Anda di halaman 1dari 29

HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DENGAN KEJADIAN OBESITAS PADA

ANAK USIA SEKOLAH DASAR

PROPOSAL

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata


Ajar Metodologi Penelitian

Disusun Oleh :
Dian Nur Utami
0433131420117051

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KHARISMA KARAWANG

Jl. Pangkal perjuangan Km. 1 By Pass Karawang 41316

Telp. (0267) 410842

Tahun Ajaran 2020/2021


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kesehatan adalah keadaan fisik, mental dan sosial kesejahteraan dan

bukan hanya ketidakadaan penyakit atau kelemahan World Health Organization

(WHO, 1947). Sehat itu adalah anugerah dari sang pencipta yang diberikan

kepada umatnya. Semua manusia pasti menginginkan hidup sehat, oleh karena itu

jaga kesehatan kita sebaik mungkin agar kita semua tetap sehat.

Obesitas adalah suatu masalah kesehatan serius yang dapat mengakibatkan

masalah emosional maupun sosial. Seseorang dikatakan memiliki berat badan

berlebih bila berat badannya 10% sampai dengan 20% dari berat badan normal,

sedangkan sesorang disebut obesitas apabila kelebihan berat badannya mencapai

lebih 20% dari berat badan normal. Obesitas saat ini menjadi masalah kesehatan

yang menyeluruh diseluruh dunia, bahkan organisasi kesehatan dunia (WHO)

mendeklarasikan sebagai epidemic globlal, World Health Organization (WHO

2016) dalam septiani (2017).

Persentase obesitas anak di Indonesia merupakan yang tertinggi di ASEAN

(World Health Organization, 2013). Hampir 12% anak di Indonesia mengalami

Obesitas. Jika dirinci lagi, dari 17 juta anak yang mengalami obesitas di ASEAN,

hampir 7 jutanya berasal dari Indonesia. Angka ini hanya mencangkup balita. Jika

ditambah lagi dengan kisaran anak berumur 5-10 tahun, mungkin saja angkanya

semakin bertambah. Angka 12% ini cukup mengejutkan karena naik berkali-kali
lipat pada dekade 2000-an. Kenaikan melonjak tajam pada tahun 2007 yaitu 11 %

dari tahun tahun sebelumnya (Hanifan, 2016).

Beberapa tahun terakhir kasus obesitas terjadi di Kabupaten Karawang Jawa

Barat. Terdapat empat kasus dan dua diantaranya dapat ditangangi sedangkan dua

diantaranya berakhir tragis. (Abramena, Liputan6.com, 2019). obesitas pada anak

tak hanya meningkatkan risiko berbagai penyakit kronis. Menurut Mayo Clinic

“anak yang obesitas juga mengalami komplikasi secara sosial dan emosional”.

Beberapa komplikasi yang dapat terjadi pada anak yang mengalami obesitas

diantaranya ada komplikasi secara fisik dan komplikasi sosial dan emosional.

Komplikasi fisik diantaranya menyebabkan Diabetes Tipe 2, Sindrom metabolik,

kolesterol dan hipertensi, asma, gangguan tidur, perlemakan hati nonalkohol, serta

pubertas dini. Sedangkan komplikasi sosial dan emosional menyebabkan anak

merasa rendah diri, gangguan prilaku dan dapat pula menyebabkan depresi.

Beberapa faktor yang menyebabkan obesitas diantaranya adalah faktor

makanan. Pada zaman yang serba mudah ini masyarakat sangat mudah untuk

mendapatkan makanan cepat saji (zunk food) yang mengandung banyak lemak

jenuh yand dapat menyebabkan peningkatan berat badan berlebih. Hal ini juga

berkaitan dengan kemajuan sosial, ekonomi, teknologi dan informasi global yang

menyebabkan perubahan gaya hidup masyarakat yang meliputi pola pikir dan

sikap, yang terlihat dari pola kebiasaan makan dan beraktivitas fisik. Kurangnya

aktivitas fisik memungkinkan menjadi salah satu penyebab utama dari

meningkatnya kejadian obesitas. Hal ini terjadi karena adanya ketidakseimbangan


antara asupan energi dan keluaran energi dalam waktu yang lama sehingga akan

ditimbun sebagai lemak yang berlebihan.

