Anda di halaman 1dari 11

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

PENYAKIT DM DENGAN LUKA GANGREN

Disusun Oleh:
Siti Devia Agustina
0433131420117116

PROGRAM STUDI STRATA SATU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HORIZON KARAWANG
Jl Pangkal Perjuangan KM 01 By Pass Karawang Barat-Karawang
2020
SATUAN ACARA PENYULUHAN

PENYAKIT DM DENGAN LUKA GANGREN

Pokok Bahasan : Keperawatan Keluarga pada Keluarga Ibu. W


Sub Pokok Bahasan : Penatalaksanaa Penyakit DM dengan Luka Gangren
Sasaran : Keluarga Ibu. W
Jumlah : 2 Orang
Hari/tanggal : Senin, 30 November 2020
Waktu : 09.00 S/d 09.30
Tempat : Rumah Ibu.W

A. Latar Belakang
Diabetes adalah penyakit kronis serius yang terjadi karena pankreas tidak
menghasilkan cukup insulin (hormon yang mengatur gula darah atau glukosa), atau
ketika tubuh tidak dapat secara efektif menggunakan insulin yang dihasilkannya.
Diabetes adalah masalah kesehatan masyarakat yang penting, menjadi salah satu dari
empat penyakit tidak menular prioritas yang menjadi target tindak lanjut oleh para
pemimpin dunia. Jumlah kasus dan prevalensi diabetes terus meningkat selama
beberapa dekade terakhir. (WHO Global Report, 2016 dalam Info DATIN, 2018).
Diabetes Melitus (DM) merupakan suatu penyakit menahun yang ditandai
dengan kadar glukosa darah (gula darah) melebihi normal yaitu kadar gula darah
sewaktu sama atau lebih dari 200 mg/dl, dan kadar gula darah puasa di atas atau sama
dengan 126 mg/dl (Misnadiarly, 2006 dalam Hestiana Dita Wahyu, 2017).
Salah satu komplikasi umum dari Diabetes adalah masalah kaki diabetes, kaki
diabetes yang tidak dirawat dengan baik akan mudah mengalamai luka, dan cepat
berkembang menjadi ulkus gangren bila tidak dirawat dengan benar (Soegondo, 2015
dalam Nur Afni Wulandari, Agung Waluyo, Diana Irawati, 2019).
Gangren diabetik merupakan komplikasi dari penyakit diabetes mellitus yang
disebabkan karena kerusakan jaringan nekrosis oleh emboli pembuluh darah besar
arteri pada bagian tubuh sehingga suplai darah terhenti. Gangren terjadi karena
adanya neuropati dan gangguan vaskuler di daerah kaki (Sundari A, Aulawi K,
Harjanto D, 2009 dalam Satya Kirana Dela Rosa, Ari Udiyono, Nissa Kusariana,
Lintang Dian Saraswati, 2019).

B. Tujuan Intruksional Umum


Setelah dilakukan penyuluhan selama 30 menit, diharapkan klien dapat
mengetahui tentang dampak dari DM dan bagaimana tindakan yang harus dilakukan
saat terjadi luka.

C. Tujuan Intruksional Khusus


Setelah melihat dan mendengarkan penyuluhan selama 30 menit tentang Diabetes
Melitus dan Luka Gangren, diharapkan keluarga Ibu. W dapat :
1. Keluarga Bapak. S dapat mengetahui pengertian DM
2. Keluarga Bapak. S dapat mengetahui pengertian Komplikasi DM (Gangren)
3. Keluarga Bapak. S dapat mengetahui ciri-ciri Luka Gangren
4. Keluarga Bapak. S mengetahui cara perawatan Luka DM

D. Materi Pembelajaran
Terlampir

E. Metode Penyuluhan
1. Ceramah
2. Tanya Jawab
3. Demostrasi

F. Media
1. Lembar Balik
G. Kegiatan Penyuluhan
No Kegiatan Waktu Penyuluh Peserta
1 Pendahuluan 5 Menit  Salam pembuka  Menjawab salam
 Menyampaikan tujuan  Menyimak
penyuluhan  Mendengarkan
 Kontrak waktu penyuluhan dan menjawab
 Apresiasi (menanyai keluarga pertanyaan
Bapak. S tentang Diabetes
Melitus dan komplikasinya)
2 Kerja 15 Menit Penyampaian garis besar materi:  Mendengarkan
1. Pengertian Diabetes Melitus dengan penuh
2. Komplikasi umum dari perhatian
Diabetes Melitus  Menanyakan hal-
3. Ciri-ciri Luka Gangren hal yang belum
4. Perawatan luka Gangren jelas
5. Metode perawatan luka  Memperhatikan
jawaban dari
7 menit Memberi kesempatan klien untuk penceramah
bertanya - Menjawab pertanyaan

