Anda di halaman 1dari 32

My Life is a MAGIC let's join in my BLOG

Friday, March 15, 2013


LAPORAN PENDAHULUAN MENGENAI KEHAMILAN DENGAN ANEMIA
BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang


Menurut WHO 40 % kematian ibu di Negara berkembang berkaitan dengan anemia dalam
kehamilan. Kebanyakan anemia dalam kehamilan disebabkan oleh defisiensi besi dan perdarahan
akut bahkan tidak jarang kebudayaan saling berkaitan. Kejadian anemia dalam Negara berkembang
bekisar antara 20 sampai 89 % dengan menetapkan HB 11 % sebagai dasarnya dan kebudayaan ibu-
ibu hamil memiliki  kadar HB yang rendah.  Berdasarkan hasil penelitian Hoo Swi Thiong frekuensi
anemia dalam kehamilan terjadi sekitar 42.2 %. 3,8 % terjadi pada trimester I, 13,6 % terjadi pada
trimester II, dan 24,8 % terjadi pada trimester III. (WHO,2006)
Simanjuntak mengemukakan bahwa sekitar 70% ibu hamil di Indonesia mengalami anemia akibat
kekurangan gizi dan pada pengamatan lebih lanjut menunjukkan bahwa kebanyakan karena
kekurangan zat besi yang dapat diatasi melalui pemberian zat besi secara teratur dan peningkatan
gizi. (Manuaba, 2010)
Data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Kalimantan Selatan pada tahun 2009 tercatat 91.020
(87,29%) ibu hamil yang menderita anemia dari 104.271 ibu hamil yang memeriksakan diri,
diklasifikasikan menjadi tiga kategori yaitu anemia ringan 45.510 (50%), anemia sedang 42.043
(46,19%), dan anemia berat 3.467 (3,81%). (DinKes Kal-Sel, 2009)
Dari data yang di peroleh pada ibu hamil di Puskesmas diantaranya mengalami anemia, ini
dipengaruhi oleh suatu ekonomi dan status pendidikan yang masih rendah. Oleh karena itu, penulis
tertarik mengambil studi kasus dengan judul “ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL DENGAN
ANEMIA RINGAN”.
B.    Tujuan
1.    Tujuan Umum
Dapat melaksanakan  Manajemen Asuhan Kebidanan Pada Ny. L  hamil trimester II (21 minggu)
dengan Anemia Ringan  di Puskesmas S.Parman yang dilaksanakan pada tanggal 06 November
November dengan menggunakan pendekatan  asuhan kebidanan sesuai dengan wewenang bidan.
2.    Tujuan Khusus
a.    Dapat melaksanakan pengkajian dan analisis data pada Ny.L hamil trimester II (21minggu)
dengan Anemia Sedang  di Puskesmas  S.Parman yang dilaksanakan pada tanggal 06 November 2012
b.    Dapat merumuskan diagnosa/masalah potensial pada Ny.“L” hamil trimester II (21minggu)
dengan anemia ringan   di Puskesmas S.Parman yang dilaksanakan pada tanggal 06 November 2012
c.    Dapat menetapkan rencana tindakan asuhan kebidanan pada Ny.“L” hamil trimester II
(21minggu) dengan Anemia Ringan  di Puskesmas S.Parman yang dilaksanakan pada tanggal 06
November 2012.
d.    Dapat mengevaluasi hasil tindakan yang telah dilaksanakan pada Ny.“L” hamil trimester II
(21minggu) dengan Anemia Sedang  di Puskesmas S.Parman yang dilaksanakan pada tanggal 06
November 2012
e.    Dapat mendokumentasikan semua temuan dan tindakan yang telah diberikan pada Ny.“L” hamil
trimester II (21 minggu) dengan Anemia Sedang  di Puskesmas S.Parman yang dilaksanakan pada
tanggal 06
November 2012
C.    Manfaat
1.    Bagi Mahasiswa
Membantu meningkatkan wawasan dalam menerapan ilmu yang telah di berikan dalam perkuliahan
& mengimplementasikannya dalam memberikan pelayanan kesehatan pada masyarakat.
2.    Bagi lahan praktek
Menambah dan meningkatkan pelayanan dengan cara meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan
yang lebih modern dalam melaksanakan asuhan kebidanan terhadap klien.


BAB II
TINJAUAN TEORI

A.    Pengertian
Anemia adalah suatu keadaan yang ditandai dengan menurunnya kadar zat warna merah dalam sel
darah merah atau eritrosit yang disebut sebagai hemoglobin. (Manuaba,  2010).
Anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dimana kadar hemoglobin dibawah 11 gr %. ( Saifuddin,
2006)
Anemia berarti kurangnya hemoglobin dalam darah, yang disebabkan oleh jumlah sel darah merah
yang terlalu sedikit (Guyton, 2007)
Anemia adalah kondisi ibu dengan kadar haemoglobin (Hb) dalam darahnya kurang dari 12 gr %.
(Wiknjosastro, 2002).
Anemia adalah suatu kondisi dimana kadar Hb dan /atau hitung eritrosit lebih rendah dari harga
normal. Dikatakan sebagai anemia bila Hb< 14 g/dl dan Hb< 41 % pada pria atau Hb<12 g/dl dan
Hb<37 % pada wanita. (Arif Mansjoer, 2001)
Anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar haemoglobin dibawah 11 gr% pada
trimester I dan III atau kadar Hb<10,5 gr% pada trimester II (Saifudin, 2002)
Kehamilan memang rentan terhadap berbagai keluhan penyakit. Salah satunya adalah anemia.
Anemia yang diderita oleh ibu hamil atau disebut juga anemia ibu hamil bisa menghambat serta
mengganggu kesehatan ibu dan janin yang tengah dikandung. Anemia ibu hamil memiliki keluhan
yang cenderung sama dengan anemia biasa, yang membedakan adalah waktu penyakit anemia itu
diderita.

B.    Etiologi
Menurut Mochtar (2002)  penyebab anemia pada umunya adalah  :
1.    Perdarahan
2.    Kekurangan gizi seperti : zat besi, vitamin B 12dan asam folat.
3.     Penyakit kronik, seperti gagal ginjal, abses paru, bronkiektasis, empiema, dll.
4.    Kelainan darah
5.    Ketidaksanggupan sum-sum tulang membentuk sel-sel darah.
6.    Malabsorpsi
Penyebab anemia pada kehamilan :
1.    Meningkatnya kebutuhan zat besi untuk pertumbuhan janin
2.    Kurangnya asupan zat besi pada makanan yang dikonsumsi ibu hamil
3.    Pola makan ibu terganggu akibat mual selama kehamilan
4.    Adanya kecenderungan rendahnya cadangan zat besi (Fe).
5.    Pada wanita akibat persalinan sebelumnya dan menstruasi.
Faktor Resiko Anemia pada Ibu Hamil
1.    Umur < 20 tahun atau > 35 tahun
2.    Perdarahan akut
3.    Pekerja berat
4.    Makan < 3 kali dan makanan yang dikonsumsi kurang zat besi

C.    Gejala Klinis


Gejala umum yang terjadi pada seseorang dengan anemia adalah lemas, pusing, cepat lelah, mudah
mengantuk, konsentrasi menurun, pandangan berkunang-kunang terutama bila bangkit dari duduk,
tampak pucat. Kepucatan dapat dilihat pada konjungtiva. (Arisman, 2004)
Tanda dan gejala anemia yaitu :
1.    5 L yaitu : lesu, letih, lemah, lelah, lunglai
2.     Pusing dan pandangan mata berkunang-kunang
3.     Pucat pada kelopak mata, bibir lidah dan telapak tangan
4.    Pada ibu hamil muda keluhan mual-muntah hebat
Untuk menegakan diagnosa anemia dalam kehamilan dapat dilakukan dengan
1.    Anamnesa
Pada anamnesa akan didapatkan keluhan seperti tanda dan gejala anemia.
2.     Pemeriksaan Hb
Pemeriksaan Hb dapat dilakukan dengan alat sahli
Hasil pemeriksaan Hb dapat digolongkan sebagai berikut :
Hb 11 gr % à tidak anemia
9 – 10 gr % à anemia ringan
7 – 8 gr % à anemia sedang
< 7 gr % à anemia berat
Pemeriksaan Hb dilakukan minimal 2x selama kehamilan yaitu pada trimester I dan trimester III.
(Wiknjosastro, 2006).

D.    Patofisilogi
Perubahan hematologi sehubungan dengan kehamilan adalah oleh karena perubahan sirkulasi yang
makin meningkat terhadap plasenta dari pertumbuhan payudara. Volume plasma meningkat 45-65%
dimulai pada trimester ke II kehamilan, dan maksimum terjadi pada bulan ke 9 dan meningkatnya
sekitar 1000 ml, menurun sedikit menjelang aterem serta kembali normal 3 bulan setelah partus.
Stimulasi yang meningkatkan volume plasma seperti laktogen plasenta, yang menyebabkan
peningkatan sekresi aldesteron. (Arisman, 2004)
Pada umumnya cadangan zat besi pada wanita selalu berkurang hasil ini disebabkan karena
kehilangan darah setiap bupalan pada waktu haid. Pada wanita hamil cadangan ini akan berkurang
lagi karena kebutuha janin akan zat besi sangat besar, juga bertambahnya volume darah kadar Hb
semakin turun. Kadar Hb yang rendah ini disebut anemia.
Kebutuhan zat besi ibu selama hamil ialah 800 mg zat besi.
800 mg à untuk janin dan plasenta
500 mg à untuk pertumbuhan eritrosit ibu
Dengan demikian ibu hamil membutuhkan tambahan sekitar 2-3 mg/hari.

E.    Komplikasi
Anemia dapat terjadi pada setiap ibu hamil, karena itulah kejadian ini harus selalu diwaspadai.
Anemia yang terjadi saat ibu hamil Trimester I akan dapat mengakibatkan : abortus, missed abortus
dan kelainan kongenital.
 Anemia pada kehamilan trimester II dapat menyebabkan : persalinan prematur, perdarahan
antepartum, gangguan pertumbuhan janin dalam rahim, asfiksia aintrauterin sampai kematian,
BBLR, gestosis dan mudah terkena infeksi, IQ rendah dan bahkan bisa mengakibatkan kematian.
 Saat inpartu, anemia dapat menimbulkan gangguan his baik primer maupun sekunder, janin akan
lahir dengan anemia, dan persalinan dengan tindakan yang disebabkan karena ibu cepat lelah. Saat
post partum anemia dapat menyebabkan: tonia uteri, retensio plasenta, pelukaan sukar sembuh,
mudah terjadi febris puerpuralis dan gangguan involusio uteri. (Manuaba, 2000)
Pengaruh Anemia terhadap Kehamilan, yaitu :
1.    Bahaya selama kehamilan
a.    Tumbuh kembang janin terlambat
b.    hiperemesis gravidarum dan gestosis.
c.    Menimbulkan plasenta previa.
d.    Dapat menimbulkan solusio plasenta.
2.    Bahaya terhadap persalinan
a.    Persalinan berlangsung lama.
b.    Sering terjadi fetal distress.
c.    Persalinan dengan tindakan operasi.
d.    Terjadi emboli air ketuban.
3.    Bahaya selama post partum
a.     Terjadi perdarahan post partum
b.    Dapat terjadi retensio plasenta atau plasenta rest.
c.    Bayi lahir dengan anemia.
4.     Bahaya terhadap janin
a.     Abortus.
b.    Terjadi kematian intra uterin.
c.    Persalinan prematuritas tinggi.
d.    Berat badan lahir rendah.
e.    Kelahiran dengan anemia.
f.     Dapat terjadi cacat bawaan.
g.     Bayi mudah mendapat infeksi sampai kematian perinatal.
h.    Intelegensia rendah. (Manuaba, 2000)
F.    Penatalaksanaan
1.    Pencegahan
a.    Makanlah makanan yang kaya akan sumber zat besi secara teratur.
b.    Makanlah makanan yang kaya sumber vitamin C untuk memperlancar penyerapan zat besi.
c.    Jagalah lingkungan sekitar agar tetap bersih untuk mencegah penyakit infeksi dan penyakit
cacingan.at besi.
2.     Terapi pengobatan
a.    Terapi oral
Pengobatan anemia biasanya dengan pemberian tambahan zat besi. Sebagianbesar tablet zat besi
mengandung ferosulfat, besi glukonat atau suatu  polisakarida. Tablet besi akan diserap dengan
maksimal jika diminum 30 menit sebelum makan. Biasanya cukup diberikan 1 tablet/hari, kadang
diperlukan 2 tablet. Kemampuan usus untuk menyerap zat besi adalah terbatas, karena itu
pemberian zat besi dalam dosis yang lebih besar adalah sia-sia dan kemungkinan akan menyebabkan
gangguan pencernaan dan sembelit. Zat besi hampir selalu menyebabkan tinja menjadi berwarna
hitam, dan ini adalah efek samping yang normal dan tidak berbahaya. Dan biasanya asupan nutrisi
yang mengandung zat besi cenderung lebih tinggi pada ibu hamil daripada wanita normal. Umumnya
asupan nutrisi meningkat 2 kali lipat daripada wanita normal.Pengobatan yang lain:
Asam folik 15 – 30 mg per hari
Vitamin B12 3 X 1 tablet per hari
Sulfas ferosus 3 X 1 tablet per hari
Pada kasus berat dan pengobatan per oral hasilnya lamban sehingga dapat diberikan transfusi darah.
b.    Terapi Parenteral
Diberikan jika penderita tidak tahan akan obat besi peroral ada gangguan penyerapan oenyakit
saluran pencernaan atau apabila kehamilannya sudah tua. Therapy parenteral ini diberikan dalam
bentuk ferri. Secara intramusculus dapat disuntikan dextran besi (imferon) atau sorbitol besi
(Jectofer)


BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL DENGAN
ANEMIA RINGAN

Hari/Tanggal Pengkajian    : 06 November 2012


Jam Pengkajian        : 09.15
No RMK             : 906807
A.    SUBJECTIVE DATA
1.    Identitas
Istri
Nama        : Ny. L           
Umur        : 20 tahun       
Agama        : Islam                   
Suku/Bangsa    : Banjar/ Indonesia           
Pendidikan        : SMP                       
Pekerjaan        : Ibu Rumah Tangga           
Alamat        : Jl. Perdagangan Rt 22           

Suami
Nama        : Tn. F           
Umur        : 30 tahun       
Agama        : Islam/Indonesia           
Suku/Bangsa    : Banjar/Indonesia           
Pendidikan        : SMA                       
Pekerjaan        : Dagang Pasir               
Alamat        : Jl. Perdagangan Rt 22
2.     Keluhan Utama  
ibu mengatakan hamil 5 bulan, mengeluh pusing dan ingin memeriksa kehamilan
3.    Riwayat Perkawinan
Kawin 1 kali, Kawin pertama kali umur 20 tahun, dengan suami sekarang sudah 1 tahun
4.    Riwayat Haid
a.    Menarche umur     : 14 tahun
b.    Siklus        : 28 hari
c.    Teratur/tidak    : teratur
d.    Lamanya        : 7 hari
e.    Banyaknya        : .2-3 kali / hari
f.    Dismenorhoe    : tidak ada
g.    HPHT        : 06-06-2012
h.    Taksiran Partus    :13-03-2013
5.    Riwayat Obstetri
No    Thn    Kehamilan    Persalinan    Bayi    Penyulit Nifas    Ket
        UK    Penyulit    UK    Cara
    Tempat/
Penolong    Penyulit    BB    PB    Seks    Keadaan lahir       
1
    ini
                                               

6.    Riwayat Keluarga Berencana


a.    Jenis            : tidak pernah
b.    Lama            : tidak pernah
c.    Masalah            : tidak ada
7.    Riwayat Kesehatan
a.    Riwayat kesehatan ibu   
Ibu mengatakan bahwa dirinya tidak pernah menderita penyakit menular seperti Hepatitis,TBC, dan
tidak pernah menderita penyakit menurun seperti Asma, Jantung, dan DM.
b.    Riwayat kesehatan keluarga
Ibu mengatakan bahwa keluarganya tidak pernah menderita penyakit menular seperti Hepatitis,
TBC, dan tidak pernah menderita penyakit menurun seperti Asma, Jantung, dan DM.
8.    Riwayat Kehamilan Sekarang
Gravida1Para 0 Abortus 0.
a.    ANC Trimester I
1)    Frekuensi        : Tidak pernah melakukan pemeriksaan
2)    Tempat        : Tidak pernah melakukan pemeriksaan
3)    Umur kehamilan    : Tidak pernah melakukan pemeriksaan
4)    Imunisasi        : Tidak pernah melakukan pemeriksaan
5)    Pergerakan anak    : Tidak pernah melakukan pemeriksaan
6)    Nasehat         : Tidak pernah melakukan pemeriksaan
7)    Pengobatan    : Tidak pernah melakukan pemeriksaan

b.    ANC Trimester II


1)    Frekuensi        :  1 kali
2)    Tempat        : PKM S.Parman
3)    Umur kehamilan    : 21 minggu
4)    Imunisasi        : TT1
5)    Pergerakan anak    : (+)
6)    Keluhan        : pusing
7)    Nasehat         : istirahat yang cukup
8)    Pengobatan    : SF         2 x 1
              PCT       3 x 1
              Prenatin 1 x 1
c.    ANC Trimester III
1)    Frekuensi        : belum dilakukan
2)    Tempat        : belum dilakukan
3)    Umurkehamilan    : belum dilakukan
4)    Imunisasi        : belum dilakukan
5)    Pergerakananak    : belum dilakukan
6)    Keluhan        : belum dilakukan
7)    Nasehat        : belum dilakukan
8)    Pengobatan    : belum dilakukan

