Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN PRAKTEK KLINIK KEBIDANAN

ANEMIA PADA KEHAMILAN

DISUSUN OLEH :

NAMA : HENNY MAKMUR

NIM : 191302032

KELAS : B19

PROGRAM STUDI DIV BIDAN PENDIDIK

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS INDONESIA TIMUR

MAKASSAR

2019/2020
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, Puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, dan inayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan Micro dan
Macro tepat pada waktunya.
Makalah ini telah saya susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari semua pihak. Ribuan terima kasih juga disampaikan kepada semua pihak
yang terkait dalam pembuatan makalah ini dengan Anemia dalam Kehamilan.
Saya berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak baik lintas
program maupun lintas sektoral dan saya memohon kritik, saran dan masukan
demi kesempurnaan laporan praktek klinik kebidanan ini.

Makassar, Maret 2020

Penulis

1
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Masa kehamilan merupakan masa dimana tubuh sangat membutuhkan
asupan makan yang maksimal baik untuk jasmani maupun rohani (selalu rileks
dan tidak stress). Di masa-masa ini pula, wanita hamil sangat rentan terhadap
menurunnya kemampuan tubuh untuk bekerja secara maksimal. Wanita hamil
biasanya sering mengeluh sering letih, kepala pusing, sesak nafas, wajah pucat
dan berbagai macam keluhan lainnya. Semua keluhan tersebut merupakan
indikasi bahwa wanita hamil tersebut sedang menderita anemia pada masa
kehamilan.
Penyakit ini terjadi akibat rendahnya kandungan hemoglobin dalam
tubuh semasa mengandung. Anemia ini secara sederhana dapat kita artikan
dengan kurangnya sel-sel darah merah di dalam darah daripada biasanya.
Anemia pada kehamilan di Indonesia masih tinggi, dengan angka
nasional 65% yang setiap daerah mempunyai variasi berbeda. Anemia
gangguan medis yang paling umum ditemui pada masa hamil, mempengaruhi
sekurang – kurangnya 20% wanita hamil. Wanita ini memiliki insiden
komplikasi puerperal yang lebih tinggi, seperti infeksi, daripada wanita hamil
dengan nilai hematologi normal.
Anemia menyebabkan penurunan kapasitas darah untuk membawa
oksigen. Jantung berupaya mengonpensasi kondisi ini dengan meningkatkan
curah jantung. Upaya ini meningkatkan kebebasan kerja jantung dan menekan
fungsi ventricular. Dengan demikian, anemia yang menyertai komplikasi lain
(misalnya, preeklampsia) dapat mengakibatkan jantung kongestif.
Apabila seorang wanita mengalami anemia selama hamil, kehilangan
darah pada saat ia melahirkan, bahkan kalaupun minimal, tidak ditoleransi
dengan baik. Ia berisiko membutuhkan transfusi darah. Sekitar 80% kasus
anemia pada masa hamil merupakan anemia tipe defisiensi besi (Arias, 1993).
Dua puluh persen (20%) sisanya mencakup kasus anemia herediter dan

2
berbagai variasi anemia didapat, termasuk anemia defisiensi asam folat, anemia
sel sabit dan talasemia.
B. Rumusan
1. Apa Anemia pada kehamilan
2. Apa Gejala Anemia Pada Ibu Hamil
3. Apa Klasifikasi anemia dalam kehamilan.
4. Apa Efek Anemia Pada Ibu Hamil, Bersalin Dan Nifas
5. Apa Definisi Anemia
6. Apa Patofisiologi Anemia Pada Kehamilan
7. Apa Etiologi Anemia Pada Kehamilan
8. Apa Gejala Klinis
9. Apasaja Derajat Anemia
10. Apa Dampak Anemia Defisiensi Zat Besi Pada Kehamilan
11. Bagaimana Pengobatan Anemia
12. Bagaimana Pencegahan Anemia

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui Anemia pada kehamilan
2. Untuk mengetahui Gejala Anemia Pada Ibu Hamil
3. Untuk mengetahui Klasifikasi anemia dalam kehamilan.
4. Untuk mengetahui Efek Anemia Pada Ibu Hamil, Bersalin Dan Nifas
5. Untuk mengetahui Definisi Anemia
6. Untuk mengetahui Patofisiologi Anemia Pada Kehamilan
7. Untuk mengetahui Etiologi Anemia Pada Kehamilan
8. Untuk mengetahui Gejala Klinis
9. Untuk mengetahui Derajat Anemia
10. Untuk mengetahui Dampak Anemia Defisiensi Zat Besi Pada Kehamilan
11. Untuk mengetahui Pengobatan Anemia
12. Untuk mengetahui Pencegahan Anemia

3
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Anemia pada kehamilan


Anemia adalah kondisi ibu dengan kadar haemoglobin (Hb) dalam
darahnya kurang dari 12 gr% (Wiknjosastro, 2002). Sedangkan anemia dalam
kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar haemoglobin dibawah 11 gr%
pada trimester I dan III atau kadar <10,5 gr% pada trimester II (Saifuddin,
2002). Anemia dalam kehamilan yang disebabkan karena kekurangan zat besi,
jenis pengobatannya relatif mudah, bahkan murah.
Darah akan bertambah banyak dalam kehamilan yang lazim disebut
Hidremia atau Hipervolemia. Akan tetapi, bertambahnya sel darah kurang
dibandingkan dengan bertambahnya plasma sehingga terjadi pengenceran
darah. Perbandingan tersebut adalah sebagai berikut: plasma 30%, sel darah
18% dan haemoglobin 19%. Bertambahnya darah dalam kehamilan sudah
dimulai sejak kehamilan 10 minggu dan mencapai puncaknya dalam
kehamilan antara 32 dan 36 minggu (Wiknjosastro, 2002). Secara fisiologis,
pengenceran darah ini untuk membantu meringankan kerja jantung yang
semakin berat dengan adanya kehamilan.
Kebanyakan anemia dalam kehamilan disebabkan oleh defisiensi besi
dan perdarahan akut bahkan tidak jarang keduannya saling berinteraksi
(Safuddin, 2002). Menurut Mochtar (1998) penyebab anemia pada umumnya
adalah sebagai berikut:
1. Kurang gizi (malnutrisi)
2. Kurang zat besi dalam diit
3. Malabsorpsi
4. Kehilangan darah banyak seperti persalinan yang lalu, haid dan lain-lain
5. Penyakit-penyakit kronik seperti TBC paru, cacing usus, malaria dan lain-
lain

4
B. Gejala Anemia Pada Ibu Hamil
Gejala anemia pada kehamilan yaitu ibu mengeluh cepat lelah, sering
pusing, mata berkunang-kunang, malaise, lidah luka, nafsu makan turun
(anoreksia), konsentrasi hilang, nafas pendek (pada anemia parah) dan keluhan
mual muntah lebih hebat pada hamil muda.

C. Klasifikasi anemia dalam kehamilan.


Klasifikasi anemia dalam kehamilan menurut Mochtar (1998), adalah
sebagai berikut:
1. Anemia Defisiensi Besi
Adalah anemia yang terjadi akibat kekurangan zat besi dalam darah.
Pengobatannya yaitu, keperluan zat besi untuk wanita hamil, tidak hamil
dan dalam laktasi yang dianjurkan adalah pemberian tablet besi.
a. Terapi Oral adalah dengan memberikan preparat besi yaitu fero sulfat,
fero glukonat atau Na-fero bisirat. Pemberian preparat 60 mg/ hari
dapat menaikan kadar Hb sebanyak 1 gr%/ bulan. Saat ini program
nasional menganjurkan kombinasi 60 mg besi dan 50 nanogram asam
folat untuk profilaksis anemia (Saifuddin, 2002).
b. Terapi Parenteral baru diperlukan apabila penderita tidak tahan akan
zat besi per oral, dan adanya gangguan penyerapan, penyakit saluran
pencernaan atau masa kehamilannya tua (Wiknjosastro, 2002).
Pemberian preparat parenteral dengan ferum dextran sebanyak 1000
mg (20 mg) intravena atau 2 x 10 ml/ IM pada gluteus, dapat
meningkatkan Hb lebih cepat yaitu 2 gr% (Manuaba, 2001).
Untuk menegakan diagnosa Anemia defisiensi besi dapat dilakukan
dengan anamnesa. Hasil anamnesa didapatkan keluhan cepat lelah, sering
pusing, mata berkunang-kunang dan keluhan mual muntah pada hamil
muda. Pada pemeriksaan dan pengawasan Hb dapat dilakukan dengan
menggunakan alat sachli, dilakukan minimal 2 kali selama kehamilan
yaitu trimester I dan III. Hasil pemeriksaan Hb dengan sachli dapat
digolongkan sebagai berikut:

5
a. Hb 11 gr% : Tidak anemia
b. Hb 9-10 gr% : Anemia ringan
c. Hb 7 – 8 gr%: Anemia sedang
d. Hb < 7 gr% : Anemia berat
Kebutuhan zat besi pada wanita hamil yaitu rata-rata mendekatai 800
mg. Kebutuhan ini terdiri dari, sekitar 300 mg diperlukan untuk janin dan
plasenta serta 500 mg lagi digunakan untuk meningkatkan massa
haemoglobin maternal. Kurang lebih 200 mg lebih akan dieksresikan lewat
usus, urin dan kulit. Makanan ibu hamil setiap 100 kalori akan
menghasilkan sekitar 8–10 mg zat besi. Perhitungan makan 3 kali dengan
2500 kalori akan menghasilkan sekitar 20–25 mg zat besi perhari. Selama
kehamilan dengan perhitungan 288 hari, ibu hamil akan menghasilkan zat
besi sebanyak 100 mg sehingga kebutuhan zat besi masih kekurangan
untuk wanita hamil (Manuaba, 2001).
2. Anemia Megaloblastik
Adalah anemia yang disebabkan oleh karena kekurangan asam folik,
jarang sekali karena kekurangan vitamin B12.
Pengobatannya:
a. Asam folik 15 – 30 mg per hari
b. Vitamin B12 3 X 1 tablet per hari
c. Sulfas ferosus 3 X 1 tablet per hari
d. Pada kasus berat dan pengobatan per oral hasilnya lamban sehingga
dapat diberikan transfusi darah.
3. Anemia Hipoplastik
Adalah anemia yang disebabkan oleh hipofungsi sumsum tulang,
membentuk sel darah merah baru. Untuk diagnostik diperlukan
pemeriksaan-pemeriksaan diantaranya adalah darah tepi lengkap,
pemeriksaan pungsi ekternal dan pemeriksaan retikulosi.
4. Anemia Hemolitik
Adalah anemia yang disebabkan penghancuran atau pemecahan sel darah
merah yang lebih cepat dari pembuatannya. Gejala utama adalah anemia

6
dengan kelainan-kelainan gambaran darah, kelelahan, kelemahan, serta
gejala komplikasi bila terjadi kelainan pada organ-organ vital.
Pengobatannya tergantung pada jenis anemia hemolitik serta penyebabnya.
Bila disebabkan oleh infeksi maka infeksinya diberantas dan diberikan
obat-obat penambah darah. Namun pada beberapa jenis obat-obatan, hal
ini tidak memberi hasil. Sehingga transfusi darah berulang dapat
membantu penderita ini.

D. Efek Anemia Pada Ibu Hamil, Bersalin Dan Nifas


Anemia dapat terjadi pada setiap ibu hamil, karena itulah kejadian ini
harus selalu diwaspadai. Anemia yang terjadi saat ibu hamil Trimester I akan
dapat mengakibatkan: Abortus, Missed Abortus dan kelainan kongenital.
Anemia pada kehamilan trimester II dapat menyebabkan: Persalinan prematur,
perdarahan antepartum, gangguan pertumbuhan janin dalam rahim, asfiksia
aintrauterin sampai kematian, BBLR, gestosis dan mudah terkena infeksi, IQ
rendah dan bahkan bisa mengakibatkan kematian. Saat inpartu, anemia dapat
menimbulkan gangguan his baik primer maupun sekunder, janin akan lahir
dengan anemia, dan persalinan dengan tindakan yang disebabkan karena ibu
cepat lelah. Saat post partum anemia dapat menyebabkan: tonia uteri, rtensio
placenta, pelukaan sukar sembuh, mudah terjadi febris puerpuralis dan
gangguan involusio uteri.
Kejadian anemia pada ibu hamil harus selalu diwaspadai mengingat
anemia dapat meningkatkan risiko kematian ibu, angka prematuritas, BBLR
dan angka kematian bayi. Untuk mengenali kejadian anemia pada kehamilan,
seorang ibu harus mengetahui gejala anemia pada ibu hamil, yaitu cepat lelah,
sering pusing, mata berkunang-kunang, malaise, lidah luka, nafsu makan turun
(anoreksia), konsentrasi hilang, napas pendek (pada anemia parah) dan
keluhan mual muntah lebih hebat pada kehamilan muda.

7
E. Definisi Anemia
Anemia pada wanita tidak hamil didefinisikan sebagai konsentrasi
hemoglobin yang kurang dari 12 g/dl dan kurang dari 10 g/dl selama
kehamilan atau masa nifas. Konsentrasi hemoglobin lebih rendah pada
pertengahan kehamilan, pada awal kehamilan dan kembali menjelang aterm,
kadar hemoglobin pada sebagian besar wanita sehat yang memiliki cadangan
besi adalah 11g/dl atau lebih. Atas alasan tersebut, Centers for disease control
(1990) mendefinisikan anemia sebagai kadar hemoglobin kurang dari 11 g/dl
pada trimester pertama dan ketiga, dan kurang dari 10,5 g/dl pada trimester
kedua (Suheimi, 2007).
Anemia defisiensi besi adalah anemia yang disebabkan oleh kurangnya
zat besi dalam tubuh, sehingga kebutuhan zat besi (Fe) untuk eritropoesis
tidak cukup, yang ditandai dengan gambaran sel darah merah hipokrom-
mikrositer, kadar besi serum (Serum Iron = SI) dan jenuh transferin menurun,
kapasitas ikat besi total (Total Iron Binding Capacity/TIBC) meninggi dan
cadangan besi dalam sumsum tulang serta ditempat yang lain sangat kurang
atau tidak ada sama sekali. Banyak faktor yang dapat menyebabkan timbulnya
anemia defisiensi besi, antara lain, kurangnya asupan zat besi dan protein dari
makanan, adanya gangguan absorbsi diusus, perdarahan akut maupun kronis,
dan meningkatnya kebutuhan zat besi seperti pada wanita hamil, masa
pertumbuhan, dan masa penyembuhan dari penyakit.

F. Patofisiologi Anemia Pada Kehamilan


Perubahan hematologi sehubungan dengan kehamilan adalah oleh
karena perubahan sirkulasi yang makin meningkat terhadap plasenta dari
pertumbuhan payudara. Volume plasma meningkat 45-65% dimulai pada
trimester ke II kehamilan, dan maksimum terjadi pada bulan ke 9 dan
meningkatnya sekitar 1000 ml, menurun sedikit menjelang aterem serta
kembali normal 3 bulan setelah partus. Stimulasi yang meningkatkan volume
plasma seperti laktogen plasenta, yang menyebabkan peningkatan sekresi
aldesteron.

8
G. Etiologi Anemia Pada Kehamilan
Etiologi anemia defisiensi besi pada kehamilan, yaitu:
1. Hipervolemia, menyebabkan terjadinya pengenceran darah.
2. Pertambahan darah tidak sebanding dengan pertambahan plasma.
3. Kurangnya zat besi dalam makanan.
4. Kebutuhan zat besi meningkat.
5. Gangguan pencernaan dan absorbsi.

H. Gejala Klinis
Wintrobe mengemukakan bahwa manifestasi klinis dari anemia
defisiensi besi sangat bervariasi, bisa hampir tanpa gejala, bisa juga gejala-
gejala penyakit dasarnya yang menonjol, ataupun bisa ditemukan gejala
anemia bersama-sama dengan gejala penyakit dasarnya. Gejala-gejala dapat
berupa kepala pusing, palpitasi, berkunang-kunang, perubahan jaringan epitel
kuku, gangguan sistem neurumuskular, lesu, lemah, lelah, disphagia dan
pembesaran kelenjar limpa. Pada umumnya sudah disepakati bahwa bila kadar
hemoglobin < 7 gr/dl maka gejala-gejala dan tanda-tanda anemia akan jelas.

I. Derajat Anemia
Nilai ambang batas yang digunakan untuk menentukan status anemia ibu
hamil, didasarkan pada criteria WHO tahun 1972 yang ditetapkan dalam 3
kategori, yaitu normal (≥11 gr/dl), anemia ringan (8-11 g/dl), dan anemia berat
(kurang dari 8 g/dl). Berdasarkan hasil pemeriksaan darah ternyata rata-rata
kadar hemoglobin ibu hamil adalah sebesar 11.28 mg/dl, kadar hemoglobin
terendah 7.63 mg/dl dan tertinggi 14.00 mg/dl.
Klasifikasi anemia yang lain adalah :
1. Hb 11 gr% : Tidak anemia
2. Hb 9-10 gr% : Anemia ringan
3. Hb 7 – 8 gr%: Anemia sedang
4. Hb < 7 gr% : Anemia berat.

9
J. Dampak Anemia Defisiensi Zat Besi Pada Kehamilan
Anemia juga menyebabkan rendahnya kemampuan jasmani karena sel-
sel tubuh tidak cukup mendapat pasokan oksigen. pada wanita hamil, anemia
meningkatkan frekuensi komplikasi pada kehamilan dan persalinan. risiko
kematian maternal, angka prematuritas, berat badan bayi lahir rendah, dan
angka kematian perinatal meningkat. di samping itu, perdarahan antepartum
dan postpartum lebih sering dijumpai pada wanita yang anemis dan lebih
sering berakibat fatal, sebab wanita yang anemis tidak dapat mentolerir
kehilangan darah.
Dampak anemia pada kehamilan bervariasi dari keluhan yang sangat
ringan hingga terjadinya gangguan kelangsungan kehamilan abortus, partus
imatur/prematur), gangguan proses persalinan (inertia, atonia, partus lama,
perdarahan atonis), gangguan pada masa nifas (subinvolusi rahim, daya tahan
terhadap infeksi dan stress kurang, produksi ASI rendah), dan gangguan pada
janin (abortus, dismaturitas, mikrosomi, BBLR, kematian perinatal, dan lain-
lain)

K. Pengobatan Anemia
Pengobatan anemia biasanya dengan pemberian tambahan zat besi.
Sebagian besar tablet zat besi mengandung ferosulfat, besi glukonat atau suatu
polisakarida. Tablet besi akan diserap dengan maksimal jika diminum 30
menit sebelum makan. Biasanya cukup diberikan 1 tablet/hari, kadang
diperlukan 2 tablet. Kemampuan usus untuk menyerap zat besi adalah
terbatas, karena itu pemberian zat besi dalam dosis yang lebih besar adalah
sia-sia dan kemungkinan akan menyebabkan gangguan pencernaan dan
sembelit. Zat besi hampir selalu menyebabkan tinja menjadi berwarna hitam,
dan ini adalah efek samping yang normal dan tidak berbahaya

L. Pencegahan Anemia
Anemia dapat dicegah dengan mengonsumsi makanan bergizi seimbang
dengan asupan zat besi yang cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Zat
besi dapat diperoleh dengan cara mengonsumsi daging (terutama daging

10
merah) seperti sapi. Zat besi juga dapat ditemukan pada sayuran berwarna
hijau gelap seperti bayam dan kangkung, buncis, kacang polong, serta kacang-
kacangan. Perlu diperhatikan bahwa zat besi yang terdapat pada daging lebih
mudah diserap tubuh daripada zat besi pada sayuran atau pada makanan
olahan seperti sereal yang diperkuat dengan zat besi.
Anemia juga bisa dicegah dengan mengatur jarak kehamilan atau
kelahiran bayi. Makin sering seorang wanita mengalami kehamilan dan
melahirkan, akan makin banyak kehilangan zat besi dan menjadi makin
anemis. Jika persediaan cadangan Fe minimal, maka setiap kehamilan akan
menguras persediaan Fe tubuh dan akhirnya menimbulkan anemia pada
kehamilan berikutnya. Oleh karena itu, perlu diupayakan agar jarak antar
kehamilan tidak terlalu pendek, minimal lebih dari 2 tahun
Pada umumnya ibu hamil memerlukan darah nyang lebih pada biasanya
untuk tubuhnya. Hal ini disebabkan pada umumnya wanita sebelukm
kehamilan pernah mengalami anemia. Termasuk perempuan muda yang
mudah terkena anemia.
Hal tersebut dikarenakan kehamilan menimbulkan anemia yang
disebabkan ada peningkatan volume darah sehingga sel darah merah relatif
menjadi lebih rendah. Darah akan bertambah banyak dalam kehamilan yang
lazim disebut Hidremia atau Hipervolemia. Selain hal tersebut berkurangnya
asupan makanan karena mual dan muntah serta perdarahan pada waktu
persalinan juga akan meningkatkan risiko anemia. Akan tetapi, bertambahnya
sel darah kurang dibandingkan dengan bertambahnya plasma sehingga terjadi
pengenceran darah.
Jika anemia tersebut ringan, mungkin dampaknya hampir tak ada sama
sekali. Tapi, apabila hemoglobin masih di bawah 6 g/dL, ibu hamil mungkin
akan merasa cepat lelah, hal tersebut berdampak pada gangguan fungsi
jantung. Secara teratur umumnya pada kehamilan perlu pemeriksaan
hemoglobin sehingga dapat dilakukan pencegahan atau terapi. Penyebab
anemia pada kehamilan yang sering adalah karena kekurangan zat besi. Jika
hemoglobin pada kehamilan trimester pertama di bawah 11 g/dL dan pada

11
trimester kedua dan ketiga di bawah 10 g/dL, itu sudah dianggap anemia.
Pengaruh keadaan anemia terhadap kehamilan bergantung pada derajat
anemia.
Gejala yang dirasakan bagi ibu hamil yang mengalami anemia yaitu
dengan tanda-tandaa 5L yaitu : lesu, lemah, letih, lelah, lalai. Dalam keadaan
tersebut ibu hamil akan merasakan mudah mengantuk, sering pusing, sesak
napas, mata berkunang-kunang, bahkan sampai pingsan, daya tahan tubuh
menurun, dan mudah jatuh sakit.
Sebaiknya jika anda mengalami anemia jangan anggap sepele hal
tesebut, sebab penyakit tersebut dapat berakibat fatal bagi anda, baik pada ibu
maupun janinnya.
Risiko yang terjadi antara lain :
1. keguguran
2. kelahiran prematur
3. persalinan lama
4. perdarahan pasca-melahirkan
5. bayi lahir dengan berat rendah
6. hingga kemungkinan bayi lahir dengan cacat bawaan
Hal tersebut dapat terjadi disebabkan ibu hamil tidak mengonsumsi
makanan yang mengandung zat besi, padahal zat besi dapat didapat dari
mengkonsumsi makanan empat sehat dan lima sempurna. Maka dari itu, bagi
anda yang mengalami anemia sebaiknya lebih hati-hati dalam memilih
makanan. Usahakan kebutuhan zat besi bagi tubuh terpenuhi.Untuk
pencegahan biasanya dokter akan memberikan suplemen zat besi dengan asam
folat. Namun, kalau sampai terjadi anemia berat, penanganan seperti transfusi
darah mungkin saja dapat terjadi, tergantung pada keadaan si penderita.

