DISUSUN OLEH :
NIM : 20101001
TAHUN 2022
KATAPENGANTAR
PujisyukurkitapanjatkankehadiratAllahSwt.yangtelahmemberikanrahmatdanhidayah-
NyasehinggasayadapatmenyelesaikanlaporaniiniAdapuntujuandaripenulisandarilaporaniniadalahuntuk
memenuhitugaspadamatakuliahtersebut.Selainitu,laporaninijugabertujuanuntukmenambahwawasante
ntangenzimkatalasedikehidupansehariharibagiparapembacadanjugabagipenulis.
Terlebihdahulu,sayamengucapkanterimakasihkepadaIbudosenyangtelahmemberikantugasinisehinggada
patmenambahpengetahuandanwawasansesuaidenganbidangstudiyangsayatekuniini.Sayajugamengucap
kanterimakasihkepadasemuapihakyangtidakdapatsayasebutkansemua,terimakasihatasbantuannyasehin
ggasehinggasayadapatmenyelesaikantugasini.
Kemudian,sayamenyadaribahwatugasyangsayatulisinimasihjauhdarikatasempurna.Olehkarenaitu,kritikd
ansaranyangmembangunkamibutuhkandemikesempurnaanlaporanini.
Penulis
LAPORAN PENDAHULUAN ANEMIA
A. DEFINISI
Anemia adalah penurunan kadar hemoglobin (Hb), hematokrit atau hitung eritrosit (red cell count)
berakibat pada penurunan kapasitas pengangkutan oksigen oleh darah. Tetapi harus diingat terdapat
keadaan tertentu dimana ketiga parameter tersebut tidak sejalan dengan massa eritrosit, seperti pada
dehidrasi, perdarahan akut, dan kehamilan. Oleh karena itu dalam diagnosis anemia tidak cukup hanya
sampai pada label anemia tetapi harus dapat ditetapkan penyakit dasar yang menyebabkan anemia
tersebut. (Sudoyo Aru,dkk 2009) Anemia adalah kondisi ibu dengan kadar haemoglobin (Hb) dalam
darahnya kurang dari 12 gr% (Wiknjosastro, 2002). Sedangkan anemia dalam kehamilan adalah kondisi
ibu dengan kadar haemoglobin dibawah 11 gr% pada trimester I dan III atau kadar <10,5 gr% pada
trimester II (Saifuddin, 2002). Dapat disimpulkan bahwa anemia adalah penurunan kadar sel darah
merah (Hb) dibawah rentang normal
B. ETIOLOGI
Kebanyakan anemia dalam kehamilan disebabkan oleh defisiensi besi dan perdarahan akut bahkan
tidak jarang keduannya saling berinteraksi (Safuddin, 2002). Menurut Mochtar (1998) penyebab anemia
pada umumnya adalah sebagai berikut:
3.Malabsorpsi
4.Kehilangan darah banyak seperti persalinan yang lalu, haid dan lain-lain
5.Penyakit-penyakit kronik seperti TBC paru, cacing usus, malaria dan lain-lain
Klasifikasi anemia dalam kehamilan menurut Mochtar (1998), adalah sebagai berikut:
1.Anemia Defisiensi Zat Besi Adalah anemia yang terjadi akibat kekurangan zat besi dalam darah.
Pengobatannya yaitu, keperluan zat besi untuk wanita hamil, tidak hamil dan dalam laktasi yang
dianjurkan adalah pemberian tablet besi.
a.Terapi Oral adalah dengan memberikan preparat besi yaitu fero sulfat, fero glukonat atau Na-fero
bisirat. Pemberian preparat 60 mg/ hari dapat menaikan kadar Hb sebanyak 1 gr%/ bulan. Saat ini
program nasional menganjurkan kombinasi 60 mg besi dan 50 nanogram asam folat untuk profilaksis
anemia (Saifuddin, 2002).
b.Terapi Parenteral baru diperlukan apabila penderita tidak tahan akan zat besi per oral, dan serta 500
mg lagi digunakan untuk meningkatkan massa haemoglobin maternal. Kurang lebih 200 mg lebih akan
dieksresikan lewat usus, urin dan kulit. Makanan ibu hamil setiap 100 kalori akan menghasilkan sekitar
8-10 mg zat besi. Perhitungan makan 3 kali dengan 2500 kalori akan menghasilkan sekitar 20-25 mg zat
besi perhari. Selama kehamilan dengan perhitungan 288 hari, ibu hamil akan menghasilkan zat besi
sebanyak 100 mg sehingga kebutuhan zat besi masih kekurangan untuk wanita hamil (Manuaba, 2001).
