DISUSUN OLEH :
NIM : 191302032
KELAS : B19
FAKULTAS KEPERAWATAN
MAKASSAR
2019/2020
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, Puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, dan inayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan Micro dan
Macro tepat pada waktunya.
Makalah ini telah saya susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari semua pihak. Ribuan terima kasih juga disampaikan kepada semua pihak
yang terkait dalam pembuatan makalah ini dengan Anemia dalam Kehamilan.
Saya berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak baik lintas
program maupun lintas sektoral dan saya memohon kritik, saran dan masukan
demi kesempurnaan laporan praktek klinik kebidanan ini.
Penulis
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masa kehamilan merupakan masa dimana tubuh sangat membutuhkan
asupan makan yang maksimal baik untuk jasmani maupun rohani (selalu rileks
dan tidak stress). Di masa-masa ini pula, wanita hamil sangat rentan terhadap
menurunnya kemampuan tubuh untuk bekerja secara maksimal. Wanita hamil
biasanya sering mengeluh sering letih, kepala pusing, sesak nafas, wajah pucat
dan berbagai macam keluhan lainnya. Semua keluhan tersebut merupakan
indikasi bahwa wanita hamil tersebut sedang menderita anemia pada masa
kehamilan.
Penyakit ini terjadi akibat rendahnya kandungan hemoglobin dalam
tubuh semasa mengandung. Anemia ini secara sederhana dapat kita artikan
dengan kurangnya sel-sel darah merah di dalam darah daripada biasanya.
Anemia pada kehamilan di Indonesia masih tinggi, dengan angka
nasional 65% yang setiap daerah mempunyai variasi berbeda. Anemia
gangguan medis yang paling umum ditemui pada masa hamil, mempengaruhi
sekurang – kurangnya 20% wanita hamil. Wanita ini memiliki insiden
komplikasi puerperal yang lebih tinggi, seperti infeksi, daripada wanita hamil
dengan nilai hematologi normal.
Anemia menyebabkan penurunan kapasitas darah untuk membawa
oksigen. Jantung berupaya mengonpensasi kondisi ini dengan meningkatkan
curah jantung. Upaya ini meningkatkan kebebasan kerja jantung dan menekan
fungsi ventricular. Dengan demikian, anemia yang menyertai komplikasi lain
(misalnya, preeklampsia) dapat mengakibatkan jantung kongestif.
Apabila seorang wanita mengalami anemia selama hamil, kehilangan
darah pada saat ia melahirkan, bahkan kalaupun minimal, tidak ditoleransi
dengan baik. Ia berisiko membutuhkan transfusi darah. Sekitar 80% kasus
anemia pada masa hamil merupakan anemia tipe defisiensi besi (Arias, 1993).
Dua puluh persen (20%) sisanya mencakup kasus anemia herediter dan
2
berbagai variasi anemia didapat, termasuk anemia defisiensi asam folat, anemia
sel sabit dan talasemia.
B. Rumusan
1. Apa Anemia pada kehamilan
2. Apa Gejala Anemia Pada Ibu Hamil
3. Apa Klasifikasi anemia dalam kehamilan.
4. Apa Efek Anemia Pada Ibu Hamil, Bersalin Dan Nifas
5. Apa Definisi Anemia
6. Apa Patofisiologi Anemia Pada Kehamilan
7. Apa Etiologi Anemia Pada Kehamilan
8. Apa Gejala Klinis
9. Apasaja Derajat Anemia
10. Apa Dampak Anemia Defisiensi Zat Besi Pada Kehamilan
11. Bagaimana Pengobatan Anemia
12. Bagaimana Pencegahan Anemia
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui Anemia pada kehamilan
2. Untuk mengetahui Gejala Anemia Pada Ibu Hamil
3. Untuk mengetahui Klasifikasi anemia dalam kehamilan.
4. Untuk mengetahui Efek Anemia Pada Ibu Hamil, Bersalin Dan Nifas
5. Untuk mengetahui Definisi Anemia
6. Untuk mengetahui Patofisiologi Anemia Pada Kehamilan
7. Untuk mengetahui Etiologi Anemia Pada Kehamilan
8. Untuk mengetahui Gejala Klinis
9. Untuk mengetahui Derajat Anemia
10. Untuk mengetahui Dampak Anemia Defisiensi Zat Besi Pada Kehamilan
11. Untuk mengetahui Pengobatan Anemia
12. Untuk mengetahui Pencegahan Anemia
3
BAB II
TINJAUAN TEORI
4
B. Gejala Anemia Pada Ibu Hamil
Gejala anemia pada kehamilan yaitu ibu mengeluh cepat lelah, sering
pusing, mata berkunang-kunang, malaise, lidah luka, nafsu makan turun
(anoreksia), konsentrasi hilang, nafas pendek (pada anemia parah) dan keluhan
mual muntah lebih hebat pada hamil muda.
