Anda di halaman 1dari 12

“Pengukuran pH Urin dan Saliva”

Pokok Bahasan :
 Tujuan Percobaan
Urin
Saliva
Metode Kerja
Tujuan Percobaan

• Mengetahui pengaruh makanan atau


minuman terhadap pH urin dan saliva
Urin
• Urin atau air seni merupakan produk sisa metabolisme hasil
filtrasi plasma darah di glomerulus ginjal. Setelah proses
filtrasi, cairan akan melewati tubulus untuk dilakukan
penyerapan kembali ion-ion yang masih terlarut sehingga
pada proses miksi yang dieskresikan berupa urin
sesungguhnya. Ekskresi urin diperlukan untuk menjaga
homeostasis cairan tubuh. Dari 180 liter darah yang masuk
ke ginjal, hanya 1-2 liter saja yang dapat berupa urin.
• Urin normal pada manusia terdiri dari air, urea, asam urat,
amoniak, kreatinin, asam laktat, asam fosfat, asam sulfat,
klorida, natrium klorida, dan zat berlebih dalam darah
seperti vitamin C dan obatobatan.
• Beberapa keadaan yang menyebabkan pH urin menjadi terlalu
asam diantaranya diabetes asidosis sistemik, dehidrasi, diare,
emfisema pulmonal. Sebaliknya, pH urin menjadi basa
diantaranya dapat dikarenakan infeksi saluran kemih, pyloric,
gagal ginjal kronik, terapi obat-obatan tertentu
Berbagai variasi tampilan urin adalah sebagai berikut.
• Pucat : urin bersifat encer; dapat disebabkan karena hidrasi berlebihan,
diabetes mellitus atau diabetes insipidus, polyuria akibat disfungsi
tubulus.
• Gelap : urin bersifat pekat apabila kekurangan cairan atau mengandung
pigmen urokrom
• Keruh : dapat menunjukan infeksi atau adanya sel darah pada urin
• Jingga : biasanya disebabkan oleh obat tertentu, misalnya rifampisin
• Pink/ merah : dapat menunjukan hematuria atau bias juga karena
ingesti makanan tertentu, misalnya akar bit
• Coklat muda seperti warna teh : sebagai indicator asanya kerusakan
atau gangguan hati seperti hepatitis atau serosis; dapat menunjukan
proteinuria.
• Urin yang berbusa mengandung protein atau asam empedu.
Saliva
• Liur atau saliva merupakan cairan mulut yang kompleks yang
merupakan gabungan dari berbagai cairan dan komponen yang
disekresikan ke dalam mulut, dihasilkan oleh tiga kelenjar liur utama
yang terletak diluar rongga mulut dan mengeluarkan saliva melalui
duktus pendek ke dalam mulut. Saliva mengandung 99,5% H2O dan
0,5% elektrolit dan protein.
• Sekresi saliva normalnya antara 800 – 1500 mL dengan rata-rata
sekitar 1000 mL. Untuk pH, saliva memiliki pH antara 6,8 sampai 7,2,
yang merupakan pH yang baik untuk mengaktifkan ptyalin (α-amilase).
pH yang dikeluarkan oleh saliva dipengaruhi oleh akivitas kelenjar.
Pada saat kelenjar sedang istirahat, pH saliva sedikit lebih rendah dari
7,0, sedangkan saat kelenjar sedang aktif melakukan sekresi, pH saliva
dapat mencapai 8,0.
Fungsi Saliva secara umum :
• membantu proses pencernaan
• membantu dalam proses menelan
• memiliki sifat antibakteri
• berperan dalam remineralisasi gigi dan membentuk
barrier untuk mencegah demineralisasi gigi
• menjaga keseimbangan pH
• Berperan dalam higiene mulut dengan membantu
menjaga mulut dan gigi bersih
Sebagian besar saliva disekresikan oleh kelenjar saliva mayor yang terdiri
dari 3 kelenjar yaitu:

1. Kelenjar parotis
2. Kelenjar submandibular
3. Kelenjar sublingual
Prosedur Kerja
• A. Pengukuran pH urin
1. Siapkan 3 orang dari tiap kelompok (naracoba)
2. Orang pertama mengkonsumsi 500 ml air putih 30 menit sebelum
pengambilan sampel
3. Orang kedua mengkonsumsi 500 ml teh manis 30 menit sebelum
pengambilan sampel
4. Orang ketiga tidak mengkonsumsi minuman 30 menit sebelum
pengambilan sampel
5. Tampung masing-masing urin pada wadah berlabel
6. Amati tampilan warna dan bau urin
7. Catat dan bandingkan pH dari masing-masing urin.
b. Pengukuran pH Saliva
1. Siapkan 3 orang dari tiap kelompok (naracoba)
2. Siapkan makanan yang tinggi karbohidrat atau minuman bersoda
3. Sebelum mengkonsumsi makanan atau minuman, terlebih dahulu
keluarkan saliva dari rongga mulut untuk pengukuran awal pH
saliva dengan metode spitting, yaitu saliva dikumpulkan pada
dasar mulut lalu dikeluarkan pada wadah penampung saliva.
4. Naracoba mengkonsumsi makanan atau minuman
5. Kumpulkan kembali saliva dengan metode spitting dan ukur pH
saliva
6. Bandingkan pH saliva sebelum dan setelah mengkonsumsi
makanan atau minuman
• Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai