Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN MATERNITAS PADA NY. B DENGAN ANEMIA

DI BANGSAL KENANGA RSUD WATES KULONPROGO

DISUSUN OLEH :

NAMA : Endri Riyanto

NIM : 161400

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

AKADEMI KESEHATAN KARYA HUSADA YOGYAKARTA

TAHUN 2018
A. KONSEP PENYAKIT
1. PENGERTIAN
Anemia adalah keadaan rendahnya jumlah sel darah merah dan kadar
hemoglobin atau hematokrit di bawah normal (Brunner & Suddarth,
2000:22).
Anemia adalah suatu keadaan dengan kadar hemoglobin lebih rendah
dari nilai normal (Emma, 1999).
Anemia dalam kehamilan adalah kondisi dengan kadar hemoglobin di
bawah 11gr% pada trimester 1 dan 3 atau kadar <10,5gr% pada trimester
2, nilai batas tersebut dan perbedaannya dengan kondisi wanita tidak hamil,
terjadi karena hemodilusi, terutama pada trimester 2 (Saifuddin, 2006).

2. ETIOLOGI
Anemia defisiensi Fe disebabkan oleh beberapa hal antara lain
hipervolemia yang terjadi saat kehamilan. Pada wanita hamil saat volume
darah meningkat 1,5 liter. Peningkatan volume tersebut terutama terjadi
peningkatan plasma bukan peningkatan jumlah sel eritrosit. Walaupun ada
peningkatan jumlah eritrosit dalam sirkulasi yaitu 450 ml atau 33%, tetapi
tidak seimbang dengan peningkatan volume plasma sehingga terjadi
hemodilusi. Pada awalnya, volume plasma meningkat pesat dari usia
gestasi 6 minggu, kemudian laju peningkatan melambat. Sementara
eritrosit mulai meningkat pada trimester kedua dan lajunya memuncak
pada trimester ketiga.
Hipervolemia yang diinduksi oleh kehamilan mempunyai beberapa
fungsi penting antara lain : mengisi ruang vaskular di uterus, jaringan
pembuluh di payudara, otot, ginjal dan kulit. Hipervolemia juga mengurangi
efek pengeluaran hemogloblin pada persalinan. Penurunan kekentalan
darah memperkecil resistensi terhadap aliran sehingga kerja jantung untuk
mendorong darah menjadi lebih ringan. Faktor lain dari penyebab defisiensi
Fe adalah meningkatnya kebutuhan Fe ibu hamil. Kebutuhan ibu hamil
akan zat besi sebesar 900 mgr Fe, pada trimester dua (puncaknya usia
kehamilan 32 sampai 34 minggu) akan terjadi hemodilusi (pengenceran
darah) pada ibu hamil sehingga hemoglobin akan mengalami penurunan,
mengakibatkan anemia kehamilan fisiologis (Budiarti, 2009).
Perubahan hematologi sehubungan dengan kehamilan adalah oleh
karena perubahan sirkulasi yang makin meningkat terhadap plasenta dari
pertumbuhan payudara. Volume plasma meningkat 45-65% dimulai pada
trimester II kehamilan, dan maksimum terjadi pada trimester III dan
meningkat sekitar 1000 ml, menurun sedikit menjelang aterm serta kembali
normal 3 bulan setelah partus. Stimulasi yang meningkatkan volume
plasma seperti laktogen plasenta, yang menyebabkan peningkatan sekresi
aldesteron.
anemia dalam kehamilan Penyebab lain yaitu :
a. Diet yang tidak mencukupi.
b. Absorbsi yang menurun.
c. Kebutuhan yang meningkat pada kehamilan.
d. Perdarahan pada saluran cerna, menstruasi, donor darah.
e. Hemoglobinuria.
f. Penyimpangan besi yang berkurang, seperti pada hemosiderosis paru.

3. KLASIFIKASI
Klasifikasi dalam kehamilan menurut (Prawiroharjo, 2006)
a. Anemia defiensi besi
Anemia dalam kehamilan yang sering dijumpai ialah anemia
akibat kekurangan besi. Kekurangan ini dapat disebabkan karena
kurang masuknya unsur besi dalam makanan, karena gangguan
reabsopsi, gangguan pecernaan, atau karena terlampau banyaknya
besi yang keluar dari badan, misal pada perdarahan.
b. Anemia megaloblastik
Anemia dalam kehamilan disebabkan karena defisiensi asam
folik, jarang sekali karena defisiensi B12. Hal itu erat kaitanya dengan
defisiensi makanan.
c. Anemia hipoplastik
Anemia pada wanita hamil dikarenakan sumsum tulang kurang mampu
membuat sel – sel darah baru.
d. Anemia hemolitik
Anemia disebabkan karena penghancuran sel darah merah
berlangsung lebih cepat dari pada pembuatannya.
Klasifikasi menurut WHO dan Dep.Kes RI

a. Normal : Kadar Hb dalam darah ≥ 11 gr%

b. Anemia Ringan : Kadar Hb dalam darah 8 - 10 gr%

c. Anema berat : Kadar Hb dalam darah < 8 gr%

Klasifikasi menurut (Manuaba, 1998)


a. Tidak Anemia : Hb 11 g r%
b. Anemia ringan : Hb 9 – 10 gr %
c. Anemia sedang : Hb 7 – 8 gr %
d. Anemia berat : Hb < 7 gr %

4. PATOFISIOLOGI
Dalam keadaan normal tubuh orang dewasa mengandung rata-rata 3 –
5 gr besi, hampir dua pertiga besi terdapat dalam hemoglobin dilepas pada
proses penuaan serta kematian sel dan diangkat melalui transferin plasma
ke sumsum tulang untuk eritropoiesis. Pada peredaran zat besi berkurang,
maka besi dari diet tersebut diserap oleh lebih banyak. Besi yang dimakan
diubah menjadi besi keto dalam lambung dan duodenum, penyerapan besi
terjadi pada duodenum dan jejenum proksimal, kemudian besi diangkat
oleh tranferin plasma ke sumsum tulang, untuk sintesis hemoglobin atau ke
tempat penyimpanan di jaringan.
Pembentukan Hb terjadi pada sumsum tulang melalui semua stadium
pematangan besi merupakan susunan atau sebuah molekul dan
hemoglobin, jika zat besi rendah dalam tubuh maka pembentukan eritrosit
atau eritropoetin akan mengganggu sehingga produksi sel darah merah
berkurang, sel darah merah yang berkurang atau menurun mengakibatkan
hemoglobin menurun sehingga transportasi oksigen dan nutrisi ke jaringan
menjadi berkurang, hal ini mengakibatkan metabolisme tubuh menurun
(Price, 1995).
5. TANDA DAN GEJALA
Cepat lelah, lesu, mata berkunang, pusing, gampang pingsan, sesak nafas
saat beraktivitas atau berolahraga berat, permukaan kulit dan wajah pucat,
mual muntah lebih hebat dari hamil muda, jantung berdebar – debar.

6. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan penunjang yang bisa dilakukan untuk menegakkan
diagnosa yaitu Pemeriksaan Laboratorium yang meliputi :
a. Jumlah darah lengkap (JDL) di bawah normal (hemoglobin,
hematokrit dan SDM).
b. Feritin dan kadar besi serum rendah pada anemia defisiensi besi.
c. Kadar B12 serum rendah pada anemia pernisiosa.
d. Tes Comb direk positif menandakan anemia hemolitik autoimun.
e. Hemoglobin elektroforesis mengidentifikasi tipe hemoglobin
abnormal pada penyakit sel sabit.
f. schilling digunakan untuk mendiagnosa defisiensi vitamin B12

7. PENATALAKSANAAN
penatalaksanaan pada pasien dengan anemia yaitu :
a. Memperbaiki penyebab dasar.
b. Suplemen nutrisi (vitamin B12, asam folat, besi)
c. Transfusi darah.

8. PENCEGAHAN
Upaya pencegahan dapat dilakukan dengan pemberian suplemen Fe
dosis rendah 30 mg pada trimester III ibu hamil non anemik Hb ≥ 11 gr/dl,
sedangkan untuk hamil dengan anemia defisiensi besi dapat diberikan
suplemen sulfat 325 mg 1-2 kali sehari. Untuk yang disebabkan oleh
defisiensi asam folat dapat diberikan asam folat 1 mg/hari atau untuk dosis
pencegahan dapat diberikan 0,4 mg/hari. Dan bisa juga diberi vitamin B12
100-200 mcg/hari (Budiarti, 2009) .
Kepandaian mengatur pola makan dan mengkombinasikan menu
makanan serta mengkonsumsi buah dan sayur yang mengandung vitamin
C pada waktu makan bisa membuat tubuh terhindar dari anemia.
B. ASUHAN KEPERAWATAN
1. PENGKAJIAN
Pengkajian adalah tahap awal dari proses keperawatan dan merupakan
proses yang sistematis dalam pengmpulan data guna mengevaluasi serta
mengidentifikasi status aau kondisi kesehatan klien (Wahid, 2012).
Pengkajian adalah langkah pertama yang sangat penting dalam proses
keperawatan. Apabila langkah ini tidak ditangani dengan baik, perawat akan
kehilangan konttrol atas langkah akan diambil selanjutnya (NANDA, 2015).
Dalam tahap pengkajian perlu dilakukan pemeriksaan fisik dari kepala
sampai dengan kaki. Pengkajian menggunakan 13 domain NANDA dengan
teknik inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi.
Pathway
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa keperawatan merupakan penilaian klinis tentang respon
manusia terhadap masalah kesehatan / proses kehidupan, atau
kerentanan respon dari seorang individu, keluarga, kelompok, atau
komunitas (NANDA, 2015)
Diagnosa yang mungkin muncul pada kasus anemia adalah sebagai
berikut :
a. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara
suplai dan kebutuhan oksigen
b. Resiko cidera berhubungan dengan faktor risiko internal profil darah
abnormal
c. Risiko infeksi berhubungan dengan faktor resiko penurunan kadar
hemoglobin

