Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Angka kematian Ibu (AKI) menurut WHO adalah kematian selama

kehamilan atau periode 42 hari setelah berakhirnya kehamilan, akibat semua

sebab yang terkait dengan atau diperberat oleh kehamilan atau penangannya,

tetapi bukan disebabkan oleh kecelakaan atau cidera. Hasil Survey Dasar

Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012 mengatakan bahwa AKI mengalami

peningkatan yang signifikan sebesar 228 per 100.000 kelahiran hidup

menjadi 359 per 100.000 kelahiran hidup. (Kemenkes RI, 2015).

Anemia dalam kehamilan adalah Kondisi ibu dengan kadar

haemoglobin di bawah 11 gr% (1), Anemi dalam Kehamilan yang di

sebabkan karena kekurangan zat besi, jenis pengobatan nya relative mudah

bahkan murah. Darahakan bertambah banyak dalam kehamilan yang lazim

disebut hidremia atau Hipervolemia. Akan tetapi, bertambahnya sel

darahkurang dibandingkandengan bertambahnya plasma sehingga terjadi

pengenceran darah , perbandingan tersebutadalah sebagai berikut : plasma

30%, sel darah 13% dan haemoglobin 19%, bertambahnya darah dalam

kehamilan sudah dimulai sejak kehamilan antara 32 dan 36 minggu, (1).

Salah satu usaha untuk menurunkan AKI dan AKB di Indonesia

pemberian asuhan secara berkesinambungan atau Continuity Of Care (COC).

Continuity of Care (COC) merupakan model asuhan kebidanan yang

diberikan kepada pasien dilakukan secara berkesinambungan. Penggunaan

1
model ini mampu memberikan proses pembelajaran yang unik dimana bidan

menjadi lebih memahami tentang filosofi kebidanan. Hasil studi pendahuluan

di Puskesmas Mlati II ditemui ibu hamil normal dengan risiko usia ibu >42

tahun. pada Ny. M usia 25 tahun G2 P1 Ab0 hamil 36 minggu dengan

Anemia Ringan

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Mempersiapkan peserta didik untuk menjadi kandidat bidan dalam

mengaplikasikan ilmu diperkuliahan agar menjadi bidan yang

profesional.

2. Tujuan Khusus

a. Mahasiswa mengetahui pengkajian secara sistematis yang dilakukan

pada pasien dengan Anemia ringan Praktek Mandiri Bidan Azizah

Suwardi SST.

b. Mahasiswa mengetahui pemeriksaan fisik dan penunjang yang

dilakukan pada pasien dengan Anemia ringan di Praktek Mandiri

Bidan Azizah Suwardi SST.

c. Mahasiswa mengetahui diagnosis pada pasien dengan Anemia ringan

di Praktek Mandiri Bidan Azizah Suwardi SST.

d. Mahasiswa mengetahui penatalaksanaan pada pasien dengan

Anemia ringan di Praktek Mandiri Bidan Azizah Suwardi SST.

2
C. Manfaat praktis

1. Bidan

Hasil laporan ini dapat dimanfaatkan sebagai masukan dalam pemberian

asuhan pada ibu Anemia ringan di Praktek Mandiri Bidan Azizah

Suwardi SST

2. Pelaksaan Kebidanan

Sebagai sumbangan teoritis maupun aplikatif bagi profesi bidan dalam

asuhan konferehensif pada ibu Anemia ringan di Praktek Mandiri Bidan

Azizah Suwardi SST.

3. Ibu Hamil

Agar ibu hamil maupun masyarakat dapat melakukan deteksi dini

penyulit yang mungkin timbul pada masa Anemia, sehingga

memungkinkan segera mencari pertolongan untuk mendapatkan

penanganan.

3
BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Anemia dalam kehamilan

Anemia dalam kehamilan adalah Kondisi ibu dengan kadar

haemoglobin di bawah 11 gr% (1). Anemi dalam Kehamilan yang di

sebabkan karena kekurangan zat besi, jenis pengobatan nya relative mudah

bahkan murah. Darahakan bertambah banyak dalam kehamilan yang lazim

disebut hidremia atau Hipervolemia. Akan tetapi, bertambahnya sel

darahkurang dibandingkandengan bertambahnya plasma sehingga terjadi

pengenceran darah , perbandingan tersebutadalah sebagai berikut : plasma

30%, sel darah 13% dan haemoglobin 19%, bertambahnya darah dalam

kehamilan sudah dimulai sejak kehamilan antara 32 dan 36 minggu, (1).

