Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PENDAHULUAN

STASE PRANIKAH & PRA KONSEPSI

Disusun Oleh
CUCU HALIMATUSYADIAH
225491517060

UNIVERSITAS NASIONAL
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI PROFESI BIDAN
2022
1. Summary review manajemen Asuhan kebidanan pada masa pranikah &
prakonsepsi
a. Identifikasi teori aplikasi peran bidan dalam melakukan skrining
masalah dan gangguan kesehatan sebelum hamil
Prakonsepsi terdiri dari dua kata yaitu pra dan konsepsi. Pra berarti
sebelum dan konsepsi berarti pertemuan sel ovum dengan sperma
sehingga terjadi pembuahan. Jadi prakonsepsi berarti sebelum terjadi
pertemuan sel sperma dengan ovum atau pembuahan atau sebelum hamil.
Kesehatan pranikah merupakan bagian dari asuhan prakonsepsi. Asuhan
prakonsepsi memiliki banyak keuntungan dan variasi, diantaranya
memungkinkan identifikasi penyakit medis, pengkajian kesiapan
psikologis, keuangan dan pencapaian tujuan hidup (Varney dalam
Kriebs&Gegor, 2012). Untuk mendapatkan kehamilan yang sehat,
kondisi fisik, mental, dan sosial harus disiapkan sejak dini, dimulai dari
masa remaja.
Berbagai permasalah kesehatan yang disebutkan di atas akan
berdampak pada status kesehatan ibu hamil dan janinnya jika kondisi
tersebut tidak ditangani terlebih dahulu. Upaya yang dilakukan sesuai
dengan pendekatan siklus hidup “continuum of care” yang dimulai
dengan memastikan setiap anak dan remaja tumbuh dan berkembang
secara sehat. Hal ini sejalan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 61
Tahun 2014 tentang Kesehatan Reproduksi yang kemudian
dioperasionalkan dalam Permenkes Nomor 97 Tahun 2014 tentang
Pelayanan Kesehatan Masa Sebelum Hamil, Masa Hamil, Persalinan, dan
Masa Sesudah Melahirkan, Penyelenggaraan Pelayanan Kontrasepsi,
serta Pelayanan Kesehatan Seksual, yang menyatakan bahwa setiap
perempuan berhak mendapatkan pelayanan kesehatan ibu untuk
mencapai hidup sehat dan berkualitas serta mengurangi angka kematian
ibu.
Pemeriksaan kesehatan sebelum hamil sebaiknya dilakukan
minimal 3 bulan sebelum kehamilan dimulai. Saran dan terapi yang
diberikan dokter dari hasil pemeriksaan ini bersifat individual, tidak sama
antara satu orang dan orang lainnya, karena setiap orang memiliki
riwayat kesehatan, kondisi kesehatan, dan lingkungan yang berbeda juga
perlu memberikan informasi yang lengkap supaya pemeriksaan ini
optimal, salah satu permasalahan yang sering terjadi adalah anemia.
Anemia
1) Pengertian Anemia
Anemia merupakan keadaan dimana masa erosit dan atau masa
hemoglobin yang beredar tidak memenuhi fungsinya untuk
menyediakan oksigen bagi jaringan tubuh (Martini, 2015).
Anemia adalah berkurangnya jumlah eritrosit (sel darah
merah) dan kadar hemoglobin (Hb) dalam setiap milimiter kubik
darah. Kadar hemoglobin normal pada remaja putri adalah 12 gr/dl.
Remaja putri dikatakan anemia jika kadar hemoglobin <12 gr/dl
Hampir semua gangguan pada system peredaran darah disertai
dengan anemi yang ditandai warna kepucatan pada tubuh terutama
pada ekstremitas (Dodik, 2016).
2) Etiologi
Penyebab anemia menurut Muttaqin (2019), antara lain:
