BAB I
PENDAHULUAN
Sering kali kita temukan banyak ibu hamil meninggal atau bayi
meninggal dikarenakan kekurangan gizi pada masa kehamilan. Masa
kehamilan merupakan masa dimana seorang wanita memerlukan berbagai
unsur gizi yang jauh lebih banyak daripada yang diperlukan dalam keadaan
normal. Jika ibu mengalami kekurangan gizi akan menimbulkan masalah baik
pada ibu maupun janin yang dikandungnya serta kurang gizi dapat
mempengaruhi pertumbuhan dan dapat menimbulkan keguguran, cacat
bawaan, dan berat bayi rendah. Oleh karena itu, perhatian terhadap gizi dan
pengawasan berat badan selama hamil merupakan suatu hal penting dalam
pengawasan kesehatan pada masa kehamilan. Apa lagi ibu hamil yang
mengalami berapa gangguan penyakit sangat penting untuk memenuhi
kebutuhan nutrisi baik untuk ibu maupun untuk janinnya.
1.3. Tujuan
Agar Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami kebutuhan nutrisi ibu
hamil dengan gangguan anemia, preeklempsia, dan hipemeresis.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Kebutuha Nutrisi Ibu Hamil Dengan Gangguan Anemia
A. Pengertian Anemia
Sumber : https://aladokter.com/tips-mencegah-anemia-pada-ibu-hamil/
Anemia merupakan suatu keadaan ketika jumlah sel darah merah atau
konsentrasi pengangkut oksigen dalam darah Hemoglobin (Hb) tidak
mencukupi untuk kebutuhan fisiologis tubuh (Kemenkes RI, 2013). Menurut
Adriyani (2012) anemia didefinisikan sebagai suatu keadaan kadar
hemoglobin (Hb) di dalam darah lebih rendah daripada nilai normal untuk
kelompok orang menurut umur dan jenis kelamin. Anemia gizi adalah suatu
keadaan dengan kadar hemoglobin darah yang lebih rendah daripada normal
sebagai akibat ketidakmampuan jaringan pembentuk sel darah merah dalam
produksinya guna mempertahankan kadar hemoglobin pada tingkat normal.
Anemia gizi besi adalah anemia yang timbul karena kekurangan zat besi
sehingga pembentukan sel-sel darah merah dan fungsi lain dalam tubuh
terganggu. Anemia kehamilan adalah kondisi tubuh dengan kadar hemoglobin
dalam darah hingga 30%, sel darah 18%, tetapi Hb hanya bertambah 19%.
Akibatnya, frekuensi anemia pada kehamilan cukup tinggi.
B. Etiologi Anemia Defisiensi Besi
Menurut Irianto (2014) etiologi anemia defisiensi besi pada kehamilan yaitu
gangguan pencernaan dan absorpsi, hipervolemia, menyebabkan terjadinya
pengenceran darah, kebutuhan zat besi meningkat, kurangnya zat besi dalam
makanan, dan pertambahan darah tidak sebanding dengan pertambahan
plasma.
E. Macam-Macam Anemia
1) Anemia defisiensi besi
Anemia gizi besi (AGB) adalah anemia yang timbul karena kekurangan zat
besi sehingga pembentukan sel-sel darah merah dan fungsi lain di dalam
tubuh terganggu (Adriani, 2012). Defisiensi zat besi terjadi saat jumlah zat
besi yang diabsorbsi tidak dapat mencukupi kebutuhan tubuh. Secara umum,
ada tiga penyebab AGB yaitu kekurangan intake zat besi dari makanan
(ikan, daging, hati, dan sayuran hijau tua), meningkatnya kebutuhan tubuh
akan zat besi yaitu pada masa pertumbuhan dan kehamilan, asupan pada
penderita penyakit menahun, serta meningkatnya pengeluaran zat besi dari
tubuh karena perdarahan, cacingan, dan menstruasi (Proverawati, 2010).
2) Anemia defisiensi asam folat (Megaloblastik)
Asam folat merupakan satu-satunya vitamin yang kebutuhannya berlipat
dua ketika kehamilan. Kekurangan asam folat mengakibatkan peningkatan
kepekaan, lelah berat, dan gangguan tidur. Kekurangan asam folat yang
besar mengakibatkan anemia megaloblastik atau megalositik karena asam
folat berperan dalam metabolism normal makanan menjadi energi,
pematangan sel datah merah, sintesis DNA, pertumbuhan sel, dan
pembentukan heme. Gejala anemia megaloblastik adalah diare, depresi,
lelah berat, ngantuk berat, pucat, dan perlambatan frekuensi nadi (Arisman,
2010).
3) Anemia defesiensi B12 (Perniciosa)
Anemia dengan disertai dengan rasa letih yang parah merupakan akibat dari
defesiensi B12. Vitamin ini sangat penting dalam pembentukan RBC (sel
darah merah). Anemia perniciosa biasanya tidak disebabkan oleh
kekurangan vitamin B12 dalam makanan, melainkan ketidaksediaan faktor
intrinsik yaitu sekresi gaster yang diperlukan untuk penyerapan vitamin
B12. Gejala anemia ini yaitu rasa letih dan lemah yang hebat, diare, depresi,
mengantuk mudah tersinggung dan pucat (Arisman, 2010).
D. Klasifikasi Anemia
Nilai ambang batas yang digunakan untuk menunjukkan status anemia ibu
hamil didasarkan pada kriteria WHO tahun 1972 yang ditetapkan dalam 3
kategori, yaitu normal (≥11 gr/dl), anemia ringan (8-9 gr/dl) dan anemia
berat (<8gr/dl).
Untuk menentukan apakah seseorang menderita anemia atau tidak,
umumnya digunakan nilai-nilai normal yang tercantum dalam Keputusan
Menteri Kesehatan RI No.736a/Menkes/XI/1989, yaitu nilai batas normal
hemoglobin bagi ibu hamil yaitu ≥11 g/dl. Jika kadar hemoglobin (Hb)
turun di batas nilai normal, maka akan menimbulkan anemia (Depkes RI,
2008). Ibu hamil dikatakan anemia apabila kadar hemoglobin (Hb) dibawah
11,0 g/dl (Kemenkes RI, 2013).
Ibu hamil memerlukan lebih banyak sel darah untuk mendukung perkembangan
janin. Anemia pada ibu hamil dapat menyebabkan kebutuhan ini tidak mencukupi,
sehingga oksigen yang disalurkan pada jaringan tubuh dan janin menjadi terbatas.
Yang perlu dicermati adalah, kadang-kadang gejala anemia pada ibu hamil juga
tampak mirip dengan gejala kehamilan yang umumnya dialami. Apalagi anemia
ringan mungkin tidak menimbulkan gejala yang jelas.
Jika anemia semakin parah, kemungkinan ibu hamil akan merasakan beberapa
gejala seperti:
Merasa gatal-gatal
Perubahan pada indera perasa
Rambut rontok
Telinga berdenging
Sariawan di pinggir mulut.
Untuk memastikan diagnosis anemia pada ibu hamil, maka perlu dilakukan tes
darah. Pemeriksaan darah umumnya dilakukan pada pemeriksaan kehamilan yang
pertama, kemudian dilakukan satu kali lagi selama kehamilan.
Anemia dapat terjadi pada siapa pun, tapi ibu hamil termasuk orang yang paling
rentan mengalaminya.
Semua wanita hamil berisiko mengalami anemia. Anemia disebabkan oleh tubuh
yang tidak mampu mencukupi kebutuhan pasokan darah, zat besi, dan asam folat
yang lebih banyak dari biasanya semasa kehamilan.
Anemia juga paling berisiko pada ibu hamil yang memiliki kondisi berikut:
Risiko anemia pada ibu hamil dapat dicari tahu lewat tes darah saat cek
kandungan di trimester pertama. Tes ini juga sangat disarankan bagi setiap ibu
hamil yang berisiko atau tidak pernah menunjukkan gejala anemia pada awal
kehamilannya.
Tes darah biasanya meliputi tes hemoglobin (mengukur jumlah Hb dalam darah)
dan tes hematokrit (mengukur persentase sel darah merah per sampel).
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan CDC di Amerika Serikat mengatakan
ibu hamil dikatakan memiliki anemia jika kadar hemoglobinnya (Hb) pada
trimester pertama dan ketiga kurang dari 11 gr/dL atau hematokritnya (Hct)
kurang dari 33 persen.
Sementara anemia pada ibu hamil di trimester kedua terjadi ketika kadar Hb
kurang dari 10,5 g/dL atau Hct kurang 32 persen setelah dites.
Dokter Anda mungkin akan perlu menjalankan tes darah lain untuk memastikan
apakah anemia pada ibu saat hamil disebabkan oleh kekurangan zat besi atau
karena penyebab lain.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia menganjurkan setiap ibu hamil
menjalani tes darah, termasuk cek kadar Hb.
Idealnya satu kali saat pemeriksaan kandungan pertama di trimester kedua dan
sekali lagi pada trimester ketiga. Ini untuk mengetahui apakah Anda mengalami
anemia yang kerap terjadi pada ibu hamil.
Dokter kandungan nantinya mungkin juga merujuk Anda ke ahli hematologi,
dokter spesialis masalah dan penyakit darah. Hematolog dapat membantu dan
mengendalikan anemia pada ibu hamil.
A. Pengertian
Sumber gambar : https://hellosehat.com/kehamilan/kandungan/penyebab-
preeklampsia-pada-ibu-hamil/
Pre-eklampsia adalah salah satu kasus gangguan kehamilan yang bias menjadi
penyebab kematian ibu. Kelainan ini terjadi selama masa kehamilan, persalinan,
dan masanifas yang akan berdampak pada ibu dan bayi.Pre-eklampsia dalam
kehamilan adalah apabila dijumpai tekanan darah 140/90 mmHg setelah
kehamilan 20 minggu (akhir triwulan kedua sampai triwulan ketiga) atau bias
lebih awal terjadi.
Preeklamsi adalah penyakit dengan tanda-tanda hipertensi, proteinuria dan
edema yang ditimbul karena kehamilan. Penyakit ini umumnya terjadi dalam
triwulan ke 3 pada kehamilan, tetapi dapat terjadi sebelumnya misalnya pada mola
hidatidosa (prawirohardjo, 2005).
Preeklamsi adalah kumpulan gejala yang timbulpada ibu hamil, bersalin dan
dalam masa nifas yang terdiri dari trias yaitu hipertensi, proteinuria dan edema
yang kadang-kadang disertai konvulsi sampai koma, ibu tersebut tidak
menunjukkan tanda-tanda kelainan vascular atau hipertensi sebelumnya (muchtar,
1998).
B. Etiologi
Penyebab preeklamsi saat ini belum dapat diketahui secara pasti, walaupun
penelitian dilakukan terhadap penyakit ini sedemikian maju. Semuanya baru
didasarkan pada teori yang dihubung-hubungkan dengan kejadian. Itulah
sebabnya preklamsi disebut juga “disease of theory”, gangguan kesehatan yang
diasumsikan pada teori. Adapun teori tersebut antara lain :
1. Peran prostasiklin dan tromboksan
Pada preeklamsi dan eklamsi didapatkan kerusakan pada endotel vaskuler,
sehingga terjadi penurunan prostasiklin yang pada kehamilan normal
meningkat, aktivasi pengumpalan dan fibionalisis, yang kemudian akan
diganti trombin dan plasmin. Trombin akan mengkonsumsi antitrombin III,
sehingga terjadi deposit fibrin. Aktivitas trombosit menyebabkan pelepasan
tromboksan (TXA2) dan serotinin, sehingga terjadi vasospasme dan
kerusakan endotel.
2. Peran faktor imunologis
Preeklamsi sering terjadi pada kehamilan pertama dan tidak timbul lagi
pada kehamilan berikutnya. Hal ini dapat diterangkan bahwa pada
kehamilan pertama pembentukkan blocking antibodies terhadap antigen
plasenta tidak sempurna, yang semakin sempurna pada kehamilan
berikutnya. Fierlie FM (1992) mendapatkan beberapa data yang
mendukung adanya sistem imun pada penderita preeklamsi ; beberapa
wanita dengan preeklamsi mempunyai komplek imun dalam serum,
beberapa studi juga mendapatkan adanya aktivasi sistem komplemen pada
preeklamsi diikuti proteiuri.
3. Faktor genetik
Beberapa bukti yang menunjukkan peran faktor genetik pada kejadian
preeklamsi antara lain :
a. Preeklamsi hanya terjadi pada manusia
b. Terdapatnya kecendrungan meningkatnya frekuensi preeklamsi pada
anak-anak dari ibu yang menderita preeklamsi
c. Kecendrungan meningkatnya frekuensi preeklamsi pada anak dan cucu
ibu hamil dengan riwayat preeklamsi dan bukan pada ipar mereka
d. Peran Renin-Angiotensin-Aldosteron Sistem (RAAS)
Beberapa penelitian menyebutkan ada beberapa faktor yang dapat
menunjang terjadinya preeklampsia dan eklampsia. Faktor – faktor tersebut antara
lain, gizi buruk, kegemukan dan gangguan aliran darah ke rahim. Faktor resiko
terjadinya preeklamsi, preeklamsi umumnya terjadi pada kehamilan yang pertama
kali, kehamilan di usia remaja, dan kehamilan pada wanita diatas 40 tahun. Faktor
resiko yang lain adalah: riwayat tekanan darah tinggi yang kronis sebelum
kehamilan, riwayat mengelami preeklampsia sebelumnya, riwayat preeklampsi
pada ibu atau saudara perempuan, kegemukan, mengandung lebih dari satu orang
bayi, riwayat kencing manis, kelainan ginjal lupus atau rematoid arthritis.
2. Cukup Istirahat
Istirahat yang cukup pada saat hamil semakin tua dalam arti bekerja
seperlunya. Disesuaikan dengan kemampuan lebih banyak duduk, atau
berbaring kearah kiri sehingga aliran darah menuju plasenta tidak
mengalami gangguan.
D. Tujuan Diet
Mencapai dan mempertahankan status gizi normal
Mencapai dan mempertahankan tekanandarah normal
Mencegahataumengurangitekanandarahtinggi
Mencapaikeseimbangan Nitrogen
Menjaga agar penambahanberatbadantidakmelebihi normal
Mengurangi atau mencegah timbulnya factor risiko lain atau penyulit baru
pada saat kehamilan atau setelah melahirkan.
E. . Syarat Diet
Energi dan semua zat gizi cukup. Dalam keadaan berat, makanan
diberikan secara berangsur-angsur sesuai dengan kemampuan pasien
menerima makanan. Penambahan energy tidak lebih dari 300 kkal dari
makanan diet sebelum hamil.
Garam diberikan rendah sesuai dengan berat-ringan nyaretensi garam atau
air.Penambahan berat badan diusahakan di bawah 3 kg / bulan atau dibawah 1
kg / minggu.
Protein tinggi (1 setengah g/kg berat badan)
Lemak sedang, sebagian lemak berupa lemak tidak jenuh tunggal dan
tidak jenuh ganda.
Vitamin cukup ;vit.Cdan B6 diberikan sedikit lebih tinggi.
Bentuk makanan disesuaikan dengan kemampuan makan pasien.
Mineral cukup terutama kalsium dan kalium
Cairan diberikan 2500 ml sehari. Pada keadaan oliguria cairan di
batasi dan disesuaikan dengan cara yang keluar melalui urin, muntah,
keringat dan pernafasan.
Diet preeklampsia I
Diberikan pada p asien preeclampsia berat. Diet ini diberikan sebagai
makanan perpindahan dari preeclampsia I atau kepada pasien yang tidak
begitu berat. Makanan berbentuk saring atau lunak dan diberikan sebagai
diet rendah garam I. makanan ini cukup energy dan zat gizi lainnya.
Diet preeklamsia II
Diberikan sebagai makanan perpindahan dari preeclampsia I makanan ini
juga tidak begitu berat dan makanannya berbentuk lunak dan diberikan
sebagai diet rendah garam.
G. Nilai Gizi
Diet preeklampsi I
Energi 1032, 1604, 2128 (kkal)
Protein 20, 56, 80 (gram)
Lemak 19, 44, 63 (gram)
Karbohidrat 211, 261, 305 (gram)
Kalsium 500, 600, 800 (mg)
Besi6.9 , 17.3 , 24.2 (mg)
Vitamin A 750, 2796, 3035 (RE)
Tiamin0.5 , 0.8 , 1.0 (mg)
Vitamin C 246, 212, 213 (mg)
Natrium 228, 248 (mg)
F. Gejala Preeklamsia
Preeklamsia umumnya berkembang secara bertahap. Tanda dan gejala yang akan
muncul seiring dengan perkembangan preeklamsia adalah:
G. Penyebab Preeklamsia
Penyebab preeklamsia masih belum diketahui secara pasti. Meski demikian, ada
dugaan bahwa kondisi ini disebabkan oleh kelainan perkembangan dan fungsi
plasenta, yaitu organ yang berfungsi menyalurkan darah dan nutrisi untuk janin.
Meskipun penyebabnya belum diketahui, sejumlah faktor berikut ini dinilai dapat
memicu gangguan pada plasenta:
Pernah atau sedang menderita diabetes, hipertensi, penyakit ginjal,
penyakit autoimun, dan gangguan darah
Pernah mengalami preeklamsia pada kehamilan sebelumnya
Baru pertama kali hamil
Hamil lagi setelah jeda 10 tahun dengan kehamilan sebelumnya
Hamil di usia kurang dari 20 tahun atau lebih dari 40 tahun
Mengandung lebih lebih dari satu janin
Mengalami obesitas saat hamil, yang ditandai dengan indeks massa tubuh
(IMT) ≥30 kg/m2
Kehamilan yang sedang dijalani merupakan hasil metode bayi tabung (in
vitro fertilization)
Ada riwayat preeklamsia dalam keluarga
Sumber : https://tirto.id/beda-hiperemesis-gravidarum-hg-morning-sickness-
pada-ibu-hamil-ec25
B. Etiologi
1. Syarat Diet
Diet hiperemesis gravidarum memiliki beberapa syarat, diantaranyanadalah:
a) Karbohidrat tinggi
b) Lemak rendah
c) Protein sedang
d) Makanan diberikan dalam bentuk kering; pemberian cairan disesuaikan
dengan keadaan pasien, yaitu 7-10 gelas per hari
e) Makanan mudah cerna, tidak merangsang saluran pencernaan, dan diberikan
sering dalam porsi kecil
f) Bila makan pagi dan siang sulit diterima, pemberian dioptimalkan pada
makan malam dan selingan malam
g) Makanan secara berangsur ditingkatkan dalam porsi dan nilai gizi sesuai
dengan keadaan dan kebutuhan gizi pasien
3) Macam-macambDiet
Ada 3 macam diet pada hiperemesis gravidarum, yaitu :
a)bDietbHiperemesisbI
Diet hiperemesis I diberikan kepada pasien dengan hiperemesis gravidarum
berat. Makanan hanya terdiri dari roti kering, singkong bakar atau rebus, ubi
bakar atau rebus, dan buah-buahan. Cairan tidak diberikan bersama makanan
tetapi 1-2 jam sesudahnya. Karena pada diet ini zat gizi yang terkandung di
dalamnya kurang, maka tidak diberikan dalam waktu lama.
b)nDietbHiperemesisbII
Diet ini diberikan bila rasa mual dan muntah sudah berkurang. Diet diberikan
secara berangsur dan dimulai dengan memberikan bahan makanan yang
bernilai gizi tinggi. Minuman tidak diberikan bersamaan dengan makanan.
Pemilihan bahan makanan yang tepat pada tahap ini dapat memenuhi
kebutuhan gizi kecuali kebutuhan energi.
c)nDietbHiperemesisbIII
Diet hiperemesis III diberikan kepada pasien hiperemesis gravidarum ringan.
Diet diberikan sesuai kesanggupan pasien, dan minuman boleh diberikan
bersama makanan. Makanan pada diet ini mencukupi kebutuhan energi dan
semua zat gizi.
Sumber : https://www.tokomesin.com/resep-cara-membuat-roti-bakar-dengan-
teflon-di-rumah.html
Sumber : https://health.detik.com/berita-detikhealth/d-3519011/kelebihan-buah-
segar-dibanding-jus-buah
c) Minuman botol ringan, sirop, kaldu tak berlemak, teh dan kopi encer
Sumber : https://health.detik.com/berita-detikhealth/d-3519011/kelebihan-buah-
segar-dibanding-jus-buah
Gangguan yang menyebabkan mual dan muntah yang parah tersebut biasanya
terjadi selama trimester pertama kehamilan. Seorang wanita mungkin mengalami
hiperemesis gravidarum jika ibu hamil tersebut mengalami muntah, seperti:
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Gizi adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang
dikonsumsi secara normal melalui proses digesti, absobsi, transportasi,
penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan
untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal dari
organ-organ, serta menghasilkan energi. Keadaan ibu sebelum dan selama
hamil mempengaruhi status gizi ibu dan bayi. Pertumbuhan dan
perkembangan janin sangat dipengaruhi oleh asupan gizi ibu, karena
kebutuhan gizi janin berasal dari ibu. Bahan pangan yang digunakan untuk
memenuhi kebutuhan gizi ibu hamil harus meliputi enam kelompok, yaitu
makanan yang mengandung protein, baik hewani maupun nabati, susu dan
olahannya, sumber karbohidrat baik dari roti ataupun biji-bijian, buah dan
sayur yang tinggi kandungan vitamin C, sayuran berwarna hijau tua, serta
buah dan sayur lain.
3.2 Saran
Agar ibu selalu dalam keadaan sehat dan janin yang dikandung dapat
tumbuh dan berkembang dengan baik, maka sebaiknya para ibu hamil dapat
memenuhi semua nutrisinya selama hamil.
DAFTAR PUSTAKA
Poltekkes Kemenkes Jogja. [Online] Tersedia di :
http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/1006/4/4.%20Chapter2.pdf diakses pada 18
Mei 2020.
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Gizi ibu menyusui adalah makanan sehat selain obat yang mengandung
protein, lemak,mineral, air dan karbohidrat yang dibutuhkan oleh ibu menyusui
dalam jumlah tertentu selama menyusui. Masa postpartum merupakan masa
pemulihan karena merupakan faktor penunjang yang utama produksi ASI
sehingga apabila gizi tidak terpenuhi akan menghambat produksi ASI dan dapat
mempengaruhi komposisi serta asupan nutrisi untuk bayi baru lahir. Ibu menyusui
memiliki kebutuhan yang banyak akan asupan gizi yang terkandung di dalam
setiap makanan yang di konsumsinya dengan memperhatikan kebutuhan yang di
perlukan oleh tubuhya. Pendidikan tentang gizi amat penting diberikan untuk
memberikan pengetahuan yang sebelumnya tidak diketahuinya, sehingga dengan
demikian pola makannya akan lebih diperhatikan melelui penyusunan menu
seimbang yang di anjurkan dalam pemenuhan kecukupan gizinya. Selain dengan
pendidikan, advokasi bisa kita lakukan pada ibu menyusui. Agar terciptanya suatu
dorongan yang mendasar akan pentingnya gizi pada Ibu ataupun untuk bayinya.
Dengan melihat pemaparan diatas, muncullah sebuah keinginan tentang
pembuatan makalah mengenai “Gizi Pada Ibu Menyusui” yang berisikan tentang
status kebutuhan asupan gizi ibu menyusui, pengaruh gizi pada sukses menyusui,
dan cara memberikan pendidikan gizi. Selain itu, makalah ini juga merupakan
salah satu tugas dari mata kuliah Gizi dalam Kesehatan Reproduksi.
A. Tujuan
Pembuatan makalah tentang Gizi Pada Ibu Menyusui ini, bertujuan untuk :
1) Agar mahasiswa dapat mengetahui status kebutuhan asupan gizi yang harus
diperhatikan untuk ibu menyusui.
2) Agar mahasiswa dapat mengetahui pengaruh status gizi ibu pada kesuksesan
pemberian ASI.
PEMBAHASAN
a.Pengaruh makanan erat kaitannya dengan volume ASI yang diproduksi per hari.
b.Protein, dengan adanya variasi individu maka dianjurkan penambahan 15-20
gram protein sehari.
c.Suplementasi, jika makan sehari seimbang, suplementasi tidak diperlukan
kecuali jika kekurangan satu atau lebih zat gizi.
d.Aktivitas.
e.Psikologi
f.Kesehatan
g.Pengetahuan dan Pendidikan tentang pantangan, kesukaan, kebutuhan
h.Sosial ekonomi
i.Bayi tidak mau menyusui
j.Masalah pada payudara
2) Protein
Tambahan protein dibutukan sebesar 16 g/hari untuk 6 bulan pertama. Pada 6
bulan kedua dibutuhkan protein sekitar 12 g/hari dan untuk tahun kedua
dibutuhkan sebesar 11g/hari.
3) Zat besi
Terdapat sebanyak 0,3 mg/ hari dikeluarkan dalam bentuk ASI. Oleh karna itu
perlu ditambahkan dengan basal loss sehari-hari. Rata-rata kebutuhan zat besi
untuk 6 bulan pertama menyusui adalah 1,1 mg/hari. Sehingga memerlukan
tambahan zat besi sebesar 5 mg/ hari.
4) Kalsium
Diperlukan tambahan dalam jumlah yang cukup besar sekitar 400 mg, karena
dalam proses produksi ASI, tubuh juga menjaga konsenterasi kalsiun dalam ASI
relative konstan baik dalam kondisi intake kalsium cukup atau kurang. Jika intake
kalsium tidak mencukupi maka kebutuhan kalsium dalam produksi ASI akan
diambil dari deposit yang ada pada tubuh ibu, termasuk dalam tulang.
5) Vitamin D
Penting untuk kesehatan gigi dan pertumbuhan tulang.
a) Vitamin B-6
Memetabolisme lemak dan protein, memfasilitasi pertumbuhan sel,
mendukung syaraf dan sistem kekebalan. Vitamin B-6 sangat
dibutuhkan bagi produksi sel darah merah dan putih.
b) Folic Acid (Asam folat)
Mensintesis DNA dan membantu dalam pembelahan sel.
c) Vitamin B-12
Mendukung sistem saraf dan produksi sel darah merah.
d) Zinc (Seng)
Mendukung sistem kekebalan tubuh yang sehat dan penting dalam
penyembuhan luka.
6) Lemak
Dilansir dari Baby Center, ibu yang menyusui sebaiknya penuhi kebutuhan
saat perut merasa lapar. Rasa lapar yang dirasakan berhubungan langsung dengan
proses tubuh yang sedang memproduksi ASI untuk bayi. Ibu juga sebaiknya
mengonsumsi camilan sehat agar tubuh tetap berenergi.
2. Protein
Ibu yang menyusui juga perlu mengonsumsi makanan yang tinggi akan
protein karena zat gizi ini penting untuk membangun dan memperbaiki berbagai
jaringan dalam tubuh. Protein berperan penting dalam pertumbuhan dan
perkembangan Si Kecil di awal-awal masa kehidupannya.
Selain itu, protein juga bermanfaat untuk membantu pemulihan tubuh ibu
setelah menjalani kehamilan dan persalinan. Kebutuhan protein yang diperlukan
ibu menyusui adalah sebanyak 76-77 gram per hari. Ibu bisa mendapatkan nutrisi
ini dari mengonsumsi bahan makanan hewani maupun nabati, seperti daging sapi,
daging ayam, telur, tempe, tahu, edamame, seafood, dan sebagainya.
Dilansir dari Baby Center, saat mengonsumsi ikan sebaiknya pilihlah ikan
yang baik untuk kesehatan ibu dan anak. Beberapa jenis ikan dapat memenuhi
kebutuhan DHA dan EPA, serta omega 3 yang baik untuk perkembangan otak dan
mata bayi di tahun pertama usianya. Namun sebaiknya saat ibu menyusui atau
menjalani kehamilan, hindari mengonsumsi ikan seperti mackerel yang memiliki
kandungan merkuri yang cukup tinggi.
3. Asam Lemak
Sumber utama kalori bayi berasal dari lemak. Selain sebagai sumber energi,
lemak juga bermanfaat untuk membangun jaringan otak Si Kecil. Tubuh ibu juga
membutuhkan lemak. Tapi, ibu sebaiknya mengonsumsi makanan yang
mengandung lemak tidak jenuh, dan batasi konsumsi makanan yang mengandung
lemak jenuh atau lemak trans. Selama menyusui, ibu wajib mengonsumsi
makanan tinggi asam lemak seperti ikan salmon, ikan kembung, kacang-
kacangan, daging sapi, dan lain-lain. Sumber lemak tidak jenuh, yaitu alpukat,
ikan berlemak (seperti ikan salmon), kacang-kacangan, biji-bijian, minyak zaitun,
dan minyak kanola. Sedangkan, lemak jahat yang harus Anda hindari bisa
bersumber dari makanan yang digoreng dan daging berlemak.
Selain itu, lemak yang ada dalam ikan berlemak juga mengandung turunan
lemak, yaitu asam lemak omega-3. Di mana asam lemak omega-3 ini dapat
mendukung pertumbuhan otak bayi. Anda bisa memeroleh asam lemak omega-3
dari ikan salmon, ikan tuna, ikan herring, ikan sarden, dan kacang-kacangan
(seperti kacang kenari, kanola, dan flaxseed).
Ibu yang menyusui juga perlu mencukupi kebutuhan vitamin dan mineral
lebih banyak daripada biasanya, demi kebaikan ibu dan janin. Berikut jenis
vitamin dan mineral yang penting untuk pertumbuhan bayi, yaitu:
-Gizi seimbang pada ibu menyusui dapat diartikan bahwa konsumsi makanan ibu
menyusui harus memenuhi kebutuhan untuk dirinya sendiri dan untuk
pertumbuhan serta pekembangan bayinya.9
-Gizi seimbang pada saat menyusui merupakan seuatu yang penting bagi ibu
menyusui karena sangat erat kaitannya dengan produksi air susu, Oleh karena itu,
pemenuhan gizi yang baik bagi ibu menyusui akan berpengauh terhadap status
gizi ibu menyusui dan juga tumbuh kembang bayinya.13
-Sehingga total kebutuhan energi selama menyusui akan meningkat menjadi 2400
kkal per hari yang akan digunakan untuk memproduksi ASI dan untuk aktivitas
ibu itu sendiri8 yang dalam pelaksanaannya dapat dibagi menjadi 6 kali makan (3x
makan utama dan 3x makan selingan) sesuai dengan Pedoman Gizi Seimbang
yang dianjukan.9
Kebutuhan zat gizi lain juga akan meningkat selama menyusui, yaitu:
1. Karbohidrat
Saat 6 bulan pertama menyusui, kebutuhan ibu meningkat sebesar 65 gr per hari
atau setara dengan 1 ½ porsi nasi.8
2. Protein
Sangat diperlukan untuk peningkatan produksi air susu. Ibu menyusui
membutuhkan tambahan protein 17 gr atau setara dengan 1 porsi daging (35 gr)
dan 1 porsi tempe (50gr).
3. Lemak
Lemak berfungsi sebagai sumber tenaga dan berperan dalam produksi ASI serta
pembawa vitamin larut lemak dalam ASI. Kebutuhan minyak dalam tumpeng gizi
seimbang sebanyak 4 porsi atau setara dengan 4 sendok the minyak (20
gr). Lemak yang dipelukan untuk ibu menyusui yaitu lemak tak jenuh ganda
seperti omega-3 dan omega-6.8
-Ibu menyusui membutuhkan lebih banyak vitamin & mineral dari ibu hamil.8
Kadar vitamin dalam ASI sangat dipengaruhi oleh vitamin yang dimakan ibu, jadi
suplementasi vitamin pada ibu akan menaikkan kadar vitamin ASI.
-Vitamin yang penting dalam masa menyusui adalah vitamin B1, B6, B2, B12,
vitamin A, yodium & selenium. Jumlah kebutuhan vitamin & mineral adalah 3
porsi sehari dari sayuran dan buah-buahan.
5.Cairan
-Ibu menyusui sangat membutuhkan cairan agar dapat menghasilkan air susu
dengan cepat. Dianjurkan minum 2-3 liter air per hari atau lebih dari 8 gelas air
sehari (12-13 gelas sehari). Terutama saat udara panas, banyak berkeringat dan
demam sangat dianjurkan untuk minum >8 gelas sehari.
-Waktu minum yang paling baik adalah pada saat bayi sedang menyusui atau
sebelumnya, sehingga cairan yang diminum bayi dapat diganti. Kebutuhan cairan
dapat diperoleh dari air putih, susu, jus buah-buahan dan air yang tersedia di
dalam makanan.
Dampak kekurangan gizi bagi ibu menyusui akan mempengaruhi ibu serta
bayinya, antara lain:
1. Pada bayi
-Proeses tumbuh kembang terganggu
-Daya tahan tubuh menurun sehingga bayi mudah sakit
-Mudah terkena infeksi
-Menimbulkan gangguan pada mata ataupun tulang
2. Pada ibu
-Gangguan pada mata
-Kerusakan gigi dan tulang
-Mengalami kekurangan gizi dan darah
-Kualitas ASI menurun
Dengan adanya janin dalam kandungan mama maka kebutuhan nutrisi Ibu
pun bertambah dari asupan nutrisi harian sebelum Ibu hamil, yaitu penambahan
Energi sebesar 300 kkal/hari, tentunya demikian juga dengan Ibu menyusui pun
ada penambahan asupan Energi sebesar 500 kkal/hari (AKG 2004). Selain energy,
ada beberapa zat nutrisi yang bertambah saat Ibu hamil maupun menyusui.
-Vitamin D pun, sangat penting bagi Ibu hamil dan menyusui, walaupun tidak
ada penambahan kebutuhan vitamin D, tapi vitamin D sangat bermanfaat bagi
janin untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh sedangkan vitamin D bagi Ibu
untuk memelihara kesehatan tulang dan memperkuat fungsi otot. Vitamin D
banyak terkandung pada makanan ikan, susu, telur, jamur, keju dan sinar matahari
pagi
-Zat besi, penting sekali peranannya saat Ibu hamil karena berguna untuk
mencegah anemia dan pendarahan saat lahir sedangkan untuk janin untuk
mecegah bayi lahir prematur atau berat badan lahir rendah di bawah 2,5 kg.
Kebutuhan zat besi saat hamil meningkat terutama saat trimester ketiga menjadi
2,6 mg/ hari.
Sedangkan kebutuhan zat besi saat Ibu menyusui sebesar 2,8 mg/ hari.
Setiap Ibu menyusui akan mengeluarkan 0,3 mg zat besi yang dikeluarkan dalam
bentuk ASI.
Sumber makanan yang mengandung zat besi diantaranya daging berwarna merah,
sayuran hijau, kacang, alpukat
-Kalsium, berfungsi untuk pertumbuhan tulang dan gigi pada janin sedangkan
untuk Ibu hamil untuk mencegah osteoporosis atau rapuh tulang. Kebutuhan
kalsium saat hamil meningkat, sehingga perlu tambahan sebesar 950 mg/ hari.
Sedangakan saat mama menyusui asupan kalsium harus tetap terpenuhi untuk
ASI, bila kekurangan kalsium akan diambil dari persediaan yang ada pada tubuh
Ibu, bahkan dari tulang. Penambahan kalsium pada Ibu menyusui sama dengan
Ibu hamil. Sumber kalsium banyak terdapat pada susu dan kacang kacangan.
Kebutuhan mikro nutrisi (vitamin) meningkat saat menyusui yaitu vitamin C
sebesar 120 mg/ hari, vitamin E sebesar 19 mg/ hari dan vitamin B1 sebesar 1,3
mg/ hari
Sedangkan mikro nutrisi (mineral) seperti seng 13,9 mg/ hari dan selenium
sebesar 40 ug/ hari berfungsi untuk mendukung sistem kekebalan tubuh agar Ibu
sehat setelah melahirkan.
Air walaupun bukan zat nutrisi tapi sangat besar manfaatnya bagi kesehatan Ibu
baik saat hamil maupun menyusui. Air bisa didapat dari air minum maupun dari
jus buah. Kebutuhan air pada Ibu hamil sebesar 2,3 liter/hari atau 10 gelas
sedangkan untuk Ibu menyusui kebutuhan air meningkat menjadi 2,7 liter/hari
atau 13 gelas/air. Air berfungsi untuk mencegah dehidrasi serta terhindar dari sulit
buang air besar.
Untuk itu semua, Ibu sebaiknya tetap menjaga asupan nutrisi dengan tetap
mengkonsumsi makanan bernutrisi seimbang sehingga untuk Ibu hamil tetap
sehat, prima serta janin yang dikandungnya pun sehat, sedangkan bagi Ibu
menyusui tetap memberi ASI agar mama dapat memberi ASI eksklusif sehingga
bayi Ibu pun sehat.
Zat Energi Protei Vitami Tiami Riboflavin Niasin Vit.B- As.folat Vita
gizi (kkal) n (g) n (RE) n (mg) (mg) (mg) 12 (µg) min
(µg) C
(mg)
7-12
bula
n
+ 400 + 300 + 40 +2 + 10 + 50 + 25
Kandungan vitamin dan mineral dapat memastikan bahwa ibu dan bayi
memperoleh nutrisi yang mereka butuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan
yang sehat. Semua gizi tersebut dapat didapatkan pada:
a) Sayur-sayuran
Sayuran merupakan sumber utama makanan yang kaya zat besi, serat, asam
folat, beta-carotene, vitamin C, lycopene, flavonoids dan beta-glucans. Makan-
makanan kaya zat besi membantu memelihara tingkat energi Anda sekaligus
mampu mencegah anemia. Folate atau asam folat sangat penting dalam
pembentukan sel darah merah. Jika Anda suka sayuran mentah, coba makan
bayam, selada, tomat, ketimun, dan jamur. Jika Anda memilih sayuran yang telah
dimasak, pertimbangkan gambas, kacang polong, jagung, kentang, dan labu.
sebaiknya makan 3-5 hidangan sayuran setiap hari.
b) Buah-buahan
Buah yang sehat dan warnanya terang bagus dikonsumsi setelah makan.
Kandungan vitamin A, B, K, dan C dalam buah baik untuk membangun sistem
kekebalan tubuh ibu dan bayi. Asupan buah juga membantu tubuh penyerapan zat
besi. Konsumsi buah-buahan seperti blueberry dan strawberry sangat disarankan
karena mengandung anti oksidan dan serat tinggi. Buah dapat dimakan dalam
keadaan alami, beku atau dijus. Usahakan makan 3-5 porsi buah setiap hari.
c) Kacang-kacangan
Kacang mengandung banyak protein dan merupakan sumber lemak sehat.
Protein penting memperbaiki sel-sel vital dalam tubuh. Banyak kacang-kacangan
yang juga mengandung vitamin B, E, C, folat, kalium, kalsium, magnesium dan
fosfor. Tingkat cukup kalsium diperlukan untuk membangun tulang yang sehat
dan gigi. Kacang juga baik untuk camilan termasuk kenari, kacang pinus, kemiri,
hazelnut, kacang Brasil dan pistachio.
d) Ikan
Ikan tinggi omega 3 yang penting bagi pertumbuhan bayi. Tapi ingat, menurut
US Environmental Protection Agency (EPA), ibu menyusui tidak boleh makan
ikan hiu, ikan todak, makarel raja, atau ikan ubin karena tingkat kandungan
merkurinya sangat tinggi. Ikan salmon pollock tuna dan ikan patin masih aman
dikonsumsi 12 ons seminggu karena termasuk jenis ikan rendah merkuri.
Hal yang paling penting dalam memenuhi gizi adalah menjaga pola makanan
bergizi untuk ibu menyusui, terutama makanan yang banyak mengandung protein,
vitamin, mineral, dan cairan.
1 buah tahu ukuran besar seberat 100 g 80 Kalori, 6 g protein, 3 g lemak, dan 8
g karbohidrat
Ternyata diungkapkan dokter spesialis anak, Ariani Dewi Widodo, "ASI yang
diproduksi dan komposisi ASI tidak akan berubah. Apakah ibu makan sedikit atau
banyak, tidak mengurangi komposisi ASI." Ketika ibu menyusui mengurangi
makanan, yang akan terpengaruh justru adalah kesehatan tubuhnya sendiri.
Karena tubuh ibu diatur sedemikian rupa untuk memenuhi kebutuhan bayi melalui
ASI, yang akan terkena dampak kekurangan nutrisi kemungkinan besar adalah ibu
itu sendiri. "Asupan makan kurang, ibu akan kekurangan zat gizi. Untuk produksi
ASI, zat besi dan kalsium diambil dari tubuh ibu. Ini demi tubuh memberikan ASI
sempurna untuk bayi," ujar Ariani. Itulah mengapa, dokter menyarankan agar ibu
selalu menjaga kebutuhan nutrisi dan tubuh tetap fit, apalagi kebutuhan zat besi.
Karena bukan hanya risiko anemia dan badan lemah, ibu juga bisa berisiko
mengalami osteoporosis karena kalsium akan diserap dari tulang ibu untuk
diberikan ke bayi melalui produksi ASI. Jadi Ibu-Ibu, jangan coba-coba diet dulu
atau mengurangi makanan selagi masih menyusui ya, karena nutrisi lengkap dan
makan yang banyak justru sangat dibutuhkan di masa-masa ini.
Bahan Bera Protein Telur Protein Kacang Sayura Buah Minya Gula Susu
Makanan s hewani nabati hijau n k bubuk
Makanan sehari-hari yang di konsumsi oleh ibu menyusui harus memenuhi syarat
menu seimbang sesuai dengan kebutuhan gizi ibu. Dalam menyusun hidangan
untuk ibu menyusui perlu di perhatikan hal-hal berikut ini :
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pada bab ini akan diuraikan kesimpulan penulis berdasarkan hasil pembahasan
yang telah dibuat. Jadi, gizi pada ibu menyusui harus diperatikan dalam
pemenuhannya. Karena gizi ibu menyusui sangat berpengaruh terhadap
perkembangan dan pertumbuhan bayi. Karena dari makanan yang dikonsumsi ibu
itu yang mempengaruhi juga banyak sedikitnya ASI yang dihasilkan oleh ibu
yang menyusui.semakin banyak menu yang dikonsumsi semakin banyak juga ASI
yang diperoleh oelh bayi. Bayi yang berumur 0-6 bulan harus mendapat ASI
secara langsung dari ibunya. Karena bayi yang berumur 0-6 bulan makanan
utamanya adalah ASI.Belum dapat mengonsumsi makanan yang lain, karena
organ-organ pencernaan belum bisa berfungsi secara sempurna atau masih lunak.
Maka disarankan bagi ibu-ibu yang menyusui harus mengatur menu makannya.
Sehingga bayinya tidak kekurangan gizi. Sudah banyak di Indonesia di temui
anak-anak yang kekurangan gizi atau gizi buruk.
Mari kita majukan bangsa kita dengan cara, menyarankan bagi ibu-ibu yang
menyusui harus dapat mengatur menu makanannya sehari-hari. Supaya tidak ada
lagi korban gizi buruk di Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
www.go4healthylife.com/articles/560/1/Daftar-Makanan-yang-Perlu-Dikonsumsi-
Ibu-Menyusui/Page1.html
MajalahKesehatan.com
majalahkesehatan.com/makanan-ibu-menyusui/
female.kompas.com/read/2012/08/13/09320367/Pola.Makan.Ibu.Menyusuifemale.
kompas.com/read/2012/08/13/09320367/Pola.Makan.Ibu.Menyusui
junaidaastina.wordpress.com/2017/10/15/menu-untuk-ibu-menyusui/
KELOMPOK 3
NUTRISI SEBAGAI TERAPI GANGGUAN
PENCERNAAN
DENGAN FUNGSI HEPAR DAN EMPEDU
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Nutrisi sangat penting bagi tubuh kita, ibarat sebuah bangunan, maka
nutrisi itu adalah pondasi. Tanpa pondasi yang kuat maka tubuh kita akan
rapuh. Nutrisi didapat dari apa yang kita makan, jika makanan yang kita
makan itu makanan baik, mengandung nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh
secara lengkap maka tubuh kita tidak akan kekurangan nutrisi, dan secara
otomatis kekebalan tubuh kita akan sangat baik. Banyak penyakit disebabkan
oleh pola makan atau makanan yang buruk, seperti mengkonsumsi makanan
cepat saji (junk food)
Kadar lemak dan kalori dalam makanan cepat saji sangat banyak.
Sehingga ketika kita mengkonsumsinya kita akan menjadi kelebihan berat
badan. Menurut BBC News, di Indonesia jumlah orang kegemukan adalah
35% dari 240 juta penduduk. Beberapa fakta yang bersumber dari Organisasi
Kesehatan Dunia WHO menyebutkan bahwa 50% kematian yang disebutkan
sebelumnya berhubungan erat dengan pola makan buruk dankekurangan
nutrisi kunjungan ke dokter ternyata juga dan 70% berhubungan erat dengan
pola makan buruk dan kekurangan nutrisi. Akibatnya, muncul gejala/keluhan
rasakan sebagai yang kita penyakit.
Terapi nutrisi mambantu tubuh menyingkirkan sel yang rusak dan
menggantinya dengan sel baru yang lebih sehat dan lebih kuat sehingga
Seringkali mendapatkan makanan yang sehat kesehatan meningkat. kita
kesulitan dan kesulitan mengkombinasikan berbagai jenis bahan makanan
untuk mendapatkan formulasi makanan berkualitas tinggi yang memiliki
kandungan semua nutrisi yang diperlukan tubuh secara lengkap dan
seimbang. Dengan terapi nutrisi, kita akan lebih mudah memenuhi kebutuhan
nutrisi tubuh tanpa perlu repot mengkombinasi berbagai jenis bahan
makanan.
B. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, yang menjadi
permasalahan, yaitu :
1. Apa pengertian nutrisi?
2. Apa pengertian terapi nutrisi?
3. Jelaskan apa saja jenis-jenis terapi?
4. Jelaskan apa saja tipe pasien yang memerlukan terapi nutrisi?
5. Jelaskan tujuan nutrisi sebagai terapi?
6. Bagaimana terapi nutrisi pada gangguan pencernaan dengan fungsi hepar
dan empedu ?
C. Tujuan
Makalah ini disusun dengan tujuan sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pengertian nutrisi.
2. Untuk mengetahui pengertian terapi nutrisi.
3. Untuk mengetahui jenis-jenis terapi nutrisi.
4. Untuk mengetahui tipe pasien yang memerlukan terapi nutrisi.
5. Untuk mengetahui tujuan nutrisi sebagai terapi.
6. Untuk mengetahui bagaimana terapi nutrisi pada gangguan pencernaan
dengan fungsi hepar dan empedu
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Nutrisi
Nutrisi adalah proses dimana tubuh manusia menggunakan makanan
untuk membentuk energi, mempertahankan kesehatan, pertumbuhan dan
untuk berlangsungnya fungsi normal setiap organ dan jaringan tubuh (Rock
CL, 2004). Nutrisi adalah proses mengambil makanan darinya untuk
pertumbuhan dan perbaikan dan digunakan untuk mempertahankan kesehatan
( Barbara R. Hegner ).
Nutrisi adalah proses dimana tubuh manusia menggunakan makanan untuk
membentuk energi, mempertahankan kesehatan, pertumbuhan dan untuk
berlangsungnya fungsi normal setiap organ dan jaringan tubuh (Rock CL,
2004). Nutrisi adalah proses mengambil makanan darinya untuk pertumbuhan
dan perbaikan dan digunakan untuk mempertahankan kesehatan ( Barbara R.
Hegner). Nutrisi adalah ikatan kimia yang diperlukan tubuh untuk yang
melakukan fungsinya yaitu energi, membangun jaringan, serta mengatur
proses kehidupan (Soenarjo, 2000).
Terapi berasal dari bahasa inggris yang asal katanya adalah Therapy yang
artinya pengobatan. Sedangkan dan memelihara proses- menurut bahasa arab,
terapi syafaa-syafi- sepadan syafiian yang berarti pengobatan- mengobati-
menyembuhkan. Kemudian menurut Kamus Besar dengan Bahasa Indonesia
terapi berarti usaha untuk memulihkan kesehatan orang yang sedang sakit,
pengobatan penyakit, perawatan penyakit.
Terapi nutrisi adalah terapi yang diberikan kepada pasien yang pemenuhan
mengalami kebutuhan nutrisi. Dengan kata lain dapat adalah sebuah program
terapi yang dirancang dengan menggunakan makanan memiliki gangguan
diartikan terapi nutrisi berkualitas tinggi yang kandungan nutrisi yang
diperlukan lengkap semua tubuh, bebas zat toksin, yang mampu diserap tubuh
sampai ke tingkat sel, sehingga tubuh memiliki sel-sel yang sehat dan kuat.
B. Jenis-Jenis Nutrisi Sebagai Terapi
Terdapat tiga pilihan dalam pemberian nutrisi diet oral, nutrisi enteral dan
nutrisi parenteral.
1. Feeding oral /Diet Oral
Feeding oral atau pemberian makan adalah nutrisi melalui
Beberapa klien perlu diberikan ekstra agar makanan mereka. Bukan
hanya untuk mendapatkan nutrisi secara melalui memasukan mulut. oral
sejumlah motivasi mau memakan optimal, namun mendapatkan klien
juga akan manfaat kepuasan bisa yang fisik dan psikologis yang melalui
nutrisi didapatkan adekuat. pemberian melalui mulut/oral ini, perawat
harus memperhatikan beberapa hal, seperti makanan apa yang disukai
klien, apakah suapan terlalu banyak, apakah waktu pemberian makanan
terlalu cepat, dan lain sebagainya, sehingga nutrisi yang diasup oleh klien
Dalam makanan pun akan adekuat.
3. Nutrisi Parenteral
Pemberian nutrisi parenteral (NP) adalah merupakan bentuk
dukungan nutrisi yang khusus yaitu pemberian nutrien melalui intravena.
Walaupun NP dapat mencegah malnutrisi secara efektif pada klien yang
tidak dapat makan melalui rute enteral.
Larutan NP disesuaikan dengan kebutuhan nutrisi yang spesifik
dan larutan yang khas meliputi dektrosa 12%-25% asam amino, 3%-6%
dan memiliki tambahan emulsi lemak.
Nutrisi parenteral juga diperlukan untuk pasien yang saluran
cernanya tidak dapat mentolerir makanan akibat mual, muntah yang
hebat dan malapsorbsi. Pada pasien yang mendapat nutrisi parenteral
perlu dimonitor dengan baik untuk meminimalkan komplikasi yang
terjadi. Beberapa komplikasi yang dapat terjadi antara lain: kelebihan
cairan, hiperglikemia, gangguan keseimbangan elektrolit dan juga
terjadinya infeksi.
E. Terapi Nutrisi
Berikut ini adalah beberapa contoh manajemen terapi nutrisi pada
gangguan pencernaan dengan fungsi hepar dan empedu, yaitu :
1. Tujuan Terapi Nutrisi Penyakit Hati dan Empedu
Tujuan Terapi Nutrisi Penyakit Hati dan Kandung Empedu adalah
untuk mencapai dan mempertahankan status gizi optimal tanpa
memberatkan fungsi hati, dengan cara:
a. Meningkatkan regenerasi jaringan hati dan mencegah kerusakan
lebih lanjut dan meningkatkan fungsi hati yang tersisa.
b. Mencegah katabolisme protein.
c. Mencegah penurunan berat badan atau meningkatkan berat badan
bila kurang.
d. Mencegah atau mengurangi asites, varises esofagus dan hipertensi
portal.
e. Mencegah koma hepatik.
f. Membatasi makanan yang menyebabkan kembung atau nyeri
abdomen.
g. Mengatasi malabsorbsi lemak.
2) Nilai Gizi
Energi 1394 kkal
Protein 28 g
Lemak 37 g
Karbohidrat 244 g
Kalsium 271mg
Besi 11,3 mg
Vitamin A 12018 RE
Tiamin 0,5mg
Vitamin C 271 mg
b. Terapi Nutrisi Hati II
Diberikan sebagai makana perpindahan dari terapi nutrisi hati
I kepada pasien yang nafsu makannya cukup.Menurut keadaan
pasien,makanan diberikan dalam bentuk lunak atau biasa. Protein
diberikan 1g/kg BB dan lemak sedang (20-25% dari kebutuhan
energi total)dalam bentuk yang mudah dicerna.Makanan ini cukup
mengandung energi,zat besi,vitamin A dan C,tetapi kurang kalsium
dan vitamin. Menurut beratnya retensi garam atau air, makanan
diberikan sebagai Diet Hati II Garam Rendah. Bila asites hebat dan
diuresis belum baik,diet mengikuti pola Diet Garam Rendah I.
2) Nilai Gizi
Energi 1973 kkal
Protein 53 g
Lemak 55 g
Karbohidrat 318 g
Kalsium 295 mg
Besi 18,8 mg
Vitamin A 26671 RE
Tiamin 0,7 mg
Vitamin C 271 mg
Natrium 194 mg
Siang
Beras 75 g = 1 ½ gls tim
Daging 50g = 1 ptg sdg
Tempe 25 g = 1 ptg sdg
Sayuran 75 g = ½ gls
Pepaya 100 g = 1 ptg sdg
Minyak 10 g = 1 sdm
Maizena 20 g = 4 sdm
Gula pasir 30 g = 3 sdm
Malam
Beras 75 g = 1 ½ gls tim
Daging 50 g = 1 ptg sdg
Tempe 25 g = 1 ptg sdg
Sayuran 75 g = ½ gls
Pepaya 100 g = 1 ptg sdg
Minyak 10 g = 1 sdm
2) Nilai Gizi
Energi 1973 kkal
Protein 53 g
Lemak 55 g
Karbohidrat 318 g
Kalsium 295 mg
Besi 18,8 mg
Vitamin A 26671 RE
Tiamin 0,7 mg
Vitamin C 271 mg
Natrium 194 mg
Malam
Beras 75 g = 1 ½ gls tim
Daging 50 g = 1 ptg sdg
Tempe 25 g = 1 ptg sdg
Sayuran 75 g = ½ gls
Pepaya 100 g = 1 ptg sdg
Minyak 10 g = 1 sdm
2) Nilai Gizi
Energi 996 kkal
Protein 5g
Lemak 0g
Karbohidrat 244 g
Kalsium 200 mg
Besi 17 mg
Vitamin A 1100 RE
Tiamin 0,4 mg
Vitamin C 780 mg
3) Pembagian Bahan Makanan Sehari
Pukul 07.00 Teh 1 gls
Pukul 08.00 Pisang 1 bg sdg
Pukul 10.00 Pepaya 2 ptg sdg
Pukul 12.00 Pisang 2 bg sdg
sirup 1 gls
Pukul 15.00 Pepaya 2 ptg
Pukul 18.00 Pisang 2 bg sdg
sirup 1 gls
Pukul 20.00 Pisang 1 bg sdg
teh manis 1 gls
2) Nilai Gizi
Energi 1250 kkal
Protein 56,2 g
Lemak 34 g
Karbohidrat 187 g
Kalsium 335 mg
Besi 21 mg
Vitamin A 12248 RE
Tiamin 0,7 mg
Vitamin C 184 mg
2) Nilai Gizi
Energi 2073 kkal
Protein 74 g
Lemak 34 g
Karbohidrat 369 g
Kalsium 700 mg
Besi 21,8 mg
Vitamin A 14049 RE
Tiamin 0,9 mg
Vitamin C 143 mg
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Terapi nutrisi adalah terapi yang diberikan kepada pasien yang mengalami
gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi. Terdapat tiga pilihan dalam
pemberian nutrisi diet oral, nutrisi enteral dan nutrisi parenteral. Tipe-tipe
pasien yang memerlukan dukungan nutrisi sebagai terapi yaitu, pasien pra-
bedah, pasien pasca-bedah, pasien penderita penyakit pada traktus
gastrointestinalis, pasien yang mengalami sepsis, luka bakar atau trauma
berat, pasien yang menderita gangguan neurologis seperti pasien stroke, dan
pasien kanker, dan, nutrisi sebagai terapi memiliki beberapa tujuan, salah
satunya adalah, Memberikan kepuasaan fisik dan psikologis yang
dihubungkan dengan makan.
B. Saran
Diharapkan agar membiasakan untuk selalu hidup bersih dan sehat, serta
selalu memeriksa kesehatan seraca berkala dan selalu mengkonsumsi
makananan dengan gizi seimbang
DAFTAR PUSTAKA
Roth RA. Diet and Clients with Special Needs. Nutrition & Diet Therapy, 10th
Edition; 2011.
Baudouin S, Evans TW: Nutrition in The Crittically Ill: Principal of Critical Care,
2nd ed, Hall JB et al, McGraw-Hill Inc. NY,1998: 205-219.
R, Boullata J, Brantley S et al. Enteral Nutrition Practice Recommendation.
American Society for Parenteral and Enteral Nutrition. 2009 April. 33:2 :
122-140
Kreymann KG et al. ESPEN Guidelines on Enteral Nutrition: Intensive care.
ESPEN Guidelines. 2006. Available at :
http://intl.elsevierhealth.com/journals/clnu Accessed :October 2014
Bagian Gizi RS Dr.Cipto Mangunkusumo. 1997. Penuntun Diet. Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama
Beck, Mary E. 2011. Ilmu Gizi dan Diet - Hubungannya Dengan Penyakit-
penyakit untuk Perawat dan Dokter. Jakarta: Andi Publisher
KELOMPOK 4
DIET PADA KLIEN DENGAN GANGGUAN
KARDIOVASKULER DAN GINJAL
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
Pengertian diet adalah pengaturan pola makan, baik ukuran, porsi dan
kandungan gizinya. Diet berasal dari bahasa Yunani, diet yang berarti cara
hidup. Hartono (2000) mengatakan bahwa diet adalah pengaturan jenis dan
jumlah makanan dengan maksud tertentu seperti mempertahankan kesehatan
serta status nutrisi dan membantu menyembuhkan penyakit.
1. Nilai kalori dalam diet dikurangi bila pasien bertubuh gemuk atau
overweight.
2. Jika pasien memperlihatkan gejala edema, biasanya digunakan
preparat diuretic untuk mengurangi volume cairan ekstraseluler.
Volume cairan ekstraseluler ditentukan oleh kandungan netriumnya.
Preparat diuretik bekerja mencegah penyerapan kembali natrium oleh
tubulus ginjal. Kadang- kadang sebagai tindakan pelengkap,
dibutuhkan pula pembantasan konsumsi natrium.
3. Baik jumlah total lemak dalam makanan maupun proporsi yang
dihasilkan oleh lemak jenuh harus dikurangi kalau kadar lipid serum
meningkat. Jika kadar fraksi lipid yang mengandung kolesterol itu
naik, konsumsi kolesterol dari makanan harus di batasi.
1. Diet Jantung I
Diet jantung I diberikan kepada pasien penyakit jantung akut
seperti Myocard Infarct (MCI) atau Dekompensasio Kordis berat. Diet
diberikan berupa 1-1,5 liter cairan/hari selama 1-2 hari pertama bila
pasien dapat menerimanya. Diet ini sangat rendah energi dan semua zat
gizi, sehingga sebaiknya hanya diberikan selama 1-3 hari.
2. Diet Jantung II
Diet jantung II diberikan dalam bentuk makanan saring atau
lunak. Diet diberikan sebagai perpindahan dari diet jantung I, atau setelah
fase akut dapat teratasi. Jika disertai hipertensiatau edema, diberikan
sebagai diet jantung II rendahgaram. Diet ini rendah energi, protein,
kalsium dan tiamin.
3. Diet Jantung III
Diet jantung III diberikan dalam bentuk makanan lunak atau
biasa. Diet ini diberikan sebagai perpindahan dari diet jantung II atau
kepada pasien jantung dengan kondisi yang tidak terlalu berat. Jika
disertai hipertensi atau edema, diberikan sebagai diet jantung III
rendahgaram. Diet ini rendah energi dan kalsium, tetapi cukup zat gizi
lain.
4. Diet Jantung IV
Diet jantung IV diberikan dalam bentuk makanan biasa. Diet
diberikan sebagai perpindahan dari diet jantung III atau kepada pasien
jantung dengan keadaan ringan. Jika disertai hipertensi atau edema,
diberikan sebagai diet jantung IV rendahgaram. Diet ini cukup energi dan
zat gizi lain kecuali kalsium.
Sumber : https://images.app.goo.gl/EGA2RfMpvxBdegZR8
Sumber : https://images.app.goo.gl/3btk7sqE9nBYNYy59
Diet RKLT : kaya akan asam- asam lemak tak jenuh dan rendah
kolesterol
Waktu dan Bahan Diet Jantung I Diet Jantung Diet Jantung III Diet Jantung
Makanan II IV
(kkal) Urt (kkal) Urt (kkal) Urt (kkal) Urt
Gula pasir 10 1 sdm - - - - - -
Margarin 2 1/5 sdm - - - - - -
06.00
Susu skim
20 4 sdm - - - - - -
bubuk
1 gls 1 gls
Beras - - 30 50 1 gls tim 50
bubur tim
Telur ayam - - 50 1 butir 50 1 btr 50 1 btr
1 ptg 1 ptg
Tempe - - - - 25 25
sdg sdg
Sayuran - - 100 1 gls 100 1 gls 100 1 gls
08.00
½
Minyak - - 5 5 1 sdm 5 ½ sdm
sdm
Margarin 2 1/5 sdm - - - - - -
Gula pasir 10 1 sdm 10 1 sdm 10 1 sdm 10 1 sdm
Susu skim
20 4 sdm 20 4 sdm - - - -
bubuk
12.00 / 1½
1 gls 1 ½ gls
18.00 Beras - - 35 75 100 gls
bubur tim
nasi
1 ptg 1 ptg 1 ptg
Daging - - 50 50 50
sdg sdg sdg
1 ptg 2 ptg
Tempe - - - - 25 50
sdg sdg
Sayuran - - 100 1 gls 100 1 gls 100 1 gls
1 ptg 1 ptg 1 ptg
Pepaya - - 100 100 100
sdg sdg sdg
Margarin 2 1/5 sdm - - - - - -
½
Minyak - - 5 5 ½ sdm 10 1 sdm
sdm
Gula pasir 10 1 sdm - - - - - -
Susu skim 20 4 sdm - - - - - -
bubuk
2.10 Bahan Makanan yang Dianjurkan dan Tidak Dianjurkan untuk Diet
Penyakit Jantung.
1. Peradangan
Sumber : https://images.app.goo.gl/SyqaPFmFVkdFsWVY8
2. Endapan Batu
Sumber : https://images.app.goo.gl/CwnSaJfbz149Fs4X6
Sumber : https://images.app.goo.gl/1G6Vc3Cs5gdsk93c9
Sumber : https://images.app.goo.gl/BweosFZnMQRvRX1ZA
Dalam sehari harusnya tubuh mengonsumsi air sebanyak 2 liter
atau 8 gelas minimalnya bagi orang normal. Hal ini dilakukan agar
produksi urin dapat diproses dengan lancar dan dapat mencegah
terjadinya dehidrasi. Air merupakan komponen utama yang diperlukan
oleh tubuh, karena 70 % dari tubuh kita merupakan air, karena hal ini
tubuh kita sangat membutuhkan cairan. Kekurangan mengonsumsi cairan
dapat mengakibatkan penyakit ginjal seperti, infeksi saluran kencing dan
batu ginjal.
Sumber : https://images.app.goo.gl/u51VuCmfvYBMmcXy5
Sumber : https://images.app.goo.gl/iCmsmPCV3VjGQLob6
Sumber : https://images.app.goo.gl/MoTrM3pPPZoncdhK7
Apabila pasien makan per oral, semua bahan makanan boleh diberikan;
batasi penambahan garam apabila ada hipertensi, edema, dan asites, serta batasi
makan sayur dan buah tinggi kalium bila ada hiperkalemia.
Ayam 50 1 Ptgsdg
Ikan 50 1 Ptgsdg
Tempe 25 1 Ptgsdg
Tahu 50 ½ Bhbsr
Madu 30 3 Sdm
Nilai Gizi
Kalsium 623 Mg
Pagi Siang/malam
ptgsdg
Susu 200 g = 1 gls tim Sayuran 150 g = 11/2 pepaya
pukul 21.00
Ada tiga jenis diet yang diberikan menurut berat badan pasien, yaitu:
1) Diet Protein Rendah I : 30 g protein. Diberikan pada pasien dengan berat
badan 50 kg.
2) Diet Protein Rendah II : 35 g protein. Diberikan pada pasien dengan berat
badan 60 kg.
3) Diet Protein Rendah III : 40 g protein. Diberikan pada pasien dengan berat
badan 65 kg.
Protein (g) 30 35 41
Lemak (g) 57 70 75
Pagi Siang
Pukul pepaya
100 g = 1 Ptgsdg
16.00
Diet pada dialisis bergantung pada frekuensi dialisis, sisa fungsi ginjal,
dan ukuran badan pasien. Diet untuk pasien dengan dialisis biasanya harus
direncanakan perorangan.
Telur
50 1 btr 50 1 btr 50 1 btr
ayam
Gula
50 5 sdm 50 5 sdm 50 5 sdm
pasir
Susu
10 2 sdm 10 2 sdm 10 2 sdm
bubuk
Protein (g) 62 (12% energi total) 67 (13% energi total) 72 (13% energi total)
Lemak (g) 67 (30% energi total) 68 (30% energi total) 72 (30% energi total)
Karbohidrat (g) 290 (58% energi total) 293 (57% energi total) 301 (57% energi total)
dialisis.
Bahan makanan Berat (g) Urt Berat (g) Urt Berat (g) Urt
2.16 Bahan Makanan yang dianjurkan dan tidak Dianjurkan pada Diet
Penyakit Ginjal
Tidak
Bahan
Dianjurkan Dianjurkan/Dibatas
Makanan
i
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Fauci, A. S., Kasper, D. L., Longo, D. L., Braunwald, E., Hauser, S.L., Jameson,
J.L., etal.Harrison’sPrinciplesof Internal Medicine. 17th ed. New
York: The McGraw-Hill Companies, 2008
Moore M.C. Buku Pedoman Terapi Diet dat dan Nutrisi. Edisi II. Jakarta :
Hipokrates. 1997.
Orth SR, Ritz E. The nephroticsyndrome. N Engl J Med 1998; 338: 1202-10.
Susetyo wati, farah faza, izzatil hayu andari Gizi pada penyakit Ginjal
kedokteran umum 2018 percetakan jl. Grafika no 1 kampus UGM
Yogyakarta
KELOMPOK 5
PENCEGAHAN & PENANGGULANGAN
KEKURANGAN VITAMIN & ANEMIA
BAB I
PENDAHULUAN
Di dalam susunan makalah diatas masih diperlukan zat gizi lain yang pada
saat itu masih belum diketahui wujudnya. Dalam penelitian beri –beri diantara
tahanan para tahanan dan hukuman di Indonseia pada pemula abad XX, Ejikman
dan rekan – rekannya menemukan adanya zat yang diperlukan ini, yang kemudian
diberi nama Vitamine oleh Vladimir Funk, karena disangka suatu ikatan organic
anime, oleh adanya unsure N dan telah dikenal asam amino pada zat itu. Zat
vitamin ini diperlukan untuk kehidupan (vita), sehingga diberi nama Vitamine.
Kemudian ternyata bahwa zat esensial ini bukan suatu anime dan tidak
selamanya mengandung unsure nitrogen N. karena itu nama Vitamine banyak
yang menentangnya, sehingga diubah menjadi Vitamin dengan membuang huruf
e-nya. Mengganti sama sekali dengan nama yang lain agak sulit, karena nama itu
telah memasyarakat di kalangan para ilmuan.
Dan pada masalah gizi pada anemia gizi disini merupakan kondisi sakit
seseorang yang disebabkan oleh berbagai faktor, diantaranya yaitu: perdarahan,
kekurangan makanan yang mengandung besi, dan lain-lain.Anemia gizi defisiensi
besi dapat dilihat dari kadar Hb, dan penderita yang sering mengalaminya yaitu
pada wanita, disebabkan karena menstruasi, kehamilan dan pada bayi: karena
membutuhkan gizi zat besi yang tinggi karena proses pertumbuhan yang cepat.
1.3 Tujuan
Untuk mengetahui apa itu pengertian dan fungsi dari vitamin.
Untuk mengetahui cara penanggulangan dan pencegahan kekurangan
vitamin.
Untuk memahami pengertian dari anemia.
Untuk memahami penyebab anemia.
Untuk memahami gejala-gejala anemia.
Untuk memahami jenis-jenis anemia.
Untuk memahami bagaimana cara penanggulangan dan pencegahan dari
anemia
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi
1. Fungsi:
Vitamin A berperan dalam pengelihatan dan merupakan salah satu
komponen penyususun pigmen mata. Selain itu fungsi vitamin A
juga ikut berperan penting menjaga kesehatan, kekebalan tubuh,
pertumbuhan dan perkembanga, dan sangat baik untuk menjaga
kesehatan kulit.
2. Akibat kekurangan vitamin A:
Kekurangan vitamin A dapat mengakibatkan gangguan penglihatan,
rabun senja, katarak dan penurunan daya tahan tubuh.
3. Pencegah kekurangan Vitamin A:
Hewani: hati kuning telur, susu, mentega dan minyak ikan.
Nabati: karoten= sumber karoten adalah sayuran berwarna hijau dan
buah – buahan yang berwarna kuning kemerahan seperti wortel,
pisang, papaya,
2. Vitamin D
Vitamin D dibuat dari ergosterol yang diradiasi. Ergosterol diperoleh
dari ragi sisa industry bir. Vitamin D pertama kali ditemukan oleh Mc.
Collum dan Sherman. Mereka menyebutnya sebagai vitamin antiraktis.
Vitamin D mulai dikenal dan dibedakan dari Vitamin A di dalam
kandungan minyak ikan, yang sanggup menghindari penyakit rickets
dan mendorong pertumbuhan. Vitamin D juga meningkatkan absorbs
kalsium dari saluran pencernaan dan juga membantu mengontrol
penyimpanan kalsium ditulang.
4. Fungsi:
Vitamin D Antara lain mengatur kadar kalsium dan fosfor dalam
darah, memperbesar penyerapan kalsium dan fosfor dari usus,
membantu peroses penulangan, serta memengaruhi kerja kelenjar
endokrin.
5. Akibat kekurangan vitamin D
Penderita obesitas dan penggunaan tabir surya yeng berlebihan juga
termasuk salah satu penyebab kekurangan Vitamin D.
6. Pencegah Kekurangan Vitamin D
Setiap dua sampai tiga kali seminggu, sebaiknya anda berjemur
dibawah sinar matahari pagi yang bisa memberikan asupan Vitamin
D secara maksimal. Dapatkan sumber Vitamin D lain dari makanan
misalnya dapat diperoleh dari hati, telur, susu, daging, minyak ikan,
mentega dan kacang – kacangan.
3. Vitamin E
Vitamin E tahan terhadap suhu tinggi serta asam, karena bersifat
antioksidan, Vitamin E mudah teroksidasi terutama bila pada lemak
yang tengik, timah, garam besi serta mudah rusak oleh sinar UV.
7. Fungsi
Antioksidan kuat, sintesis DNA, merangsang reaksi kekebalan,
mencegah PJK, melindungi sel darah merah dari hemolysis,
reproduksi, dan mencegah keguguran.
8. Akibat kekurangan Vitamin E
Bisa menyebabkan mandul pada pria dan wanita, kerusakan syaraf
dan dapat menimbulkan anemia pada bayi baru lahir.
9. Pencegah kekurangan Vitamin E
Memakan makanan yang mengandung Vitamin E adalah benih
gandum, minyak biji bunga matahari serta biji safflower dan minyak
jagung serta kedelai dan nabati.
4. Vitamin K
Vitamin K larut dalam lemak dan tahan panas, tetapi mudah rusak oleh
radiasi, asam dan alkali.
10. Fungsi
Vitamin K sangat penting bagi pembentukan protombin. Kadar
protombin dalam darah yang tinggi baik untuk penggumpalan darah.
11. Akibat Kekurangan Vitamin K
Darah sulit membeku ketika luka atau pendarahan.
12. Pencegahan kekurangan Vitamin K
Sumber Vitamin K adalah telur, susu, dan sayuran segar berwarna
hijau.
B. Vitamin Yang Larut Dalam Air
1. Vitamin B1 (tiamin)
Merupaka salah satu vitamin yang penting bagi tubuh. Berbentuk padat
berwarna putih, tidak tahan pans dalam suasana alkali dan okseigen.
13. Fungsi
Sebagai menambah nafsu makan serta mengatur fungsi alat – alat
pencernaan dan fungsi saraf.
14. Akibat kekurangan Vitamin B1
Akan menimbulkan gangguan saraf, mudah lelah, pencernaan kurang
sempurn, serta menyebabkan penyakit beri – beri.
15. Pencegahan kekurangan Vitamin B1
Sumber Vitamin B1 yang terbaik ialah biji – bijian yang masih
memiliki kulit ari, kecambah, gandum, ragi, dan kacang – kacangan
kering.
2. Vitamin B2 (Riboflavin)
Berwarna kuning tahan panas, oksigen dan asam, dan tidak tahan
cahaya dan alkali
16. Fungsi
Membantu enzim menghasilkan energy dan membantu produksi sel
darah merah.
17. Akibat kekurangan vitamin B2
Sudut mulut merah, pecah – pecah, kelopak mata meradang,
memerah dan tidak tahan cahaya.
18. Pencegahan Kekurangan Vitamin B2
Sumber nutrisi dari vitamin ini adalah susu dan produk susu lainnya
seperti keju, sayuran sperti brokoli dan bayam.
3. Vitamin B3 (Niacin)
Niacin memiliki keunikan sendiri yaitu mampu mengahasilkan dua
koenzim yaitu NAD (Nicotinamide Adenine Dinukleotid) dan NADP
(Nicotamide Adenine Dinukleotid Phospate).
Fungsi
Dapat membentuk asam amino tryptophan yang mampu
menenangkan sistem saraf pusat.
Akibat kekurangan Vitamin B3
Palegra, diare, dermatitis.
Pencegahan Kekurangan Vitamin B3
Sumber nutrisi dari vitamin B3 adalah daging, ayam, ikan dan serelia
tumbuk.
4. Vitamin B6 (Pridoksin, piridoksal, piridoksamin)
Penyerapan terhambat oleh rokok dan kontrasepsi oral dapat
mengurangi efektifitasnya.
a.Fungsi
Membantu metabolisme asam amino dan asam lemak, membantu
pembentukan sel darah merah.
b. Akibat kekurangan vitamin B6
Anemia, dermatitis, lidah licin, dan otot kejang.
c.Pencegahan kekurangan Vitamin B6
Sumber dari vitamin B6 adalah daging, ikan, kacang – kacanga,
kentang dan ayam.
5. Vitamin B12 (Kobalamin)
d. Fungsi
Mengubah karbohidrat menjadi glukosa sehingga mengubah
produksi energy, membantu pengaturan sistem saraf agar sehat.
e.Akibat Kekurangan Vitamin B12
Mengakibatkan depresi, stress dan mencegah terjadinya penyusutan
otak secara dini.
f. Pencegahan Kekurangan Vitamin B12
Sumber nutrisi dari Vitamin B12 terimpan di dalam daging hewan
dan produk – produk hewani seperti telur.
6. Vitamin B8 (Biotin)
g. Fungsi
Untuk menjaga sistem kekebalan tubu, produksi sel darah merah,
menjaga kulit serta rabut gelap sehat dan menjaga berfungsinya
sistem saraf.
h. Akibat kekurangan vitamin B8
i. Pencegahan kekurangan vitamin B8
Sumber nutrisi dari vitamin B8 yaitu pada sumber makanan seperti
kacang – kacangan, susu, lemak ikan, gandum dan kubis.
7. Vitamin C
Salah satu elemen yang paling penting dalam diet harian individu.
Fungsi
Vitamin C membantu menjaga kesehatan gigi dan gusi. Membantu
menyerap zat besi yang diperlukan untuk membuat sel darah merah.
Vitamin C juga membantu luka bakar dan menyembuhkan luka.
Vitamin C merupakan antioksidan melindungi sel terhadap radikal
bebas, produk dari aktivitas sel normal yang berpartisipasi dalam
reaksi kimia dalam sel.
Akibat kekurangan Vitamin C
Kelelahan, perubahan mood, berat badan menurun secara
mendadak, sendi dan otot sakit, memar berlebihan, kondisi gigi,
kering rambut dan kulit dan infeksi
Pencegahan Kekurangan Vitamin C
Untuk mengatasinya yaitu dengan memenuhi kebutuhannya dengan
mengkonsumsi buah – buahan seperti buah kiwi, papaya, jeruk,
strawberry, jambu biji, paprika manis, adapun sayuran berdaun
hijau gelap dan brokoli.
G. Pemberian suplemen folat atau dikenal dengan asam folat. Suplemen ini
dikonsumsi sampai kadar folat dalam darah berangsur normal. Pemberian asam
folat biasanya berlangsung selama 4 bulan. Jika penyebabnya tidak bisa
tertangani, maka pengidap perlu mengonsumsinya seumur hidup.
Sementara itu, untuk mencegahnya, kita hanya perlu lebih rajin lagi konsumsi
makanan yang kaya kandungan vitamin B12 dan folat.
1. Mata bengkak
Jika Anda melihat kondisi mata yang bengkak dengan warna pucat setelah bangun
tidur, maka waspadai kondisi kekurangan yodium. Studi pada 2006 lalu
menunjukkan bahwa asupan yodium yang rendah berakibat pada kelelahan, mata
bengkak, kulit kering dan kuku yang rapuh. Beberapa makanan seperti yogurt,
kentang, stroberi dan kacang-kacangan bisa membantu Anda mengatasi masalah
ini.
2. Kulit pucat
Kulit pucat merupakan gejala bahwa Anda kekurangan vitamin B12. Kekurangan
vitamin ini bisa menyebabkan kulit pucat dan meningkatkan rasa lelah. Perbanyak
konsumsi salmon, daging merah, sereal dan yogurt untuk mengatasi masalah ini.
3. Rambut kering
Kondisi rambut yang kering biasanya dikaitkan dengan salah memilih sampo.
Namun tahukah Anda bahwa rambut kering bisa jadi indikator kekurangan
vitamin B7 atau biotin. Biotin yang rendah dapat menyebabkan kuku rapuh dan
rambut kering. Perbanyak konsumsi telur, kacang almond, dan biji-bijian untuk
mengatasi hal ini.
4. Bibir pucat
Jika Anda mengalami bibir pucat, maka itu tandanya Anda mengidap anemia
karena kekurangan zat besi. Anemia memiliki berbagai gejala antara lain kulit dan
bibir pucat, mudah lesu, dan tak bergairah saat melakukan aktivitas. Kondisi ini
bisa diatasi dengan konsumsi daging merah, makanan laut, sayuran berdaun hijau,
sereal
5. Gusi berdarah
Gusi berdarah merupakan tanda bahwa Anda mengalami kekurangan vitamin C.
Jadi jika Anda mendapati adanya darah saat menggosok gigi, coba perhatikan pola
konsumsi sumber vitamin C Anda. Beberapa makanan yang dapat menambah
asupan vitamin C antara lain jeruk, kangkung, brokoli, stroberi dan paprika.
Vitamin B12 adalah suatu vitamin yang sangat kompleks molekulnya, yang
mengandung sebuah atom kobal yang terikat mirip dengan besi terikat dalam
hemoglobin atau magnesium dalam klorofil. Sumber yang mengandung vitamin
B12 yaitu bisa ditemukan pada daging, ikan, telur, dan susu. Orang yang hanya
makan sayuran (vegetarian) dapat melindungi diri sendiri melawan defisiensi
(kekurangan) dengan menambah konsumsi susu, keju dan telur. Hal ini berarti
sekitar satu cangkir susu atau satu butir telur untuk satu harinya.
Untuk seorang vegetarian yang tidak memakan semua produk dari hewan dapat
memperoleh sumber vitamin B12 dari susu kedelai atau ragi yang sudah
ditumbuhkan dalam lingkungan yang kaya akan vitamin B12. Sumber lainnya
adalah miso (produk fermentasi kedelai, semacam tauco) dan tempe (terutama
yang dibuat secara tradisional). Pada tempe buatan pabrik tidak ditemukan
kobalamin. Bagi kaum vegetarian yang akan meningkatkan jumlah vitamin B12,
dapat makan sereal ataupun susu kedelai yang diperkaya dengan vitamin dan
mineral.
Vitamin B12 terjadi dalam beberapa bentuk dan dikenal sebagai sianokobalamina
yang merupakan salah satu bentuk yang paling aktif. Sianokobalamina larut dalam
air, tahan terhadap panas, inaktif oleh cahaya, asam keras atau larutan alkali.
Hanya sedikit yang hilang oleh cara pemasakan normal. Kini vitamin B12 dapat
disintesis dan diproduksi dengan murah dari hasil samping reaksi fermentasi yang
diperlukan dalam produksi antibiotik seperti penisilin dan streptomisin.
Vitamin ini bersifat larut dalam air, dan dapat disintetis oleh bakteri dalam usus.
Vitamin B12 ini berbeda dengan vitamin larut air lainnya tidak cepat dikeluarkan
dalam urin, tetapi dikumpulkan dan disimpan dalam hati, ginjal dan beberapa
jaringan tubuh.
Kekurangan vitamin B12 tidak saja terjadi karena asupannya yang kurang.
Asupan vitamin lain berlebihan pun dapat mengakibatkan defisiensi vitamin B12.
Misalnya, karena berlebihan mengkonsumsi vitamin C.
2. Penjaga nafsu makan dan mencegah terjadinya anemia (kurang darah) dengan
membentuk sel darah merah.
3. Pendonor metil dan bekerja sebagai asam folat untuk sintesa DNA dan sel
darah merah serta mencegah kerusakan system saraf dengan membantu
pembentukan myelin pada urat saraf.
4. Berperan penting pada saat pembelahan sel yang berlangsung dengan cepat.
6. Berperan dalam menjaga agar sel-sel berfungsi normal terutama sel-sel saluran
pencernaan, sistem urat syaraf, dan sumsum tulang.
Anemia adalah istilah yang menunjukan rendahnya hitungan sel darah merah
dan kadar hemoglobin dan hematokrit di bawah normal
Anemia adalah berkurangnya hingga di bawah nilai normal sel darah merah,
kualitas hemoglobin dan volume packed red bloods cells (hematokrit) per 100 ml
darah (Price, 2006 : 256).Dengan demikian anemia bukan merupakan suatu
diagnosis atau penyakit, melainkan merupakan pencerminan keadaan suatu
penyakit atau gangguan fungsi tubuh dan perubahan patotisiologis yang mendasar
yang diuraikan melalui anemnesis yang seksama, pemeriksaan fisik dan informasi
laboratorium.
Anemia , dalam bahasa yunani tanpa darah adalah penyakit kurang darah yang
ditandai dengan kadar hemoglobin (Hb) dan sel darah merah (eritrosit) lebih
rendah dibandingkan normal. Jika kadar hemoglobin kurang dari 14g/dl dan
eritrosit kurang dari 41% pada pria, maka pria tersebut dikatakan anemia.
Demikian pula pada wanita, wanita yang memiliki kadar hemoglobin kurang dari
12 g/dl dan eritrosit kurang dari 37%, maka wanita itu dikatakan anemia. Berikut
ini katagori tingkat keparahan pada anemia.
Perdarahan akut juga dapat menyebabkan kekurangan darah. Pada saat terjadi
pendarahan yang hebat, mungkin gejala anemia belum tampak transfusi darah
merupakan tindakan penanganan terutama jika terjadi pendarahan akut.
Pendarahan teresebut biasanya tidak kita sadari. Pengeluaran darah biasanya
berlangsung sedikit demi sedikit dan dalam waktu yang lama.Berikut ini tiga
kemungkinan dasar penyebab anemia:
B. Kehilangan darah
Kehilangan darah dapat menyebabkan anemia karena perdarahan
berlebihan,pembedahan atau permasalahandengan pembekuan
darah.Kehilangan darah yang banyak karena menstruasi pada remaja atau
perempuan juga dapat menyebabkan anemia.Semua faktor ini akan
meningkatkan kebutuhan tubuh akan zat besi, karena zat besi dibutuhkan
untuk membuat sel darah merah baru.
Kebutuhan zat besi pada wanita juga meningkat pada saat hamil dan
melahirkan. ketika hamil seorang ibu di tuntut untuk memenuhi kebutuhan zat
besi untuk dirinya, tetapi juga harus memenuhi kebutuhan zat besi untuk
pertumbuhan janinya. selain itu, pendarahan saat melahirkan juga dapat
menyebabkan seorang ibu kehilangan banyak zat besi.
Salah satu fungsi vitamin c adalah membantu menyeret zat besi, sehingga jika
terjadi kekurangan vitamin c ,maka jumlah zat besi yang diserap akan berkurang
dan bisa terjadi anemia. Untuk mendiagnosa penyakit ini dilakukan pengukuran
kadar vitamin c dalam darah. Pada anemia jenis ini sum-sum tulang menghasilkan
sel darah merah berukuran kecil.
C. Anemia Makrositik
Jenis anemia ini disebabkan karena tubuh kekurangan vitamin B12 atau asam
folat. Anemia ini memiliki ciri sel-sel darah abnormal dan berukuran besar
(Makrositer) dengan kadar hemoglobin per eritrosit yang normal atau lebih tinggi
(hiperkrom) dan MCV tinggi. MCV atau Mean Corpuscular Volume merupakan
salah satu karakteristik sel darah merah.Sekitar 90% anemia makrositik yang
terjadi adalah anemia pernisiosa.
Selain menggangu proses pembentukan sel darah merah kekurangan vitamin
b12 juga mempengaruhi sistem saraf, sehingga penderita anemia ini akan
merasakan kesemutan ditangan dan kaki, tungkai dan kaki,dan tangan seolah mati
rasa, serta kaki dalam bergerak. gejala lain yang dapat terlihat diantaranya adalah
buta warna tertentu,termasuk warna kuning dan biru, luka terbuka dilidah atau
lidah seperti terbakar,penurunan berat badan, warnakulit menjadi lebih gelap,
linglung, depresi, penurunan fungsi intelektual.
D. Anemia Hemolitik
Anemia hemolitik terjadi bila sel darah merah dihancurkan jauh lebih
cepatdari normal. umur sel darah merah normalnya 120 hari. pada anemia
hemolitik,umur sel darah merah lebih pendeksehingga sumsum tulang penghasil
sel darah merah tidak dapat memenuhi kebutuhan tubuh akan sel darah merah.
F. Anemia Aplastik
Merupakan jenis anemia yang berbahaya, karena dapat mengancam jiwa.
Anemia aplastik terjadi bila ”pabrik” (sumsum tulang)pembuatan darah merah
terganggu. Pada anemia aplastik, terjadi penurunan produksi sel darah (eritrosit,
leukosit dan trombosit).Anemia aplastik disebabkan oleh bahan kimia, obat-
obatan, virus dan terkait dengan penyakit-penyakit yang lain.
3) Pola Hidup
Menjaga agar sedikitnya jumlah hemoglobin dalam eritrosit. Kekurangan
hemoglobin ini menyebabkan kemampuan darah mengikat oksigen berkurang.
4) Pola Aktifitas
Menjaga kondisi dimana tubuh kekurangan zat gizi yang diperlukan untuk
sintesis eritrosit, antara lain besi, vitamin B12 dan asam folat. Selebihnya
merupakan akibat dari beragam kondisi seperti perdarahan, kelainan genetik,
penyakit kronik, keracunan obat, dan sebagainya. Menghindari situasi kekurangan
oksigen atau aktivitas yang membutuhkan oksigen. Melakukan tes darah secara
rutin untuk melihat profil darah dan mencegah terjadinya anemia.
1. Anemia Ringan
2. Anemia Sedang
3. Anemia Berat
Salah satu yang paling penting dan paling banyak sel adalah jenis sel darah merah.
Yang lain adalah jenis sel darah putih dan sel platelets. Tujuan dari sel darah
merah adalah untuk memberikan oksigen paru-paru ke bagian lain dari tubuh.
1. Berkurangnya pembentukan sel darah merah yaitu kekuranga zat besi, vitamin
B12, asam folat, vitamin C, dan penyakit kronik.
Gangguan produksi sel darah di sumsum tulang atau adanya kelainan di sumsum
tulang sehingga tidak dapat memproduksi sel darah juga dapat menjadi penyebab
kekurangan darah.
Disebabkan faktor genetik yaitu adanya suatu antibodi tertentu di dalam tubuh
yang menghancurkan sel darah merah sehingga terjadi anemia.
Anemia karena kekurangan vitamin B12 dikenal dengan nama Anemia pernisiosa.
Anemia Pernisiosa adalah anemia megaloblastik yang disebabkan oleh
kekurangan vitamin B12. Anemia megaloblastik paling sering disebabkan oleh
kekurangan vitamin B12 dan asam folat dalam makanan atau ketidakmampuan
untuk menyerap vitamin tersebut. Kadang anemia ini disebabkan oleh obat-obat
tertentu yang digunakan untuk mengobati kanker.
Selain zat besi, sumsum tulang memerlukan vitamin B12 dan asam folat untuk
menghasilkan sel darah merah. Jika kekurangan salah satu darinya, bisa terjadi
anemia megaloblastik. Kekurangan vitamin B12 biasanya disebabkan karena
kurang baiknya penyerapan dan kekurangan dalam makanan yang dikonsumsi.
Akibatnya timbul anemia, pucat, gangguan perut, kurang berat, dan glositis.
Biasanya kekurangan vitamin B12 terdiagnosis pada pemeriksaan darah rutin
untuk anemia.
Selain mengurangi pembentukan sel darah merah, kekurangan vitamin B12 juga
mempengaruhi sistem saraf dan menyebabkan:
Sel darah merah merupakan komponen darah yang terbanyak dalam satu mililiter
darah. Setiap orang memiliki jutaan bahkan miliaran sel darah merah dalam
tubuhnya.
Penghitungan sel darah merah digunakan untuk menentukan apakah kadar sel
darah merah rendah (anemia) atau tinggi (polisitemia). Pada penghitungan sel
darah merah, akan dinilai jumlah dan ukuran dari sel darah merah. Bentuk sel
darah merah pun dilihat di bawah mikroskop. Informasi mengenai jumlah, ukuran
dan bentuk sel darah merah akan digunakan untuk mendiagnosa jenis anemia yang
diderita berikut kemungkinan penyebabnya.
Contoh darah diambil untuk memeriksa adanya antibodi terhadap faktor intrinsik.
Biasanya antibodi ini ditemukan pada 60-90% penderita anemia pernisiosa.
1. Diberikan sejumlah kecil vitamin B12 radioaktif per-oral (ditelan) dan diukur
penyerapannya.
Jika anemia pernisiosa disebabkan oleh infeksi usus, biasanya penderita akan
diberi antibiotik. Jika ada gangguan di usus halus, mungkin dibutuhkan
pembedahan. Tetapi, jika anemianya terjadi akibat kurang makan makanan
bervitamin B12, maka pola makan harus diperbaiki dan penderita harus
mengkonsumsi tambahan vitamin B12 sepanjang hidupnya.
BAB III
PENUTUP
1.1 Kesimpulan
Vitamin adalah sekelompok senyawa organic (Zat Organoloptik) yang sangat
dibutuhkan tubuh dan memiliki peran penting dalam mengatur proses
metebolisme tubuh. Secara umum vitamin tidak dapat di prosukdi oleh tubuh.
Tiap – tiap vitamin mempunyai fungsi dan tugas – tugasnya yang spesifik
termasuk dalam petumbuhan dan pemeliharaan kesehatan. Secara umum vitamin
di kelompokan menjadi dua kelompok yaitu:
Anemia adalah istilah yang menunjukan rendahnya hitungan sel darah merah
dan kadar hemoglobin dan hematokrit di bawah normal. Anemia adalah
berkurangnya hingga di bawah nilai normal sel darah merah, kualitas hemoglobin
dan volume packed red bloods cells (hematokrit) per 100 ml darah (Price, 2006 :
256).
Anemia umumnya disebabkan oleh perdarahan kronik. Gizi yang buruk atau
gangguan penyerapan nutrisi oleh usus. Juga adapat menyebabkan seseorang
mengalami kekurangan darah. Demikian juga pada wanita hamil atau menyusui,
jika asupan zat besi berkurang, besar kemungkinan akan terjadi anemia.
Pendarahan saluran pencernaan, kebocoran pada saringan darah di ginjal,
menstruasi yang berlerbihan, serta para pendonor darah yang tidak diimbangi
dengan gizi yang baik dapat mjemiliki resiko anemia.
1.2 Saran
Diharapkan menjadi referensi tambahan yang bermanfaat khususnya bagi
mahasiswa keperawatan dan mendapatkan pengetahuan untuk pembaca.
Disamping itu alangkah baiknya kita sudah mengetahui pengetahuan yang sudah
dijelaskan untuk berbagi kepada kelurga, teman, sahabat dan semuanya.
DAFTAR PUSTAKA
Lal, H. 2000. Biochemistry for Dental Students. CBS Publishers and Distributor,
New Delhi.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Vitamin adalah sekelompok senyawa organic (Zat Organoloptik) yang
sangat dibutuhkan tubuh dan memiliki peran penting dalam mengatur proses
metebolisme tubuh. Secara umum vitamin tidak dapat di prosukdi oleh tubuh.
Tiap – tiap vitamin mempunyai fungsi dan tugas – tugasnya yang spesifik
termasuk dalam petumbuhan dan pemeliharaan kesehatan
Anemia, cacingan, dan KKP adalah penyakit yang sering di derita oleh
masyarakat. Penyebabnya sangat beragam. Ada beberapa faktor yang
mempengaruhi diantaranya yaitu kurangnya kesadaran untuk melakukan pola
hidup sehat. Cacingan yang dianggap sepele dapat mengakibatkan infeksi ringan
yang sangat mengganggu terutama pada anak-anak yang dalam masa
pertumbuhan. Infeksi ringan dapat mnegakibatkan anemia dengan berbagai
manifestasi klinis, baik yang terlihat secara nyata maupun yang tidak terlihat.
Sedangkan dalam kasus infeksi yang sedang sampai dengan berat dapat
mengganggu proses penyerapan makanan sehingga zat-zat gizi tidak dapat diserap
dengan baik oleh tubuh.
A. Rumusan Masalah
Apa pengertian pencegahan dan penanggulangan kekurangan
vitamin,anemia,cacingan,dan kkp ?
B. Tujuan
Untuk mengetahui pengertian pencegahan dan penanggulangan kekurangan
vitamin,anemia,cacingan,dan kkp.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1Definisi Vitamin
Fungsi:
Vitamin A berperan dalam pengelihatan dan merupakan salah satu
komponen penyususun pigmen mata. Selain itu fungsi vitamin A juga ikut
berperan penting menjaga kesehatan, kekebalan tubuh, pertumbuhan dan
perkembanga, dan sangat baik untuk menjaga kesehatan kulit.
Nabati: karoten= sumber karoten adalah sayuran berwarna hijau dan buah
– buahan yang berwarna kuning kemerahan seperti wortel, pisang, papaya,
2. Vitamin D
Vitamin D dibuat dari ergosterol yang diradiasi. Ergosterol diperoleh dari
ragi sisa industry bir. Vitamin D pertama kali ditemukan oleh Mc. Collum
dan Sherman. Mereka menyebutnya sebagai vitamin antiraktis. Vitamin D
mulai dikenal dan dibedakan dari Vitamin A di dalam kandungan minyak
ikan, yang sanggup menghindari penyakit rickets dan mendorong
pertumbuhan. Vitamin D juga meningkatkan absorbs kalsium dari saluran
pencernaan dan juga membantu mengontrol penyimpanan kalsium
ditulang.
Fungsi:
Vitamin D Antara lain mengatur kadar kalsium dan fosfor dalam darah,
memperbesar penyerapan kalsium dan fosfor dari usus, membantu peroses
penulangan, serta memengaruhi kerja kelenjar endokrin.
3. Vitamin E
Vitamin E tahan terhadap suhu tinggi serta asam, karena bersifat
antioksidan, Vitamin E mudah teroksidasi terutama bila pada lemak yang
tengik, timah, garam besi serta mudah rusak oleh sinar UV.
Fungsi
Antioksidan kuat, sintesis DNA, merangsang reaksi kekebalan, mencegah
PJK, melindungi sel darah merah dari hemolysis, reproduksi, dan
mencegah keguguran.
4. Vitamin K
Vitamin K larut dalam lemak dan tahan panas, tetapi mudah rusak oleh
radiasi, asam dan alkali.
Fungsi
Vitamin K sangat penting bagi pembentukan protombin. Kadar
protombin dalam darah yang tinggi baik untuk penggumpalan darah.
Fungsi
Sebagai menambah nafsu makan serta mengatur fungsi alat – alat
pencernaan dan fungsi saraf.
2. Vitamin B2 (Riboflavin)
Berwarna kuning tahan panas, oksigen dan asam, dan tidak tahan cahaya
dan alkali
Fungsi
Membantu enzim menghasilkan energy dan membantu produksi sel darah
merah.
3. Vitamin B3 (Niacin)
Niacin memiliki keunikan sendiri yaitu mampu mengahasilkan dua
koenzim yaitu NAD (Nicotinamide Adenine Dinukleotid) dan NADP
(Nicotamide Adenine Dinukleotid Phospate).
Fungsi
Dapat membentuk asam amino tryptophan yang mampu menenangkan
sistem saraf pusat.
Fungsi
Membantu metabolisme asam amino dan asam lemak, membantu
pembentukan sel darah merah.
6. Vitamin B8 (Biotin)
Fungsi
Untuk menjaga sistem kekebalan tubu, produksi sel darah merah, menjaga
kulit serta rabut gelap sehat dan menjaga berfungsinya sistem saraf.
7. Vitamin C
Salah satu elemen yang paling penting dalam diet harian individu.
Fungsi
Vitamin C membantu menjaga kesehatan gigi dan gusi. Membantu
menyerap zat besi yang diperlukan untuk membuat sel darah merah.
Vitamin C juga membantu luka bakar dan menyembuhkan luka. Vitamin C
merupakan antioksidan melindungi sel terhadap radikal bebas, produk dari
aktivitas sel normal yang berpartisipasi dalam reaksi kimia dalam sel.
Akibat kekurangan Vitamin C
Kelelahan, perubahan mood, berat badan menurun secara mendadak, sendi
dan otot sakit, memar berlebihan, kondisi gigi, kering rambut dan kulit dan
infeksi
B. Kehilangan darah
Kehilangan darah dapat menyebabkan anemia karena perdarahan
berlebihan,pembedahan atau permasalahandengan pembekuan
darah.Kehilangan darah yang banyak karena menstruasi pada remaja atau
perempuan juga dapat menyebabkan anemia.Semua faktor ini akan
meningkatkan kebutuhan tubuh akan zat besi, karena zat besi dibutuhkan
untuk membuat sel darah merah baru.
Kebutuhan zat besi pada wanita juga meningkat pada saat hamil
dan melahirkan. ketika hamil seorang ibu di tuntut untuk memenuhi
kebutuhan zat besi untuk dirinya, tetapi juga harus memenuhi kebutuhan
zat besi untuk pertumbuhan janinya. selain itu, pendarahan saat melahirkan
juga dapat menyebabkan seorang ibu kehilangan banyak zat besi.
D. Anemia Hemolitik
Anemia hemolitik terjadi bila sel darah merah dihancurkan jauh
lebih cepatdari normal. umur sel darah merah normalnya 120 hari. pada
anemia hemolitik,umur sel darah merah lebih pendek sehingga sumsum
tulang penghasil sel darah merah tidak dapat memenuhi kebutuhan tubuh
akan sel darah merah.
F. Anemia Aplastik
Merupakan jenis anemia yang berbahaya, karena dapat mengancam
jiwa. Anemia aplastik terjadi bila ”pabrik” (sumsum tulang)pembuatan
darah merah terganggu. Pada anemia aplastik, terjadi penurunan produksi
sel darah (eritrosit, leukosit dan trombosit).Anemia aplastik disebabkan
oleh bahan kimia, obat-obatan, virus dan terkait dengan penyakit-penyakit
yang lain.
A. Pendidikan
Pendidikan dan upaya yang ada kaitannya dengan peningkatan
asupan zat besi melalui makanan Konsumsi tablet zat besi dapat
menimbulkan efek samping yang mengganggu sehingga orang cenderung
menolak tablet yang diberikan. Agar mengerti, harus diberikan pendidikan
yang tepat misalnya tentang bahaya yang mungkin terjadi akibat anemia,
dan harus pula diyakinkan bahwa salah satu penyebab anemia adalah
defisiensi zat besi. Asupan zat besi dari makanan dapat ditingkatkan
melaluitiga cara :
C. Pola Hidup
Menjaga agar sedikitnya jumlah hemoglobin dalam eritrosit.
Kekurangan hemoglobin ini menyebabkan kemampuan darah mengikat
oksigen berkurang.
D. Pola Aktifitas
Menjaga kondisi dimana tubuh kekurangan zat gizi yang
diperlukan untuk sintesis eritrosit, antara lain besi, vitamin B12 dan asam
folat. Selebihnya merupakan akibat dari beragam kondisi seperti
perdarahan, kelainan genetik, penyakit kronik, keracunan obat, dan
sebagainya. Menghindari situasi kekurangan oksigen atau aktivitas yang
membutuhkan oksigen. Melakukan tes darah secara rutin untuk melihat
profil darah dan mencegah terjadinya anemia.
Cacing masuk ke dalam tubuh manusia lewat makanan atau minuman yang
tercemar telur-telur cacing. Umumnya, cacing perut memilih tinggal di usus halus
yang banyak berisi makanan. Meski ada juga yang tinggal di usus besar.
Penularan penyakit cacing dapat lewat berbagai cara, telur cacing bisa masuk dan
tinggal dalam tubuh manusia. Ia bisa masuk lewat makanan atau minuman yang
dimasak menggunakan air yang tercemar. Jika air yang telah tercemar itu dipakai
untuk menyirami tanaman, telur-telur itu naik ke darat. Begitu air mengering,
mereka menempel pada butiran debu. Telur yang menumpang pada debu itu bisa
menempel pada makanan dan minuman yang dijajakan di pinggir jalan atau
terbang ke tempat-tempat yang sering dipegang manusia. Mereka juga bisa
berpindah dari satu tangan ke tangan lain. Setelah masuk ke dalam usus manusia,
cacing akan berkembang biak, membentuk koloni dan menyerap habis sari-sari
makanan. Cacing mencuri zat gizi, termasuk protein untuk membangun otak.
Setiap satu cacing gelang memakan 0,14 gram karbohidrat dan 0,035
protein per hari. Cacing cambuk menghabiskan 0,005 milimeter darah per hari dan
cacing tambang minum 0,2 milimeter darah per hari. Kalau jumlahnya ratusan,
berapa besar kehilangan zat gizi dan darah yang digeogotinya. Seekor cacing
gelang betina dewasa bisa menghasilkan 200.000 telur setiap hari. Bila di dalam
perut ada tiga ekor saja, dalam sehari mereka sanggup memproduksi 600.000 telur
2.3.2 Pencegahan
Cara terbaik dalam mencegah agar anak anda tidak sampai mengalami
cacingan, adalah:
c. Minum obat cacing dosis sekali minum setiap 6 bulan sekali, khususnya
di masa libur sekolah dimana anak-anak cenderung lebih sering bermain di
luar rumah
Kekurangan kalori protein adalah defisiensi gizi terjadi pada anak yang
kurang mendapat masukan makanan yang cukup bergizi, atau asupan kalori dan
protein kurang dalam waktu yang cukup lama (Ngastiyah, 1997).
Kurang kalori protein (KKP) adalah suatu penyakit gangguan gizi yang
dikarenakan adanya defisiensi kalori dan protein dengan tekanan yang bervariasi
pada defisiensi protein maupun energi (Sediaoetama, 1999).
a. Klasifikasi KKP
b. Tanda-tanda KKP
1. KKP Ringan
h) Aktifitas berkurang.
j) Rambut kemerahan.
2. KKP Berat
a) Gangguan pertumbuhan.
b) Mudah sakit.
c) Kurang cerdas.
c. Cara Penyembuhan
2.4.1 Pengobatan
Pada lapisan terdalam, sebab langsung dari KKP adalah konsumsi kurang dan
sebab tak langsungnya hambatan absorpsi dan hambatan utilisasi zat-zat gizi
berbagai hal, misalnya karena penyakit. KKP sebab primer (langsung) disebut
KKP primer dan yang disebabkan faktor tak langsung disebut KKP sekunder.
Penyakit infeksi dan infestasi cacing dapat memberikan hambatan absorpsi dan
hambatan utilisasi zat gizi yang menjadi dasar timbulnya KKP.
1. Tingkat keluarga
Gambar 2.3. Indikator KMS bila berat badan balita dibawah garis merah
d) Berat badan balita tiga bulan berturut-turut tidak nail (3T), artinya
balita mengalami gangguan pertumbuhan, sehingga harus langsung dirujuk
ke Puskesmas/ Rumah Sakit.
e) Balita tumbuh baik bila: Garis berat badan anak naik setiap bulannya.
f) Balita sehat, jika : Berat badannya selalu naik mengikuti salah satu
pita warna atau pindah ke pita warna diatasnya.
g) Jika anak telah menderita karena kekurangan gizi, maka segera berikan
kalori yang tinggi dalam bentuk karbohidrat, lemak, dan gula. Sedangkan
untuk proteinnya bisa diberikan setelah sumber-sumber kalori lainnya
sudah terlihat mampu meningkatkan energi anak. Berikan pula suplemen
mineral dan vitamin penting lainnya. Penanganan dini sering kali
membuahkan hasil yang baik. Pada kondisi yang sudah berat, terapi bisa
dilakukan dengan meningkatkan kondisi kesehatan secara umum. Namun,
biasanya akan meninggalkan sisa gejala kelainan fisik yang permanen dan
akan muncul masalah intelegensia di kemudian hari.
Tindakan pencegahan terhadap marasmus menurut Rani et al
(1998) dapat dilaksanakan dengan baik bila penyebab diketahui. Usaha-
usaha tersebut memerlukan sarana dan prasarana kesehatan yang baik
untuk pelayanan kesehatan dan penyuluhan gizi. Pemberian air susu ibu
(ASI) sampai umur 2 tahun merupakan sumber energi yang paling baik
untuk bayi. Ditambah dengan pemberian makanan tambahan yang bergizi
pada umur 6 tahun ke atas. Pencegahan penyakit infeksi, dengan
meningkatkan kebersihan lingkungan dan kebersihan perorangan,
pemberian imunisasi, dan mengikuti program keluarga berencana untuk
mencegah kehamilan terlalu kerap. Penyuluhan/pendidikan gizi tentang
pemberian makanan yang adekuat merupakan usaha pencegahan jangka
panjang. Pemantauan (surveillance) yang teratur pada anak di daerah yang
endemis kurang gizi, dengan cara penimbangan berat badan tiap bulan.
h) Mengatur jarak kehamilan ibu agar ibu cukup waktu untuk merawat dan
mengatur makanan yang bergizi untuk buah hati mereka
2. Tingkat posyandu
1) BCG
2) DPT
3) Polio
4) Hepatitis B3
5) Campak
Tambahan :
1) HiB (meningitis)
4) Influenza
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Vitamin adalah sekelompok senyawa organic (Zat Organoloptik) yang
sangat dibutuhkan tubuh dan memiliki peran penting dalam mengatur proses
metebolisme tubuh. Secara umum vitamin tidak dapat di prosukdi oleh tubuh.
Tiap – tiap vitamin mempunyai fungsi dan tugas – tugasnya yang spesifik
termasuk dalam petumbuhan dan pemeliharaan kesehatan. Secara umum vitamin
di kelompokan menjadi dua kelompok yaitu:
Kekurangan kalori protein adalah defisiensi gizi terjadi pada anak yang
kurang mendapat masukan makanan yang cukup bergizi, atau asupan kalori dan
protein kurang dalam waktu yang cukup lama (Ngastiyah, 1997).
Kurang kalori protein (KKP) adalah suatu penyakit gangguan gizi yang
dikarenakan adanya defisiensi kalori dan protein dengan tekanan yang bervariasi
pada defisiensi protein maupun energi (Sediaoetama, 1999).
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Indra, wulandari yettik. 2013. Prinsip Prinsip Dasar Ahli Gizi. Jakarta Timur:
Dunia cerdas
Widyastuti,Agustin,Hardiyanto.(Peneterjemah).2008.GiziKesehatan
Masyarakat.Jakarta:
Dewi, Pujiastuti N, Ibnu Fajar. 2013. Ilmu Gizi untuk praktisi kesehatan.
Yogyakarta: Graha Ilmu Ruko Jambusari No.7 A
KELOMPOK 7
CARA MEMBERIKAN MAKANAN MELALUI ORAL
DAN MELALUI SONDE
BAB I
PENDAHULUAN
Berikut ini ialah pengertian serta definisi makanan menurut beberapa ahli;
Prasetyono
Makanan sehat ialah dengan meramu berbagai jenis makanan yang
seimbang, sehingga terpenuhi seluruh kebutuhan gizi bagi tubuh serta mampu
dirasakan secara fisik dan mental.
Hulme
Makanan sehat ialah makanan dalam arti yang sesungguhnya dan mampu
menikmati makanan tersebut. Makanan yang sehat harus dapat terdiri dari
makanan utama dan makanan penunjang. Makanan sehat tersebut juga dikenal
dengan istilah yaitu 4 dan 5 sempurna.
Akan tetapi kepopulerannya sudah mulai memudar karena berbagai alasan.
Makan dengan lauk pauk tahu, tempe, sepotong daging, serta mangkuk sayur
masih belum cukup dapat memenuhi kebutuhan gizi. Bila dilihat, menu makan
tersebut sudah dianggap memenuhi kebutuhan kalori serta protein, tetapi apakah
di dalamnya sudah tercakup nutrisi lain yang diperluhkan tubuh.
Banyaknya zat-zat kimia serta hanya memiliki 1 atau 2 kandungan saja, sehingga
tubuh masih saja kekurangan akan beberapa zat yang sangat penting, berikut label
beberapa bahan makanan yang telah mengandung 4 sehat 5 sempurna:
Banyak pasien telah mengalami kekurangan nutrisi ketika masuk rumah sakit.
Makanan yang dihidangkan di rumah sakit mungkin berbeda dari makanan
yang biasa dikonsumsi pasien. Pasien mungkin tidak suka makanan rumah
sakit.
Makanan mungkin dihidangkan pada waktu ketika pasien tidak biasa makan
dan ketika mereka tidak merasa lapar.
Pasien sering mendapat diet khusus di rumah sakit untuk membantu terapi
penyakit mereka (sebagai contoh, individu yang mengalami masalah jantung
biasa mendapat diet rendah garam). Pasien mungkin tidak suka perubahan
pada diet.
pasien dengan membangkitkan selera pasien pada pasien yang tidak mandiri serta
untuk mempercepat proses penyembuhan dan hospitalisasi yang di lakukan.
1. Pengetahuan
2. Prasangka
3. Kebiasaan
4. Kesukaan
5. Ekonomi
o Prosedur Kerja
Cuci tangan dan atur peralatan.
Jelaskan prosedur pada pasien.
Bantu pasien untuk posisi Fowler.
Berdirilah disisi kanan tempat tidur pasien bila anda bertangan
dominan kanan(atau sisi kiri bila anda bertangan dominan kiri).
Periksa dan perbaiki kepatenan nasal. Minta pasien untuk bernafas melalui satu
lubang hidung saat lubang yang lain tersumbat, ulangi pada lubang hidung yang
lain, Bersihkan mukus dan sekresi dari hidung dengan tissue lembab atau lidi kapas.
Periksa adakah infeksi dan lain-lain.
Tempatkan handuk mandi diatas dada pasien.
Persiapkan tissue dalam jangkauan.
Gunakan sarung tangan.
Tentukan panjang slang yang akan dimasukkan dan ditandai dengan plester.
Ukur jarak dari lubang hidung ke daun telinga, dengan menempatkan ujung
melingkar slang pada daun telinga; Lanjutkan pengukuran dari daun telinga ke
tonjolan sternum; tandai lokasi di tonjolan sternum dengan plester kecil.
Minta pasien menengadahkan kepala, masukkan selang ke dalam lubang hidung
yang paling bersih.
Pada saat anda memasukkan slang lebih dalam ke hidung, minta pasien menahan
kepala dan leher lurus dan membuka mulut.
Ketika slang terlihat dan pasien bisa merasakan slang dalam faring, instruksikan
pasien untuk menekuk kepala ke depan dan menelan.
Untuk mengamankan slang: gunting bagian tengah plester sepanjang 2 inchi,
sisakan 1 inci tetap utuh, tempelkan 1 inchi plester pada lubang hidung, lilitkan
salah satu ujung, kemudian yang lain, satu sisi plester lilitan mengitari slang.
Plesterkan slang secara melengkung ke satu sisi wajah pasien.
Nutrisi Enteral
Nutrisi Enteral merupakan pemberian nutrient melalui saluran cerna dengan
menggunakan sonde (tube feeding). Nutrisi enteral direkomendasikan bagi pasien-pasien
yang tidak dapat memenuhi kebutuhan nutrisinya secara volunter melalui asupan oral.
Pemberian nutrisi enteral dini (yang dimulai dalam 12 jam sampai 48 jam setelah pasien
masuk ke dalam perawatan intensif [ICU]) lebih baik dibandingkan pemberian nutrisi
parenteral.
Pasien-pasien yang dapat diberikan nutrisi enteral adalah mereka yang tidak bisa makan,
tidak dapat makan, dan tidak cukup makan (ASPEN, 1998) “Bila usus bekerja,
gunakanlah.” Kalimat yang sudah sering diucapkan berulang-ulang kali itu, merupakan
panduan untuk pemberian dukungan nutrisi.
Biasanya, adanya bunyi usus dan flatus merupakan indikator bahwa saluran cerna
berfungsi, khususnya pada pasien-pasien paska pembedahan. Namun, penelitian
menunjukkan bahwa motilitas saluran cerna yang menurun pada periode paska operasi ini,
hanya mempengaruhi lambung dan usus besar (kolon), dan tidak mempengaruhi fungsi usus
halus.
Berkurangnya ataupun hilangnya bunyi usus tidak perlu sampai menghambat
pemberian nutrisi enteral (Lewis et al 2001).
Sebaliknya, adanya bunyi usus juga tidak menjamin bahwa pemberian nutrisi enteral bisa
sukses, misalnya pada pasien-pasien dengan Intractablle diarrhea.
Efek Samping Pemasangan Selang Nasogastrik
Beberapa efek samping yang dapat muncul dari pemasangan selang nasogastrik
adalah rasa mual dan muntah, perut kembung, serta naiknya makanan dan obat dari
lambung. Selain itu, risiko terjadinya cedera pada hidung, kerongkongan, dan lambung saat
pemasangan selang juga dapat terjadi.
Durasi Penggunaan Selang Nasogastrik
Lamanya penggunaan selang nasogastrik tergantung pada kondisi pasien dan tujuan
pemasangannya, tetapi sebaiknya digunakan hanya dalam jangka pendek. Selang ini bisa
terpasang hingga 4–6 minggu, namun harus diganti setiap 3–7 hari atau sesuai kebutuhan.
Perawatan Selang Nasogastrik di Rumah
Jika Anda memiliki anggota keluarga yang harus tetap menggunakan selang
nasogastrik sepulang dari rumah sakit, berikut ini adalah hal-hal yang penting untuk Anda
ketahui mengenai perawatan selang nasogastrik:
Sebelum pulang dari rumah sakit, tanyakan kepada dokter atau perawat mengenai cara
membuat makanan dan pemberiannya melalui selang nasogastrik, dan jangan lupa
untuk meminta jadwal pemberian makan.
Cuci tangan sebelum dan sesudah menyentuh selang.
Sebelum memberikan makanan atau obat, pastikan selang masih terpasang sempurna
dengan melihat lokasi penanda pada selang, dan pastikan pita perekat masih berada
pada tempatnya.
Saat pemberian makan hingga 1 jam setelah makan, tegakkan tubuh pasien sehingga
posisi kepalanya lebih tinggi daripada lambung.
Tempelkan pita perekat dengan baik agar selang tetap pada tempatnya. Pita perekat
dapat diganti setiap hari, atau saat pita perekat kotor atau basah. Sebelum melepaskan
pita perekat, oleskan sedikit air di atasnya dan area sekitarnya, lalu cabut secara
perlahan.
Bilas selang setiap Anda selesai memberikan makanan atau obat, agar selang tidak
tersumbat. Caranya adalah dengan mengalirkan air menggunakan syringe yang
direkomendasikan oleh dokter.
Jaga kebersihan mulut pasien dengan menyikat giginya dan memberikannya obat
kumur, atau sesuai anjuran dokter.
Pasien masih dapat mandi seperti biasa setelah penutup selang terpasang dengan rapat
dan pita perekat terpasang erat. Setelah mandi, keringkan hidung dan pita perekat
hingga benar-benar kering.
Bersihkan dan keringkan kulit di sekitar hidung pasien dengan air hangat secara
berkala. Oleskan krim pelembap pada kulit di daerah hidung, terutama jika ada
kemerahan.
Jika terjadi penyumbatan pada selang nasogastrik, pastikan selang tidak bengkok atau
terlipat, lalu alirkan air hangat dengan kekuatan sedang menggunakan syringe.
Jika pasien perlu menggunakan selang nasogastrik dalam jangka waktu lama, ganti
selang nasogastrik secara berkala dengan bantuan dokter atau petugas medis. Jangan
coba-coba untuk memasang sendiri selang nasogastrik jika Anda belum dilatih untuk
melakukannya.
Tanda Bahaya Penggunaan Selang Nasogastrik
Segera hubungi dokter atau petugas medis jika Anda mendapati pasien yang
menggunakan selang nasogastrik mengalami kondisi berikut:
Sesak napas
Muntah
Nyeri pada ulu hati
Demam
Iritasi, kemerahan, pengelupasan kulit, atau pembengkakan pada lubang hidung
tempat selang nasogastrik terpasang
Penyumbatan pada selang yang tidak bisa diatasi dengan pembilasan di rumah
Jika pasien sudah mampu makan secara langsung dan kebutuhan nutrisinya terpenuhi, maka
selang nasogastrik bisa dilepas dan pasien bisa sepenuhnya kembali makan lewat mulut.
Meski menimbulkan rasa tidak nyaman dan berisiko menimbulkan efek samping,
selang nasogastrik sangat penting untuk memberikan nutrisi dan obat-obatan kepada pasien,
jika pemberian makanan atau obat lewat mulut tidak memungkinkan. Selama penggunaan
dan perawatan selang nasogastrik dilakukan dengan benar sesuai anjuran dokter, risiko efek
sampingnya dapat diminimalkan. Oleh karena itu, jika Anda masih bingung atau mengalami
kesulitan dalam merawat selang nasogastrik di rumah, jangan ragu untuk bertanya kepada
dokter.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pemberian makan secara oral adalah pemberian makanan dan minuman pada klien
secara langsung melalui mulut. Tindakan pemasangan selang nasogastrik tube ( NGT ) adalah
proses medis yaitu memasukkan selang plastik ( selang nasogastrik , NGT ) melalui hidung,
melewati tenggorokan dan terus sampai ke dalam lambung. Memberi dan minum pada
pasien-pasien yang mengalami gangguan-gangguan tertentu bisa dibantu oleh perawat,
keluarga atau keduanya.
3.2 saran
Manusia tidak terlepas dari berbagai penyakit terutama saluran pencernaan dan arena
makanan tidak bisa melalui oral maka dengan bantuan NGT. Oleh karena itu sebelum semua
itu terjadi, sebaiknya konsumsilah makanan yang sehat dan cara atau pola makanan yang
teratur sehingga tidak terjadi gangguan pada pencernaan tersebut. Dan yang terpenting adalah
pola hidup sehat dan kualitas hidup semakin ditingkatkan.
DAFTAR PUSTAKA