Dari definisi kehamilan diatas, penulis dapat menyimpulkan bahwa

Anemia dalam kehamilan disebabkan oleh defisiensi besi dan perdarahan akut

bahkan tidak jarang keduanya saling berinteraksi, seluruh ibu yang

mengharapkan anak. Namun demikian setiap kehamilan perlu perhatian

khusus, untuk mencegah dan mengetahui penyakit-penyakit yang dijumpai

pada persalinan, baik penyakit komplikasi dan lain-lain. (2)

B. Terjadinya Anemia dalam Kehamilan

Diketahui Penyebabnya adalah :

1. Kurang Gizi

2. Kurang zat gizi dalam diet

.
3. Malabsopsi

4. Kehilangan darah banyak, seperti persalinan yang lalu,haid dll

5. Penyakit- penyakit krojik seperti : TBC, Paru, cacing usus dan malaria

C. Tanda dan Gejala Anemia dalam Kehamilan

Ibu mengeluhkan cepat lelah ,sering pusing, mata berkunang- kunang,nafsu

makan menurun, konsentrasi hilang dan mual muntah yang berlebihan pada

saat hamil. Klasifikasi Anemia dalam kehamilan sebagai berikut :

a. Anemia Defisiensi besi

Adalah anemia yang terjadi akibat kekurangan zat besi dalam darah.

Pengobatan yaitu, keperluan besi untuk wanita hamil, tidakhamil dan

dalam laktasi yang di anjurkan adalahpemberian tablet besi.

1. Pengobatan oral adalah dengan memberikan preparat besi yaitu fero

Sulfat, fero glukonat atau Nafero Bisirat. Pemberian Preparat 60 mg /

hari dapat menaikkan kadar Hb sebanyak 1gr% atau perbulan.saat ini

program nasional menganjurkan kombinasi 60 mg besi dan 50

nanogram asam folat untuk profilaksis anemia.

2. Pengobatan melalui suntikan baru di perlukan apabila penderita tidak

tahan akan zat besi per oral, dan adanya gangguan penyerapan, untuk

penyakit saluran pencernaan atau masa kehamilan tua. Untuk

menegakkan diagnose anemia defisiensi besi dapat dilakukan dengan

anamnesa. Hasil anamnesa didapatkan keluhan cepat lelah, sering

pusing, mata berkunang – kunang dan mual muntah lebih hebat pada

hamil muda. Pada pemeriksaan dan pengawasan Hb dapat dilakukan


.
dengan menggunakan alat sachli, dilakukan minimal 2 kali selama

kehamilan yaitu Trimester I dan III.

Hasil pemeriksaan Hb dengan Sachli dapat di golongkan sebagai

berikut :

1) Hb 11 gr% : tidak anemia

2) Hb 9 – 10 gr% : anemia Ringan

3) Hb 7 -8 gr% : Anemia sedang

4) Dibawah 7 gr% : Anemia berat

b. Anemia Megaloblastik

Anemia yang disebabkan oleh karena kekurangan asam folik, jarang

sekali karena kekurangan vitamin B12. Pengobatan nya :

1. Asam folik 15 – 30 mg /hari

2. Vitamin B12 3x1 tablet /hari

3. Sulfas ferosus 3x1 tablet /hari

4. Pada kasus berat dan pengobatan peroral hasil nya lamban sehingga

dapat di berikan tranfusi darah

c. Anemia Hipoplastik

Anemia yang disebabkan oleh hipofungsi sumsum tulang untuk

membentuk sel darah merah baru. Untuk diagnosis di perlukan

pemeriksaan-pemeriksaan diantaranya adalah darah tepi lengkap,

pemeriksaan pungsi ekternal dan pemeriksaan retikulosi.

d. Anemia Hemolitik

Anemia yang disebabkan penghancuran atau pemecahan sel darah


.
merah yang lebih cepat dari pembuatan nya. Gejala utama adalah anemia

dengan kelainan gambaran darah, kelemahan, serta gejala kompilasi bila

terjadi kelainan pada organ vital. Pengobatan nya tergantung pada jenis

anemia hemolitik serta penyebabnya. Bila disebabkan oleh infeksi, maka

infeksinya di berantas dan diberikan obat – obat penambah darah. Namun

pada beberapa jenis obat – obatan, hal ini tidak member hasil. Sehingga

tranfusi darah berulang dapat membantu penderita.