3. INTERVENSI
Perencanann merupakan pengembangan strategi / desain untuk
mengatasi, mengurangi, mencegah masalah-masalah pada pasien yang
telah teridentifikasi ketika penegakan diagnosa keperawatan (Wahid dkk,
2012).
Diagnosa Rencana keperawatan
keperawatan Tujuan (NOC) Intervensi (NIC)
1. Intoleransi Setelah dilakukan Manajemen energi
aktifitas tindakan keperawatan 1. Monitor / catat waktu
berhubungan selama 3 x 24 jam dan lama istirahat /
dengan diharapkan Energi tidur pasien
ketidaksei- psikomotor dengan 2. Anjurkan pasien tidur
mbangan kriteria hasil : siang
antara suplai 1. Menjaga 3. Anjurkan aktivitas
dan kebutuhan kebersihan dan pasien sesuai
oksigen tampilan personal dengan kemampuan
(4) 4. Evaluasi secara
bertahap kenaikan
level aktivitas psien
2. Menunjukkan 5. Instruksikan pasien /
nafsu makan yang SO untuk mengenali
normal ( 4 ) tanda dan gejala
3. Menunjukkan kelelahan yang
tingkat energi yang memerlukan
stabil ( 4 ) pengurangan
Keterangan skala : aktivitas
1 : tidak pernah
menunjukkan
2 : Jarang meunjukkan
3 : kadang-kadang
menunjukkan
4 : sering menunjukkan
5 : secara konsisten
menunjukkan
2. Resiko cidera Setelah dilakukan Pencegahan jatuh
berhubungan tindakan keperawatan 1. Monitor gaya
dengan faktor selama 3 x 24 jam berjalan (terutama
risiko internal diharapkan Kejadian kecepatan),
profil darah jatuh dengan kriteria keseimbangan dan
abnormal hasil : tingkat kelelahan
1. Jatuh saat berdiri dengan ambulasi
(5) 2. Orientasi pasien
2. Jatuh saat berjalan pada lingkungan fisik
(5) 3. Ajarkan anggota
3. Jatuh saat naik keluarga mengenai
tangga ( 5 ) faktor risiko yng
Keterangan skala : berkontribusi
1 : 10 dan lebih terhadap adanya
2 : 7-9 kejadian jatuh dan
3 : 4-6 bagaimana keluarga
4 : 1-3 bisa menurunkan
5 : tidak ada risiko ini
4. Sarankan
menggunakan alas
kaki yang aman
5. Berkolaborasi
dengan anggota tim
kesehatan lain untuk
meminimalkan efek
samping dari
pengobatan yang
berkontribusi pada
kejadian jatuh
3. Risiko infeksi Setelah dilakukan Perlindungan infeksi
berhubungan tindakan keperawatan 1. Monitor adanya
dengan faktor selama 3 x 24 jam tanda dan gejala
resiko diharapkan Keparahan infeksi sistemik dan
penurunan Infeksi dengan kriteria lokal
kadar hasil : 2. Tingkakan asupan
hemoglobin 1. Demam ( 5 ) nutrisi yang cukup
2. Gejala-gejala 3. Tingkatkan asupan
gastrointestinal cairan dengan tepat
(5) 4. Pantau adanya
3. Hilang nafsu perubahan tingkat
makan ( 5 ) energi atau malaise
Keterangan skala : 5. Ajarkan pasien dan
1 : berat keluarga bagaimana
2: cukup berat cara menghindari
3 : sedang infeksi
4 : ringan
5 : tidak ada
C. DAFTAR PUSTAKA
http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/120/jtptunimus-gdl-tieauswatu-5992-2-
babii.pdf
http://eprints.ums.ac.id/16666/2/BAB_I.pdf
Nurshing outcomes clasiffication (NOC) edition 5. 2016. Elseivier singapore
pte ltd
Nurshing intervension clasiffication (NIC) edition 5. 2016. Elseivier singapore
pte ltd
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN MATERNITAS PADA NY. B DENGAN ANEMIA

DI BANGSAL KENANGA RSUD WATES KULONPROGO

Mahasiswa praktikan

(Endri Riyanto)

Pembimbing Akademik Pembimbing Lahan

(. ) (
)

Anda mungkin juga menyukai