3.Sakit kepala
6.Kulit pucat
9.Takikardi
D. PATOFISIOLOGI
Timbulnya anemia mencerminkan adanya kegagalan sum-sum tulang atau kehilangan sel darah merah
berlebihan atau keduanya. Kegagalan sum-sum tulang dapt terjadi akibat kekurangan nutrisi, pajanan
toksik, inuasi tumor, atau kebanyakan akibat penyebab yang tidak diketahui. Sel darah merah dapat
hilang melalui perdarahan atau hemolisis (destruksi) pada kasus yang disebut terakhir, masalah dapat
akibat efek sel darah merah yang tidak sesuai dengan ketahanan sel darah merah normal atau akibat
beberapa factor diluar sel darah merah yang menyebabkan destruksi sel darah merah. Lisis sel darah
merah (disolusi) terjadi terutama dalam system fagositik atau dalam system retikuloendotelial terutama
dalam hati dan limpa. Sebagai hasil samping proses ini bilirubin yang sedang terbentuk dalam fagosit
akan masuk dalam aliran darah. Setiap kenaikan destruksi sel darah merah (hemolisis) segera
direpleksikan dengan meningkatkan bilirubin plasma (konsentrasi normalnya 1 mg/dl atau kurang ;
kadar 1,5 mg/dl mengakibatkan ikterik pada sclera. Anemia merupakan penyakit kurang darah yang
ditandai rendahnya kadar hemoglobin (Hb) dan sel darah merah (eritrosit). Fungsi darah adalah
membawa makanan dan oksigen ke seluruh organ tubuh. Jika suplai ini kurang, maka asupan oksigen
pun akan kurang. Akibatnya dapat menghambat kerja organ-organ penting, Salah satunya otak. Otak
terdiri dari 2,5 miliar sel bioneuron. Jika kapasitasnya kurang, maka otak akan seperti komputer yang
memorinya lemah, Lambat menangkap. Dan kalau sudah rusak, tidak bisa diperbaiki (Sjaifoellah, 1998) .
E. Diagnosis
Hitung sel darah lengkap dan Apusan darah: untuk tujuan praktis, maka anemia selama kehamilan
dapat didefinisikan sabagai hemoglobin kurang dari pada 10 atau 11 gr/100 ml dan hematokrit kurang
dari pada 30% sampai 33% . Apusan darah tepi memberikan evaluasi morfologo eritrosit, hitung jenis
leukosit dan perkiraan keadekutan trombosit
a).Gambaran Klinis Curigai adanya anemia defisiensi zat besi bila terdapat:
2.Saturasi zat besi serum <15% setelah terapi zat besi pasien dihentikan selama satu minggu.
c).Terapi anemia:
1.Terapi oral ialah dengan pemberian : fero sulfat, fero gluconat, atau Na-fero bisitrat.
F. PENATALAKSANAAN
1.Telusuri riwayat anemia, masalah pembekuan darah, penyakit sel sabit, anemia glukosa-6-fosfat
dehidrogenase (G6PD), atau peyakit hemolitik herediter lain.
1.Morfologi
Morfologi normal menunjukkan sel darah merah (SDM) yang sehat dan matang
SDM mikrositik hipokrom menunjukkan anemia defisiensi zat besi
SDM makrositik hipokrom menunjukkan anemia pernisiosa
3.Kadar Hb lebih dari 13 g/dl dengan Ht lebih dari 40% dapat menunjukkan hipovolemia. Waspada
dehidrasi dan preklamsi
4.Kadar Hb 11,5-13 g/dl dengan Ht 34%-40% menunjukkan keadaan yang normal dan sehat.
5.Kadar Hb 10,5-11,5 g/dl dengan Ht 31%-32% menunjukkan kadar yang rendah, namun masih normal.
7.Kadar Hb < 9-10 g/dl dengan Ht 27%-30% dapat menunjukkan anemia megaloblastik.
8.Kadar Hb <9g/dl dengan Ht <27% atau anemia yang tidak berespon terhadap pengobatan di atas,
diperlukan langkah-langkah berikut:
- Hitung trombosit
- uji guaiac pada feses untuk medeteksi pendarahan samar - Kultur feses untuk memeriksa telur dan
parasit - Skrining G6PD (lahat panduan untuk anemia: Hemolitik didapat) bila klien keturunan Afika-
Amerika.
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddarth. 2002.Buku Ajar keperawtan medikal bedah, edisi 8 vol 3. Jakarta: EGC Carpenito,
L.J. 2000.Diagnosa Keperawatan, Aplikasi pada Praktik Klinis, edisi 6. Jakarta: EGC Johnson, M.,et
all.2000.
Nursing Outcomes Classification (NOC) Second Edition. New Jersey: Upper Saddle River Marlyn E.
Doenges, 2002.Rencana Asuhan Keperawatan, Jakarta, EGC Mc Closkey, C.J.,et all. 1996.
Nursing Interventions Classification (NIC) Second Edition. New Jersey: Upper Saddle River Patrick Davay,
2002, At A Glance Medicine, Jakarta, EMS Santosa, Budi. 2007.
Panduan Diagnosa Keperawatan NANDA 2005-2006
. Jakarta: EGC Wilkinson, Judith M. 2006.Buku Saku Diagnosis Keperawatan, edisi 7. EGC