Anda di halaman 1dari 12

Subagiyo, Analisa Hukum atas Penolakan Klaim Asuransi Kesehatan ....

ANALISA HUKUM ATAS PENOLAKAN KLAIM ASURANSI


KESEHATAN DALAM KASUS ANTARA HANDOYO DENGAN
PERUSAHAAN ASURANSI ALLIANZ
Dwi Tatak Subagiyo
Fakultas Hukum Universitas Wijaya Kusuma Surabaya
e-mail: tataksubagiyo@yahoo.co.id
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk memahami dan menganalisis penolakan klaim oleh PT Allianz
yang diajukan Handoyo yang mana dibenarkan menurut hukum, kedua untuk mengetahui dan
menganalisis upaya hukum yang ditempuh oleh Handoyo untuk mendapatkan klaim atas kerugian
yang diderita tersebut. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penolakan klaim
oleh PT Allianz yang diajukan Handoyo tidak dibenarkan menurut hukum, karena PT Allianz
tidak mengakui polis asuransi yang bersangkutan, karena dalam polis telah jelas disebutkan
termasuk sebagai bentuk kerugian yang dijamin oleh perusahaan asuransi. Hal ini berarti
bahwa non disclosure of facts termasuk suatu kerugian yang dijamin oleh asuransi sebagaimana
tercantum dalam polis asuransi, oleh karena itu tidak dapat dijadikan dasar untuk menolak klaim
tertanggung oleh PT Allianz. Kedua, upaya hukumnya adalah menyelesaikan secara damai
permasalahan mengenai penolakan tersebut, karena PT Allianz tidak dapat membatalkan polis
secara sepihak, karena telah terikat suatu perjanjian asuransi dengan Handoyo dan perjanjian
tersebut telah memenuhi unsur-unsur asuransi dan syarat-syarat perjanjian asuransi, selain
itu juga membebankan kepada PT Allianz untuk membayar klaim asuransi disertai dengan
penggantian biaya, rugi dan bunga.
Kata Kunci: asuransi, klaim, non disclosure of facts, polis, wanprestasi.

ABSTRACT
This research was intended to review and analyze the claim refusal by PT Alianz to Handoyo
which is legally justified, it was also intended to analyze the remedy done by Handoyo to get the
claim for his loss. Based on this research conclusions, claim refusal by PT Allianz which is filled
by Handoyo was not justified by law, because PT Allianz doesn’t admit the related insurance
policy. In has been clearly stated in the substance of the related insurance policy that the loss
was guaranteed by the insurance company. It means that non disclosure of facts was included
a loss that is guaranteed by the insurance as stated in the insurance policy, and therefore PT
Allianz can’t use it as a basis to deny the insured claim. Secondly, Handoyo’s remedy was to
peacefully resolve the issue of the claim refusal by PT Allianz, because PT Allianz can not
unilaterally did the policy cancellation, because it has been tied to an insurance agreement
with Handoyo and the agreement meets the terms and conditions of insurance agreements,
besides, Handoyo also imposes the PT Allianz to pay the insurance claims along with the cost
replacement, damages and interest.
Keywords: insurance, claim, non disclosure of facts, insurance policy, default.

PENDAHULUAN
Setiap orang selalu berusaha untuk hidup sehat, saat ini dapat dialihkan kepada perusahaan yang
karena sakit sangat mahal harganya, sehingga ada bersedia menanggung peralihan biaya medis tersebut
ungkapan kalimat bahwa sehat itu mahal harganya. yaitu perusahaan asuransi yang bergerak di berbagai
Seseorang yang menderita sakit harus menanggung bidang peralihan resiko salah satu di antaranya biaya
biaya perawatan baik biaya rawat inap di rumah sakit perawatan kesehatan. Peralihan resiko maksudnya
maupun biaya transportasi serta obat-obatan yang ketidakpastian akan terjadinya suatu peristiwa yang
harus dibeli. Biaya pemeliharaan kesehatan tersebut dapat menimbulkan kerugian ekonomis (www.asur

138
PERSPEKTIF
Volume XVII No. 3 Tahun 2012 Edisi September

ansi.astra.co.id, Pengertian resiko dalam asuransi ternyata penanggung tidak memenuhi kewajibannya
adalah ketidakpastian akan terjadinya suatu peristiwa pada saat terjadinya peristiwa yang tidak diduga
yang dapat menimbulkan kerugian ekonomis, diakses sebelumnya sebagaimana kasus di bawah ini:
tanggal 15 Januari 2008). Mengenai resiko dari segi Handoyo mengasuransikan diri dan keluarganya
asuransi adalah kemungkinan kerugian yang akan pada perusahaan asuransi Perseroan Terbatas Allianz
dialami, yang diakibatkan oleh bahaya yang mungkin (yang selanjutnya disingkat PT Allianz) dengan polis
terjadi, tetapi tidak diketahui lebih dahulu apakah asuransi jiwa dengan manfaat antara lain: Kematian
akan terjadi dan kapan akan terjadi. normal dibayarkan Rp150.000.000,00 (seratus lima
Perihal resiko yaitu kewajiban memikul kerugian puluh juta rupiah). Kematian akibat dari kecelakaan
yang mana disebabkan karena suatu kejadian di luar sebesar Rp300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah)
kesalahan salah satu pihak, dapat dialihkan kepada ditambah atau termasuk dengan dana investasi. Jika
pihak lain yaitu suatu perusahaan yang bergerak di Handoyo hidup sampai dengan akhir kontrak maka
bidang penerimaan resiko. Jadi perihal resiko dapat semua dana investasi yang terbentuk akan dibayarkan
dialih atau dapat ditanggung oleh Perseroan Terbatas juga. Asuransi dengan masa pertanggungan selama
tersebut dengan ketentuan dan juga syarat yang telah 10 tahun tersebut dimulai sejak perjanjian asuransi
ditentukan dalam hal ini pihak tertanggung. ditutup, yaitu tanggal 10 September 2006 sampai
Ketentuan asuransi dalam Kitab Undang-Undang dengan tanggal 10 September 2016 dengan premi
Hukum Dagang (yang selanjutnya disebut KUHD) pertanggungan sebesar Rp8.154.000,00 (delapan
dan juga Undang-Undang No. 2 Tahun 1992 tentang juta seratus lima puluh empat ribu) per tahun dibayar
Usaha Perasuransian. Meskipun Undang-Undang selama 5 tahun (www.kompcyber, Klaim Asuransi,
Usaha Perasuransian telah diundangkan tidak berarti diakses tanggal 20 Agustus 2009).
mencabut mengenai ketentuan asuransi dalam KUHD, Semua syarat-syarat penutupan asuransi, seperti
diatur dalam Pasal 246: Surat Permintaan Asuransi Jiwa (yang selanjutnya
Asuransi atau pertanggungan adalah perjanjian antara dua disebut SPAJ), pemeriksaan kesehatan oleh dokter/
pihak atau lebih, dengan mana penanggung mengikatkan diri
klinik/laboratorium yang ditunjuk penanggung telah
kepada pihak tertanggung dengan menerima premi asuransi,
untuk memberikan penggantian kepada tertanggung karena dipenuhi tertanggung. Pada saat polis baru berjalan 13
kerugian, kerusakan, atau kehilangan keuntungan yang bulan 9 hari tertanggung meninggal dunia di rumah
diharapkan atau tanggungjawab hukum kepada pihak ketiga dengan tidak sempat dibawa ke dokter sebelumnya.
yang mungkin akan diderita tertanggung, yang timbul dari Jenazah kemudian dikremasikan di Krematorium
suatu peristiwa tidak pasti, atau untuk memberikan suatu
pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya
Nirwana, Bekasi.
seseorang yang dipertanggungkan. Ahli waris menuntut penanggung untuk membayar
Pengertian asuransi sebagaimana tersebut dalam manfaat polis sebesar Rp150.000.000,00 (seratus lima
Pasal 1 Undang-Undang Usaha Perasuransian adalah puluh juta rupiah) dengan sebelumnya memenuhi
suatu perjanjian, yang berarti di dalamnya terlibat syarat-syarat pengajuan klaim yang telah ditetapkan
dua pihak yaitu antara perusahaan asuransi sebagai penanggung seperti yang diatur dalam Ketentuan
penanggung dengan pihak lain selaku tertanggung. Umum Polis Pasal 7. Namun penanggung menolak
Perusahaan asuransi sebagai pihak yang menerima membayar klaim dengan alasan, setelah dilakukan
pengalihan resiko dari tertanggung, bertanggung penelitian oleh penanggung diketahui bahwa pada saat
jawab untuk memberikan ganti kerugian yang diderita pengajuan SPAJ telah terjadi misrepresentasi yang
pihak lain yaitu tertanggung karena musnahnya barang bersifat material. Hal ini didasarkan pada Pasal 251
atau meninggalnya seseorang yang dijadikan obyek KUHD serta pasal yang terkait dalam polis.
asuransi, karena suatu sebab atau peristiwa yang tidak Penanggung menyatakan bahwa: Pertama, Dari
diduga sebelumnya. hasil penelitian yang mereka lakukan didapatkan
Asuransi sebagai peralihan resiko, yang berarti fakta bahwa tertanggung sebelum masuk asuransi
bahwa hakekat asuransi adalah suatu perusahaan pernah dilakukan perawatan atau konsultasi ke: RS
yang bergerak dalam bidang peralihan resiko dari Siloam, Lippo Karawaci tanggal 10 Desember 2004
tertanggung kepada penanggung atau perusahaan dengan diagnosa acute hydrocephalus dan dilakukan
asuransi atas terjadinya suatu kerugian yang tidak CP-Shunt; RS Siloam, Lippo Karawaci tanggal 27
terduga sebelumnya dan juga menimpa obyek yang April 2005 dengan diagnosa yaitu bronshiectasis;
dipertanggungkan. Meskipun telah jelas mengenai RS Medistra, Jakarta dirawat tanggal 12-29 Maret
hak dan kewajiban dalam perjanjiam asuransi, namun 2006 dengan diagnosanya bronchopnemonia duplex
kenyataan yang terjadi sangatlah berbeda, karena disertai retentio sputum; Kesemua pemeriksaan dan