12
BAB III
TINJAUAN KASUS
MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL DENGAN
ANEMIA

No. Reg : 775/12


Langkah 1 (Pengumpulan Data Dasar)
A. Identitas Klien
Nama klien : Ny. Nama Suami : Tn.
Umur : 34 th Umur : 40 th
Suku : Jawa Suku : Jawa
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SD Pendidikan : SMP
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Buruh
Alamat rumah : Jl.Trans Sulawesi, Kel. Lamonae, Kec. Wiwirano, Kab.
Konawe Utara.
Nomor Telp. : 081230456789

B. Anamnesa (data subjektif)


Dilakukan pada tanggal pukul wib, oleh Mahasiswa
1. Alasan kunjungan saat ini : kunjungan ulang
2. Riwayat kehamilan ini :
a. Riwayat Menstruasi :
Hari pertama haid terakhir tanggal : pasti, lamanya : 7 hari
Banyaknya : 3 kali ganti pembalut
Haid sebelumnya tanggal : 3 Januari 2019, lamanya : 7 hari,
banyaknya : 3 kali ganti pembalut, konsistensi : Merah cair, TP : 10
Oktober 2019

13
b. Tanda – tanda Kehamilan ( Trimester I )
Hasil tes kehamilan : tanggal 20 April 2019, hasil : positif
c. Pergerakan fetus dirasakan pertama kali
Pergerakan fetus dalam 24 jam terakhir ± 12 kali
d. Keluhan yang dirasakan :
1. Rasa lelah : ada
2. Mual dan muntah yang lama : tidak ada
3. Nyeri perut : tidak ada
4. Panas, menggigil : tidak ada
5. Sakit kepala berat : tidak ada
6. Penglihatan kabur : tidak ada
7. Rasa nyeri panas waktu BAK : tidak ada
8. Rasa gatal pada vulva dan vagina : tidak ada
9. Pengeluaran cairan pervaginam : tidak ada
10. Nyeri kemerahan, tegang pada tungakai :tidak ada
11. Oedema : tidak ada
e. Diet / makan
Makan sehari-hari : Pagi : nasi, sayur mayur, lauk pauk, susu
Siang : nasi, sayur mayur, lauk pauk, buah
Malam : nasi, sayur mayur, lauk pauk, susu
Perubahan makan yang dialami : tidak ada
f. Pola Eliminasi
BAK : ± 9 kali/hari
BAB : 1 kali/hari
g. Aktivitas Sehari-hari :
Pola istirahat dan tidur : Tidur siang ± 1 jam dan malam ± 8 jam/hari
Seksualitas : tidak terganggu
Pekerjaan : Kehamilan ini tidak mengganggu pekerjaan sehari-hari.
h. Imunisasi TT :
Imunisasi TT I : Belum dilakukan
Imunisasi TT II : Belum dilakukan

14
i. Kontrasepsi yang digunakan :
Kontrasepsi yang digunakan yaitu : suntik 3 bulan

3. Riwayat Kehamilan, Persalinan, Nifas yang lalu


IBU BAYI
No Tgl/thn Tempat Usia Penolong Penyulit JK BB/ PB keadaan
persalinan pertolongan kehamilan dalam
kehamilan
persalinan,
dan nifas
1. 01-06-1995 Puskesmas Aterm Bidan - P 3200 gr Normal

2. 18-02-1999 puskesmas Aterm Bidan - L 3100 gr Normal

3. Hamil ini

4. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat penyakit yang pernah atau sedang diderita :
1.Jantung : tidak ada
2.TD tinggi : tidak ada
3.Hepar : tidak ada
4.Anemia berat : tidak ada
5.Diabetes Militus : tidak ada
6.PMS : tidak ada
7.Campak : tidak ada
8.Malaria : tidak ada
9.TBC : tidak ada
10.Gangguan Mental : tidak ada
11.Operasi : tidak ada
12.Gemelli : tidak ada
b. Perilaku Kesehatan :
1.Gangguan alcohol/obat-obatan sejenisnya : tidak ada
2.Obat-obatan/jamu yang digunakan : tidak ada
3.Merokok,makan sirih : tidak ada
4.Irigasi vagina : tidak ada

5. Riwayat Sosial :

15
a. Apakah kehamilan ini direncanakan : ya
b. Jenis kehamilan yang diharapkan : apa saja perempuan atau laki-laki
c. Status perkawinan : sah menikah
d. Susunan Keluarga yang tinggal serumah

No Jenis Hubungan Pekerjaa


Umur Pendidikan Keterangan
kelamin keluarga n
1. Laki-laki 40 Suami SMP Buruh Baik
tahun
2. Perempuan 17 Anak SMA Pelajar Baik
tahun
3. Laki-Laki 13 Anak SMP Pelajar Baik
tahun

e. Kepercayaan yang berhubungan dengan kehamilam : tidak ada

6. Riwayat Kesehatan Keluarga :


Tidak ada
C. Data Objektif
1. Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Keadaan emosional : Stabil
2. Tanda Vital
Tekanan darah : 100 / 60 mmHg
Denyut nadi : 70 x / menit
Suhu tubuh : 36 ºC
Pernapasan : 16 x / menit
3. TB : 158 cm
LILA : 28 cm
BB : 68 kg
BB sebelum hamil : 60 kg

16
4. Pemeriksaan fisik
a. Kepala : Rambut Hitam, bersih, sehat dan kulit
kepala
Tidak luka
b. Muka
 Kelopak mata : Tidak oedema
 Konjungtiva : Tidak pucat
 Sklera : Tidak kuning
 Kloasma : Tidak ada
c. Mulut, gigi, gusi
 Gigi dan geraham : Gigi tidak berlubang dan geraham tidak
bengkak
 Gusi : Tidak berdarah
 Lidah : Bersih
d. Leher
 Pembesaran kelenjar thyroid : Tidak ada
 Pembesaran kelenjar getah bening : Tidak ada
e. Dada
 Jantung : Normal, tidak ada murmur
 Paru : bunyi: bersih, Wheezing (-) , Ronchi basah (-)
 Payudara
 Pembesaran : Ya, Kiri & Kanan
 Puting susu : Menonjol
 Aerola mamae : Belum melebar
 Simetris : Ya, Kiri & Kanan
 Benjolan tumor : Tidak ada
 Pengeluaran : ada
 Rasa nyeri : Tidak ada
 Lain-lain : Tidak ada

17
f. Abdomen
 Bekas luka operasi : Tidak ada
 Pembesaran : Ada, sesuai umur kehamilan
 Linea alba / nigra : ada
 Strie alba / lividae : ada
 Tinggi fundus uteri : 25 cm
(gunakan jari pada usia kehamilan < 20 minggu, pita cm pada
usia kehamilan > 20 minggu)
 Taksiran berat janin :
 Leopold I
- Pada bagian fundus teraba agak bulat, lunak, tidak
melenting yaitu bokong.
 Leopold II
 Pada bagian kanan perut ibu teraba Keras, Memanjang
seperti papan yaitu Punggung.
 Pada bagian kiri perut ibu teraba bagian kecil janin yaitu
ektermitas.
 Leopold III
- Bagian terbawah janin teraba bulat, keras, masih melenting
yaitu kepala.
 Leopold IV
- Tidak dilakukan
 Denyut jantung janin : 142x/menit
 Punctum maksimum : Terdengar satu titik kuadran kanan
bawah 2 jari bawah pusat.
 Tafsiran Berat Janin : (25cm-13cm)x155= 1860 gram
g. Ekstremitas atas dan bawah
 Edema :  

 

18
 Kekakuan sendi : Tidak ada
 Kemerahan : Tidak ada
 Refleks : ada,

 

h. Anogenital (Tidak   dilakukan)


i. Punggung dan pinggang
 Posisi tulang belakang : Lordosis fisiologis
 Pinggang nyeri : Tidak ada
j. Pemeriksaan pelvimetri klinis (Tidak dilakukan)
k. Pemeriksaan laboratorium
 Darah
 Hb : 9,3g %
 Golongan darah : O / A / B / AB
 Urine
 Protein : (-)
 Reduksi : (-)
 Pemeriksaan penunjang lain
Tidak dilakukan

Langkah Ii (Interpretasi Data Dasar)

Diagnosa :G3P2A0 Hamil 30 minggu 6 hari dengan anemia


Janin tunggal,hidup, intrauterine,presentasi kepala.
Dasar diagnosa ibu: 1. Ibu mengatakan ini kehamilan yang ketiga
2. HPHT : 3 Januari 2019
3. TP : 10 Oktober 2019
 Janin
Diagnosa : Janin tunggal, hidup, intra uterin, presentasi kepala.

