Di susun oleh :
Kelompok :3
Kelas :C
FAKULTAS FARMASI
Kata pengantar
.
… (FARAHNABILLAH)
4. praktikulum penentuan golongan darah
B. TINJAUAN PUSTAKA :
jantung batang nadi atau aorta berjalan sebagai lengkung batang nadi,
bersama kiri, dan 3) nadi bawah selangka kiri. Jika sel-sel darah ini
membengkak dan menjadi lengket melekat satu sama lain dan pada
penting dalam kehidupan kita. Dan darah di tubuh kita di pompa oleh
jantung melalui jaringan arteri dan vena. Darah adalah semacam cairan
1. Sel darah merah (erytrosit) yang membawa gas pernapasan dan
pembekuan darah.
(keturunan) yang ditentukan oleh alel ganda. Akan tetapi pada orang
didonorkan haruslah sehat. Dalam hal ini tidak boleh mengandung kadar
glukosa yang (positif db) dan harus bebas dari penyakit lainnya. Gula
energy untuk sel-sel tubuh. Umumnya tingkat gula darah bertahan pada
(Taiyeb, 2016).
penggantinya diperlukan diit seimbang yang berisi zat besi. Sel darah
putih rupanya bening dan tak berwarna, bentuknya lebih besar dari sel
hari: 4-8 mmol/l (70-150 mg/dl). Tingkat ini meningkat setelah makan
dan biasanya berada pada level terendah pada pagi hari, sebelum orang
tingkatan glukosa yang diatur melalui insulin dan leptin (John, 2012).
sementara mungkin jyga akibat dari stres yang parah, seperti trauma,
PENDAHULUAN
Latar belakang
Assalamualaikum warahmatullahi
warabarkatuh,
laporan ini praktikulum ini di susun berdasarkan hasil praktikulum i-vii
yang dimana kita sudah hadir bersama- sama di laboratorum kampus
farmasi ini, yang akan nantinya kita bahas bersama bersama di dalam
laporan ini berserta gambar dan peserta yang dijadikan naracoba dalam
setiap praktek di praktikulum ini,di harapkan dengan adanya seperti itu,
kalian bias mengerti dan pahami praktilum kita dalam semua aspek –
aspeknya baik dari segi naracoba dan probandus yang kita ujikan di sini
sudah semua nformasi semua percobaan dan praktikulum yang kita
yang sudah bahas bersama dan pratikkan di semua praktikulum
kelompok 3, semoga terbantu informasinya untuk lebih mengetahui dan
mendalami dari observasi mana yang kurang dan mana yang lengkap
adanya semuanya sudah kita muat didalam laporan ini,selebih
kurangnya semoga kalian terbantu dalam mencerca informasi yang
ingin kali kembangkan. Adapun yang informasi informasi semua
aspeknya sudah ada di sini semua secara terperinci dan detail insya
allah kita akan lengkapkan informasi probandusnya dan gambar-
gambarnya yang dimana mari simak – simak baik dalam setiap bab- bab
nya di dalam laporan ini.semuanya sudah terinformasi dan terinci satu
persatu.yang sekurang-kurang ada baiknya kalian baiknya memperbaiki
nya dan toleransi dan juga jika sebaliknya juga saya akan
memeberitahukan kepada kalian semua kalau semisalnya bagaimana
baiknya dan baiknya kurang nya dimana Karen akita sadar sebagaimana
laporan kita berbeda-beda setiap masing-masing dan perlu
kerjasamanya setiap tim,baik di kelompok ini juga harus
memperhatikan aspek dalam masing masing praktikulum yang terdiri
dari praktikulum hewan uji coba, glukosa darah ,golongan darah dan
respien,gerak refleks pada manusia,detak jantung dan kativitas jantung
dan jenis kelamin,pengkuran teknana darah arteri,pengukuran ph urine
dan ph saliva.yang dimana masing masing mendapatkan hasil masing-
masing (sartina ,gerak refleks pada manusia :sartina, adanya refleks
pada lutut,tumit,tidak ada: pada refleks trisep,ada bisep,mengejap
mata), (ph urine : yuli minum teh: kuning muda,tidak
menguap,kerjenihan jernih ph no.8) , (penetuan golongan darah ;
sartina,golongan darah B),(aktivitas jantung;yuli lestari, 90/m
duduk,berdiri 115/menit,jalan cepat 120/menit,lari 125/menit) ,
(pengukuran tekanan darah arteri :selfianti, baring 130/70,duduk
130/70,berdiri 120/20,Jalan 130/80,jalan cepat 130/90,lari 130/90). Dan
ini berdasarkan 5 praktikulum yakni : Praktikulum gerak
refleks,pengukuran ph urine Dan pH saliva,pengukuran tekanan darah
arteri, pententuan golongan darah,pengukuran aktivitas jantung). Yang
naracoba masing-masing sama Dan Ada hasilnya jika kita lihat tadi dari
5 percobaan ini/praktikulum ini mari kita lihat baik baik dan respon
naracoba dengan probandusnya ini
a.Rumusan Masalah
a. TUJUAN PUSTAKA :
B. TINJAUAN PUSTAKA :
a. Tinjauan pustaka:
Gerak refleks (refleks) ialah gerakan yang tidak disadari, yang timbul
akibat adanya rangsangan. Gerakan refleks ini ada yang monosinaptik dan ada
yang polisinatik. Lintasan impulsnya selain melalui susunan saraf tepi, juga
mencakup susunan saraf pusat.
Ada dua sistem gerak pada manusia, yaitu gerak reflex dan gerak sadar (terkoordinasi).
Refleks ialah aktifitas yang timbul langsung sebagai respon terhadap rangsangan tanpa olahan
syaraf sentral bagian korteks. Refleks bermacam-macam dari yang sederhana hingga yang
kompleks. Contoh refleks yang sederhana adalah refleks menyusu. Bayi yang baru lahir dan sehat
sudah dapat menghisap susu dari payudara ibunya. Refleks alimentasi ini dapat dimulai dari pipi
bayi yang disentuh puting payudara. Bayi akan menengok ke arah payudara yang akan dihisap itu.
Mulutnya membuka, bibirnya menangkap puting payudara, mungkin tangannya akan memegang
payudara itu, lalu timbul gerakan menghisap dan menelan. Semua aktifitas ini berjalan reflektoris
(Suyanto, 2010).
Gerak refleks adalah gerak yang dihasilkan oleh jalur saraf yang paling sederhana. Jalur
saraf ini dibentuk oleh sekuen neuron sensr, interneuron, dan neuron motor, yang mengalirkan
impuls saraf untuk tipe refleks tertentu. Gerak refleks yang paling sederhana hanya memerlukan
dua tipe sel saraf yaitu neuron sensor dan neuron motor. Gerak refleks disebabkan oleh rangsangan
tertentu yang biasanya mengejutkan dan menyakitkan. Gerak refleks terjadi apabila rangsangan
yang diterima oleh sel saraf sensori langsung disampaikan oleh neuron perantara atau neuron
penghubung (Wulandari, 2009).
Ciri refleks adalah respon yang terjadi berlangsung dengan cepat dan tidak di sadari.
Sedangkan lengkung refleks adalah lintasan terpendek gerak refleks. Neuron konektor merupakan
penghubung antara neuron sensorik dan neuron motorok. Jika neuron konektor berada di otak,
maka refleksnya di sebut refleks otak. Jika terletak di sumsum tulang belakang, maka refleksnya
disebut refleks tulang belakang (Taiyeb, 2016).