9.    PolaKebutuhanSehari-hari
a.    Nutrisi
- Jenis yang dikonsumsi    : nasi, lauk pauk, sayuran, buah
- Frekuensi        : 2 kali/hari
- Porsi makan        : sedikit
- Pantangan        : tidak ada
b.    Eliminasi
BAB
- Frekuensi        : 1kali/hari
- Konsistensi        : lembek
- Warna            : kecoklatan
BAK
- Frekuensi        : 4-5 kali/hari
- Warna            : kuning jernih
- Bau            : pesing
c.    Personal Hygiene
- Frekuensi mandi            : 2kali/hari
- Frekuensi gosok gigi        : 2kali/hari
- Frekuensi ganti pakaian/jenis    : 2 kali/hari
d.    Aktifitas    :
e.    Tidur dan Istirahat
- Siang hari            : 1 jam
- Malam hari            : 6-7 jam
- Masalah                : tidak ada
f.    Pola Seksual
Masalah                : tidak ada
10.    Data Psikososialdan Spiritual
a.    Tanggapan ibu terhadap keadaan dirinya    : baik
b.    Tanggapan ibu terhadap kehamilannya       : senang
c.    Ketaatan ibu beribadah               : sholat 5 waktu
d.    Pemecahan masalah dari ibu           : ibu bersama suami
e.    Pengetahuan ibu terhadap kehamilannya        : Tenaga Kesehatan
f.    Budaya yang dipercayai selama kehamilan : tidak ada
g.    Lingkungan yang berpengaruh           
Ibu tinggal bersama    :  suami
Hewan piaraan        : tidak ada
h.    Hubungan sosial ibu dengan mertua, orang tua, keluarga : baik
i.    Penentu pengambil keputusan dalam keluarga               :ibu
j.    Jumlah penghasilan keluarga                  : cukup
k.    Yang menanggung biaya ANC dan persalinan          : suami

B.    OBJECTIVE DATA


1.    Pemeriksaan umum
a. Keadaan umum                   : baik   
b. Kesadaran            : Compos Mentis
c. Berat badan           
    Sebelum hamil        : 42 kg
    Sekarang            : 48,5 kg
d. Tinggi badan        : 150 cm
                    e.  LILA            : 25 cm
                    f.  Tanda Vital            :  TD 110/70mmHg, Nadi 60x/menit
                               Suhu 36°C, Respirasi 27x/menit
2.    Pemeriksaan khusus
a.    Inpeksi
-    Kepala    : Bentuk kepala tampak simetris, rambut tampak
      berwarna hitam, tidak tampak ketombe, tidak
      tampak adanya benjolan, dan penyebaran rambut
      merata
-    Muka    : Tampak pucat, tidak tampak adanya oedema, tidak
    tampak adanya closma gravidarum
-    Mata    : Bentuk tampak simetris, konjungtiva anemis,
      sklera tidak ikterik
-    Hidung    : Tidak tampak adanya polip & tidak ada sumbatan
       jalan
       nafas
-    Telinga    : Bentuk tampak simetris kiri dan kanan, tidak
       tampak adanya pengeluaran serumen
-    Mulut    : Bibir tampak pucat, tidak stomatitis, lidah bersih,       tidak tampak adanya karies gigi
-    Dada    : Tampak simetris, pernapasan tidak ada retraksi
       dada
-    Mamae    : Bentuk tampak simetris, putting menonjol, tampak
  hyperpigmentasi pada areola.
 
-    Perut     : Tidak tampak bekas operasi, tidak tampak
       jaringan parut
-    Tungkai    : Tidak tampak oedem dan varieses

b.    Palpasi
Leher        : Tidak teraba adanya pembengkakan vena
       Jugularis dan kelenjar tyroid
Mamae       : Tidak ada nyeri tekan & tidak teraba adanya
        masa/benjolan
Abdomen
- Leopold I        :    TFU 1 jari dibawah pusat
- Leopold II     :    Belum dapat ditentukan
- Leopold III    :  Belum dapat ditentukan
- Leopold IV    :    Belum dapat ditentukan
TBJ          :  Belum dapat ditentukan

c.    Auskultasi
DJJ         : Belum terdengar jelas.
d.    Perkusi
-Refleks Patella    : Kiri / Kanan , (+) / (+)
Cek ginjal        : Kiri / Kanan, (-) / (-)
e.    Pemeriksaan Panggul Luar :
-  Distansia Spinarum    : tidak dilakukan
- Distansia Cristarum    : tidak dilakukan
 - Conjugata Eksterna    : tidak dilakukan
- Lingkar Panggul        : tidak dilakukan

   3.  Pemeriksaan Penunjang


                   Laboratorium         : Selasa, 06 November 2012
             - HB          : 10,4 gr%
C.    ASSESMENT
a. DiagnosaKebidanan  : G1P0A0 hamil 21 minggu, janin tunggal hidup            intra uterin dengan
kehamilan fisiologis
       b.  Masalah                      :  ibu mengeluh pusing
       c.  Kebutuhan                  :  konseling
      D. PLANNING
1.    Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa ibu dalam keadaan anemia ringan dengan hasil
pemeriksaan TD : 120/80  mmHg, Nadi : 80 x /menit , Respirasi : 24 x/menit, suhu : 37 0C Hb : 9,9 gr
%, DJJ (+) terdengar jelas dengan frekuensi 142 x / menit, taksiran partus pada tanggal 27-08-2012.
“Ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaan ”.

2.    Memberitahu ibu Penyebab terjadinya anemia :


a.    Kurang gizi (malnutrisi)
b.    Kurang zat besi dalam diet
c.    Malabsorpsi
d.    Kehilangan darah yang banyak: persalinan yang lalu, haid dll
e.    Penyakit-penyakit kronik : TBC, paru, cacing usus, malaria, dll.

“Ibu mengerti dan mengetahui penyebab terjadinya dari anemia”

3.    Memberitahu ibu akibat dari anemia:


a.    Perdarahan pada saat persalinan
b.    Terjadi abortus
c.    Partus prematurus
d.    Lamanya waktu partus karena anemia
e.    Rentan infeksi
 “Ibu mengerti dan mengetahui akibat dari anemia”

4.    Memberitahu ibu cara mengatasi anemia dengan cara ibu mengonsumsi tablet tambah darah
(SF) diminum 2kali sehari, pada pagi hari dan malam hari setelah makan dengan menggunakan air
putih atau air jeruk, jangan diminum menggunakan air teh, susu atau kopi. Efek samping dari
mengonsumsi obat tambah darah adalah mual, muntah, nyeri lambung, perut tidak enak, susah
buang air besar atau diare dan tinja berwarna hitam.
“Ibu bersedia meminum obat tablet penambah darah, ibu juga mengetahui efek samping dari tablet
tambah darah (SF) dan ibu sudah mengerti cara mengkonsumsinya ”.

5.    Menganjurkan ibu untuk mengkonsumsi


a.    Makanan yang bergizi seperti nasi, lauk-pauk ( ikan, tahu, tempe, dll), sayuran hijau seperti
bayam, katuk (dimasak jangan sampai layu) dan buah-buahan seperti Pisang, pepaya, dll
b.    Menganjurkan ibu untuk meminum air putih 8 – 10 gelas / hari dan meminum susu khusus untuk
ibu hamil .
  “Ibu bersedia mengkonsumsi makanan yang bergizi”.

6.    Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup 1 – 2 jam pada siang hari, dan 6 – 8 jam pada
malam hari agar stamina ibu tetap terjaga serta menganjurkan ibu untuk tidak melakukan pekerjaan
yang berat – berat.
“Ibu bersedia untuk istirahat yang cukup dan tidak melakukan pekerjaan berat”.
7.    Menganjurkan ibu untuk meningkatkan personal hygiene yaitu dengan cara mengganti pakaian
dalam sehabis BAB / BAK atau jika terasa basah dan lembab serta memberitahu cara cebok yang
benar yaitu dari depan kebelakang, menggunakan BH yang menopang payudara dan menggunakan
pakaian yang menyerap keringat.
“ Ibu bersedia untuk meningkatkan personal hygiene ”.

8.    Memberitahukan ibu tanda bahaya kehamilan, yaitu:


a.    Perdarahan pervagina
b.    Ketuban pecah dini
c.    Kaki, tangan, muka bengkak disertai pusing
d.    Mual muntah berlebih
e.    Penglihatan kabur
f.    Pergerakan janin berkurang
“Ibu sudah mengetahui tanda bahaya kehamilan”

9.    Menganjurkan kepada ibu untuk melakukan persiapan kelahiran seperti persiapan
transportasi,dana dan dimana ibu ingin melahirkan
“ibu berjanji akan melakukan sesuai anjuran”

10.    Menjelaskan kepada ibu mengenai tanda persalinan dan menganjurkan kepada ibu untu segera
ke petugas kesehatan jika menemukan tanda persalinan tersebut.tanda-tanda tersebut meliputi:
1.Nyeri perut menjalar ke pinggang semakin sering
2. Adanya pengeluaran lendir bercampur darah
3. Adanya pengeluaran air-air
“Ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan”

11.    Menganjurkan ibu untuk kunjungan ulang 1 bulan lagi atau jika ada keluhan untuk mengetahui
keadaan dan perkembangan kehamilan ibu serta untuk mendeteksi adanya masalah pada kehamilan
ibu.
“ibu berjanji akan melakukan sesuai anjuran”