5
a. Hb 11 gr% : Tidak anemia
b. Hb 9-10 gr% : Anemia ringan
c. Hb 7 – 8 gr%: Anemia sedang
d. Hb < 7 gr% : Anemia berat
Kebutuhan zat besi pada wanita hamil yaitu rata-rata mendekatai 800
mg. Kebutuhan ini terdiri dari, sekitar 300 mg diperlukan untuk janin dan
plasenta serta 500 mg lagi digunakan untuk meningkatkan massa
haemoglobin maternal. Kurang lebih 200 mg lebih akan dieksresikan lewat
usus, urin dan kulit. Makanan ibu hamil setiap 100 kalori akan
menghasilkan sekitar 8–10 mg zat besi. Perhitungan makan 3 kali dengan
2500 kalori akan menghasilkan sekitar 20–25 mg zat besi perhari. Selama
kehamilan dengan perhitungan 288 hari, ibu hamil akan menghasilkan zat
besi sebanyak 100 mg sehingga kebutuhan zat besi masih kekurangan
untuk wanita hamil (Manuaba, 2001).
2. Anemia Megaloblastik
Adalah anemia yang disebabkan oleh karena kekurangan asam folik,
jarang sekali karena kekurangan vitamin B12.
Pengobatannya:
a. Asam folik 15 – 30 mg per hari
b. Vitamin B12 3 X 1 tablet per hari
c. Sulfas ferosus 3 X 1 tablet per hari
d. Pada kasus berat dan pengobatan per oral hasilnya lamban sehingga
dapat diberikan transfusi darah.
3. Anemia Hipoplastik
Adalah anemia yang disebabkan oleh hipofungsi sumsum tulang,
membentuk sel darah merah baru. Untuk diagnostik diperlukan
pemeriksaan-pemeriksaan diantaranya adalah darah tepi lengkap,
pemeriksaan pungsi ekternal dan pemeriksaan retikulosi.
4. Anemia Hemolitik
Adalah anemia yang disebabkan penghancuran atau pemecahan sel darah
merah yang lebih cepat dari pembuatannya. Gejala utama adalah anemia
6
dengan kelainan-kelainan gambaran darah, kelelahan, kelemahan, serta
gejala komplikasi bila terjadi kelainan pada organ-organ vital.
Pengobatannya tergantung pada jenis anemia hemolitik serta penyebabnya.
Bila disebabkan oleh infeksi maka infeksinya diberantas dan diberikan
obat-obat penambah darah. Namun pada beberapa jenis obat-obatan, hal
ini tidak memberi hasil. Sehingga transfusi darah berulang dapat
membantu penderita ini.
7
E. Definisi Anemia
Anemia pada wanita tidak hamil didefinisikan sebagai konsentrasi
hemoglobin yang kurang dari 12 g/dl dan kurang dari 10 g/dl selama
kehamilan atau masa nifas. Konsentrasi hemoglobin lebih rendah pada
pertengahan kehamilan, pada awal kehamilan dan kembali menjelang aterm,
kadar hemoglobin pada sebagian besar wanita sehat yang memiliki cadangan
besi adalah 11g/dl atau lebih. Atas alasan tersebut, Centers for disease control
(1990) mendefinisikan anemia sebagai kadar hemoglobin kurang dari 11 g/dl
pada trimester pertama dan ketiga, dan kurang dari 10,5 g/dl pada trimester
kedua (Suheimi, 2007).
Anemia defisiensi besi adalah anemia yang disebabkan oleh kurangnya
zat besi dalam tubuh, sehingga kebutuhan zat besi (Fe) untuk eritropoesis
tidak cukup, yang ditandai dengan gambaran sel darah merah hipokrom-
mikrositer, kadar besi serum (Serum Iron = SI) dan jenuh transferin menurun,
kapasitas ikat besi total (Total Iron Binding Capacity/TIBC) meninggi dan
cadangan besi dalam sumsum tulang serta ditempat yang lain sangat kurang
atau tidak ada sama sekali. Banyak faktor yang dapat menyebabkan timbulnya
anemia defisiensi besi, antara lain, kurangnya asupan zat besi dan protein dari
makanan, adanya gangguan absorbsi diusus, perdarahan akut maupun kronis,
dan meningkatnya kebutuhan zat besi seperti pada wanita hamil, masa
pertumbuhan, dan masa penyembuhan dari penyakit.
8
G. Etiologi Anemia Pada Kehamilan
Etiologi anemia defisiensi besi pada kehamilan, yaitu:
1. Hipervolemia, menyebabkan terjadinya pengenceran darah.
2. Pertambahan darah tidak sebanding dengan pertambahan plasma.
3. Kurangnya zat besi dalam makanan.
4. Kebutuhan zat besi meningkat.
5. Gangguan pencernaan dan absorbsi.
H. Gejala Klinis
Wintrobe mengemukakan bahwa manifestasi klinis dari anemia
defisiensi besi sangat bervariasi, bisa hampir tanpa gejala, bisa juga gejala-
gejala penyakit dasarnya yang menonjol, ataupun bisa ditemukan gejala
anemia bersama-sama dengan gejala penyakit dasarnya. Gejala-gejala dapat
berupa kepala pusing, palpitasi, berkunang-kunang, perubahan jaringan epitel
kuku, gangguan sistem neurumuskular, lesu, lemah, lelah, disphagia dan
pembesaran kelenjar limpa. Pada umumnya sudah disepakati bahwa bila kadar
hemoglobin < 7 gr/dl maka gejala-gejala dan tanda-tanda anemia akan jelas.
I. Derajat Anemia
Nilai ambang batas yang digunakan untuk menentukan status anemia ibu
hamil, didasarkan pada criteria WHO tahun 1972 yang ditetapkan dalam 3
kategori, yaitu normal (≥11 gr/dl), anemia ringan (8-11 g/dl), dan anemia berat
(kurang dari 8 g/dl). Berdasarkan hasil pemeriksaan darah ternyata rata-rata
kadar hemoglobin ibu hamil adalah sebesar 11.28 mg/dl, kadar hemoglobin
terendah 7.63 mg/dl dan tertinggi 14.00 mg/dl.
Klasifikasi anemia yang lain adalah :
1. Hb 11 gr% : Tidak anemia
2. Hb 9-10 gr% : Anemia ringan
3. Hb 7 – 8 gr%: Anemia sedang
4. Hb < 7 gr% : Anemia berat.
9
J. Dampak Anemia Defisiensi Zat Besi Pada Kehamilan
Anemia juga menyebabkan rendahnya kemampuan jasmani karena sel-
sel tubuh tidak cukup mendapat pasokan oksigen. pada wanita hamil, anemia
meningkatkan frekuensi komplikasi pada kehamilan dan persalinan. risiko
kematian maternal, angka prematuritas, berat badan bayi lahir rendah, dan
angka kematian perinatal meningkat. di samping itu, perdarahan antepartum
dan postpartum lebih sering dijumpai pada wanita yang anemis dan lebih
sering berakibat fatal, sebab wanita yang anemis tidak dapat mentolerir
kehilangan darah.
Dampak anemia pada kehamilan bervariasi dari keluhan yang sangat
ringan hingga terjadinya gangguan kelangsungan kehamilan abortus, partus
imatur/prematur), gangguan proses persalinan (inertia, atonia, partus lama,
perdarahan atonis), gangguan pada masa nifas (subinvolusi rahim, daya tahan
terhadap infeksi dan stress kurang, produksi ASI rendah), dan gangguan pada
janin (abortus, dismaturitas, mikrosomi, BBLR, kematian perinatal, dan lain-
lain)
K. Pengobatan Anemia
Pengobatan anemia biasanya dengan pemberian tambahan zat besi.
Sebagian besar tablet zat besi mengandung ferosulfat, besi glukonat atau suatu
polisakarida. Tablet besi akan diserap dengan maksimal jika diminum 30
menit sebelum makan. Biasanya cukup diberikan 1 tablet/hari, kadang
diperlukan 2 tablet. Kemampuan usus untuk menyerap zat besi adalah
terbatas, karena itu pemberian zat besi dalam dosis yang lebih besar adalah
sia-sia dan kemungkinan akan menyebabkan gangguan pencernaan dan
sembelit. Zat besi hampir selalu menyebabkan tinja menjadi berwarna hitam,
dan ini adalah efek samping yang normal dan tidak berbahaya
L. Pencegahan Anemia
Anemia dapat dicegah dengan mengonsumsi makanan bergizi seimbang
dengan asupan zat besi yang cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Zat
besi dapat diperoleh dengan cara mengonsumsi daging (terutama daging
10
merah) seperti sapi. Zat besi juga dapat ditemukan pada sayuran berwarna
hijau gelap seperti bayam dan kangkung, buncis, kacang polong, serta kacang-
kacangan. Perlu diperhatikan bahwa zat besi yang terdapat pada daging lebih
mudah diserap tubuh daripada zat besi pada sayuran atau pada makanan
olahan seperti sereal yang diperkuat dengan zat besi.