3 Penutup 3 Menit  Menyimpulkan  Mendengarkan


 Salam penutup  Menjawab salam
 Kontrak waktu penyuluhan
berikutnya

H. Metode Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a. Waktu untuk mulai Promosi Kesehatan/Penyuluhan Kesehatan,
b. Mempersiapkan alat, media, kelengkapan alat yang akan digunakan.
2. Evaluasi Proses
Bagaimana berlangsungnya proses penyuluhan, ada hambatan atau tidak ada
hambatan, keaktifan keluaraga Ibu. W saat proses penyuluhan, dan saat tanya
jawab.
3. Evaluasi Hasil
a. Evaluasi Sumatif
Diberikan lembar Soal Multiple Choice question tentang Diabetes dan
komplikasi Diabetes (Luka Gangren)
b. Evaluasi Formatif
Dengan memberikan pertanyaan secara lisan
6. Apa itu Diabetes Melitus?
7. Apa Komplikasi umum dari Diabetes Melitus?
8. Ada berapa jenis luka Gangren?
9. Bagaimana merawat luka gangren?
10. Metode apa yang dapat dilakukan untuk perawatan luka?
Lampiran Materi

DIABETES MELITUS
DENGAN LUKA GANGREN

A. Pengertian Diabetes Melitus dan Luka Gangren


Diabetes adalah penyakit kronis serius yang terjadi karena pankreas tidak
menghasilkan cukup insulin (hormon yang mengatur gula darah atau glukosa),
atau ketika tubuh tidak dapat secara efektif menggunakan insulin yang
dihasilkannya. Diabetes adalah masalah kesehatan masyarakat yang penting,
menjadi salah satu dari empat penyakit tidak menular prioritas yang menjadi
target tindak lanjut oleh para pemimpin dunia. Jumlah kasus dan prevalensi
diabetes terus meningkat selama beberapa dekade terakhir. (WHO Global Report,
2016 Info DATIN, 2018).
Diagnosis penyakit diabetes Melitus selain berdasarkan aspek klinis yang
meliputi anamnesis dan pemeriksaan fisik, sangatlah diperlukan pemeriksaan
penunjang berupa pemeriksaan laboratorium. Pemeriksaan laboratorium yang
paling sederhana adalah pemeriksaan gula darah.
Kriteria diagnosis Diabetes Melitus (DM) menurut pedoman American
Diabetes Association (ADA) 2011 dan konsensus Perkumpulan Endokrinologi
Indonesia (PERKENI) 2011:
1. Glukosa plasma puasa ≥126 mg/dl dengan gejala klasik penyerta;
2. Glukosa 2 jam pasca pembebanan ≥200 mg/dl;
3. Glukosa plasma sewaktu ≥200 mg/dl bila terdapat keluhan klasik DM seperti
banyak kencing (poliuria), banyak minum (polidipsia), banyak makan
(polifagia), dan penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan
penyebabnya.
Kriteria diagnosis DM (konsensus PERKENI 2015) :
1. Pemeriksaan glukosa plasma puasa ≥126 mg/dl. Puasa adalah kondisi tidak
ada asupan kalori minimal 8 jam, atau
2. Pemeriksaan glukosa plasma ≥200 mg/dl 2 jam setelah Tes Toleransi
Glukosa Oral (TTGO) dengan beban glukosa 75 gram, atau
3. Pemeriksaan glukosa plasma sewaktu ≥200 mg/dl dengan keluhan klasik
(poliuria, polidipsia, polifagia dan penurunan berat badan yang tidak dapat
dijelaskan sebabnya), atau
4. Pemeriksaan HbA1c ≥6,5% dengan menggunakan metode yang
terstandarisasi oleh National Glycohaemoglobin Standarization Program
(NGSP).
Salah satu komplikasi umum dari Diabetes adalah masalah kaki diabetes,
kaki diabetes yang tidak dirawat dengan baik akan mudah mengalamai luka, dan
cepat berkembang menjadi ulkus gangren bila tidak dirawat dengan benar
(Soegondo, 2015 dalam Nur Afni Wulandari, Agung Waluyo, Diana Irawati,
2019).
Perawatan kaki pada pasien diabetes melitus penting dilakukan karena
seseorang dengan diabetes melitus beresiko untuk masalah kaki dan kuku akibat
suplay darah perifer yang kurang baik ke kaki, sensasi proeksi di kaki juga
berkurang sehingga trauma pada kaki sering kali tidak diketahui dan adanya
kerusakan kulit maka infeksi akan lebih mudah berkembang karena sirkulasi
yang buruk. Perawatan kaki dan kuku perlu dilakukan secara rutin untuk
mencegah infeksi, bau kaki, dan cidera jaringan lunak (Nur Afni Wulandari,
Agung Waluyo, Diana Irawati, 2019).
Adanya komplikasi berupa ulkus maupun gangren akan mempengaruhi dan
membawa dampak di kehidupan individu dan keluarga. Gangren muncul di
daerah kaki dalam bentuk luka terbuka yang diikuti kematian jaringan setempat.
Dampak masalah yang terjadi pada individu diantaranya perubahan pada pola
persepsi dan tata laksana hidup sehat, perubahan pola nutrisi dan metabolisme,
perubahan pola eliminasi, perubahan pola tidur dan istrahat, perubahan pola
aktivitas dan latihan, perubahan pola hubungan dan peran, perubahan pola
sensori dan kognitif, perubahan pola persepsi dan konsep diri, perubahan pola
seksual dan reproduksi, perubahan pola stress dan koping, serta perubahan pada
tata nilai dan kepercayaan (Maghfuri, 2016 dalam Nur Afni Wulandari, Agung
Waluyo, Diana Irawati, 2019) .