BAB IV
PEMBAHASAN

Anemia memang banyak dialami oleh wanita, terutama oleh kelompok umur yang setiap bulannya
masih mengalami menstruasi. Seorang wanita mengalami peningkatan plasma darah sampai 30% sel
darah 18% tetapi Hb hanya bertambah 19% akibatnya frekuensi anemia pada kehamilan cukup tinggi
yaitu 10 – 20% penderita anemia akan mengalami gejala variasi mulai dari anemia ringan sampai
berat, tergantung kadar Hbnya.
Banyak penyulit dapat muncul pada kehamilan dengan anemia, diantaranya:
a.    Abortus
b.    Partus prematurus
c.    Lamanya waktu partus karena kurang daya dorong rahim
d.    Perdarahan postpartum
e.    Rentan infeksi
f.    Rawan dekompensasikordis pada penderita dengan Hb 4 gr %.
Anemia bisa menyebabkan kelelahan, kelemahan, kurang tenaga dan kepala terasa melayang. Jika
anemia bertambah berat, bisa menyebabkan stroke atau serangan jantung. Gejala lemah, letih, lesu,
lelah, lunglai atau yang biasa disebut 5L juga merupakan salah satu gejala Anemia.
            Penatalaksanaan yang diberikan pada Ny. A setelah dilakukan pemeriksaan ditemukan HB ibu
9,1gr% yang berarti ibu mengalami anemia yaitu ibu disarankan untuk mengonsumsi sayur sayuran
berwarna hijau gelap seperti bayam dan kangkung, buncis, kacang polong serta kacang - kacangan,
dan daging. Sayuran dimasak jangan sampai terlalu matang, apabila terlalu matang vitaminnya akan
berkurang. Ibu juga diberikan suplemen tablet SF (tambah darah) diminum 2x sehari.BAB V
PENUTUP

A.    Kesimpulan
1.    Anemia adalah keadaan di mana sel darah merah (eritrosit) atau hemoglobin atau keduanya
mengalami penurunan kemampuan mengangkut oksigen. Yang paling umum terjadi adalah anemia
defisiensi besi, terutama pada penderita yang mengalami pendarahan cukup banyak.
2.    Penyebab anemia umumnya adalah :
a.    Kurang gizi (malnutrisi)
b.    Kurang zat besi dalam diet
c.    Malabsorpsi
d.    Kehilangan darah yang banyak : persalinan sebelumnya, haid dll
e.    Penyakit-penyakit kronik : TBC, paru, malaria dll
3.    Gejala anemia yaitu badan lemah, tidak nafsu makan, muka pucat, daya konsentrasi menurun,
sakit kepala, dan pandangan kadang-kadang kabur terutama dari keadaan duduk kemudian berdiri.
4.    Komplikasi yang terjadi yaitu:
a.    Abortus
b.    Partus prematurus
c.    Lamanya waktu persalinan karena kurang daya dorongan dari rahim
d.    Perdarahan postpartum
e.    Rentan infeksi
5.    ibu mengalami anemia yaitu ibu disarankan untuk mengonsumsi sayur sayuran berwarna hijau
gelap seperti bayam dan kangkung, buncis, kacang polong serta kacang - kacangan, dan daging.
Sayuran dimasak jangan sampai terlalu matang, apabila terlalu matang vitaminnya akan berkurang.
Ibu juga diberikan suplemen tablet SF (tambah darah) diminum 2x sehari pada pagi hari dan malam
hari setelah makan, diminum dengan air putih atau air jeruk. Jangan diminum dengan menggunakan
air teh, kopi atau susu.
B.    Saran
1.    Bagi Masyarakat atau Ibu Hamil
Disarankan untuk ibu hamil untuk lebih sering dan rutin memeriksakan kehamilannya sedini
mungkin ke dokter kandungan atau bidan untuk lebih cepat mendapatkan konseling dan komplikasi
dalam kehamilan.
2.    Bagi Mahasiswa
Disarankan agar dapat mengetahui cara penanganan dan pendeteksian kehamilan dengan anemia
tersebut.
   


Daftar Pustaka

Arisman, M.B, 2004. Gizi Dalam Daur Kehidupan. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta
Maimunah S, 2005.Kamus Istilah Kebidanan.Penertbit Buku EGC.Jakarta
Manuaba, I, Gde, Bagus, 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit kandungan & Keluarga Berencana Untuk
Pendidikan Bidan. Penerbit Buku Kedokteran. Jakarta
Manuaba, I, Gde, Bagus, 2001. Kapita Selekta PenatalaksanaanRutin Obstetri, Ginekologi dan KB.
Penerbit Buku Kedokteran. Jakarta
Mochtar, Rustam 1998. Sinopsis Obstetri. Edisi 2. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta
Noor, M, Hasnah, 2006. Metodologi Penelitian Dan Kebidanan Komunitas Program DIII Kebidanan
Universitas Indonesia Timur Makassar
Prawirohardjo, Sarwono, 2002. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan  Meternal Dan Neonatal.
Yayasan Bina Pustaka Jakarta
Saifuddin AB. 2002. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. YBP-SP,
Jakarta
 Varney, Helen, 2002. Buku Saku Bidan, Edisi Bahasa Indonesia Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Jakarta
Wiknjosastro H, 2002. Ilmu kebidanan. Edisi Ketiga. Yayasan Bina Pustaka Jakarta
http://febbymidwifery.blogspot.com/2013/03/laporan-pendahuluan-mengenai-kehamilan.html

evalismawatiblog
jadilah generasi muda yang berkualitas
Lanjut ke konten

 Beranda
 About
 Satuan Acara Penyuluhan . . .

Anemia Pada Kehamilan


Posted on Mei 15, 2013 by evalismawati2013

BAB I

PENDAHULUAN

1. A.       Latar Belakang

Masa kehamilan merupakan masa dimana tubuh sangat membutuhkan asupan makan yang
maksimal baik untuk jasmani maupun rohani (selalu rileks dan tidak stress). Di masa-masa
ini pula, wanita hamil sangat rentan terhadap menurunnya kemampuan tubuh untuk bekerja
secara maksimal. Wanita hamil biasanya sering mengeluh sering letih, kepala pusing, sesak
nafas, wajah pucat dan berbagai macam keluhan lainnya. Semua keluhan tersebut merupakan
indikasi bahwa wanita hamil tersebut sedang menderita anemia pada masa kehamilan.

Penyakit ini terjadi akibat rendahnya kandungan hemoglobin dalam tubuh semasa
mengandung. Anemia ini secara sederhana dapat kita artikan dengan kurangnya sel-sel darah
merah di dalam darah daripada biasanya.

Anemia pada kehamilan di Indonesia masih tinggi, dengan angka nasional 65% yang setiap
daerah mempunyai variasi berbeda. Anemia gangguan medis yang paling umum ditemui pada
masa hamil, mempengaruhi sekurang – kurangnya 20% wanita hamil. Wanita ini memiliki
insiden komplikasi puerperal yang lebih tinggi, seperti infeksi, daripada wanita hamil dengan
nilai hematologi normal.

Anemia menyebabkan penurunan kapasitas darah untuk membawa oksigen. Jantung berupaya
mengonpensasi kondisi ini dengan meningkatkan curah jantung. Upaya ini meningkatkan
kebebasan kerja jantung dan menekan fungsi ventricular. Dengan demikian, anemia yang
menyertai komplikasi lain (misalnya, preeklampsia) dapat mengakibatkan jantung kongestif.

Apabila seorang wanita mengalami anemia selama hamil, kehilangan darah pada saat ia
melahirkan, bahkan kalaupun minimal, tidak ditoleransi dengan baik. Ia berisiko
membutuhkan transfusi darah. Sekitar 80% kasus anemia pada masa hamil merupakan
anemia tipe defisiensi besi (Arias, 1993). Dua puluh persen (20%) sisanya mencakup kasus
anemia herediter dan berbagai variasi anemia didapat, termasuk anemia defisiensi asam folat,
anemia sel sabit dan talasemia.

1. B.      Tujuan
1. Tujuan Umum

Mengetahui bagaimana cara mengatasi ibu hamil dengan kasus anemia selama kehamilan
sehingga dapat menekan terjadinya komplikasi lebih lanjut

1. Tujuan Khusus
1. Mengetahui apa itu anemia dalam kehamilan
2. Mengetahui tanda dan gejala anemia dalam kehamilan
3. Mengetahui epidemiologi anemia dalam kehamilan
4. Mengetahui etiologi anemia dalam kehamilan
5. Mengetahui patofisiologi anemia dalam kehamilan
6. Mengetahui klasifikasi anemia dalam kehamilan
7. Mengetahui penatalaksanaan anemia dalam kehamilan

1. C.     Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan anemia dalam kehamilan?
2. Bagaimana tanda dan gejala anemia dalam kehamilan ?
3. Bagaimana epidemiologi anemia dalam kehamilan ?
4. Etiologi anemia dalam kehamilan ?
5. Bagaimana patofisiologi anemia dalam kehamilan ?
6. Klasifikasi anemia dalam kehamilan ?
7. Penatalaksanaan anemia dalam kehamilan ?

1. D.       Manfaat
1. Bagi Mahasiswa

Makalah ini diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan dan wawasan mahasiswa,
sehingga dapat mengaplikasikannya dalam memberikan asuhan kebidanan.

1. Bagi Petugas Kesehatan

Makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi petugas kesehatan khususnya bidan
dalam memberikan asuhan kebidanan.

BAB II

TINJAUAN TEORI

1. A.    Pengertian Anemia  Dalam Kehamilan

Anemia dalam kehamilan ialah kondisi ibu dengan kadar Hb < 11,00 gr% Pada trimester I
dan III atau kadar Hb < 10,50 gr% pada trimester II. Karena ada perbedaan dengan kondisi
wanita tidak hamil karena hemodilusi terutama terjadi pada trimester II (Sarwono P, 2002).