Anemia juga bisa dicegah dengan mengatur jarak kehamilan atau
kelahiran bayi. Makin sering seorang wanita mengalami kehamilan dan
melahirkan, akan makin banyak kehilangan zat besi dan menjadi makin
anemis. Jika persediaan cadangan Fe minimal, maka setiap kehamilan akan
menguras persediaan Fe tubuh dan akhirnya menimbulkan anemia pada
kehamilan berikutnya. Oleh karena itu, perlu diupayakan agar jarak antar
kehamilan tidak terlalu pendek, minimal lebih dari 2 tahun
Pada umumnya ibu hamil memerlukan darah nyang lebih pada biasanya
untuk tubuhnya. Hal ini disebabkan pada umumnya wanita sebelukm
kehamilan pernah mengalami anemia. Termasuk perempuan muda yang
mudah terkena anemia.
Hal tersebut dikarenakan kehamilan menimbulkan anemia yang
disebabkan ada peningkatan volume darah sehingga sel darah merah relatif
menjadi lebih rendah. Darah akan bertambah banyak dalam kehamilan yang
lazim disebut Hidremia atau Hipervolemia. Selain hal tersebut berkurangnya
asupan makanan karena mual dan muntah serta perdarahan pada waktu
persalinan juga akan meningkatkan risiko anemia. Akan tetapi, bertambahnya
sel darah kurang dibandingkan dengan bertambahnya plasma sehingga terjadi
pengenceran darah.
Jika anemia tersebut ringan, mungkin dampaknya hampir tak ada sama
sekali. Tapi, apabila hemoglobin masih di bawah 6 g/dL, ibu hamil mungkin
akan merasa cepat lelah, hal tersebut berdampak pada gangguan fungsi
jantung. Secara teratur umumnya pada kehamilan perlu pemeriksaan
hemoglobin sehingga dapat dilakukan pencegahan atau terapi. Penyebab
anemia pada kehamilan yang sering adalah karena kekurangan zat besi. Jika
hemoglobin pada kehamilan trimester pertama di bawah 11 g/dL dan pada
11
trimester kedua dan ketiga di bawah 10 g/dL, itu sudah dianggap anemia.
Pengaruh keadaan anemia terhadap kehamilan bergantung pada derajat
anemia.
Gejala yang dirasakan bagi ibu hamil yang mengalami anemia yaitu
dengan tanda-tandaa 5L yaitu : lesu, lemah, letih, lelah, lalai. Dalam keadaan
tersebut ibu hamil akan merasakan mudah mengantuk, sering pusing, sesak
napas, mata berkunang-kunang, bahkan sampai pingsan, daya tahan tubuh
menurun, dan mudah jatuh sakit.
Sebaiknya jika anda mengalami anemia jangan anggap sepele hal
tesebut, sebab penyakit tersebut dapat berakibat fatal bagi anda, baik pada ibu
maupun janinnya.
Risiko yang terjadi antara lain :
1. keguguran
2. kelahiran prematur
3. persalinan lama
4. perdarahan pasca-melahirkan
5. bayi lahir dengan berat rendah
6. hingga kemungkinan bayi lahir dengan cacat bawaan
Hal tersebut dapat terjadi disebabkan ibu hamil tidak mengonsumsi
makanan yang mengandung zat besi, padahal zat besi dapat didapat dari
mengkonsumsi makanan empat sehat dan lima sempurna. Maka dari itu, bagi
anda yang mengalami anemia sebaiknya lebih hati-hati dalam memilih
makanan. Usahakan kebutuhan zat besi bagi tubuh terpenuhi.Untuk
pencegahan biasanya dokter akan memberikan suplemen zat besi dengan asam
folat. Namun, kalau sampai terjadi anemia berat, penanganan seperti transfusi
darah mungkin saja dapat terjadi, tergantung pada keadaan si penderita.
12
BAB III
TINJAUAN KASUS
MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL DENGAN
ANEMIA
13
b. Tanda – tanda Kehamilan ( Trimester I )
Hasil tes kehamilan : tanggal 20 April 2019, hasil : positif
c. Pergerakan fetus dirasakan pertama kali
Pergerakan fetus dalam 24 jam terakhir ± 12 kali
d. Keluhan yang dirasakan :
1. Rasa lelah : ada
2. Mual dan muntah yang lama : tidak ada
3. Nyeri perut : tidak ada
4. Panas, menggigil : tidak ada
5. Sakit kepala berat : tidak ada
6. Penglihatan kabur : tidak ada
7. Rasa nyeri panas waktu BAK : tidak ada
8. Rasa gatal pada vulva dan vagina : tidak ada
9. Pengeluaran cairan pervaginam : tidak ada
10. Nyeri kemerahan, tegang pada tungakai :tidak ada
11. Oedema : tidak ada
e. Diet / makan
Makan sehari-hari : Pagi : nasi, sayur mayur, lauk pauk, susu
Siang : nasi, sayur mayur, lauk pauk, buah
Malam : nasi, sayur mayur, lauk pauk, susu
Perubahan makan yang dialami : tidak ada
f. Pola Eliminasi
BAK : ± 9 kali/hari
BAB : 1 kali/hari
g. Aktivitas Sehari-hari :
Pola istirahat dan tidur : Tidur siang ± 1 jam dan malam ± 8 jam/hari
Seksualitas : tidak terganggu
Pekerjaan : Kehamilan ini tidak mengganggu pekerjaan sehari-hari.
h. Imunisasi TT :
Imunisasi TT I : Belum dilakukan
Imunisasi TT II : Belum dilakukan
14
i. Kontrasepsi yang digunakan :
Kontrasepsi yang digunakan yaitu : suntik 3 bulan
3. Hamil ini
4. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat penyakit yang pernah atau sedang diderita :
1.Jantung : tidak ada
2.TD tinggi : tidak ada
3.Hepar : tidak ada
4.Anemia berat : tidak ada
5.Diabetes Militus : tidak ada
6.PMS : tidak ada
7.Campak : tidak ada
8.Malaria : tidak ada
9.TBC : tidak ada
10.Gangguan Mental : tidak ada
11.Operasi : tidak ada
12.Gemelli : tidak ada
b. Perilaku Kesehatan :
1.Gangguan alcohol/obat-obatan sejenisnya : tidak ada
2.Obat-obatan/jamu yang digunakan : tidak ada
3.Merokok,makan sirih : tidak ada
4.Irigasi vagina : tidak ada
5. Riwayat Sosial :
15
a. Apakah kehamilan ini direncanakan : ya
b. Jenis kehamilan yang diharapkan : apa saja perempuan atau laki-laki
c. Status perkawinan : sah menikah
d. Susunan Keluarga yang tinggal serumah
16
4. Pemeriksaan fisik
a. Kepala : Rambut Hitam, bersih, sehat dan kulit
kepala
Tidak luka
b. Muka
Kelopak mata : Tidak oedema
Konjungtiva : Tidak pucat
Sklera : Tidak kuning
Kloasma : Tidak ada
c. Mulut, gigi, gusi
Gigi dan geraham : Gigi tidak berlubang dan geraham tidak
bengkak
Gusi : Tidak berdarah
Lidah : Bersih
d. Leher
Pembesaran kelenjar thyroid : Tidak ada
Pembesaran kelenjar getah bening : Tidak ada
e. Dada
Jantung : Normal, tidak ada murmur
Paru : bunyi: bersih, Wheezing (-) , Ronchi basah (-)
Payudara
Pembesaran : Ya, Kiri & Kanan
Puting susu : Menonjol
Aerola mamae : Belum melebar
Simetris : Ya, Kiri & Kanan
Benjolan tumor : Tidak ada
Pengeluaran : ada
Rasa nyeri : Tidak ada
Lain-lain : Tidak ada
17
f. Abdomen
Bekas luka operasi : Tidak ada
Pembesaran : Ada, sesuai umur kehamilan
Linea alba / nigra : ada
Strie alba / lividae : ada
Tinggi fundus uteri : 25 cm
(gunakan jari pada usia kehamilan < 20 minggu, pita cm pada
usia kehamilan > 20 minggu)
Taksiran berat janin :
Leopold I
- Pada bagian fundus teraba agak bulat, lunak, tidak
melenting yaitu bokong.
Leopold II
Pada bagian kanan perut ibu teraba Keras, Memanjang
seperti papan yaitu Punggung.
Pada bagian kiri perut ibu teraba bagian kecil janin yaitu
ektermitas.
Leopold III
- Bagian terbawah janin teraba bulat, keras, masih melenting
yaitu kepala.
Leopold IV
- Tidak dilakukan
Denyut jantung janin : 142x/menit
Punctum maksimum : Terdengar satu titik kuadran kanan
bawah 2 jari bawah pusat.
Tafsiran Berat Janin : (25cm-13cm)x155= 1860 gram
g. Ekstremitas atas dan bawah
Edema :
18
Kekakuan sendi : Tidak ada
Kemerahan : Tidak ada
Refleks : ada,
19
Langkah III (Identifikasi Diagnosis Atau Masalah Potensial)
Tidak ada
20
3. Menjelaskan dan memberikan zat besi (Fe) 30 kapsul dan Kalk (Kalsium).
a. Zat besi (Fe) 20 kapsul dihabiskan, untuk meningkatkan Hb
(penambah darah) ibu agar Hb dapat meningkat menjadi normal
(>11 g %). Diminum 1 x sehari di malam hari diusahakan dengan
air jeruk atau air putih.
b. Kalk 20 tablet dihabiskan, untuk pertumbuhan tulang dan gigi
janin. Diminum 2 x sehari dengan air jeruk atau air putih.
4. Memberitahukan ibu tentang bahaya kehamilan Trimester III, seperti :
Perdarahan pervaginam
Sakit Kepala yang hebat
Penglihatan kabur
5. Meminta kepada ibu untuk datang kembali 2 minggu kemudian pada
tanggal 20 september 2012 untuk memeriksa kehamilannya atau Bila ada
keluhan.
21
Langkah VII (Evaluasi)
1. Ibu mengetahui keadaan ibu dan janin setelah pemeriksaan saat ini baik dan
tersenyum bahagia.
2. Ibu mengerti dan mau mengkonsumsi makanan bergizi dengan makan
sedikit tetapi sering yang telah dijelaskan oleh bidan.
3. Ibu mengerti tujuan diberikannya vitamin-vitamin yang telah dijelaskan
oleh bidan dan berjanji akan meminum zat besi (Fe)dan Kalk dan meminum
secara teratur vitamin-vitamin yang diberikan oleh bidan.
4. Ibu mengerti dan berjanji akan berhati – hati akan bahaya trimester III untuk
kesehatan ibu dan janin.
5. Ibu bersedia datang 1 bulan kemudian untuk memeriksa kehamilannya pada
tanggal 10 Mei 2019.
22
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Anemia adalah kondisi ibu dengan kadar haemoglobin (Hb) dalam
darahnya kurang dari 12 gr% (Wiknjosastro, 2002). Sedangkan anemia dalam
kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar haemoglobin dibawah 11 gr%
pada trimester I dan III atau kadar <10,5 gr% pada trimester II (Saifuddin,
2002). Anemia dalam kehamilan yang disebabkan karena kekurangan zat besi,
jenis pengobatannya relatif mudah, bahkan murah.
Gejala anemia pada kehamilan yaitu ibu mengeluh cepat lelah, sering
pusing, mata berkunang-kunang, malaise, lidah luka, nafsu makan turun
(anoreksia), konsentrasi hilang, nafas pendek (pada anemia parah) dan keluhan
mual muntah lebih hebat pada hamil muda.
Anemia dapat terjadi pada setiap ibu hamil, karena itulah kejadian ini
harus selalu diwaspadai. Anemia yang terjadi saat ibu hamil Trimester I akan
dapat mengakibatkan: Abortus, Missed Abortus dan kelainan kongenital.
Anemia pada kehamilan trimester II dapat menyebabkan: Persalinan prematur,
perdarahan antepartum, gangguan pertumbuhan janin dalam rahim, asfiksia
aintrauterin sampai kematian, BBLR, gestosis dan mudah terkena infeksi, IQ
rendah dan bahkan bisa mengakibatkan kematian. Saat inpartu, anemia dapat
menimbulkan gangguan his baik primer maupun sekunder, janin akan lahir
dengan anemia, dan persalinan dengan tindakan yang disebabkan karena ibu
cepat lelah. Saat post partum anemia dapat menyebabkan: tonia uteri, rtensio
placenta, pelukaan sukar sembuh, mudah terjadi febris puerpuralis dan
gangguan involusio uteri.
23