(1) Perdarahan, misalnya ulkus, gastritis, atau tumor saluran
pencernaan, serta malabsorpsi, terutama setelah reseksi gaster
(2) Malabsorpsi besi. Besi tidak dapat diabsorpsi dengan baik bila
klien diet dengan serat tinggi
(3) Menoragia (menstruasi berlebihan). Setiap ml darah
mengandung 0,5 mg besi. Kehilangan besi umumnya sedikit
sekali, dari 0,5 sampai 1 mg/ hari. Namun, wanita yang
mengalami menstruasi kehilangan tambahan 15-28 mg/ bulan.
Walaupun kehilangan darah karena menstruasi berhenti selama
hamil meningkat, pembentukan plasenta, tali pusat, dan fetus,
serta untuk mengimbangi darah yang hilang pada waktu
melahirkan.
(4) Klien dengan alkoholisme kronis sering mengalami kekurangan
asupan besi dan kehilangan zat besi akibat hilangnya darah dari
traktus gastrointestinal sehingga menimbulkan anemia.
Penyebab anemia menurut Mansjoer (2012) antara lain: 1)
Perdarahan 2) Kekurangan gizi seperti : zat besi, vitamin B12, dan
asam folat 3) Penyakit kronik, seperti ginjal, abses paru, bronkietas,
empiema 4) Kelainan darah 5) Ketidaksanggupan sum-sum tulang
membentuk sel-sel darah.
Penyebab anemia dipengaruhi status gizi yang diperngaruhi oleh
pola makan, sosial ekonomi, lingkungan dan status kesehatan.
Menurut hasil penelitian Ansari (2018) bahwa penyebab utama
anemia selama kehamilan di seluruh dunia adalah kekurangan zat
besi sekunder karena asupan makanan kronis yang tidak memadai,
diperkuat oleh tuntutan fisiologis dari janin dan ekspansi volume
darah ibu selama kehamilan. Anemia sangat ditentukan oleh absorpsi
zat besi, diet yang mengandung zat besi, kebutuhan zat besi yang
meningkat dan jumlah zat besi yang hilang (Pratama, 2016).
Beberapa faktor yang menyebabkan anemia, dikelompokkan
menjadi penyebab langsung dan tidak langsung. Penyebab langsung
meliputi kecukupan makanan dan infeksi penyakit, sedangkan
penyebab tidak langsung antara lain perhatian terhadap wanita yang
masih rendah di keluarga. Kurangnya zat besi di dalam tubuh dapat
disebabkan oleh kurang makan sumber makanan yang mengandung
zat besi, makanan cukup namun yang dimakan bioavailabilitas
besinya rendah sehingga jumlah zat besi yang diserap kurang, dan
makanan yang dimakan mengandung zat penghambat absorbsi besi
(Roosleyn, 2013).
Beberapa infeksi penyakit memperbesar risiko menderita
anemia pada umumnya adalah cacing. Perhatian terhadap wanita
yang masih rendah di keluarga oleh sebab itu wanita di dalam
keluarga masih kurang diperhatikan dibandingkan laki-laki. Anemia
gizi lebih sering terjadi pada kelompok usia dengan kriteria
pendidikan yang rendah, kurang memahami kaitan anemia dengan
faktor lainnya, kurang mempunyai akses mengenai informasi anemia
dan penanggulangannya, kurang dapat memilih bahan makanan yang
bergizi, khususnya yang mengandung zat besi relatif tinggi, kurang
dapat menggunakan pelayanan kesehatan yang tersedia, ekonomi
yang rendah; karena: kurang mampu membeli makanan sumber zat
besi karena harganya relatif mahal, kurang mempunyai akses
terhadap pelayanan kesehatan yang tersedia,. Status sosial wanita
yang masih rendah di masyarakat; mempunyai beberapa akibat yang
mempermudah timbulnya anemia gizi.
Menurut Stropler (2017) bahwa anemia disebabkan oleh
kekurangan zat gizi yang dibutuhkan untuk sintesis eritrosit normal
terutama zat besi, vitamin B12, dan asam folat. Banyak faktor yang
menyebabkan anemia yaitu
(1) Asupan makanan yang tidak memadai sekunder akibat diet
buruk tanpa suplementasi
(2) Penyerapan yang tidak adekuat akibat diare, achlorhydria,
intestinal (Penyakit seperti penyakit celiac, atrophic gastritis,
parsial atau total gastrektomi.
(3) Penggunaan yang tidak memadai akibat gangguan
gastrointestinal kronis
(4) Meningkatnya kebutuhan zat besi untuk pertumbuhan volume
darah, yang terjadi selama masa kanak-kanak, masa remaja,
kehamilan, dan menyusui.
(5) Peningkatan ekskresi karena darah menstruasi yang berlebihan
(pada perempuan); perdarahan dari luka; atau kehilangan darah
kronis akibat pendarahan tukak, pendarahan wasir, varises
esofagus, enteritis regional, penyakit celiac, penyakit Crohn,
kolitis ulserativa, parasit.
(6) Peningkatan kerusakan besi dari ketersediaan besi di plasma dan
penggunaan zat besi yang rusak akibat peradangan kronis atau
kronis lainnya.
3) Tanda-Tanda Anemia
Tanda- tanda anemia menurut Mansjoer (2012) dapat dibedakan
menjadi tanda umum dan khusus. 1) Tanda Umum Meliputi
kepucatan membran mukosa yang timbul bila kadar hemoglobin
kurang dari 9-10g/dl. Sebaliknya, warna kulit bukan tanda yang
dapat diandalkan. Sirkulasi yang hiperdinamik dapat menunjukan
takikardi, nadi kuat, kardiomegali, dan bising jantung aliran sistolik
khususna pada apeks. Gambaran gagal jantung kongestif mungkin
ditemukan, khususnya pada orang tua 2) Tanda Spesifik Tanda yang
spesifik biasanya dikaitkan dengan jenis anemia tertentu, misalnya
koilonika dengan defisiensi besi, ikterus dengan anemia hemolitik
atau megaloblastik, ulkus tungkai dengan anemia sel sabit dan
anemia hemolitik lain, deformitas tulang dengan talasemia mayor
dan anemia hemolitik kongenital lain yang berat.
4) Gejala Anemia
Sering merasa Lesu, lemah letih, lelah dan lalai (5L). Sering
mengeluh pusing dan mata berkunang-kunang. Gejala lebih lanjut
adalah kelopak mata, bibir, lidah, kulit telapak tangan menjadi pucat.
Bahkan bisa terjadi pingsan, rasa haus, berkeringat, denyut nadi yang
cepat dan lemah, dan pernapasan yang cepat (pada awalnya dalam
dan kemudian menjadi dangkal) (Rukman, 2014).
5) Dampak anemia pada Remaja
Anemia dapat mengganggu pertumbuhan dimana tinggi dan
berat badan menjadi tidak sempurna. Selain itu daya tahan tubuh
akan menurun sehingga mudah terserang penyakit. Anemia juga
dapat menyebabkan menurunnya produksi energy dan akumulasi
laktat dalam otot. Anemia yang terjadi pada massa hamil
berhubungan dengan kejadian BBLR (Berat Bayi Lahir Rendah) dan
peningkatan risiko kematian ibu dan bayi perinatal. Selama
kehamilan, anemia diasosiasikan dengan peningkatan kesakitan dan
kematian.Anemia tingkat berat diketahui merupakan faktor risiko
kematian ibu.Untuk janinnya sendiri, anemia selama kehamilan
dapat meningkatkan risiko BBLR, kelahiran prematur, dan defisiensi
zat besi serta anemia pada bayi nantinya. (Dodik, 2016).