Anemia pada wanita hamil jika kadar hemoglobin atau darah merahnya kurang dari 10,00 gr
%. Penyakit ini disebut anemia berat. Jika hemoglobin < 6,00 gr% disebut anemia gravis.
Jumlah hemoglobin wanita hamil adalah 12,00-15,00 gr% dan hematokrit adalah 35,00-
45,00% (Mellyna, 2005).

Anemia hamil disebut ” potential danger to matter and child (potensial membahayangkan ibu
dan anak) ”, karena itulah anemia memerlukan perhatian khusus dari semua pihak yang
terkait dalam pelayanan kesehatan pada lini terdepan.

Baik di negara maju maupun di negara berkembang, seseorang disebut menderita anemia bila
kadar Hemoglobin (Hb) kurang dari 10 gr %, disebut anemia berat atau bila kurang dari 6 gr
%, disebut anemia gravis.

Wanita tidak hamil mempunyai nilai normal hemoglobin 12 – 15 gr % dan hematokrit 35-54
%, angka – angka tersebut juga berlaku untuk wanita hamil, terutama wanita yang mendapat
pengawasan selama hamil. Oleh karena itu, pemeriksaan hematokrit dan hemogloblin harus
menjadi pemeriksaan darah rutin selama pengawasan antenatal. Sebaiknya pemerintahan
dilakukan setiap 3 bulan atau paling sedikit 1 kali pada pemeriksaan pertama atau pada
triwulan pertama dan sekali lagi pada triwulan akhir.

1. B.     Tanda Dan Gejala Anemia Pada Ibu Hamil


1. Ibu mengeluh cepat lelah, Sering pusing, Mata berkunang-kunang,
2. Nafsu makan turun (anoreksia), mual, muntah
3. Konsentrasi hilang,
4. Nafas pendek (pada anemia parah)
5. Keluhan mual muntah lebih hebat pada hamil muda.
6. Keletihan,  malaise, atau mudah megantuk
7. Pusing atau kelemahan
8. Sakit kepala
9. Lesi pada mulut dan lidah
10. Kulit pucat
11. Mukosa membrane atau kunjung tiva pucat
12. Dasar kuku pucat
13. Takikardi
14. perubahan jaringan epitel kuku, gangguan sistem neurumuskular
15. disphagia dan pembesaran kelenjar limpa.

1. C.    Epidemiologi Dalam Kehamilan

Berdasarkan data SKRT tahun 1995 dan 2001, anemia pada ibu hamil sempat mengalami
penurunan dari 50,9% menjadi 40,1% (Amiruddin, 2007). Angka kejadian anemia di
Indonesia semakin tinggi dikarenakan penanganan anemia dilakukan ketika ibu hamil bukan
dimulai sebelum kehamilan. Berdasarkan profil kesehatan tahun 2010 didapatkan data bahwa
cakupan pelayanan K4 meningkat dari 80,26% (tahun 2007) menjadi 86,04% (tahun 2008),
namun cakupan pemberian tablet Fe kepada ibu hamil menurun dari 66,03% (tahun 2007)
menjadi 48,14% (Depkes, 2008).

Frekuensi timbulnya anemia dalam  kehamilan tergantung pada suplementasi besi. Taylor
dkk melaporkan rata-rata kadar hemoglobin sebesar 12,7 g/dl pada wanita yang
mengkonsumsi suplemen besi sementara rata-rata hemoglobin sebesar 11,2 g/dl pada wanita
yang tidak mengkonsumsi suplemen.

Karakter Trias Epidemiologi

1. Host

Faktor host (penjamu) dalam kasus anemia pada ibu hamil adalah ibu hamil yang terdiri dari:

1. Umur
Semakin muda umur ibu hamil, semakin berisiko untuk terjadinya anemia. Hal ini didukung
oleh penelitian Adebisi dan Strayhorn (2005) di USA bahwa ibu remaja memiliki prevalensi
anemia kehamilan lebih tinggi dibanding ibu berusia 20 sampai 35 tahun. Hal ini dapat
dikarenakan pada remaja, Fe dibutuhkan lebih banyak karena pada masa tersebut remaja
membutuhkannya untuk pertumbuhan, ditambah lagi jika hamil maka kebutuhan akan Fe
lebih besar seperti yang sudah dijelaskan pada riwayat alamiah. Selain itu, faktor usia yang
lebih muda dihubungkan dengan pekerjaan, status sosial ekonomi dan pendidikan yang
kurang.

1. Kelompok etnik

Berdasarkan penelitian Adebisi dan Strayhorn (2005) di USA bahwa ras kulit hitam memiliki
risiko anemia pada kehamilan 2 kali lipat dibanding dengan kulit putih. Hal ini juga
dihubungkan dengan status sosial ekonomi

1. Keadaan Fisiologis

Keadaan fisiologis ibu hamil, peningkatan Hb tidak sebanding dengan penambahan volume
plasma yang lebih besar, selain itu didukung dengan kebutuhan intake Fe yang lebih banyak
untuk eritropoesis.

1. Keadaan imunologis

Keadaan imunologis dari ibu hamil yang dapat menyebabkan anemia dihubungkan dengan
proses hemolitik sel darah merah yang nantinya disebut anemia hemolitik. Hal ini juga
berhubungan dengan ada maupun tidak adanya penyakit yang mendasari seperti
SLE(Systemic Lupus Erythematosus) yang dapat menyebabkan hancurnya sel darah merah.

1. Kebiasaan

Kebiasaan ini meliputi kebiasaan makan pada ibu hamil, apakah intake nutrisinya adekuat
atau tidak atau mengandung Fe, asam folat, vitamin B12 ataukah tidak. Selain itu, kebiasaan
ibu hamil dalam memeriksakan kehamilannya di tempat pelayanan kesehatan juga
mempengaruhi besar kecilnya kejadian anemia pada ibu hamil. Menurut penelitian Adebisi
dan Strayhorn (2005) di USA, bahwa ibu hamil yang merokok dan minum alkohol juga
mempengaruhi terjadinya anemia.

1. Sosial ekonomis

Faktor sosial ekonomi diantaranya adalah kondisi ekonomi, pekerjaan dan pendidikan. Ibu
hamil dengan keluarga yang memiliki pendapatan yang rendah akan mempengaruhi
kemampuan untuk menyediakan makanan yang adekuat dan pelayanan kesehatan untuk
mencegah dan mengatasi kejadian anemia. Ibu hamil yang memiliki pendidikan yang kurang
juga akan mempengaruhi kemampuan ibu dalam mendapatkan informasi mengenai anemia
pada kehamilan.

1. Faktor kandungan dan kondisi/ riwayat kesehatan


Faktor kandungan diantaranya paritas, riwayat prematur sebelumnya, dan usia kandungan.
Ibu dengan riwayat prematur sebelumnya lebih berisiko dibanding dengan ibu yang tidak
memiliki riwayat tersebut. Ibu dengan primipara berisiko lebih rendah untuk terjadi anemia
daripada ibu dengan multipara (Omoniyi, Stayhorn, 2005). Kondisi atau riwayat kesehatan
diantaranya adalah apakah ibu hamil menderita penyakit diabetes, ginjal, hipertensi, dan
penyakit kronis lainnya. Ibu hamil mempunyai riwayat penyakit kronis tersebut, semakin
berisiko terjadinya anemia pada ibu hamil (Omoniyi, Stayhorn, 2005).

1. Agen
Agens atau sumber penyakit pada anemia ibu hamil diantaranya yaitu:
1. Unsur gizi

Terjadinya anemia pada ibu hamil juga dapat disebabkan karena defisiensi Fe, asam folat dan
vitamin B dalam makanan. Defisiensi ini dapat terjadi karena kebutuhan Fe yang meningkat,
kurangnya cadangan dan berkurangnya Fe dalam tubuh ibu hamil.

1. Kimia dari dalam dan luar

Anemia pada ibu hamil juga dapat terjadi karena berhubungan dengan kimia dan obat.
Anemia tersebut dinamakan anemia aplastik. Kehamilan mengakibatkan peningkatan sintesa
laktogen plasenta, eritropoetin dan estrogen. Laktogen plasenta dan eritropoetin menstimulasi
hematopoesis dimana estrogen menekan sumsum tulang. Ketidakseimbangan tersebut
menyebabkan hipoplasia (Choudry et al, 2002 dalam Yilmaz et al, 2007).

1. Faktor faali/ fisiologis

Faktor fisiologis ini meliputi peningkatan eritrosit dan Hb tidak sebanyak dengan
peningkatan volume plasma pada kehamilan sehingga terjadi hipervolemi. Hal tersebut
berisiko terjadinya anemia pada kehamilan.

1. Lingkungan

Dari ketiga faktor lingkungan (fisik, biologis dan sosial ekonomi) yang dapat mempengaruhi
kejadian anemia pada ibu hamil yaitu faktor sosial ekonomi. Kondisi sosial berupa dukungan
dari keluarga dan komunitas akan mempengaruhi kejadian anemia pada ibu hamil. Jika
keluarga mendukung terhadap intake nutrisi yang adekuat pada ibu hamil dan memotivasi
dalam memeriksakan kehamilannya secara rutin, maka kemungkinan kecil terjadi anemia.

