Anda di halaman 1dari 13

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep teori penyakit

1. Definisi

Anemia adalah kondisi dimana seseorang tidak memiliki cukup sel darah

merah yang sehat untuk membawa oksigen yang cukup ke jaringan tubuh. Anemia

adalah suatu kondisi di mana konsentrasi hemoglobin lebih rendah dari biasanya.

Kondisi ini mencermin kan kurang nya jumlah normal eritrosit dalam sirkulasi.

Akibat nya, jumlah oksigen yang di kirim ke jaringan tubuh juga berkurang

(Sugeng Jitowiyono, 2018).

Anemia adalah suatu kondisi konsetrasi hemoglobin kurang dari normal

anemia merefleksikan jumlah eritrosit yang kurang dari normal di dalam sirkulasi.

Akibatnya jumlah oksigen yang dihantarkan ke jaringan tubuh juga berkurang.

Anemia bukan merupakan kondisi penyakit khusus melainkan suatu tanda adanya

gangguan yang mendasari ( Brunner & Suddarth, 2015).

Batasan umum seseorang dikatakan anemia dapat menggunakan kriteria

WHO pada tahun 1968, dengan kriteria sebagai berikut (Handayani & Andi,

2008):

Kelompok umur Hemoglobin


Laki-laki dewasa Hb < 13 gr/dl
Perempuan dewasa tidak hamil Hb < 12 gr/dl
Perempuan dewasa hamil Hb < 11 gr/dl
Anak usia 6-14 tahun Hb < 12 gr/dl
Anak usia 6 bulan – 6 tahun Hb < 11 gr/dl
Untuk kriteria anemia di klinik, rumah sakit, atau praktik klinik pada

umumnya dinyatakan anemia bila terdapat nilai sebagai berikut

(Handayani.,Haribowo. 2008).

a. Hb < 10 gr/dl

b. Hematokrit < 30

c. Eritrosit < 2,8 juta/m

Derajat anemia ditentukan oleh kadar Hb. Klasifikasi derajat anemia yang

umum dipakai adalah (Handayani.,Haribowo. 2008):

a. Ringan sekali Hb 10 gr/dl – 13 gr/dl

b. Ringan Hb 8 gr/dl – 9,9 gr/dl

c. Sedang Hb 6 gr/dl – 7,9 dr/dl

d. Berat Hb < 6 gr/dl

2. Etiologi Anemia

Menurut ( Sugeng Jitowiyono, 2018 ), Pada dasarnya hanya tiga penyebab

anemia yang ada: kehilangan darah, peningkatan kerusakan sel darah merah

(hemolisis), dan penurunan produksi sel darah merah. Masing – masing penyebab

ini mencakup sejumlah kelainan yang membutuhkan terapi spesifik dan tepat.

Etiologi genetik meliputi:

a. Hemoglobinopati

b. Thalasemia

c. Kelainan enzim pada jalur glikolitik

d. Cacat sitoskeleton sel darah merah

e. Anemia persalinan kongenital


f. Penyakit Rh null

3. Klasifikasi Anemia

Berdasarkan pendekatan fisiologis dibedakan menjadi 5 yaitu Anemia

Aplastik, Anemia pada penyakit ginjal, Anemia Defisiensi Besi, Anemia

Megaloblastik dan Anemia Hemolitika ( Ni Ketut & Briggita, 2019).

4. Pemeriksaan Penunjang Anemia

Pemeriksaan penunjang menurut (Sugeng Jitowiyono, 2018) untuk anemia

adalah sebagai berikut:

1. Jumlah Hb lebih rendah dari normal (12- 14 g/dL);

2. Kadar Ht menurun (normal 37 – 41%);

3. Peningkatan bilirubin total (pada anemia hemolitik);

4. Terlihat retikulositosis dan sferositosis pada apusan darah tepi;

5. Terdapat pansitopenia, sumsum tulang kosong diganti lemak (pada anemia

aplastik).

5. Patofisiologi Anemia

Anemia menurut ( Wijaya & Putri, 2013) mencerminkan adanya kegagalan

sum – sum atau kehilangan sel darah merah secara berlebihan atau keduanya.

Kegagalan sum – sum dapat terjadi akibat kekurangan nutrisi, pajanan toksik,

invasi tumor atau kebanyakan akibat penyebab yang tidak diketahui. Sel darah

merah dapat hilang melalui perdarahan atau hemolisis (dekstruksi), hal ini dapat

terjadi akibat defek sel darah merah yang tidak sesuai dengan ketahanan sel darah

merah normal yang menyebabkan dekstruksi sel darah merah. Lisis sel darah

merah (disolusi) terjadi terutama dalam sel fagostik atau dalam sistem
retikuloendotelial, terutama dalam hati dan limpa. Sebagai efek samping proses

ini, bilirubin yang terbentuk dalam fagosit akan memasuki aliran darah. Setiap

kenaikan dekstruksi sel darah merah (hemolisis) segera direfleksikan dengan

peningkatan bilirubin plasma. Konsentrasi normal nya 1 mg/dL atau kurang, bila

kadar diatas 1,5 mg/dL akan mengakibatkan interik pada sklera.