Kriteria aktivitas fisik menurut RIKESDAS 2013 terbagi menjadi 2 yaitu

aktivitas aktif dan aktivitas kurang aktif. Aktivitas aktif adalah individu yang

melakukan aktivitas berat atau sedang atau boleh jadi melakukan keduanya.

Sedangkan aktivitas kurang aktif adalah individu yang melakukan kegiatan

ringan. “Proporsi penduduk Indonesia berumur ≥10 tahun yang melakukan

aktifitas fisik aktif sebanyak 73,9% dan kurang aktif 26,1% (Sari, 2017).

B. Rumusan Masalah

Apakah ada hubungan aktivitas fisik yang dilakukan oleh anak dengan

obesitas pada anak usia seklah dasar di SD x Karawang

C. Tujuan

1. Tujuan Umum

Mengetahui hubungan obesitas dan tingkat aktivitas fisik pada anak

usia sekolah dasar di SD X karawang

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui kejadian obesitas yang di ukur berdasarkan tinggi

badan, berat badan, umur dan indeks massa tubuh pada anak

b. Untuk mengetahui tingkat aktivitas fisik pada anak yang mengalami

obesitas
D. Manfaat Penulisan

1. Bagi Ilmu Keperawatan

Memberi informasi ilmiah mengenai hubungan obesitas dan tingkat

aktivitas fisik pada anak usia sekolah dasar di SD X karawang

2. Bagi Mahasiswa

Sebagai upaya pembelajaran untuk menghindari faktor risisko obesitas

terutama pada anak-anak

3. Bagi Institusi Terkait

a. Memberi informasi kepada pihak sekolah mengenai indeks massa tubuh

yang dimiliki murid-muridnya

b. Pihak sekolah dapat memfasilitasi agar siswanya aktif dalam melakukan

aktivitas fisik terutama dalam pembelajaran olahraga

4. Bagi Penelitian Selanjutnya

Dapat dijadikan sebagai informasi dan sumber penelitian khusunya

tentang aktivitas fisik


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Aktivitas

1. Pengertian Aktivitas Fisik

Aktivitas fisik (meknisme tubuh) merupakan irama sirkadian atau

proses internal dan alami yang mengatur siklus tidur-bangun yang diulang

kira-kira setiap 24 jam (Asmadi, 2012). Setiap individu mempunyai irama

atau pola tersendiri dalam kehidupan sehari-hari untuk melakukan pekerjaan ,

bermain, makan, rekreasi, istirahat, dan lain-lain. Aktivitas fisik dilakukan

selama waktu senggang, aktivitas fisik dapat direncanakan, terstruktur,

berulang dan bertujuan untuk mempertahankan kebugaran fisik. Secara umum

aktivitas fisik dibagi menjadi 3 kategori yaitu aktivitas ringan, aktivitas

sedang dan aktivitas berat. Aktivitas fisik yang dilakukakan dengan intensitas

sedang dan kuat dapat meningkatkan kesehatan.

Menurut World Health Organization (WHO) tahun 2017 aktivitas fisik

yang kurang dapat mengakibatkan tejadinya obesitas, non communicable

disease, dan gangguan muskuloskeletal. Sehingga WHO merekomendasikan

anak-anak dan remaja yang berusia 5-17 tahun sebaiknya melakukan minimal

60 menit aktivitas fisik dengan intensitas sedang dan kuat. Aktivitas fisik yang

dilakukan setiap hari bermanfaat bukan hanya untuk mendapatkan kondisi


tubuh yang sehat tetapi juga bermanfaat untuk kesehatan mental, hiburan

dalam mencegah stres (septiani, 2017).