Kejadian anemia pada ibu hamil harus selalu diwaspadai mengingat

anemia dapat meningkatkan resiko kematian ibu,Angka Prematuritas,

BBLR dan angka kematian bayi. Untuk mengenali kejadian anemia pada

kehamilan, seorang ibu harus mengetahui gejala anemia pada ibu hamil,

yaitu cepat lelah, sering pusing, mata berkunang – kunang, nafsu makan

berkurang dan mual muntah yang berlebihan ( Manuaba 2010 ).

Tubuh mengalami perubahan yang signifikan saat hamil. Jumlah

darah dalam tubuh meningkat sekitar 20-30 % sehingga memerlukan

peningkatan kebutuhan pasokan besi dan Vitamin untuk membuat

haemoglobin. Ketika hamil tubuh membuat lebih banyak darah hingga 30%

lebih banyak dari pada ketika tidak hamil. Jika tubuh tidak memiliki cukup

zat besi,tubuh tidak dapat membuat sel-sel darah merah yang di butuhkan

untuk membuat darah ekstra. Terdapat beberapa hal yang bisa

menyebabkan kadar Hb menurun,seperti :

.
1. Meningkatnya aktifitas fisik.

Seseorang yang memiliki berbagai macam aktifitas dapat

mengakibatkan tubuh menjadi kelelahan dan kurang mendapat istirahat.

Hal ini dapat memacu Hb rendah hingga menjadi kadar Hb menurun

dalam darah.

2. Dehidrasi.

Dehidrasi atau yang biasa dikenal kurangnya cairan dalam tubuh

dapat disebabkan oleh berbagai macam aktivitas dan kegiatan berat

seperti berolahraga yang tidak diimbangi asupan cairan yang cukup

dalam tubuh, akibat kurang minum yang terus menerus dibiarkan dapat

mengakibatkan timbulnya gejala penurunan kadar Hb dalam darahyang

di tandai dengan kelelahan, pusing, mata berkunang-kunang dan

beberapa kondisi lainnya.

3. Kurangnya asupan nutrisi dalam tubuh.

Kurangnya kebutuhan nutrisi manusia yang penting dalam tubuh

seperti makanan yang mengandung zat besi, folat maupun vitamin B1,

dapat meningkatnya resiko seseorang untuk mengalami gangguan-

gangguan kurang darah. Karena nutirsi-nutrisi tersebut sangat penting

untuk membantu proses pembentukan sel darah merah dalam darah.

4. Kehamilan.

Selama kehamilan seseorang wanita sangat rentan mengalami

gangguan rendahnya tingkat Hb dalam darah. Hal ini dikarenakan

kurangnya asupan makanan yang mengandung zat besi dan asam folat
.
dalam tubuhnya. Selama 6 bulan pertama kehamilan,bagian cairan darah

wanita (plasma) membutuhkan peningkatan jumlah sel darahmerah

dengan lebih cepat. Ini dapat mengencerkan darah dan dapat menjadi

penyebab Hb menurun pada ibu hamil.

5. Perdarahan.

Terjadinya perdarahan serius seperti yang terjadi pada kasus wasir

berdarah, operasi, kecelakaan, proses persalinan, menstruasi, Dan

sebagainya dapat mengakibatkan penurunan tingkat Hb dalam darah.

6. Genetik.

Gangguan herediter (bersifat turun temurun) dapat

mempersingkatrentang hidupdari sel darah merah dan menyebabkan

anemia.Tergantung pada derajat dari kelainan genetik ( Proverawati

2011 )

D. Pengaruh Anemia Pada Kehamilan

Anemia mempunyai pengaruh buruk terhadap kehamilan, persalinan, nifas dan

janin serta masa selanjutnya yaitu,antara lain :

a. Bahaya anemia dalam kehamilan;

1. Resiko terjadi abortus.

2. Persalinan prematur.

3. Mudah terjadi infeksi.

4. Hambatan tumbuh kembang janin dalam rahim.

5. Mola hydatidosa.

6. Hyperemesis gravidarum.
.
7. Perdarahan antepartum.

8. Ketuban Pecah Dini (KPD).

b. Bahaya anemia dalam persalinan;

1. Gangguan kekuatan his (kekuatan mengejan).

2. Kala pertama dapat berlangsung lama dan terjadi partus terlantar.

3. Kala dua berlangsung lama sehingga dapat melelahkan dan

seringmemerlukan tindakan operasi kebidanan.

4. Kala uri dapat di ikuti retensio plasenta dn perdarahanpost

partumkarena atonia uteri.