Proses perjalanan penyakit dan gejala yang timbul serta keluhan yang

dirasakan dapat digambarkan dalam bentuk bagian sebagai berikut:

Gambar 2.1

(Wijaya & Putri, 2013)

6. Manifestasi klinis
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan gejala yang

berhubungan dengan anemia. Faktor tersebut antara lain kecepatan anemia,

Perdarahan masif

Depresi

sumsum tulang

kongenital atau

akibat obat -

obatan

Defisiensi besi, B12,

asam folat

Eritrosit

prematur

Pembentukan sel

hemopoetik

terhenti atau

berkurang

Kekurangan

bahan baku

pembuat sel

darah merah

Umur eritrosit

pendek akibat

penghancuran sel
darah merah

Kehilangan

banyak darah

Transfusi

darah

Ansietas Resti infeksi

Hb menurun (< 10 g/dL ), trombosit/

trombositopenia, pansitopenia

Gastrointestinal kardiovaskuler

Pengurangan aliran darah dan

kompenen nya ke organ tubuh

yang kurang vital (anggota

gerak), penambahan aliran

darah ke otak dan jantung

Perubahan

nutrisi kurang

dari kebutuhan

Gangguan absorbsi

nutrient yang diperukan

untuk pembentukan sel

darah merah

Pengiriman oksigen dan

nutrien sel berkurang


Intoleransi

aktivitas

Pengiriman oksigen dan

nutrient ke sel berkurang

Penurunan BB, kelemahan

Perubahan perfusi

jaringan

Takikardi, TD menurun,

pengisian kapiler lambat,

ekstremitas dingi,

palpitasi

kronisital anemia, kebutuhan metabolik pasien, gangguan fisik (misalnya

penyakit jantung atau paru), serta gambaran umum dari kondisi yang

menyebabkan anemia.

Secara umum, semakin cepat anemia berkembang, semakin parah gejalan

nya. Orang yang biasanya sangat aktif atau memiliki tuntutan signifikan

terhadap kehidupan mereka cenderung memiliki gejala yang lebih tinggi

daripada orang yang lebih banyak duduk. Beberapa anemia oleh sebagai

kelainan lain yang tidak diakibatkan oleh anemia namun secara inheren

dikaitkan dengan penyakit tertentu (Sugeng Jitowiyono, 2018)

7. Penatalaksanaan Anemia

Penatalaksanaan Anemia menurut (Sugeng Jitowiyono, 2018) yang dapat


dilakukan pada pasien Anemia adalah sebagai berikut:

a. Transplantasi sel darah merah

b. Antibiotik diberikan untuk mencegah infeksi

c. Suplemen asam folat dapat merangsang pembentukan sel darah merah

d. Menghindari situasi kekurangan oksigen atau aktivitas yang

membutuhkan oksigen

e. Obati penyebab perdarahan abnormal (bila ada)

f. Diet kaya besi yag mengandung daging dan sayuran hijau

8. Komplikasi Anemia’

Komplikasi anemia menurut (Sugeng Jitowiyono, 2018) adalah:

a. Kelelahan berat, bila anemia cukup parah seseorang mungkin merasa

sangat lelah sehingga tidak bisa menyelesaikan tugas sehari – hari.

b. Komplikasi kehamilan, wanita hamil dengan anemia defisiensi folat

mungkin lebih cenderung mengalami komplikasi, seperti kelahiran

prematur.

c. Masalah jantung, anemia dapat menyebabkan detak jantung cepat

atau ireguler (aritmia). Bila seseorang menderita anemia, jantung harus

memompa lebih banyak darah untuk mengimbangi kekurangan

oksigen dalam darah. Hal ini menyebabkan jantung membesar atau

gagal jantung.

d. Kematian¸beberapa anemia turunan, seperti anemia sel sabit, bisa

menyebabkan komplikasi yang mengancam jiwa. Kehilangan banyak


darah dengan cepat mengakibatkan anemia akut dan berat dan bisa

berakibat fatal.

C. Konsep Teori Asuhan Keperawatan

Dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien yang membutuhkan

perawatan tidak terlepas dari pedekatan dengan proses keperawatan yaitu suatu

proses pemecahan masalah yang dinamis dalam usaha untuk memperbaiki dan

melihat pasien sampai ke taraf optimum melalui suatu pendekatan yang sistematis

untuk mengenal, membantu memenuhi kebutuhan sehari – hari dengan melalui

langkah – langkah yaitu pengkajian, perencanaan, pelaksanaan tindakan, dan

evaluasi keperawatan yang berkesinambungan.

Menurut (Sugeng Jitowiyono,2018), berikut tinjauan teoritas tentang asuhan

keperawatan pada pasien dengan Anemia.