2. Manfaat Aktifitas Fisik

Menurut National Heart Lung and Blood Institute (NIH) (2015)

manfaat dari akhtivitas fisik adalah : a) Membantu mempertahankan berat

badan yang sehat dan mempermudah melakukan tugas sehari-hari. b) Anak-

anak dan remaja yang aktif secara fisik memiliki lebih sedikit gejala depresi

daripada teman sebayanya. c) Menurunkan risiko terhadap banyak penyakit

seperti penyakit jantung koroner (PJK), diabetes dan kanker. d) Memperkuat

jantung dan meningkatkan fungsi paru-paru

Adapun menurut (CDC, 2015) aktivitas fisik memiliki manfaat

sebagai berikut : a) Mengendalikan berat badan, b) Mengurangi risiko

penyakit kardiovaskular, c) Mengurangi risiko diabetes tipe 2 dan sindrom

metabolic, d) Mengurangi risiko beberapa jenis kanker, e) Memperkuat tulang

dan otot, f) Memperbaiki kesehatan mental Tipe Aktifitas fisik, g)

Meningkatkan kemampuan untuk melakukan aktivitas sehari-hari dan

mencegah jatuh, h) Meningkatkan kesempatan hidup yang lebih lama.

3. Tipe Aktivitas Fisik

Menurut (CDC, 2015) terdapat 3 tipe aktivitas fisik yang dapat

dilakukan oleh anak-anak yaitu : a) Aktivitas Aerobik. Aktivitas aerobik


termasuk aktivitas intensitas yang sedang dan berat. Contoh aktivitas aerobik

intensitas sedang adalah jalan cepat sedangkan aktivitas intensitas tinggi

contohnya adalah berlari. Selain itu berenang, lari ringan, berenang, senam,

bermain tenis, berkebun dan kerja di taman dapat di lakukan untuk latihan

aktivitas aerobik. Menjalankan aktivitas aerobik pada anak harus dilakukan

selama 60 menit atau lebih setiap hari atau minimal 3 hari dalam seminggu. b)

Penguatan Otot . Aktivitas penguatan otot seperti senam, shit-up, push-up,

mencuci pakaian dan mobil, mengepel lantai dapat dilakukan sebanyak 60

menit dalam sehari atau minimal 3 hari per minggu. c) Penguatan Tulang.

Aktivitas penguatan tulang seperti lompat tali, angkat berat/beban, naik turun

tangga, membawa belanjaan, mengikuti senam terstruktur san terukur (Fitnes)

dapat dilakukan selama 60 menit dalam sehari atau minimal 3 hari per minggu

Aktivitas yang dapat dilakukan antara lain: a) menyapu, b) mengepel,

c) mencuci baju, d) menimba air, e) berkebun/bercocok tanam, f)

membersihkan kamar mandi, g) mengangkat kayu atau memikul beban, h)

mencangkul, i) kegiatan lain dalam kehidupan sehari hari. kemudian aktivitas

fisik berupa olahraga yang dapat dilakukan antara lain: a) jalan sehat dan

joging, b) bermain tenis, c) bermain bulu tangking, d) sepak bola, e) senam

aerobik, f) senam pernafasan, g) berenang, h) bermain bola basket, i) bermain

voli, j) bersepeda, k) latihan beban: dumble dan modifikasi lain, l) mendaki

gunung, dan lain-lain. (Direktorat Promosi Kesehatan Dan Pemberdayaan

Masyarakat, 2018)
B. Konsep Obesitas

1. Definisi Obesitas

Obesitas merupakan suatu kondisi tidak normal yang ditandai dengan

peningkatan berar bandan berlebih yang dapat mengganggu kesehatan,

(Hardiansyah, 2017). Obesitas dapat meningkatkan risiko berkembangnya

sebuah penyakit kronis, di antaranya diabetes mellitus tipe-2, penyakit

jantung, dan tekanan darah tinggi pada anak-anak dan remaja (WHO, 2017).

Obesitas pada anak akan berdampak terhadap tumbuh kembang anak serta

meningkatkan risiko menjadi obesitas pada saat dewasa.

Obesitas pada anak dapat dinilai dengan mengukur indeks massa tubuh

(IMT) per umur. Pengukuran IMT per umur dapat dilakukan dengan cara

membagi nilai berat badan (kg) dengan nilai kudrat dari tinggi badan (m).

