi makanan atau minuman
 Kumpulkan kembali saliva dengan metode spitting dan ukur pH saliva
 Bandingkan pH saliva sebelum dan setelah mengkonsumsi makanan
atau minuman
Praktikulum IX

Pengukuran tekanan darah pada arteri


1. Waktu dan tempat
Tanggal Praktikum : MINGGU,4 APRIL 2021
Waktu : 13.00 S/d 17.00 WITA
Tempat : Laboratorium FarmasI ,Asrama Akper
I.SARANA
Alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah :
Stopwatch, sphygmomanometer (tensimeter), stethoscope, bangku dan metronom.
II.PROSEDUR KERJA
A.Memeriksa denyut nadi
1.Orang coba berbaring terlentang tenang 2-3 menit di meja periksa/tempat tidur dengan kedua
lengan diletakkan di samping tubuh.
2.Periksalah denyut nadi A.radialis dextra ujung jari II-III-IV yang diletakkan rapat sejajar satu
dengan yang lain, longitudinal di atas
A.radialis tersebut. Tentukan : frekuensi (berapa kali permenit) dan iramanya (teratur atau tidak).
B.Pengukuran tekanan dara
h secara palpasi
1.Orang coba berbaring terlentang, lengan yang hendak diukur tekanan darahnya (lengan kanan)
di samping tubuh.
2.Pasanglah manset pada lengan kanan atas (jangan terlalu ketat atau
terlalu longgar), sekitar 3 cm di atas fossa cubiti.
3.Raba dan rasakan denyut Arteri radialis dextra.
4.Putar sekrup pada pompa udara searah jarum jam sampai maksimal untuk mencegah udara
keluar dari manset, lalu pompakan udara ke dalam manset. Pada suatu saat denyut A.radialis
dextra menghilang (tak teraba). Teruslah memompa sampai tinggi air raksa dalam
manometer sekitar 20 mmHg lebih tinggi dari titik dimana denyut
A.radialis dextra tadi mulai menghilang.Denyut Nadi dan Tekanan Darah125.
Keluarkan udara dari manset secara pelan dan berkesinambungan (dengan memutar sekruppada
pompa udara denyut
A.radialis teraba
kembali. Ini menunjukkan besarnya tekanan sistolik secara palpasi.
C.Pengukuran tekanan darah secara auskultasi
1.Orang coba tetap berbaring terlentang dengan manset tetap terpasang di lengan kanan atas.
Posisi lengan kanan tetap disamping tubuh.
2.Tentukan letak A. Brachialis dextra secara palpasi pada fossa cubiti, letakkan diafragma
stetoskop diatas A. Brachialis dextra tersebut.
3.Putar sekrup pada pompa udara searah jarum jam sampai maksimal untuk mencegah udara
keluar dari manset, lalu pompakan udara kedalam manset. Anda akan mendengar suara bising
A. Brachialis
dextra melalui stetoskop. Pada suatu saat suara bising tersebut akan menghilang (tak terdengar).
Teruslah memompa sampai tinggi air raksa dalam menometer sekitar 20 mmHg lebih tinggi
daripada titik dimana suara bising A. Brachialis dextra tadi mulai menghilang.
4.Keluarkan udara dari manset secara pelan dan berkesinambungan,
maka anda akan mendengar suara-suara Korotkoff I-
V. Tekanan
udara dimana terdengar Korotkoff I menunjukkan besarnya tekanan sistolik secara auskultasi,
sedangkan tekanan dimana terdengar Korotkoff IV atau V menunjukkan besarnya tekanan
diastolik secara auskultasi.
D.Pengaruh posisi tubuh terhadap denyut nadi dan tekanan darah
1.a. Pilih satu mahasiswa coba (MC 1)
b. Pilih satu mahasiswa bertugas memeriksa denyut nadi MC 1 pada arteri radialis
sinistra selam
a praktikum point Ac. Pilih satu mahasiswa yang bertugad megukur tekanan darah MC 1
pada lengan kanan secara auskultasi selama praktikum point A.
d. Pilih satu mahasiswa untuk mencatat data.
2.MC 1 berbaring terlentang selama 2-3 menit kemudian tentrukan frekuensi dan irama
dneyut arteria radialis sinistra serta tekanan Denyut Nadi dan Tekanan Darah13 darah pada
lengan kanan secara auskultasi (masing- masing diukur tiga kali berturut-turut)
selanjutnya hitung nilai rata-ratanya.
3.MC 1 disuruh duduk tenang selama 2-3 menit, kemudian tentukan frekuensi dan irama
denyut arteria radialis sinistra serta tekanan darah pada lengan kanan secara auskultasi
(masing-
masing diukur tiga kali berturut-turut) selanjutnya hitung nilai rata-ratanya.
4.MC 1 disuruh berdiri tenang dengan sikap anatomis selama 2-3 menit, kemudian
tentukan frekuensi dan irama denyut arteria radialis sinistra serta tekanan darah pada
lengan kanan secara auskultasi (masing-masing diukur tigakali berturut-turut) selanjutnya
hitung nilai rata-
ratanya.Bila didalam tiga kali pengukuran secara berturut-turut terdapat perbedaan yang
besar, gunakan interval waktu 2 menit.
E.Pengaruh aktivitas fisik terhadap denyut nadi dan tekanan darah
1.a. Pilih
satu mahasiswa coba (MC 2)
b. Pilih satu mahasiswa yang bertugas memeriksa denyut nadi MC 2 pada arteri radialis
sinistra selama praktikum point B.
c. Pilih satu mahasiswa yang bertugas mengukur tekanan darah MC 2 pada lengan
kanan secara auskultasi selama
point B.
d. Pilih satu mahasiswa untuk mencatat data.
2.MC 2 disuruh duduk tenang selama 2-3 menit, kemudian periksa frekuensi dan irama
denyutarteria radialis sinistra serta tekanan darah pada lengan kanan secara auskultasi
(masing-masing diukurtiga kaliberturut-turut). Catat frekuensi dan irama denyut arteri
radialis sinistra serta tekanan sistolik dan diastolik, selanjutnya hitung nilai rata-ratanya.
3.Dengan manchet tetap terpasang pada lengan atas kanan (hubungan manchet dengan
skala manometer dilepas), MC 2 melakukan latihan fisik dengan cara “Step Test (naik
turun bangku)” 20 kali/menit selama dua menit dengan dipandu oleh irama metronom
yang disetting pada frekuensi 80 ketukan per menit. Denyut Nadi dan Tekanan Darah
Setelah step test berakhir, MC 2 disuruh degera duduk, perikslah frekuensi denyut arteri
aradialis sinistra dan tekanan darahya masing-masing satu kali. Data inidiharapkan
tercatat tepat 1 menit setelah step test berakhir.5.Teruskan memeriksa frekuensi denyut
arteri radialis sinistra dan tekanan darah dengan interval 2 menit (menit ke 3, menit ke 5,
menit ke 7, dstnya) sampai nilainya kembali seperti keadaan sebelum latihan.Untuk
setiap saat/interval, pengukuran frekuensi denyut arteri radialis sinistra dan tekanan
darah hanya diukur satu kali.
PRAKTIKULUM X

Pengukuran denyut nadi pada manusia


1. Waktu dan tempat
Tanggal Praktikum : MINGGU,4 APRIL 2021
Waktu : 13.00 S/d 17.00 WITA
Tempat : Laboratorium FarmasI ,Asrama Akper

B.       Alat dan Bahan


1.      Alat :
a.       Stetoskop
b.      Sfignomanometer
2.      Bahan :
a.       Probandus
C.    Langkah Kerja
a.       Orang yang akan diukur tekanan darahnya diharapkan untuk berbaring dengan tenang. Lengan
atas dibalut dengan balut riva rocci dalam keadaan cukup ketat dan balut harus cukup lebar agar
hasil yang diperoleh lebih maksimal
b.      Pengukur melakukan palpasi pada nadi pergelangan tangan probandus. Setelah denyut nadi
teraba, udara dipompa ke dalam balut riva rocci sampai denyut nadi menghilang
c.       Pada suatu saat terdengar bunyi detak sepeti denyut jantung. Setelah terdengar beberapa detak,
timbullah suara desis yang mengiring datak nadi. Desis ini dikenal istilah bising korotkoff
d.      Melakukan pengukuran dengan posisi probandus yang lain yaitu dalam kondisi duduk dan
berdiri.
Bab IV

(Hasil pengamatan dan pembahasan)

PRAKTIKUM II

II. PRAKTIKUM REFLEKS PADA MANUSIA


Hasil Percobaan :
Nama probandus Macam Refleks Kanan Kiri Ada Tidak ada

1.)Sumarni ,(18 Refleks Lutut Kanan 


thn,Perempuan, . . Refleks Tumit Kiri  . ,
. Cm, Kg) Refleks Trisep Kiri 
Refleks Bisep Kanan 
Refleks Mengejap mata Kiri 

. Refleks Lutut . Kanan 


.Refleks Tumit .  .
2.)SRI KAMILA DEWI 
. Refleks Trisep Kiri .  . .
18TAHUN,PEREMPUAN
.Refleks Bisep .. Kiri .
, CM, KG) Kanan 
.Refleks Mengejap Mata 

