Disusun Oleh:
SURAKARTA
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah Yang Maha Esa, bahwa
penulis telah menyelesaikan tugas makalah pelajaran Bahasa Indonesia dengan
membahas Anemia pada ibu hamil.
Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Guru
pelajaran Bahasa Indonesia yang telah memberikan tugas dan petunjuk kepada
penulis sehingga penulis termotivasi dalam menyelesaikan tugas ini. Serta pada
penulis lain yang naskahnya kami kutip.Semoga makalah ini dapat bermanfaat
khususnya bagi penulis, sehingga tujuan yang diharapkan dapat tercapai. Aamiin.
Penulis
DAFTAR ISI
ABSTRAK
Anemia merupakan salah satu penyebab kematian ibu hamil.Anemia pada ibu
hamil disebabkan karena masih kurang dan rendahnya asupan gizi,dan juga daapt
disebabkan karena tidak diketahui pola makan yang benar.Zat besi sangat
dibutuhkan untuk perkembangan otak bayi diawal Kelahirannya.Kekurangan zat
besi sejak sebelum hamil bila tidak diatasi dapat mengakibatkan ibu hamil
menderita anemia.Tujuan dari pembuatan makalah ini untuk membahas tentang
anemia dan strategi dalam penanggulangan pencegahan anemia.Anemia dapat
dicegah dengan cara makan makanan yang cukup bergizi dengan biovallabilita
yang cukup dan meminum tablet darah yang sesuai.
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Anemia adalah salah satu penyakit yang sering diderita
masyarakat, baik anak-anak, remaja usia subur, ibu hamil ataupun orang
tua. Penyebabnya sangat beragam, dari yang karena perdarahan,
kekurangan zat besi, asam folat, vitamin B12, sampai kelainan hemolitik.
Anemia dapat diketahui dengan pemeriksaan fisik maupun dengan
pemeriksaan laboratorium. Secara fisik penderita tampak pucat, lemah,
dan secara laboratorik didapatkan penurunan kadar Hemoglobin (Hb)
dalam darah dari harga normal.
Anemia bukan suatu penyakit tertentu, tetapi cerminan perubahan
patofisiologik yang mendasar yang diuraikan melalui anamnesis yang
seksama, pemeriksaan fisik, dan konfirmasi laboratorium (Baldy, 2006).
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa itu anemia?
2. Apa saja kah penyebab dari anemia?
3. Bagaimana Klasifikasi anemia?
4. Bagaimana melakukan pencegahan pada anemia?
5. Bagaimana penanggulangan pada anemia?
C. TINJUAN PUSTAKA
Anemia dalam kehamilan memberi pengaruh kurang baik bagi ibu,
baik dalamkehamilan, persalinan, maupun nifas dan masa selanjutnya.
Penyulit penyulit yang dapat timbul akibat anemia adalah keguguran
(abortus), kelahiran prematurs, persalinan yang lama akibat kelelahan otot
rahim di dalam berkontraksi (inersia uteri), perdarahan pasca melahirkan
karena tidak adanya kontraksi otot rahim (atonia uteri), syok, infeksi baik
saat bersalin maupun pasca bersalin serta anemia yang berat (<4 gr%)
dapat menyebabkan dekompensasi kordis. Hipoksia akibat anemia dapat
menyebabkan syok dan kematian ibu pada persalinan (Wiknjosastro,
2007).
Anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar
hemoglobin dibawah 11gr % pada trimester 1 dan 3 atau kadar < 10,5 gr
% pada trimester 2, nilai batas tersebut dan perbedaannya dengan kondisi
wanita tidak hamil, terjadi karena hemodilusi, terutama pada trimester 2
(Cunningham. F, 2005).Anemia yang paling sering dijumpai dalam
kehamilan adalah anemia akibat kekurangan zat besi karena kurangnya
asupan unsur besi dalam makanan. Gangguan penyerapan, peningkatan
kebutuhan zat besi atau karena terlampau banyaknya zat besi yang keluar
dari tubuh, misalnya pada perdarahan. Wanita hamil butuh zat besi sekitar
40 mg perhari atau 2 kali lipat kebutuhan kondisi tidak hamil. Jarak
kehamilan sangat berpengaruh terhadap kejadian anemia saat kehamilan.
Kehamilan yang berulang dalam waktu singkat akan menguras cadangan
zat besi ibu. Pengaturan jarak kehamilan yang baik minimal dua tahun
menjadi penting untuk diperhatikan sehingga badan ibu siap untuk
menerima janin kembali tanpa harus menghabiskan cadangan zat besinya
(Mardliyanti, 2006).
Anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar
hemoglobin dibawah 11gr % pada trimester 1 dan 3 atau kadar < 10,5 gr
% pada trimester 2, nilai batas tersebut dan perbedaannya dengan kondisi
wanita tidak hamil, terjadi karena hemodulasi, terutama pada trimester 2
(Cunningham. F, 2005).