12

1. Pengkajian

a. Identitas klien dan keluarga

Nama, umur, TTL, nama ayah/ibu, pekerjaan ayah/ibu, agama,

pendidikan, alamat.

b. Keluhan utama

Biasanya klien datang kerumah sakit dengan keluhan pucat, kelelahan,

kelemahan, pusing.

c. Riwayat kehamilan dan persalinan

1) Prenatal: apakah selama hamil pernah menderita penyakit berat,

pemeriksaan kehamilan berapa kali, kebiasaan pemakaian obat –


obatan dalam jangka waktu panjang.

2) Intranatal: usia kehamilan cukup, proses persalinan dan berapa panjang

dan berat badan waktu lahir.

3) Postnatal: keadaan bayi setelah masa, neonatorium, ada trauma post

partum akibat tindakan misalnya vakum dan pemberian asi.

d. Riwayat kesehatan dahulu

1) Menderita penyakit anemia sebelum nya, riwayat imunisasi.

2) Adanya riwayat trauma, perdarahan

3) Adanya riwayat demam tinggi

4) Adanya riwayat ISPA

e. Keadaan kesehatan saat ini

Klien pucat, kelemahan, sesak nafas, adanya gejala gelisah, takikardi, dan

penurunan kesadaran.

f. Riwayat kesehatan keluarga

1) Riwayat anemia dalam keluarga

2) Riwayat penyakit – penyakit, seperti kanker, jantung, hepatitis, DM,

asma, penyakit- penyakit infeksi saluran pernafasan.

g. Pemeriksaan fisik

1) Keadaan umum: apakah klien tampak lemah sampai sakit berat.

2) Kesadaran: apakah klien mengalami compos mentis kooperatif sampai

terjadi penurunan tingkat kesadaranapatis, somnolen, spoor, coma.

3) Tanda – tanda vital

13
Tekanan darah menurun, frekuensi nadi meningkat, nadi kuat sampai

lemah, suhu meningkat atau menurun, pernafasan meningkat

4) TB dan BB

5) Kulit: apakah kulit klien teraba dingin, keringat yang berlebihan,

pucat, terdapatperdarahan dibawahkulit.

6) Mata: apakah ada kelainan bentuk mata, konjungtiva anemis, kondisi

sklera, terdapat perdarahan subkonjungtiva, keadaan pupil, palpebra,

dan refleks cahaya.

7) Hidung: apakah ada kelainan bentuk, mukosa hidung, cairan yang

keluar dari hidung atau gangguan fungsi penciuman.

8) Telinga: apakah ada kelainan bentuk fungsi pendengaran

9) Mulut: apakah ada kelainan bentuk, mukosa kering, perdarahan gusi,

lidah kering, bibir pecah – pecah, atau perdarahan.

10) Leher: apakah terrdapat pembesaran kelenjar getah bening, tiroid

membesar, dan kondisi distensi vena jugularis.

11) Thoraks: periksa pergerakan dada, adakah pernafasan cepat atau irama

nafas tidak teratur.

12) Abdomen: periksa apakah ada pembesaran hati, nyeri, bising usus, dan

bias dibawah normal.

13) Genetalia: pada laki – laki apakah testis sudah turun kedalam skrotum

dan pada perempuan apakah labia minora tertutun labia mayora.

14) Ekstremitas: apakah klien mengalami nyeri ekstremitas, tonus otot

kurang.
h. Pemeriksaa penunjang

1) Riwayat sosial

Siapa yang mengasuh klien dirumah. Kebersihan didaerah tempat

tinggal, orang yang terdekat dengan klien. Keadaan lingkungan,

perkarangan, pembuangan sampah.

2) Kebutuhan dasar

Meliputi kebutuhan nutrisi klien suhubungan dengan anoreksia, diet

yang harus dijalani, pasang NGT, cairan IVFD yang digunakan jika

ada.

14

3) Pemeriksaan tingkat perkembangan

Bergantung pada usia. Terdiri dari motorik kasar, halus, kognitif, dan

bahasa.

1) Data psikologis

a) Keseriusan ancaman penyakit terhadap anaknya

b) Pengalama sebelumnya terhadap penyakit dan hospitalisasi

c) Prosedur medis yang akan dilakukan

d) Adanya sistem dukungan

e) Kemampuan koping

f) Agama, kepercayaan, adat

g) Pola komunikasi dalam keluarga

2. Diagnosa yang dapat muncul pada anemia menurut (SDKI)

a. Perfusi perifer tidak efektif berhubungan dengan penurunan


konsentrasihemoglobin

b. Defisit nutrisi berhubungan dengan kurangnya asupan makanan

c. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan

d. Resiko infeksi berhubungan dengan ketidakadekuatan pertahanan tubuh

sekunder

e. Ansietas berhubungan dengan kelemahan

15

15

3. Rencana tindakan keperawatan

Perencanaan adalah membantu klien untuk mengurangi keletihan, mencapai atau

mempertahankan nutrisi yang adekuat,

mempertahankan perfusi jaringan yang adekuat, mematuhi terapi yang telah di

programkan, dan agar tidak mengalami komplikasi (Padila,

2012).

http://perawatpena.blogspot.com/2016/01/askep-kasus-anemia_29.html

Anda mungkin juga menyukai