.Refleks Lutut . .
. Kanan
.Refleks .
3.) Tumit .Refleks . Kiri
Trisep Kiri
Kanan
.Refeleks Bisep .
.Refleks Mengejap Mata . Kiri
B.PEMBAHASAN
Gerak refleks (refleks), ialah : gerakan yang tidak disadari, yang timbul
akibat adanya rangsangan. Gerakan refleks ini ada yang monosinaptik dan ada yang polisinatik.
Lintasan impulsnya selain melalui susunan saraf tepi, juga mencakup susunan saraf
pusat.Gerak refleks bisep ialah: fleksi lengan pada sendi siku,Gerak refleks lutut,ialah:
kontraksi dengan sendi perlututan,Gerak refleks tumit ialah :bergetar tumit dengan
brocci bruce.,Gerak refleks trisep ialah : ekstensi lengan bawah disendi siku.Gerak
refleks mengejap ialah; gerakan mengedip di bagian kornea akibat aquadest sontak
kaget.yang dimana adanya gerak refleks monosinaptik dan polosinaptik yang
dimana kita sudah mengetahui nya bahwa gerak refleks monosinaptik adalah
Refleks monosinaptik juga disebut refleks sederhana. Disebut monosinaptik karena informasi stimulasi
yang masuk ke neuron sensorik hanya melewati proses sinaptik untuk mencapai motor neuron, yang
kemudian mentransmisikan informasi ini ke otot. Gerak polosinaptik adalah refleks yang melibatkan
banyak sinaps. Contoh: refleks menarik tangan ketika terkena api.dan inilah yang terjadi pada probandus
gerak refeleks

egiatan praktikum kali ini dengan mengamati masalah gerak, lebih tepatnya masalah
gerak reflex. Sebelumnya perlu kita kerahui terlebih dahulu bahwa gerak reflex bersifat tidak
disadari atau diluar kendali manusia karena butuhnya manusia respon atau tanggap cepat
terhadap rangsang yang ada dari luar misalnya kita lagi di dapur, sedang memasak sesuatu
kemudian tidak sengaja kita menyentuh bagian panas dari alat-alat yang kita pakai memasak
sebelumnya, terus apa yang kita lakukan adalah langsung menarik tangan kita dengan cepat,
itulah gerak reflek. Coba fikirkan jikalau tidak ada gerak reflek tangan kita menempel kepada
benda panas, mungkin tangan kita sudah terluka parah karena panas baru kita sadari bahwa
ternyata tadi panas.
Proses terjadinya gerak refleks ini tentunya diawali dengan adanya rangsangan, kemudian
rangsangan tersebut akan di teruskan ke otak atau sumsum tulang belakang melalui neuron
sensorik dengan kecepatan yang sangat tinggi kemudian menuju ke efektor (luar tubuh) melalui
neuron motorik sebagai tanggapan terhadap rangsangan yang diperoleh.
Kegiatan praktikum unit ini menggunakan 6 macam daerah untuk diuji ada tidaknya
gerak reflex pada tubuh probandus. Yaitu gerak refleks pada lutut, gerak refleks pada tumit,
gerak refleks pada bisep, gerak reflkes pada trisep, gerak refleks mengejapkan mata, dan yang
terakhir adalah gerak refleks pada dinding perut. Itulah 6 daerah yang akan diujikan.

kita ialah satu-satunya probandus yang mengalami gerak refleks monosinaptik yakni:sdri,sumarni dan
sri kamila dewi probandus di sumarni sadar gerak refleks dialamninya ada yang ada dan ada
yang tidak ada yang ada ialah gerak refleks lutut,tumit,trisep dan mengejap mata dan tidak ada
adalah gerak refleks bisep. Dan yang dimana disini gerak-gerakan tersebut adalah gerakan yang
dibuat secara alami secara tidak sadar.
PRAKTIKUM III
PENENTUAN GOLONGAN DARAH

SERUM ANTI

NO GOLONGAN DARAH
NAMA SAMPEL DARAH A B AB
1.) SUMARNI ,18 TAHUN __ __ GOLONGAN DARAH B
+

B. PEMBAHASAN

Golongan darah adalah ciri khusus darah dari suatu individu karena adanya perbedaan jenis
karbohidrat dan protein pada permukaan membrane sel darah merah. Dua jenis penggolongan
darah yang paling penting adalah penggolongan ABO dan Rhesus ( factor Rh).
Golongan darah manusia ditentukan berdasarkan jenis antigen dan antibodi yang
terkandung dalam darahnya. Individu dengan golongan darah A, memiliki sel darah merah
dengan antigen A dipermukaan membrane sel dan menghasilkan antibody terhadap antigen B
dalam serum darahnya. Individu dengan golongan darah B memiliki antigen B pada permukaan
sel darah merahnya dan menghasilkan antibody terhadap antigen A dalam serum darahnya.
Individu dengan golongan darah AB memiliki sel darah merah dengan antigen A dan B serta
tidak menghasilkan antibody terhadap antigen A atau B. Sedangkan individu dengan golongan
darah O (nol) memiliki sel darah tanpa antigen, tapi memproduksi antibody terhadap antigen A
dan B.
BERDASARKAN pengantan diatas bahwa saudari sumarni golongan b karena bergolong darah B karena
pada saat pemberian anti A dan Anti B, hanya darah yang menggumpal pada anti B. Hal ini sesuai
pendapat Arief (2010) bahwa Percobaan sederhana dapat dilakukan dengan mereaksikan sel darah
merah dengan serum dari para donor. Hasilnya adalah dua macam reaksi (menjadi dasar antigen A dan
B, dikenal dengan golongan darah A dan B) dan satu macam tanpa reaksi (tidak memiliki antigen, dikenal
dengan golongan darah O). Kesimpulannya ada dua macam antigen A dan B di sel darah merah yang
disebut golongan A dan B, atau sama sekali tidak ada reaksi yang disebut golongan O.
PRAKTIKUM I
ANATOMI DAN FISIOLIGI HEWAN UJI
NO NAMA HEWAN BB MENCIT FOTO MENCIT HASIL PENGAMATAN

1.. Mencit (mus 21 GRAM 1.FREKUENSI JANTUNG :


muzculus) 128/MENIT

2. LAJU NAFAS : 112/MENIT

3.REFLEKS : +++

4. TONUS OTOT ; +++

5. Rasa Nyeri : +++

6. Salivasi:+++

7. Urinasi :+++

8. Defekasi : +++

B. Pembahasan
Pada praktikum ini kita telah melakukan percobaan cara menangani hewan coba dan berbagai
rute pemberian obat kepada hewan coba tersebut. Praktikum ini adalah dasar untuk percobaan-
percobaan farmakologi selanjutnya karena hewan coba adalah media pembantu dalam
melakukan penelitian.
Tidak semua hewan dapat dijadikan hewan percobaan hanya beberapa saja yang karakteristik
tubuhnya hampir sama dengan manusia contohnya seperti tikus, mencit dan kelinci. Penanganan
hewan coba ini pun berbeda-beda caranya tergantung dari jenis hewan yang akan dipakai.
Seperti misalnya, pada tikus dan mencit , peganglah pada ekornya tapi hati-hati jangan sampai
hewan membalikan tubuhnya dan menggigit. Karna itu selain ekornya pegang juga bagian leher
belakang (tengkuk) dengan ibu jari dan ibu telunjuk. Untuk kelinci dan marmut jangan sekali-
kali memegang telinga karna syaraf dan pembuluh darah dapat terganggu.
Pemberian obat pada hewan coba terdapat berbagai rute pemberian diantaranya enteral dan
parenteral. Enteral yaitu contohnya seperti penggunaan oral , sublingual dan rektal. Tetapi
penggunaan obat secara sublingual dan rektal sulit dilakukan pada hewan coba, sehingga rute
yang cocok digunakan untuk hewan coba adalah dengan cara rute oral. Sedangkan pada
parenteral yaitu contohnya seperti rute intravena, subkutan, intramuskular, dan intra peritonial.
Tetapi rute yang biasa atau paling sering digunakan adalah rute intravena melalui ujung ekor
karena pada ujung ekor hewan coba terdapat banyak pembuluh darah sehingga obat cepat diresap
dan disebarkan keseluruh tubuh.
Pada hewan mencit memiliki bobot 21 gram, volume ntuk pengamatan frekuensi jantung pada
tikus memiliki 120 denyut/menit. Sedangkan pada mencit memiliki 112 denyut/menit. Pada
hewan coba untuk denyut jantung normalnya yaitu 325-780 denyut/menit. Perbedaan denyut
jantung ini didasarkan pada perhitungan denyut yang kurang teliti sehingga didapatkan hasil
yang berbeda dengan denyut normal atau kemungkinan hewan coba tersebut mengalami stress
sehingga denyut jantungnya melemah. Untuk pengukuran laju nafas didapatkan hasil 116
nafas/menit pada tikus dan 100 nafas /menit pada mencit. Untuk laju nafas normal pada hewan
coba adalah 94-163 nafas/menit. Sehingga dikatakan hewan coba tersebut memiliki pernafasan
yang normal. Pada pengamatan refleks dan tonus otot pada hewan coba ini memiliki reflek dan
tonus otot yang sangat baik dilihat dari kemampuan dia merefleks suatu ancaman dengan
sangat cepat dan kemampuan dia memanjat untuk keluar dari topless sangat baik. Untuk
pengamatan tingkat kesadaran dan rasa nyeri memiliki hasil yang sangat baik. Karena hewan
coba tersebut masih dapat dikatakan normal dan masih layak digunakan untuk percobaan.
Untuk uji gejala lain seperti salivasi didapat hasil yang kurang baik sedangkan untuk uji urinasi
dan defekasi didapatkan hasil yang sangat baik. Sedangkan untuk pengamatan kejang
didapatkan hasil yang negatif artinya hewan coba yang diamati masih sehat.
PRAKTIKUM IV
PENENTUAN KADAR GLUKOSA DARAH
n ... JENIS JENIS PRAKTIKUM KADAR GLUKOSA (mg/dl) KETERANGAN
NO NAMA COBA SAMPEL GLUKOSA