Hasil dari pengukuran IMT per umur kemudian dimasukkan pada kurva

pertumbuhan anak yang disesuaikan dengan jenis kelamin dan usia pada anak

untuk mengetahui Z score (Obesitas pada Anak, 2019).

Menurut (WHO, 2007) klasfikasi indeks massa tubuh pada usia 5 – 19

tahun yaitu

Tabel 2.1. Klasifikasi IMT per umur pada anak usia 5-19 tahun

menurut WHO tahun 2007

Nilai Z-Skor Klasifikasi


> +2 SD Obesitas

> +1 SD Gemuk

< -2 SD Kurus

< -3 SD Sangat kurus


Adapun menurut KEMENKES RI (2010) klasifikasi IMT per umur

pada anak usia 5- 18 tahun adalah

Tabel 2.2. Klasifikasi IMT per umur pada anak usia 5-18 tahun

menurut KEMENKES RI tahun 2010

Nilai Z-Skor Klasifikasi


> 2 SD Obesitas

> 1 SD sampai dengan 2 SD Gemuk

-2 SD sampai dengan 1 SD Normal

< -1 SD sampai dengan < -2 SD Kurus

< -3 SD Sangat kurus

2. Faktor Penyebab Obesitas

Obesitas pada anak menjadi hal yang sangat serius. Hal ini terjadi

ketika seorang anak mengalami kelebihan berat badan yang tidak sesuai

dengan usia dan tinggi badannya. Perilaku yang mempengaruhi penambahan

berat badan berlebih seperti mengonsumsi makanan dan minuman berkalori

tinggi, aktivitas fisik yang kurang, menonton televisi atau perangkat layar
lainnya yang lama, penggunaan obat, dan rutinitas tidur (CDC, 2016).

Beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya obesitas pada anak yaitu:

a. Jenis Kelamin

Jenis kelamin berperan dalam kejadian obesitas. Menurut

Misnadiarly (2007) dalam Syam (2017) obesitas lebih sering dijumpai

pada perempuan dibandingkan dengan laki-laki disebabkan karena

pengaruh hormonal pada perempuan terutama setelah kehamilan dan pada

saat menopause. Begitupun dengan obesitas yang terjadi pada anak-anak

dan remaja. Hal tersebut dibuktikan dengan penelitian yang dilakukan

oleh Septiani, dan Raharjo (2017) pada anak-anak dan remaja di Brebes,

Jawa Tengahbahwa pada usia 2-6 tahun anak laki-laki memiliki IMT per

umur lebih tinggi dibandingkan dengan anak perempuan, sedangkan pada

usia 11-18 tahun remaja perempuan memiliki IMT lebih tinggi

dibandingkan dengan remaja laki-laki.

b. Faktor Keturunan

Obesitas pada anak-anak sebagian besar diwarisi dari keluarganya.

Seorang anak yang memiliki ayah dan/atau ibu yang obesitas, maka ia pun

cenderung mengalami obesitas (Nurmalina, 2011). Menurut (Kurdanti,

et al., 2015) jika ayah atau ibu mengalami obesitas maka kemungkinan

anaknya juga mengalami obesitas sebesar 40% dan jika kedua

orangtuanya mengalami obesitas maka kemungkinan anaknya mengalami

obesitas jauh lebih besar yaitu 70-80%.


c. Tingkatan Pendapatan Keluarga

Masyarakat yang memiliki status sosial ekonomi yang tinggi dapat

dapat berpengaruh terhadap kejadian obesitas pada anak. Hal ini

dikarenakan fasilitas-fasilitas yang dimiliki oleh mayarakat tersebut dapat

menunjang sehingga kurangnya aktivitas fisik yang dilakukan pada anak.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh (Wu, et al., 2015) dengan

mengumpulkan data dari China Health and Nutrition Survey (CHNS) dari

tahun1991-2006 anak-anak di China yang memiliki satus sosial ekonomi

yang rendah memiliki resiko kelebihan berat badan atau obesitas lebih

tinggi dibandingkan dengan anak-anak yang status ekonomi yang tinggi.

