NIM : 1905113413
Reasorbsi. Air, gula, garam, asam amino, limbah nitrogen, dan benda-benda
kecil lainnya masuk ke ginjal sebagai zat yang disebut filtrat. Sel dan protein
darah besar yang tidak dapat masuk tetap berada di pembuluh darah. Pada
tahap pembentukan urine tahap dua, filtrat memasuki ginjal di tubulus
proksimal. Daerah ginjal ini istimewa karena banyak hal yang dapat
dikeluarkan dari filtrat. Benda-benda berharga ini dikumpulkan kembali, atau
diserap kembali, oleh tubuh.Dilansir dari study.com, glukosa, garam, vitamin,
hormon, dan asam amino tertentu dikembalikan ke tubuh dan tidak akan
dimasukkan dalam urine. Kadang-kadang, jika tubuh memiliki terlalu banyak
sesuatu zat, maka tambahan gula atau garam akan tetap berada dalam filtrat.
Sebagai contoh, penderita diabetes dengan kadar glukosa darah yang tinggi
mungkin memiliki glukosa dalam urine mereka karena tidak semua dapat
diserap kembali.
Sekresi. Pada tahap ini, beberapa zat akan mengalir langsung dari darah di
sekitar tubulus distal (distal convoluted tubule) dan tubulus pengumpul
(collecting tubule) ke tubulus tersebut. Ion hidrogen akan dibuang demi
menjaga pH atau keasaman dan basa tubuh yang tepat. Selian Ion hidrogen,
Ion kalium, ion kalsium, dan amonia juga dibuang pada tahap ini. Ini supaya
komposisi kimia darah tetap seimbang dan normal.
Ekresi. Urine yang sudah disekresi oleh ginjal, kemudian mengalir ke bagian
tengah ginjal yang disebut pelvis ginjal. Setelah itu cairan ini akan terus
mengalir ke ureter dan kemudian tersimpan di kandung kemih. Dari kandung
kemih, urine selanjutnya mengalir ke uretra melalui ureter. Uretra adalah
bagian dari ginjal yang bertugas mengalirkan air seni menuju kandung kemih.
Sedangkan ureter merupakan saluran yang akan mengalirkan urine ke luar
tubuh.
Pembentukan urine dimulai dari darah mengalir melalui arteri aferen ginjal,
masuk ke dalam glomerulus yang tersusun atas kapiler-kapiler darah. Saat
darah masuk ke glomerulus, tekanan darah pun menjadi tinggi sehingga
mendorong air dan zat-zat yang memiliki ukuran kecil akan keluar melalui
pori-pori kapiler, dan menghasilkan filtrat. Cairan hasil penyaringan tersebut
(filtrat), tersusun atas:
- Urobilin;
- Urea;
- Glukosa;
- Air;
- Asam amino;
Urine primer yang terbentuk pada tahap filtrasi masuk ke tubulus proksimal.
Di dalamnya terjadi proses penyerapan kembali zat-zat yang masih diperlukan
oleh tubuh (tahap reabsorpsi). Glukosa, asam amino, ion kalium, dan zat-zat
yang masih diperlukan oleh tubuh juga diangkut ke dalam sel, kemudian ke
dalam kapiler darah di dalam ginjal. Sedangkan urea hanya sedikit yang
diserap kembali. Cairan yang dihasilkan dari proses reabsorpsi disebut urine
sekunder yang mengandung air, garam, urea (penimbul bau pada urine), dan
urobilin (pemberi warna kuning pada urine). Urine sekunder yang terbentuk
dari proses reabsorpsi selanjutnya mengalir ke lengkung henle, kemudian
menuju tubulus distal. Selama mengalir dalam lengkung henle, air dalam urine
sekunder juga terus direabsorpsi.
Augmentasi
Ekresi
Pengeluaran urin hasil proses filtrasi, reabsorpsi, dan sekresi ureter menuju
vesica urinaria.
c. Pengaruh dari filtrasi, reabsorpsi, sekresi, dan eksresi zat atau molekul-molekul
terhadap perubahan tekanan osmotik pada tiap-tiap bagian dari nefron!
Hasil filtrasi darah glomerulus disebut urine primer atau filtrat glomerulus.
Filtrat glomerulus tersebut akan masuk ke tubulus kontortus proksimal.
Tubulus kontortus proksimal
Pada tubulus kontortus proksimal, glukosa dan asam amino dari filtrat akan
direabsorpsi menuju kapiler. NaCl akan direabsorpsi di tubulus kontortus
proksimal dan kontortus distal. Pada saat NaCl direabsorpsi, air akan
berosmosis pula ke dalam darah. Selain itu, sekresi H+ dan reabsorpsi HCO3–
terjadi pula di tubulus kontortus proksimal dan tubulus kontortus distal.
Lengkung Henle dan tubulus kolektivus memiliki satu fungsi utama yaitu
reabsorpsi air.
Lengkung Henle
Tulubus kolektivus
Tahap terakir filtrasi terjadi pada bagian tulubus kolektivus. Pada bagian ini
terjadi reabsorpsi NaCl. Proses ini menentukan kadar garam di dalam urine.
Pada bagian medula, tubulus kolektivus menjadi permeabel (dapat ditembus)
terhadap urea. Akibatnya, urea akan direabsorpsi menuju darah. Ketika filtrat
menuju medula, air akan lebih banyak direabsorpsi sebelum masuk ke pelvis.
Hipotalamus
Fungsi hipotalamus yang paling penting karena terhubung dengan sistem saraf
dan kelenjar hipofisis yang merupakan salah satu homeostasis sistem
endokrin, adalah fungsi neuroendokrin yang berpengaruh terhadap sistem
saraf otonomi sehingga dapat memelihara homeostasis tekanan darah, denyut
jantung, suhu tubuh dan perilaku konsumsi dan emosi.
Hormon ADH
Peningkatan osmolaritas cairan ekstrasel (> 280 mOsm) akan merangsang
osmoreseptor di hypothalamus. Rangsangan ini akan dihantarkan ke neuron
hypothalamus yang menyintesis vasopressin. Vasopresin akan dilepaskan
oleh hipofisis posterior ke dalam darah dan akan berikatan dengan reseptornya
di duktus koligen. Ikatan vasopressin dengan resptornya di duktus koligen
memicu terbentuknya aquaporin, yaitu kanal air di membrane bagian apeks
duktus koligen. Pembentukan aquaporin ini memungkinkan terjadinya
reabsorbsi cairan ke vasa recta. Hal ini menyebabkan urin yang terbentuk di
duktus koligen menjadi sedikit dan hiperosmotik atau pekat, sehingga cairan
di dalam tubuh tetap dapat dipertahankan. Selain itu, rangsangan pada
osmoreseptor di hypothalamus akibat peningkatan osmolaritas cairan
ekstrasel juga akan dihantarkan ke pusat haus di hypothalamus sehingga
terbentuk perilaku untuk mengatasi haus, dan cairan di dalam tubuh kembali
normal. dalam sistem endokrin, hormon-hormon yang berperan saat tubuh
mengalami kekurangan cairan adalah Angiotensin II, Aldosteron, dan
Vasopresin/ ADH dengan meningkatkan reabsorbsi natrium dan air.
Sementara, jika terjadi peningkatan volume cairan tubuh, maka hormone
atripeptin (ANP) akan meningkatkan ekskresi volume natrium dan air .
Angiotensinogen