Anda di halaman 1dari 24

KONSEP TEORI ANEMIA DAN KONSEP ASUHAN

KEPERAWATAN PADA IBU HAMIL

OLEH KELOMPOK 8

1. JAYA WARDANA 223221300

2. NI WAYAN SUKARTINI 223221352

3. I WAYAN CAHYADI 223221329

4. I WAYAN CHAYA WEDANTA 223221368

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


WIRA MEDIKA BALI
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa


karena dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat
menyelesaikan makalah Anemia Pada Ibu Hamil. Kami sangat berharap
makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah
ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami
berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang
telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu
yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna
bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami
mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan
dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di
masa depan.

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................ii

DAFTAR ISI...................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................1
A. Latar Belakang....................................................................................................1

B. Rumusan Masalah...............................................................................................2

C.Tujuan....................................................................................................................2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA......................................................................3


A. Konsep Medis Anemia pada Ibu Hamil............................................................3

B. Konsep asuhan Asuhan keperawatan anemia pada ibu hamil......................12

BAB III PENUTUP........................................................................................18


A. Kesimpulan........................................................................................................18

B. Saran...................................................................................................................18

DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................19

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masa kehamilan merupakan masa dimana tubuh sangat


membutuhkan asupan makan yang maksimal baik untuk jasmani
maupun rohani (selalu rileks dan tidak stress). Wanita hamil biasanya
sering mengeluh, sering letih, kepala pusing, sesak nafas, wajah pucat,
dan berbagai macam keluhan lainnya. Angka anemia pada kehamilan di
Indonesia cukup tinggi sekitar 67% dari semua ibu hamil dengan variasi
tergantung pada daerah masing-masing. Sekitar 10-15% tergolong
anemia berat yang sudah tentu akan mempengaruhi tumbuh kembang
anak janin dalam Rahim (Bagu, Hariati, & Thamrin, 2019).
Seorang wanita yang sedang hamil memerlukan berbagai unsur
gizi lebih banyak dibandingkan wanita yang tidak hamil, berbagai unsur
gizi tersebut diperlukan untuk kebutuhan tubuhnya sendiri dan
pertumbuhan serta perkembangan janin yang ada dalam kandungannya
(Herlambang, Fitri, & Puspasari, 2018).
Anemia merupakan masalah kesehatan masyarakat terbesar di
dunia terutama bagi kelompok wanita usia reproduksi (WUS). Anemia
pada wanita usia subur (WUS) dapat menimbulkan kelelahan, badan
lemah, penurunan kapasitas/kemampuan atau produktifitas kerja.
Penyebab paling umum dari anemia pada kehamilan adalah kekurangan
zat besi, asam folat, dan perdarahan akut dapat terjadi karena interaksi
antara keduanya (Astriana, 2017).
Anemia ibu hamil merupakan kondisi ibu dimana kadar
hemoglobin dibawah 11 gr/dl. Anemia yang sering terjadi pada ibu
hamil adalah anemia karena defisiensi besi (Fe) atau disebut dengan
anemia gizi besi (AGB). Sekitar 95% kasus anemia selama kehamilan

iv
adalah karena kekurangan zat besi (Anggraini & Rahayu, 2017).

Anemia defisiensi besi merupakan anemia yang terbanyak baik di Negara


maju maupun Negara yang sedang berkembang. Padahal besi merupakan suatu
unsur terbanyak pada lapisan kulit bumi, akan tetapi defisiensi besi merupakan
penyebab anemia yang tersering. Hal ini disebabkan tubuh manusia mempunyai
kemampuan terbatas untuk menyerap besi dan sering kali tubuh mengalami
kehilangan besi yang berlebihan yang diakibatkan pendarahan (Hoffbrand, 2005).
Departemen Kesehatan RI memberikan standar pelayanan pemeriksaan ANC
selama hamil sedikitnya 4 x pelayanan antenatal yaitu satu kali untuk trimester I,
satu kali untuk trimester II, dan dua kali untuk trimester III, pemeriksaan
meliputi anamnesa dan pemantauan ibu dan janin dengan seksama untuk menilai
apakah perkembangan berlangsung normal. Bidan juga harus mengenal
kehamilan resiko tinggi khususnya anemia kurang gizi, hipertensi. Bidan juga
memberikan nasehat dan penyuluhan kesehatan serta tugas terkait lainnya.
Dalam setiap kunjungan ANC bidan menonjolkan kepada ibu hamil apakah
persediaannya cukup (Mufdlilah, 2009).
B. Rumusan Masalah

a. Apa yang dimaksud dengan anemia pada ibu hamil?

b. Apa saja klasifikasi anemia pada ibu hamil?

c. Apa saja etiologi anemia pada ibu hamil?

d. Apa saja factor yang mempengaruhi anemia pada ibu hamil?

C. Tujuan

a. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan anemia pada ibu hamil.

b. Untuk mengetahui klasifikasi anemia pada hamil.

c. Untuk mengetahui apa saja etiologi pada ibu hamil.

d. Untuk mengetahui apa saja faktor yang mempengaruhi anemia pada ibu

v
hamil

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Medis Anemia pada Ibu Hamil

1. Pengertian Anemia

Anemia didefinisikan sebagai suatu keadaan kadar


hemoglobin (Hb) di dalam darah lebih rendah daripada nilai normal
untuk kelompok orang menurut umur dan jenis kelamin. Anemia
gizi adalah suatu keadaan dengan kadar hemoglobin darah yang
lebih rendah daripada normal sebagai akibat ketidakmampuan
jaringan pembentuk sel darah merah dalam produksinya guna
mempertahankan kadar hemoglobin pada tingkat normal (Andriani,
2013). Anemia merupakan suatu kondisi tidak mencukupinya
cadangan zat besi sehingga berkurangnya penyaluran zat besi ke
jaringan tubuh. Kadar hemoglobin bagi wanita hamil adalah 11
gr/dl (Helliyana, 2018).
Anemia kehamilan disebut sebagai “ Potentional danger to
mother and child “ dimana dapat berpotensi membahayakan ibu dan
anak. Angka mortalitas dan morbiditas ibu hamil dengan anemia
defisiensi besi lebih tinggi dibandingakan wanita hamil normal, hal
ini terkait dengan peningkatan insidensi perdarahan pasca
persalinan (Herlambang et al., 2018).
Anemia pada ibu hamil adalah kondisi ibu dengan kadar
hemoglobin dibawah 11 gr % pada trimester 1 dan 3 atau kadar
hemoglobin < 10,5 gr % pada trimester 2. Dampak anemia pada
janin antara lain abortus, terjadi kematian intrauterin, prematuritas,
berat badan lahir rendah, cacat bawaan dan mudah terkena
infeksi. Pada ibu, saat kehamilan dapat mengakibatkan abortus,
persalinan prematuritas, ancaman dekompensasi kordis dan ketuban

vi
pecah dini. Pada saat persalinan dapat mengakibatkan gangguan
his, retensio

vii
plasenta dan perdarahan post partum karena atonia uteri (Mariana,
Wulandari, & Padila, 2018).
2. Klasifikasi Anemia dalam kehamilan

Menurut Prawirohardjo klasifikasi anemia dalam kehamilan


sebagai berikut :
a. Defisiensi Besi

Pada kehamilan, resiko meningkatnya anemia deesiensi zat


besi berkaitan dengan asupan besi yang tidak adekuat
dibandingkan kebutuhan pertumbuhan janin yang cepat.
Kehilangan zat besi terjadi akibat pengalihan besi maternal ke
janin untuk eritropoienis, kehilanan darah pada saat persalinan,
dan laktasi yang jumlah keseluruhanya dapat mencapai 900 mg
atau setara dengan 2 liter darah. Sebagian perempuan mengawali
kehamilan dengan cadangan besi yang rendah, maka kebutuhan
tambahan ini berakibat pada defesiensi zat besi.
Pencegahan anemia defesiensi zat besi dapat dilakukan
dengan suplemen besi dan asam folat. WHO menganjurkan untuk
memberikan 60 mg zat besi selama 6 bulan untuk memenuhi
kebutuhan fisiologis selma kehamilan. Namun, banyak literatur
menganjukan dosis 100 mg besi setiap hari selama 16 minggu
atau lebih pada kehamilan. Di wilayah-wilayah dengan prevalensi
anemia yang tinggi, dianjurkan untuk memberikan suplemen
sampai 3 minggu postpartum.
b. Defisiensi Asam Folat
Pada kehamilan, kebutuhan folat meningkat lima sampai sepuluh
kali lipat karena transfer folat dari ibu kejanin yang menyebabkan
dilepasnya cadangan folat maternal. Peningkatan lebih besar dapat terjadi
karena kehamilan multiple, diet yang buruk, infeksi, adanya nemia
hemolitik. Kadar estrogen dan progesteron yang tinggi selama kehamilan
tampaknya memeliki efek penghambat terhadap absorbsi folat.
Defesiensi asam folat sangat umum terjadi pada kehamilan dan

8
merupakan penyebab utama anemia megabolik pada kehamilan. Anemia
tipe megabolik karena defesiensi asam folat merupakan penyebab kedua
terbanyak anemia defesiensi zat gizi. Penyebabnya oleh gangguan sitesis
DNA dan ditandai dengan adanya sel-sel megaloblastik yang khas untuk
anemia jenis ini. Defesiensi asam folat ringan juga telah dikaitkan dengan
anomali kongenital janin, tertama dapat pada penutupan tabung neural
(neural tube defects). Selain itu, defesiensi asam folat dapat menyebabkan
kelainan pada jantung, saluran kemih, alat gerak, dan organ lainya.
Penatalaksanaan defesiensi asam folat adalah pemberian folat
secara oral sebanyak 1 sampai 5 mg per hari. Pada dosis 1 mg, anemia
umumnya dapat dikoreksi meskipun pasien mengalami pula malabsorbsi.
Ibu hamil sebaiknya mendapat sedikitnya 400 ug folat perhari.
c. Anemia Plastik
Ada beberapa laporan mengenai anemia aplastik yang terkait
dengan kehamilan, tetapi hubungan antara keduanya tidak jelas. Pada
beberapa kasus eksaserbasi anemia aplastik yang telah ada sebelumnya
oleh kehamilan dan hanya membaik setela terminasi kehamilan. Pada
kasus-kasus lainya, aplasia terjadi selama kehamilan dan dapat kambuh
pada kehamilan berikutnya. Terminasi kehamilan atau persalinan dapat
memperbaiki fungsi sumsum tulang, tetapi meliputi terminasi kehamilan
elektif, terapi suportif, imunosupresi, atau transplantasi sumsum tulang
setelah persalinan. Anemia Penyakit Sel Sabit Kehamilan pada
perempuan penderita anemia sel sabit (sickle cell anemia) disertai dengan
peningkatan insidens pielonefritis, infar pulmonal, pneomonia, perdaraan
antepartum, prematuritas, dan kematian janin. Peningkatan anemia
megaloblastik yang responsif dengan asam folat, terutama pada akhir
masa kehamilan, juga meningkat frekuensinya. Beat lahir bayi dari ibu
yang menderita anemia sel sabit dibawah rata-rata, dan kematian janin
tinggi. Mortalitas ibu dengan penyakit sel sabit telah menurun dari sekitar
33% menjadi 1,5% pada masa kini karena perbaikan pelayanan prenatal.
Pemberian tranfusi darah profilaktin belum terbukti efektifnya walaupun
beberapa pasien tampak memberi hasil yang memuaskan.

3. Penyebab anemia pada ibu hamil

Menurut (Stephana, Utami, & Elita, 2016) penyebab anemia dalam


kehamilan adalah :

9
a. Peningkatan volume plasma sementara jumlah eritrosit tidak
sebanding dengan peningkatan volume plasma
b. Defesiensi zat besi mengakibatkan kekurangan hemoglobin (Hb),
dimana zat besi adalah salah satu pembentuk hemoglobin.
c. Ekonomi : tidak mampu memenuhi asupan gizi dan nutrisi dan
ketidaktahuan tentang pola makan yang benar
d. Kehilangan darah yang disebabkan oleh perdarahan menstruasi
yang banyak dan perdarahan akibat luka
e. Mengalami dua kehamilan yang berdekatan

f. Mengalami menstruasi berat sebelum kehamilan

g. Hamil saat masih remaja

4. Patofisiologi Anemia pada ibu hamil

Anemia pada kehamilan yang disebabkan kekurangan zat besi


mencapai kurang lebih 95%. Wanita hamil sangat rentan terjadi
anemia defisiensi besi karena pada kehamilan kebutuhan oksigen lebih
tinggi sehingga memicu peningkatan produksi eritropoietin.
Akibatnya, volume plasma bertambah dan sel darah merah (eritrosit)
meningkat. Namun peningkatan volume plasma terjadi dalamproporsi
yang lebih besar jika dibandingkan dengan peningkatan eritrosit
sehingga terjadi penurunan konsentrasi hemoglobin (Hb) akibat
hemodilusi (Ramadhanti, 2018).

Cadangan zat besi pada wanita yang hamildapat rendah karena


menstruasi dan diet yang buruk. Kehamilan dapat meningkatkan
kebutuhan zat besi sebanyak dua atau tiga kali lipat. Zat besi
diperlukan untuk produksi sel darah merah ekstra, untuk enzim
tertentu yang dibutuhkan untuk jaringan, janin dan plasenta, dan untuk
mengganti peningkatan kehilangan harian yang normal. Kebutuhan zat
besi janin yang paling besar terjadi selama empat minggu terakhir
dalam kehamilan, dan kebutuhan ini akan terpenuhi dengan
mengorbankan kebutuhan ibu. Kebutuhan zat besi selama kehamilan
tercukupi sebagian karena tidak terjadi menstruasi dan terjadi
peningkatan absorbsi besi dari diet oleh mukosa usus walaupun juga
10
bergantung hanya pada cadangan besi ibu.
Zat besi yang terkandung dalam makanan hanya diabsorbsi
kurang dari 10%, dan diet biasa tidak dapat mencukupi kebutuhan zat
besi ibu hamil. Kebutuhan zat besi yang tidak terpenuhi selama
kehamilan dapat menimbulkan konsekuensi anemiadefisiensi besi
sehingga dapat membawa pengaruh buruk pada ibu maupun janin, hal
ini dapat menyebabkan terjadinya komplikasi kehamilan dan
persalinan.

11
5
Mual dan Kekurangan Konsentrasi sel
Kehamilan
muntah asupan nutrisi darah merah ↓

Plasma meningkat, HB ↓
pembentukan
retikulosit lambat ANEMIA

Defisinsi asam folat


Vakositas darah ↓
Defisiensi zat bezi
Anemia
Resistensi aliran megalosbrastik glositis
darah perifer
Kehilangan
Kelemahan
Aliran O2 ke jaringan nafsu makan
Gangguan ↓
perfusi jaringan
Intoleransi aktivitas Mal nutrisi
Hipoksia, pucat,
lemah

Ketidakseimbangan
Beban kerja jantung ↑ nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh

Payah jantung

Resiko syok

Penurunan
sirkulasi
Gangguan absorbsi < zat besi
dalam makanan
Daya tahan
Mortilitas usus ↓ tubuh ↓
Placenta < aspan
nutrisi
konstipasi Resiko infeksi

BBLR

Nyeri abdomen
Resiko sindrom
kematian bayi
mendadak

12
5. Manefesetasi Klinis Anemia pada Ibu Hamil

Gejala anemia selama kehamilan juga gejala anda mungkin


mengalami bahkan jika anda tidak anemia,ini meliputi :
a. Kelelahan

b. Penurunan energi

c. Sesak nafas

d. Tampak pucat dan kulit dingin

e. Tekanan darah rendah

f. Frekuensi pernapasan cepat

g. Kulit kuning disebut jaundice jika anemia karena kerusakan sel


darah merah
h. Sakit kepala.

i. Tidak bisa berkonsentrasi

j. Rambut rontok

k. Malaise

6. Faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian Anemia pada Kehamilan


Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kejadian anemia pada
ibu hamil (Rukmini, 2018), antara lain:Status

a. Gizi ibu hamil

Status gizi ibu hamil dapat di lihat secara langsung melalui penilaian
antara lain: antropometri, klinis, biokimia dan biofisik. Status gizi
adalah ekspresi dari keadaan keseimbangan dalam bentuk variabel
tertentu,atau perwujudan dari nutrisi dalam bentuk variabel
tertentu.Status gizi ibu hamil merupakan suatu keadaan gizi ibu hamil
akibat dari pemakaian dari penggunaan makanan yang di tentukan oleh
kualitas makanan yang dikonsumsi ibu hamil dalam memenuhi
kebutuhan ibu hamil

13
b. Jarak Kehamilan

Jarak kehamilan adalah jarak jarak antara kehamilan


sekarang dengan kelahiran sebelumnya.Jarak kehamilan sebaiknya
antara 2 sampai 4 tahun. Kehamilan dan persalinan dengan jarak
yang pendek akan mempercepat terjadinya anemia pada kehamilan,
karena kehamilan yang berulang dalam waktu yang singkat akan
menguras cadangan zat besi ibu
c. Umur ibu

Umur Ibu merupakan salah satu resiko terjadinya anemia


gizi pada ibu hamil. Faktor resiko umur ibu adalah ibu yang
berumur kurang dari 20 dan lebih dari 35 tahun. Dikedua ujung
masa reproduksi,usia ibu mempengaruhi hasil akhir kehamilan.
Remaja memiliki kemungkinan lebih besar mengalami anemia, dan
beresiko lebih tinggi memiliki janin yang pertumbuhannya
terhambat, persalinan, prematur, dan angka kematian bayi yang
lebih tinggi. Usia menentukan besaran kalori serta zat gizi yang

diberikan. Tubuh berada pada resiko tinggi untuk menjadi anemia


selama kehamilan jika hamil saat masih remaja
d. Umur kehamilan

Kebutuhan zat besi selama hamil meningkat selama hamil


untuk memenuhi kebutuhan ibu akan Fe yang digunakan untuk
peningkatan volume darah, menyediakan Fe bagi janin dan
plasenta, untuk menggantikan kehilangan darah saat persalinan
e. LILA

Ukuran lingkar lengan atas merupakan salah satu indikator


untuk menilai status gizi ibu. Lila pada ibu hamil bisa digunakan
untuk menskrening risiko terjadinya BBLR. Sedangkan pada WUS
untuk memberikan gambaran risiko kurang energi Kronis (KEK).
Batasan seseorang WUS dinyatakan menderita KEK jika ukuran
LILA <23,5 cm.

14
f. Pendidikan

Pendidikan secara umum adalah gejala upaya yang


direncanakan untuk mempengaruhi orang lain baik individu,
kelompok, masyarakat sehingga merekan melakukan apa yang
diharapkan oleh pelaku pendidikan.
g. Tingkat Sosial Ekonomi

Banyak faktor sosial ekonomi yang sukar untuk menilai


secara kuantitatif khususnya pendapatan dan kepemilikan,karena
masyarakat enggan untuk membicarakan kepada orang yang tidak
dikenal.Tingkat pendidikan juga termasuk dalam faktor ini dan
berhubungan dengan status gizi karena dengan meningkatnya
pendidikan kemungkinan akan meningkatkan pendapatan sehingga
dapat meningkatkan daya beli makanan.Faktor yang berperan
dalam menentukan status kesehatan seseorang adalah tingkat sosial
ekonomi,dalam hal ini adalah daya beli keluarga.Kemampuan
keluarga untuk membeli bahan makanan antara lain tergantung
pada besar kecilnya pendapat keluarga,harga makanan itu

sendiri,serta tingkat pengelolaan sumber daya lahan dan


pekarangan. Ekonomi adalah segala sesuatu mengenai
penyelidikan tentang pendapatkan dan pengeluaran keluarga.Faktor
yang paling menentukan kualitas makanan.Tingkat pendapatan
keluarga dapat dilihat dari pengeluara

7. Penatalaksanaan

Pengobatan harus ditunjukan pada penyebab anemia dan mungkin


termasuk:
a. Tranfusi darah

b. Kartikosteroid atau obat-obatan lainnya yang menekan sistem


kekebalan tubuh.
c. Suplemen zat besi, vitamin B12, asam folat, atau vitamin dan
mineral lainnya

15
B. Konsep asuhan Asuhan keperawatan anemia pada ibu hamil

1. Pengkajian

a. Identitas klien

Nama, jenis kelamin, usia, pekerjaan, agama, suku, dll.

b. Keluhan utama

Kelelahan dan kelemahan umum dapat merupakan satu-satunya


gejala penurunan kapasitas pengangkutan oksigen. Keluhan utama
meliputi letih, lesu, lemah, lelah , pandangan berkunang-kunang
c. Rirwayat kesehatan

1. Riwayat kesehatan sekarang

Pengumpulan data yang dilakukan untuk menentukan sebab


dari anemia, yang nantinya membantu dalam membuat rencana
tindakan terhadap klien. Ini bisa berupa kronologi terjadinya
penyakit tersebut sehingga nantinya bisa ditentukan apa yang
terjadi. Pada pasien anemia masa kehamilan, pasien bisa
mengeluhkan pusing, lelah, dll.

2. Riwayat kesehatan dahulu

Pada pengkajian ini ditemukan kemungkinan penyebab


anemia. Penyakit-penyakit tertentu seperti infeksi dapat
memungkinkan terjadinya anemia.

16
3. Riwayat kesehatan sekarang

Penyakit keluarga yang berhubungan dengan penyakit darah


merupakan salah satu faktor predisposisi terjadinya anemia
yang cenderung diturunkan secara genetik.
d. Pemeriksaan fisik

1. Aktivitas-istirahat

Gejala : keletihan, kelemahan, malaise umum


Tanda : takikardia/ takipnae.
2. Integritas ego

Gejala : keyakinanan agama/budaya mempengaruhi pilihan


pengobatan, misalnya penolakan transfusi darah.
Tanda : depresi.

3. Makanan/cairan

Gejala : penurunan masukan diet, masukan diet protein hewani


rendah/masukan produk sereal tinggi (DB).
4. Neurosensori

Gejala : sakit kepala, berdenyut, pusing, vertigo, tinnitus,


ketidak mampuan berkonsentrasi
e. Pemeriksaan penunjang

1. Hitung kada Hb dalam darah

2. Jumlah darah rutin. Sampel darah yang diambil di lengan


dinilai untuk darah hitungan. Anemia terdeteksi jika tingkat
hemoglobin lebih rendah daripada normal.
3. Feritin . Jika tingkat darah feritin rendah menunjukkan rendah
zat besi dalam tubuh dan membantu mendeteksi anemia
kekurangan zat besi..
4. Analisis sumsum tulang untuk mendeteksi sel dewasa terlalu
banyak seperti yang terlihat dalam aplastic anemia atau kanker

