Anda di halaman 1dari 29

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Kehamilan merupakan suatu proses yang dialami oleh seluruh wanita di
dunia. Dalam melewati proses kehamilan seorang wanita harus mendapat
penatalaksanaan yang benar. Karena ini semua berpengaruh terhadap morbiditas
dan mortalitas itu. Ini terbukti dengan angka kematian yang tinggi di negara
Indonesia. Dengan keadaan tersebut memberi support dan memacu untuk
memberikan penatalaksanaan yang benar saat kehamilan.
Pada saat ini Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia masih tinggi.
Penyebab masalah tingginya AKI dan AKB di Indonesia ada dua, yaitu penyebab
langsung dan tidak langsung. Beberapa penyebab tidak langsung terbagi dalam
tiga T, yakni terlambat mengambil keputusan, terlambat ke tempat rujukan serta
terlambat memberi pertolongan di tempat rujukan. Untuk penyebab langsung
kematian ibu di Indonesia, seperti halnya di negara lain adalah perdarahan, infeksi
dan eklampsia. Perdarahan dan infeksi sebagai penyebab kematian, sebenarnya
tercakup pula kematian akibat abortus terinfeksi dan partus lama. Hanya sekitar
5% kematian ibu disebabkan oleh penyakit yang memburuk akibat kehamilan,
misalnya penyakit jantung dan infeksi yang kronis. Demikian juga dengan ibu
ibu yang termasuk dalam lima terlalu yakni terlalu muda, terlalu tua, terlalu
banyak, terlalu sering, serta terlalu dekat jaraknya, ini berisiko tinggi terhadap
kematian. (Prawirohardjo, 2010).
Anemia pada ibu hamil merupakan masalah kesehatan terkait dengan
insidennya yang tinggi dan komplikasi yang dapat timbul baik pada ibu maupun
pada janin. Di dunia 34 % ibu hamil dengan anemia dimana 75 % berada di
negara sedang berkembang (WHO, 2005 dalam Syafa, 2010). Di Indonesia, 63,5
% ibu hamil dengan anemia (Saifudin, 2010).

Diketahui bahwa 10% - 20% ibu hamil di dunia menderita anemia pada
kehamilannya. Di dunia 34 % terjadi anemia pada ibu hamil dimana 75 % berada
di negara sedang berkembang (WHO, 2005 dalam Syafa, 2010). Prevalensi
anemia pada ibu hamil di Negara berkembang 43 % dan 12 % pada wanita hamil
di daerah kaya atau Negara maju ( Allen, 2007 ). Di Indonesia prevalensi anemia
kehamilan relatif tinggi, yaitu 38% -71.5% dengan rata-rata 63,5%, sedangkan di
Amerika Serikat hanya 6% ( Syaifudin, 2010).
Kematian ibu akibat anemia di beberapa Negara berkembang berkisar 27
per kelahiran hidup ( KH ) di India, dan 194 per 100 000 kelahiran hidup di
Pakistan ( Allen, 2007 ). Menurut WHO 40% kematian ibu di negara berkembang
berkaitan dengan anemia dalam kehamilan. (Saifudin, 2010).
Selama kehamilan kebanyakan wanita mengalami perubahan psikologis
dan emosional. Seringkali kita mendengar seorang wanita mengatakan betapa
bahagianya dia karena akan menjadi seorang ibu dan dan bahwa dia sudah
memilihkan sebuah nama untuk bayi yang akan dilahirkannya. Namun tidak
jarang ada wanita yang merasa khawatir jika terjadi masalah dalam kehamilannya,
khawatir jika ada kemungkinan dia kehilangan kecantikannya, atau bahwa ada
kemungkinan bayinya tidak normal. Wanita hamil secara ekstrim rentan. Dia
takut mati baik dirinya maupun bayinya, ini membuat banyak wanita lebih
bergantung dan menuntut. Inilah waktu paling tepat untuk memberikan nasehat,
seperti mencari dukungan baru. Sebagai seorang bidan kita harus menyadari
adanya perubahanperubahan tersebut pada wanita hamil agar dapat memberi
dukungan dan memperhatikan keprihatinan, kekhawatiran, ketakutan dan
pertanyaan-pertanyaan (Prawiroharjo, 2010).
Ibu hamil aterm cenderung menderita ADB karena pada masa tersebut
janin menimbun cadangan besi untuk dirinya dalam rangka persediaan segera
setelah lahir (Sin sin, 2008). Pada ibu hamil dengan anemia terjadi gangguan
penyaluran oksigen dan zat makanan dari ibu ke plasenta dan janin, yang
mempengaruhi

fungsi

plasenta.

Fungsi
2

plasenta

yang

menurun

dapat

mengakibatkan gangguan tumbuh kembang janin. Anemia pada ibu hamil dapat
mengakibatkan gangguan tumbuh kembang janin, abortus, partus lama, sepsis
puerperalis, kematian ibu dan janin, meningkatkan risiko berat badan lahir rendah,
asfiksia neonatorum, prematuritas (Wiknjosastro, 2005).
Selain dampak tumbuh kembang janin, anemia pada ibu hamil juga
mengakibatkan terjadinya gangguan plasenta seperti hipertropi, kalsifikasi, dan
infark, sehingga terjadi gangguan fungsinya. Hal ini dapat mengakibatkan
gangguan pertumbuhan janin (Wiknjosastro, 2005).
Peranan bidan dalam kasus anemia pada kehamilan adalah memberikan
pelayanan asuhan manajemen kehamilan dengan menerapkan pelayanan
kebidanan yang bermutu tinggi sesuai dengan standar dalam pelayanan kebidanan
yaitu 7 langkah varney.
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis tertarik untuk membuat
laporan kasus tentang anemia. Diharapkan, laporan kasus ini akan memberikan
wawasan keilmuan yang lebih luas. Selain itu, hasil laporan kasus ini dapat
dipakai untuk masukan dalam menyusun program pencegahan dan penaggulangan
risiko anemia pada ibu hamil.

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Mampu memberikan

asuhan kebidanan dengan menggunakan

managemen kebidanan yang tepat pada ibu hamil trimester III dengan anemia
ringan.
2. Tujuan Khusus
a. Mampu menguraikan konsep dasar dan managemen kebidanan pada Ibu
Hamil Trimester III
b. Dapat mengumpulkan semua data yang dibutuhkan untuk menilai keadaan
pasien secara keseluruhan .

c. Mampu mengidentifikasi masalah, diagnosa, kebutuhan pada ibu hamil


Trimester III dengan anemia ringan.
d. Mampu membuat perencanaan tindakan dan melaksanakannya
e. Mampu mengevaluasi hasil

C. MANFAAT
1. Bagi Pasien
Ibu hamil dapat terhindar dari komplikasi anemia pada saat hamil sehingga
proses persalinan dapat berlangsung dengan aman.
2. Bagi Lahan Praktik
Dapat menjadi masukan bagi lahan praktik untuk meningkatkan pelayanan
kesehatannya menjadi pelayanan kesehatan yang lebih berkualitas.
3. Bagi Stikes Aisyiyah Yogyakarta
Laporan kasus diharapkan dapat bermanfaat bagi Institusi Pendidikan yaitu
Stikes Aisyiyah Yogyakarta yang mana dapat menambah kepustakaan
sebagai salah satu sarana memperkaya ilmu pengetahuan pembaca khususnya
yang berkaitan dengan pemeriksaan kehamilan pada ibu hamil dengan
anemia.
4. Bagi Penulis
Dapat mengembangkan wawasan penulis dan pengalaman berharga dalam
melatih kemampuan penulis dalam melakukan penelitian yang berkaitan
dengan pemeriksaan kehamilan pada trimester tiga.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. PENGERTIAN ANEMIA PADA IBU HAMIL


Anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar hemoglobin di
bawah 11 gr% pada trimester I dan III atau kadar hemoglobin < 10,5 gr% pada
trimester II ( Depkes RI, 2009 ). Anemia adalah kondisi dimana sel darah merah
menurun atau menurunnya hemoglobin, sehingga kapasitas daya angkut oksigen
untuk kebutuhan organ-organ vital pada ibu dan janin menjadi berkurang. Selama
kehamilan, indikasi anemia adalah jika konsentrasi hemoglobin kurang dari 10,50
sampai dengan 11,00 gr/dl (Prawirohardjo, 2010).
Hemoglobin ( Hb ) yaitu komponen sel darah merah yang berfungsi
menyalurkan oksigen ke seluruh tubuh, jika Hb berkurang, jaringan tubuh
kekurangan oksigen. Oksigen diperlukan tubuh untuk bahan bakar proses
metabolisme. Zat besi merupakan bahan baku pembuat sel darah merah. Ibu hamil
mempunyai tingkat metabolisme yang tinggi misalnya untuk membuat jaringan
tubuh janin, membentuknya menjadi organ dan juga untuk memproduksi energi
agar ibu hamil bisa tetap beraktifitas normal sehari hari ( Sin sin, 2010 ).
Fungsi Hb merupakan komponen utama eritrosit yang berfungsi membawa
oksigen dan karbondioksida. Warna merah pada darah disebabkan oleh
kandungan Hb yang merupakan susunan protein yang komplek yang terdiri dari
protein, globulin dan satu senyawa yang bukan protein yang disebut heme. Heme
tersusun dari suatu senyawa lingkar yang bernama porfirin yang bagian pusatnya
ditempati oleh logam besi (Fe). Jadi heme adalah senyawa-senyawa porfirin-besi,
sedangkan hemoglobin adalah senyawa komplek antara globin dengan heme (
Masrizal, 2007).

B. PENYEBAB ANEMIA PADA IBU HAMIL


1. Penyebab anemia umumnya adalah kurang gizi, kurang zat besi, kehilangan
darah saat persalinan yang lalu, dan penyakit penyakit kronik (Mochtar,
2004).
Dalam kehamilan penurunan kadar hemoglobin yang dijumpai selama
kehamilan disebabkan oleh karena dalam kehamilan keperluan zat makanan
bertambah dan terjadinya perubahan-perubahan dalam darah : penambahan
volume plasma yang relatif lebih besar daripada penambahan massa
hemoglobin dan volume sel darah merah. Darah bertambah banyak dalam
kehamilan yang lazim disebut hidremia atau hipervolemia. Namun
bertambahnya sel-sel darah adalah kurang jika dibandingkan dengan
bertambahnya plasma sehingga terjadi pengenceran darah. Di mana
pertambahan tersebut adalah sebagai berikut : plasma 30%, sel darah 18%,
dan hemoglobin 19%. Pengenceran darah dianggap sebagai penyesuaian diri
secara fisiologi dalam kehamilan dan bermanfaat bagi wanita hamil tersebut.
Pengenceran ini meringankan beban jantung yang harusbekerja lebih berat
dalam masa hamil, karena sebagai akibat hipervolemia tersebut, keluaran
jantung (cardiac output) juga meningkat. Kerja jantung ini lebih ringan
apabila viskositas darah rendah. Resistensi perifer berkurang pula, sehingga
tekanan darah tidak naik (Wiknjosastro, 2005 ).
Selama hamil volume darah meningkat 50 % dari 4 ke 6 L, volume
plasma meningkat sedikit menyebabkan penurunan konsentrasi Hb dan nilai
hematokrit. Penurunan ini lebih kecil pada ibu hamil yang mengkonsumsi zat
besi. Kenaikan volume darah berfungsi untuk memenuhi kebutuhan perfusi
dari uteroplasenta. Ketidakseimbangan antara kecepatan penambahan plasma
dan penambahan eritrosit ke dalam sirkulasi ibu biasanya memuncak pada
trimester kedua ( Smith et al., 2010 dalam Shafa 2010).

2. Pola makan
Adalah pola konsumsi makan sehari-hari yang sesuai dengan
kebutuhan gizi setiap individu untuk hidup sehat dan produktif. Untuk dapat
mencapai keseimbangan gizi maka setiap orang harus menkonsumsi minimal
1 jenis bahan makanan dari tiap golongan bahan makanan yaitu karbohidrat,
protein hewani dan nabati, sayuran, buah dan susu. Seringnya ibu hamil
mengkonsumsi makanan yang mengandung zat yang menghambat penyerapan
zat besi seperti teh, kopi, kalsium.Wanita hamil cenderung terkena anemia
pada triwulan III karena pada masa ini janin menimbun cadangan zat besi
untuk dirinya sendiri sebagai persediaan bulan pertama setelah lahir ( Sin sin,
2008).

3. Faktor umur
Merupakan faktor risiko kejadian anemia pada ibu hamil. Umur
seorang ibu berkaitan dengan alat alat reproduksi wanita. Umur reproduksi
yang sehat dan aman adalah umur 20 35 tahun. Kehamilan diusia < 20 tahun
dan diatas 35 tahun dapat menyebabkan anemia karena pada kehamilan diusia
< 20 tahun secara biologis belum optimal emosinya cenderung labil,
mentalnya belum matang sehingga mudah mengalami keguncangan yang
mengakibatkan kurangnya perhatian terhadap pemenuhan kebutuhan zat zat
gizi selama kehamilannya. Sedangkan pada usia > 35 tahun terkait dengan
kemunduran dan penurunan daya tahan tubuh serta berbagai penyakit yang
sering menimpa diusia ini. Hasil penelitian didapatkan bahwa umur ibu pada
saat hamil sangat berpengaruh terhadap kajadian anemia (Masrizal, 2007).

4. Tidak mengkonsumsi tablet Fe


Ibu hamil yang kurang patuh mengkonsumsi tablet Fe mempunyai
risiko 2,429 kali lebih besar untuk mengalami anemia dibanding yang patuh
konsumsi tablet Fe (Jamilus dan Herlina 2008 ). Kepatuhan menkonsumsi
7

tablet Fe diukur dari ketepatan jumlah tablet yang dikonsumsi, ketepatan cara
mengkonsumsi tablet Fe, frekuensi konsumsi perhari. Suplementasi besi atau
pemberian tablet Fe merupakan salah satu upaya penting dalam mencegah dan
menanggulangi anemia, khususnya anemia kekurangan besi. Suplementasi
besi merupakan cara efektif karena kandungan besinya yang dilengkapi asam
folat yang sekaligus dapat mencegah anemia karena kekurangan asam folat
(Depkes, 2009).
Konsumsi tablet besi sangat dipengaruhi oleh kesadaran dan
kepatuhan ibu hamil. Kesadaran merupakan pendukung bagi ibu hamil untuk
patuh mengkonsumsi tablet Fe dengan baik. Tingkat kepatuhan yang kurang
sangat dipengaruhi oleh rendahnya kesadaran ibu hamil dalam mengkonsumsi
tablet besi, inipun besar kemungkinan mendapat pengaruh melalui tingkat
pengetahuan gizi dan kesehatan. Kepatuhan ibu hamil mengkonsumsi tablet
besi tidak hanya dipengaruhi oleh kesadaran saja, namun ada beberapa faktor
lain yaitu bentuk tablet, warna, rasa dan efek samping seperti mual, konstipasi
(Wiknjosastro, 2005).

5. Paritas
Adalah jumlah anak yang telah dilahirkan oleh seorang ibu baik lahir
hidup maupun lahir mati. Seorang ibu yang sering melahirkan mempunyai
risiko mengalami anemia pada kehamilan berikutnya apabila tidak
memperhatikan kebutuhan nutrisi. Karena selama hamil zat zat gizi akan
terbagi untuk ibu dan untuk janin yang dikandungnya (Wiknjosastro, 2005).

6. Jarak kelahiran yang terlalu dekat


Dapat menyebabkan terjadinya anemia. Hal ini dikarenakan kondisi
ibu masih belum pulih dan pemenuhan kebutuhan zat gizi belum optimal,
sudah harus memenuhi kebutuhan nutrisi janin yang dikandung. Jarak

kelahiran mempunyai risiko 1,146 kali lebih besar terhadap kejadian anemia
(Wiknjosastro, 2005).

C. GEJALA ANEMIA PADA IBU HAMIL


Ibu hamil dengan keluhan lemah, pucat, mudah pingsan, dengan tekanan
darah dalam batas normal, perlu dicurigai anemia defisiensi besi. Dan secara
klinis dapat dilihat tubuh yang pucat dan tampak lemah (malnutrisi). Guna
memastikan seorang ibu menderita anemia atau tidak, maka dikerjakan
pemeriksaan kadar Hemoglobin dan pemeriksaan darah tepi. Pemeriksaan
Hemoglobin dengan spektrofotometri merupakan standar ( Wiknjosastro, 2005).
Proses kekurangan zat besi sampai menjadi anemia melalui beberapa tahap:
awalnya terjadi penurunan simpanan cadangan zat besi dalam bentuk fertin di
hati, saat konsumsi zat besi dari makanan tidak cukup, fertin inilah yang diambil.
Daya serap zat besi dari makanan sangat rendah, Zat besi pada pangan hewan
lebih tinggi penyerapannya yaitu 20 30 % sedangkan dari sumber nabati 1-6 %.
Bila terjadi anemia, kerja jantung akan dipacu lebih cepat untukmemenuhi
kebutuhan O2 ke semua organ tubuh, akibatnya penderita sering berdebar dan
jantung cepat lelah. Gejala lain adalah lemas, cepat lelah, letih, mata berkunang
kunang, mengantuk, selaput lendir , kelopak mata, dan kuku pucat (Sin sin, 2008).

D. DERAJAT ANEMIA PADA IBU HAMIL


Klasifikasi Derajat Anemia Menurut WHO (Shafa, 2010) :
1. Ringan sekali Hb 10,00 gr% -13,00 gr%
2. Ringan Hb 8,00 gr% -9,90 gr%
3. Sedang Hb 6,00 gr% -7,90 gr%
4. Berat Hb < 6,00 gr%

Sedangkan menurut Manuaba 2007 Klasifikasi Anemia dibedakan menjadi


Pembagian anemia berdasarkan pemeriksaan (Manuaba 2007), adalah :
1. Tidak anemia : Hb 11,00 gr%
2. Anemia ringan : Hb 9,00-10,00 gr%
3. Anemia sedang : Hb 7,00-8,00 gr%
4. Anemia berat : Hb < 7,00 gr%
Pengukuran Hb yang disarankan oleh WHO ialah dengan cara cyanmet,
namun cara oxyhaemoglobin dapat pula dipakai asal distandarisir terhadap cara
cyanmet. Sampai saat ini baik di Puskesmas maupun di Rumah Sakit masih
menggunakan alat Sahli. Dan pemeriksaan darah dilakukan tiap trimester dan
minimal dua kali selama hamil yaitu pada trimester I dan trimester III ( Depkes ,
2009; Kusumah, 2009 ).
Metoda Cyanmethemoglobin ini cukup teliti dan dianjurkan oleh
International Committee for Standardization in Hemathology (ICSH). Menurut
cara ini darah dicampurkan dengan larutan drapkin untuk memecah hemoglobin
menjadi cyanmethemoglobin, daya serapnya kemudian diukur pada 540 mm
dalam kalorimeter fotoelekrit atau spektrofotometer. Cara penentuan Hb yang
banyak dipakai di Indonesia ialah Sahli. Cara ini untuk di lapangan cukup
sederhana tapi ketelitiannya perlu dibandingkan dengan cara standar yang
dianjurkan WHO (Masrizal, 2007).

E. PENGARUH ANEMIA TERHADAP KEHAMILAN


Anemia dalam kehamilan memberi pengaruh kurang baik bagi ibu, baik
dalam kehamilan, persalinan, maupun nifas dan masa selanjutnya.
1. Penyulit-penyulit yang dapat timbul akibat anemia
a. Keguguran (abortus)
b. Kelahiran prematur

10

c. Persalinan yang lama akibat kelelahan otot rahim di dalam berkontraksi


(inersia uteri),
d. Perdarahan pasca melahirkan karena tidak adanya kontraksi otot rahim
(atonia uteri),
e. Syok,
f. Infeksi baik saat bersalin maupun pasca bersalin,
g. Serta anemia yang berat (<4 gr%) dapat menyebabkan dekompensasi
kordis. Hipoksia akibat anemia dapat menyebabkan syok dan kematian ibu
pada persalinan (wiknjosastro, 2005; saifudin, 2010 ).

2. Bahaya anemia pada ibu hamil saat persalinan


a. Gangguan his-kekuatan mengejan
b. Kala I dapat berlangsung lama dan terjadi partus terlantar
c. Kala II berlangsung lama sehingga dapat melelahkan dan sering
memerlukan tindakan operasi kebidanan
d. Kala III dapat diikuti retensio plasenta, dan perdarahan post partum akibat
atonia uteri
e. Kala IV dapat terjadi perdarahan post partum sekunder dan atonia uteri.

3. Pada kala nifas : Terjadi subinvolusi uteri yang menimbulkan perdarahan post
partum, memudahkan infeksi puerperium, pengeluaran ASI berkurang,
dekompensasi kosrdis mendadak setelah persalinan, anemia kala nifas, mudah
terjadi infeksi mammae ( Shafa, 2010 ; Saifudin, 2006)

4. Bagi janin
a. Pertumbuhan plasenta dan janin terganggu
Disebabkan karena terjadinya penurunan Hb yang diakibatkan karena
selama hamil volume darah 50 % meningkat dari 4 ke 6 L, volume plasma
meningkat sedikit yang menyebabkan penurunan konsentrasi Hb dan nilai
11

hematokrit. Penurunan ini akan lebih kecil pada ibu hamil yang
mengkonsumsi zat besi. Kenaikan volume darah berfungsi untuk
memenuhi kebutuhan perfusi dari plasenta dan untuk penyediaan
cadangan saat kehilangan darah waktu melahirkan. Selama kehamilan
rahim, plasenta dan janin memerlukan aliran darah yang cukup untuk
memenuhi kebutuhan nutrisi (Smitht et al., 2010 ).
b. Pertumbuhan janin yang lambat
Kekurangan gizi pada janin, kelahiran prematur dan berat badan bayi lahir
yang rendah, yaitu sebesar 38,85%, merupakan penyebab kematian bayi.
Sedangkan penyebab lainnya yang cukup banyak terjadi adalah kejadian
kurangnya oksigen dalam rahim (hipoksia intrauterus) dan kegagalan
nafas secara spontan dan teratur pada saat lahir atau beberapa saat setelah
lahir (asfiksia lahir), yaitu 27,97%. Hal ini menunjukkan bahwa 66,82%
kematian perinatal dipengaruhi pada kondisi ibu saat melahirkan. Jika
dilihat dari golongan sebab sakit, kasus obstetri terbanyak pada tahun
2005 adalah disebabkan penyulit kehamilan, persalinan dan masa nifas
lainnya yaitu 56,09% ( Depkes, 2009 ).

F. PENCEGAHAN DAN PENANGANAN ANEMIA PADA IBU HAMIL


Pencegahan anemia pada ibu hamil dapat dilakukan antara lain dengan cara:
1. Meningkatkan konsumsi zat besi dari makanan
2. Mengkonsumsi pangan hewani dalam jumlah cukup, namun karena harganya
cukup tinggi sehingga masyarakat sulit menjangkaunya. Untuk itu diperlukan
alternatif yang lain untuk mencegah anemia gizi besi, memakan beraneka
ragam makanan yang memiliki zat gizi saling melengkapi termasuk vitamin
yang dapat meningkatkan penyerapan zat besi, seperti vitamin C. Peningkatan
konsumsi vitamin C sebanyak 25, 50, 100 dan 250 mg dapat meningkatkan
penyerapan zat besi sebesar 2, 3, 4 dan 5 kali. Buah-buahan segar dan sayuran

12

sumber vitamin C, namun dalam proses pemasakan 50 - 80 % vitamin C akan


rusak.
3. Mengurangi konsumsi makanan yang bisa menghambat penyerapan zat besi
seperti : fitat, fosfat, tannin
4. Pemeriksaan Antenatal adalah pelayanan kesehatan bagi ibu hamil dan
janinnya oleh tenaga profesional meliputi pemeriksaan kehamilan sesuai
dengan standar pelayanan yaitu minimal 4 kali pemeriksaan selama
kehamilan, 1 kali pada trimester satu, 1 kali pada trimester II dan 2 kali pada
trimester III. Dengan pemeriksaan antenatal kejadian anemia pada ibu dapat
dideteksi sedini mungkin sehingga diharapkan ibu dapat merawat dirinya
selama hamil dan mempersiapkan persalinannya ( Wiknjosastro, 2005).

Penanganan anemia defisiensi besi adalah dengan preparat besi yang


diminum (oral) atau dapat secara suntikan (parenteral). Terapi oral adalah dengan
pemberian preparat besi : fero sulfat, fero gluconat, atau Na-fero bisitrat.
Pemberian preparat 60 mg/hari dapat menaikkan kadar Hb sebanyak 1 gr% per
bulan. Sedangkan pemberian preparat parenteral adalah dengan ferum dextran
sebanyak 1000 mg (20 ml) intravena atau 210 ml secara intramuskulus, dapat
meningkatkan hemoglobin relatif cepat yaitu 2gr%. Pemberian secara parenteral
ini hanya berdasarkan indikasi, di mana terdapat intoleransi besi pada traktus
gastrointestinal, anemia yang berat, dan kepatuhan pasien yang buruk. Pada
daerah-daerah dengan frekuensi kehamilan yang tinggi dan dengan tingkat
pemenuhan nutrisi yang minim, seperti di Indonesia, setiap wanita hamil haruslah
diberikan sulfas ferosus atau glukonas ferosus sebanyak satu tablet sehari selama
masa kehamilannya. Selain itu perlu juga dinasehatkan untuk makan lebih banyak
protein dan sayur-sayuran yang mengandung banyak mineral serta vitamin
(Sasparyana, 2010 ; Wiknjosastro 2005).
Kenaikan volume darah selama kehamilan akan meningkatkan kebutuhan Fe
atau Zat Besi. Jumlah Fe pada bayi baru lahir kira-kira 300 mg dan jumlah yang
13

diperlukan ibu untuk mencegah anemia akibat meningkatnya volume darah adalah
500 mg. Selama kehamilan seorang ibu hamil menyimpan zat besi kurang lebih
1.000 mg termasuk untuk keperluan janin, plasenta dan hemoglobin ibu sendiri.
Kebijakan nasional yang diterapkan di seluruh Pusat Kesehatan Masyarakat
adalah pemberian satu tablet besi sehari sesegera mungkin setelah rasa mual
hilang pada awal kehamilan. Tiap tablet mengandung FeSO4 320 mg (zat besi 60
mg) dan asam folat 500 g, minimal masing-masing 90 tablet. Tablet besi
sebaiknya tidak diminum bersama teh atau kopi, karena akan mengganggu
penyarapannya ( Depkes RI, 2009). Menurut Shafa (2010) kebutuhan Fe selama
ibu hamil dapat diperhitungkan untuk peningkatan jumlah darah ibu 500 mgr,
pembentukan plasenta 300 mgr, pertumbuhan darah janin 100 mgr.

14

BAB III
TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN KEHAMILAN PATOLOGI


PADA NY. S UMUR 27 TAHUN G1P0A0Ah0 UK 37+3 MINGGU
DENGAN ANEMIA RINGAN
DI PUSKESMAS TEGALREJO

No Reg / No RM

:-

Tanggal Pengkajian

: 15 Desember 2014

Jam

: 12.30 WIB

Pengkajian Oleh

: Dwi Laely M.A

IDENTITAS PASIEN
IBU

SUAMI

Nama

: Ny. S

Tn. D

Umur

: 27 tahun

28 tahun

Agama

: Katolik

Katolik

Suku/bangsa

: Jawa/ Indonesia

Jawa/ Indonesia

Pendidikan

: SMA

D3

Pekerjaan

: IRT

Swasta

Alamat

: Jatimulyo, tr 1/164 RT

Jatimulyo, tr 1/164

8, Kricak, Tegalrejo
No. telp

: 0856 423 70 xxx

Kricak, Tegalrejo
-

A. SUBJEKTIF
1. Alasan kunjungan
Ibu mengatakan ingin memeriksakan kehamilanya.

15

RT 8,

2. Keluhan utama
Ibu mengatakan sering buang air kecil dan kaki bengkak.

3. Riwayat menstruasi
Menarche

: 13 tahun

Lama

: 5 hari

Siklus

: 31 hari

Jumlah

: hari 1-3 4x ganti pembalut, selanjutnya 2x ganti pembalut

Keluhan

: tidak ada

4. Riwayat pernikahan
Status pernikahan

: sah

Jumlah pernikahan : 1 kali


Menikah pada usia : ibu : 26 tahun, suami:27 tahun
Usia pernikahan

: 1 tahun

5. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu


Ibu mengatakan ini adalah kehamilan pertama dan belum pernah keguguran.

6. Riwayat hamil ini


a. ANC

: 7 kali dipuskesmas Tegalrejo oleh bidan, 4x di RS Kayanan

oleh dokter.
b. HPHT

: 21-03-14

HPL

: 28-12-14

UK

: 37-13 minggu

c. Status imunsasi TT
TT1

: SD

TT2

: Caten

TT3

: Hamil ini
16

d. Ibu mengatakan meraskan gerakan janin kurang lebih 10x dalam 12 jam.
e. Keluhan tiap semester
TM1

: mual muntah

TM2

: mual muntah

TM3

: sering BAK dan kaki bengkak

f. Ibu mengatakan tidak ada penyakit selama hamil seperti tekanan darah
tinggi, pusing yang hebat, pendarahan
g. Ibu mengatakan selama hamil mengkonsumsi vitamin B1, tablet Fe, kalk

7. Riwayat kesehatan
a. Kesehatah dulu
Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit menurun, menahun,
maupun menular seperti HIV/AIDS, IMS, kanker, penyakit hati,
hipertensi, dm, penyakit ginjal, penyakit jiwa, TBC, alergi, epilepsy.
b. Kesehatan sekarang
Ibu mengatakan tidak sedang menderita penyakit.
c. Kesehatan keluarga
Ibu mengatakan nenek terkena asma.

8. Riwayat KB
Ibu mengatakan belum pernah menggunakan alat kontrasepsi apapun.
9. Pola pemenuhan kebutuhan sehari-hari
a. Pola makan

sebelum hamil

sekarang

Frekuensi

: 2x sehari

4-5 kali sehari

Porsi

: sedikit

banyak

Jenis

: nasi, sayur, lauk

nasi, sayur, lauk

Keluhan

: tidak ada

tidak ada

17

b. Pola minum
Frekuensi

: 6-7 kali sehari

Porsi

: gelas sedang

Jenis

: air putih(4-5 gelas), susu (2 gelas)

Keluhan

: tidak ada

c. Pola eliminasi
Ibu mengatakan dalam sehari BAB 2-3 kali, lembek, warna kuning
kecoklatan, bau khas, tidak ada keluhan.
Ibu mengatakan dalam sehari BAK 9-10 kali, cair, warna putih
kekuningan, bau khas, ibu mengatakan sering BAK.

d. Pola istirahat
Ibu mengatakan dalam 24 jam istirahat kurang lebih 10 jam (malam hari
8 jam, siang hari 2 jam).

e. Personal hygiene
Ibu mengatakan mandi 2 kali sehari, gosok gigi 3-4 kali sehari, keramas
2 hari sekali, ganti pakaian 2 kali sehari, ganti pakaian dalam 2-3 kali
sehari

f. Pola aktivitas
Ibu mengatakan sehari-hari mengerjakan pekerjaan rumah tangga seperti
menyapu, masak.

g. Pola seksualitas
Ibu mengatakan akhir-akhir ini tidak melakukan hubungan seksual.

18

10. Riwayat Sosial-Spiritual


-

Ibu mengatakan respon ibu dan keluarga terhadap kehami;lan ini adalah
sangat senang dan keluarga sangat mendukung.
Ibu mengatkan khawatir dengan persalinan
Ibu mengatakan ibu dan keluarga aktif dalam kegiatan keagamaan
Ibu mengatakan pengambil keputusan utama adalah suami
Ibu mengatakan tidak ada beban kerja
Ibu mengatakan mempunyai anjing

11. Kebiasaan hidup sehat


Ibu mengatakan tidak merokok, mengkonsumsi obat obatan terlarang,
maupun minum minuman beralkohol.
12. Perencanaan persalinan
-

Ibu mengatakan rencan melahirkan di Puskesmas Tegalrejo

Ibu mengatakan rencana penolong persalinan adalah bidan

Ibu mengatakan rencana pendamping persalinan adalah suami atau ibu


kandung

Ibu mengatakan sudah ada dana untuk persalinan berupa BPJS

Ibu mengatakan sudah ada perlengkapan ibu dan bayi

Ibu mengatakan sudah menyiapkan transportasi berupa motor

Ibu mengatakan sudah menyiapkan calon pendonor darah yaitu kakak


dan adik.

A. OBJEKTIF
1. Pemeriksaan umum
Keadaan umum

: Baik

Kesadaran

: Compos Mentis

Antropometri

: TB

: 161 cm

BB

: 68,5 kg

LILA : 27 cm
19

BB sebelum hamil : 45 kg

Vital sign

: TD

: 120/80 mmHg

Nadi : 76 x/menit
Suhu : 36,40c
R

: 22 x/menit

2. Pemeriksaan fisik
Kepala

: tidak ada benjolan yang abnormal, bersih, rambut tidak rontok,


tidak ada ketombe

Muka

: tidak ada oedema, tidak ada chloasma gravidarum

Mata

: simetris, konjungtiva sedikit pucat, sclera putih, tidak stabismus

Hidung

: tidak ada secret, tidak ada polip

Mulut

: bibir sedikit pucat, tidak asa stomatitis, tidak ada caries gigi

Teling

: simetris, tidak ada pembengkakan pada belakang telinga, tidak


ada serumen, pendengaran baik

Leher

: tidak ada pembesaran pada kelenjar tyroid, kelenjar limfe, maupun


vena jogularis

Payudara : simetris, tidak ada retraksi kulit, areola hiperpigmentasi, putting


menonjol, tidak ada benjolan yang abnormal, pengeluaran ASI
kolostrum
Abdomen
Inspeksi

: tidak ada bekas luka operasi, ada striae gravidarum

Palpasi

: pemeriksaan Leopold

Leopold I : TFU 3 jari di bawah px, terba bulat, lunak, tidak melenting
(bokong)
Leopold II : teraba keras, datar, seperti papan di kiri (puki), teraba bagian
kecil di kanan (ekstremitas)
Leopold III : bagian bawah teraba keras, sedikit bulat (kepala)
Leopold IV: kepala sudah masuk panggul1/5 (divergen)
TFU

: 28 cm

TBJ

: (28-11)x 155 = 2835 gram


20

Auskultasi : DJJ : 125x/menit


Panggul

Genetalia

: Distansia spinarum

: 25 cm

Distansia kristarum

: 28 cm

Konjunggata eksternal

: 19 cm

Lingkar panggul

: 90 cm

: bersih, tidak ada oedema, tidak ada bekas luka parut, tidak ada
farices, tidak ada pengeluaran

Anus

: tidak ada bekas luka, tidak ada hemoroid

Ekstremitas
Tangan
Kaki

: tidak oedema, kuku sedikit pucat


: odema pada kaki kanan dan kiri, tidak ada farices, kuku
sedikit pucat, reflek patella kanan dan kiri positif

3. Pemeriksaan penunjang
HB

: 9 gr %

Protein urine : Negatif


Urine reduksi : Negatif

B. ANALISA
Ny. S umur 27 tahun G1P0A0AH0 uk 37+3 minggu dengan anemia ringan
C. PENATALAKSANAAN

15 Desember 2014, 13.15 WIB

1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa tekanan darah ibu normal 120/80
mmHg, nadi normal 76x/menit, suhu sedikit rendah 36,40c, ekstremitas
bawah (kaki) terdapat bengkak, kadar HB ibu rendah 9 gr%, dan ibu dalam
keadaan anemia
-ibu mengerti

21

2. Menjelaskan kepada ibu tentang anemia yaitu keadaan dimana ibu


kekurangan darah, hal ini disebabkan karena jumlah sel darah merah dalam
darah berkurang berdasarkan pemeriksaan Hb ibu 9 gr%, sedangkan Hb
normal adalah 11 gr%
-ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan

3. Menjelaskan kepada ibu tentang bahaya anemia, yaitu


a. Bagi janin aliran oksigen ke janin dapat terganggu sehingga dapan
mengganggu

kesejahteraan

atau

pertumbuhan

janin,

seperti

pertumbuhan janin terhambat, air ketuban berkurang, dan bahkan


kematian janin.
b. Bagi ibu persalinan tidak maju serta resiko pendarahan saat
melahirkan.
-ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan.

4. Menganjurkan ibu untuk


a. Mengkonsumsi makanan yang mengandung zat besi seperti daging,
beras merah, kacang kacangan dan sayuran yang berwarna hijau tua.
b. Mengkonsumsi suplemen zat besi 1x sehari, minum pada saat perut
kosong, sebaiknya malam hari dengan air putih atau air jeruk agar kadar
HB ibu tidak naik.
-ibu mengerti dan akan melakukan anjuran yang diberikan.

5. Menjelaskan kepada ibu bahwa kaki bengkak yang dialami bisa dikarenakan
kaki menopang beban yang lebih berat dari keadaan normal, meskipun
kondisi ini dianggap wajar akan tetapi apabila bengkak semakin bertambah
dan disertai sakit kepala yang hebat dan tidak sembuh setelah istirahat ibu
harus waspada dan segera dating kepetugas kesehatan
-ibu mengerti dan akan melakukan anjuran yang diberikan.
22

6. Memberitahu ibu cara mengatasi kaki bengkak, yaitu :


a. Saat duduk usahakan posisi kaki lebih tinggi dari jantung, posisi seperti
ini akan membantu dalam mengatur sirkulasi darah.
b. Saat tidur, gunakan ganjalan bantal pada kaki untuk mendapatkan posisi
kaki yang lebih tinggi dari kepala dan jantung.
c. Jangan memaksakan berdiri dalam jangka waktu yang cukup lama.
d. Usahakan tidur miring kekiri
e. Hindari menggunakan sepatu yang mengikat kaki atau terlali sempit
karena akan menghambat peredaran darah.
-ibu mengerti dan akan melakukan anjuran yang diberikan.

7. Menganjurkan ibu untuk minum minimal 6-8 gelas sehari, diusahakan


banyak disiang hari dan kurangi dimalam hari, karena untuk menjaga agar
tidur ibu tetap nyaman dan menjelaskan kepada ibu bahwa keluhan yang ibu
rasakan (sering BAK) normal terjadi pada kehamilan TM3 karena kandung
kemih tertekan oleh pembesaran uterus sehingga menyebabkan volume
urine yang ditampung berkurang
-ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan

8. Menjelaskan kepada ibu tentang tanda-tanda persalinan


a. Kontraksi yang sering dalam 10 menit terjadi 3x atau lebih
b. Keluar lender darah
c. Keluar air dari kemaluan yang ibu tidak terasa dan berbau amis
-ibu mengerti penjelasan yang diberikan.

9. Menjelaskan kepada ibu tentang bahaya kehamilan


a. Keluar darah yang banyak, segar, tetapi ibu tidak merasa sakit
b. Nyeri pada perut bagian bawah
c. Sakit kepala yang hebat, mata berkunang kunang
23

d. Ibu merasa menggigil


e. Kelauar air ketuban sebelum waktunya atau sebelum ada pembukaan,
menganjurkan ibu apabila menemukann tanda bahaya yang sudah
disebutkan untuk segera dating kepetugas kesehatan.
-ibu mengerti dan akan melakukan anjuran yang diberikan

10. Menanyakan kepada ibu tentang persiapan persalinan


Ibu mengatakan ingin bersalin dipuskesmas Tegalrejo, ditolong oleh bidan,
pendamping suami atau ibu kandung, dana sudah disiapkan berupa BPJS,
pendonor sudah ada kakak dan adik, perlengkapan ibu dan bayi sudah
disiapkan, transportasi siudah ada yaitu motor.

11. Menjelaskan kepada ibu tentang IMD yaitu Inisiasi Menyusui Dini,
dilakukan segera setelah bayi lahir selama 1 jam, dengan cara bayi diletakan
diatas dada ibu tanpa ada nya kain/penghalang (skin to skin contac).
IMD ini bertujuan agar adanya ikatan batin yang kuat antara ibu dan bayi
tidak kedinginan karena suhu diperut dan dada ibu sama, untuk persiapn
menyusui karena bayi akan mencari puting susu dan menghisap asi untuk
pertama kali
-ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan dan akan melakukan IMD

12. Menjelaskan kepada ibu tentang KB IUD pasca salin (KB yang dipasang
didalam rahim ibu yang dipasang melalui vagina) yang dipasang setelah
placenta lahir
-ibu mengatakan ingin berdiskusi terlebih dahulu dengan suami

13. Menganjurkan ibu untuk kunjungan ulang 1 minggu lagi atau sesegera
mungkin jika ibu merasa ingin bersalin atau ada keluhan.
-ibu bersedia
24

BAB IV
PEMBAHASAN

Setelah melakukan pengkajian data pada pasien Ny S dan juga dilakukan


pemeriksaan laboratorium untuk mengetahui kadar hemoglobin dalam darah pasien
diketahui bahwa pasien mengalami anemia ringan dan setelah itu dilakukan
penanganan diantaranya menganjurkan ibu untuk rutin minum tablet Fe untuk
penambah darah ibu dan diminum 1x sehari pada saat perut kosong sebaiknya pada
malam hari sebelum tidur dengan air putih atau air jeruk, menganjurkan ibu untuk
menjaga pola nutrisi nya yaitu dengan makan-makanan yang mengandung zat besi
seperti sayur-sayuran hijau, kacang-kacangan, kerang, daging, dan hati.
Menganjurkan untuk tidak mengkonsumsi makanan yang dapat menghambat
penyerapan zat besi seperti mengkonsumsi teh, kopi, susu, dan menganjurkan ibu
dalam mengolah sayuran hijau untuk dicuci terlebih dahulu sebelum dipotong
sehingga zat besi yang terkandung didalamnya tidak banyak hilang dan memberikan
ibu vitamin. Dalam teori pun dijelaskan bahwa Pencegahan anemia pada ibu hamil
dapat dilakukan antara lain dengan cara

meningkatkan konsumsi zat besi dari

makanan, mengkonsumsi pangan hewani dalam jumlah cukup, minum vitamin yang
dapat meningkatkan penyerapan zat besi, seperti vitamin C.
Berdasarkan jurnal dengan judul Pengaruh umur kehamilan dan konsumsi
tablet Fe Pada ibu hamil Trimester II dan Trimester III dengan Kejadian anemia di
puskesmas bangetayu kecamatan genuk dijelaskan bahwa anemia yang menimpa
ibu hamil memberikan dampak negatif terhadap janin yang di kandung dari ibu dalam
kehamilan, persalinan maupun nifas yang di antaranya akan lahir janin dengan berat
badan lahir rendah (BBLR), partus premature, abortus, pendarahan post partum,
partus lama dan syok.

25

Di dalam jurnal ini dijelaskan bahwa manfaat dari apabila teratur minum tablet
Fe setiap hari dapat membantu mengurangi defisiensi anemia, sehingga penting bagi
ibu hamil untuk mengonsumsi tablet zat besi setiap hari. Selain itu, bahaya selama
hamil, persalinan dan nifas dapat dihindari.
Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak ada kesenjangan antara teori dan praktik
dilahan dalam penanganan ibu hamil dengan anemia ringan seperti memberikan tablet
penambah darah dan vitamin serta anjuran untuk makan makanan yang mengandung
banyak zat besi.

26

BAB V
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Berdasarkan apa yang dipaparkan pada tinjauan kasus dan pembahasan
laporan diatas dapat diambil kesimpulan antara lain kita dapat mengetahui tentang
pengertian anemia pada kehamilan, tanda dan gejala anemia, penyebab anemia,
derajat anemia, penanganan dan penatalaksanaan anemia pada kehamilan dan
mengetahui kesenjangan dalam penanganan anemia pada kehamilan dari teori dan
praktiknya.

B. SARAN
1. UntukBidan
Bidan lebih meningkatkan kualitas pelayanan sehingga dapat mendeteksi
resiko yang dapat terjadi pada ibu hamil dan dapat melakukan asuhan
kebidanan pada ibu hamil dengan anemia ringan dengan pelayanan yang
berkualitas.
2. Untuk Mahasiswa
Mahasiswa dapat lebih mendalami tentang pemeriksaan kehamilan pada ibu
hamil trimester tiga dengan anemia ringan dan dapat memberikan asuhan
kebidanan yang sesuai dengan masalah yang ada.
3. Untuk Institut Pendidikan
Dapat mengembangkan teori baru dan memonitori mahasiswa dalam praktek.
Dan dapat digunakan sebagai pustaka untuk pengembangan teori kedepannya.

27

DAFTAR PUSTAKA
Amirudin, Wahyuddin. 2004. Studi Kasus Kontrol Ibu Anemia, 2007 Jurnal Medical
UNHAS, Available from ; http:// med.unhas.ac.id/index.phstudikasus kontrol.
anemia-ibu. Diakses pada tanggal 18 Desember 2014
Depkes RI. 2009. Profil Kesehatan Indonesia tahun 2008. Jakarta : Depkes RI
Masrizal. 2007. Anemia Defisiensi besi. 2007 Jurnal Kesehatan Masyarakat, II (I),
available from; http://www.searchinpdf.com. Diakses pada tanggal 18
Desember 2014
Prawirohardjo, S. 2010. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
Saifudin, 2010. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal ,
Edisi I Cetakan Keempat. Jakarta; Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo
Saspriyana. 2010. Anemia Ibu Hamil, Mengapa Harus Dicegah , Available :
http://dokterkade.wordpress.com/2010/03/24/anemia-dalam-kehamilanmengapa-harus-dicegah-2/. Diakses pada tanggal 18 Desember 2014
Shafa.

2010.
Anemia
pada
Ibu
Hamil,
Available
from:
http://drshafa.wordpress.com/2010/11/16/anemia-pada-bumil. Diakses pada
tanggal 18 Desember 2014

Sin-sin. 2008. Masa Kehamilan dan Persalinan. Jakarta : PT Alex Media


Komputindo
Wiknjosastro. 2005. Ilmu Kebidanan edisi ketiga Cetakan ke. Jakarta ; EGC

28

L
A
M
P
I
R
A
N
29

Anda mungkin juga menyukai