139
Subagiyo, Analisa Hukum atas Penolakan Klaim Asuransi Kesehatan ....

perawatan ini tidak diungkapkan dalam SPAJ. Kedua, Namun kadangkala apa yang diharapkan tersebut
Penyakit-penyakit tersebut tidaklah dapat dideteksi tidak sesuai dengan kenyataan sebagaimana dialami
oleh tipe pemeriksaan yang telah dipersyaratkan oleh Handoyo sebagai pemegang polis asuransi PT
penanggung, tetapi hanya dapat dideteksi dengan Allianz untuk jenis pertanggungan kesehatan dan
pemeriksaan khusus seandainya tertanggung telah jiwa, yang dirugikan oleh PT Allianz akibat dari
mengungkapkannya. Ketiga, Bahwa berdasarkan klaim polis asuransinya ditolak, sebagaimana kasus
hal-hal tersebut penanggung berkesimpulan bahwa di bawah ini:
tertanggung telah terbukti beritikad tidak baik dan
melakukan misrepresentasi atau non disclosure of Kasus Posisi
facts. Keempat, Dengan terbuktinya misrepresentasi Handoyo beserta seluruh anggota keluarganya
tersebut, penanggung telah melakukan reunderwriting terdiri atas istri dan anaknya, telah mengasuransikan
atau juga seleksi ulang penerimaan asuransi untuk pada perusahaan asuransi PT Allianz, polis asuransi
menentukan bilamana materalitasnya misrepresentasi. jiwa dengan manfaat antara lain: Kematian normal
Hasilnya ialah apabila fakta perawatan itu diketahui dibayarkan Rp150.000.000,00 (seratus lima puluh
sebelumnya oleh penanggung niscaya pertanggungan juta rupiah); Kematian akibat kecelakaan sebesar
telah tidak diterbitkan dengan syarat-syarat yang Rp300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah) ditambah
sama. Dengan demikian maka telah terbukti bahwa atau termasuk dengan dana investasi; Jika Handoyo
misrepresentasi yang telah terjadi bersifat material. hidup sampai dengan akhir kontrak maka semua
Kelima, Berdasarkan fakta tersebut dan Pasal 251 dana investasi yang terbentuk itu akan dibayarkan
KUHD, Ketentuan Umum Polis Pasal 7 dan Pasal juga. Asuransi dengan masa pertanggungan selama
8 SPJ, penanggung menolak klaim yang diajukan 10 tahun tersebut dimulai sejak perjanjian asuransi
Ahli Waris. ditutup, yaitu tanggal 10 September 2006 sampai
Memperhatikan uraian di atas dapat dijelaskan dengan tanggal 10 September 2016 dengan premi
bahwa PT Allianz menolak klaim yang diajukan ahli pertanggungan sebesar Rp8.154.000,00 (delapan
waris tertanggung dengan alasan penanggung tidak juta seratus lima puluh empat ribu) per tahun dibayar
memberikan keterangan mengenai riwayat kesehatan selama 5 tahun.
diri yang sebenar-sebenarnya. Berdasarkan uraian Sebelum Handoyo sepakat pada asuransi tersebut,
sebagaimana tersebut, maka yang dipermasalahkan semua telah memenuhi persyaratan yang diminta oleh
dalam penulisan ini adalah apakah penolakan klaim PT Allianz, seperti SPAJ, pemeriksaan kesehatan
oleh PT Allianz yang diajukan oleh pihak Handoyo oleh dokter/klinik/laboratorium yang ditunjuk PT
tersebut dapat dibenarkan menurut hukum, dan upaya Allianz.
hukum apakah yang ditempuh oleh Handoyo untuk Masa pertanggungan berjalan 13 bulan 9 hari,
mendapatkan klaim atas kerugian yang telah diderita Handoyo meninggal dunia di rumah dengan tidak
tersebut. kondisi tidak sempat dibawa ke dokter. Jenazahnya
kemudian dikremasikan di Krematorium Nirwana,
PEMBAHASAN Bekasi. Handoyo sebagai tertanggung berhak untuk
Penolakan Klaim PT Allianz yang Diajukan Pihak mendapat klaim asuransi, sehingga setelah memenuhi
Handoyo Dibenarkan Menurut Hukum: Dasar persyaratan pengajuan klaim sebagaimana dalam
Untuk Menolak Klaim oleh Tertanggung polis, para waris mengajukan klaim pertanggungan
Sebelum menguraikan mengenai dasar penolakan sebesar Rp150.000.000,00 (seratus lima puluh juta
klaim asuransi yang diajukan ahli waris tertanggung rupiah). Syarat-syarat pengajuan klaim diatur dalam
atau Handoyo oleh PT Allianz, terlebih dahulu akan Ketentuan Umum polis Pasal 7, namun penanggung
diuraikan mengenai kronologi kasus pengajuan klaim menolak membayar klaim tersebut dengan alasan,
dan penolakan klaim agar dapat digunakan sebagai bahwa berdasarkan pada hasil penelitian pihak PT
dasar menganalisis penolakan klaim tersebut. Allianz diketahui, pada saat pengajuan SPAJ telah
Setiap orang yang melakukan penjaminan diri pada terjadi missrepresentasi yang bersifat material, yang
suatu perusahaan asuransi seperti asuransi kesehatan, mana menyangkut masalah keterangan yang diberikan
berarti segala biaya perawatan kesehatan ditanggung oleh tertanggung tidak sesuai dengan kenyataan.
oleh perusahaan asuransi yang telah menjaminnya, Misalnya dari hasil penelitian yang mereka lakukan
dan jika asuransi jiwa ketika tertanggung meninggal didapatkan fakta bahwa tertanggung sebelum masuk
dunia, maka akan mendapatkan penggantian sejumlah asuransi pernah dirawat atau konsultasi ke RS Siloam,
uang sebagaimana yang telah disepakati dalam polis. Lippo Karawaci tanggal 10 Desember 2002 dengan

