Oleh
Kelompok IV
1. Helen Monica Sari (13 222 047)
2. Septi Herfina M (14 222 164)
3. Tery Septinasari (14 222 161)
4. Umi Julaika (14 222 184)
5. Wiwik Lida (14 222 192)
Dosen Pembimbing :
Syarifah, M. Kes
A. Latar Belakang
Dalam hidupnya, organisme memdari tubuh. memerlukan makanan dan
oksigen untuk melangsungkan metabolisme. Proses metabolisme, selain
menghasilkan zat-zat yang berguna, juga menghasilkan sampah (zat sisa)
yang harus dikeluarkan dari tubuh. Bahan-bahan yang diperlukan tubuh
seperti makanan dan oksigen serta hasil metabolisme dan sisa-sisanya,
diangkut dan diedarkan di dalam tubuh melalui system peredaran darah. Hasil
pencernaan makanan dan oksigen diangkut dan diedarkan oleh darah ke
seluruh jaringan tubuh. Sebaliknya, sisa-sisa metabolisme diangkut oleh
darah dari seluruh jaringan tubuh menuju organ-organ pembuangan. Di dalam
tubuh terdapat kurang lebih lima liter darah yang mengalir tiada henti. Darah
adalah sungai kehidupan dalam tubuh kita. Jika kita kehilangan banyak darah,
maka nyawa kita akan terancam, bahkan dapat mengakibatkan kematian
(Isnaeni. 2006).
Darah mempunyai banyak fungsi vital, mulai dari sebagai ‘kendaraan’
hormone, nutrisi, oksigen, hingga limbah metabolisme. Darah juga bisa
membunuh bibit penyakit. Apabila aliran darah ke otakmu terganggu, dalam
sepuluh detik kemudian, bisa dipastikan kamu akan pingsan (Isnaeni. 2006).
Golongan darah adalah ciri khusus darah dari suatu individu karena
adanya perbedaan jenis karbohidrat dan protein pada permukaan membran sel
darah merah. Dengan kata lain, golongan darah ditentukan oleh jumlah zat
(kemudian disebut antigen) yang terkandung di dalam sel darah merah. Ada
dua jenis penggolongan darah yang paling penting, yaitu penggolongan ABO
dan Rhesus (faktor Rh) (Saifullah, 2010).
Mengingat begitu pentingnya mengetahui golongan darah seseorang dan
banyak jenis dalam penggolongan darah, maka pada pratikum ini akan
dilakukan pengujian golongan darah dengan sistem ABO pada mahasiswa
dan mahasiswi Biologi 5.
B. Tujuan Pratikum
Adapun tujuan pratikum ini dilakukan yaitu untuk menentukan golongan
darah dengan sistem ABO.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Darah
Darah adalah cairan jaringan yang dialirkan melalui pembuluh darah.
Darah terdiri atas sel-sel merah (sel darah putih dan sel darah merah),
trombosit (keping darah),dan plasma darah. Ada beberapa sistem
penggolongan darah pada manusia, misalnya sistem ABO dan rhesus (Rh)
(Farida, 1993).
Darah adalah jaringan cair yang terdiri atas dua bagian. Bahan
interseluler adalah cairan yang disebut plasma dan di dalamnya terdapat
unsur-unsur padat, yaitu sel darah. Volume darah secara keseluruhan kira-kira
5 liter. Sekitar 55 persennya adalah cairan, sedangkan 45 persen sisanya
terdiri atas sel darah. Angka ini dinyatakan dalam nilai hematokrit atau
volume darah yang dipadatkan yang berkisar antara 40 sampai 47. Di waktu
sehat volume darah adalah konstan dan sampai batas tertentu diatur oleh
tekanan osmotik dalam pembuluh darah dan dalam jaringan. Tekanan darah
arterial ialah kekuatan darah ke dinding pembuluh darah yang
menampungnya. Tekanan ini berubah-ubah pada setiap tahap siklus jantung.
Selama sistole ventrikuler, pada saat ventrikel kiri memaksa darah masuk
aorta, tekanan naik sampai puncak, yang disebut tekanan sistolik. Selama
diastole tekanan turun. Nilai terendah yang dicapai disebut tekanan diastolik.
Untuk lebih memahami bagaimana kita mengetahui tekanan darah dilakukan
dengan melakukan suatu percobaan (Isnaeni. 2006).
Darah tersusun atas dua komponen utama yaitu sel darah merah (
eritrosit ) Dalam 1 mm3 darah terdapat 5 juta sel darah merah. Sel darah
merah memerlukan protein karena strukturnya terbentuk dari asam amino
mereka juga memerlukan zat besi, sehingga untuk membentuk penggantinya
diperlukan diit seimbang yang berisi seimbang. Wanita memerlukan lebih
banyak zat besi karena beberapa diantarnya dibuang sewaktu menstruasi,
sewaktu hamil diperlukan zat besi dalam jumlah yang lebih banyak lagi untuk
perkembangan janin dan pembuatan susu (Kimball, 2008).
Sel darah merah dibentuk di dalam sumsum tulang, terutama dari tulang
pendek, pipih dan tak beraturan, dari jaringan kanselus pada ujung tulang
pipa dan dari sumsum dalam batang iga-iga dan dari sternum. Bila terjadi
perdarahan maka, sel darah merah dengan hemoglobinnya sebagai pembawa
oksigen, hilang. Pada perdarahan sedang, sel-sel itu diganti dalam waktu
beberapa minggu berikutnya. Tetapi bila kadar hemoglobin turun sampai 40%
atau di bawahnya, maka diperlukan transfusi darah (Isnaeni. 2006).
Sel darah putih dalam setiap mm3 darah terdapat 6000-10.000 (rata-rata
8000) sel darah putih granulosit atau sel polimorfo nukleat merupakan hampir
75% dariseluruh jumlah sel darah putih. Mereka terbentuk dalam
sumsummerah tulang. Sel ini berisi sebuah nukleus yang berbelah banyak dan
protoplasmanya bergulir. Karena itu disebut sel bergulir atau granulosit.
Kekurangan granulosit disebut granulositopenia. Tidak adanya granulosit
disebut agranolusitosit yang dapat timbul setelah meminum obat tertentu,
termasuk jugabeberapa antibiotika (Farida, 1993).
Trombosit (keping darah) Fungsinya berkaitan dengan pembekuan
darah dan hemostasis (menghentikan pendarahan). Bila pembuluh darah
mengalami injuri atau kerusakan maka dapat dihentikan dengan serangkaian
proses yaitu permukaannya menjadi lengket, sehingga memungkinkan
trombosit saling melekat dan menutupi luka karena ada pembekuan darah dan
merangsang pengerutan pembuluh darah, sehingga terjadi penyempitan
ukuran lubang pembuluh darah.
Secara umum fungsi darah adalah sebagai berikut :
1. Alat transport makanan, yang diserap dari saluran cerna dan diedarkan ke
seluruh tubuh.
2. Alat transport oksigen (O2), yang diambil dari paru-paru atau insang untuk
dibawa ke seluruh tubuh
3. Alat transport bahan buangan dari jaringan ke alat-alat ekskresi seperti
paru-paru (gas), ginjal dan kulit (bahan terlarut dalam air) dan hati untuk
diteruskan ke empedu dalam saluran cerna sebagai tinja (untuk bahan yang
sukar larut dalam air).
4. Alat transport alat jaringan dari bahan-bahan yang diperlukan oleh suatu
jaringan yang dibuat oleh jaringan lain.
5. Mempertimbangkan keseimbangan dinamis (homeostatis) dalam tubuh,
termasuk di dalamnya adalah mempertahankan suhu tubuh, mengatur
keseimbangan distribusi air dan mempertahankan keseimbanagan asam-
basa sehingga Ph darah dan cairan tubuh tetap dalam keadaan yang
seharusnya.
6. Mempertahankan tubuh dari agresi benda atau senyawa asing yang
umumnya selalu dianggap mempunyai potensi menimbulkan ancaman.
C. Cara Kerja
1. Cuci tangan anda sampai bersih, ambil segumpal kapas dengan pinset,
celupkan kedalam alkohol dan gosokkan pada ujung jari manis tangan
anda (tangan kanan atau tangan kiri), biarkan alkohol mengering.
2. Tusukkan bagian tersebut dengan menggunakan lanset yang telah
disterilkan
3. Tempatkan setets kecil darah dibagian tengah kartu golongan darah
(hal ini dapat dilakukan dengan menyentuhkan kartu golongan darah
tersebut pada jari yang ditusuk). Tutuplah bekas tusukkan dengan
kapas yang telah dicelupkan kedalam alkohol (tahan kapas dengan ibu
jari tangan selama 5 menit).
4. Letakkan setets anti A pada titik darah dibelahan A kartu golongan
darah. Aduklah serum dan tetesan darah tersebut dengan
menggunakan tusuk gigi sedemikian rupa sehingga membentuk luasan
sekecil mungkin.
5. Letakkan setetes serum anti B pada titik darah dibelahan B kartu
golongan darah, gunakan tusuk gigi yang kedua untuk mencampur
darah dan serum.
6. Bandingkan bahan setiap belahan gelas objek dengan gambar yang
tersedia yang diperlihatkan kedua macam reaksi, yaitu terjadi
penggumpalan atau tidak. Pengamatan dilakukan dengan mata
telanjang.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Tabel. 1 Pengamatan Golongan Darah Mahasiswa Biologi 5
No Jenis Golongan
Nama
. Kelamin Darah Rhesus
1 Seliyani Perempuan O +
2 Selvian D Perempuan AB +
3 Sevti H M Perempuan O +
4 Selly M. Perempuan B +
29 Yayuk KS Perempuan A +
33 Yunarni Perempuan O +
B. Pembahasan
Pada praktikum ini pengujian golongan darah dapat diketahui dengan
menggunakan serum anti A (berwarna biru), serum anti B (berwarna kuning).
Serum anti AB dan serum anti D (berwarna bening ). Serum ini berupa
larutan untuk menentukan golongan darah dengan mengamati gumpalan
darah yang terbentuk pada saat dicampurkan dengan sampel darah seseorang.
Sistem A-B-O dapat diwariskan dari orang tua kepada anaknya yang
membedakan darah manusia kedalam empat golongan yaitu A, B, AB dan O.
Penggolongan darah ini disebabkan oleh macam antigen yang dikandung oleh
eritrosit (sel darah merah). Dua jenis penggolongan darah yang paling penting
adalah penggolongan A-B-O dan Rhesus (faktor Rh). Cara menentukannya
menggunakan serum, serum A berfungsi untuk menegtahui apakah darah
akan menggumpal atau tidak ketika bercampur dengan serum anti A. Serum
anti B untuk mengetahui apakah darah akan menggumpal atau tidak ketika
bercampur dengan serum anti B. Serum anti AB fungsinya untuk mengetahui
apakah darah akan menggumpal atau tidak ketika dicampur dengan serum
anti AB. Serum anti D untuk mengetahui ada atau tidaknya penggumpalan
darah ketika dicampur serum anti D, jika menggumpal maka berhesus positif
dan jika tidak mengalami penggumpalan maka berhesus negatif.
40
30 Darah O
Darah AB
20
Darah B
10
Darah A
0
Golongan Golongan Golongan Golongan
Darah A Darah B Darah AB Darah O
A. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa
untuk menetukan golongan darah dengan sistem ABO dapat diamati dengan
ada atau tidaknya penggumpalan, pada masing-masing serum. Jika darah
mengalami penggumpalan pada serum anti A dan serum anti AB maka
bergolongan darah A, jika darah menggumpal pada serum anti B dan serum
anti AB mmaka bergolongan darah B, dan apabila pada serum anti A, B dan
AB tidak terjadi penggumpalan maka bergolongan darah O. Penetuan Rhesus
negatif fan positif dapat dilihat pada ada atau tidaknya penggumpalan pada
serum anti D. Jika menggumpal maka berrhesus positif dan jika tidak maka
berrhesus negatif.
B. Saran
Diharapkan untuk pratikum selanjutnya yaitu kekompakkan antar
kelompok dan kebersihan, sehingga praktikum berjalan dengan lancar tanpa
ada hambatan.
DAFTAR PUSTAKA
Azhar dkk. 2014. Alat Pembaca Golongan Darah dan Rhesus. Website:
http://jurnal.pdr.ac.id/paper/Alat Pembaca Golongan Darah dan Rhesus.pdf.
Diakses pada Minggu 03 Desember pukul 13.00WIIB.
Farida dkk. 1993. Alat Penentuan Golongan Darah Sistem ABO melalui Saliva
Fakultas Kedokteran Gigi U.I. Website: http://jurnal.pdr.ac.id/paper/ Alat
Penentuan Golongan Darah Sistem ABO melalui Saliva Fakultas Kedokteran
Gigi U.I..pdf. Diakses pada Minggu 03 Desember pukul 13.00WIIB.
Isnaeni, Wiwi. 2006. Fisiologi Hewan. Yogyakarta: PT. Kanisius.
Saifullah dkk. 12010. Sistem Informasi dan Alat Pengujian Golongan Darah
Sistem ABO Via SMS. . Website: http://jurnal.pdr.ac.id/paper/ Sistem
Informasi dan Alat Pengujian Golongan Darah Sistem ABO Via SMS. pdf.
Diakses pada Minggu 03 Desember pukul 13.00WIIB.
LAMPIRAN