19
Langkah III (Identifikasi Diagnosis Atau Masalah Potensial)
Tidak ada

Langkah IV (Identifikasi Dan Penetapan Kebutuhan Yang Membutuhkan


Penanganan Segera)
Tidak ada

Langkah V (Perencanaan Asuhan Yang Menyeluruh)


1. Beritahu ibu dan keluarga tentang kondisi ibu dan janin
2. Berikan pendidikan kesehatan mengenai :
 Kebutuhan nutrisi
3. Jelaskan dan berikan zat besi (Fe) 30, Kalk (Kalsium), Vitamin C dan B6
4. Beritahu tanda-tanda bahaya kehamilan Trimester III
5. Meminta ibu untuk datang kembali 2 minggu kemudian pada tanggal
20september 2012 atau Bila ada keluhan

Langkah VI (Pelaksanaan Rencana Asuhan Yang Menyeluruh)


1. Menjelaskan mengenai hasil pemeriksaan yang telah dilakukan
 Tekanan darah : 100 / 60 mmHg
 BB : 68 kg
 Perkembangan janin dan ibu baik dan pembesaran perut ibu sesuai
dengan usia kehamilan. DJJ ibu sudah terdengar 142 x/m
2. Memberikan pendidikan kesehatan mengenai nutrisi :
 Menganjurkan ibu untuk makan-makanan dengan teratur porsi kecil
tetapi sering dan lebih mengutamakan makanan yang mengandung
protein tinggi seperti telur, ikan, daging
 Menganjurkan ibu untuk minum air putih minimal 9 gelas / hari = 2250
cc. Dan menyarankan mengkonsumsi teh/kopi karena dapat mengurangi
penyerapan zat besi yang diberikan oleh bidan.

20
3. Menjelaskan dan memberikan zat besi (Fe) 30 kapsul dan Kalk (Kalsium).
a. Zat besi (Fe) 20 kapsul dihabiskan, untuk meningkatkan Hb
(penambah darah) ibu agar Hb dapat meningkat menjadi normal
(>11 g %). Diminum 1 x sehari di malam hari diusahakan dengan
air jeruk atau air putih.
b. Kalk 20 tablet dihabiskan, untuk pertumbuhan tulang dan gigi
janin. Diminum 2 x sehari dengan air jeruk atau air putih.
4. Memberitahukan ibu tentang bahaya kehamilan Trimester III, seperti :
 Perdarahan pervaginam
 Sakit Kepala yang hebat
 Penglihatan kabur
5. Meminta kepada ibu untuk datang kembali 2 minggu kemudian pada
tanggal 20 september 2012 untuk memeriksa kehamilannya atau Bila ada
keluhan.

21
Langkah VII (Evaluasi)
1. Ibu mengetahui keadaan ibu dan janin setelah pemeriksaan saat ini baik dan
tersenyum bahagia.
2. Ibu mengerti dan mau mengkonsumsi makanan bergizi dengan makan
sedikit tetapi sering yang telah dijelaskan oleh bidan.
3. Ibu mengerti tujuan diberikannya vitamin-vitamin yang telah dijelaskan
oleh bidan dan berjanji akan meminum zat besi (Fe)dan Kalk dan meminum
secara teratur vitamin-vitamin yang diberikan oleh bidan.
4. Ibu mengerti dan berjanji akan berhati – hati akan bahaya trimester III untuk
kesehatan ibu dan janin.
5. Ibu bersedia datang 1 bulan kemudian untuk memeriksa kehamilannya pada
tanggal 10 Mei 2019.

22
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Anemia adalah kondisi ibu dengan kadar haemoglobin (Hb) dalam
darahnya kurang dari 12 gr% (Wiknjosastro, 2002). Sedangkan anemia dalam
kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar haemoglobin dibawah 11 gr%
pada trimester I dan III atau kadar <10,5 gr% pada trimester II (Saifuddin,
2002). Anemia dalam kehamilan yang disebabkan karena kekurangan zat besi,
jenis pengobatannya relatif mudah, bahkan murah.
Gejala anemia pada kehamilan yaitu ibu mengeluh cepat lelah, sering
pusing, mata berkunang-kunang, malaise, lidah luka, nafsu makan turun
(anoreksia), konsentrasi hilang, nafas pendek (pada anemia parah) dan keluhan
mual muntah lebih hebat pada hamil muda.
Anemia dapat terjadi pada setiap ibu hamil, karena itulah kejadian ini
harus selalu diwaspadai. Anemia yang terjadi saat ibu hamil Trimester I akan
dapat mengakibatkan: Abortus, Missed Abortus dan kelainan kongenital.
Anemia pada kehamilan trimester II dapat menyebabkan: Persalinan prematur,
perdarahan antepartum, gangguan pertumbuhan janin dalam rahim, asfiksia
aintrauterin sampai kematian, BBLR, gestosis dan mudah terkena infeksi, IQ
rendah dan bahkan bisa mengakibatkan kematian. Saat inpartu, anemia dapat
menimbulkan gangguan his baik primer maupun sekunder, janin akan lahir
dengan anemia, dan persalinan dengan tindakan yang disebabkan karena ibu
cepat lelah. Saat post partum anemia dapat menyebabkan: tonia uteri, rtensio
placenta, pelukaan sukar sembuh, mudah terjadi febris puerpuralis dan
gangguan involusio uteri.

23

Anda mungkin juga menyukai