1. Selfianti Puasa 8 jam Hasil Rata – Rata


. 81,0 (mg/dl) 81,0 (mg/dl) NORMAL
2. Sri Kmila Dewi 2 Jam Sebelum Makan 188,0 (mg/dl) 188 (mg/dl) NORMAL
3. Sartina Sewaktu 84 (mg/dl) 84 (mg/dl) NORMAL
B. PEMBAHASAN
Pada pratikum kali ini, pemeriksaan glukosa darah yang menggunakan metode
spektofotometri. Menurut Syabatini ( 2010 ), spektofotometri merupakan suatu metode analisa
yang didasarkan pada pengukuran serapan sinar monokromatis oleh suatu lajur larutan berwarna
pada panjang gelombang spesifik dengan menggunakan monokromator prisma atau kisi difraksi
dengan detektor fototube. Spektofotometri dapat dianggap sebagai perluasan suatu pemeriksaan
visual dengan studi yang lebih mendalam dari absorbsi energi.
Dari pemeriksaan kadar glukosa darah dengan menggunakan metode spektofotometri, hasil
pemeriksaan kadar glukosa darah pada selfianti saat puasa 8 jam dan sri kamila dewi pada saat 2
jam sebelum makan sebesar 81 mg/dl dan 188 mg/dl dengan rata – rata 185 mg/dl untuk sampel
sebelumm makan. Berdasarkan nilai normalnya 60 – 120 mg/dl pada sesaat dan 81 – 188 mg/dl
saat puasa. Dari data tersebut, pada pemeriksaan sampel darah sebelum makan dan puasa
tergolong normal. Hanya saja pada percobaan pertama kadar nilai glukosa dalam darah terlalu
rendah. Nilai kadar glukosa dalam darah ini bisa sangat rendah terjadi karena saat pengambilan
serum darah kurang atau sangat sedikit yang digunakan dalam percobaan.
Glukosa dapat ditentukan kadarnya secara enzimatik, misalnya dengan penambahan enzim
glukosa oksidase ( GOD ). Prinsip metode kerja pada pratikum ini adalah metode enzimatik yang
dibantu enzim – enzim contohnya katalase ( reaksi Hantz ) dan peroksidase ( reaksi trinder ).
Pereagen yang digunakan menggunakan pereagen GOP – PAP. Absorbansi λ dan warna
absorbansi metode enzimatik intensitasnya pada λ= 546 nm dengan warna merah ( dari H2O2
yang terbentuk + peroksidase ). Dengan prinsip dasar glukosa dioksidasi oleh oksigen dengan
katalis enzim glukosa oxidase (GOD) akan membentuk asam glukonik dan hidrogen peroksida
(H2O2 ). Dengan adanya oksigen, glukosa dioksidasi oleh enzim menjadi asam glukuromat
disertai pembentukan H2O2. Enzim peroksidase ( POD ) mengakibatkan H2O2 membebaskan O2
yang mengoksidasi akseptor kromogen yang sesuai serta memberikan warna yang sesuai pula.
Kadar glukosa darah ditentukan berdasarkan intensitas warna yang terjadi, diukur secara
spektofotometri. Hidrogen peroksida akan bereaksi dengan 4-amino antipyrin dan fenol dengan
katalis peroksidase ( POD ) membentuk quinoneimine dan air. Quinoneimine ini merupakan
indikator yang menunjukkan kadar glukosa dalam darah.
Bila kadar glukosa dalam darah melebihi atau kurang dari batas normal maka sistem
metabolisme dalam tubuh akan terganggu. Glukosa darah dapat bertambah setelah kita makan
makanan sumber karbohidrat, namun kira – kira 2 jam setelah itu, jumlah glukosa darah akan
kembali pada keadaan semula. Salah satu contoh penyakit yang disebabkan oleh kelainan kadar
glukosa darah, yaitu diabetes melitus. Diabetes melitus merupakan penyakit yang timbul karena
suatu gangguan dari penkreas, yaitu organ tubuh yang biasa menghasilkan insulin dan sangat
berperan dalam metabolisme glukosa bagi sel tubuh. Seseorang yang terkena diabetes melitus
selalu ditandai oleh naiknya kadar gula darah ( hiperglikemia ) dan tingginya kadar gula dalam
urine. Pada orang yang menderita diabetes melitus, jumlah glukosa darah lebih besar dari 130 mg
per 100 mL darah.
Pemeriksaan kadar glukosa dalam darah dilakukan dengan uji spektofometri. Hasil
pemeriksaan kadar gula dalam darah yang probandus pertama yaitu : 81 mg/dl
dan dengan sampel puasa 8 jam dengan rata – rata 81 mg/dl dan termasuk
kategoriyang paling normal. Pengetahuan tentang kadar gula dalam darah sangat
penting untuk metabolisme tubuh.
PRAKTIKUM
PENGUKURAN TEKANAN DARAH ARTERI

NAMA TEKANAN DARAH (Mm/Hg)

L/P BARING DUDUK BERDIRI JALAN JALAN LARI


PRAKTIKUM CEPAT

NO
1. SELFIANTI P 120/70 120/70 125/70 130/30 130/90 135/90
2. RISKA P 120/70 120/80 130/70 140/50 150/70 140/90
3. Sumarni P 120/80 120/80 130/90 130/80 130/80 140/90

B. PEMBAHASAN

Apabila dibandingkan dengan hasil pengukuran setelah


beraktivitas olah raga,ternyata data menunjukkanbahwa tekanan
darah setelah melakukan Aktivitas cenderung akan lebih tinggi.
Hal tersebut dikarenakan semakin tinggi aktivitas yang dilakukan
maka akan semakin tinggi pula aktivitas dari kerja jantungyang
harus mengeluarkan tenaga yang tinggi sesuai dengan
tekanannya. Dalam hal ini tekanan darah Tekanan darah yang
meningkat ini dipengaruhi olehtingkatan aktivitas. Tekanan darah
setelah beraktivitas lebih besar dibandingkan dengan tekanan
darah pada saat istirahat. Hal tersebut diakibatkan karena pada
saat beraktivitas sel tubuh memerlukan pasokan O2 yangbanyak
akibat dari metabolisme sel yang bekerja semakin cepat pula
dalam menghasilkan energi.Sehingga peredaran darah di dalam
pembuluh darah akan semakin cepat dan curah darah yang
dibutuhkan akan semakin besar. Akibat adanya vasodilatasi pada
otot jantung dan otot rangka serta vasokontriksi arteriol yang
menyebabkan arteriol menyempit dan kerja jantung tiap satuan
waktu pun bertambah sehingga volume darah pada arteriol akan
meningkat dan tekanannya pun meningkat.
Terlihat secara umum bahwa tekanan darah basalsistol dan
diastol mengalami peningkatan setelah tangan dimasukkan ke
dalam air es. Hal ini sesuai dengan mekanisme homeostatis
tubuh manusia. Saat tubuh manusia berada pada temperatur
yang relative lebih rendah, pembuluh-pembuluh darah akan
menyempit (vasokonstriksi), terutama pembuluhdarah perifer.
Tujuan vasokonstriksi tersebut Adalah untuk menjaga panas
tubuh agar tidak keluar. Vasokonstriksi tersebut berdampak pada
naiknyatekanan darah sistol dan diastol. Kemungkinan lain yang
menyebabkan tekanan darah praktikan naik adalah sebelum
praktikan memasukkan tangan dan kakinya ke dalam air es atau
sebelum menjalani percobaan, praktikan merasa takut atau grogi
akan dinginnya es yang akan melingkupi tangan dan kakinya
sehingga tekanan darah praktikan meningkat. Di samping itu,
adanya respon stress yangditimbulkan tubuh saat tangan
praktikan dimasukkan dalam es juga mungkin menjadi alasan
naiknya tekanan darah praktikan
Pembahasan: yang lebih rinici adalah yang paling tinggi sistol;140
dan diastole;90 di capai oleh riska dan sumarni saat lari hal ini
karenakan saat berlari mengeluarkan energy yang sungguh luar
biasa dan hal ini di atas sistol dan diastole yang jauh memadai
yah, sedangkan selfianti sebenarnya juga sama hanya beda 5
mm saja dia meraih 135/90 mm/hg.kalau di dalam system
diastole dan sistol ini adalah yang paling jarang ataupun yang
paling jau dari kata normal,atau latiha berlalri membuat semuanya
tinggi sistol ataupun diastolnya yah. Dan juga agak mirip sumarni
saat jalan cepat, yakni 130/80 mirip di sistolnya karena mengapa
mereka jauh dia atas normal mungkin keletihan jawaban salah
satunya karena itulah jawabannya. Lain lagi, jika sistol dan
diastole normal adalah 120/70 mm/hg kan. Tapi kalau yang ini
pasti kalian akan menebak bila semua yang seri itu selalu sama
dan yang sama itu tidak selalu seri contohnya saja ada di sini
perhatikan yah, saat baring selfianti (120/70) dan juga ia duduk
(120/70) dan juga riska saat baring ( 120/70) ini adalah
normalnya jika dalam aturan sistol dan diastole. Namun juka kita
perhatikan lebih dalam lagi dan lebih rinci lagi semua persisteman
sistol dan diastole itu ,mempunyai kesaamaan baik dalam lain
lain praktikulum contoh nya saja begini, okelah diastolnya adalah
(125/70), saat riska berdiri pun juga sama (130/70) dan saat jalan
cepat riska (150/70) yang lebih signifikan nya lagi persamman di
kedua sistol dan diastole bersamaan bisa dibilang saya ungkit disi
Karen amungkin cara kerja jantung dan denyut darah nya
mempunyai system ritme persamaan baik baik dan perhatikan
yah, walaupun lain sistol dan distol tetapi tetap mirip keduanya
kan : saat sumarni baring yakni ; (120/80) dan jalan (130/80),jalan
cepat sumarni juga (130/80), jika adanya terjadi kesamaan ritme
di sistolnya ,yakni : (130/30),saat jalan sumarni,(130/90) saat
jalan cepat sumarni,(130/90),saat riska berdiri ( 130/70),saat
sumarni berdiri ( 130/90),dan saat jalam sumarni (130/80),jalan
cepat sumarni (130/80),jalan cepat sumarni (130/90).
PRAKTIKULUM VI

PENGUKURAN DENYUT NADI PADA MANUSIA

DENYUT NADI PER MENIT

NO Nama praktikum jenis kelamin DUDUK BERDIRI JALAN JALAN LARI

CEPAT

1. YULI LESTARI PEREMPUAN 90/MENIT 110/MENIT 115/MENIT 120/MENIT 125/MENIT


2. Sartina Perempuan 90/Menit 100/Menit 110/Menit 120/Menit 125/menit
3. Selfianti Perempuan 90/Menit 110/Menit 115/Menit 125/Menit 135/Menit

B. PEMBAHASAN
1.      Frekuensi sebelum berlari
90+90+90+110+100+110   =  590 = 98,3
        6                         6               
Frekuensi sesudah berlari
            125+125+135 =  385 = 128,3
                        3 3
2.      Karena setelah berlari, jantung pada saat berlari berkontraksi lebih cepat
dibandingkan saat seseorang dalam keadaan diam / tidak beraktivitas dan suplai
oksigen juga meningkat disaat kita melakukan aktivitas berlari. Hal ini memicu
denyut nadi lebih cepat dan meningkat sehingga orang yang sedang beraktivitas
atau tidak beraktivitas itu berbeda denyut nadinya. Denyut nadi akan berkisaran
normal bila denyutan itu terasa sedang saja tidak cepat dan tidak lambat.
3.      Berbeda, karena factor-faktor jenis kelamin, umur, aktivitas seseorang dan berat
badan.
4.      Pada hitungan denyut nadi ini seseorang yang melakukan aktivitas dan tidak
beraktivitas itu berbeda dikarenakan jantung kalau beraktivitas berkontraksi lebih
cepat dan suplai oksigen juga meningkat dibandingkan orang yang tidak
beraktivitas. Selain factor aktivitas juga ada yang lain misalkan factor jenis
kelamin, umu dan berat badan.

E.   PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini tentang Denyut Nadi. Dalam percobaan ini ada dua
percobaan yaitu sebelum melakukan aktivitas / berlari dan setelah berlari. Sebelum
berlari setiap orang melakukan percobaan dan hasil hitungan denyut nadi per 1
menit itu semua orang berbeda-beda tidak menunjukkan hasil yang sama itu karena
dipengaruhi oleh factor perbedaan jenis kelamin, usia dan berat badan karena
seseorang yang belum melakukan aktivitas tidak akan sama dengan orang yang
sedang melakukan aktivitas misalkan berlari. Pada saat melakukan aktivitas atau
berlari, disini setiap orang suruh melakukan aktivitas berlari selama 2 menit, dan
setelah dihitung selama 1 menit hasilnya juga berbeda-beda setiap orang ini juga
berbeda dengan yang percobaan pertama yang belum melakukan aktivitas, itu
denyutan nadi sesudah berlari itu lebih meningkat dibandingkan sebelum berlari
dikarenakan factor aktivitas seseorang apakah sedang diam saja atau beraktivitas
misalkan berlari tadi.
PRAKTIKULUM VII
PENGUKURAN AKTIVITAS JANTUNG

Detak jantung per menit


No. Nama praktikan L/P Jalan
Duduk Berdiri Jalan Lari
cepat
1 YULI LESTARI P 90/MENIT 120/MENIT 120/MENIT 130/MENIT 135/MENIT
2 SARTINA P 85/MENIT 100/MENIT 111/MENIT 120./MENIT 125/MENIT
3 SELFIANTI P 80/MENIT 110/MENIT 115/MENIT 120/MENIT 120/MENIT
4
5

B. PEMBAHASAN
Praktikum ini bertujuan untuk memahami pengaruh aktivitas fisik terhadap tekanan darah
dan denyut jantung manusia. Pada praktikum ini digunakan praktikan sebagai sampel penelitian
untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara akivitas fisik terhadap tekanan darah dan
denyut jantung manusia. Tekanan darah yang diukur pada praktikum ini adalah tekanan darah
sistole dan diastole. Pada praktikum ini dilakukan tiga aktivitas fisik sebagai perbandingan yaitu
aktivitas normal, aktivitas ringan berupa jalan ditempat selama 4 menit, dan aktivitas berat yaitu
naik turun tangga selama 2 menit.
Tekanan darah adalah daya dorong darah ke semua arah pada seluruh permukaan yang
tertutup; yaitu, pada dinding bagian dalam jantung dan pembuluh darah. Tekanan darah berasal
dari aksi pemompaan jantung memberikan tekanan yang mendorong darah melewati pembuluh-
pembuluh. Darah mengalir melalui system pembuluh tertutup karena ada perbedaan tekanan atau
gradient tekanan antara ventrikel kiri dan atrium kanan. Pengukuran tekanan darah dapat
dilakukan dengan dua cara yaitu secara langsung dan tidak langsung. Secara langsung dengan
memasukkan kanula ke dalam pembuluh darah arteri dan dimonitor dengan alat pendeteksi
tekanan darahnya (tidak lazim dipakai). Cara tidak langsung dengan menggunakan alat
sphygmomanometer. Tekanan darah biasanya digambarkan sebagai rasio tekanan sistolik
terhadap tekanan diastolik, dengan nilai dewasa normalnya berkisar dari 100/60 mmHg sampai
140/90 mmHg. Rata-rata tekanan darah normal biasanya 120/80 mmHg. secara umum tekanan
darah yang ideal adalah 120/80 mmHg (sistolik/diastolik). Batas normal adalah bila tekanan
sistolik tidak lebih dari 140 mmHg dan tekanan diastolik tidak lebih dari 90 mmHg. Tekanan
darah termasuk kategori tinggi jika tekanan sistolik lebih dari 160 mmHg dan diastolik di atas 99
mmHg, dalam 3 kali pemeriksaan berturut11 turut selama selang waktu 2-8 minggu. Menurut
WHO, tekanan darah dianggap normal bila kurang dari 135/85 mmHg, dikatakan hipertensi bila
lebih dari 140/90 mmHg, dan diantara nilai tersebut digolongkan normal tinggi.
Denyut nadi adalah denyutan arteri dari gelombang darah yang mengalir melalui
pembuluh darah sebagai akibat dari denyutan jantung. Denyut nadi sering diambil di pergelangan
tangan untuk memperkirakan denyut jantung. Denyut nadi dapat dengan mudah diperiksa dengan
jari tangan atau dengan cara palpasi, disamping itu dapat pula ditentukan dengan
menggunakan peralatan elektronik yang sederhana maupun yang modern. Denyut nadi dan
tekanan darah merupakan faktor-faktor yang dipakai sebagai indikator untuk menilai sistem
kardiovaskuler seseorang. Selain dua hal tersebut, biasanya dapat dilakukan pengukuran
kolesterol dalam darah yakni dengan mengukur rasio LDL atau kolesterol jahat terhadap HDL
atau kolesterol baik; serta tes doppler. Tes ini digunakan untuk menentukan seberapa baik
sirkulasi darah ke seluruh sistem kardiovaskular. Pemeriksaan ini menggunakan instrumen
komputer yang canggih untuk mengukur secara akurat tekanan darah atau volume darah, yang
mengalir ke seluruh sistem sirkulasi, termasuk tangan, kaki, tungkai, lengan dan leher Denyut
nadi (pulse rate) menggambarkan frekuensi kontraksi jantung seseorang. Pemeriksaan denyut
nadi sederhana, biasanya dilakukan secara palpasi. Palpasi adalah cara pemeriksaan dengan
meraba, menyentuh, atau merasakan struktur dengan ujung-ujung jari; sedangkan pemeriksaan
dikatakan auskultasi, apabila pemeriksaan dilakukan dengan mendengarkan suara-suara alami
yang diproduksi dalam tubuh. Pada umumnya, pengukuran denyut nadi dapat dilakukan pada
sembilan titik yaitu arteri radialis, arteri brakhialis, arteri carotis communis, arteri femoralis,
arteri dorsalis pedis, arteri popolitea, arteri temporalis, arteri apical, arteri tibialis posterior.
Secara umum ada dua komponen tekanan darah, yaitu tekanan darah sistolik (angka atas)
yaitu tekanan yang timbul akibat pengerutan bilik jantung sehingga ia akan memompa darah
dengan tekanan terbesar, dan diastolik (angka bawah) yang merupakan kekuatan penahan pada
saat jantung mengembang antar denyut, terjadi pada saat jantung dalam keadaan mengembang
(saat beristirahat). Tekanan darah normal (normotensi) sangat dibutuhkan untuk mengalirkan
darah ke seluruh tubuh, yaitu untuk mengangkut oksigen dan zat-zat gizi. Tekanan darah ada
dalam pembuuh darah, sedangkan tekanan darah tertinggi ada dalam arteri terbesarMaka yang
dimaksud dengan tekanan sistole adalah tekanan puncak yang ditimbulkan di arteri sewaktu
darah dipompa ke dalam pembuluh tersebut selama kontraksi ventrikel, sedangkan tekanan
diastole adalah tekanan terendah yang terjadi di arteri sewaktu darah mengalir ke pembuluh hilir
sewaktu relaksasi ventrikel. Selisih antara tekanan sistole dan diastole, ini yang disebut dengan
blood pressure amplitude atau pulse pressure.
Sphygmomanometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur tekanan darah arteri.
Alat ini terdiri dari sebuah manset elastis yang berisi kantong karet tiup. Ketika manset diikatkan
pada lengan, inflasi dari kantong karet memampatkan jaringan bawah manset. Jika kantong karet
membengkak untuk tekanan yang melebihi nilai puncak gelombang nadi, arteri terus melemah
dan tidak ada gelombang pulsa yang bisa teraba di arteri perifer. Jika tekanan dalam spontan
secara bertahap dikurangi, suatu titik akan tercapai di mana terdapat gelombang pulsa sedikit
melebihi tekanan pada jaringan sekitarnya dan dalam kantong karet. Pada tingkat itu, denyut nadi
menjadi teraba dan tekanan yang ditunjukkan pada manometer air raksa adalah ukuran dari nadi
puncak atau tekanan sistolik.
Mekanisme kerja alat ini adalah ketika aliran darah mengalir melalui arteri di bawah
manset dengan cepat dan mempercepat kolom darah di cabang arteri perifer, menghasilkan
turbulensi dan suara khas, yang dapat didengar melalui stetoskop. Sebagian tekanan dalam
manset dikurangi lebih lanjut. Perbedaan antara tekanan sistolik dan tekanan manset semakin
melebar dan arteri terbuka selama beberapa waktu. Secara umum, jumlah darah bergelombang di
bawah manset juga sama meningkatnya, dan suara jantung melalui stetoskop cenderung
mengeras. Ketika tekanan dalam manset turun di bawah tekanan minimal gelombang nadi, arteri
tetap terbuka terus menerus dan suara yang dipancarkan menjadi teredam karena darah terus
mengalir dan derajat percepatan darah oleh gelombang pulsa tiba-tiba dikurangi. Pada masih
rendah manset tekanan, suara hilang sama sekali sebagai aliran laminar dan aliran darah menjadi
normal kembali. Adapun bunyi yang didengar saat auskultasi pemeriksaan tekanan darah disebut
dengan bunyi korotkoff, yakni bunyi yang ditimbulkan karena turbulensi aliran darah yang
ditimbulkan karena oklusi parsial dari arteri brachialis. Berbagai faktor memepengaruhi denyut
nadi dan tekanan darah, seperti halnya aktivitas hormon, rangsang saraf simpatis, jenis kelamin,
umur, suhu tubuh, termasuk juga diantaranya posisi dan aktivitas fisik.

Berdasarkan data kelompok dapat diketahui bahwa terdapat


perbedaan antara tekanan darah dan denyut jantung antara aktivitas
normal, aktivitas ringan, dan aktivitas berat. Pada data praktikan sendiri
dapat diketahui tekanan sistol pada kativitas normal adalah 90 mmHh,
pada aktivitas ringan adalah 115 mmHg, sedangkan pada aktivitas berat
adalah sebesar 135 mmHg. Sedangkan tekanan diastol pada aktivitas
normal sebesar 70 mmHg, aktivitas ringan sebesar 70 mmHg, dan
aktivitas berat sebesar 90 mmHg. Sedangkan pada penghitungan
denyut jantung pada aktivitas normal terdapat 90 denyut/menit, pada
aktivitas ringan terdapat 110 denyut/menit, sedangkan pada aktivitas
berat terdapat 135 denyut/menit.
Praktikulum XI
PENGUKURAN pH URINE DAN pH SALIVA

SAMPEL SIFAT FISIK URINE UJI GLUKOSA UJI PROTEIN

. WARNA WARNA (akh Kandungan Perubahan Kandung

AWAL ir setelah di Glukosa Warna an prote


. (Urine + panaskan) in.

WARNA TINGKAT,Bau PH KANDUNGAN Bendict)

1.Minum KUNING Jernih No. 6 ++- HIJAU Kekuningan 0,5-1% Putih Tdk ada
air) : Farah PUCAT &Tak Menguap Keruh
.Nabila

2.Minum Kuning Muda Jernih No. 8 ++ BIRU Hijau Kekun 0,6-1,5% Kuning Tdk ada
teh: Selfia & Tak menguap ingan
. nti

3.Tanpa mi Kuning Keruh Keruh & Meng No. 7 ++ BIRU Hijau 0,7-1% Kuning Tdk ada
.num:Yuli Uap
.Lestari
B.PEMBAHASAN

Adapun pembahasan dalam laporan biokimia ini adalah sebagai berikut :

Praktikum kali ini mengenai uji kandungan urin, yang merupakan cairan sisa yang diekskresikan
oleh ginjal dan kemudian dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses urinasi. Urin yang
dikeluarkan tubuh terdiri dari berbagai unsu seperti : air, protein, amoniak, glukosa, sedimen, dan
sebagainya. Unsur-unsur yang dikeluarkan dari urine tersebut sangat bervariasi perbandingannya
pada orang yang berbeda.

Pada praktikum yang berjudul uji kandungan urine ini kami melakukan empat percobaan yakni
uji pH urine, uji kandungan klorida pada urine, uji kandungan protein pada urine, dan uji
kandungan glukosa pada urine.

a. Uji pH urine

Pada pengujian pH urine di lakukan dengan memasukkan kertas indikator pH universal ke dalam
urine dan mengamati perubahan warnanya. Pada urine yang diuji urine farah mempunyai pH =5
dan urine Selfianti mempunyai pH = 8,dan urine yuli ph=7, yang artinya asam. pH urine pada
orang normal berkisar 4,7 – 8 sehingga walaupun pH urine yang didapat terholong asam tapi
masih dalam keadaan normal. Sebagian besar penyakit degeneratif berkaitan dengan defisiensi
mineral yang menyebabkan cairan tubuh, termasuk urine menjadi lebih asam. Dapat pula
disebabkan karena kurangnya konsumsi protein.
b. Uji kandungan klorida pada urine

Percobaan ini dilakukan dengan menambahkan larutan AgNO3 10% kedalam dua sampel urine
yuli,farah dan selfianti. Hasil yang didapat pada kedua tabung reaksi adalah sama-sama
menghasilkan sedikit endapan putih. Urine normal terbukti dari endapan putih tipis. Pada urine
normal memang mengandung sedikit klorida. Klorida tidak semuanya di eksresikan melalui
ginjal. Ini karena tubuh manusia juga membutuhkan klorida tersebut. Kegunaannya adalah untuk
membunuh kuman bibit penyakit dan mengaktifkan pepsinogen menjadi pepsin.

c. Uji kandungan protein pada urine

Urin yang diuji untuk mengetahui ada tidaknya protein, setelah melalui tahap pemberian 6 tetes
biuret ternyata warna yang didapat pada sampel farahdan selfianti,yuli adalah kuning. Jika urin =
6 tetes biuret berubah menjadi ungu maka dapat dipastikan urin mengandung protein. Karena
urin yang diuji tidak berwarna ungu maka urin tidak mengandung protein. Tetapi jika urin
mengandung protein, ini ada ketidakberesan pada ginjal orang yang urinnya diuji. Seharusnya,
ginjal yang normal tidak akan meloloskan protein bersama urin. Protein (asam amino) pada
ginjal yang normal, akan diserap pada proses filtrasi sebab protein (asam amino) termasuk zat
yang berguna bagi tubuh. Selain itu jika ada protein (asam amino) yang masih berada pada urin
primer, pada tahap re-absorpsi tepatnya di bagian Tubulus Kontortus Proksimal, semua protein
(asam amino) sudah harus diserap oleh tubuh. Artinya, urin yang dikeluarkan sudah tidak lagi
mengandung protein. Jadi, jika hasil praktikum menunjukkan adanya kandungan protein dalam
urin, maka ginjal orang yang urinnya diuji mengalami masalah terutama pada Tubulus Kontortus
Proksimal. Jenis penyakit orang yang dalam kandungan urinenya terpat protein adalah
albuminuria.

d. Uji kandungan glukosa pada urine

Adanya kandungan glukosa dalam urine dapat diketahui melalui perubahan warna yang terjadi
setelah urine ditetesi 5 tetes benedict, kemudian dipanaskan dengan penangas air sederhana dan
berubah warna menjadi merah bata dengan kandungan glukosa >3,5%. Namun, data yang
didapatkan setelah urine diberi perlakuan tersebut ternyata berwarna hijau kekuningan, artinya
urine yang diuji mengandung glukosa sekitar 0,5 – 1%. Adanya kandungan glukosa harus
diperhatikan. Dengan uji glukosa, juga dapat diketahui jika urine menghasilkan endapan maka
orang yang urinenya diuji menderita diabetes. Dari pengujian urine, didapatkan data bahwa urine
yang diuji tidak terbentuk endapan yang artinya urinenya yang diuji tidak menderita diabetes.

Bab v

( penutup)

a.kesimpulan : praktikulum ini di adakannya guna adanya dalam mata


kuliah anatomi dan fisiologi manusia yang dimana semua mahasiswa berperan
aktif didalamnya contohnya pada praktikulum pertama (hewan uji coba) yang
dimana pada hewan hewan percobaan atau hewan laboratorium adalah

hewan yang sengaja dipelihara dan diternakkan untuk dipakai sebagai

hewan model, dan juga untuk mempelajari dan mengembangkan

berbagai macam bidang ilmu dalam skala penelitian atau pengamatan

laboratorik. Animal model atau hewan model adalah objek hewan

sebagai imitasi (peniruan) manusia (atau spesies lain), yang digunakan

untuk menyelidiki fenomena biologis atau patobiologis (Hau & Hoosier

Jr., 2003)Dalam laboratorium pendidikan, beberapa mata kuliah dalam

kurikulum Prodi Farmasi ditunjang dengan praktikum yang

menggunakan hewan hidup. Penggunaan hewan hidup ini penting

sebagai alat untuk memperjelas teori dan fenomena yang terjadi dalam

materi mata kuliah yang bersangkutan danhal ini tidak dapat

dihindari.Begitu pula dalam hal penelitian, Penelitian adalah kegiatan

yang dilakukan berdasarkan kaidah dan metode ilmiah secara

sistematis untuk memperoleh informasi, data, dan keterangan dari

subjek terkait, dengan pemahaman teori dan pembuktian asumsi

dan/atau hipotesis. Hasil yang didapat merupakan kesimpulan yang

dapat diaplikasikan atau menjadi tambahan pengetahuan bagi

kemajuan ilmu pengetahuan. Walaupun demikian, kegiatan penelitian

harus tetap menghormati hak dan martabat subjek penelitian.Modul ini

akan membantu anda untuk memahami mulai dari pemilihan hewan

uji,padan praktikulum gerak refleks ialah praktikulum yang dimana

hakikat gerak refleks ialah Prinsip kegiatan system saraf ditampilkan dalam bentuk
kegiatan gerak refleks. Dengan adanya gerak refleks dimungkinkan terjadinya kerja yang baik
dan tepat antara berbagai organ dari individu dan hubungan individu dengan sekelilingnya.
Refleks merupakan reaksi organism terhadap perubahan lingkungan baik di dalam maupun luar
organism (Syaifuddin: 2006).Suatu refleks adalah setiap respon yang terjadi secara ototmatis
tanpa di sadari. Terdapat dua tipe refleks, yaitu refleks sederhana atau refleks dasar yang
menyatu tanpa dipelajari, seperti menutup mata pada saat ada benda menuju ke arahnya dan
refleks yang dipelajari atau refleks, dan bagaimana kita bisa mengetahui praktikuum glukosa

darah da penentuan golongan darah dengan cara apa yah ? jawabannya; Menurut Sasmita

(2008), darah merupakan salah satu elemen penting dalam kehidupan

kita. Dan darah di tubuh kita di pompa oleh jantung melalui jaringan

arteri dan vena. Darah adalah semacam cairan yang melakukan

sirkulasi ke seluruh tubuh. Darah terdiri dari berbagai jenis sel, yaitu:

1.      Sel darah merah (erytrosit) yang membawa gas pernapasan dan

berwarna merah karena adanya hemoglobin.

2.      Sel darah putih (leukosit) yang memerangi penyakit.

3.      Keping darah (trombosit) yang sangat berperan penting dalam

pembekuan darah.Manusia mempunyai golongan darah yang disebut

herediter (keturunan) yang ditentukan oleh alel ganda. Akan tetapi

pada orang lain, campuran tadi tidak mangakibatkan pengumpulan

darah. Berdasarkan reaksi tadi, maka Landsteiner membagi orang

menjadi 3 golongan, ialah A, B dan O. Golangan darah yang ke empat

jarang sekali dijumpai, yaitu golongan darah AB dalam tahun 1902

(Suryo, 1992).

