Anda di halaman 1dari 29

LAPORAN KASUS

Hipokalemia Periodik Paralisis

Dr. Rezi Amalia Putri

Pembimbing:
Dr. Endayani, MPH
Identitas

Ny. UR, 29 tahun, seorang ibu rumah tangga, berasal dari


kampung manggis, Padang Panjang.
 Kelemahan keempat anggota gerak sejak 2 hari sebelum masuk Rumah
Sakit.
 Keluhan mulanya terasa pegal-pegal kemudian nyeri sampai dengan kram
awalnya dirasakan pada bagian paha yang kemudian menjalar sampai ke kedua
sisi betis, yang kemudian berlanjut kepada tangan kanan dan kiri, jari-jari pun
terasa sangat kaku
 pasien utk bangun terasa sulit dan berat.
 1 hari SMRS OS beristirahat dirumah berharap keluhan akan membaik, tapi
ternyata keluhan menetap.
 mulai tidak melakukan aktivitas seperti biasanya 2 hari SMRS
 pusing terus menerus dirasakan 2 hari terakhir
 mual dan muntah tidak ada, nafsu makan menurun tidak ada
 BAK normal, os BAB 2hari 1x, tidak ada nyeri perut . Tidak ada
keluhan pada saluran nafas .
 Saat ini pasien sedang menyusui anak, anak usia 8 bulan
 Pasien pernah dirawat dengan kelemahan anggota gerak yang
disebabkan oleh hipokalemia pada bulan Oktober 2017
 Riwayat dikeluarga tidak ada yang menderita penyakit yang
sama, riwayat hipertensi dikeluarga, riwayat diabetes melitus,
penyakit jantung disangkal.
Pemeriksaan Fisik
 Vital sign  Pemeriksaan sistemik
 Kulit : Teraba hangat,tidak kterik.
 Keadaan umum : Tampak sakit
 Kepala : Bentuk normal, rambut hitam, tidak
sedang mudah rontok.
 Kesadaran : CMC  Mata : Konjungtiva tidak anemis,sklera tidak
ikterik, pupil isokor,diameter 3 mm, Reflek
 Nadi : 88 x/menit regular
cahaya +/+ Normal, Ptosis tidak ada.
 Pernafasan : 20 x/menit  THT : Tidak ada kelainan.
 Suhu : 36,7º C  Mulut : Karies (+)
 Berat badan : 55 kg  Leher : Kaku Kuduk tidak ada, kuduk kaku
tidak ada
 KGB : Tidak teraba pembesaran KGB.
 Thoraks :
 Paru :
 Inspeksi : Simetris
 Palpasi : fremitus kiri sama dengan kanan
 Perkusi : sonor
 Auskultasi : suara nafas vesikuler,ronkhi (-),wheezing (-)

 Jantung :
 Inspeksi : iktus tidak terlihat
 Palpasi : iktus teraba 1 jari medial LMCS RIC V
 Perkusi : Batas jantung dalam batas normal
 Auskultasi : irama teratur,bising tidak ada

Pemeriksaan fisik
 Abdomen :
 Inspeksi : tidak membuncit
 Palpasi : distensi tidak ada, hepar dan lien tidak teraba, turgor
kulit baik, nyeri tekan(-), nyeri lepas (-)
 Perkusi : timpani
 Auskultasi : bising usus (+) normal
 Genitalia : Tidak diperiksa

 Ekstremitas : akral hangat, CRT < 2 detik, Refleks Fisiologis


++/++, Reflek Patologis -/- Motorik 333 333
333 333

Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan Laboratorium
tanggal 24 April 2018
Darah Rutin Kimia Darah
 Hb : 13,9 gr/dl  Ureum : 47
 Leukosit : 17.060 /µl mg/dL
 Trombosit : 434.000 /µl  Creatinin : 1,2 mg/dL
 Hematokrit : 37 %

2.GDS : 126 mg/dL


4. Elektrolit :
 Na2+ : 141 mEq/L
 K+: 1,4 mEq/L
 Cl- : 101 mEq/Lroid
5. Fungsi Tiroid
 TSH : 1,88 U IU/ ML
 FT3 : 1, 82 P mol/ L
 FT4 : 6,99 P mol/ L
EKG
Tatalaksana
 Drip KCL 2 flc dalam RL 300 cc habis dalam 8 jam/kolf
 infus RL 12 jam/kolf
 Metcobalamin 1X1 amp IV
 Neurodex 2x10 mg P.O
 Ranitidin 2 x1 amp IV
Assasment
S: kelemahan keempat anggota A : Hipokalemia Periodik Paralisis
gerak sudah membaik, pusing dengan Hipotiroid
tidak ada. P : - Cek K+ 6 jam post koreksi
O: - Konsul Penyakit Dalam
 Kesadaran : CMC, GCS
E4M6V5 terapi :
 Pupil isokor, diameter 3 mm,
 Drip KCL 2 flc dalam RL 300 cc habis
RC +/+ dalam 8 jam/kolf
 Plika nasolabialis kiri= kanan  infus RL 12 jam/kolf
 Motorik 444 444  Metcobalamin 1X1 amp IV
444 444  Neurodex 2x10 mg P.O
Fungsi Tiroid  Ranitidin 2 x1 amp IV
 TSH : 1,88 U IU/ ML
 FT3 : 1, 82 P mol/ L
 KSR 2x600 mg
 FT4 : 6,99 P mol/ L
25 April 2018

Elektrolit hasil Nilai normal


Natrium 142 mEq/L 135-148
Kalium 1,5 mEq/L 3,50-5,50
Clorida 101 mmol/L 98-107
S: kelemahan keempat anggota gerak Elektrolit (post koreksi):
sudah membaik, pusing tidak ada.  Na2+ : 142 mEq/L
O:  K+: 1,5 mEq/L
 TD 98/71  Cl- : 101 mEq/L
 Kesadaran : CMC, GCS E4M6V5
 Pupil isokor, diameter 3 mm, RC A : Hipokalemia Periodik Paralisis
+/+ dengan Hipotiroid
 Plika nasolabialis kiri= kanan P:
 Motorik 444 444 jawaban konsul dr.Letmi,SpPD:
444 444  Eutyrox 1 x 50 mcg P.O
Fungsi Tiroid  Terapi lain lanjut
 TSH : 1,88 U IU/ ML  Alih rawat ke Penyakit Dalam
 FT3 : 1, 82 P mol/ L
 FT4 : 6,99 P mol/ L
Tinjauan Pustaka
DEFINISI
Hipokalemia periodik paralise adalah kelainan yang
ditandai dengan kadar potassium (kalium) yang rendah
(kurang dari 3.5 mmol/L) pada saat serangan, disertai
riwayat episode kelemahan sampai kelumpuhan otot skeletal.
EPIDEMIOLOGI
 Angka kejadian adalah sekitar 1 diantara 100.000 orang,
 Pria lebih sering dari wanita dan biasanya lebih berat.
 Usia terjadinya serangan pertama bervariasi dari 1-20 tahun,
 Frekuensi serangan terbanyak di usia 15-35 tahun dan
kemudian menurun dengan peningkatan usia.
ETIOLOGI
 Hipokalemia periodik paralise biasanya disebabkan oleh kelainan genetik
otosomal dominan.

 Hal lain yang dapat menyebabakan terjadinya hipokalemia periodic paralise


adalah tirotoksikosis.
Beberapa etiologi hipokalemia
Gangguan Ginjal
Asidosis Tubular Ginjal Efek obat
Hiperaldosteronisme Diuretik (most common cause)
Deplesi Kalium Agonis Beta-adrenergic
Leukemia Steroid
Gastrointestinal (source may be medical or Teofilin
psychiatric[6] , ie, anorexia or bulimia) Aminoglikosida
Muntah Transcellular shift
Diare Insulin
Penggunaan laksatif Alkalosis
Loop ileus
Malnutrition or decreased dietary
intake, parenteral nutrition
GEJALA KLINIS

Kelemahan pada
Perasaan lelah Intermiten Palpitasi
otot

Kelumpuhan atau Terjadi setelah


Gangguan
Tekanan darah dapat rabdomiolisis (jika konsumsi makanan
metabolisme
meningkat penurunan Kalium tinggi karbohidrat
protein
amat berat) dan alkohol

Poliuria dan
Alkalosis metabolik
polidipsia
DIAGNOSIS
Diagnosis didapatkan dari anamnesis seperti adanya
riwayat pada keluarga karena erat kaitannya dengan genetik
serta gejala klinis seperti yang tersebut di atas, pemeriksaan
fisik dan pemeriksaan penunjang.
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Kadar K
Elektrokardi dalam
ografi (EKG) serum.

Kadar K, Na,
Analisis gas
Cl urin 24
darah (AGD)
jam

Kadar Mg
dalam serum
DIAGNOSIS BANDING
Kehilangan K melalui ginjal.
• Kalium dalam urin > 15 mEq/24 jam.
• Ekskresi kalium disertai poliuria (obat-obat diuretik, diuretic osmotik).
Kehilangan K yang tidak melalui ginjal.
• Kehilangan melalui saluran cerna (diare).
• Kehlangan melaluikeringat berlebihan.
• Diet rendah kalium.
• Muntah.
• Perpindahan kalium ke dalam sel (alkalosis, insulin agonis beta, paralisis periodik, leukemia).

Sindrom Cushing

Hipokalsemia

Hipomagnesemia
Pemberian kalium

• Kadar kalium dalam serum > 3 mEq/L


• Pemberian 40-60 mEq dapat menaikkan

Oral kadar kalium sebesar 1-1,5 mEq/L,


• pemberian 135-160 mEq dapat
menaikkan kadar kalium sebesar 2,5-3,5
mEq/L.

• kecepatan 10-20 mEq/jam, kecuali


disertai aritmia atau kelumpuhan otot

IV(KCl ) pernafasan, diberikan dengan kecepatan


40-100 mEq/jam.
• KCl dilarutkan sebanyak 20 mEq dalam
100 cc NaCl isotonik.
TERAPI
Monitor kadar kalium tiap 2-4 jam untuk menghindari hiperkalemia
terutama pada pemberian secara intravena.

Pemberian acetazolamide untuk mencegah serangan dengan dosis 125-


1500 mg/hari. Dichlorphenamide 50-150 mg/hari juga telah
menunjukkan keefektifan yang sama.

Pemberian triamterene (25-100 mg/hari) atau spironolactone (25-100


mg/hari) apabila acetazolamide tidak memberikan efek pada orang
tertentu.
KOMPLIKASI

Tirotoksikosis periodik paralisis

Batu ginjal akibat efek samping


Kelemahan otot progresif
acetazolamide.

Arrhytmia.
PROGNOSA
Mengurangi
faktor
pencetus

Baik
Pengobatan
yang
teratur.

Anda mungkin juga menyukai