5. Kala empat dapat terjadi perdarahan post partum sekunder danalonia

uteri.

c. Bahaya anemia dalam masa nifas;

1. Terjadi sub involusi uteri yang menimbulkan perdarahan postpartum.

2. Memudahkan infeksi puerperium.

3. Pengeluaran ASI berkurang.

4. Terjadi dekompensasi kordis mendadak setelah persalinan.

5. Anemia kala nifas.

6. Mudah terjadi infeksi mammae.

d. Bahaya anemia terhadap janin.

1. Abortus.

2. Terjadi kematian intra uteri.

3. Persalinan prematuritas tinggi.

4. Berat Badan Lahir Rendah (BBLR).


.
5. Kelahiran dengun anemia.

6. Bayi mudah mendapat infeksi sampui kematiun perinutal.

7. Intelegensia rendah.olch karena kekurangan 02 dan nutrisi

yangmenghambat pertumbuhan janin.

Menurut Proverawati (2010) akibat yang terjadi pada anemia

kehamilan adalah:

1. Hamil muda (trimester pertama) : abortus,missed abortion,dan kelainan

kongenital.

2. Trimester kedua : persalinan prematur, perdarahan antepartum,

gangguan pertumbuhan janin dalam rahim, asphyxia intra uterin sampai

kematian, berat badan lahir rendah (BBLR). Gestosis dan mudah

terkena infeksi, IQ rendah, dekompensation kordis kematianibu.

3. Saat inpartu : gangguan his primer dan sekunder.janin lahir dengan

anemia,persalinan dengan tindakan tinggi,ibu cepat lelah.gangguan

perjalanan persalinan perlu tindakan operatif.

4. Bahaya selama postpartum : terjadi perdarahan postpartum, mudah

terjadi infeksi puerperium, dapat terjadi retensio plasenta atau plasenta

rest,sub infolusi uteri.

5. Bahaya terhadap janin :abortus, terjadi uterin.persalinan

prematuritas,berat dan lahir rendah, kelahiran dengan kematian intra

anemia,dapat terjadi cacat bawaan ,bayi mudah mendapat infeksi

sampai kematian perinatal, intelegensia rendah.

.
E. Pencegahan Danpenanganan Anemia Pada Ibu Hamil

Ada beberapa pencegahan anemia sedangsebagai berikut:

1. Istirahat yang cukup.

2. Makan-makanan yang bergizi dan banyak mengandung Fe, misalnya daun

pepaya,kangkung,daging sapi,hati ayam dan susu.

3. Pada ibu hamil dengan rutin memeriksakan kehamilannya minimal 4x.

4. Selama hamil untuk mendapatkan Tablet Besi (Fe) dan vitamin

yanglainnya pada petugas kesehatan,serta makan makanan yang bergizi

tigakali satu hari,dengan porsi 2 kali lipat lebih banyak.(Waryana 2010).

Pencegahan anemia kehamilan antara lain mengkonsumsi makanan yang

seimbang dan bernutrisi terutama makanan yang tinggi kandungan zat besi

(seperti sayuran berdaun hijau,daging merah, telur dan kacang tanah),minum

vitamin dan kunjungan pertama kehamilan dilakukan pemeriksaan / cek

anemia.

Pendekatan dasar untuk pencegahan anemia ringan defesiensi besi antara

lain :

1. Pemberian tablet zat besi (Fe).

2. Pendidikan dan upaya yang ada kailannya dengan peningkatan asupan zat

besi melalui makanan.

3. Pengawasan penyakit infeksi.

4. Fortifikasi makanan pokok dengan zat besi.

Untuk daerah dengan frekuensi anemia kehamilan yang tinggi sebaiknya

setiap wanita hamil di beri sulphas ferrosus atau glukonat ferrosus 1 tablet
.
sehari.Selain itu wanita dinasehatkan untuk mengkonsumsi lebih banyak

protein,mineral dan vitamin. Makanan yang kaya zat besi antara lain kuning

telur, ikan segar,hati,daging.kacang-kacangan dan sayuran hijau. Makanan

yang kaya akan asam folat yaitu daun singkong. bayam, sawi ,ijo sedangkan

makanan yang mengandung vitamin c adalah jeruk, tomat, mangga, pepaya

dan lain-lain. Wiknjusastro (2006).

Penanganan anemia ringan adalah dengan kombinasi 120 mg zat besi dan

500 mg asam folat peroral sekalisehari ( Arisman 2004).

Anda mungkin juga menyukai