Hal tersebut dikarenakan murahnya makan yang berkalori tinggi.

d. Aktivitas Fisik

Orang yang memiliki aktivitas fisik yang kurang dan kebanyakan

duduk berisiko mengalami obesitas. Di zaman modern saat ini, dengan

meningkatnya alat-alat yang canggih dan kemudahan transportasi,

masyarakat cenderung malas untuk melakukan aktivitas fisik. Sebagai

contoh, seorang ibu rumah tangga mencuci baju dengan mesin cuci, hanya

menggunakan sebagian kecil tenaganya dibandingkan bila mencuci baju

dengan tangan yang memerlukan 1050 KJ (250 kkal) per jam, Misnadiarly

(2007).
Anak yang memiliki aktivitas fisik yang rendah cenderung

memiliki berat badan yang berlebih dibandingkan dengan anak yang

memiliki aktivitas fisik yang kurang, Sari, Ernalia, Bebasari (2017).

e. Pola Makan

Salah satu penyebab dari obesitas adalah pola makan yang tidak

teratur. Masyarakat cenderung memilih makanannya sendiri terutama

makan yang cepat saji dan tinggi karbohidrat sehingga mengakibatkan

masyarakat mengalami kelebihan asupan makanan dan obesitas atau

kelebihan berat badan akan sulit untuk dihindari, Freitag (2010). Fast food

atau ready-to-eat-food jadi pilihan utama orang tua yang sibuk atau

konsumsi ketika menghabiskan waktu bersama keluarga pada masyarakat

modern saat ini. Hal ini disebabkan pengolahannya yang cenderung cepat

karena menggunakan mesin dan restoran yang mudah ditemukan serta

karena pelayanannya yang selalu sedia setiap saat.\

3. Dampak Obesitas

Obesitas selama masa kanak-kanak dapat memiliki efek berbahaya

pada tubuh dengan berbagai cara. Anak-anak yang memiliki obesitas

cenderung memiliki tekanan darah tinggi dan kolesterol tinggi, yang

merupakan faktor risiko penyakit kardiovaskular. Obesitas juga dapat

meningkatkan risiko gangguan toleransi glukosa, resistensi insulin, dan

diabetes mellitus tipe 2 (CDC, 2016). Selain itu obesitas juga memiliki
dampak terhadap pernafasan, seperti asma dan sleep apnea, masalah sendi dan

ketidaknyamanan muskuloskeletal, masalah psikologis seperti kecemasan dan

depresi, harga diri rendah dan rendahnya kualitas hidup, dan masalah sosial

seperti bullying dan stigma. Jika anak-anak menderita obesitas, faktor risiko

obesitas dan penyakit mereka di masa dewasa cenderung lebih parah (Bass &

Eneli, 2014)

4. Pencegahan

Menurut KEMENKES RI (2012) pencegahan obesitas dapat dilakukan

dengan pendekatan pada anak-anak beserta orang terdekatnya untuk

mempromosikan gaya hidup sehat seperti pola dan perilaku makan serta

aktivitas fisik baik pada anak yang beresiko kegemukan dan obesitas maupun

tidak. Usaha pencegahan dimulai dari lingkungan keluarga, sekolah,

masyarakat dan fasilitas pelayanan kesehatan. Lingkungan sekolah merupakan

tempat yang baik untuk pendidikan kesehatan yang dapat memberikan

pengetahuan, keterampilan serta dukungan sosial dari warga sekolah.

Pengetahuan, keterampilan serta dukungan sosial ini memberikan perubahan

perilaku makan sehat yang dapat diterapkan dalam jangka waktu lama.

Tujuan pencegahan ini adalah terjadinya perubahan pola dan perilaku

makan meliputi meningkatkan kebiasaan konsumsi buah dan sayur,

mengurangi konsumsi makanan dan minuman manis, mengurangi konsumsi


makanan tinggi energi dan lemak, mengurangi konsumsi junk food, serta

peningkatan aktivitas fisik dan mengurangi sedentary life style.

C. Hubungan Aktivitas Fisik dengan Kejadian Obesitas

Aktivitas Fisik merupakan salah satu faktor penyebab terjadinya obesitas.

Hasil metabolisme tubuh yang berupa energi akan digunakan untuk melakukan

sebuah aktivitas sehari-hari. Pada orang yang memiliki berat badan normal, ia

akan mengeluarkan sepertiga energi untuk melakukan aktivitas fisik tetapi untuk

yang memiliki berat badan berlebih ia harus melakukan aktivitas fisik yang lebih

untuk mengurangi simpanann lemak yang terdapat di jaringan adiposa, Dalilah

(2016).

Kurangnya aktivitas fisik menyebabkan banyak energi yang tersimpan

sebagai lemak, sehingga pada orang-orang yang kurang melakukan aktivitas dan

pola makan yang cukup tinggi cenderung menjdi gemuk. Kurangnya aktivitas

fisik dapat mempengaruhi terjadinya obesitas, Nuraini (2015).


BAB III

KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS, DEFINISI OPERASIONAL

A. Kerangka Konsep

Berdasarkan uraian pada tinjauan pustaka, maka kerangka konsep

penelitian ini adalah

Variabel Independen variabel Dependen

Aktivitas Fisik Obesitas

Jenis Kelamin
Genetik
TingkatanPendapatan
Keluarga Ringan
Aktivitas Fisik Sedang
Pola Makan
Berat
Pendapatan Keluarga
Faktor penyebab

Bagan 3.1. Kerangka Konsep Teori

B. Hipotesis

Hipotesis pada penelitian ini adalah a) terdapat hubungan antara aktivitas

fisik dengan kejadian obesitas pada anak usia sekolah dasar. b) tidak terdapat

hubungan aktivitas fisik dengan kejadian obesitas pada anak usia sekolah dasar.
C. Definisi Operasional

Definisi
Variabel Cara pengambilan data Indikator Skala
Operasional
Aktivitas fisik Sebuah kegiatan Kuisioner dengan Ya dan Tidak Ordinal

yamg dilakukan pertanyaan pada

secara rutin pada 1. Jam istirahat 3

saat jam istirahat, pertanyaan tiap-

pulang sekolah tiap intensitas

dan akhir pekan 2. Pulang sekolah 3

dengan intensitas pertanyaan tiap-

ringan, sedang, tiap intensitas

berat 3. Akhir pekan 3

pertanyaan tiap-

tiap intensitas
Obesitas Suatu keadaan Observasi dengan Pengukuran Interval

yang terjadi pada menggunakan lembar IMT anak

tubuh seseorang observasin gizi anak > 3 SD

yang mengalami Dengan pengukuran Obesitas

berat badan berat badan dan tinggi > 1 SD - > 2

berlebih tidak badan SD Gemuk

sesuai dengan -1 SD - 1 SD

idealisme tubuh Normal


< -1SD - < -2

SD Kurus

< -3 SD

sangat kurus
Tabel 3.2. Definisi Operasional

Daftar Pustaka

Aprilia, A. (2015). Obesitas Pada Anak Sekolah Dasar. MAJORITY. Volume 4.

Nomor 7. Hal. 45-48

Burhaein, E. (2017). Aktivitas Fisik Olahraga Untuk Pertumbuhan Dan

Perkembangan Siswa SD. Indonesian Journal Of Primary Education. Vol 1.

No 1. Hal 51-58 Http://Ejournal.Upi.Edu/Index.Php/IJPE/Index diakses pada

tanggal 20 Februari 2020


CDC. (2015). How Much Physical Activity Do Children Need ? – Physical Activity

Dari Centers For Disease Contron And Prepevtion.

Https://Www.Cdc.Gov/Physicalactivity/Basic/Children/ Diakses Pada

Tanggal 1 Maret 2020:

CDC. (2016). Chilhood Obesity Cause & Consequences-Overweight & Obesity. Dari

Centers For Disease Contron And Prepevtion.

Https://Www.Cdc.Gov/Obesity/Childhood/Cayses.Html, Diakses Pada

Tanggal 1 Maret 2020

Direktorat Promosi Kesehatan Dan Pemberdayaan Masyarakat. (2018). Mengenal

Jenis Aktivitas Fisik. http://promkes.kemenkes.go.id/?p=8807 diakses pada

tanggal 13 maret 2020, pukul 10:18 WIB

KEMENKES. (2012). Pedoman Pencegahan Dan Penanggulangan Kegemukan Dan

Obesitas Pada Anak Sekolah. Jakarta: Kementrian Kesehatan Republik

Indonesia:Http://Gizi.Depkes.Go.Id/Download/Pedoman

%20Gizi/Obesitas.Pdf diakses pada tanggl 29 Februari 2020, pukul 12 :42

WIB

Kurdanti, W., Suryani, I., Syamsiatun, N. H., Siwi, L. P., Dkk. (2015). Faktor-Faktor

Yang Mempengaruhi Kejadian Obesitas Pada Remaja. Jurnal Gizi Klinik

Indpnesia Vol 11, No. 4 Hal. 179-190


Sari, A. M., Ernalia, Y., Bebasari, E. (2017) Hubungan Aktivitas Fisik Dengan

Kejadian Obesitas Pada Siswa Sdn Di Pekanbaru. JOM FK Vol. 4 No. 1 Hal.

1-8

Septiani. R,. Raharjo. B. B. (2017). Pola Konsumsi Fast Food, Aktivitas Fisik Dan

Faktor Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas (Studi Kasus Pada Siswa SD

Negeri 01 Tonjong Kecamatan Tonjong Kebupaten Brebes). Public Health

Perspective Journal 2 (3). Hal 262 – 269:

Http://Journal.Unnes.Ac.Id/Sju/Index.Php/Phpj Diakses Pada Tanggal 29

Februari 2020

Sugiyono. (2018). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:

Alfabeta

Suwartono. (2014). Dasar-Dasar Metodologi Penelitian. Ed. 1. Yogyakarta: CV Andi

Offset

WHO. (2017). Malnutrition. Http://Www.Who.Int/Mediacentre/Factsheet/Fs311/En/

Diakses Pada Tanggal 22 Februari 2020, Pukul 19:27 WIB


Lampiran

Kerangka Konsep untuk BAB II

Aktivitas Fisik Pengertian


Ringan
Manfaat
Sedang
Tipe-Tipe Aktivitas
Berat

Pengertian

Faktor Penyebab

Dambak Obesitas
Obesitas
Jenis Kelamin
Genetik
TingkatanPendapatan
Keluarga
Aktivitas Fisik
Pola Makan
Pen

Kisi-kisi Instrumen

Nomor butir
Jumlah butir
Variabel Indikator pada
soal
instrumen
1. Membaca buku
Aktivitas
2. Melakukan kegiatan
ringan saat jam 3 1,2,3
yang disukai
istirahat
3. Bermain ke kelas lain
Aktivitas 1. Bermain musik

sedang saat jam 2. Berjalan ke kantin 3 4,5,6

istirahat 3. Peregangan
1. Bermain sepak bola
Aktivitas berat
2. Bermain kejar-kejaran
saat jam 4 7,8,9,10
3. Bermain bulutangkis
istirahat
4. Bermain lompat tali
Aktivitas
1. Les tambahan di
ringan
sekolah
pada saat 3 11,12,13
2. Les di luar sekolah
setelah pulang
3. Menonton televisi
sekolah
Aktivitas 4 14,15,16,17

sedang pada

saat setelah 1. Belajar kembali

pulang sekolah 2. Berjalan kaki

3. Bersepeda

4. Bermain dengan hewan

peliharaan
Aktivitas berat 1. Bermain layang-

pada saat layangan


3 18,19,20
setelah pulang 2. Bermain sepak bola

sekolah 3. Mengikuti les olahraga


1. Membantu pekerjaan

rumah

Aktivitas 2. Bertamasya dengan

ringan keluarga
4 21,22,23,24
pada saat akhir 3. Mencuci baju atau

pekan piring

4. Bercocok tanam atau

berkebun
Aktivitas
1. Berenang
sedang pada
2. Bersepeda 3 25,26,27
saat akhir
3. Jogging/ lari pagi
pekan
Aktivitas berat 1. Mengikuti les tari 3 28,29,30

