ANEMIA GRAVIS
Disusun Oleh:
439981490120063
Tahun 2021
LAPORAN PENDAHULUAN
A. Definisi
Anemia adalah suatu keadaan dimana kadar hemoglobin dan atau jumlah
erytrosit lebih rendah dari normal” (Jumiarni, 1992 : 112). Anemia adalah
pengurangan jumlah sel darah merah, kuantitas hemoglobin dan volume pada
sel darah merah (hematokrit) per 100 ml darah” (Price, A, Sylvia, 1994 : 232).
Anemia adalah suatu keadaan sebagai penurunan volume erytrosit atau kadar
Hb sampai di bawah rentang nilai yang berlaku untuk orang sehat” (Nelson,
2000 : 1680).
Anemia gravis adalah jenis anemia yang tergolong berat dan ditandai
dengan kadar hemoglobin di bawah 8 g/dL. Anemia gravis bukan hanya
menyebabkan lelah dan kelemahan, tapi juga berisiko menimbulkan
komplikasi berupa kerusakan beberapa organ tubuh. Anemia adalah suatu
keadaan yang menggambarkan Hb/ erytrosit dalam darah kurang dari normal.
Dikatakan anemia grafis apabila Hb kurang lebih 5 gr%.
B. Etiologi
Berbagai penyebab anemia membagi kondisi ini menjadi beberapa
jenis. Anemia gravis adalah kondisi yang disebabkan oleh kekurangan sel
darah merah sehat. Kondisi ini bisa terjadi karena adanya perdarahan berat,
seperti kecelakaan atau jatuh. Selain itu, cedera fisik serius juga dapat merusak
organ, pembuluh darah, dan tulang belakang yang menghasilkan darah.
Perdarahan dalam juga dapat menyebabkan anemia gravis. Biasanya ini
dapat disebabkan karena kondisi penyakit yang menyerang sistem pencernaan
Anda. Saat sistem pencernaan terganggu, nutrisi dan vitamin yang membantu
produksi sel darah merah tidak dapat dicerna dengan baik. Penyakit yang
berisiko menyebabkan perdarahan dalam pencernaan adalah polip usus besar,
kolitis, dan tukak lambung.
C. Manifestasi klinik
1. Lelah yang ekstrem
2. Kulit pucat atau kekuningan
3. Detak jantung tidak teratur
4. sesak napas dan sakit di dada
5. Pusing
6. Tangan dan kaki dingin
7. Sakit kepala
Gejala anemia pada anak yang paling sering muncul antara lain anak tampak
pucat, lemas, mudah lelah, cenderung mengantuk, sulit berkonsentrasi, pada
usia sekolah di dapatkan gangguan belajar, mudah sakit akibat daya tahan
tubuh yang rendah. Pada kasus berat, anemia dapat menghambat pertumbuhan
dan perkembangan anak, masalah jantung seperti gagal jantung, hingga infeksi
berat.
D. Patofisologi
1. Ketahui penyebabnya
Selain mengonsumsi makanan yang kaya akan zat besi, jangan lupakan
juga asupan tinggi vitamin C. Sebab, vitamin C dapat membantu
meningkatkan penyerapan zat besi di dalam saluran cerna. Anda dapat
memberikan jeruk, stroberi, paprika, kiwi maupun jambu dalam menu
makanan pendamping anak.
G. Penatalaksanaan
1. Transfusi darah
Diagnosa Intervensi
Perfusi perifer tidak efektif Perawatan sirkulasi
Observasi :
Periksa sirkulasi perifer (mis :
nadi perifer, edema, pengisian
kapiler, warna, suhu,
anklebrachial index)
Identifikasi faktor risiko
gangguan sirkulasi (mis :
diabetes, perokok, orang tua,
hipertensi dan kadar kolesterol
tinggi)
Monitor panas, kemerahan,
nyeri, atau bengkak pada
ekstremitas
Terapeutik :
Hindari pemasangan infus atau
pengambil darah di area
keterbatasan perfusi
Hindari pengukuran tekanan
darah pada ekstremitas dengan
keterbatasan perfusi
Hindari penekanan dan
pemasangan tourniquet pada area
yang cedera
Lakukan pencegahan infeksi
Lakukan perawatan kaki dan
kuku
Lakukan hidrasi
Edukasi
Anjutkan berhenti merokok
Anjurkan berolahraga rutin
Anjurkan mengecek air mandi
untuk menghindari kulit terbakar
Anjurkan menggunakan obat
penurun tekanan darah,
antikoagulan, dan penurunan
kolesterol jika perlu
Anjurkan minum obat
pengontrol tekanan darah secara
rutin
Anjurkan menghindari
penggunaan obat penyekat beta
Anjurkan melakukan perawatan
kulit yang tepat (mis :
melembabkan kulit kering pada
kaki
Anjurkan program rehabilitasi
vaskuler
Ajarkan program diet untuk
memperbaiki sirkulasi (mis :
rendah lemak jenuh, minyak ikan
omega 3)
Informasikan tanda dan gejala
darurat yang harus dilaporkan
(mis : rasa sakit yang tidak
hilang saat istirahat, luka tidak
sembuh
Pola nafas tidak efektif Manajemen jalan nafas
Observasi
Monitor pola nafas (frekuensi,
kedalaman, usaha nafas)
Monitor bunyi nafas tambahan
(mis. Gurgling, mengi, wheezing,
rhonki kering)
Monitor sputum (jumlah, warna,
aroma)
Terapeutik
Pertahankan kepatenan jalan
nafas dengan head-tilt dan chin-
lift (jaw-thrust jika curiga trauma
servikal)
Posisikan semi-Fowler atau
Fowler
Berikan minum hangat
Lakukan fisioterapi dada, jika
perlu
Lakukan penghisapan lendir
kurang dari 15 detik
Lakukan hiperoksigenasi
sebelum penghisapan
endotrakeal
Keluarkan sumbatan benda padat
dengan forsep McGill
Berikan oksigen, jika perlu
Edukasi
Anjurkan asupan cairan 2000
ml/hari, jika tidak
kontraindikasi
Ajarkan teknik batuk efektif
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian
bronkodilator, ekspektoran,
mukolitik, jika perlu
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddarth. 2002. Buku Ajar keperawtan medikal bedah, edisi 8 vol 3.
Jakarta: EGC
Carpenito, L.J. 2000. Diagnosa Keperawatan, Aplikasi pada Praktik Klinis, edisi
6. Jakarta: EGC
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2017). Standar diagnosis keperawatan indonesia:
Definisi dan indikator diagnortik. Jakarta: DPP PPNI.
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2018). Standar intervensi keperawatan indonesia:
Definisi dan tindakan keperawatan. Jakarta: DPP PPNI
https://www.klikdokter.com/info-sehat/read/3631841/4-cara-mengatasi-anemia-
pada-anak