140
PERSPEKTIF
Volume XVII No. 3 Tahun 2012 Edisi September

diagnosa acute hydrocephalus dan dilakukan CP- mereka yang membuatnya, sedangkan Pasal 1338
Shunt. RS Siloam, Lippo Karawaci tanggal 27 April alinea dua KUH Perdata, bahwa perjanjian itu tidak
2003 dengan diagnosa bronshiectasis, RS Medistra, dapat ditarik kembali selain dengan kesepakatan
Jakarta dirawat tanggal 12-29 Maret 2004 dengan keduabelah pihak, atau karena alasan-alasan yang
diagnosa bronchopnemonia duplex disertai retentio ditentukan oleh undang-undang Pasal 1266 KUH
sputum, semua pemeriksaan dan perawatan ini tidak Perdata, maka terlebih dahulu diuraikan ketentuan
diungkapkan dalam SPAJ, dikarenakan sudah terjadi pada Pasal 1266 KUH Perdata, menyebutkan sebagai
pada 2 tahun sebelumnya. Penyakit-penyakit tersebut berikut:
tidak dapat dideteksi oleh tipe pemeriksaan yang Syarat batal dianggap selalu dicantumkan dalam perjanjian-
perjanjian yang bertimbal balik, manakala salah satu pihak
telah dipersyaratkan penanggung tetapi hanya dapat
tidak memenuhi kewajibannya. Dalam hal yang demikian
dideteksi dengan pemeriksaan khusus seandainya perjanjian tidaklah batal demi hukum, tetapi pembatalan
tertanggung telah mengungkapkannya. Berdasarkan haruslah dimintakan kepada hakim. Permintaan ini juga
hal-hal tersebut penanggung berkesimpulan bahwa harus dilakukan, meskipun syarat batal mengenai tidak
tertanggung telah terbukti beritikad tidak baik dan dipenuhinya kewajiban dinyatakan di dalam perjanjian.
Jika syarat batal tidak dinyatakan dalam perjanjian, hakim
melakukan missrepresentasi atau fakta yang tidak adalah leluasa untuk, menurut keadaan, atas permintaan
dibuka. Dengan terbuktinya missrepresentasi tersebut, si tergugat memberikan sesuatu jangka waktu untuk masih
penanggung telah melakukan reunderwriting atau juga memenuhi kewajibannya, jangka waktu mana namun
seleksi ulang penerimaan asuransi untuk menentukan itu tidak boleh lebih dari satu bulan.
materalitasnya terjadi missrepresentasi. Hasilnya ialah Ketentuan pada Pasal 1266 KUH Perdata, tersebut
apabila fakta perawatan tersebut diketahui sebelumnya apabila diperhatikan secara seksama, di antara ayat-
oleh penanggung niscaya pertanggungan telah tidak ayatnya terdapat suatu hal yang kontroversi. Pasal
diterbitkan dengan syarat-syarat yang sama. Dengan 1266 ayat 1 KUH Perdata menjelaskan bahwa syarat
demikian telah terbukti bahwa missrepresentasi yang batal dianggap selalu dicantumkan dalam perjanjian
telah terjadi bersifat material. secara timbal balik, manakala salah satu pihak tidak
Memperhatikan uraian sebagaimana tersebut di memenuhi kewajibannya atau wanprestasi. Dengan
atas dapat dijelaskan bahwa PT Asuransi Allianz yang demikian menurut ketentuan dalam ayat 1 wanprestasi
menolak klaim asuransi yang diajukan oleh ahli waris adalah merupakan syarat batal. Akan tetapi, dalam
Handoyo atas meninggalnya Handoyo sebagai salah Pasal 1266 ayat 2 KUH Perdata disebutkan bahwa
satu tertanggung uang sebesar Rp150.000.000,00 dalam hal terjadi wanprestasi, maka perjanjian tidak
(seratus lima puluh juta rupiah), yang berarti bahwa langsung batal demi hukum, namun pembatalannya
PT Asuransi Allianz tidak mengakui polis asuransi, haruslah dimintakan kepada hakim. Jadi, ketentuan
karena dalam polis telah jelas disebutkan termasuk Pasal 1266 KUH Perdata sudah tentu mengandung
sebagai bentuk kerugian yang dijamin oleh perusahaan suatu kontroversi.
asuransi. Hal ini berarti bahwa non disclosure of facts Ketentuan Pasal 1266 KUH Perdata, mengenai
termasuk suatu kerugian yang dijamin oleh asuransi syarat batal terkait dengan larangan dalam suatu
sebagaimana tercantum dalam polis asuransi, oleh perjanjian untuk dibatalkan secara sepihak, kecuali
karena itu tidak dapat dijadikan dasar untuk menolak dengan persetujuan kedua belah pihak atau karena
klaim tertanggung oleh PT Allianz. alasan-alasan yang oleh undang-undang dinyatakan
cukup untuk itu sesuai dengan Pasal 1338 ayat 2
Pembatalan Secara Sepihak Polis Asuransi oleh KUH Perdata. Pembatalan sepihak dapat dilakukan
PT Allianz karena dalam Perjanjian Jual-Beli Tenaga Listrik
Sebagaimana disebutkan dalam Pasal 255 KUHD, mengesampingkan Pasal 1266 KUH Perdata.
bahwa sebagai bukti adanya perjanjian asuransi adalah Untuk melihat persoalan penerapan klausula yang
adanya polis, namun menurut Pasal 257 KUHD polis terlepas dari ketentuan Pasal 1266 KUH Perdata
merupakan sebagai alat bukti, namun tanpa polis pun harus dilihat kasus demi kasus. Dalam kasus yang
perjanjian asuransi telah terjadi ketika perjanjian melibatkan pelaku usaha dan konsumen, memang
asuransi ditutup. perlu untuk diberikan perlindungan hukum kepada
Perjanjian asuransi sejak mana ditutup mempunyai konsumen dari tindakan sepihak yang dilakukan oleh
kekuatan mengikat kedua belah pihak sebagaimana pelaku usaha tanpa melalui putusan hakim. Akan
mengikatnya undang-undang sesuai dengan Pasal tetapi, dalam kasus antara pelaku usaha melawan
1338 alinea 1 KUH Perdata, bahwa semua perjanjian pelaku usaha perlu adanya kepastian hukum agar
yang sah akan berlaku sebagai undang-undang bagi para pihak mentaati hak dan kewajibannya.

141
Subagiyo, Analisa Hukum atas Penolakan Klaim Asuransi Kesehatan ....

Ada perbedaan mendasar antara perikatan dengan sudah wanprestasi atau cidera janji. Dalam hal ini
syarat tangguh dan perikatan dengan syarat batal. hakim mempunyai discrecy untuk menimbang berat
Perikatan dengan syarat tangguh adalah perikatan ringannya kelalaian debitur dibandingkan kerugian
yang lahirnya tergantung pada suatu peristiwa yang yang diderita jika perjanjian dibatalkan.
belum tentu terjadi. Misalnya, perjanjian jual-beli
dengan percobaan terhadap sebuah mobil. Artinya, Upaya Hukum yang Dilakukan Pihak Handoko
sebelum membeli menggunakan mobil tersebut untuk dalam Mendapatkan Klaim atas Kerugian yang
di test dan menyetujuinya maka perikatan itu belum Diderita: Wanprestasi
lahir, meskipun harga dan barang sudah disepakati. Prestasi menurut Abdulkadir Muhammad adalah
Sebaliknya, dalam perikatan dengan syarat batal, kewajiban yang harus dipenuhi oleh debitur dalam
perjanjian itu sudah melahirkan perikatan, hanya setiap perikatan. Pemenuhan prestasi adalah hakekat
perikatan itu akan batal jika terjadi suatu peristiwa dari suatu perikatan (Abdulkadir Muhammad, 2001:
yang mana disebutkan dalam perjanjian sebagai suatu 17). Prestasi merupakan kewajiban, yang berarti
conditional clause. kewajiban yang mana haruslah dipenuhi oleh para
Pasal 1265 KUH Perdata menyebutkan bahwa pihak yang membuat perjanjian sebagai pelaksanaan
apabila suatu syarat batal itu dipenuhi maka syarat dari perjanjian tersebut. Kewajiban yang timbul dari
tersebut menghentikan perikatan dan juga membawa suatu perjanjian menurut Pasal 1234 KUH Perdata
segala sesuatu kembali pada keadaan semula seolah- yang menentukan bahwa tiap-tiap perikatan adalah
olah tidak pernah ada suatu perikatan terjadi. Dengan untuk memberikan sesuatu, untuk berbuat sesuatu,
demikian kreditur yang telah menerima prestasi yang atau untuk tidak berbuat sesuatu. Maka hal ini berarti
diperjanjikan harus mengembalikan apa yang telah bahwa wujud prestasi dalam suatu perjanjian adalah
diterimanya. untuk memberikan atau menyerahkan sesuatu atau
Dalam praktik, para pihak sering mencantumkan tidak berbuat sesuatu. Dalam hubungannya asuransi
suatu klausula dalam perjanjian bahwa mereka sepakat bentuk prestasinya berupa berbuat sesuatu, yaitu
untuk melepaskan atau mengenyampingkan ketentuan melakukan perbuatan yang tidak sesuai dengan yang
Pasal 1266 ayat 2 KUH Perdata. Akibat Hukumnya telah diperjanjikan bersama, antara pihak tertanggung
jika terjadi wanprestasi, maka perjanjian itu batal dengan penanggung.
demi hukum. Ada beberapa alasan yang mendukung Sebagaimana suatu kewajiban apabila didalam
pencantuman klausula ini, misalnya berdasarkan pelaksanaannya salah satu pihak itu tidaklah dapat
Pasal 1338 ayat 1 KUH Perdata, setiap perjanjian memenuhi kewajibannya, maka dapat dikatakan telah
yang dibuat secara sah itu berlaku sebagai undang- wanprestasi. Wanprestasi artinya tidak memenuhi
undang bagi para pihak yang membuatnya, sehingga kewajiban yang telah ditetapkan dalam perikatan
pencantuman klausula yang melepaskan ketentuan (Abdulkadir Muhammad, 2001:20). Hal ini berarti
Pasal 1266 ayat 2 KUH Perdata, harus ditaati oleh bahwa wanprestasi terjadi karena tidak dipenuhinya
para pihak. Selain itu jalan yang ditempuh melalui suatu perikatan. Perikatan yang berdasar Pasal 1233
pengadilan akan membutuhkan biaya yang besar dan KUH Perdata, yang menentukan bahwa Tiap-tiap
waktu yang lama sehingga hal ini tidak efisien bagi perikatan dilahirkan baik karena perjanjian, baik
pelaku bisnis. karena undang-undang. Dengan demikian di samping
Sebaliknya, ada para ahli hukum maupun praktisi perjanjian, undang-undang juga dapat menimbulkan
hukum yang berpendapat bahwa wanprestasi tidak suatu perikatan. Mengenai hubungan antara perikatan
secara otomatis mengakibatkan batalnya perjanjian, dengan perjanjian, dijelaskan oleh Subekti sebagai
tetapi haruslah dimintakan kepada hakim. Hal ini berikut, Hubungan antara perikatan dengan perjanjian
didukung oleh alasan bahwasanya jika pihak debitur adalah bahwa perjanjian itu menerbitkan perikatan.
wanprestasi maka kreditur masih berhak mengajukan Perjanjian adalah sumber dari perikatan, di samping
gugatan agar pihak debitur memenuhi perjanjian, sumber-sumber lain. Sebagaimana disebutkan di
sedangkan apabila wanprestasi dianggap sebagai suatu atas bahwa perjanjian yang dibuat oleh pihak-pihak
syarat batalnya perjanjian, maka kreditur hanya dapat mengikat pada saat keduabelah pihak mencapai kata
menuntut ganti rugi. Selain itu, berdasarkan ketentuan sepakat mengenai hal-hal pokok yang dijanjikan.
Pasal 1266 ayat 4 KUH Perdata, hakim berwenang Dengan tercapainya kata sepakat maka untuk tahap
untuk memberikan kesempatan kepada pihak debitur, berikutnya yaitu pelaksanaan perjanjian tersebut.
dalam jangka waktu paling lama satu bulan, untuk Pelaksanaan perjanjian merupakan hakikat dari
memenuhi perjanjian meskipun sebenarnya debitur perjanjian itu sendiri, maksudnya yaitu bahwa setiap