Prinsip kegiatan system saraf ditampilkan dalam bentuk kegiatan gerak refleks. Dengan
adanya gerak refleks dimungkinkan terjadinya kerja yang baik dan tepat antara berbagai organ dari
individu dan hubungan individu dengan sekelilingnya. Refleks merupakan reaksi organism
terhadap perubahan lingkungan baik di dalam maupun luar organism (Syaifuddin: 2006)
Suatu refleks adalah setiap respon yang terjadi secara ototmatis tanpa di sadari. Terdapat
dua tipe refleks, yaitu refleks sederhana atau refleks dasar yang menyatu tanpa dipelajari, seperti
menutup mata pada saat ada benda menuju ke arahnya dan refleks yang dipelajari atau refleks
yang di kondisikan (conditioned refleks), yang dihasilkan dari berbuat dan belajar, sepeti
membelokkan stri mobil kalau mau menabrak benda. Kita mengerjaka hal tersebut secara
ototmatis, tetapi hanya setelah banyak berlatih secara sadar (Basoeki, 2003)
Gerak refleks merupakan bagian dari mekanisme pertahanan tubuh dan terjadi jauh lebih
cepat dari gerak sadar misalnya menutup mata dari debu, menarik tangan dari benda panas yang
menyakitkan yang tersentuh tanpa sengaja. Gerak refleks dapat dihambat oleh kemauan sadar,
misalnya bukan saja tidak menarik tangan dari benda panas bahkan dengan sengaja menyentuh
permukaan benda panas itu (Pearce 2009).
Gerak refleks berjalan sangat cepat dan tanggapan terjadi secara ototmatis terhadap
rangsangan tanpa memerlukan kontrol dari otak. Gerak refleks yang paling sederhana memerlukan
dua tipe sel saraf, yaitu neuron sensorik dan neuron motorik. Gerak refleks bekerja bukanlah
dibawah kesadaran dan kemauan seseorang. Pada gerak refleks, impuls melalui jalan pendek atau
jalan pintas yaitu dimulai dari reseptor penerima rangsang, kemudian diteruskan oleh saraf sensori
ke pusat saraf, di terima oleh sel saraf penghubung (asosiasi) tanpa di olah di dalam otak langsung
di kirim tanggapan ke saraf motor untuk di sampaikan ke efektor, yaitu otot atau kelenjar, jalan
pintas ini di sebut lengkung refleks (Wulandari, 2009).
Kegiatan pada lengkung refleks di mulai di reseptor sensorik sebagai potensial reseptor
yang besarnya sebanding dengan kuat rangsang. Potensial reseptor ini akan membangkitkan
potensial aksi yang bersifat gagal atau tuntas di saraf eferen. Bila potensial aksi ini sampai ke
efektor, terjadi lagi respon yang besarnya sebanding dengan kuat rangsang. Efektor yang berupa
otot rangka, respon bertahap tersebut selalu cukup besar untuk mencetuskan potensil aksi yang
mampu menghasilkan kontraksi otot. Hubungan antara neuron aferen dengan eferen biasanya
terdapat di sistem saraf pusat (Ganong, 2009).
A. TUJUAN PUSTAKA ;
a.
Mengetahui pengaruh makanan atau minuman
b.
terhadap kadar glukosa darah
Membandingkan kadar glukosa darah puasa dan kadar glukosa
darah sewaktu.
B. TINJAUAN PUSTAKA :
Menurut Anonim² (2013), penentuan golongan darah bagi manusia penting untuk berbagai
tujuan, diantaranya :
1. Tranfusi darah jika ia anemia atau kurang darah ketika sakit keras ,
kecelakaan, tentu mereka kurang darah dan harus segera didonor darahnya.
2. Untuk menentukan genetisnya ia bergolongan darah apa, jika ia kawin dapat
ditentukan anaknya, jika tidak sesuai silsilahnya maka harus dipertanyakan
keturunannya ditahun terakhir ini golongan darah bisa digunakan untuk pola
pola psikologis seseorang , biasanya jika wawancara pekerjaan/melihat
tingkah laku /performance.
3. Dari data golongan darah ternyata orang eropa umumnya bergolongan darah
A atau AB sedang Australia bergolongan darah A dan O.
Bila darah yang tidak cocok dicampur sehingga aglutinin plasma anti A atau anti B dicampur
dengan sel darah merah yang mengandung aglutinogen A atau B, terjadilah aglutinasi sel darah
merah berikut ini aglutinin melekatkan diri pada sel darah merah. Karena aglutinin mempunyai
dua tempat pengikatan ( tipe IgG ) atau ( tipe IgM ), maka satu aglutinin dapat melekat pada dua
atau lebih sel darah merah yang berbeda pada waktu yang sama dengan demikian menyebabkan
sel saling melekat satu sama lain. Keadaan ini menyebabkan sel- sel menggumpal bersama-sama
yang merupakan proses aglutinasi. Kemudian, gumpalan ini menyumbat pembuluh darah kecil
diseluruh system sirkulasi. (Poejadi, 1994).
Pemberian darah sebagai terapi bagi orang sakit sebelumnya akan diuji kecocokannya antara
darah donor dan darah penderita. Uji ini dimaksudkan agar tidak terjadi reaksi transfusi yang bisa
membahayakan jiwa si penerima darah. Karena transfusi darah yang tidak cocok dengan resipien
dapat berbahaya, maka darah yang disumbangkan, secara rutin digolongkan berdasarkan jenisnya;
apakah golongan A, B, AB atau O dan Rh-positif atau Rh-negatif. Sebagai tindakan pencegahan
berikutnya, sebelum memulai transfusi, pemeriksa mencampurkan setetes darah donor dengan
darah resipien untuk memastikan keduanya cocok : teknik ini disebut cross-matching (Anonim¹,
2013).
Penggolongan darah dilakukan dengan cara berikut ini mula-mula sel darah merah
diencerkan dengan saline. Kemudian satu bagian dicampur dengan aglutinin anti A sedangkan
bagian yang lain dicampur dengan aglutinin anti B. Setelah beberapa menit, campuran tadi
diperiksa di bawah mikroskop. Bila sel darah merah menggumpal artinya “teraglutinasi “. Sel
darah merah golongan O tidak mempunyai aglutinogen dan oleh karena itu tidak bereaksi dengan
serum anti A atau anti B. Golongan darah A mempunyai aglutinogen A dan karena itu
beraglutinasi dengan aglutinin anti A. Golongan darah B mempunyai aglutinogen B dan
beraglutinasi dengan serum anti B. Golongan darah AB mempunyai aglutinogen A dan B serta
beraglutinasi dengan kedua jenis serum (Samsuri, 2004).
Seperti antibodi yang lain, aglutinin adalah gamma globulin, dihasilkan oleh sel-sel yang
menghasilkan antibodi terhadap setiap antigen yang lain. Kebanyakan adalah molekul
imunoglobin IgM dan IgG. Aglutinin ini dihasilkan oleh orang-orang yang tidak mempunyai
aglutinogen dalam sel darah merahnya, karena sejumlah kecil antigen golongan A dan B
memasuki tubuh melalui makanan, bakteri, atau dengan cara lain, dan zat-zat ini memprakarsai
perkembangan agglutinin Anti-A atau Anti-B. Sebagai contoh, infuse antigen golongan A ke
dalam resipien yang memiliki golongan darah non-A akan menyebabkan reaksi imuns yang khas
dengan pembentukan agglutinin dalam jumlah yang lebih besar daripada sebelumnya. Bayi yang
baru lahir juga mempunyai aglutinin dalam jumlah sedikit, berarti pembentukan aglutinin hampir
seluruhnya terjadi setelah lahir (Subowo, 1992).
Orang dengan genotip O tidak menghasilkan aglutinogen dan karena itu golongan darahnya
adalah O. Orang dengan genotip OA atau AA menghasilkan aglutinogen tipe A dan karena itu
mempunyai golongan darah A. Genotip OB dan BB menghasilkan golongan darah B. Dan tipe
genotip AB menghasilkan golongan darah AB (Abbas, 1997).
Bila tidak terdapat aglutinogen tipe A dalam sel darah merah seseorang maka dalam
plasmanya akan terbentuk antibodi yang dikenal sebagai aglutinin anti A. Demikian pula, bila
tidak terdapat aglutinogen tipe B di dalam sel darah merah, maka dalam plasmanya terbentuk
antibody yang dikenal sebagai aglutinin anti B. Golongan darah O meskipun tidak mengandung
aglutinogen tetapi mengandung aglutinin anti A dan anti B; golongan darah A mengandung
aglutinogen tipe A dan aglutinin tipe B; dan golongan darah B mengandung aglutinogen tipe B
dan aglutinin anti A. Akhirnya golongan darah AB mengandung kedua aglutinogen A dan B tetapi
tidak mengandung aglutinin sama sekali (Anonim³, 2013).