Tabel Batasan Hemoglobin Darah


Kelompok Hemoglobin
Anak usia 6 bulan-5 tahun <11 g/dL
Anak usia 5-11 tahun <11,5 g/dL
Anak usia 12-18 tahun <12 g/dL
Wanita tidak hamil <12 g/dL
Wanita hamil <11 g/dL
Pria < 13 g/dL
Sumber: Dodik, 2016
6) Patofisiologi Anemia
Anemia gizi dimulai dari adanya tanda-tanda menipisnya
simpangan zat besi (feritin) dan bertambahnya absorbsi zat besi yang
digambarkan dengan meningkatnya kapasitas pengikatan zat besi.
Pada tahap yang lebih lanjut berupa habisnya simpanan zat besi,
berkurangnya kejenuhan transferin, berkurangnya jumlah
protoporpirin yang diubah menjadi heme dan akaan diikuti dengan
menurunnya kadar feritin serum. Akibatnya terjadinya anemia
dengan adanya ciri yang khas yaitu rendah nya kadar haemoglobin
(Nahsty, 2015).

b. Identifikasi rentang konsepsi yang sehat menurut kebijakan nasional


Kegiatan pelayanan kesehatan masa sebelum hamil berdasarkan
Permenkes No.97 Tahun 2014 meliputi :
1. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik yang dimaksudkan paling sedikit meliputi
pemeriksaan tanda vital dan pemeriksaan status gizi. Pemeriksaan
status gizi harus dilakukan terutama untuk menanggulangi masalah
kurang energi kronis (KEK) dan pemeriksaan status anemia.
2. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang merupakan pelayanan kesehatan yang
dilakukan berdasarkan indikasi medis, terdiri atas pemeriksaan darah
rutin, pemeriksaan darah yang dianjurkan, pemeriksaan penyakit
menular seksual, pemeriksaan urin rutin dan pemeriksaan penunjang
lainnya.
3. Pemberian imunisasi
Pemberian imunisasi dilakukan dalam upaya pencegahan dan
perlindungan terhadap penyakit Tetanus. Pemberian imunisasi
Tetanus Toxoid (TT) dilakukan untuk mencapai status T5 hasil
pemberian imunisasi dasar dan lanjutan. Status T5 ditujukan agar
wanita usia subur memiliki kekebalan penuh.
4. Suplementasi gizi
Pemberian suplementasi gizi bertujuan untuk pencegahan anemia
gizi. Pemberian suplementasi gizi untuk pencegahan anemia gizi
dilaksanakan dalam bentuk pemberian edukasi gizi seimbang dan
tablet tambah darah.
5. Konsultasi kesehatan
Konsultasi kesehatan berupa pemberian komunikasi, informasi, dan
edukasi.
6. Pelayanan kesehatan lainnya. Pelayanan kesehatan yang harus
diperhatikan dalam skrining prakonsepsi adalah pemeriksaan
psikologis. Kondisi psikologis sangat mempengaruhi kehamilan
sehingga perlu mendapatkan perhatian khusus.

c. Identifikasi aplikasi teori etika, komunikasi dan konseling dalam


menangani masalah pada prakonsepsi dengan kasus anemia
1) KIE pemeriksaan kesehatan
2) KIE tentang pola hidup sehat
3) KIE perencanaan kehamilan
4) KIE bahaya 4T (terlalu muda, terlalu tua, terlalu dekat, dan terlalu
sering)
5) KIE tentang Keluarga Berencana
6) Pencegahan dan penanggulangan Anemia pada Rematri dan WUS
a) Meningkatkan konsumsi makanan bergizi.
b) Makan makanan yang banyak mengandung zat besi dari bahan
makanan hewani (daging, ikan, ayam, hati, telur) dan bahan
makanan nabati (sayuran berwarna hijau tua, kacang-kacangan,
tempe.
c) Makan sayur-sayuran dan buah-buahan yang banyak
mengandung vitamin c (daun katuk, daun singkong, bayam,
jambu, tomat, jeruk dan nenas) sangat bermanfaat untuk
meningkatkan penyerapan zat besi dalam usus.
d) Menambah pemasukan zat besi kedalam tubuh dengan minum
Tablet Tambah Darah (TTD). Mengobati penyakit yang
menyebabkan atau memperberat anemia seperti: kecacingan,
malaria, dan penyakit TBC.
Upaya pencegahan dan penanggulangan anemia dilakukan
dengan memberikan asupan zat besi yang cukup ke dalam tubuh
untuk meningkatkan pembentukan haemoglobin. Upaya yang dapat
dilakukan adalah:
a) Meningkatkan asupan makanan sumber zat besi
Meningktkan asupan makanan sumber zat besi dengan pola
makan bergizi seimbang, yang terdiri dari aneka ragam
makanan, terutama sumber pangan hewani yang kaya zat besi
(besi heme) dalam jumlah yang cukup sesuai dengan AKG.
Selain itu juga perlu meningkatkan sumber pangan anabatic
yang kaya zat besi (besi non- heme), walaupun penyerapannya
lebih rendah dibanding dengan hewani. Makanan yang kaya
sumber zat besi dari hewani contohnya hati, ikan, daging dan
unggas, sedangkan dari nabati yaitu sayuran berwarna hijau tua
dan kacang-kacangan.
b) Fortifikasi bahan makanan dengan zat besi
Fortifikasi bahan makanan yaitu menambahkan satu atau lebih
zat gizi kedalam pangan untuk meningkatkan nilai gizi pada
pangan tersebut.Penambahan zat gizi dilakukan pada industry
pangan, untuk itu disarankan membaca label kemasan untuk
mengetahui apakah bahan makanan tersebut sudah difortifikasi
dengan zat besi.Makanan yang sudah difortifikasi di Indonesia
antara lain tepung terigu, beras, minyak goreng, mentega, dan
beberapa snack.
c) Suplementasi zat besi
Pada keadaan dimana zat besi dari makanan tidak mencukupi
kebutuhan terhadap zat besi, perlu didapat dari suplementasi zat
besi. Pemberian suplementasi zat besi secara rutin selama jangka
waktu tertentu bertujuan untuk meningkatkan kadar hemoglobin
secara cepat, dan perlu dilanjutkan untuk meningkatkan
simpanan zat besi didalam tubuh. Suplementasi Tablet Tambah
Darah (TTD) Pada Rematri dan WUS merupakan salah satu
upaya pemerintah Indonesia untuk memenuhi asupan zat besi.
Pemberian tablet tambah darah (TTD) dengan dosis yang tepat
dapat mencegah anemia dan meningkatkan cadangan zat besi di
dalam tubuh.
Untuk meningkatkan penyerapan zat besi sebaiknya Tablet
Tambah Darah (TTD) dikonsumsikan bersama dengan :
a) Buah –buahan sumber vitamin C ( jeruk, papaya, manga, jambu
biji dan lain-lain).
b) Sumber protein hewani, seperti hati, ikan, unggas dan daging.
c) Hindari mengonsumsi tablet tambah darah (TTD) bersamaan
dengan: Teh dan kopi karena mengandung senyawa fitat dan
tannin yang dapat mengikat zat besi menjadi senyawa yang
kompleks sehingga tidak dapat diserap.
d) Tablet kalsium dosis yang tinggi, dapat menghambat
penyerapan zat besi. Susus hewani umumnya mengandung
kalsium dalam jumlah yang tinggi sehingga dapat menurunkan
penyerapan zat besi di mukosa usus.