142
PERSPEKTIF
Volume XVII No. 3 Tahun 2012 Edisi September

perjanjian dibuat tentunya dengan maksud tertentu terdirilah pada umumnya atas rugi yang mana telah
untuk dilaksanakannya. Pelaksanaan timbul pada saat dideritanya dan untung yang sedianya harus dapat
perjanjian tersebut mengikat keduabelah pihak, yaitu dinikmatinya.
sejak saat tercapainya kata sepakat mengenai hal-hal Gugatan ganti kerugian yang timbul karena adanya
yang pokok antara keduabelah pihak yang disebut wanprestasi dapat berupa penggantian biaya rugi
dengan konsensus. Saat terjadinya perjanjian atau dan bunga sebagaimana Pasal 1246 KUH Perdata.
konsensus, Subekti mengemukakan sebagai berikut, Mengenai biaya, rugi dan bunga dijelaskan lebih lanjut
pada dasarnya perjanjian dan perikatan yang timbul oleh Subekti sebagai berikut, biaya maksudnya yaitu
karenanya itu sudah dilahirkan sejak detik tercapainya biaya yang benar-benar telah dikeluarkan. Kerugian
kata kesepakatan. Dengan perkataan lain, perjanjian maksudnya kerugian yang benar-benar diderita akibat
itu sudah sah apabila sudah sepakat mengenai hal-hal kelalaian dari debitur. Sedangkan bunga maksudnya
yang pokok dan tidaklah diperlukan suatu formalitas yaitu keuntungan yang sudah dapat dibayangkan dan
(Subekti, 2001:23). Dengan tercapainya kata sepakat, sudah dapat dihitung sebelumnya (Subekti, 2005:
maka menimbulkan suatu kewajiban secara timbal 45). Meskipun demikian dalam hal ganti kerugian
balik yang disebut juga dengan prestasi. Prestasi tersebut tidak selalu ada penggantian biaya, rugi dan
didefinisikan oleh Abdulkadir Muhammad sebagai bunga, melainkan cukup ada kerugian yang benar-
kewajiban yang harus dipenuhi oleh debitur dalam benar diderita, sesuai dengan yang dikemukakan
tiap perikatan (Abdulkadir Muhammad, 2001:17). Abdulkadir Muhammad bahwasanya dalam ganti
Menurut Subekti, seseorang dapat dikatakan telah kerugian itu tidak senantiasa ketiga unsur itu harus
melakukan wanprestasi apabila: tidak melakukan apa ada. Minimal ganti kerugian itu adalah kerugian yang
yang disanggupi akan dilakukannya; melaksanakan sesungguhnya diderita oleh kreditur (Abdulkadir
apa yang dijanjikannya, tetapi tidak sebagaimana Muhammad, 2001:40).
dijanjikan; melakukan yang dijanjikannya terlambat; Dengan memperhatikan uraian diatas dapatlah
atau melakukan sesuatu yang menurut perjanjian tidak dijelaskan bahwa dalam perjanjian asuransi, maka
boleh dilakukan (Subekti, 2005:45) timbullah hak dan kewajiban dari para pihak yang
Dengan demikian debitur dikatakan wanprestasi dikenal dengan nama prestasi. Adanya wanprestasi
apabila debitur tidak memenuhi kewajibannya, atau tersebut memberikan hak kepada yang dirugikan
juga memenuhi tetapi tidak sesuai dengan apa yang untuk dapat menggugat ganti kerugian atas dasar
dijanjikan atau juga memenuhi tetapi terlambat dari wanprestasi ke Pengadilan Negeri. Mengenai bentuk
waktu yang diperjanjikan dan disepakati bersama ganti kerugian atas dasar wanprestasi dapat berupa
oleh penanggung dan tertanggung. penggantian biaya, antara lain biaya-biaya yang telah
Di atas telah disebutkan bahwa salah satu unsur dikeluarkan, kerugian yang bener-benar telah diderita
wanprestasi yaitu berakibat merugikan orang lain. akibat adanya wanprestasi dan keuntungan yang telah
Hal ini sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh dapat dihitung atau dibayangkan akan diperoleh jika
Yahya Harahap sebagai berikut, jika wanprestasi itu tidak terjadi wanprestasi.
benar-benar menimbulkan kerugian kepada kreditur,
maka debitur wajib mengganti kerugian yang timbul. Upaya Hukum Ahli Waris Tertanggung
Namun untuk itu harus ada hubungan sebab akibat Untuk memutuskan apakah terjadinya wanprestasi
atau kausal verband antara wanprestasi dan kerugian merupakan suatu syarat ataukah harus dimintakan
(Yahya Harahap, 1986:65). pembatalannya kepada hakim, menurut hemat kami
Mengenai bentuk ganti kerugian, pasal 1243 KUH harus dipertimbangkan kasus demi kasus dan pihak
Perdata, menentukan sebagai berikut: Penggantian yang membuat perjanjian. Kasus-kasus perjanjian
biaya, rugi dan juga bunga karena tidak dipenuhinya Beli-Sewa dan Restrukturisasi Utang dapat dijadikan
suatu perikatan barulah mulai diwajibkan apabila si bahan untuk menganalisa akibat hukum wanprestasi
berutang, setelah ia dinyatakan lalai dalam memenuhi (Suharnoko, 2004:64).
perikatannya tetap melalaikannya atau jika sesuatu Klausula pemutusan kontrak umumnya bersifat
yang harus diberikan atas dibuatnya hanya dapat sepihak dengan menyimpangi ketentuan dalam Pasal
diberikan atau dibuat dalam tenggang waktu yang 1266 KUH Perdata. Di dalam kontrak pengadaan,
telah dilampaukannya. hak pemutusan kontrak sepihak terdapat pada pihak
Sedangkan menurut Pasal 1246 KUH Perdata pengguna barang atau jasa. Dalam perspektif Hukum
menentukan bahwa biaya, rugi dan bunga yang oleh Perikatan, penyimpangan terhadap Pasal 1266 KUH
si berpiutang boleh dituntut akan penggantiannya, Perdata masih menimbulkan perbedaan penafsiran,

143
Subagiyo, Analisa Hukum atas Penolakan Klaim Asuransi Kesehatan ....

menyangkut sifat dari ketentuan ini, yakni bersifat Dari tiga sudut penilaian yang dijabarkan di atas,
melengkapi (aanvullend atau voluntary) atau juga Pasal 1266 KUH Perdata merupakan ketentuan yang
memaksa (dwinged atau mandatory). Jika mengacu bersifat dwingend. Pertama, perlu dipahami bahwa
pada sifat yang pertama maka ketentuan ini boleh ketentuan ini berkaitan dengan perikatan bersyarat
saja disimpangi, sebaliknya jika dinilai memaksa atau voorwaardelijke verbintenissen. Terdapat dua
tentu penyimpangan tidak akan mempunyai suatu jenis perikatan bersyarat, yakni syarat menangguhkan
kekuatan hukum dalam arti tidak mengikat. Perbedaan (Pasal 1263 KUH Perdata) dan syarat batal (Pasal
itu terutama bersumber dari Pasal 1266 ayat 2 KUH 1265 KUH Perdata). Jenis yang kedua inilah yang
Perdata yang menyatakan dalam hal yang demikian menjadi fokus perhatian terkait dengan Pasal 1266
persetujuan tidak batal demi hukum, tetapi pembatalan KUH Perdata. Pada umumnya pada jenis syarat yang
harus dimintakan kepada hakim. kedua ini dalam yurisprudensi dan oleh para penulis
Pada umumnya dipahami, untuk menentukan sifat di Indonesia disebut sebagai syarat batal, kecuali
suatu ketentuan, dalam bidang perdata, salah satu cara Sri Soedewi Masjchoen Sofwan yang menyebutnya
yang dapat digunakan adalah dengan mengidentifikasi sebagai syarat yang memutus. Inilah yang menurut
konstruksi atau susunan kalimat dalam ketentuan saya paling tepat. Sebab, kata batal menunjuk pada
itu. Dengan demikian cara ini tergolong penafsiran situasi ketika kontrak dibentuk, sedangkan dalam
gramatikal. Adanya kata, harus atau wajib misalnya, kaitannya dengan perikatan bersyarat, perikatannya
mengindikasikan bahwa ketentuan yang bersangkutan sudah terjadi, demikian juga pelaksanaannya (Sri
lebih bersifat dwingend atau mandatory. Sebaliknya, Soedewi Masjchoen Sofwan, 1982:30). Apa yang
rumusan jika tidak telah diadakan persetujuan lain diatur di dalam Pasal 1266 KUH Perdata ini pada
atau jika tidak diperjanjikan sebaliknya misalnya, dasarnya mengenai situasi tidak dipenuhinya syarat
mengindikasi bahwa ketentuan itu bersifat aanvullend atau kewajiban dalam tahap pelaksanaan dan bukan
atau voluntary. Dengan cara ini maka tak dapat lain syarat di dalam pembuatan kontrak sebagaimana
untuk tidak mengatakan bahwa Pasal 1266 KUH ditentukan dalam Pasal 1320 KUH Perdata. Dengan
Perdata bersifat dwingend dan karena itu tidaklah demikian istilah syarat memutus yang mengandung
mungkin dapat untuk disimpangi. makna mengakhiri atau juga membubarkan perikatan
Sementara itu, cara kedua yang dapat digunakan lebih tepat dibandingkan dengan istilah syarat batal
adalah dengan memahami strekking dari ketentuan (Yohanes Sogar Simamora, 2005).
dimaksud, yakni dengan cara mengkaitkan suatu Kedua, dalam perjanjian timbal balik manakala
ketentuan dengan ketentuan lain. Pada hakikatnya salah satu pihak wanprestasi, syarat memutus (atau
ini merupakan jenis daripada penafsiran sistematis syarat bubar) merupakan syarat yang berlaku dengan
karena penafsiran dilakukan dengan cara memahami sendirinya karena hukum. Dengan demikian yang
suatu ketentuan dihubungkan dengan pemahaman membuat perikatan itu putus atau bubar yaitu karena
terhadap seluruh aturan yang mana terkait. Dari segi adanya wanprestasi dan bukan putusan hakim. Kalau
strekkingnya Pasal 1266 KUH Perdata juga harus pun ada putusan hakim maka putusan itu sekedar
dinilai dwingend karena syarat batal dalam Pasal ini mengkonstantir. Pasal 1266 KUH Perdata karenanya
tergolong syarat batal relatif dan bukan syarat batal dinilai sebagai aturan yang mana tidak tepat seperti
mutlak seperti ketentuan sebelumnya, yakni Pasal dinyatakan oleh Hoge Raad: para pihak dapat untuk
1265 KUH Perdata. Perbedaan keduanya terletak mengesampingkan perlunya perantaraan hakim dalam
pada momen terjadinya kebatalan. Pada syarat batal perjanjiannya.
mutlak, jika syarat terpenuhi maka dengan sendirinya Ketiga, jika dikatakan Pasal 1266 KUH Perdata
perikatan batal, sedangkan pada syarat batal relatif, untuk melindungi kepentingan pihak yang merasa
sekalipun syarat terpenuhi perikatan tidak otomatis dirugikan karena kontrak diputus secara sepihak,
batal melainkan harus dimintakan kepada hakim. juga tidak tepat. Apabila terhadap pihak yang telah
Juga bilamana dilihat dari segi tujuannya, penilaian memenuhi kewajiban ataupun pihak yang hendak
terhadap Pasal 1266 KUH Perdata akan sampai pada memutus kontrak, maka pihak yang dirugikan itu
kesimpulan bahwa pasal ini bersifat dwingend karena haruslah mendapat perlindungan hukum. Mengenai
tujuan pasal ini untuk melindungi salah satu pihak perlindungan hukum tersebut semestinya dilihat dari
dari penilaian subjektif pihak yang lain. Adalah tidak segi pendekatan ekonomi, hal ini dinilai sebagai
adil jika penilaian mengenai tidak dipenuhinya suatu pemikiran yang tidak sejalan dengan prinsip efisiensi.
kewajiban atau wanprestasi digantungkan pada pihak Pada umumnya kriteria yang dapat digunakan untuk
lain. Hakimlah yang melakukan penilaian itu. dapat dilakukannya pemutusan sepihak adalah bila

144
PERSPEKTIF
Volume XVII No. 3 Tahun 2012 Edisi September

pihak lawan tidak melaksanakan kewajiban yang dan pihak tertanggung. Adanya dua pihak tersebut,
fundamental atau fundamental non performance, berarti perjanjian asuransi termasuk perjanjian timbal
sementara keputusan pengadilan itu bukanlah suatu balik. Pihak-pihak di dalam perjanjian asuransi ini
keharusan, dalam arti dapat dilakukan jika memang adalah PT Allianz selaku penanggung dan Handoyo
dikehendaki demikian. beserta seluruh keluarga terdiri atas istri dan anak-
Keempat, kenyataan menunjukkan penyimpangan anaknya sebagai tertanggung, sehingga unsur para
terhadap Pasal 1266 KUH Perdata dalam praktek pihak telah terpenuhi.
kontrak komersial di Indonesia merupakan suatu Peralihan resiko maksudnya adalah ketidakpastian
hal yang lazim. Dengan demikian penyimpangan terhadap terjadinya suatu peristiwa yang mana dapat
tersebut memang dinilai sebagai kebutuhan. Oleh menimbulkan kerugian ekonomis (www.asuransi.as
karenanya, sekalipun dari segi gramatikanya Pasal tra.co.id, Pengertian resiko dalam asuransi adalah
1266 KUH Perdata ini nampak bersifat dwingend ketidakpastian akan terjadinya suatu peristiwa yang
tetapi pengesampingannya di dalam kontrak dapat dapat menimbulkan kerugian ekonomis, diakses pada
dinilai sebagai syarat yang biasa diperjanjikan atau tanggal 15 Januari 2008). Mengenai resiko dari segi
bestendig gebruikelijke bedingen oleh para pihak dan asuransi, adalah kemungkinan kerugian yang akan
secara yuridis harus dianggap mengikat. Hal ini berarti dialami, yang diakibatkan oleh bahaya yang mungkin
bahwa meskipun dalam kontrak disepakat adanya terjadi, tetapi tidak diketahui lebih dahulu apakah
klausula pembatalan, namun pembatalan tersebut akan terjadi dan kapan akan terjadi. Resiko yang
tidak dengan sendirinya dilakukan secara sertamerta, dipertanggungkan di dalam perjanjian asuransi ini
melainkan pembatalan harus tetap dimintakan pada adalah kerugian atas biaya pemeliharaan kesehatan
pengadilan. dan jumlah uang ketika tertanggung meninggal dunia,
Uraian sebagaimana tersebut di atas menunjukkan sehingga unsur pengalihan resiko telah terpenuhi.
bahwa pembatalan perjanjian harus didasarkan atas Asuransi didasarkan atas peristiwa yang disebut
kesepakatan keduabelah pihak sebagaimana tersebut dengan istilah evenemen. Mengenai evenemen Radik
dalam Pasal 1338 ayat 2 KUH Perdata. Meskipun Purba mengemukakan bahwasanya, peristiwa atau
demikian perjanjian asuransi yang bersifat timbal evenemen itu kejadian yang timbul karena perbuatan
balik itu dapat diakhiri dengan cara membatalkan manusia atau perbuatan alam. Ada peristiwa yang
perjanjian tersebut namun pemutusan tersebvut tidak bermanfaat bagi manusia, namun ada pula yang tidak
dengan sendirinya melainkan harus dengan putusan bermanfaat, bahkan ada peristiwa yang menimbulkan
pengadilan sebagaimana Pasal 1266 KUH Perdata. bahaya. Handoyo meninggal dunia sebelumnya tidak
Putusan pengadilan harus dilakukan meskipun dalam diketahui kapan meninggal dunia dan meninggalnya
polis tercantum syarat batal, perjanjian tidak batal seseorang tidak harus ditangani di rumah sakit. Hal
dengan sendirinya melainkan haruslah mengajukan ini berarti unsur peristiwa yang tidak diduga semula
permohonan pembatalan. Oleh karena itu apabila telah terpenuhi.
dikaitkan dengan kasus sebagaimana di atas dapat Handoyo bagi keluarganya merupakan gantungan
dijelaskan bahwa PT Allianz menolak klaim asuransi hidup dan mengalihkan resiko biaya hidup tersebut
yang diajukan oleh ahli waris pihak Handoyo, atas pada perusahaan asuransi PT Allianz, sehingga jika
meninggalnya Handoyo selaku tertanggung dengan klaim kerugian atas meninggalnya Handoyo yang
alasan bahwa Handoyo telah memberikan keterangan diajukan oleh para ahli warisnya ditolak, yang berarti
tentang kondisi kesehatannya tidak benar atau dapat para ahli warisnya menderita kerugian, sehingga unsur
dikatakan perjanjian asuransi ditutup oleh Handoyo adanya kerugian telah terpenuhi. Asuransi diartikan
yang ketika itu beritikad tidak baik. sebagai perjanjian yang berarti harus dibuat memenuhi
Hubungan antara Handoyo dengan PT Allianz syarat-syarat sahnya asuransi. Mengenai syarat sahnya
didasarkan pada perjanjian asuransi sebagaimana asuransi terdiri atas:
dalam Pasal 1 angka 1 UU No. 2 Tahun 1992 jo Pasal Pertama, Adanya persetujuan kehendak. Sepakat
246 KUHD, yang unsur-unsurnya terdiri atas: ada mereka yang mana mengikatkan dirinya mengandung
pihak-pihak; ada peralihan resiko dari tertanggung makna bahwa para pihak yang membuat perjanjian
kepada penanggung; peristiwa yang tidak tentu atau itu telah sepakat atau ada kesesuaian kemauan atau
evenemen; ganti kerugian (Abdulkadir Muhammad, saling menyetujui kehendak masing-masing, yang
1990:28-29) dilahirkan oleh para pihak dengan tidak ada paksaan,
Asuransi sebagai suatu perjanjian terdapat pihak- kekeliruan dan juga penipuan. Perihal sepakat dalam
pihak, pihak penanggung yaitu perusahaan asuransi perjanjian, tunduk pada asas konsensual, maksudnya

145
Subagiyo, Analisa Hukum atas Penolakan Klaim Asuransi Kesehatan ....

sepakat kedua belah pihak telah melahirkan suatu Keempat, Ada causa yang diperbolehkan. Suatu
perjanjian. Antara PT Allianz selaku penanggung, sebab yang mana diperkenankan. Suatu sebab yang
dengan Handoyo selaku tertanggung mengikatkan diperkenankan maksudnya bahwa suatu perjanjian
diri dalam perjanjian asuransi dengan dibuktikannya tanpa sebab, atau dibuat berdasarkan suatu sebab
polis sebagaimana Pasal 255 KUHD, yaitu asuransi yang palsu atau yang terlarang, tidaklah mempunyai
jiwa dengan manfaat antara lain: Kematian normal kekuatan. Hal ini berarti bahwa dalam perjanjian yang
dibayarkan Rp150.000.000,00 (seratus lima puluh dibuat itu mungkin terjadi: perjanjian tanpa sebab;
juta rupiah). Kematian akibat kecelakaan sebesar perjanjian dengan suatu sebab yang palsu atau juga
Rp300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah) ditambah terlarang; dan perjanjian dengan suatu sebab yang
atau termasuk dengan dana investasi. mana diperkenankan (Vollmar, 1962). Perjanjian
Bilamana Handoyo hidup sampai dengan akhir yang obyeknya pengalihan resiko tidak bertentangan
kontrak maka semua dana investasi yang terbentuk dengan undang-undang, ketertiban umum maupun
selama itu akan dibayarkan juga. Asuransi dengan kesusilaan, sehingga syarat suatu sebab yang halal
mana masa pertanggungan selama 10 tahun tersebut telah terpenuhi.
dimulai sejak saat perjanjian asuransi ditutup, yaitu Kelima, Kewajiban pemberitahuan (Abdulkadir
tanggal 10 September 2006 sampai dengan tanggal Muhammad, 1990:25-27). Kewajiban pemberitahuan
10 September 2016 dengan premi pertanggungan sebagai suatu syarat khusus dalam perjanjian asuransi
sebesar Rp8.154.000,00 (delapan juta seratus lima diatur dalam Pasal 251 KUHD yang menentukan,
puluh empat ribu) per tahun dibayar selama 5 tahun. bilamana setiap keterangan yang keliru atau tidak
Hal ini berarti antara keduabelah pihak telah mencapai benar, ataupun setiap tidak memberitahukan hal-hal
kata sepakat mengenai masa pertanggungan, jumlah yang diketahui oleh tertanggung, betapa pun itikad
pertanggungan maupun premi yang harus dibayar oleh baik ada padanya yang demikian sifatnya, sehingga,
Handoyo selaku tertanggung, sehingga syarat sepakat seandainya si penanggung telah mengetahui keadaan
mereka yang mengikatkan dirinya telah terpenuhi. yang sebenarnya, perjanjian itu tidak ditutup atau
Kedua, Wewenang melakukan perbuatan hukum. tidak akan ditutup dengan syarat-syarat yang sama,
Cakap untuk membuat suatu perikatan. Cakap atau mengakibatkan batalnya pertanggungan.
bekwaam merupakan suatu syarat umum agar dapat Memperhatikan uraian sebagaimana tersebut di
melakukan perbuatan hukum secara sah, antara lain atas dapat dijelaskan bahwa antara PT Allianz dengan
haruslah telah dewasa, sehat akal pikiran dan tidak Handoyo telah terikat dalam perjanjian asuransi,
dilarang oleh suatu peraturan perundang-undangan karena hubungan keduanya telah memenuhi unsur-
untuk melakukan suatu perbuatan hukum tertentu. unsur asuransi sebagaimana Pasal 1 angka 1 UU No.
PT Allianz merupakan perusahaan asuransi yang 2 Tahun 1992 jo Pasal 246 KUHD. Perjanjian asuransi
berbentuk badan hukum. Badan hukum di dalam yang dibuat antara PT Allianz dengan Handoyo telah
praktik itu merupakan suatu subyek hukum, sehingga disepakati kedua belah pihak dan Handoyo telah
pendukung hak dan kewajiban dalam hukum serta memenuhi persyaratan sebagaimana dikehendaki
mampu bertindak dalam hukum, sedangkan Handoyo oleh PT Allianz, sehingga sejak ditutupnya perjanjian
adalah seorang suami dan mempunyai anak, sehingga asuransi sebagaimana Pasal 257 KUHD, yang berarti
telah dewasa dalam arti cakap bertindak dalam hukum. persyaratan akan kondisi yang dipertanggungkan
sehingga syarat kecakapan dalam membuat perikatan sebagaimana Pasal 251 KUHD telah terpenuhi.
telah terpenuhi. Berdasarkan uraian dan pembahasan sebagaimana
Ketiga, Ada benda yang dipertanggungkan. Suatu tersebut di atas dapat dijelaskan bahwa antara PT
hal tertentu. Suatu hal tertentu ini dalam perjanjian Allianz dengan Handoyo telah terikat dalam suatu
adalah adanya barang yang mana dijadikan obyek perjanjian asuransi, karena selain unsur-unsur asuransi
perjanjian. Menurut Pasal 1333 BW, barang yang telah terpenuhi juga asuransi sebagai perjanjian telah
menjadi obyek suatu perjanjian haruslah tertentu, dibuat dan memenuhi syarat-syarat sahnya asuransi.
sedangkan jumlahnya itu tidak perlu ditentukan Oleh karena keterikatan dalam perjanjian asuransi,
asalkan saja dikemudian hari dapat ditentukan atau maka perjanjian asuransi mengikat PT Allianz dan
diperhitungkan. Perjanjian asuransi yang dibuat oleh Handoyo sebagaimana mengikatnya undang-undang
PT Allianz dengan Handoyo yang dijadikan obyek sesuai dengan Pasal 1338 ayat 1 KUH Perdata yang
adalah pengalihan resiko dari tertanggung kepada menentukan bahwa semua perjanjian yang dibuat
pihak penanggung, sehingga syarat suatu hal tertentu secara sah itu berlaku sebagai undang-undang bagi
telah terpenuhi. mereka yang membuatnya.