Jika lingkungan komunitas menyediakan sarana pelayanan kesehatan, tenaga kesehatan dan
kader maka pelayanan kesehatan akan meningkat sehingga kejadian anemia kemungkinan
kecil terjadi. Selain itu, pendidikan ibu hamil yang semakin tinggi akan mempengaruhi
kemampuan dalam mendapatkan informasi. Kondisi ekonomi akan mempengaruhi
kemampuan ibu hamil dan keluarga dalam menyediakan nutrisi yang adekuat dan
memberikan pelayanan kesehatan yang sesuai.

1. D.    Etiologi Anemia Dalam Kehamilan

Penyebab anemia pada umumnya adalah sebagai berikut :


1. Kurang gizi (malnutrisi) seperti zat besi, asam folat, dan B 12
2. Kemampuan perombakan sel darah merah yang terlalu cepat
3. Malabsorpsi
4. Kehilangan darah banyak seperti persalinan yang lalu, haid dan lain-lain
5. Penyakit-penyakit kronik seperti TBC paru, cacing usus, malaria.

1. E.     Patofisiologi Anemia Dalam Kehamilan

Riwayat alamiah penyakit merupakan gambaran tentang perjalanan perkembangan penyakit


pada individu dimulai sejak terjadinya paparan dengan agen penyebab sampai terjadinya
kesembuhan atau kematian tanpa terinterupsi oleh suatu intervensi preventif maupun
terapeutik (CDC, 2010 dikutip Murti, 2010). Hal ini diawali dengan terjadinya interaksi
antara host, agent, dan lingkungan. Perjalanan penyakit dimulai dengan terpaparnya host
yang rentan (fase suseptibel) oleh agen penyebab. Sumber penyakit (agens) pada anemia ibu
hamil diantaranya dapat berupa unsur gizi dan faktor fisiologis. Pada saat hamil, ibu sebagai
penjamu (host).

Dari faktor faal atau fisiologis, kehamilan menyebabkan terjadinya peningkatan volume
plasma sekitar 30%, eritrosit meningkat sebesar 18% dan hemoglobin bertambah 19%.
Peningkatan tersebut terjadi mulai minggu ke-10 kehamilan. Berdasarkan hal tersebut dapat
dilihat bahwa bertambahnya volume plasma lebih besar daripada sel darah (hipervolemia)
sehingga terjadi pengenceran darah. Hemoglobin menurun pada pertengahan kehamilan dan
meningkat kembali pada akhir kehamilan.

Namun, pada trimester 3 zat besi dibutuhkan janin untuk pertumbuhan dan perkembangan
janin serta persediaan setelah lahir. Hal inilah yang menyebabkan ibu hamil lebih mudah
terpapar oleh agen sehingga berisiko terjadinya anemia. Sedangkan, dari unsur gizi ibu hamil
dihubungkan dengan kebutuhan akan zat besi (Fe), asam folat, dan vitamin B12. Keluhan
mual muntah pada ibu hamil trimester 1 dapat mengurangi ketersediaan zat besi pada tubuh
ibu hamil. Dan kebutuhan zat besi pada ibu hamil trimester 3 untuk pertumbuhan dan
perkembangan janin juga membuat kebutuhan zat besi pada ibu hamil semakin besar.
Padahal, zat besi dibutuhkan untuk meningkatkan sintesis hemoglobin.

Jika fase suseptibel di atas tidak tertangani, maka akan terjadi proses induksi menuju fase
subklinis (masa laten) dan kemudian fase klinis dimana mulai muncul tanda dan gejala
anemia seperti cepat lelah, sering pusing, malaise, anoreksia, nausea dan vomiting yang lebih
hebat, kelemahan, palpitasi, pucat pada kulit dan mukosa, takikardi dan bahkan hipotensi.
Selama tahap klinis, manifestasi klinis akan menjadi hasil akhir apakah mengalami
kesembuhan, kecacatan, atau kematian (Rohtman, 2002 dalam Murti,2010). Misalnya jika
terjadi pada trimester I akan mengakibatkan abortus dan kelainan kongenital, pada trimester
II dapat mengakibatkan persalinan prematur, perdarahan antepartum, gangguan pertumbuhan
janin, asfiksia, BBLR, mudah terkena infeksi dan bahkan kematian. Sedangkan pada
trimester III akan menimbulkan gangguan his, janin lahir dengan anemia, persalinan tidak
spontan .
Periode Prepathogenesis dan Pathogenesis

Tahap prepathogenesis adalah tahap sebelum terjadinya penyakit. Sehingga, tahap ini terdiri
dari fase suseptibel dan subklinis (asimtomatis). Pada tahap ini, secara patofisiologis anemia
terjadi pada kehamilan karena terjadi perubahan hematologi atau sirkulasi yang meningkat
terhadap plasenta. Hal ini berhubungan dengan meningkatnya volume plasma tetapi tidak
sebanding dengan penambahan sel darah dan hemoglobin. Selain itu, dapat disebabkan
kebutuhan zat besi yang meningkat serta kurangnya cadangan zat besi dan intake zat besi
dalam makanan. Zat besi diperlukan untuk eritropoesis (Atmarita, 2004 dalam Amiruddin et
al, 2007).

Jika total zat besi dalam tubuh menurun akibat cadangan dan intake zat besi yang menurun,
maka akan terjadi penurunan zat besi pada hepatosit dan makrofag hati, limpa dan sumsum
tulang belakang. Setelah cadangan habis, akan terjadi penurunan kadar Fe dalam plasma
padahal suplai Fe pada sumsum tulang untuk pembentukan hemoglobin menurun. Hal ini
mengakibatkan terjadinya peningkatan eritrosit tetapi mikrositik sehingga terjadi penurunan
kadar hemoglobin (Choudry et al, 2002 dalam Yilmaz et al, 2007). Anemia pada kehamilan
tersebut dinamakan anemia defisiensi besi. Klasifikasi anemia dalam kehamilan lainnya
diantaranya adalah anemia megaloblastik, anemia hipoplastik dan anemia hemolitik.

Anemia megaloblastik termasuk dalam anemia makrositik dimana anemia terjadi karena
kekurangan asam folat dan atau vitamin B12. Anemia hemolitik adalah anemia yang
disebabkan karena penghancuran eritrosit yang lebih cepat dari pembuatannya akibat
kehilangan darah akut/ kronis (Basu, 2010).

Jika sebab-sebab di atas terjadi pada ibu hamil secara beriringan maka akan menimbulkan
manifestasi klinis anemia. Pada saat tanda dan gejala tersebut muncul, tahap inilah yang
disebut dengan tahap awal pathogenesis. Tahap ini berakhir sampai fase kesembuhan,
kecacatan atau kematian.

Kemudian tahap patogenesis berakhir pada kesembuhan, kecacatan dan bahkan kematian.
Jika timbul kesakitan atau kecacatan dapat berdampak pada kehamilannya, janinnya,
persalinannya dan bayi nantinya.

Perubahan hematologi sehubungan dengan kehamilan adalah oleh karena perubahan sirkulasi


yang makin meningkat terhadap plasenta dari pertumbuhan payudara. Volume plasma
meningkat 45-65% dimulai pada trimester ke II kehamilan,dan maksimum terjadi pada bulan
ke 9 dan meningkatnya sekitar 1000 ml, menurunsedikit menjelang aterem serta kembali
normal 3 bulan setelah partus. Stimulasi yang meningkatkan volume plasma seperti laktogen
plasenta, yang menyebabkan peningkatan sekresi aldesteron.

1. F.     Klasifikasi Anemia Pada Ibu Hamil

Banyak faktor – faktor yang mempengaruhi pembentukan darah adalah sebagai berikut :

1. komponen (bahan) yang berasal dari makanan

a)      Protein, glukosa, lemak


b)      Vitamin B12, asam falat, Vit C

c)      Elemen dasar : Fe, Ion Cu, Zink

1. Sum-sum tulang
2. Kemampuan reabsorpsi usus terhadap bahan yang diperlukan
3. Umur sel darah merah (eritrosit) terbatas sekitar 120 hari. Sel – sel darah merah yang sudah
tua dihancurkan kembali menjadi bahan baku untuk membentuk sel darah yang baru.
4. Terjadinya perdarahan yang kronik (menahun)

a)      Menstruasi

b)      Penyakit yang menyebabkan perdarahan pada wanita seperti mioma uteri,
Polip Serviks, penyakit darah.

Berdasarkan atas faktor – faktor diatas maka anemia dapat digolongkan menjadi :

1. Anemia Zat Besi (kejadian 62,30%)

Anemia dalam kehamilan yang paling sering ialah anemia akibat kekurangan zat besi.
Kekurangan ini disebabkan karena kurang masuknya unsur zat besi dalam makanan,
gangguan reabsorbsi, dan penggunaan terlalu banyaknya zat besi.

Morfologi terdiri dari SDM hipokrom mikrositik. Zat besi serum menurun dan kapasitas
pengikat zat besi meningkat. Merupakan anemia yang paling sering dijumpai pada
kehamilan. Hal ini disebabkan oleh kurang masuknya unsur besi dalam makanan, karena
gangguan resorpsi, ganguan penggunaan atau karena terlampaui banyaknya besi keluar dari
badan, misalnya pada perdarahan. Keperluan besi bertambah dalam kehamilan terutama pada
trimester terakhir. Keperluan zat besi untuk wanita hamil 17 mg

1. Anemia Megaloblastik (kejadian 29,00%)

Anemia megaloblastik adalah penyakit yang ditandai dengan penurunan jumlah SDM (sel
darah merah) dan hipokrom makrositik Anemia megaloblastik dalam kehamilan disebabkan
karena defisiensi asam folat. Umumnya terkait dengan anemia defisiensi zat besi. Jarang
dijumpai kasus anemia megaloblastik saja

1. Anemia Hipoplastik (kejadian 80,00%)

Anemia pada wanita hamil yang disebabkan karena sumsum tulang kurang mampu membuat
sel-sel darah merah. Dimana etiologinya belum diketahui dengan pasti kecuali sepsis, sinar
rontgen, racun dan obat-obatan.

1. Anemia Hemolitik (kejadian 0,70%)

Anemia yang disebabkan karena penghancuran sel darah merah berlangsung lebih cepat,
yaitu penyakit malaria.
Suatu defek enzimatik yang terkait-kromosom X dan diturunkan, yang ditandai dengan
ketidak mampuan tubuh memproduksi enzim G6PD, yaitu enzim yang berfungsi sebagai
katalis penggunaan glukosa secara aerob oleh SDM. Anemia ini dapat ditemukan pada
keturunan Afrika-Amerika, Asia, dan Mediterania. Kejadiannya Dua persen dari semua 
wanita keturunan Afrika-Amerika menderita penyakit ini.

Penyebabnya Infeksi dan beberapa obat oksidik pada kondisi defisiensi G6PD akan memicu
hemolisis SDM yang megakibatkan anemia hemolitik ringan sampai berat.

1. Anemia Pernisiosa

Anemia pernisiosa disebabkan kekurangan faktor intrinsik pada asam lambung, yang
diperlukan untuk absorbsi vitamin B12 dari makanan . karena B12 tidak dapat diabsorbsi, SDM
tidak matang dengan normal.  Kasus ini jarang dijumpai pada individu dibawah usia 35
tahun.

1. Anemia Sel Sabit

Pada sifat (trait) sel sabit, ada satu gen normal dan satu gen Hb-S. gejala tidak tampak
kecuali pada keadaan deprivasi oksigen berat. Pada penyakit sel sabit, kedua gen adalah Hb-
S. penyakit ini kronik dan melemahkan. Angka morbiditas dan mortalitas penyakit ini tinggi.
Kejadiannya Satu dari 12 keturunan Afrika-Amerika membawa sifat sel sabit. Satu dari 500
keturuna Afrika-Amerika menderita penyakit ini.

1. G.    Penatalaksanaan Anemia Pada Ibu Hamil


1. Anemiadefisiensi Zat Besi

Penatalaksaan : 

1. Skrining rutin

1)      Pada kunjungan awal, tanyakan tentang riwayat anemia atau masalah pembekuan darah
sebelumnya.

2)      Minta hitung darah lengkap pada kunjungaan awal.

3)      Diskusikan pentingnya mengonsumsi vitamin prenatal (disertai zat besi).

4)      Periksa ulang Ht pada 28 minggu kehamilan.

1. Terapi anemia:

1)     Terapi oral ialah dengan pemberian : fero sulfat, fero gluconat, atau Na-fero bisitrat.

2)     Bila Hb <10 g/dl dan Ht <30%, lakukan tindakan berikut:

a)    Berikan konseling gizi.


(1)   Tinjau diet pasien.

(2)   Diskusikan sumber-sumber zat besi dalam diet.

(3)   Berikan kepada pasien selebaran mengenai makanan tinggi zat besi.

(4)   Rujuk ke ahli gizi.

b)   Sarankan suplemen zat besi sebagai tambahan vitamin paranatal. Kebutuhan zat besi saat
kehamilan adalah 60 mg unsure zat besi.

(1)   Tablet zat besi time-release merupaka pilihan terbaik, namun lebih mahal. Setiap sediaan
garam zat besi standar sudah mencukupi kebutuhan zat besi.

(2)   Minum 1-3 tablet per hari dalam dosis yang terbagi.

(3)   Zat besi diabsorbsi lebih baik pada keadaan lambung kosong. Minum 1 jam sebelum
makan atau 2 jam sesudahnya.

(4)   Vitamin C membantu absorbs zat besi. Minum zat besi disertai jus yang tinggi vitamin C
atau tablet vitamin C.

(5)   Antasid dan produk susu dapat mengganggu absorbsi zat besi

(6)   Lebih baik mengkonsumsi zat besi bersama antasid atau makanan daripada tidak
mengkonsumsi sama sekali.

c)    Bila Hb <9 g/dl dan Ht <27% pertimbangkan anemia megaloblastik. Kelola pasien ini
menurut panduan terapi anemia.

(1)   Bila kadar Hb <9 g/dl dan Ht ≤27% saat mulai persalinan, pertimbangkan pemberian
cairan IV atau heparin lock saat persalinan.

(2)   Pemberian preparat 60 mg/hari dapat menaikkan kadar Hb sebanyak 1 g%/bulan. Efek
samping pada traktus gastrointestinal relatif kecil pada pemberian preparat Na-fero bisitrat
dibandingkan dengan ferosulfat.

(3)   Kini program nasional mengajukan kombinasi 60 mg besi dan 50µg asam folat untuk
profilaksis anemia.

(4)   Pemberian preparat parenteral yaitu dengan ferum dextran sebanyak 1000 mg (20 ml)
intravena atau 2 x 10 ml/im pada gluteus, dapat meningkatkan Hb relatif lebih cepat yaitu 2 g
%. Pemberian parenteral ini mempunyai indikasi : intoleransi besi pada gastrointestinal,
anemia yang berat, dan kepatuhan yang buruk. Efek samping utama ialah reaksi alergi, untuk
mengetahuinya dapat diberikan dosis 0,5 cc/im dan bila tak ada reaksi, dapat diberikan
seluruh dosis.

1. Anemia Megaloblastik.

Penatalaksanaan
1. Suplemen

1)      Vitamin prenatal yang mengandung asam folat dan zat besi

2)      Satu sampai dua milligram asam folat per hari untuk memperbaiki defisiens asam folat.

3)      Suplemen zat besi, dengan pertimbangan bahwa anemia megaloblastik jarang terjadi
tanpa anemia defisiensi zat besi.

1. Konseling gizi

1)      Kaji diet pasien

2)      Rekomendasikan sumber-sumber asam folat dalam diet

3)      Rujuk ke ahli gizi

1. Hitung darah lengkap


1. Ulangi hitung darah lengkap dalam 1 bulan.
2. Perhatikan adanya peningkatan hitung retikulosit sebesar 3-4% dalam 2-3 minggu,
dan sedikit peningkatan pada hitung Hb dan Ht.
3. Anemia hemolitik didapat (acquired hemolytic anemia)

Penatalaksanaan

1. Skrining: Pasien keturunan Afrika-Amerika yang mengalami anemia atau kerap mengalami
infeksi saluran kemih (ISK) berulang harus menjalani skrining G6PD.
2. Terapi

1)      Resepkan 1 mg asam folat setiap hari.

2)      Berikan daftar obat-obatan yang perlu dihindari.

3)      Bila pasien hamil, lakukan kultur dan sensitivitas (culture and sensitivity, C&S) urine
bulanan.

4)      Konsultasikan dengan dokter bila pasien dalam keadaan krisis atau mengalami anemia
berat.

1. Anemia: Pernisiosa

Penatalaksanaan

1. Kaji diet pasien terhadap produk hewani. Bila asupan dietnya kurang sumber-sumber
vitamin B12 berikan konseling gizi.
2. Berikan 1 cc (1000 ng) vitamin B12 parenteral per IM setiap bulan.
3. Tawarkan rujukan ke ahli gizi.
4. Ulangi hitung sel darah lengkap dalam 1 bulan.

1)      Kondisinya membaik bila


a)      Morfologi normal

b)      Kadar Ht meningkat

2)      Bila tidak ada perubahan, konsultasikan ke dokter.

1. Anemia Sel Sabit

Penatalaksanaan

1. Programkan skrining sel sabit pada semua pasien Afrika-Amerika:

1)      Bila uji negatif, kedua gen normal dan tidak ada masalah.

2)      Bila uji positif, minta pemeriksaan elektroforesis hemoglobin.

3)      Bila gen homozigot,pasien dianggap beresiko tinggi dan harus dirujuk ke dokter.

4)      Bila gen heterozigot, pasien dianggap beresiko rendah dapat dikelola secara normal
selama kehamilan dan persalinan.

1. Pertimbangkan kultur dan sensitivitas urine bulanan karena peningkatan resiko ISK selama
kehamilan.
2.  Beri konseling kepada pasien:
1. Jelaskan kepada pasien mengenai sifat sel sabit yang dibawanya.
2. Sarankan pemeriksaan ayah bayi. Bila gen ayah juga heterozigot, ada kemungkinan
bayinya menderita penyakit ini.
3. Rujuk pasien untuk konseling genetik bila perlu.

Share this:

 Twitter
 Facebook1

Terkait

kehamilan Ektopik

kontrasepsi

KB pil

Tandai permalink.