Beberapa penyebab anemia yaitu :
1. Zat besi yang masuk melalui makanan tidak mencukupi kebutuhan.
2. Meningkatnya kebutuhan tubuh akan zat besi, terutama ibu hamil,
masa tumbuh kembang pada remaja, penyakit kronis, seperti
tuberculosis dan infeksi lainnya.
3. Perdarahan yang disebabkan oleh infeksi cacing tambang, malaria,
haid yang berlebihan dan melahirkan.
D. LANDASAN TEORI
Berdasarkan WHO(1992) pengertian anemia adalah suatu keadaan
dimana kadar hemoglobin lebih rendah dari batas normal untuk kelompok
orang yang bersangkutan.Anemia secara laboratorik yaitu keadaan apabila
tejadi penurunan dibawah normal kadar hemoglobin,hitung jenis eritrosit
dan hemotokrit(packkedredcell).Secara klinis kreiteeia anemia di
Indonesia umunya bila didapatkan hasil pemeriksaan darah kadar
Hemoglobin <10 g/dl,Hemotokrit <30%,dan eritrosit <2,8 juta/mm3.
Faktor yang mempengaruhi kejadian anemia pada ibu hamil
1. Umur Ibu
Menurut Amiruddin (2007), bahwa ibu hamil yang berumur
kurang dari 20 tahun dan lebih dari 35 tahun yaitu 74,1%
menderita anemia dan ibu hamil yang berumur 20 – 35 tahun yaitu
50,5% menderita anemia. Wanita yang berumur kurang dari 20
tahun atau lebihdari 35 tahun, mempunyai risiko yang tinggi untuk
hamil, karena akan membahayakan kesehatan dan keselamatan ibu
hamil maupun janinnya, beresiko mengalami pendarahan dan dapat
menyebabkan ibu mengalami anemia.
2. Paritas
A. Pengertian Anemia
Anemia (dalam bahasa Yunani: Tanpa darah) adalah keadaan saat jumlah
sel darah merah atau jumlah hemoglobin (protein pembawa oksigen) dalam
sel darah merah berada di bawah normal. Anemia adalah berkurangnya
hingga dibawah nilai normal eritrosit, kuantitas hemoglobin, dan volume
packed red blood cell (hematokrit) per 100 ml darah.
1. Perdarahan
2. Kekurangan gizi seperti : zat besi, vitamin B12, dan asam folat. (Barbara
C. Long, 1996 )
3. Penyakit kronik, seperti gagal ginjal, abses paru, bronkiektasis, empiema,
dll.
4. Kelainan darah
5. Ketidaksanggupan sum-sum tulang membentuk sel-sel darah. (Arif
Mansjoer, 2001)
C. Klasifikasi Anemia
2. Anemia makrositik
a. Anemia Pernisiosa
b. Perdarahan kronik
4. Anemia hemolitik
5. Anemia aplastik
6. Manifestasi Klinis
Gejala-gejala umum yang sering dijumpai pada pasien anemia
antara lain : pucat, lemah, cepat lelah, keringat dingin, takikardi,
hypotensi, palpitasi. (Barbara C. Long, 1996). Takipnea (saat latihan
fisik), perubahan kulit dan mukosa (pada anemia defisiensi Fe). Anorexia,
diare, ikterik sering dijumpai pada pasien anemia pernisiosa (Arif
Mansjoer, 2001)
7. Pemeriksaan Penunjang
a. Jumlah Hb lebih rendah dari normal ( 12 – 14 g/dl )
b. Kadar Ht menurun ( normal 37% – 41% )
c. Peningkatan bilirubin total ( pada anemia hemolitik )
d. Terlihat retikulositosis dan sferositosis pada apusan darah tepi
e. Terdapat pansitopenia, sumsum tulang kosong diganti lemak ( pada
anemia aplastik )
D. Pencegahan Anemia
Banyak jenis anemia tidak dapat dicegah. Namun, Anda dapat membantu
menghindari anemia kekurangan zat besi dan anemia kekurangan vitamin
dengan makan yang sehat, variasi makanan, termasuk:
a. Besi:Sumber terbaik zat besi adalah daging sapi dan daging lainnya.
Makanan lain yang kaya zat besi, termasuk kacang-kacangan, lentil, sereal
kaya zat besi, sayuran berdaun hijau tua, buah kering, selai kacang dan
kacang-kacangan.
b. Folat : Gizi ini, dan bentuk sintetik, asam folat, dapat ditemukan di jus
jeruk dan buah-buahan, pisang, sayuran berdaun hijau tua, kacang polong
dan dibentengi roti, sereal dan pasta.
c. Vitamin B-12:Vitamin ini banyak dalam daging dan produk susu.
d. Vitamin C:Makanan yang mengandung vitamin C, seperti jeruk, melon
dan beri, membantu meningkatkan penyerapan zat besi.
Makan banyak makanan yang mengandung zat besi sangat penting bagi
orang-orang yang memiliki kebutuhan besi yang tinggi, seperti anak-anak -
besi yang diperlukan selama ledakan pertumbuhan - dan perempuan hamil dan
menstruasi.
E. Penanggulangan Anemia
F. Pengobatan Anemia
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran