Anda di halaman 1dari 5

Anemia dalam kehamilan

Pendahuluan

Anemia dalam kehamilan merupakan masalah yang menjadi perhatian dunia, terutama di
negara berkembang. Sekitar setengah dari kasus anemia disebabkkan oleh defesiensi besi.
Penyebab lain anemia adalah defesiensi mikronutrien lain, infeksi akut dan kronis, serta
kelainan sintesis hemoglobin. Menurut WHO sekitar 40% Wanita didunia mengalami anemia. Di
Indonesia sendiri prevalensi anemia pada ibu hamil sangat tinggi sekitar 44.2% pada tahun
2019, meningkat dari 43.7% pada tahun 2018. (1)

Anemia merupakan salah satu komplikasi dari kehamilan yang paling sering terjadi.
Fisiologi normal dari kehamilan dapat mengakibatkan perubahan kadar hemoglobin dan adanya
penurunan relatif atau absolut dari konsentrasi Hb. Dalam kehamilan sendiri 75% penyebab
anemia adalah anemia defesiensi besi dan anemia megaloblastik defisiensi folat. Anemia
menjadi masalah yang sangat penting karena dapat mengakibatkan mortalitas dan morbiditas
ibu dan janin. Anemia berat dengan konsentrasi Hb dibawah dapat menyebabkan kondisi
sangat buruk pada janin. (2)

Dampak anemia pada ibu hamil dapat berupa kinerja fisik, kesulitan bernafas, kelelahan,
palpitasi, kesulitan tidur, penurunan kinerja kognitif, dan perilaku serta depresi post partum.
Anemia pada kehamilan berhubungan dengan peningkatan risiko eklampsia, perdarahan paska
salin, infeksi dan lama rawat inap. Pada janin dan bayi yang dilahirkan, anemia defisiensi besi
dapat menyebabkan pertumbuhan janin terhambat, berat bayi lahir rendah dan kelahiran
preterm. Zat besi didalam tubuh juga bermanfaat untuk metabolisme dan fungsi saraf. Anak
yang lahir dengan anemia defisiensi berisiko menagalami kesulitan kognitif, sosial emosional,
fungsi adaptif, dan motorik. (3)

Definisi Anemia dalam Kehamilan

Hemoglobin merupakan pigmen yang membawa oksigen, yang menentukan kadar


warna merah dari eritrosit tersebut. Hemoglobin memiliki dua komponen, yaitu heme dan
globin. Heme adalah molekul nesi yang mengandung porfirin, serta globim adalah senyawa
protein. Terdapat sekitar 5-6 X 10 6 molekul hemoglobin pada setiap eritrosit. (3) Hemoglobin
merupakan “carrier” dua arah sistem pernafasan, membawa oksigen dari paru ke jaringan dan
menfasilitasi kembalinya CO2. Pada sirkulasi arterial, hemoglobin memiliki afinitas tinggi
terhadap oksigen dan afinitas rendah untuk karbon dioksida, fosfat dan ion hydrogen klorida.
Pada sirkulasi vena, afinitas ini berkebalikan. (4)
Pada keadaan normal, kebutuhan besi harian tubuh berguna untuk menggantikan besi
yang hilang lewat keringat, air mata, urin, serta telah digunakan untuk pertumbuhan.
Kebutuhan besi selama hidup manusia memiliki jumlah yang berbeda setiap fase : (1)

Tabel 1.0 Kebutuhan zat besi sesuai fase kehidupan manusia

Menurut CDC, Anemia pada kehamilan didefinisikan sebagai konsentrasi Hb dibawah 11


g/dl pada trisemester 1 dan 3, serta konsentrasi Hb dibawah 10 gr/dl pada trisemester 2.
Menurut WHO anemia memiliki batas konsentrasi Hb dibawah 11 gr/dl dan hematrokit
dibawah 33%. (1.2)

Dampak Anemia pada Kehamilan

Anemia dapat berakibat pada hasil akhir dari kehamilan. Anemia dihubungkan dengan
peningkatan resiko kematian maternal post pastum, berat bayi lahir rendah, resiko kelahiran
preterm hingga adanya peningkatan angka depresi post partum. Untuk angka kematian ibu,
diyakini anemia akan lebih memperbesar angka resiko perdarahan postpartum sehingga
anemia bukanlah penyebab secara langsung dari kematian ibu. (4)