Navigasi tulisan
← sistem pengumpulan data
ngantuk…. →

Berikan Balasan

evalismawati2013

Katakan lah "SAYA BISA"

Tampilkan Profil Lengkap →

kalender 2013
Mei 2013

J S M S S R K

« Apr   Jul »

  1 2

3 4 5 6 7 8 9

10 11 12 13 14 15 16

17 18 19 20 21 22 23

24 25 26 27 28 29 30

31  
Halaman
 About
 Satuan Acara Penyuluhan . . .

KATAKANLAH KAMU BISA


Komentar Terakhir
My Blog
145 spam diblok oleh Akismet

Blogroll
 belajar lagi yuk… 0
 Discuss 0
 Get Inspired 0
 Get Polling 0
 Get Support 0
 Learn WordPress.com 0
 Theme Showcase 0
 WordPress Planet 0
 WordPress.com News 0

Buat situs web atau blog gratis di WordPress.com. | The Visual Theme.
Ikuti

Follow “evalismawatiblog”

Get every new post delivered to your Inbox.

Buat situs dengan WordPress.com

Posted by FebbyMidwife at 9:14 PM


Email ThisBlogThis!Share to TwitterShare to FacebookShare to Pinterest

Location: akbid sari mulia banjarmasin

No comments:
Post a Comment
Older Post Home

Subscribe to: Post Comments (Atom)


Blog Archive

 ▼  2013 (3)
o ▼  March (3)
 LAPORAN PENDAHULUAN MENGENAI KEHAMILAN DENGAN ANEM...
 APN(ASUHAN PERSALINAN NORMAL) 58 LANGKAH
 Laporan farmakologi cara pemberian obat melalui in...

About Me

FebbyMidwife

Hey Guys, My Name is Febby Febriyani lestari but you can call me Fefebb or Febby.

View my complete profile

Awesome Inc. template. Template images by graphixel. Powered by Blogger.

 Log In
 Sign Up

LP kehamilan

http://www.academia.edu/8075960/LP_kehamilan_dengan_anemia_PKM_harapan_raya?
login=wyesinfebri@gmail.com&email_was_taken=true dengan anemia PKM harapan raya

Uploaded by
Dita Purnamasari

 top 3%
 309

 
Laporan Pendahuluan PRAKTIK KLINIK PROFESI MATERNITAS PSIK UR NAMA : DITA PERNAMASARI
NIM : 1011114028 JUDUL : KEHAMILAN DENGAN ANEMIA A.
 
Defenisi
Center for deases control and prevention
(CDC) mendefenisikan anemia sebagai kadar hemoglobin lebih rendah dari 11 g/dl pada trimester
pertama dan ketiga, dan kurang dari 10,5 d/dL pada trimester kedua(Leveno,2009). Berdasarkan
WHO, anemia pada ibu hamil adalah bila Hb kurang dari 11 gr%(manuaba, 2007)
B.
 
Etiologi

 
Perdarahan(jelas atau samar). Perdarahan yang jelas(dari perdarahan pervagina, epistaksis dan
sebagainya) menjadi penyebab/ keterangan yang nyata untuk anemia. Perdarahan samar dapat karena
perdarahan gastrointestinal yang diperiksa melalui feses.

 
Defesiensi gizi(factor nutrisi). Akibat kurangnya jumlah besi total dalam makanan atau kualitas besi
yang tidak baik( makanan yang mengandung serat, rendah vitamin C. dan rendah daging)

 
Kebutuhan zat besi yang meningkat untuk prematuritas janin.

 
Gangguan absorbs zat besi seperti gastrektomi, colitis kronis.

 
Ketidaksanggupan sum-sum tulang membentuk sel- sel darah.

 
Kelainan darah.
C.
 
Patofisiologi
1.
 
Kadar hemoglobin untuk wanita tidak hamil biasanya adalah 13,5 g/dL. Namun kadar hemoglobin
selama trimester kedua dan ketiga kehamilan berkisar 11,6 g/dL sebagai akibat pengenceran darah ibu
karena peningkatan volume plasma. Ini disebit sebagai anemia fisiologis dan merupakan keadaan
yang normal selama kehamilan.
 
2.
 
Selama kehamilan, zat besi tidak dapat dipenuhi secara adekuat dalam makanan sehari- hari. Zat
dalam makanan seperti susu, teh dan kopi menurunkan absorbs besi. Selama kehamilan, tambahan zat
besi diperlukan untuk meningkatkan sel- sel darah ibu dan transfer ke janin untuk penyimpanan dan
produksi sel- sel darah merah. Janin harus menyimpan cukup zat besi pada 4 sampai 6 bulan terkhir
setelah kelahiran. 3.
 
Selama trimester ketiga, jika supan besi wanita tersebut tidak memadai, hemoglobin tidak akan
meningkat sampai nilai 12,5 g/dL dan dapat terjadi anemia karena nutrisi. Ini akan mengakibatkan
penurunan transfer zat besi kejanin. 4.
 
Hemoglobinopati, seperti thalasemia, penyakit sel sabit, dan G-6-PD mengakibatkan anemia melalui
hemolisis atau peningkatan penghancuran sel- sel darah merah. 5.
 
Secara umum dengan kehilangan zat besi hal ini akan menyebabkan cadangan besi menurun. Apabila
cadangan kosong, maka keadaan ini disebut
iron depleted state
. Apabila kekurangan besi berlanjut terus, maka penyediaan besi untuk eritropoesis  berkurang,
sehingga menimbulkan gangguan pada bentuk eritrosit, tetapi anemia secara klinik belum terjadi,
keadaan ini disebut
iron deficient erythropoesis
. Selanjutnya timbul anemia hipokromik mikrositer, sehingga disebut sebagai
iron deficiency anemia
. Pada saat ini juga terjadi kekurangan besi pada epiter serta beberapa enzim yang dapat menimbulkan
manifestasi anemia.
D.
 
Manifestasi klinik

 
Mengelu cepat lelah
 

 
Pusing
 

 
Mata berkunang- kunang
 

 
Malaise
 

 
Lidah luka
 

 
 Nafsu makan turun(anoreksia)
 

 
Konsentrasi hilang
 

 
 Nafas pendek(pada anemia parah)
 

 
Palpitasi
 E.
 
Klasifikasi
Anemia dan kehamilan dapat dibagi sebagai berikut: 1)
 
Anemia defesiensi besi Anemia dalam kehamilan karena kekurangan besi akibat defesiensi besi ini
disebabkan oleh kurangnya masukan unsur besi dengan makanan karena gangguan rearbsorbsi,
gangguan penggunaan, atau karena banyaknya besi keluar dari tubuh karena perdarahan. Apabila
masuknya besi tidak bertambah pada saat kehamilan, maka sangat mudah terjadi anemia defesiensi
besi. 2)
 
anemia megaloblastik
 
anemia megaloblastik dalam kehamilan disebabkan karena defesiensi asam folat(pteroylglutamic
acid). Jarang sekali terjadi karena defesiensi vitamin B12( cynocobalamin) 3)
 
anemia hemolitik disebabkan karena penghancuran sel darah merah berlangsung lebih cepat
dibandingkan  pembuatannya. Wanita dengan anemia hemolitik sukat atau sulit saat hamil, karena
ketika hamil anemia yang diderita bisa semakin berat. Secara umum anemia hemolitik dapat dibagi
menjadi 2 golongan besar yakni;

 
golongan yang disebabkan oleh factor intrakorpuskuler, seperti pada anemia hemolitik herediter,
thalasemia, anemia sel sabit dan lain- lain.

 
Golongan yang disebabkan oleh factor ekstrakorpuskuler, seperti pada infeksi(malaria, sepsis),
keracunan arsenikum,leukemia, penyakit Hodgkin, penyakit hati dan lain- lain.
F.
 
Pemeriksaan penunjang
1.
 
Pemeriksaan laboratorium dasar ditemui

 
Pemeriksaan Hb sahli, kadar Hb < 10 mg/%

 
Kadar Ht menurun (normal 37%- 41%)

 
Peningkatan bilirubin total (pada anemia hemolitik)

 
Terlihat retikulositosis dan sferositosis pada apusan darah tepi.

 
Terdapat pansitopenia, sum- sum tulang kosong diganti lemak.
G.
 
Penatalaksanaan
1.
 
Medis

 
Terapi oral

 
Pemberian tablet zat besi mengandung ferosulat, besi glukonat

 
Asam folik 15- 30 mg perhari

 
Vitamin B12 3x1 tablet perhari

 
Sulfas ferosus 3x1 tablet perhari

 
Terapi parenteral Secara intramuscular di injeksikandextran besi(imferon) atau sorbitol besi(jectofer0
2.
 
Keperawatan

 
Memberikan penyuluhan klien dan keluarga mengenai supplement besi dan  peningkatan sumber-
sumber besi dalam makanan sesuai indikasi.

 
Pada klien yang menderita thalasemia atau pembawa sifat tersebut, beri dukungan khususnya jika
wanita tersebut telah mengetahui bahwa ia pembawa. Juka kaji apakah ada tanda- tanda infeksi
selama kehamilan.

 Job Board
 About
 Press
 Blog
 Stories
 We're hiring!
 Help
 Terms
 Privacy
 Copyright
 Send us Feedback
 Academia ©2014

Anda mungkin juga menyukai