146
PERSPEKTIF
Volume XVII No. 3 Tahun 2012 Edisi September

Perjanjian asuransi tersebut, PT Allianz selaku atau critical illness sebagai akibat: segala penyakit
penanggung bertanggungjawab untuk membayar yang timbul dari luka yang dilakukan dengan sengaja
kerugian kepada tertanggung yaitu Handoyo manakala secara langsung maupun tidak langsung, bunuh diri
menderita sakit dan membutuhkan perawatan atau baik dalam keadaan sehat fisik dan mental maupun
jika Handoyo meninggal dunia, sedangkan Handoyo tidak; segala penyakit yang mana disebabkan baik
selaku tertanggung berkewajiban membayar premi langsung ataupun yang tidak langsung oleh Acquired
asuransi. Handoyo telah membayar premi asuransi Immune Deficiency Syndrome (AIDS) atau penyakit
sesuai dengan yang disepakatinya sehingga telah yang mana berhubungan dengan AIDS (AIDS Related
memenuhi kewajiban dalam perjanjian asuransi. Complex atau ARC); segala penyakit bawaan sejak
Handoyo sebagai tertanggung, ketika meninggal lahir atau congenital; penyakit kritis atau critical
dunia, ahli warisnya mengajukan klaim penggantian illness yang didiagnosa pertama kali sebelum polis
pada PT Allianz. Ahli waris memang mempunyai hak atau pertanggungan tambahan CI Plus ini berlaku, atau
mengajukan klaim asuransi sesuai dengan Pasal 16 diagnosa pertamakali dalam periode eliminasi.
ayat 1 Syarat-syarat Umum Polis PT Allianz sebagai Berdasarkan ketentuan Pasal 8 tentang Syarat
berikut, anda berhak mengajukan klaim dan menerima Umum Polis PT Allianz, Handoyo meninggal dunia
pembayaran akan maslahat asuransi, kecuali klaim bukan karena bunuh diri dan bukan karena terinveksi
meninggal dunia di mana termaslahat yang berhak. virus HIV AIDS atau penyakit yang berhubungan
Dalam hal klaim yang selain klaim meninggal dunia, dengan AIDS serta bukan karena penyakit bawaan.
apabila anda berhalangan atau telah meninggal dunia, Menurut pihak PT Allianz, berdasarkan dari hasil
maka yang berhak mengajukan klaim dan menerima penelitian didapatkan fakta bahwa Handoyo sebelum
pembayaran maslahat asuransi adalah termaslahat. penutupan asuransi pernah dirawat atau konsultasi ke
Apabila termaslahat berhalangan atau telah meninggal RS Siloam, Lippo Karawaci tanggal 10 Desember
dunia, maka ahli waris yang sah menurut hukum dari 2002 dengan hasil diagnosa acute hydrocephalus dan
termaslahat berhak mengajukan klaim dan menerima dilakukan CP-Shunt. RS Siloam, Lippo Karawaci
pembayaran akan maslahat asuransi. Maslahat yang tanggal 27 April 2003 dengan diagnosa bronshiectasis,
dimaksud adalah orang yang mendapatkan manfaat RS Medistra, Jakarta dirawat tanggal 12-29 Maret
atas klaim asuransi tersebut. 2004 dengan hasil diagnosa bronchopnemonia duplex
Klaim yang telah diajukan termaslahat ataulah disertai retentio sputum, ke semua pemeriksaan dan
yang mendapatkan manfaat sebesar uang yang telah perawatan ini tidak diungkapkan di dalam SPAJ,
diperjanjikan yaitu Rp150.000.000,00 (seratus lima dikarenakan sudah terjadi selama 2 tahun sebelumnya.
puluh juta rupiah), karena kematian wajar, namun Penyakit-penyakit tersebut tidak pula dapat dideteksi
klaim tersebut ditolak. Penolakan klaim tersebut oleh tipe pemeriksaan yang telah dipersyaratkan
disertai alasan tertanggung telah terbukti beritikad penanggung tetapi hanya dapat dideteksi dengan
tidak baik dan telah melakukan missrepresentasi atau pemeriksaan khusus seandainya tertanggung telah
non disclosure of facts dan juga telah melakukan mengungkapkannya.
reunderwriting atau seleksi ulang penerimaan asuransi Berdasarkan pemeriksaan tersebut penanggung
untuk menentukan materalitasnya missrepresentasi. berkesimpulan bahwa Handoyo telah terbukti telah
Apabila penolakan ini dikaitkan dengan ketentuan beritikad tidak baik dan melakukan missrepresentasi
Pasal 7 dan Pasal 8 Syarat-syarat Umum Polis PT atau non disclosure of facts. Dengan terbuktinya
Asuransi Allianz disebutkan sebagai berikut: missrepresentasi tersebut, penanggung sebenarnya
Pasal 7 Syarat-syarat Umum Polis PT Allianz telah melakukan reunderwriting atau proses seleksi
adalah: Kami berhak untuk meminta pemeriksaan ulang penerimaan asuransi dalam hal menentukan
kesehatan tertanggung oleh dokter konsultan yang materalitasnya missrepresentasi. Hasilnya adalah
kami tunjuk, apabila diperlukan. PT Allianz tidak apabila fakta perawatan tersebut diketahui sebelumnya
melakukan pemeriksaan terhadap kondisi Handoyo, oleh penanggung niscaya pertanggungan telah tidak
yang berarti bahwa PT Allianz menganggap tidak diterbitkan dengan syarat-syarat yang sama.
perlu dilakukan pemeriksaan terhadap kesehatan Alasan penolakan klaim tersebut jika dikaitkan
tertanggung dalam hal ini Handoyo. dengan ketentuan Pasal 8 ayat 4 Syarat-syarat Umum
Pasal 8 Syarat-syarat Umum Polis PT Allianz, Polis PT Allianz memang tepat, namun jika dikaitkan
menentukan yaitu: Pertanggungan tambahan CI Plus dengan Pasal 7 Syarat-syarat Umum Polis PT Allianz,
ini tidak berlaku apabila secara langsung maupun kurang tepat, karena seharusnya sebelum PT Allianz
tidak langsung, tertanggung menderita penyakit kritis menutup kontrak terutama dalam hal pertanggungan