B. Ciri-ciri Luka Gangren


Komplikasi yang paling sering terjadi dari penyakit DM adalah luka kaki
diabetik. Pada penderita diabetes, luka gangren umumnya dibagi menjadi dua
jenis, yaitu :
1. Gangren Basah
Terjadi akibat infeksi luka. Umumnya terjadi di kaki dengan ciri-ciri kulit
melepuh, bengkak, dan terlihat basah. Gangren basah harus segera mendapat
penanganan yang tepat karena penyebarannya cenderung lebih cepat.
2. Gangren Kering
Gangren terjadi akibat sel dan saraf di kaki mati akibat penyumbatan
pembuluh darah arteri. Kondisi ini umumnya terjadi di kaki, dan membuat
aliran darah yang membawa oksigen serta nutrisi yang dibutuhkan tubuh
tidak bisa mengalir dengan lancar.
Karena tidak mendapat pasokan oksigen dan nutrisi yang cukup, sel-sel
tubuh secara perlahan akan mati. Kondisi ini ditandai dengan timbulnya rasa
sakit yang muncul dan menghilang secara tiba-tiba. Setelah itu, warna kulit
berubah jadi gelap, dari mulai coklat, ungu, hingga menghitam seperti arang.
Selain itu, gangren yang sudah parah akan menyebabkan area kulit yang
berubah warna tersebut akan mati rasa, dan secara perlahan ukurannya akan
menyusut.
(Artikel Kesehatan : Aido health)

