PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kehamilan merupakan suatu proses yang dialami oleh seluruh wanita di
dunia. Dalam melewati proses kehamilan seorang wanita harus mendapat
penatalaksanaan yang benar. Karena ini semua berpengaruh terhadap morbiditas
dan mortalitas itu. Ini terbukti dengan angka kematian yang tinggi di negara
Indonesia. Dengan keadaan tersebut memberi support dan memacu untuk
memberikan penatalaksanaan yang benar saat kehamilan.
Pada saat ini Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia masih tinggi.
Penyebab masalah tingginya AKI dan AKB di Indonesia ada dua, yaitu penyebab
langsung dan tidak langsung. Beberapa penyebab tidak langsung terbagi dalam
tiga T, yakni terlambat mengambil keputusan, terlambat ke tempat rujukan serta
terlambat memberi pertolongan di tempat rujukan. Untuk penyebab langsung
kematian ibu di Indonesia, seperti halnya di negara lain adalah perdarahan, infeksi
dan eklampsia. Perdarahan dan infeksi sebagai penyebab kematian, sebenarnya
tercakup pula kematian akibat abortus terinfeksi dan partus lama. Hanya sekitar
5% kematian ibu disebabkan oleh penyakit yang memburuk akibat kehamilan,
misalnya penyakit jantung dan infeksi yang kronis. Demikian juga dengan ibu
ibu yang termasuk dalam lima terlalu yakni terlalu muda, terlalu tua, terlalu
banyak, terlalu sering, serta terlalu dekat jaraknya, ini berisiko tinggi terhadap
kematian. (Prawirohardjo, 2010).
Anemia pada ibu hamil merupakan masalah kesehatan terkait dengan
insidennya yang tinggi dan komplikasi yang dapat timbul baik pada ibu maupun
pada janin. Di dunia 34 % ibu hamil dengan anemia dimana 75 % berada di
negara sedang berkembang (WHO, 2005 dalam Syafa, 2010). Di Indonesia, 63,5
% ibu hamil dengan anemia (Saifudin, 2010).
Diketahui bahwa 10% - 20% ibu hamil di dunia menderita anemia pada
kehamilannya. Di dunia 34 % terjadi anemia pada ibu hamil dimana 75 % berada
di negara sedang berkembang (WHO, 2005 dalam Syafa, 2010). Prevalensi
anemia pada ibu hamil di Negara berkembang 43 % dan 12 % pada wanita hamil
di daerah kaya atau Negara maju ( Allen, 2007 ). Di Indonesia prevalensi anemia
kehamilan relatif tinggi, yaitu 38% -71.5% dengan rata-rata 63,5%, sedangkan di
Amerika Serikat hanya 6% ( Syaifudin, 2010).
Kematian ibu akibat anemia di beberapa Negara berkembang berkisar 27
per kelahiran hidup ( KH ) di India, dan 194 per 100 000 kelahiran hidup di
Pakistan ( Allen, 2007 ). Menurut WHO 40% kematian ibu di negara berkembang
berkaitan dengan anemia dalam kehamilan. (Saifudin, 2010).
Selama kehamilan kebanyakan wanita mengalami perubahan psikologis
dan emosional. Seringkali kita mendengar seorang wanita mengatakan betapa
bahagianya dia karena akan menjadi seorang ibu dan dan bahwa dia sudah
memilihkan sebuah nama untuk bayi yang akan dilahirkannya. Namun tidak
jarang ada wanita yang merasa khawatir jika terjadi masalah dalam kehamilannya,
khawatir jika ada kemungkinan dia kehilangan kecantikannya, atau bahwa ada
kemungkinan bayinya tidak normal. Wanita hamil secara ekstrim rentan. Dia
takut mati baik dirinya maupun bayinya, ini membuat banyak wanita lebih
bergantung dan menuntut. Inilah waktu paling tepat untuk memberikan nasehat,
seperti mencari dukungan baru. Sebagai seorang bidan kita harus menyadari
adanya perubahanperubahan tersebut pada wanita hamil agar dapat memberi
dukungan dan memperhatikan keprihatinan, kekhawatiran, ketakutan dan
pertanyaan-pertanyaan (Prawiroharjo, 2010).
Ibu hamil aterm cenderung menderita ADB karena pada masa tersebut
janin menimbun cadangan besi untuk dirinya dalam rangka persediaan segera
setelah lahir (Sin sin, 2008). Pada ibu hamil dengan anemia terjadi gangguan
penyaluran oksigen dan zat makanan dari ibu ke plasenta dan janin, yang
mempengaruhi
fungsi
plasenta.
Fungsi
2
plasenta
yang
menurun
dapat
mengakibatkan gangguan tumbuh kembang janin. Anemia pada ibu hamil dapat
mengakibatkan gangguan tumbuh kembang janin, abortus, partus lama, sepsis
puerperalis, kematian ibu dan janin, meningkatkan risiko berat badan lahir rendah,
asfiksia neonatorum, prematuritas (Wiknjosastro, 2005).
Selain dampak tumbuh kembang janin, anemia pada ibu hamil juga
mengakibatkan terjadinya gangguan plasenta seperti hipertropi, kalsifikasi, dan
infark, sehingga terjadi gangguan fungsinya. Hal ini dapat mengakibatkan
gangguan pertumbuhan janin (Wiknjosastro, 2005).
Peranan bidan dalam kasus anemia pada kehamilan adalah memberikan
pelayanan asuhan manajemen kehamilan dengan menerapkan pelayanan
kebidanan yang bermutu tinggi sesuai dengan standar dalam pelayanan kebidanan
yaitu 7 langkah varney.
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis tertarik untuk membuat
laporan kasus tentang anemia. Diharapkan, laporan kasus ini akan memberikan
wawasan keilmuan yang lebih luas. Selain itu, hasil laporan kasus ini dapat
dipakai untuk masukan dalam menyusun program pencegahan dan penaggulangan
risiko anemia pada ibu hamil.
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Mampu memberikan
managemen kebidanan yang tepat pada ibu hamil trimester III dengan anemia
ringan.
2. Tujuan Khusus
a. Mampu menguraikan konsep dasar dan managemen kebidanan pada Ibu
Hamil Trimester III
b. Dapat mengumpulkan semua data yang dibutuhkan untuk menilai keadaan
pasien secara keseluruhan .
C. MANFAAT
1. Bagi Pasien
Ibu hamil dapat terhindar dari komplikasi anemia pada saat hamil sehingga
proses persalinan dapat berlangsung dengan aman.
2. Bagi Lahan Praktik
Dapat menjadi masukan bagi lahan praktik untuk meningkatkan pelayanan
kesehatannya menjadi pelayanan kesehatan yang lebih berkualitas.
3. Bagi Stikes Aisyiyah Yogyakarta
Laporan kasus diharapkan dapat bermanfaat bagi Institusi Pendidikan yaitu
Stikes Aisyiyah Yogyakarta yang mana dapat menambah kepustakaan
sebagai salah satu sarana memperkaya ilmu pengetahuan pembaca khususnya
yang berkaitan dengan pemeriksaan kehamilan pada ibu hamil dengan
anemia.
4. Bagi Penulis
Dapat mengembangkan wawasan penulis dan pengalaman berharga dalam
melatih kemampuan penulis dalam melakukan penelitian yang berkaitan
dengan pemeriksaan kehamilan pada trimester tiga.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2. Pola makan
Adalah pola konsumsi makan sehari-hari yang sesuai dengan
kebutuhan gizi setiap individu untuk hidup sehat dan produktif. Untuk dapat
mencapai keseimbangan gizi maka setiap orang harus menkonsumsi minimal
1 jenis bahan makanan dari tiap golongan bahan makanan yaitu karbohidrat,
protein hewani dan nabati, sayuran, buah dan susu. Seringnya ibu hamil
mengkonsumsi makanan yang mengandung zat yang menghambat penyerapan
zat besi seperti teh, kopi, kalsium.Wanita hamil cenderung terkena anemia
pada triwulan III karena pada masa ini janin menimbun cadangan zat besi
untuk dirinya sendiri sebagai persediaan bulan pertama setelah lahir ( Sin sin,
2008).
3. Faktor umur
Merupakan faktor risiko kejadian anemia pada ibu hamil. Umur
seorang ibu berkaitan dengan alat alat reproduksi wanita. Umur reproduksi
yang sehat dan aman adalah umur 20 35 tahun. Kehamilan diusia < 20 tahun
dan diatas 35 tahun dapat menyebabkan anemia karena pada kehamilan diusia
< 20 tahun secara biologis belum optimal emosinya cenderung labil,
mentalnya belum matang sehingga mudah mengalami keguncangan yang
mengakibatkan kurangnya perhatian terhadap pemenuhan kebutuhan zat zat
gizi selama kehamilannya. Sedangkan pada usia > 35 tahun terkait dengan
kemunduran dan penurunan daya tahan tubuh serta berbagai penyakit yang
sering menimpa diusia ini. Hasil penelitian didapatkan bahwa umur ibu pada
saat hamil sangat berpengaruh terhadap kajadian anemia (Masrizal, 2007).
tablet Fe diukur dari ketepatan jumlah tablet yang dikonsumsi, ketepatan cara
mengkonsumsi tablet Fe, frekuensi konsumsi perhari. Suplementasi besi atau
pemberian tablet Fe merupakan salah satu upaya penting dalam mencegah dan
menanggulangi anemia, khususnya anemia kekurangan besi. Suplementasi
besi merupakan cara efektif karena kandungan besinya yang dilengkapi asam
folat yang sekaligus dapat mencegah anemia karena kekurangan asam folat
(Depkes, 2009).
Konsumsi tablet besi sangat dipengaruhi oleh kesadaran dan
kepatuhan ibu hamil. Kesadaran merupakan pendukung bagi ibu hamil untuk
patuh mengkonsumsi tablet Fe dengan baik. Tingkat kepatuhan yang kurang
sangat dipengaruhi oleh rendahnya kesadaran ibu hamil dalam mengkonsumsi
tablet besi, inipun besar kemungkinan mendapat pengaruh melalui tingkat
pengetahuan gizi dan kesehatan. Kepatuhan ibu hamil mengkonsumsi tablet
besi tidak hanya dipengaruhi oleh kesadaran saja, namun ada beberapa faktor
lain yaitu bentuk tablet, warna, rasa dan efek samping seperti mual, konstipasi
(Wiknjosastro, 2005).
5. Paritas
Adalah jumlah anak yang telah dilahirkan oleh seorang ibu baik lahir
hidup maupun lahir mati. Seorang ibu yang sering melahirkan mempunyai
risiko mengalami anemia pada kehamilan berikutnya apabila tidak
memperhatikan kebutuhan nutrisi. Karena selama hamil zat zat gizi akan
terbagi untuk ibu dan untuk janin yang dikandungnya (Wiknjosastro, 2005).
kelahiran mempunyai risiko 1,146 kali lebih besar terhadap kejadian anemia
(Wiknjosastro, 2005).
10
3. Pada kala nifas : Terjadi subinvolusi uteri yang menimbulkan perdarahan post
partum, memudahkan infeksi puerperium, pengeluaran ASI berkurang,
dekompensasi kosrdis mendadak setelah persalinan, anemia kala nifas, mudah
terjadi infeksi mammae ( Shafa, 2010 ; Saifudin, 2006)
4. Bagi janin
a. Pertumbuhan plasenta dan janin terganggu
Disebabkan karena terjadinya penurunan Hb yang diakibatkan karena
selama hamil volume darah 50 % meningkat dari 4 ke 6 L, volume plasma
meningkat sedikit yang menyebabkan penurunan konsentrasi Hb dan nilai
11
hematokrit. Penurunan ini akan lebih kecil pada ibu hamil yang
mengkonsumsi zat besi. Kenaikan volume darah berfungsi untuk
memenuhi kebutuhan perfusi dari plasenta dan untuk penyediaan
cadangan saat kehilangan darah waktu melahirkan. Selama kehamilan
rahim, plasenta dan janin memerlukan aliran darah yang cukup untuk
memenuhi kebutuhan nutrisi (Smitht et al., 2010 ).
b. Pertumbuhan janin yang lambat
Kekurangan gizi pada janin, kelahiran prematur dan berat badan bayi lahir
yang rendah, yaitu sebesar 38,85%, merupakan penyebab kematian bayi.
Sedangkan penyebab lainnya yang cukup banyak terjadi adalah kejadian
kurangnya oksigen dalam rahim (hipoksia intrauterus) dan kegagalan
nafas secara spontan dan teratur pada saat lahir atau beberapa saat setelah
lahir (asfiksia lahir), yaitu 27,97%. Hal ini menunjukkan bahwa 66,82%
kematian perinatal dipengaruhi pada kondisi ibu saat melahirkan. Jika
dilihat dari golongan sebab sakit, kasus obstetri terbanyak pada tahun
2005 adalah disebabkan penyulit kehamilan, persalinan dan masa nifas
lainnya yaitu 56,09% ( Depkes, 2009 ).
12
diperlukan ibu untuk mencegah anemia akibat meningkatnya volume darah adalah
500 mg. Selama kehamilan seorang ibu hamil menyimpan zat besi kurang lebih
1.000 mg termasuk untuk keperluan janin, plasenta dan hemoglobin ibu sendiri.
Kebijakan nasional yang diterapkan di seluruh Pusat Kesehatan Masyarakat
adalah pemberian satu tablet besi sehari sesegera mungkin setelah rasa mual
hilang pada awal kehamilan. Tiap tablet mengandung FeSO4 320 mg (zat besi 60
mg) dan asam folat 500 g, minimal masing-masing 90 tablet. Tablet besi
sebaiknya tidak diminum bersama teh atau kopi, karena akan mengganggu
penyarapannya ( Depkes RI, 2009). Menurut Shafa (2010) kebutuhan Fe selama
ibu hamil dapat diperhitungkan untuk peningkatan jumlah darah ibu 500 mgr,
pembentukan plasenta 300 mgr, pertumbuhan darah janin 100 mgr.
14
BAB III
TINJAUAN KASUS
No Reg / No RM
:-
Tanggal Pengkajian
: 15 Desember 2014
Jam
: 12.30 WIB
Pengkajian Oleh
IDENTITAS PASIEN
IBU
SUAMI
Nama
: Ny. S
Tn. D
Umur
: 27 tahun
28 tahun
Agama
: Katolik
Katolik
Suku/bangsa
: Jawa/ Indonesia
Jawa/ Indonesia
Pendidikan
: SMA
D3
Pekerjaan
: IRT
Swasta
Alamat
: Jatimulyo, tr 1/164 RT
Jatimulyo, tr 1/164
8, Kricak, Tegalrejo
No. telp
Kricak, Tegalrejo
-
A. SUBJEKTIF
1. Alasan kunjungan
Ibu mengatakan ingin memeriksakan kehamilanya.
15
RT 8,
2. Keluhan utama
Ibu mengatakan sering buang air kecil dan kaki bengkak.
3. Riwayat menstruasi
Menarche
: 13 tahun
Lama
: 5 hari
Siklus
: 31 hari
Jumlah
Keluhan
: tidak ada
4. Riwayat pernikahan
Status pernikahan
: sah
: 1 tahun
oleh dokter.
b. HPHT
: 21-03-14
HPL
: 28-12-14
UK
: 37-13 minggu
c. Status imunsasi TT
TT1
: SD
TT2
: Caten
TT3
: Hamil ini
16
d. Ibu mengatakan meraskan gerakan janin kurang lebih 10x dalam 12 jam.
e. Keluhan tiap semester
TM1
: mual muntah
TM2
: mual muntah
TM3
f. Ibu mengatakan tidak ada penyakit selama hamil seperti tekanan darah
tinggi, pusing yang hebat, pendarahan
g. Ibu mengatakan selama hamil mengkonsumsi vitamin B1, tablet Fe, kalk
7. Riwayat kesehatan
a. Kesehatah dulu
Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit menurun, menahun,
maupun menular seperti HIV/AIDS, IMS, kanker, penyakit hati,
hipertensi, dm, penyakit ginjal, penyakit jiwa, TBC, alergi, epilepsy.
b. Kesehatan sekarang
Ibu mengatakan tidak sedang menderita penyakit.
c. Kesehatan keluarga
Ibu mengatakan nenek terkena asma.
8. Riwayat KB
Ibu mengatakan belum pernah menggunakan alat kontrasepsi apapun.
9. Pola pemenuhan kebutuhan sehari-hari
a. Pola makan
sebelum hamil
sekarang
Frekuensi
: 2x sehari
Porsi
: sedikit
banyak
Jenis
Keluhan
: tidak ada
tidak ada
17
b. Pola minum
Frekuensi
Porsi
: gelas sedang
Jenis
Keluhan
: tidak ada
c. Pola eliminasi
Ibu mengatakan dalam sehari BAB 2-3 kali, lembek, warna kuning
kecoklatan, bau khas, tidak ada keluhan.
Ibu mengatakan dalam sehari BAK 9-10 kali, cair, warna putih
kekuningan, bau khas, ibu mengatakan sering BAK.
d. Pola istirahat
Ibu mengatakan dalam 24 jam istirahat kurang lebih 10 jam (malam hari
8 jam, siang hari 2 jam).
e. Personal hygiene
Ibu mengatakan mandi 2 kali sehari, gosok gigi 3-4 kali sehari, keramas
2 hari sekali, ganti pakaian 2 kali sehari, ganti pakaian dalam 2-3 kali
sehari
f. Pola aktivitas
Ibu mengatakan sehari-hari mengerjakan pekerjaan rumah tangga seperti
menyapu, masak.
g. Pola seksualitas
Ibu mengatakan akhir-akhir ini tidak melakukan hubungan seksual.
18
Ibu mengatakan respon ibu dan keluarga terhadap kehami;lan ini adalah
sangat senang dan keluarga sangat mendukung.
Ibu mengatkan khawatir dengan persalinan
Ibu mengatakan ibu dan keluarga aktif dalam kegiatan keagamaan
Ibu mengatakan pengambil keputusan utama adalah suami
Ibu mengatakan tidak ada beban kerja
Ibu mengatakan mempunyai anjing
A. OBJEKTIF
1. Pemeriksaan umum
Keadaan umum
: Baik
Kesadaran
: Compos Mentis
Antropometri
: TB
: 161 cm
BB
: 68,5 kg
LILA : 27 cm
19
BB sebelum hamil : 45 kg
Vital sign
: TD
: 120/80 mmHg
Nadi : 76 x/menit
Suhu : 36,40c
R
: 22 x/menit
2. Pemeriksaan fisik
Kepala
Muka
Mata
Hidung
Mulut
: bibir sedikit pucat, tidak asa stomatitis, tidak ada caries gigi
Teling
Leher
Palpasi
: pemeriksaan Leopold
Leopold I : TFU 3 jari di bawah px, terba bulat, lunak, tidak melenting
(bokong)
Leopold II : teraba keras, datar, seperti papan di kiri (puki), teraba bagian
kecil di kanan (ekstremitas)
Leopold III : bagian bawah teraba keras, sedikit bulat (kepala)
Leopold IV: kepala sudah masuk panggul1/5 (divergen)
TFU
: 28 cm
TBJ
Genetalia
: Distansia spinarum
: 25 cm
Distansia kristarum
: 28 cm
Konjunggata eksternal
: 19 cm
Lingkar panggul
: 90 cm
: bersih, tidak ada oedema, tidak ada bekas luka parut, tidak ada
farices, tidak ada pengeluaran
Anus
Ekstremitas
Tangan
Kaki
3. Pemeriksaan penunjang
HB
: 9 gr %
B. ANALISA
Ny. S umur 27 tahun G1P0A0AH0 uk 37+3 minggu dengan anemia ringan
C. PENATALAKSANAAN
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa tekanan darah ibu normal 120/80
mmHg, nadi normal 76x/menit, suhu sedikit rendah 36,40c, ekstremitas
bawah (kaki) terdapat bengkak, kadar HB ibu rendah 9 gr%, dan ibu dalam
keadaan anemia
-ibu mengerti
21
kesejahteraan
atau
pertumbuhan
janin,
seperti
5. Menjelaskan kepada ibu bahwa kaki bengkak yang dialami bisa dikarenakan
kaki menopang beban yang lebih berat dari keadaan normal, meskipun
kondisi ini dianggap wajar akan tetapi apabila bengkak semakin bertambah
dan disertai sakit kepala yang hebat dan tidak sembuh setelah istirahat ibu
harus waspada dan segera dating kepetugas kesehatan
-ibu mengerti dan akan melakukan anjuran yang diberikan.
22
11. Menjelaskan kepada ibu tentang IMD yaitu Inisiasi Menyusui Dini,
dilakukan segera setelah bayi lahir selama 1 jam, dengan cara bayi diletakan
diatas dada ibu tanpa ada nya kain/penghalang (skin to skin contac).
IMD ini bertujuan agar adanya ikatan batin yang kuat antara ibu dan bayi
tidak kedinginan karena suhu diperut dan dada ibu sama, untuk persiapn
menyusui karena bayi akan mencari puting susu dan menghisap asi untuk
pertama kali
-ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan dan akan melakukan IMD
12. Menjelaskan kepada ibu tentang KB IUD pasca salin (KB yang dipasang
didalam rahim ibu yang dipasang melalui vagina) yang dipasang setelah
placenta lahir
-ibu mengatakan ingin berdiskusi terlebih dahulu dengan suami
13. Menganjurkan ibu untuk kunjungan ulang 1 minggu lagi atau sesegera
mungkin jika ibu merasa ingin bersalin atau ada keluhan.
-ibu bersedia
24
BAB IV
PEMBAHASAN
makanan, mengkonsumsi pangan hewani dalam jumlah cukup, minum vitamin yang
dapat meningkatkan penyerapan zat besi, seperti vitamin C.
Berdasarkan jurnal dengan judul Pengaruh umur kehamilan dan konsumsi
tablet Fe Pada ibu hamil Trimester II dan Trimester III dengan Kejadian anemia di
puskesmas bangetayu kecamatan genuk dijelaskan bahwa anemia yang menimpa
ibu hamil memberikan dampak negatif terhadap janin yang di kandung dari ibu dalam
kehamilan, persalinan maupun nifas yang di antaranya akan lahir janin dengan berat
badan lahir rendah (BBLR), partus premature, abortus, pendarahan post partum,
partus lama dan syok.
25
Di dalam jurnal ini dijelaskan bahwa manfaat dari apabila teratur minum tablet
Fe setiap hari dapat membantu mengurangi defisiensi anemia, sehingga penting bagi
ibu hamil untuk mengonsumsi tablet zat besi setiap hari. Selain itu, bahaya selama
hamil, persalinan dan nifas dapat dihindari.
Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak ada kesenjangan antara teori dan praktik
dilahan dalam penanganan ibu hamil dengan anemia ringan seperti memberikan tablet
penambah darah dan vitamin serta anjuran untuk makan makanan yang mengandung
banyak zat besi.
26
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan apa yang dipaparkan pada tinjauan kasus dan pembahasan
laporan diatas dapat diambil kesimpulan antara lain kita dapat mengetahui tentang
pengertian anemia pada kehamilan, tanda dan gejala anemia, penyebab anemia,
derajat anemia, penanganan dan penatalaksanaan anemia pada kehamilan dan
mengetahui kesenjangan dalam penanganan anemia pada kehamilan dari teori dan
praktiknya.
B. SARAN
1. UntukBidan
Bidan lebih meningkatkan kualitas pelayanan sehingga dapat mendeteksi
resiko yang dapat terjadi pada ibu hamil dan dapat melakukan asuhan
kebidanan pada ibu hamil dengan anemia ringan dengan pelayanan yang
berkualitas.
2. Untuk Mahasiswa
Mahasiswa dapat lebih mendalami tentang pemeriksaan kehamilan pada ibu
hamil trimester tiga dengan anemia ringan dan dapat memberikan asuhan
kebidanan yang sesuai dengan masalah yang ada.
3. Untuk Institut Pendidikan
Dapat mengembangkan teori baru dan memonitori mahasiswa dalam praktek.
Dan dapat digunakan sebagai pustaka untuk pengembangan teori kedepannya.
27
DAFTAR PUSTAKA
Amirudin, Wahyuddin. 2004. Studi Kasus Kontrol Ibu Anemia, 2007 Jurnal Medical
UNHAS, Available from ; http:// med.unhas.ac.id/index.phstudikasus kontrol.
anemia-ibu. Diakses pada tanggal 18 Desember 2014
Depkes RI. 2009. Profil Kesehatan Indonesia tahun 2008. Jakarta : Depkes RI
Masrizal. 2007. Anemia Defisiensi besi. 2007 Jurnal Kesehatan Masyarakat, II (I),
available from; http://www.searchinpdf.com. Diakses pada tanggal 18
Desember 2014
Prawirohardjo, S. 2010. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
Saifudin, 2010. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal ,
Edisi I Cetakan Keempat. Jakarta; Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo
Saspriyana. 2010. Anemia Ibu Hamil, Mengapa Harus Dicegah , Available :
http://dokterkade.wordpress.com/2010/03/24/anemia-dalam-kehamilanmengapa-harus-dicegah-2/. Diakses pada tanggal 18 Desember 2014
Shafa.
2010.
Anemia
pada
Ibu
Hamil,
Available
from:
http://drshafa.wordpress.com/2010/11/16/anemia-pada-bumil. Diakses pada
tanggal 18 Desember 2014
28
L
A
M
P
I
R
A
N
29