Selain dari trisemester 1, anemia pada kehamilan meningkatkan insidensi persalinan


preterm, hubungan ini meningkat pada trisemester ketiga. Ada banyak studi yang
memperlihatkan hasil yang sama. (5) Luaran dari anemia kehamilan yang perlu digaris bawahi
adalah hubungan anemia pada ibu dengan berat badan bayi lahir rendah. Konsentrasi Hb pada
trisemester ketiga merupakan faktor penting untuk menentukan berat badan bayi, dikarenakan
adanya pertumbuhan yang sangat cepat pada janin pada trisemester tersebut. (5,6)

Tabel 2.0 Dampak Anemia Defisiensi Besi Pada Kehamilan (7)

Diagnosa dan Tatalaksana Anemia pada Kehamilan

Diagram 1.0 Diagnosa Anemia dalam Kehamilan (8)


Tatalaksana anemia terutama anemia defisiensi besi pada kehamilan dapat dimulai
dengan pencegahan kekurangan zat besi pada ibu hamil. Suplementasi besi dan asam folat
direkomendasikan untuk semua ibu hamil diseluruh dunia. Dosis suplementasi yang
direkomendasikan WHO pada ibu hamil adalah 60 mg besi elemental dan dilanjutkan hingga 3
bulan paska salin. (8)

Dosis terapi defisiensi besi disesuaikan dengan derajat defisiensi dan usia kehamilan
saat diagnose ditegakkan. Pada anemia defesiensi besi ringan dengan kadar Hb dibawah 10.5
g/dl maka dapat diberikan terapi besi orang 80-100 mg/hari. Jika ibu hamil terdiagnosa anemia
defisiensi besi pada trisemester pertama dan kedua, maka tablet besi oral dapat diberikan
sebagai terapi lini pertama. (9)

Tabel 3.0 Tatalaksana pemberian preparat besi (8)


Daftar Pustaka

1. Prevalence of anaemia in pregnant women (aged 15-49) (%) [Internet]. World Health

Organization. World Health Organization; Available from:


https://www.who.int/data/gho/data/indicators/indicator-details/GHO/prevalence-of-
anaemia-in-pregnant-women-(-) 
2. Sifakis S, Pharmakides G. Anemia in pregnancy. Ann N Y Acad Sci. 2000;900:125-36.
doi: 10.1111/j.1749-6632.2000.tb06223.x. PMID: 10818399.
3. Pallister CJ, Watson MS. Haematology. 2ed. United Kingdom: Scion; 2011.
4. Lindsay H Allen, Anemia and iron deficiency: effects on pregnancy outcome, The
American Journal of Clinical Nutrition, Volume 71, Issue 5, May 2000, Pages 1280S–
1284S, https://doi.org/10.1093/ajcn/71.5.1280s
5. Karasahin E, Ceyhan ST, Goktolga U, Baser I. Maternal anemia and perinatal outcome.
Perinatal Journal. 15(30), 127–130 (2007).
6. Levy A, Fraser D, Katz M, Sheiner E. Maternal anemia during pregnancy is an
independent risk factor for low birthweight and preterm delivery. Eur. J. Obstet. Gynecol.
Reprod. Biol. 122, 182–186 (2005)
7. Di Renzo, Gian Carlo, et al. "Iron deficiency anemia in pregnancy." Women’s Health 11.6
(2015): 891-900.
8. Wibowo N, Irwinda R, Hiksas R. ANEMIA DEFISIENSI BESI PADA KEHAMILAN. Jakarta:
Departemen Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2021. 
9. Breymann, Bian XM, Blanco-Capito LR, Chong C, Mahmud G, Rehman R. Expert
recommendations for the diagnosis and treatment of iron-deficiency anemia during
pregnancy and the postpartum period in the Asia-Pacific region. J Perinat Med.
2011;39(2):113–21.

Anda mungkin juga menyukai