Untuk mendapatkan kecermatan dalam melakukan transfuse darah


kepada para resipient diperlukan adanya kecocokan darah Antara
donor yang bertindak sebagai penyumbang darah. Transfuse darah dari
golongan yang tidak kompatibrl dapat menyebabkan reaksi transfuse
imunologis yang berakibat anemia hemolisis, gagal ginjal, syok, dan
kematian. Dan yang penentuan darahnya ialah: Golongan darah adalah ciri
khusus darah dari suatu individu karena adanya perbedaan jenis karbohidrat dan protein pada
permukaan membrane sel darah merah. Dua jenis penggolongan darah yang paling penting
adalah penggolongan ABO dan Rhesus ( factor Rh).Golongan darah manusia ditentukan
berdasarkan jenis antigen dan antibodi yang terkandung dalam darahnya. Individu dengan
golongan darah A, memiliki sel darah merah dengan antigen A dipermukaan membrane sel dan
menghasilkan antibody terhadap antigen B dalam serum darahnya. Individu dengan golongan
darah B memiliki antigen B pada permukaan sel darah merahnya dan menghasilkan antibody
terhadap antigen A dalam serum darahnya. Individu dengan golongan darah AB memiliki sel
darah merah dengan antigen A dan B serta tidak menghasilkan antibody terhadap antigen A atau
B. Sedangkan individu dengan golongan darah O (nol) memiliki sel darah tanpa antigen, tapi
memproduksi antibody terhadap antigen A dan B. dan pengertian pada praktikulum detak
Denyut Nadi Istirahat (Resting
jantung dan aktivitas jantung ialah:
Heart Rate)Denyut nadi istirahat adalah denyut nadi
yang diukur saat istirahat dan tidak setelah melakukan aktivitas.
Pengukuran denyut nadi ini dapat menggambarkan tingkat kesegaran
jasmani seseorang.Pengukuran ini dilakukan selama 10 sampai 15 detik.
Denyut Nadi Pemulihan (Recovery Heart Rate)
Denyut nadi pemulihan adalah jumlah denyut nadi per menit yang diukur
seteah istirahat 2 sampai 5 menit.Pengukuran ini diperlukan untuk melihat
seberapa cepat kemampuan tubuh seseorang melakukan pemulihan setelah
melakukan aktivitas yang berat.Denyut jantung yang normal yakni Ber kisar
antara60-100 kali permenit,dengan rata -rata denyutan 75 kali per menit.
Sedangkan untuk denyut jantung lambat(Bradikardia) frekuensinyakurang
dari 60 kali per menit dan untuk denyut jantung yang cepat (Takikardia)
Frekuensinya lebih dari 100 kali per menit.
Nadi adalah denyut nadi yang teraba pada dinding pembuluh darah arteri
yang berdasarkan sistol dan distole dari jantung.Cara menghitung denyut
nadi seseorang adalah dengan cara meetakkanujung jari 2, 3, dan 4 yang
diletakkan rapat sejajarpada pergelangan tangankanan(jangan menggunakan
ibu jari), atau meraba daerah leher disamping tenggorokan, atau dapat juga
dengan secara langsung menempelkan telinga pada dada orang yang akan
diperiksa untuk mendengar detak jantungnya.Denyut nadi pada orang yang
sedang berisitirahat adalah sekita 60 ,80 permenit untuk orang dewasa, 80 ,
100 permenit untuk anak-anak, dan 100 -140 permenit pada bayi. Namun
denyut nadi bisa lebih cepat jika seseorang dalam keadaan ketakutan, habis
berolah raga, atau sakit Umumnya denyut nadi akan meningkat sekitar 20
kali permenit untuk setiap satu derajat celcius penderita sakit panas.Denyut
nadi yang terlalu cepat, terlalu lambat, atau tidak beraturan dapat berarti
gangguan pada jantung Jika jumlah denyut nadi di Denyut Nadi dan Tekanan
Darahbawa h kondisi normal, maka disebut Bradicardi.Sedangakan jika
jumlah denyut nadi di atas kondisi normal, maka disebut Tachicardi. Dan
sedangkan yang aktivitas jantung ialah Denyut nadi adalah denyutan arteri dari
gelombang darah yang mengalir melalui pembuluh darah sebagai akibat dari denyutan jantung.
Denyut nadi sering diambil di pergelangan tangan untuk memperkirakan denyut jantung. Denyut
nadi dapat dengan mudah diperiksa dengan jari tangan atau dengan cara palpasi, disamping itu
dapat pula ditentukan dengan menggunakan peralatan elektronik yang sederhana maupun yang
modern. Denyut nadi dan tekanan darah merupakan faktor-faktor yang dipakai sebagai indikator
untuk menilai sistem kardiovaskuler seseorang. Selain dua hal tersebut, biasanya dapat dilakukan
pengukuran kolesterol dalam darah yakni dengan mengukur rasio LDL atau kolesterol jahat
terhadap HDL atau kolesterol baik; serta tes doppler. Tes ini digunakan untuk menentukan
seberapa baik sirkulasi darah ke seluruh sistem kardiovaskular. Pemeriksaan ini menggunakan
instrumen komputer yang canggih untuk mengukur secara akurat tekanan darah atau volume
darah, yang mengalir ke seluruh sistem sirkulasi, termasuk tangan, kaki, tungkai, lengan dan
leher Denyut nadi (pulse rate) menggambarkan frekuensi kontraksi jantung seseorang.
Pemeriksaan denyut nadi sederhana, biasanya dilakukan secara palpasi. Palpasi adalah cara
pemeriksaan dengan meraba, menyentuh, atau merasakan struktur dengan ujung-ujung jari;
sedangkan pemeriksaan dikatakan auskultasi, apabila pemeriksaan dilakukan dengan
mendengarkan suara-suara alami yang diproduksi dalam tubuh. Pada umumnya, pengukuran
denyut nadi dapat dilakukan pada sembilan titik yaitu arteri radialis, arteri brakhialis, arteri
carotis communis, arteri femoralis, arteri dorsalis pedis, arteri popolitea, arteri temporalis, arteri
apical, arteri tibialis posterior.
Secara umum ada dua komponen tekanan darah, yaitu tekanan darah sistolik (angka atas) yaitu
tekanan yang timbul akibat pengerutan bilik jantung sehingga ia akan memompa darah dengan
tekanan terbesar, dan diastolik (angka bawah) yang merupakan kekuatan penahan pada saat
jantung mengembang antar denyut, terjadi pada saat jantung dalam keadaan mengembang (saat
beristirahat). Tekanan darah normal (normotensi) sangat dibutuhkan untuk mengalirkan darah ke
seluruh tubuh, yaitu untuk mengangkut oksigen dan zat-zat gizi. Tekanan darah ada dalam
pembuuh darah, sedangkan tekanan darah tertinggi ada dalam arteri terbesarMaka yang
dimaksud dengan tekanan sistole adalah tekanan puncak yang ditimbulkan di arteri sewaktu
darah dipompa ke dalam pembuluh tersebut selama kontraksi ventrikel, sedangkan tekanan
diastole adalah tekanan terendah yang terjadi di arteri sewaktu darah mengalir ke pembuluh hilir
sewaktu relaksasi ventrikel. Selisih antara tekanan sistole dan diastole, ini yang disebut dengan
blood pressure amplitude atau pulse pressure. Sphygmomanometer adalah alat yang
digunakan untuk mengukur tekanan darah arteri. Alat ini terdiri dari sebuah manset
elastis yang berisi kantong karet tiup. Ketika manset diikatkan pada lengan, inflasi
dari kantong karet memampatkan jaringan bawah manset. Jika kantong karet
membengkak untuk tekanan yang melebihi nilai puncak gelombang nadi, arteri
terus melemah dan tidak ada gelombang pulsa yang bisa teraba di arteri perifer.
Jika tekanan dalam spontan secara bertahap dikurangi, suatu titik akan tercapai di
mana terdapat gelombang pulsa sedikit melebihi tekanan pada jaringan sekitarnya
dan dalam kantong karet. Pada tingkat itu, denyut nadi menjadi teraba dan tekanan
yang ditunjukkan pada manometer air raksa adalah ukuran dari nadi puncak atau
tekanan sistolik.dan pengertian spesifik tentang praktikum tekanan darah arteri
ialah, Tekanan darah adalah tekanan yang mendesak dinding arteri ketika ventrikel
kiri melakukan sistol kemudian diastole. Pengukurannya menggunakan
sfignomanometer. Tekanan darah sistol adalah tekanan darah yang direkam selama
kontraksi ventrikuler. Tekanan darah diastole adalah tekanan darah yang direkam
selama relaksasi ventricular. Tekanan darah normal adalah 120/80 mmHg.
Tekanan denyutan adalah perbedaan antara tekanan sistolik dan diastolik. Tekanan
denyutan normal kira-kira 40 mmHg yang memberikan informasi tentang kondisi
arteri (Soewolo dkk, 2005). Tekanan darah adalah tekanan dari darah yang
dipompa oleh jantung terhadap dinding arteri. Pada manusia, darah dipompa
melalui dua sistem sirkulasi terpisah dalam jantung yaitu sirkulasi pulmonal dan
sirkulasi sistemik. Ventrikel kanan jantung memompa darah yang kurang O2 ke
paru-paru melalui sirkulasi pulmonal di mana CO2 dilepaskan dan O2 masuk ke
darah. Darah yang mengandung O2 kembali ke sisi kiri jantung dan dipompa
keluar dari ventrikel kiri ke ventrikal kanan.penjelasan lebih rinci pada
praktikulum penentuan jenis kelamin adalah: isilah kromosom mula-mula
dikemukakan oleh Weldeyer (1888) yang berasaldari kata latin “chroma” =warna
dan“soma”= badan. Disebut demikian karenabadan ini mudah menyerap zat
warna bila preparat diberi warna. Sebenarnyakromosom merupakan rangka bagi
inti sel. Dalam keadaan interfase kromosomberujud kromatin . Tahap selanjutnya
kromosom mengganda disebut dengan kromatid(Sugiharto, 2010).Kromosom
dapat dicat dengan menggunakan cat giemsa. Dengan pengecatansemacam ini
maka dapat diamati ada perbedaan dalam hal pengikatannya terhadap
cattersebut pada bagian-bagian tertentu. Bagian kromosom yang tidak terlalu
rapatpengemasannya mengikat lebih sedikit cat Giemsa dan bagian ini disebut
eukromatin.Eukromatin mengandung gen-gen yang ekspresinya diperlukan untuk
pemeliharaanaktivitas normal fisiologis sel, yang disebut juga sebagai house
keeping genes,misalnya untuk produksi energy seluler. Selain itu, gen-gen
tersebut juga tersusun atas gen-gen yang diekspresikan secara spesifk pada
jaringan tertentu (tissue-spesificgenes), misalnya pada sel-sel saraf. Bagian
kromosom yang lebih rapat mengikat catGiemsa lebih banyak dan bagian ini
disebut sebagai heterokromatin. Heterokromatindibedakan menjadi dua macam,
yaitu heterokromatin konstitutif dan fakultatif.Heterokromatin konstitutif terdiri
atas urutan nukleotida sederhana berulang, tidakmengandung gen, dan tidak
pernah ditranskripsikan. Heterokromatin fakultatif padadasarnya merupakan
eukromatin yang tidak aktif pada tahapan perkembangan seltertentu (Yuwono,
2012)Kromosom adalah struktur nukleoprotein yang membawa informasi
genetik.Struktur ini terletak di dalam inti sel dan berkumpul membentuk genom.
Padaorganisme terdapat dua macam kromosom, yaitu kromosom seks (gonosom)
yangmenentukan jenis kelamin dan kromosom tubuh (autosom) yang tidak
menentukanjenis kelamin. Kromosom memiliki dua fungsi utama, yakni untuk
memastikan DNAterpisah dalam porsi yang sama pada setiap pembelahan sel dan
untuk menjagaintegritas dan ketepatan replikasi genom pada setiap siklus sel.
Elemen yangbertanggung jawab terhadap proses ini adalah sentromer, telomer,
dan unit replikasi(Saskaprabawanta, 2010). Dan alasan kenapa sih mesti
diadakannya pengukuran ph saliva dan ph urine ternyata begini alasannya :
Salivaa.Pengertian Saliva ,Saliva adalah suatu cairan oral yang kompleks
terdiri atascampuran sekresi dari kelenjar ludah besar dan kecil yang ada
padamukosa oral (Kidd dan Bechal, 2013). Cairan ini berasal dari kelenjar
saliva mayor dan minor. Diperlukan dalam jumlah yang cukup didalam
mulut, apabila kekurangan saliva akan membuat tingginyajumlah plak
dalam mulut. Tingkat keasaman saliva juga berpengaruhterhadap
timbulnya lubang gigi atau karies. Semakin asam pH saliva,semakin
mudah pula terjadi karies gigi (Pratiwi, 2009). Selama 24 jam,air ludah
yang dikeluarkan ketiga glandula adalah 1000 – 2500 ml.Pada malam hari
pengeluaran air ludah lebih sedikit (Tarigan, 2016). b.Komposisi
SalivaKomposisi kimia air ludah amat bervariasi, biasanya terdiri dari:99,0-
99,5 air, musin (glikoprotein air ludah), putih telur, mineral-mineral (seperti
K, Na, dll),epitel, leukosit, limposit, bakteri danenzim. Di dalam air ludah
dijumpai enzim belaamilase, fosfatase,oksidase, glikogenase, kolagenase,
lipase, protease dll. Enzim iniberasal bakteri- bakteri, epithel, serta
granulasit dan limfosit. Secara kimiawi, dengan adanya unsure Ca dan ion
fosfat, akan membantupenggantian mineralisasi terhadap email atau
menetralisasi keadaanasam dan basa dari ludah. Enzim enzim mucine,
zidene dan lisosimyang terdapat dalam air ludah mempunyai sifat
bakteriostatis yangdapat membuat beberapa bakteri mulut menjadi tidak
berbahaya(Tarigan, 2016 ).c.Fungsi SalivaSaliva memiliki fungsi sebagai
berikut: 1)Melicinkan dan membasahi rongga mulut sehingga
membantuproses mengunyah dan menelan makanan2)Membasahi dan
melembutkan makanan menjadi bahan setengahcair ataupun cair sehingga
mudah ditelan dan dirasakan3)Membersihkan rongga mulut dari sisa- sisa
makanan dan kuman4)Mempunyai aktivitas antibacterial dan sistem
baffer5)Membantu proses pencernaan makanan melalui aktivitas
enzimptyalin (amylase ludah) dan lipase ludah6)Berpartisipasi dalam
proses pembekuan dan penyembuhan lukakarena terdapat faktor
pembekuan darah dan epidermal growthfaktor pada saliva7)Jumlah sekresi
air ludah dapat dipakai sebagai ukuran tentangkeseimbangan air dalam
tubuh8)Membantu dalam berbicara sebagai pelumasan pada pipi dan
lidah(Rahmawati dkk, 2014)Potential of hydrogen (pH) SalivaPotential of
hydrogen (pH) adalah suatu ukuran yang menguraikanderajat tingkat kadar
keasaman atau kadar alkali dari suatu larutan, pHdiukur pada skala 0- 14
(Nogroho, 2016). Derajat keasaman atau biasadisebut pH saliva dalam
keadaan normal berkisar antara 6,8 - 7,2,sedangkan derajat keasaman
saliva dikatakan rendah apabila berkisarantara 5,2 - 5,5 kondisi pH saliva
rendah tersebut akan memudahkanpertumbuhan bakteri asedogenik.
Mengkonsumsi makanan yang kaya karbohidrat dapatmenyebabkan
terjadinya proses fermentasi yang dilakukan oleh bakteriatau
mikroorganisme untuk membuat keadaan dirongga mulut menjadiasam
sehingga menyebabkan terjadinya perubahan pH < 5,5.Penurunan pH < 5
dapat terjadi dalam waktu 1-3 menit, sedangkanuntuk mengembalikan ke
pH saliva normal sekitar 7 membutuhkanwaktu sekitar 30-60 menit.
Penurunan pH saliva yang terjadi berulangkali dalam waktu tertentu dapat
memicu proses demineralisasi gigi(Wiranata, 2017).e.Pengukuran pH
salivaMacam – macam indikator pengukuran pH1.Kertas lakmus Kertas
lakmus terbagi menjadi 2 jenis, yaitu lakmus merah danBiru. Kertas lakmus
adalah indikator asam basa yang palingpraktis, mudah dan murah, serta
penggunaannya sangat mudah.Kertas lakmus memiliki kelemahan, yaitu
tidak dapat digunakanuntuk mengukur secara teliti hal ini dikarenakan
perubahan warnayang ditujunjukan tidak dapat menunjukan secara tepat
tingkat pHlarutan.Perubahan warna kertas lakmus pada berbagai
jenislarutan (Surahman, 2018)Tabel 1. Perubahan Warna Kertas
LakmusJenis larutanLakmus merahLakmus biruAsam Merah Merah Basa
Biru Biru Garam Merah Biru Gambar 1. Kertas Lakmus (Surahman,
2018)2.Indikator universalIndikator universal akan memberikan warna
tertentu jikaditeteskan atau dicelupkan kedalam larutan asam atau basa.
Warnayang terbentuk kemudian dicocokkan dengan warna standar
yangsudah diketahui nilai pH nya. Nilai pH dapat ditentukan
denganindikator pH (indikator universal), yang memperlihatkan warna
macam – macam untuk setiap nilai pH, sehingga kita bisa menentukan nilai
pH suatu cairan berdasarkan warna – warnatersebut (Surahman,
2018).Gambar 2. Indikator Universal (Surahman, 2018)3.pH meterpH
meter adalah salah satu peralatan untuk menetukan pH suatularutan. pH
meter mempunyai elektroda yang dapat dicelupkan kedalam larutan yang
akan diukur pH nya. Nilai pH dapat denganmudah dilihat secara langsung
melalui angka yang tertera padalayar digital dari pH meter (Surahman,
2018). Melalui semua pembahasan dan pengertian dan pembahasan
terbukti jika semua praktikulum mempunyai fungsi dan arti baik dari jenis
praktiknya,teori serat pembahasannya,makanya itu dia dakan praktikum ini
dalam mata kuliah anatomi dan fisiollogi manusia.