C. Infeksi
Ulkus diabetes memungkinkan masuknya bakteri, serta menimbulkan infeksi
pada luka. Karena angka kejadian infeksi yang tinggi pada ulkus diabetes, maka
diperlukan pendekatan sistemik untuk penilaian yang lengkap. Diagnosis infeksi
terutama berdasarkan keadaan klinis seperti eritema, edema, nyeri, lunak, hangat
dan keluarnya nanah dari luka.
Penentuan derajat infeksi menjadi sangat penting. Menurut The Infectious
Diseases Society of America membagi infeksi menjadi 3 kategori, yaitu:
1. Infeksi ringan : apabila didapatkan eritema < 2 cm
2. Infeksi sedang: apabila didapatkan eritema > 2 cm
3. Infeksi berat : apabila didapatkan gejala infeksi sistemik
Ulkus diabetes yang terinfeksi dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu:
1. Non-limb threatening : selulitis < 2cm dan tidak meluas sampai tulang atau
sendi
2. Limb threatening : selulitis > 2cm dan telah meacapai tulang atau sendi, serta
adanya infeksi sistemik
Penelitian mengenai penggunaan antibiotika sebagai terapi ulkus diabetes
masih sedikit, sehingga sebagian besar didasarkan pada pengalaman klinis.
Terapi antibiotik harus didasarkan pada hasil kuftur bakteri dan kemampuan
toksistas antibiotika tersebut.
Pada infeksi yang tidak membahayakan (non-limb threatening) biasanya
disebabkan oleh staphylokokus dan streptokokus. Infeksi ringan dan sedang
dapat dirawat poliklinis dengan pemberian antibiotika oral, misalnya cephalexin,
amoxilin-clavulanic, moxifloxin atau clindamycin.
Sedangkan pada infeksi berat biasanya karena infeksi polimikroba, seperti
staphylokokus, streptokokus, enterobacteriaceae, pseudomonas, enterokokus dan
bakteri anaerob misalnya bacteriodes, peptokokus, peptostreptokokus. Pada
infeksi berat harus dirawat dirumah sakit, dengan pemberian antibiotika yang
mencakup gram posistif dan gram negatif, serta aerobik dan anaerobik.

D. Perawatan Luka Diabetes


Pasien dengan luka kaki diabetes membutuhkan perawatan jangka panjang
untuk dapat sembuh kembali. Saat ini, metode perawatan luka yang berkembang
adalah menggunakan prinsip moisture balance, yang disebutkan lebih efektif
dibandingkan dengan metode konvensional. Selain itu lingkungan yang lembab
juga dapat mempercepat respon inflamasi, sehingga proliferasi sel menjadi lebih
cepat (Bryant, 2007 dalam Nadya Putri Nabila, Pauzan Efendi, Husni, 2017).
Efek yang dihasilkan dalam suasana lembab ini dapat mencegah dehidrasi
jaringan, kematian sel, mempercepat angiogenesis, meningkatkan pemecahan
jaringan mati dan fibrin, serra mengurangi nyeri saat medikasi Makoto, 2012
dalam Nadya Putri Nabila, Pauzan Efendi, Husni, 2017).

E.
REFERENSI

Dwi Amelisa Edwina , Asman Manaf , Efrida. (2015). Pola Komplikasi Kronis
Penderita Diabetes Melitus Tipe 2 Rawat Inap di Bagian Penyakit Dalam
RS. Dr. M. Djamil Padang Januari 2011 - Desember 2012. Jurnal Kesehatan
Andalas. Diakses pada tanggal 28 November 2020

Nadya Putri Nabila, Pauzan Efendi, Husni (2017). PROSES PENYEMBUHAN LUKA
ULKUS DIABETIKUM DENGAN METODE MODERN DRESSING
DIKLINIK MAITIS EFRANS WOUND CARE. Jurnal Media Kesehatan.
Diakses pada tanggal 28 November 2020

Nur Afni Wulandari, Agung Waluy, Diana Irawati. (2019). PENGALAMAN PASIEN
DIABETES MELITUS TIPE 2 DALAM MELAKUKAN TINDAKAN
PENCEGAHAN TERJADINYA LUKA PADA KAKI. Jurnal Keperawatan
Silampari. Diakses pada tanggal 28 November 2020

Kementerian Kesehatan RI. (2019). Hari Diabetes Sedunia tahun 2018. Info DATIN.
Diakses pada tanggal 28 November 2020

Satya Kirana Dela Rosa, Ari Udiyono, Nissa Kusariana, Lintang Dian Saraswat.
(2019). FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN
TIMBULNYA GANGREN PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RSUD
K.R.M.T. WONGSONEGORO SEMARANG. Jurnal Kesehatan Masyarakat.
Diakses pada tanggal 28 November 2020

Sundari A, Aulawi K, Harjanto D. Gambaran Tingkat Pengetahuan tentang Ulkus


Diabetik dan Perawatan Kaki pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe II.
2009;4(3). Diakese pada tanggal 28 November 2020

Anda mungkin juga menyukai