pada saat akhir 2. Mengikuti les sepak

pekan bola

3. Mengikuti les bela diri


4. Mengunjungi pusat

perbelanjaan

5. Bermain di luar rumah

KUISIONER

Petunjuk

Nama :

Hari/Tanggal` :

Kelas :

Belilah tanda (√) pada pertanyaan dibawah ini

A. Data Umum

1. Umur Anak

______ Umur 10-12 Tahun

2. Jenis kelamin
Laki-Laki

Perempuan

3. Pekerjaan ayah/ibu

Wiraswata

PNS

Petunjuk :

1. Pilihlah jawaban yang menurut adik benar

2. Semua pertanyaan harus dijawab dengan jujur

Apakah adik melakukan beberapa kegiatan dibawah ini saat jam jam istirahat, pulang

sekoah, dan diakhir pekan?

Jika Ya maka beri tanda (√) pada kolom Ya dan jika Tidak maka beri tanda (√) pada

kolom Tidak

Pernyataan Ya Tidak
No
Jam Istirahat
Apakah kamu membaca buku di perpustakaan atau kelas?
1
Apaka kamu suka melakukan hal yang kamu suka saat jam
2
istirahat?
Apakah kamu sering bermain ke kelas teman mu yang berbea
3
kelas?
apakah kamu suka bermain musik menggunakan meja dan
4
kursi?
Apakah kamu membeli jajanan pada saat jam istirahat?
5
Apakah melakukan peregangan saat jam istirahat?
6
Apakah kamu suka bermain sepak bola di jam istirahat?
7
Apakah kamu selalu bermain kejar-kejaran bersama teman-
8
teman mu?
Apakah kamu suka bermain lompat tali saat jam istirahat?
9
Apakah kamu suka bermain bulu tangkis saat jam istirahat?
10
Setelah Pulang Sekolah
11 Apakah kamu mengikuti les di sekolah?

12 Apakah kamu mengikuti les di luar sekolah?

13 Apakah kamu suka menonton televisi setelah pulang sekolah?


Apakah kamu biasa belajar kembali di rumah setelah pulang
14
sekolah?
15 Saat pulang sekolah apakah kamu di jemput oleh orang tua ?
Saat pulang sekolah apakah kamu mengendarai sepeda atau
16
berjalan kaki?
17 Apakah kamu punya hewan peliharaan dirumah?
Apakah kamu suka bermain sepak bola dengan teman-teman
18
mu di rumah?
19 Apakah kamu bermain layang-layang pada sore hari ?
Apakah kamu mengikuti les olahraga di luar sekolah seperti
20
bela diri, berenang, dan lain-lain?
Saat Akhir Pekan
21 Apakah kamu pergi keluar rumah untuk bertamasya bersama
keluarga?
22 Apakah kamu sering membantu ibumu menyapu lantai?

23 Apakah suka membantu ibumu mencuci baju atau piring?

24 Apakah kamu suka menanam tanaman atau berkebun?


Apakah kamu pergi berenang di akhir pekan dengan orang
25
tuamu atau temanmu?
26 Apakah kamu suka bersepeda di pagi hari?
Apakah kamu suka joging di pagi hari ketika libur atau akhir
27
pekan?
Apakah kamu sering bermain dengan telepon genggam atau
28
ponsel?
Apakah kamu mengikuti les tari, sepak bola atau bulu tangkis
29
di akhir pekan?
Apakah kamu suka mengunjungi pusat perbelanjaan dengan
30
orang tuamu ?
Lembar Observasi Obesitas

Hari/ Tanggal :

Tempat :

Jenis

No Nama Usia kelamin BB TB IMT

L/P
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Anda mungkin juga menyukai