b.saran :
bagaiamana jika Bila kadar glukosa dalam darah melebihi atau kurang dari
batas normal maka sistem metabolisme dalam tubuh akan terganggu. Glukosa
darah dapat bertambah setelah kita makan makanan sumber karbohidrat, namun
kira – kira 2 jam setelah itu, jumlah glukosa darah akan kembali pada keadaan
semula. Salah satu contoh penyakit yang disebabkan oleh kelainan kadar glukosa
darah, yaitu diabetes melitus. Diabetes melitus merupakan penyakit yang timbul
karena suatu gangguan dari penkreas, yaitu organ tubuh yang biasa menghasilkan
insulin dan sangat berperan dalam metabolisme glukosa bagi sel tubuh. Seseorang
yang terkena diabetes melitus selalu ditandai oleh naiknya kadar gula darah
( hiperglikemia ) dan tingginya kadar gula dalam urine. Pada orang yang menderita
diabetes melitus, jumlah glukosa darah lebih besar dari 130 mg per 100 mL darah.
Dan bagaimana cara mengobati diabetes mellitus ?

1. Mempertahankan berat badan ideal dengan mengonsumsi


makanan rendah lemak.
2. Mengonsumsi makanan tinggi serat seperti buah dan sayur.
3. Mengurangi konsumsi makanan dan minuman manis.
4. Berolahraga secara rutin dan banyak melakukan aktivitas fisik.

BAB VI
DAFTAR PUSTAKA
arwani. 2007. Analisis Perbedaan Hasil Pengukuran Tekanan Darah Antara Lengan Kanan Dengan
Lengan Kiri Pada Penderita Hipertensi Di Rsud Dr. H. Abdul Moeloek Propinsi Lampung.
Politekkes Semarang. Jurnal Media Ners Vol 1 No 2.
 
          Hermawan. Lilik. 2012. Pengaruh Pemberian Asupan Cairan (Air) Terhadap ProfilDenyut
Jantung     Pada Aktivitas Aerobik. Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang.
Journal of Sport Sciences and Fitness Vol 1 No 2.

Husen, Saikhu Akhmad dkk. 2011. Petunjuk Praktikum Fisiologi Hewan. Penerbit Departemen Biologi
FST UA, Surabaya.

Manembu, Mercy. 2015. Pengaruh Posisi Duduk dan Berdiri terhadap Tekanan Darah Sistolik dan
Diastolik pada Pegawai Negeri Sipil Kabupaten Minahasa Utara. Jurnal: e-Biomedik (eBm).
Vol. 3, No. 3.

Lintong, Fransiska. 2015. Analisa Hasil Pengukuran Tekanan Darah Aantara Posisi Duduk dan Posisi
Berdiri pada Mahasiswa Semester VII (Tujuh) TA. 2014/2015 Fakultas Kedokteran Universitas
Sam Ratulangi. Jurnal: e-Biomedik (eBm). Vol. 3, No. 1.

            Ritu Jain, 2011. Pengobatan Alternatif untuk Mengatasi Tekanan Darah. Jakarta : Gramedia.

Smeltzer, S.C. and Bare, B.G. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Edisi 8 Vol.2. Penerbit
EGC, Jakarta.

Soewolo, Soedjono Basoeki & Titi Yudani. 2005. Fisiologi manusia. Malang: Universitas Negeri Malang.

Syaifudin. 1997. Anatomi Fisioligi Untuk Siswa Perawatedisi 2. Jakarta: Penerbit Buku KedokteranEGC

Taiyeb, A. Mushawwir dkk. 2016. Penuntun Anatomi dan Fisiologi Manusia. Makassar: Jurusan
Biologi FMIPA UNM.

Ethel, Sloane. 2004. Anatomi dan Fisiologi Untuk Pemula. Jakarta. Penerbit Buku Kedokteran

EGC

Pratiwi, D.A. 2000. Buku Penuntun Biologi untuk SMU kelas 2. Jakarta. Penerbit Erlangga.

Lewis, Heitkemper & Dirksen. 2000. Medical Surgical Nursing. Mosby. Philadelphia.

Raven, P. Prof. dr, Atlas Anatomi, Jakarta, Djambatan, 2005.

Syaifudin, H. Drs. B.AC. Anatomi Fisiologi, EGC, 1997.

World Book Encyclopedia Deluxe 2005, Word Book Inc. Chicago


1] Campbell. 2012. Biologi. Jakarta: Erlangga. [2] Cunningham JG,BG
klein. 2007.
Textbook of Veterinary Physiology 4 th Edition. St. Louist, Missouri:
Saunders Elsevier.
[3] Effendi, Mulyati. 2015. Penuntun Praktikum Anatomi Fisiologi
Manusia. Bogor : UNPAK.
[4] Ganong, William F. 1995. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 14,
Jakarta : EGC.
[5] Guyton, Arthur C. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 11.
Jakarta: EGC.
[6] Irianto, K., 2004. Struktur dan Fungsi Tubuh Manusia untuk
Paramedis. Yrama Widya: Bandung.
[7] Martini, F.H. 2006. Fundamental of Anatomy & Phisiology. Seventh
Edition.
San Francisco: Pearson. [8] Noback, C.R. 1991. Anatomi Susunan
Saraf Manusia. Jakarta: EGC.
[9] Pearce, EC. 2009. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta:
PT.Gramedia Jakarta. [10] Syaifuddin. 2006. Anatomi Fisiologi untuk
Mahasiswa Keperawatan. Jakarta: EGC.

Bab VII
LAMPIRAN
i. Praktikulum I
PRAKTIKULUM HEWAN UJI COBA

ESOPHAGUS

TESTIS

PRAKTIKULUM
PRAKTIKUM REFLEKS PADA MANUSIA
PRAKTIKULUM
PENENTUAN GOLONGAN DARAH

PRAKTIKULUM
PENGUKURAN pH URINE DAN pH SALIVA
PRAKTIKULUM
AKTIVITAS JANTUNG DAN DENYUT NADI DAN DETAK JANTUNG
PRAKTIKULUM
PENGUKURAN GLOUKOSA DARAH

Anda mungkin juga menyukai