17
darah. Kurangnya besi dalam sumsum tulang juga menunjuk
ke arah anemia kekurangan besi

f. Analisa Data

Data Etiologi Masalah


Ds: pasien mengatakan Kebutuhuan O2 tidak Intoleransi aktivitas
lemah, mudah lelah tercukupi
hipoksia
jaringan  kelelahan

Do : pasien terlihat lesu Penurunan hemoatokrit Ketidakefektifan perfusi


dan pucat. Hb menurun  penurunan jaringan
Do : pasien hemoglobin  anemia
terlihat pucat, CRT
lebih dari 2 detik.
Ds: pasien mengatakan Aliran darah GIT Ketidak seimbangan
mual dan muntah menurun  nutrisi kurag dari
Do: pasien terlihat pucat Regurgitasi kebutuhan
dan lemah peningkatan isi
lambung  mual dan
muntah
Ds : pasien mengatakan Aliran darah GIT Konstipasi
BAB keras dan 1 kali menurun
sehari peristaltik usus
menurun
 konstipasi

g. Diagnosa keperawatan

18
1. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan hipoksia sel dan
jaringan.

2. Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan menurunan


kadar hemoglobin dalam darah.
3. Nutrisi kurang dari kebtuhan berhubungan dengan
peningkatan isi lambung.
4. Konstipasi berhubungan dengan penurunan peristaltik usus.
h. Intervensi
Diagnosa NOC / Tujuan Intervensi
Keperawata n KH NIC Aktivitas
Intoleransi aktivitas Setelah dilakukan Managemen a. Kaji TTV pasien
berhubungan dengan asuhan keperawatan t energi b. Kaji penyebab
hipoksia sel dan ...x... jam klien mampu keletihan
jaringan. menoleransi aktivitas c. Pantau asupan
yang bisa dilakukan . nutrisi pasien
KH: Ajarkan rentang
a. Menyadari pengaturan
keterbatasan energi aktivitas dan
b. Menyeimbangkan teknik
aktivitas dan manajemen
istirahat waktu untuk
c. Mengatur jadwal mencegah
aktivitas untuk kelelahan.
menghemat energi. d. Bantu apsien
untuk
mengidentifikasi
aktivitas pasien
e. Bantu pasien
untuk mengubah
posisi secara
berkala, jika
perlu.

19
Gangguan perfusi Setelah dilakukan Management a. Kaji TTV
jaringan asuhan keperawatn sirkulasi b. Kaji sirkulalsi ke
berhubungan dengan ...x... jam status jaringan perifer
menurunan kadar sirkulasi normal. c. Berikan diet tinggi
hemoglobin dalam KH: Fe
darah. a. Tekanan sistole d. Informasikan
dan diastole dalam pasien
rentang yang e. untuk istirahat
diharapkan total.
b. Menunjukkan f. Kolaborasikan
konsentrasi yang kedokter untuk
baik pemberian oksigen
c. Tingkat g. Kolaborasikan
kesadaran baik h. untuk transfusi

Nutrisi kurang dari Setelah dilakuan Management a. kaji faktor


kebutuhan asuhan nutrisi pencetus mual dan
berhubungan dengan keperawatan...x... jam muntah
peningkatan isi pasien memperlihatkan b. kaji maknan
lambung. status gizi yang baik. kesukaan pasien
KH: c. kaji riwayat alergi
a. Pasien akan pasien
mempertahankan d. berikan pasien
berat badan. makanan yang
b. Menoleransi diet hangat berikan
yang di anjurkan pasien makanan
c. Memiliki tingkat sedikit tapi sering
energi yang e. minimalkan faktor
adekuat yang dapat
menimbulkan
mual muntah.
f. Kolaborasikan
untuk pemberian

20
obat antiemetik.
Konstipasi Setelah dilakukan Management a. Kaji dan
berhubungan asuhan keperawatan konstipasi dokumentasikan
dengan penurunan ...x... jam konstipasi warna dan
peristaltik usus. menurun. konsisten feses.
b. Kaji dan
KH: dokumentasi ada
a. Pola eliminasi atau tidak ada
dalam rentang yang bisisng usus dan
b. Diharapkan distensi abdomen
c. Feses lunak dan c. Berikan kepada
berbentuk pasien tentang
d. Mengeluarkan diet
e. Feses tanpa tinggi serat
bantuan. d. Instruksika
kepada pasien
menghindari
mengejan selama
defekasi
e. Konsultasikan
f. dengan dokter
untuk pemberian
obat untuk
bantuan eleminasi.

21
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Anemia pada ibu hamil adalah kondisi ibu dengan kadar hemoglobin dibawah 11
gr % pada trimester 1 dan 3 atau kadar hemoglobin < 10,5 gr % pada trimester 2.
Dampak anemia pada janin antara lain abortus, terjadi kematian intrauterin,
prematuritas, berat badan lahir rendah, cacat bawaan dan mudah terkena infeksi. Pada
ibu, saat kehamilan dapat mengakibatkan abortus, persalinan prematuritas, ancaman
dekompensasi kordis dan ketuban pecah dini. Pada saat persalinan dapat
mengakibatkan gangguan his, retensio plasenta dan perdarahan post partum karena
atonia uteri

B. Saran
Dalam pebuatan makalah ini juga penulis menyadari bahwa dalam pebuatan
makalah masi terdapat banyak kesalahan, kekurangan serta kejanggalan baik dalam
penulisan maupun dalam pengonsepan materi. Utnuk itu, penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar kedepan lebih baik dan penulis
berharap kepada semua pmbaca mahasiswa khususnya, untuk lebih ditingkatkan
dalam pembuatan makalah yang akan datang.

22
DAFTAR PUSTAKA

Anggraini, D. E., & Rahayu, S. R. (2017). Faktor kejadian Anemia Pada Ibu Hamil.
Higeia Journal of Public Health Research and Development, 1(3), 84–94.
Astriana, W. (2017). Kejadian Anemia pada Ibu Hamil Ditinjau dari Paritas dan Usia.
Jurnal Aisyah : Jurnal Ilmu Kesehatan, 2(2), 123–130.
https://doi.org/10.30604/jika.v2i2.57
Bagu, A. A., Hariati, H., & Thamrin, A. I. (2019). Kejadian Anemia pada Ibu Hamil.
Jurnal Ilmiah Kesehatan, 1(1), 8–17.
https://doi.org/10.36590/jika.v1i1.1
Helliyana. (2018). Hubungan Pengetahuan Gizi Dan Kurang Energi Kronis(KEK) dengan
Anemia Pada Ibu Hamil di Puskesmas Muara Satu Kota Lhokseumawe Tahun
2018. 1–49.
Herlambang, Fitri, A. D., & Puspasari, A. (2018). Skrinning dan Tatalaksana Anemia Pada
Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Muaro Kumpeh dan Klinik Mer-c
Jambi. MEDIC (Medical Dedication), 1(1), 1–7.
Mariana, D., Wulandari, D., & Padila. (2018). Hubungan Pola Makan Dengan Kejadian
Anemia Pada IBu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas. Jurnal Keperawatan
Silampari, 1(9), 1689–1699.
https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004
Mariza, A. (2016). Hubungan Pendidikan Dan Sosial Ekonomi Dengan Kejadian Anemia
Pada Ibu Hamil Di Bps T Yohan Way Halim Bandar Lampung Tahun 2015.
Kesehatan Holistik, 10(1), 5.
Ramadhanti, D. (2018). Faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian anemia pada ibu
hamil di puskesmas tegalrejo. International Journal of Machine Tools and
Manufacture, 5(1), 86–96. https://doi.org/10.1016/j.ijmachtools.2009.09.004
Rukmini. (2018). Asuhan Keperawatan Nmy. M dengan Anemia Pada Ibu Hamil di
Wilayah Kerja Puskesmas Pasar Baru Kabupaten Pesisir Selatan. In

23
24

Anda mungkin juga menyukai