C. Hemoglobin Darah
Melepaskan hemoglobin ke dalam plasma, yaitu suatu keadaan yang disebut “ Hemolisis “
sel darah merah. Kadang-kadang bila darah resipien dan darah donor tidak cocok, segera terjadi
hemolisis sel darah merah dalam darah sirkulasi. Dalam hal ini antibodi menyebabkan lisis sel
darah merah dengan mengaktifkan sistem komplemen yang selanjutnya melepaskan enzim-enzim
proteolitik (kompleks litik) yang merobek membran sel (Anonim², 2013).
Fungsi utama dari sel-sel darah merah yang juga dikenal sebagai eritrosit adalah
mengangkut hemoglobin dan seterusnya mengangkut oksigen dari paru-paru ke jaringan. Selain
mengangkat hemoglobin, sel-sel darah merah juga mempunyai fungsi lain. Contohnya, ia
mengandung banyak sekali karbonik anhidrase yang mengkatalisis reaksi antara karbondioksida
dan air, sehingga meningkatkan kecepatan reaksi bolak-balik ini beberapa ribu kali lipat. Cepatnya
reaksi ini membuat air dalam darah dapat bereaksi dengan banyak sekali karbondioksida, dan
dengan demikian mengangkutnya dari jaringan menuju paru-paru dalam bentuk ion bikarbonat
(HCO3⁻). Hemoglobin yang terdapat dalam sel juga merupakan dapar asam-basa (seperti juga
pada kebanyakan protein), sehingga sel darah merah bertanggungjawab untuk sebagian besar daya
pendaparan seluruh darah (Anonim³, 2013).
Kandungan hemoglobin normal rata-rata dalam darah adalah 16 g/dL pada pria dan 14
g/dL pada wanita dan semuanya berada di dalam sel darah merah. Pada tubuh seorang pria 70 kg,
ada sekitar 900 g hemoglobin; 0,3 g hemoglobin dihancurkan dan 0,3 g disintesis setiap jam
( Abbas, 1997).
Sintesis hemoglobin dimulai dalam proeritroblas dan kemudian dilanjutkan sedikit dalam
stadium retikulosit, karena ketika retikulosit meninggalkan sumsum tulang, dan masuk ke dalam
aliran darah, maka retikulosit tetap membentuk sedikit hemoglobin selama beberapa hari
berikutnya ( Anonim¹, 2013).
Tahap dasar pembentukan hemoglobin. Pertama, suksinil-Ko.A, yang dibentuk dalam siklus
kreb, berikatan dengan glisin untuk membentuk molekul pirol. Kemudian, empat pirol bergabung
untuk membentuk protoporfirin IX, yang kemudian bergabung dengan besi untuk membentuk
molekul heme. Akhirnya, setiap molekul heme bergabung dengan rantai polipeptida panjang, yang
disebut globin, yang disintesis oleh ribosom, membentuk suatu subunit hemoglobin yang disebut
rantai hemoglobin. Tiap-tiap rantai ini mempunyai berat molekul kira-kira 16.000; empat dari
molekul ini selanjutnya akan berikatan satu sama lain secara longgar untuk membentuk molekul
hemoglobin yang lengkap (Anonim², 2013).
Golongan darah adalah ilmu pengklasifikasian darah dari suatu
ABO dan Rhesus (faktor Rh). Golongan darah ABO terbagi menjadi
pada sel darah yang memiliki jenis antigen tertentu yang disebut
a. Tujuan pustaka :
II. TUJUAN
1.Mempelajari dan mengetahui pengaruh posisi tubuh terhadap denyut
nadi
dan tekanan darah.
2.Mempelajari dan mengetahui pengaruh latihan fisik terhadap denyut nadi
dan tekanan darah.
7. praktikulum aktivitas jantung dan pada manusia
a. a. tujuan pustaka : Untuk memahami metode
pengukuran detak jantung manusia
b. Untuk mengetahui hubungan detak jantung
dengan aktivitas dan jenis kelamin.
c. Untuk melihat dan memahami arah aliran darah pada
hewan uji.
b.tinjauan pustaka :
Tekanan darah merupakan besaran sangat penting dalam dinamika peredaran darah
(Hemodinamika). Tinggi tekanan darah pada berbagai macam pembuluh darah tidak sama,
tekanan darah arteri lebih tinggi daripada tekanan darah pembuluh vena. Pada pemeriksaan fisik,
seorang penderita, pengukuran tekanan darah arteri sudah menjadi suatu keharusan dimana
pengukuran ini selalu dilakukan secara kontinu. Tinggi tekanan darah arteri orang dewasa yang
normal dalam keadaan istirahat dengan posisi berbaring adalah 120mmHg untuk tekanan sistotik
dan 70 mmHg untuk tekanan diastole. Tinggi tekanan darah ini bervariasi Antara lain karena unur,
jenis kelamin, dan posisi badan. Yang menimbulkan variasi tinggi tekanan darah arteri karena
posisi badan atau bagian badan adalah tidak lain pada gaya berat (Taiyeb, 2016).
Tekanan darah adalah tekanan yang mendesak dinding arteri ketika ventrikel kiri melakukan
sistol kemudian diastole. Pengukurannya menggunakan sfignomanometer. Tekanan darah sistol
adalah tekanan darah yang direkam selama kontraksi ventrikuler. Tekanan darah diastole adalah
tekanan darah yang direkam selama relaksasi ventricular. Tekanan darah normal adalah 120/80
mmHg. Tekanan denyutan adalah perbedaan antara tekanan sistolik dan diastolik. Tekanan
denyutan normal kira-kira 40 mmHg yang memberikan informasi tentang kondisi arteri (Soewolo
dkk, 2005).
Tekanan darah adalah tekanan dari darah yang dipompa oleh jantung terhadap dinding
arteri. Pada manusia, darah dipompa melalui dua sistem sirkulasi terpisah dalam jantung yaitu
sirkulasi pulmonal dan sirkulasi sistemik. Ventrikel kanan jantung memompa darah yang kurang
O2 ke paru-paru melalui sirkulasi pulmonal di mana CO2 dilepaskan dan O2 masuk ke darah.
Darah yang mengandung O2 kembali ke sisi kiri jantung dan dipompa keluar dari ventrikel kiri
menuju aorta melalui sirkulasi sistemik di mana O2 akan dipasok ke seluruh tubuh. Darah
mengandung O2 akan melewati arteri menuju jaringan tubuh, sementara darah kurang O2 akan
melewati vena dari jaringan tubuh menuju ke jantung. Tekanan darah diukur dalam milimeter air
raksa (mmHg), dan dicatat sebagai dua nilai yang berbeda yaitu tekanan darah sistolik dan tekanan
darah diastolik. Tekanan darah sistolik terjadi ketika ventrikel berkontraksi dan mengeluarkan
darah ke arteri sedangkan tekanan darah diastolik terjadi ketika ventrikel berelaksasi dan terisi
dengan darah dari atrium (Lintong, 2015).
Tekanan darah tinggi dianggap sebagai faktor resiko utama bagi berkembangnya penyakit
jantung dan berbagai penyakit vaskuler pada orang-orang yang telah lanjut usia, hal ini disebabkan
ketegangan yang lebih tinggi dalam arteri sehingga menyebabkan hipertensi. Lansia sering terkena
hipertensi disebabkan oleh kekakuan pada arteri sehingga tekanan darah cenderung meningkat.
Selain itu penyebab hipertensi pada lansia juga disebabkan oleh perubahan gaya hidup dan yang
lebih penting lagi kemungkinan terjadinya peningkatan tekanan darah tinggi karena bertambahnya
usia (Ritu Jain, 2011).
Menurut Husen (2011), tekanan darah timbul ketika bersikulasi di dalam pembuluh darah.
Organ jantung dan pembuluh darah berperan penting dalam proses ini dimana jantung sebagai
pompa muskular yang menyuplai tekanan untuk menggerakkan darah, dan pembuluh darah yang
memiliki dinding yang elastis dan ketahanan yang kuat.
Pengukuran tekanan darah dapat dilakukan secara langsung atau tidak langsung. Pada
metode langsung, kateter arteri dimasukkan ke dalam arteri. Walaupun hasilnya sangat tepat, akan
tetapi metode pengukuran ini sangat berbahaya dan dapat menimbulkan masalah kesehatan lain
(Smeltzer & Bare, 2001).
Tekanan darah penting karena merupakan kekuatan pendorong bagi darah agar dapat
beredar ke seluruh tubuh untuk memberikan darah segar yang mengandung oksigen dan nutrisi ke
organ-organ tubuh. Tekanan darah anak didasarkan pada jenis kelamin, usia, dan tinggi. Tekanan
darah bisa bervariasi bahkan pada orang yang sama misalnya pada saat berolahraga. Olahraga akan
menyebabkan tekanan darah meningkat untuk waktu yang singkat dan akan kembali normal ketika
berhenti berolahraga. Tekanan darah dalam satu hari juga berbeda yaitu pada waktu pagi hari
tekanan darah lebih tinggi dibandingkan saat tidur malam hari karena adanya perbedaan tekanan
darah sistolik selama 2 jam pertama setelah bangun tidur dikurangi tekanan darah sistolik terendah
dalam sehari. Selain itu, faktor yang dapat mempengaruhi perbedaan tekanan pada pembuluh
darah adalah posisi tubuh dimana perubahan tekanan darah pada posisi tubuh dipengaruhi oleh
faktor gravitasi (Lintong, 2015).
Badan kesehatan dunia atau WHO (world health organization) juga memberikan batasan
bahwa seseorang, dengan beragam usia dan jenis kelamin, apabila tekanan darahnya berada pada
satuan 140/90 mmHg atau diatas 160/90 mmHg, maka ia sudah dapat dikatagorikan sebagai
penderita hipertensi. Pengobatan hipertensi ada 2 cara pengobatan secara farmakologis dan non
farmakologis. Pemberian terapi non farmakologis relatif praktis dan efisien yaitu dengan cara
pemberian aromaterapi (Rusdi dan Nurlaena Isnawati, 2009).
Untuk mengetahui kecepatan denyut nadiseseorang dapat dilakukan dengan pulse rateyaitu
dengan cara menghitung perubahan tibatibadari tekanan yang dirambatkan sebagaigelombang
pada dinding darah sedangkanpengukuran dapat dilakukan pada : Arteri karotis(daerah
leher),Terletak dileher dibawah lobustelinga, dimana terdapat arteri karotid berjalandiantara trakea
dan otot sternokleidomastoideusSering digunakan untuk bayi, kasus cardiacarrest dan untuk
memantau sirkulasi darah keotak ( Hermawan, 2012).
Frekuensi denyut jantung manusiabervariasi, tergantung dari banyak faktor
yangmempengaruhinya, pada saat aktivitas normal.Arteri radialis (pergelangan
tangan),terletaksepanjang tulang radialis, lebih mudah terabadiatas pergelangan tangan pada sisi
ibu jari.Relatif mudah dan sering dipakai secara rutin.Arteri femolaaaris (lipat paha), Arteri
pulpotea,Arteri dorsalis pedis (daerah dorsum peedis),Arteri temporalis (ventral daun telinga)
(Arwani, 2007).
Dalam keadaan istirahat jantung berdetak 70 kali/menit. Pada waktu banyak
pergerakankecepatan jantung bisa mencacapai 150kali/menit dengan daya pompa 20-25liter/menit.
Curah jantung(cardial output) adalah volume darah yangdipompa oleh tiap-tiap ventrikel
permenit.Sedangkan kecepatan normal denyutjantung (jumlah debaran setiap menit) adalah:Pada
bayi yang baru lahir : 140 per menit, usiasatu tahun : 120 per menit, usia dua tahun : 110per menit,
usia lima tahun : 96-100 per menit,usia sepuluh tahun : 80-90 per menit, pada orangdewasa : 60-80
per menit(Syaifudin 1997:57).
Untuk mengetahui sirkulasidarah tersebut yang paling sederhana denganpemeriksaan
denyut nadi. Jadi secara tidaklangsung denyut nadi sebagai indeks kerjajantung dan memiliki
peranan penting bahkandapat mengukur tingkat aerobik seseorang.Pulsus atau denyut nadi adalah
perubahan tiba-tibadari tekanan jantung yang dirambatkansebagai gelombang pada dinding
pembuluhdarah. Denyut nadi merupakan sebagian besarindeks kerja jantung tetapi elastiositas
pembuluhdarah yang yang lebih besar, viskositas darah,resistensi arterior dan kapiler
memegangperanan dalam menetapkan sifat-sifat tertentudari denyut nadi. (Arwani, 2007).
9. praktikulum pengkuran ph urine dan ph saliva
METODE PRAKTIKULUM
PRAKTIKUM I
PRAKTIKULUM ANATOMI DAN FISIOLIGI HEWAN
UJI
b. Stereofoam
c. Jarum/pentul
d. Kain lap/Tissue
e. kain lap/Tissue
f. Chloroform
4. Cara Kerja
2. Cara Kerja
Salah satu anggota praktikum ditunjuk sebagai naracoba. Catatlah data naracoba
pada lembar kerja
a. Refleks Lutut
Naracoba duduk bertumpang kaki (kaki kanan di atas)
dan mengalihkan perhatiannya ke sekeliling.
Penguji memukul ligamentum patellae kaki kanan naracoba
(kaki yang bertumpu, diatas) dengan martil reflex
Amati gerak refleks yang terjadi. Catatlah hasilnya pada lembar kerja
b. Refleks Tumit
Naracoba berdiri dengan kaki dibengkokkan dan diletakkan pada kursi.
2. Cara Kerja
a. Tandailah pada gelas obyek (dengan pensil gelas) daerah-daerah A, B, AB
dan D
b. Kemudian teteskan kepada masing-masing daerah tersebut satu tetes
darah naracoba
c. Teteskan pada daerah bertanda A satu tetes serum anti A dan pada daerah
bertanda B satu tetes serum anti B, dan seterusnya dengan pipet-pipet yang
telah tersedia (jangan sampai tertukar)
d. Campurkan darah tersebut dengan serum antinya dengan menggunakan lidi
pengaduk yang masih bersih dan jangan sampai tercampur antara daerah A
dan daerah B, AB dan D
e. Amatilah setelah satu menit, apakah ada agregasi sampai
aglutinasi.
Pengamatan sebaiknya dilakukan dengan mikroskop. Aglutinasi di
daerah A berarti darah yang diselediki bergolongan A, aglutinasi di daerah B
berarti darah yang diselidiki bergolongan darah B. Kalau terjadi aglutinasi pada
kedua daerah maka bergolongan darah AB dan kalau tidak terjadi aglutinasi
pada keduanya maka darah yang diselidiki bergolongan dara
PRAKTIKUM IV
3. Cara Kerja
Pemeriksaan Glukosa Puasa Dan 2 Jam Post Prandial
2. Cara Kerja
Ujung yang berbentuk corong dipergunakan untuk mendengar bunyi dengan berbagai frekuensi
sedangkan ujung yang lebar dengan diafragma hanya untuk bunyi dengan frekuensi yang tinggi
saja; bunyi dengan frekuensi yang rendah diredam oleh diafragma. Ujung yang berbentuk
corong tidak boleh ditekan terlalu keras di atas kulit sebab kulit yang teregang karena tekanan
yang keras itu dapat berfungsi sebagai diafragma sehingga bunyi yang berfrekuensi rendah tidak
terdengar.
a. Sfigmornanometer (sphygmonanometer) dan Balut Riva Rocci
Alat ini terdiri atas sebuah manometer yang dihubungkan dengan
sebuah kantong yang berbentuk balut, berdinding keras sehingga
tidak dapat diregangkan dan dapat diisi udara didalamnya. Kantong atau
balut ini disebut balut Riva Rocci. Balut Riva Rocci ini dihubungkan pula
dengan sebuah pompa udara yang berguna untuk memasukkan udara
kedalam balut tersebut. Pompa udara ini diperlengkapi dengan keran
untuk mengeluarkan udara dari dalam balut.
Manometer yang dipergunakan pada pengukuran ini dapat manometer
yang memakai pegas dan dapat pula manometer air raksa. Dengan memompa
udara kedalam balut maka tekanan udara didalam balut naik dan pompa balut
ini lalu mendesak jaringan yang berbalut sehingga arteri dibagian tengah
terjepit. Dengan terjepitnya arteri ini maka aliran darah didalamnya dapat
dihentikan. Untuk mengalirkan darah ini kembali, udara di dalam balut
dikeluarkan dengan memutar keran yang terdapat tangkai pompa udara.
b. Dasar Pengukuran
Pengukuran menggunakan pita pada lengan (arm band) yang akan
diisi dengan udara sehingga menekan arteri di bawahnya. Pemeriksa
4. Cara Kerja
a. Pengukuran pH urine
Siapkan 3 orang dari tiap kelompok (naracoba)
Orang pertama mengkonsumsi 500 ml air putih 30 menit sebelum
pengambilan sampel
Orang kedua mengkonsumsi 500 ml teh manis 30 menit sebelum
pengambilan sampel
Orang ketiga tidak mengkonsumsi minuman 30 menit
sebelum pengambilan sampel
Tampung masing-masing urine pada wadah berlabel
Amati tampilan warna dan bau urine
Catat dan bandingkan pH dari masing-masing urine
b. Pengukuran pH saliva
Siapkan 3 orang dari tiap kelompok (probandus/naracoba)
Siapkan makanan yang tinggi karbohidrat atau minuman bersoda
Sebelum mengkonsumsi makanan atau minuman, terlebih dahulu
keluarkan saliva dari rongga mulut untuk pengukuran awal pH saliva
dengan metode spitting, yaitu saliva dikumpulkan pada dasar mulut lalu
dikeluarkan pada wadah penampung saliva.
Naracoba mengkonsumsi makanan atau minuman
Kumpulkan kembali saliva dengan metode spitting dan ukur pH saliva
Bandingkan pH saliva sebelum dan setelah mengkonsumsi makanan
atau minuman
PRAKTIKUM II
.Refleks Lutut . .
. Kanan
.Refleks .
3.) Tumit .Refleks . Kiri
Trisep Kiri
Kanan
.Refeleks Bisep .
.Refleks Mengejap Mata . Kiri
B.PEMBAHASAN
Gerak refleks (refleks), ialah : gerakan yang tidak disadari, yang timbul
akibat adanya rangsangan. Gerakan refleks ini ada yang monosinaptik dan ada yang polisinatik.
Lintasan impulsnya selain melalui susunan saraf tepi, juga mencakup susunan saraf
pusat.Gerak refleks bisep ialah: fleksi lengan pada sendi siku,Gerak refleks lutut,ialah:
kontraksi dengan sendi perlututan,Gerak refleks tumit ialah :bergetar tumit dengan
brocci bruce.,Gerak refleks trisep ialah : ekstensi lengan bawah disendi siku.Gerak
refleks mengejap ialah; gerakan mengedip di bagian kornea akibat aquadest sontak
kaget.yang dimana adanya gerak refleks monosinaptik dan polosinaptik yang
dimana kita sudah mengetahui nya bahwa gerak refleks monosinaptik adalah
Refleks monosinaptik juga disebut refleks sederhana. Disebut monosinaptik karena informasi stimulasi
yang masuk ke neuron sensorik hanya melewati proses sinaptik untuk mencapai motor neuron, yang
kemudian mentransmisikan informasi ini ke otot. Gerak polosinaptik adalah refleks yang melibatkan
banyak sinaps. Contoh: refleks menarik tangan ketika terkena api.dan inilah yang terjadi pada probandus
gerak refeleks
egiatan praktikum kali ini dengan mengamati masalah gerak, lebih tepatnya masalah
gerak reflex. Sebelumnya perlu kita kerahui terlebih dahulu bahwa gerak reflex bersifat tidak
disadari atau diluar kendali manusia karena butuhnya manusia respon atau tanggap cepat
terhadap rangsang yang ada dari luar misalnya kita lagi di dapur, sedang memasak sesuatu
kemudian tidak sengaja kita menyentuh bagian panas dari alat-alat yang kita pakai memasak
sebelumnya, terus apa yang kita lakukan adalah langsung menarik tangan kita dengan cepat,
itulah gerak reflek. Coba fikirkan jikalau tidak ada gerak reflek tangan kita menempel kepada
benda panas, mungkin tangan kita sudah terluka parah karena panas baru kita sadari bahwa
ternyata tadi panas.
Proses terjadinya gerak refleks ini tentunya diawali dengan adanya rangsangan, kemudian
rangsangan tersebut akan di teruskan ke otak atau sumsum tulang belakang melalui neuron
sensorik dengan kecepatan yang sangat tinggi kemudian menuju ke efektor (luar tubuh) melalui
neuron motorik sebagai tanggapan terhadap rangsangan yang diperoleh.
Kegiatan praktikum unit ini menggunakan 6 macam daerah untuk diuji ada tidaknya
gerak reflex pada tubuh probandus. Yaitu gerak refleks pada lutut, gerak refleks pada tumit,
gerak refleks pada bisep, gerak reflkes pada trisep, gerak refleks mengejapkan mata, dan yang
terakhir adalah gerak refleks pada dinding perut. Itulah 6 daerah yang akan diujikan.
kita ialah satu-satunya probandus yang mengalami gerak refleks monosinaptik yakni:sdri,sumarni dan
sri kamila dewi probandus di sumarni sadar gerak refleks dialamninya ada yang ada dan ada
yang tidak ada yang ada ialah gerak refleks lutut,tumit,trisep dan mengejap mata dan tidak ada
adalah gerak refleks bisep. Dan yang dimana disini gerak-gerakan tersebut adalah gerakan yang
dibuat secara alami secara tidak sadar.
PRAKTIKUM III
PENENTUAN GOLONGAN DARAH
SERUM ANTI
NO GOLONGAN DARAH
NAMA SAMPEL DARAH A B AB
1.) SUMARNI ,18 TAHUN __ __ GOLONGAN DARAH B
+
B. PEMBAHASAN
Golongan darah adalah ciri khusus darah dari suatu individu karena adanya perbedaan jenis
karbohidrat dan protein pada permukaan membrane sel darah merah. Dua jenis penggolongan
darah yang paling penting adalah penggolongan ABO dan Rhesus ( factor Rh).
Golongan darah manusia ditentukan berdasarkan jenis antigen dan antibodi yang
terkandung dalam darahnya. Individu dengan golongan darah A, memiliki sel darah merah
dengan antigen A dipermukaan membrane sel dan menghasilkan antibody terhadap antigen B
dalam serum darahnya. Individu dengan golongan darah B memiliki antigen B pada permukaan
sel darah merahnya dan menghasilkan antibody terhadap antigen A dalam serum darahnya.
Individu dengan golongan darah AB memiliki sel darah merah dengan antigen A dan B serta
tidak menghasilkan antibody terhadap antigen A atau B. Sedangkan individu dengan golongan
darah O (nol) memiliki sel darah tanpa antigen, tapi memproduksi antibody terhadap antigen A
dan B.
BERDASARKAN pengantan diatas bahwa saudari sumarni golongan b karena bergolong darah B karena
pada saat pemberian anti A dan Anti B, hanya darah yang menggumpal pada anti B. Hal ini sesuai
pendapat Arief (2010) bahwa Percobaan sederhana dapat dilakukan dengan mereaksikan sel darah
merah dengan serum dari para donor. Hasilnya adalah dua macam reaksi (menjadi dasar antigen A dan
B, dikenal dengan golongan darah A dan B) dan satu macam tanpa reaksi (tidak memiliki antigen, dikenal
dengan golongan darah O). Kesimpulannya ada dua macam antigen A dan B di sel darah merah yang
disebut golongan A dan B, atau sama sekali tidak ada reaksi yang disebut golongan O.
PRAKTIKUM I
ANATOMI DAN FISIOLIGI HEWAN UJI
NO NAMA HEWAN BB MENCIT FOTO MENCIT HASIL PENGAMATAN
3.REFLEKS : +++
6. Salivasi:+++
7. Urinasi :+++
8. Defekasi : +++
B. Pembahasan
Pada praktikum ini kita telah melakukan percobaan cara menangani hewan coba dan berbagai
rute pemberian obat kepada hewan coba tersebut. Praktikum ini adalah dasar untuk percobaan-
percobaan farmakologi selanjutnya karena hewan coba adalah media pembantu dalam
melakukan penelitian.