147
Subagiyo, Analisa Hukum atas Penolakan Klaim Asuransi Kesehatan ....

dalam jumlah yang besar, kematian normal dibayarkan (Abdulkadir Muhammad, 2001:40). Hal ini berarti
Rp150.000.000,00 (seratus lima puluh juta rupiah), bahwa ahli waris Handoyo dapat menggugat ganti
melakukan pemeriksaan terhadap kondisi kesehatan kerugian yang benar-benar dideritanya yaitu sebesar
tertanggung dengan dokter konsultan penanggung, Rp150.000.000,00 atau disertai dengan penggantian
bukan hanya sekedar mengarahkan kesalahan kepada biaya yang telah dikeluarkan, kerugian yang benar-
tertanggung. PT Allianz yang mencari kesalahan benar telah dideritanya, dan keuntungan yang telah
tertanggung ketika klaim diajukan menunjukkan diperhitungkan dapat diterimanya.
adanya suatu itikad tidak baik dalam pelaksanaan Berdasarkan pembahasan di atas, bilamana PT
perjanjian asuransi, padahal menurut Pasal 1338 Allianz menolak klaim yang diajukan oleh ahli Waris
alinea 3 KUH Perdata disebutkan bahwasanya suatu Handoyo dengan alasan tertanggung telah terbukti
perjanjian harus dilaksanakan dengan itikad baik. beritikad tidak baik dan telah melakukan kesalahan
Melaksanakan perjanjian dengan itikad tidak baik dalam pemeriksaan (fakta yang tidak dibuka) dan
identik dengan sengaja tidak memenuhi kewajiban juga telah melakukan reunderwriting atau seleksi
yang timbul dalam suatu perjanjian, sehingga jika PT ulang penerimaan dari asuransi untuk menentukan
Allianz menolak klaim yang diajukan oleh ahli waris materialitasnya missrepresentasi. Alasan tersebut
Handoyo, mengandung arti bahwa PT Allianz tidak adalah tidak berlandaskan hukum, karena asuransi
membayar apa yang disanggupinya, sehingga dapat adalah suatu perjanjian, sehingga dengan ditutupnya
dikualifikasikan telah wanprestasi atau ingkar janji. perjanjian asuransi berarti keterangan yang diberikan
Menurut Subekti dikatakan ingkar janji apabila: tidak tentang kondisi dari tertanggung mengenai riwayat
melakukan apa yang disanggupi akan dilakukannya; penyakit yang pernah diderita oleh Handoyo telah
melaksanakan apa yang dijanjikannya, tetapi tidak disampaikan kepada pihak PT Allianz dan diterima
sebagaimana telah dijanjikan; melakukan apa yang oleh pihak PT Allianz, dengan ditutupnya perjanjian
dijanjikannya tetapi terlambat; melakukan sesuatu asuransi, berarti tidak mempermasalahkan mengenai
yang menurut perjanjian tidak boleh dilakukannya. kondisi Handoyo sebagai tertanggung. Selain itu
(Subekti, 2005:45) pihak PT Allianz tidak menggunakan haknya untuk
Tindakan PT Allianz masuk dalam wanprestasi meminta pemeriksaan kesehatan tertanggung oleh
klasifikasi tidak melakukan apa yang disanggupi dokter konsultan yang ditunjuk oleh penanggung.
untuk dilakukannya. Dengan adanya wanprestasi Hal ini berarti bahwa PT Allianz telah melepaskan
yang dilakukan oleh PT Allianz memberikan hak haknya sebagaimana Pasal 7 Syarat-syarat Umum
kepada ahli waris Handoyo untuk menggugat ganti Polis PT Allianz. Dilepaskannya hak untuk melakukan
kerugian. Mengenai bentuk ganti kerugian atas dasar pemeriksaan ulang akan kondisi tertanggung tersebut
wanprestasi berdasarkan Pasal 1243 jo Pasal 1246 apabila kenyataannya PT Allianz menolak dengan
KUH Perdata menentukan bahwa biaya, rugi dan mencari kesalahan tertanggung, yang mana berarti
bunga yang oleh si berpiutang boleh dituntut akan PT Allianz tidak melaksanakan perjanjian asuransi
penggantiannya, terdirilah pada umumnya atas rugi dengan itikad baik.
yang telah dideritanya dan untung yang sedianya harus
dapat dinikmatinya. Mengenai biaya, rugi dan bunga PENUTUP
dijelaskan lebih lanjut oleh Subekti sebagai berikut, Kesimpulan
biaya maksudnya yaitu biaya yang benar-benar telah Berdasarkan uraian dan pembahasan sebagaimana
dikeluarkan. Kerugian maksudnya kerugian yang bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa
benar-benar diderita akibat kelalaian dari debitur. penolakan klaim dilakukan oleh PT Allianz yang
Sedangkan bunga maksudnya adalah keuntungan diajukan Handoyo tidak dibenarkan menurut hukum,
yang sudah dibayangkan dan sudah dapat dihitung karena PT Asuransi Allianz yang tidak mengakui polis
sebelumnya (Subekti, 2005:45). asuransi. Dalam polis telah jelas disebutkan termasuk
Meskipun demikian dalam hal ganti kerugian sebagai bentuk kerugian yang dijamin oleh perusahaan
tersebut tidak selalu ada penggantian biaya, rugi dan asuransi. Hal ini berarti bahwa fakta yang tidak dibuka
bunga, melainkan cukup ada kerugian yang benar- termasuk suatu kerugian yang dijamin oleh asuransi
benar diderita, sesuai dengan yang dikemukakan sebagaimana tercantum dalam polis asuransi, oleh
Abdulkadir Muhammad sebagai berikut, bahwasanya karena itu tidak dapat dijadikan dasar untuk menolak
dalam ganti kerugian itu tidak senantiasa ketiga unsur klaim tertanggung oleh PT Asuransi Allianz.
itu haruslah ada, minimal ganti kerugian itu adalah Upaya hukum apa yang ditempuh oleh Handoyo
kerugian yang sesungguhnya diderita oleh kreditur untuk mendapatkan klaim atas kerugian yang diderita

148
PERSPEKTIF
Volume XVII No. 3 Tahun 2012 Edisi September

tersebut menyelesaikan secara damai permasalahan Prodjodikoro, Wirjono, 1989, Hukum Asuransi di
mengenai penolakan tersebut, karena PT Allianz tidak Indonesia, Jakarta: Intermasa.
dapat membatalkan polis secara sepihak. Sebab telah Purba, Radik, 1992, Memahami Asuransi di Indonesia,
terikat suatu perjanjian asuransi dengan Handoyo dan Jakarta: Pustaka Binaman Presindo.
perjanjian tersebut sebenarnya telah memenuhi unsur- Purwosutjipto, 2001, Pengertian Pokok Hukum
unsur asuransi dan syarat-syarat perjanjian asuransi Dagang Indonesia, Hukum Pertanggungan,
sebagaimana Pasal 1 angka 1 UU No. 2 Tahun 1992. Jakarta: Djambatan.
PT Allianz dapat dikualifikasikan telah melakukan Sastrawidjaja, Suparman, 1993, Hukum Asuransi,
wanprestasi, yaitu tidak memenuhi kewajiban yang Bandung: Alumni.
timbul dalam perjanjian asuransi. Membebankan Simamora, Yohanes Sogar, 2005, Prinsip Hukum
kepada PT Asuransi Allianz untuk membayar klaim Kontrak dalam Pengadaan Barang dan Jasa
asuransi disertai dengan penggantian biaya, rugi dan oleh Pemerintah, Ringkasan Disertasi Program
bunga sesuai dengan ketentuan Pasal 1243 jo Pasal Doktoral Ilmu Hukum Pogram Pasca Sarjana
1246 KUH Perdata. Universitas Airlangga, Surabaya.
Sofwan, Sri Soedewi Masjchoen, 1982, Hukum
Rekomendasi Perdata (Hukum Perutangan Bagian A),
Terhadap perusahaan agar berkenan memberikan Ypgyakarta: Fakultas Hukum Universitas Gajah
surat perjanjian dengan menyebutkan klausul-klausul Mada.
dalam perjanjian dengan rinci dan jelas tanpa ada Subekti, 2005, Hukum Perjanjian, Jakarta:
klausul yang dikurangi, sesuai dengan syarat-syarat Intermasa.
perjanjian asuransi dalam Pasal 1 angka 1 Undang- Suharnoko, 2004, Hukum Perjanjian Teori dan
Undang No. 2 Tahun 1992. Analisa Kasus, Jakarta: Prenada Media.
Vollmar, 1962, Inleiding tot de studie van het
DAFTAR PUSTAKA Nederlands Burgerlijk Recht, Terjemahan
Buku: Adiwimarta, Yogyakarta: Gajahmada.
Ali, Hasyim, 1999, Pengantar Asuransi, Jakarta:
Bumi Aksara. Peraturan Perundang-undangan:
Harahap, Yahya, 1986, Segi-segi Hukum Perjanjian, Kitab Undang-Undang Hukum Dagang.
Bandung: Alumni. Undang-Undang No. 2 Tahun 1992 tentang Usaha
Mertokusumo, Sudikno, 1998, Hukum Acara Perdata Perasuransian.
Indonesia, Yogyakarta: Liberty.
Muhammad, Abdulkadir, 1990, Pokok-pokok Hukum Internet:
Pertanggungan, Bandung: Citra Aditya Bakti. www.asuransi.astra.co.id, Pengertian ‘resiko’ dalam
______, 2001, Hukum Perikatan, Bandung: Citra asuransi adalah “ketidakpastian akan terjadinya
Aditya Bakti. suatu peristiwa yang dapat menimbulkan kerugian
______, 2002, Hukum Asuransi Indonesia, Bandung: ekonomis” diakses tanggal 15 Januari 2008.
Citra Aditya Bakti. www.asuransi.astra.co.id, Pengertian ‘resiko’ dalam
Muslehuddin, Muhammad, 1999, Menggugat asuransi adalah “ketidakpastian akan terjadinya
Asuransi Modern, Jakarta: Lentera Basritama. suatu peristiwa yang dapat menimbulkan kerugian
Pitlo, 1983, Pembuktian dan Daluwarsa, Jakarta: ekonomis”, diakses tanggal 15 Januari 2008.
Intermasa. www.kompcyber, Klaim Asuransi, diakses tanggal
20 Agustus 2009.

149

Anda mungkin juga menyukai