Tidak semua hewan dapat dijadikan hewan percobaan hanya beberapa saja yang karakteristik
tubuhnya hampir sama dengan manusia contohnya seperti tikus, mencit dan kelinci. Penanganan
hewan coba ini pun berbeda-beda caranya tergantung dari jenis hewan yang akan dipakai.
Seperti misalnya, pada tikus dan mencit , peganglah pada ekornya tapi hati-hati jangan sampai
hewan membalikan tubuhnya dan menggigit. Karna itu selain ekornya pegang juga bagian leher
belakang (tengkuk) dengan ibu jari dan ibu telunjuk. Untuk kelinci dan marmut jangan sekali-
kali memegang telinga karna syaraf dan pembuluh darah dapat terganggu.
Pemberian obat pada hewan coba terdapat berbagai rute pemberian diantaranya enteral dan
parenteral. Enteral yaitu contohnya seperti penggunaan oral , sublingual dan rektal. Tetapi
penggunaan obat secara sublingual dan rektal sulit dilakukan pada hewan coba, sehingga rute
yang cocok digunakan untuk hewan coba adalah dengan cara rute oral. Sedangkan pada
parenteral yaitu contohnya seperti rute intravena, subkutan, intramuskular, dan intra peritonial.
Tetapi rute yang biasa atau paling sering digunakan adalah rute intravena melalui ujung ekor
karena pada ujung ekor hewan coba terdapat banyak pembuluh darah sehingga obat cepat diresap
dan disebarkan keseluruh tubuh.
Pada hewan mencit memiliki bobot 21 gram, volume ntuk pengamatan frekuensi jantung pada
tikus memiliki 120 denyut/menit. Sedangkan pada mencit memiliki 112 denyut/menit. Pada
hewan coba untuk denyut jantung normalnya yaitu 325-780 denyut/menit. Perbedaan denyut
jantung ini didasarkan pada perhitungan denyut yang kurang teliti sehingga didapatkan hasil
yang berbeda dengan denyut normal atau kemungkinan hewan coba tersebut mengalami stress
sehingga denyut jantungnya melemah. Untuk pengukuran laju nafas didapatkan hasil 116
nafas/menit pada tikus dan 100 nafas /menit pada mencit. Untuk laju nafas normal pada hewan
coba adalah 94-163 nafas/menit. Sehingga dikatakan hewan coba tersebut memiliki pernafasan
yang normal. Pada pengamatan refleks dan tonus otot pada hewan coba ini memiliki reflek dan
tonus otot yang sangat baik dilihat dari kemampuan dia merefleks suatu ancaman dengan
sangat cepat dan kemampuan dia memanjat untuk keluar dari topless sangat baik. Untuk
pengamatan tingkat kesadaran dan rasa nyeri memiliki hasil yang sangat baik. Karena hewan
coba tersebut masih dapat dikatakan normal dan masih layak digunakan untuk percobaan.
Untuk uji gejala lain seperti salivasi didapat hasil yang kurang baik sedangkan untuk uji urinasi
dan defekasi didapatkan hasil yang sangat baik. Sedangkan untuk pengamatan kejang
didapatkan hasil yang negatif artinya hewan coba yang diamati masih sehat.
PRAKTIKUM IV
PENENTUAN KADAR GLUKOSA DARAH
n ... JENIS JENIS PRAKTIKUM KADAR GLUKOSA (mg/dl) KETERANGAN
NO NAMA COBA SAMPEL GLUKOSA
NO
1. SELFIANTI P 120/70 120/70 125/70 130/30 130/90 135/90
2. RISKA P 120/70 120/80 130/70 140/50 150/70 140/90
3. Sumarni P 120/80 120/80 130/90 130/80 130/80 140/90
B. PEMBAHASAN
CEPAT
B. PEMBAHASAN
1. Frekuensi sebelum berlari
90+90+90+110+100+110 = 590 = 98,3
6 6
Frekuensi sesudah berlari
125+125+135 = 385 = 128,3
3 3
2. Karena setelah berlari, jantung pada saat berlari berkontraksi lebih cepat
dibandingkan saat seseorang dalam keadaan diam / tidak beraktivitas dan suplai
oksigen juga meningkat disaat kita melakukan aktivitas berlari. Hal ini memicu
denyut nadi lebih cepat dan meningkat sehingga orang yang sedang beraktivitas
atau tidak beraktivitas itu berbeda denyut nadinya. Denyut nadi akan berkisaran
normal bila denyutan itu terasa sedang saja tidak cepat dan tidak lambat.
3. Berbeda, karena factor-faktor jenis kelamin, umur, aktivitas seseorang dan berat
badan.
4. Pada hitungan denyut nadi ini seseorang yang melakukan aktivitas dan tidak
beraktivitas itu berbeda dikarenakan jantung kalau beraktivitas berkontraksi lebih
cepat dan suplai oksigen juga meningkat dibandingkan orang yang tidak
beraktivitas. Selain factor aktivitas juga ada yang lain misalkan factor jenis
kelamin, umu dan berat badan.
E. PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini tentang Denyut Nadi. Dalam percobaan ini ada dua
percobaan yaitu sebelum melakukan aktivitas / berlari dan setelah berlari. Sebelum
berlari setiap orang melakukan percobaan dan hasil hitungan denyut nadi per 1
menit itu semua orang berbeda-beda tidak menunjukkan hasil yang sama itu karena
dipengaruhi oleh factor perbedaan jenis kelamin, usia dan berat badan karena
seseorang yang belum melakukan aktivitas tidak akan sama dengan orang yang
sedang melakukan aktivitas misalkan berlari. Pada saat melakukan aktivitas atau
berlari, disini setiap orang suruh melakukan aktivitas berlari selama 2 menit, dan
setelah dihitung selama 1 menit hasilnya juga berbeda-beda setiap orang ini juga
berbeda dengan yang percobaan pertama yang belum melakukan aktivitas, itu
denyutan nadi sesudah berlari itu lebih meningkat dibandingkan sebelum berlari
dikarenakan factor aktivitas seseorang apakah sedang diam saja atau beraktivitas
misalkan berlari tadi.
PRAKTIKULUM VII
PENGUKURAN AKTIVITAS JANTUNG
B. PEMBAHASAN
Praktikum ini bertujuan untuk memahami pengaruh aktivitas fisik terhadap tekanan darah
dan denyut jantung manusia. Pada praktikum ini digunakan praktikan sebagai sampel penelitian
untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara akivitas fisik terhadap tekanan darah dan
denyut jantung manusia. Tekanan darah yang diukur pada praktikum ini adalah tekanan darah
sistole dan diastole. Pada praktikum ini dilakukan tiga aktivitas fisik sebagai perbandingan yaitu
aktivitas normal, aktivitas ringan berupa jalan ditempat selama 4 menit, dan aktivitas berat yaitu
naik turun tangga selama 2 menit.
Tekanan darah adalah daya dorong darah ke semua arah pada seluruh permukaan yang
tertutup; yaitu, pada dinding bagian dalam jantung dan pembuluh darah. Tekanan darah berasal
dari aksi pemompaan jantung memberikan tekanan yang mendorong darah melewati pembuluh-
pembuluh. Darah mengalir melalui system pembuluh tertutup karena ada perbedaan tekanan atau
gradient tekanan antara ventrikel kiri dan atrium kanan. Pengukuran tekanan darah dapat
dilakukan dengan dua cara yaitu secara langsung dan tidak langsung. Secara langsung dengan
memasukkan kanula ke dalam pembuluh darah arteri dan dimonitor dengan alat pendeteksi
tekanan darahnya (tidak lazim dipakai). Cara tidak langsung dengan menggunakan alat
sphygmomanometer. Tekanan darah biasanya digambarkan sebagai rasio tekanan sistolik
terhadap tekanan diastolik, dengan nilai dewasa normalnya berkisar dari 100/60 mmHg sampai
140/90 mmHg. Rata-rata tekanan darah normal biasanya 120/80 mmHg. secara umum tekanan
darah yang ideal adalah 120/80 mmHg (sistolik/diastolik). Batas normal adalah bila tekanan
sistolik tidak lebih dari 140 mmHg dan tekanan diastolik tidak lebih dari 90 mmHg. Tekanan
darah termasuk kategori tinggi jika tekanan sistolik lebih dari 160 mmHg dan diastolik di atas 99
mmHg, dalam 3 kali pemeriksaan berturut11 turut selama selang waktu 2-8 minggu. Menurut
WHO, tekanan darah dianggap normal bila kurang dari 135/85 mmHg, dikatakan hipertensi bila
lebih dari 140/90 mmHg, dan diantara nilai tersebut digolongkan normal tinggi.
Denyut nadi adalah denyutan arteri dari gelombang darah yang mengalir melalui
pembuluh darah sebagai akibat dari denyutan jantung. Denyut nadi sering diambil di pergelangan
tangan untuk memperkirakan denyut jantung. Denyut nadi dapat dengan mudah diperiksa dengan
jari tangan atau dengan cara palpasi, disamping itu dapat pula ditentukan dengan
menggunakan peralatan elektronik yang sederhana maupun yang modern. Denyut nadi dan
tekanan darah merupakan faktor-faktor yang dipakai sebagai indikator untuk menilai sistem
kardiovaskuler seseorang. Selain dua hal tersebut, biasanya dapat dilakukan pengukuran
kolesterol dalam darah yakni dengan mengukur rasio LDL atau kolesterol jahat terhadap HDL
atau kolesterol baik; serta tes doppler. Tes ini digunakan untuk menentukan seberapa baik
sirkulasi darah ke seluruh sistem kardiovaskular. Pemeriksaan ini menggunakan instrumen
komputer yang canggih untuk mengukur secara akurat tekanan darah atau volume darah, yang
mengalir ke seluruh sistem sirkulasi, termasuk tangan, kaki, tungkai, lengan dan leher Denyut
nadi (pulse rate) menggambarkan frekuensi kontraksi jantung seseorang. Pemeriksaan denyut
nadi sederhana, biasanya dilakukan secara palpasi. Palpasi adalah cara pemeriksaan dengan
meraba, menyentuh, atau merasakan struktur dengan ujung-ujung jari; sedangkan pemeriksaan
dikatakan auskultasi, apabila pemeriksaan dilakukan dengan mendengarkan suara-suara alami
yang diproduksi dalam tubuh. Pada umumnya, pengukuran denyut nadi dapat dilakukan pada
sembilan titik yaitu arteri radialis, arteri brakhialis, arteri carotis communis, arteri femoralis,
arteri dorsalis pedis, arteri popolitea, arteri temporalis, arteri apical, arteri tibialis posterior.
Secara umum ada dua komponen tekanan darah, yaitu tekanan darah sistolik (angka atas)
yaitu tekanan yang timbul akibat pengerutan bilik jantung sehingga ia akan memompa darah
dengan tekanan terbesar, dan diastolik (angka bawah) yang merupakan kekuatan penahan pada
saat jantung mengembang antar denyut, terjadi pada saat jantung dalam keadaan mengembang
(saat beristirahat). Tekanan darah normal (normotensi) sangat dibutuhkan untuk mengalirkan
darah ke seluruh tubuh, yaitu untuk mengangkut oksigen dan zat-zat gizi. Tekanan darah ada
dalam pembuuh darah, sedangkan tekanan darah tertinggi ada dalam arteri terbesarMaka yang
dimaksud dengan tekanan sistole adalah tekanan puncak yang ditimbulkan di arteri sewaktu
darah dipompa ke dalam pembuluh tersebut selama kontraksi ventrikel, sedangkan tekanan
diastole adalah tekanan terendah yang terjadi di arteri sewaktu darah mengalir ke pembuluh hilir
sewaktu relaksasi ventrikel. Selisih antara tekanan sistole dan diastole, ini yang disebut dengan
blood pressure amplitude atau pulse pressure.
Sphygmomanometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur tekanan darah arteri.
Alat ini terdiri dari sebuah manset elastis yang berisi kantong karet tiup. Ketika manset diikatkan
pada lengan, inflasi dari kantong karet memampatkan jaringan bawah manset. Jika kantong karet
membengkak untuk tekanan yang melebihi nilai puncak gelombang nadi, arteri terus melemah
dan tidak ada gelombang pulsa yang bisa teraba di arteri perifer. Jika tekanan dalam spontan
secara bertahap dikurangi, suatu titik akan tercapai di mana terdapat gelombang pulsa sedikit
melebihi tekanan pada jaringan sekitarnya dan dalam kantong karet. Pada tingkat itu, denyut nadi
menjadi teraba dan tekanan yang ditunjukkan pada manometer air raksa adalah ukuran dari nadi
puncak atau tekanan sistolik.
Mekanisme kerja alat ini adalah ketika aliran darah mengalir melalui arteri di bawah
manset dengan cepat dan mempercepat kolom darah di cabang arteri perifer, menghasilkan
turbulensi dan suara khas, yang dapat didengar melalui stetoskop. Sebagian tekanan dalam
manset dikurangi lebih lanjut. Perbedaan antara tekanan sistolik dan tekanan manset semakin
melebar dan arteri terbuka selama beberapa waktu. Secara umum, jumlah darah bergelombang di
bawah manset juga sama meningkatnya, dan suara jantung melalui stetoskop cenderung
mengeras. Ketika tekanan dalam manset turun di bawah tekanan minimal gelombang nadi, arteri
tetap terbuka terus menerus dan suara yang dipancarkan menjadi teredam karena darah terus
mengalir dan derajat percepatan darah oleh gelombang pulsa tiba-tiba dikurangi. Pada masih
rendah manset tekanan, suara hilang sama sekali sebagai aliran laminar dan aliran darah menjadi
normal kembali. Adapun bunyi yang didengar saat auskultasi pemeriksaan tekanan darah disebut
dengan bunyi korotkoff, yakni bunyi yang ditimbulkan karena turbulensi aliran darah yang
ditimbulkan karena oklusi parsial dari arteri brachialis. Berbagai faktor memepengaruhi denyut
nadi dan tekanan darah, seperti halnya aktivitas hormon, rangsang saraf simpatis, jenis kelamin,
umur, suhu tubuh, termasuk juga diantaranya posisi dan aktivitas fisik.
1.Minum KUNING Jernih No. 6 ++- HIJAU Kekuningan 0,5-1% Putih Tdk ada
air) : Farah PUCAT &Tak Menguap Keruh
.Nabila
2.Minum Kuning Muda Jernih No. 8 ++ BIRU Hijau Kekun 0,6-1,5% Kuning Tdk ada
teh: Selfia & Tak menguap ingan
. nti
3.Tanpa mi Kuning Keruh Keruh & Meng No. 7 ++ BIRU Hijau 0,7-1% Kuning Tdk ada
.num:Yuli Uap
.Lestari
B.PEMBAHASAN
Praktikum kali ini mengenai uji kandungan urin, yang merupakan cairan sisa yang diekskresikan
oleh ginjal dan kemudian dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses urinasi. Urin yang
dikeluarkan tubuh terdiri dari berbagai unsu seperti : air, protein, amoniak, glukosa, sedimen, dan
sebagainya. Unsur-unsur yang dikeluarkan dari urine tersebut sangat bervariasi perbandingannya
pada orang yang berbeda.
Pada praktikum yang berjudul uji kandungan urine ini kami melakukan empat percobaan yakni
uji pH urine, uji kandungan klorida pada urine, uji kandungan protein pada urine, dan uji
kandungan glukosa pada urine.
a. Uji pH urine
Pada pengujian pH urine di lakukan dengan memasukkan kertas indikator pH universal ke dalam
urine dan mengamati perubahan warnanya. Pada urine yang diuji urine farah mempunyai pH =5
dan urine Selfianti mempunyai pH = 8,dan urine yuli ph=7, yang artinya asam. pH urine pada
orang normal berkisar 4,7 – 8 sehingga walaupun pH urine yang didapat terholong asam tapi
masih dalam keadaan normal. Sebagian besar penyakit degeneratif berkaitan dengan defisiensi
mineral yang menyebabkan cairan tubuh, termasuk urine menjadi lebih asam. Dapat pula
disebabkan karena kurangnya konsumsi protein.
b. Uji kandungan klorida pada urine
Percobaan ini dilakukan dengan menambahkan larutan AgNO3 10% kedalam dua sampel urine
yuli,farah dan selfianti. Hasil yang didapat pada kedua tabung reaksi adalah sama-sama
menghasilkan sedikit endapan putih. Urine normal terbukti dari endapan putih tipis. Pada urine
normal memang mengandung sedikit klorida. Klorida tidak semuanya di eksresikan melalui
ginjal. Ini karena tubuh manusia juga membutuhkan klorida tersebut. Kegunaannya adalah untuk
membunuh kuman bibit penyakit dan mengaktifkan pepsinogen menjadi pepsin.
Urin yang diuji untuk mengetahui ada tidaknya protein, setelah melalui tahap pemberian 6 tetes
biuret ternyata warna yang didapat pada sampel farahdan selfianti,yuli adalah kuning. Jika urin =
6 tetes biuret berubah menjadi ungu maka dapat dipastikan urin mengandung protein. Karena
urin yang diuji tidak berwarna ungu maka urin tidak mengandung protein. Tetapi jika urin
mengandung protein, ini ada ketidakberesan pada ginjal orang yang urinnya diuji. Seharusnya,
ginjal yang normal tidak akan meloloskan protein bersama urin. Protein (asam amino) pada
ginjal yang normal, akan diserap pada proses filtrasi sebab protein (asam amino) termasuk zat
yang berguna bagi tubuh. Selain itu jika ada protein (asam amino) yang masih berada pada urin
primer, pada tahap re-absorpsi tepatnya di bagian Tubulus Kontortus Proksimal, semua protein
(asam amino) sudah harus diserap oleh tubuh. Artinya, urin yang dikeluarkan sudah tidak lagi
mengandung protein. Jadi, jika hasil praktikum menunjukkan adanya kandungan protein dalam
urin, maka ginjal orang yang urinnya diuji mengalami masalah terutama pada Tubulus Kontortus
Proksimal. Jenis penyakit orang yang dalam kandungan urinenya terpat protein adalah
albuminuria.
Adanya kandungan glukosa dalam urine dapat diketahui melalui perubahan warna yang terjadi
setelah urine ditetesi 5 tetes benedict, kemudian dipanaskan dengan penangas air sederhana dan
berubah warna menjadi merah bata dengan kandungan glukosa >3,5%. Namun, data yang
didapatkan setelah urine diberi perlakuan tersebut ternyata berwarna hijau kekuningan, artinya
urine yang diuji mengandung glukosa sekitar 0,5 – 1%. Adanya kandungan glukosa harus
diperhatikan. Dengan uji glukosa, juga dapat diketahui jika urine menghasilkan endapan maka
orang yang urinenya diuji menderita diabetes. Dari pengujian urine, didapatkan data bahwa urine
yang diuji tidak terbentuk endapan yang artinya urinenya yang diuji tidak menderita diabetes.
Bab v
( penutup)
sebagai alat untuk memperjelas teori dan fenomena yang terjadi dalam
hakikat gerak refleks ialah Prinsip kegiatan system saraf ditampilkan dalam bentuk
kegiatan gerak refleks. Dengan adanya gerak refleks dimungkinkan terjadinya kerja yang baik
dan tepat antara berbagai organ dari individu dan hubungan individu dengan sekelilingnya.
Refleks merupakan reaksi organism terhadap perubahan lingkungan baik di dalam maupun luar
organism (Syaifuddin: 2006).Suatu refleks adalah setiap respon yang terjadi secara ototmatis
tanpa di sadari. Terdapat dua tipe refleks, yaitu refleks sederhana atau refleks dasar yang
menyatu tanpa dipelajari, seperti menutup mata pada saat ada benda menuju ke arahnya dan
refleks yang dipelajari atau refleks, dan bagaimana kita bisa mengetahui praktikuum glukosa
darah da penentuan golongan darah dengan cara apa yah ? jawabannya; Menurut Sasmita
kita. Dan darah di tubuh kita di pompa oleh jantung melalui jaringan
sirkulasi ke seluruh tubuh. Darah terdiri dari berbagai jenis sel, yaitu:
1. Sel darah merah (erytrosit) yang membawa gas pernapasan dan
(Suryo, 1992).
b.saran :
bagaiamana jika Bila kadar glukosa dalam darah melebihi atau kurang dari
batas normal maka sistem metabolisme dalam tubuh akan terganggu. Glukosa
darah dapat bertambah setelah kita makan makanan sumber karbohidrat, namun
kira – kira 2 jam setelah itu, jumlah glukosa darah akan kembali pada keadaan
semula. Salah satu contoh penyakit yang disebabkan oleh kelainan kadar glukosa
darah, yaitu diabetes melitus. Diabetes melitus merupakan penyakit yang timbul
karena suatu gangguan dari penkreas, yaitu organ tubuh yang biasa menghasilkan
insulin dan sangat berperan dalam metabolisme glukosa bagi sel tubuh. Seseorang
yang terkena diabetes melitus selalu ditandai oleh naiknya kadar gula darah
( hiperglikemia ) dan tingginya kadar gula dalam urine. Pada orang yang menderita
diabetes melitus, jumlah glukosa darah lebih besar dari 130 mg per 100 mL darah.
Dan bagaimana cara mengobati diabetes mellitus ?
BAB VI
DAFTAR PUSTAKA
arwani. 2007. Analisis Perbedaan Hasil Pengukuran Tekanan Darah Antara Lengan Kanan Dengan
Lengan Kiri Pada Penderita Hipertensi Di Rsud Dr. H. Abdul Moeloek Propinsi Lampung.
Politekkes Semarang. Jurnal Media Ners Vol 1 No 2.
Hermawan. Lilik. 2012. Pengaruh Pemberian Asupan Cairan (Air) Terhadap ProfilDenyut
Jantung Pada Aktivitas Aerobik. Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang.
Journal of Sport Sciences and Fitness Vol 1 No 2.
Husen, Saikhu Akhmad dkk. 2011. Petunjuk Praktikum Fisiologi Hewan. Penerbit Departemen Biologi
FST UA, Surabaya.
Manembu, Mercy. 2015. Pengaruh Posisi Duduk dan Berdiri terhadap Tekanan Darah Sistolik dan
Diastolik pada Pegawai Negeri Sipil Kabupaten Minahasa Utara. Jurnal: e-Biomedik (eBm).
Vol. 3, No. 3.
Lintong, Fransiska. 2015. Analisa Hasil Pengukuran Tekanan Darah Aantara Posisi Duduk dan Posisi
Berdiri pada Mahasiswa Semester VII (Tujuh) TA. 2014/2015 Fakultas Kedokteran Universitas
Sam Ratulangi. Jurnal: e-Biomedik (eBm). Vol. 3, No. 1.
Ritu Jain, 2011. Pengobatan Alternatif untuk Mengatasi Tekanan Darah. Jakarta : Gramedia.
Smeltzer, S.C. and Bare, B.G. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Edisi 8 Vol.2. Penerbit
EGC, Jakarta.
Soewolo, Soedjono Basoeki & Titi Yudani. 2005. Fisiologi manusia. Malang: Universitas Negeri Malang.
Syaifudin. 1997. Anatomi Fisioligi Untuk Siswa Perawatedisi 2. Jakarta: Penerbit Buku KedokteranEGC
Taiyeb, A. Mushawwir dkk. 2016. Penuntun Anatomi dan Fisiologi Manusia. Makassar: Jurusan
Biologi FMIPA UNM.
Ethel, Sloane. 2004. Anatomi dan Fisiologi Untuk Pemula. Jakarta. Penerbit Buku Kedokteran
EGC
Pratiwi, D.A. 2000. Buku Penuntun Biologi untuk SMU kelas 2. Jakarta. Penerbit Erlangga.
Bab VII
LAMPIRAN
i. Praktikulum I
PRAKTIKULUM HEWAN UJI COBA
ESOPHAGUS
TESTIS
PRAKTIKULUM
PRAKTIKUM REFLEKS PADA MANUSIA
PRAKTIKULUM
PENENTUAN GOLONGAN DARAH
PRAKTIKULUM
PENGUKURAN pH URINE DAN pH SALIVA
PRAKTIKULUM
AKTIVITAS JANTUNG DAN DENYUT NADI DAN DETAK JANTUNG
PRAKTIKULUM
PENGUKURAN GLOUKOSA DARAH