d. Prinsip dasar pengambilan keputusan klinis dalam manajemen


asuhan kebidanan pada pranikah & pra konsepsi dengan masalah
anemia
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 97 Tahun 2014
Tentang Pelayanan Kesehatan Masa Sebelum Hamil, Masa Hamil,
Persalinan, Dan Masa Sesudah Melahirkan, Penyelenggaraan Pelayanan
Kontrasepsi, Serta Pelayanan Kesehatan Seksual untuk menjamin
kesehatan ibu sehingga mampu melahirkan generasi yang sehat dan
berkualitas.
Suplementasi Tablet Tambah Darah (TTD) pada rematri dan WUS
merupakan salah satu upaya pemerintah Indonesia untuk memenuhi
asupan zat besi. Pemberian TTD dengan dosis yang tepat dapat
mencegah anemia dan meningkatkan cadangan zat besi di dalam tubuh.
Sesuai rekomendasi WHO tahun 2011, upaya penanggulangan anemia
pada rematri dan WUS difokuskan pada kegiatan promosi dan
pencegahan, yaitu peningkatan konsumsi makanan kaya zat besi,
suplementasi TTD, serta peningkatan fortifikasi bahan pangan dengan zat
besi dan asam folat. Organisasi profesi dan sektor swasta diharapkan
dapat berkontribusi mendukung kegiatan komprehensif Promotif dan
Preventif untuk menurunkan prevalensi anemia pada rematri dan WUS.

e. Hasil penelitian terkait pranikah & prakonsepsi (minimal 5 jurnal)


Judul riset,
Link Jurnal Metode penelitian Rekomendasi penelitian
Peneliti dan tahun
Perilaku dan http:// metode penelitian Hasil penelitian yaitu
Budaya pada journal.stikeske ini adalah kualitatif faktor penyebab kejadian
Kejadian Anemia ndal.ac.id/ yang hasilnya akan anemia pada prahamil
Pra Hamil di index.php/ dianalisis secara disebabkan oleh beberapa
Pesisir Legung Keperawatan/ deskriptif, populasi faktor antara lain:
article/view/ penelitian ini pengetahuan, adanya
Ahmaniyah 1933 adalah remaja di budaya (pantangan makan)
Ahmaniyah wilayah kerja waktu mentruasi yang
2021 Puseksmas leggung menyebabkan kekurangan
dengan kriteria protein, perilaku dalam
sampel yaitu usia mengkonsumsi tablet fe
15-20 tahun, jenis dan pola makan dan
kelamin perempuan minum yang mengahmbat
dan bersedia penyerapan zat besi serta
menjadi responden. juga disebabkan karena
Pengambilan umur dan sosial ekonomi.
sampel Dapat disimpulkan bahwa
menggunakan budaya dan perilaku
Teknik snowball. merupakan faktor
Analisis data penyebab dari kejadian
menggunakan anemia pada pra hamil.
triangulai sumber.

Konsumsi Buah http:// Metode penelitian Hasil analisis


Kurma publikasi.lldikti ini adalah Quasi menunjukkan terdapat
Meningkatkan 10.id/ Experimen one peningkatan kadar
Kadar index.php/ group pre post test. hemoglobin (Hb) dengan
Hemoglobin Pada endurance/ Sampel dalam median skor (11,15 VS
Remaja Putri article/view/149 penelitian ini 20 12,65, P <0,05). Simpulan
Mahasiswa. Tehnik penelitian ini adalah
Safitri, Julaecha pengambilan terdapat efek terapi buah
sampel dengan kurma terhadap
2021 purposive peningkatan kadar
sampling. Data hemoglobin remaja putri
yang terkumpul
dianalisis secara
univariat dan
bivariat. Hasil uji
normalitas sebaran
data berdistribusi
tidak normal, oleh
karena itu rerata
yang digunakan
adalah median
dianalisis dengan
menggunakan uji
statistik non
parametrik yaitu
wilcoxon signed
rank.

Manajemen https:// Method This Result The findings


Asuhan journal3.uin- research in suggest that Mrs. “N”
Kebidanan alauddin.ac.id/ accordance with reported several
Kesehatan index.php/ the 7-step Varney. complaints including
Reproduksi Pada jmidwifery/ fatigue, frequent dizziness,
Ny “N” Dengan article/view/ pale conjunctiva
Anemia Pada 29212 appearance, dry lip
Wanita mucosa, and Hb 11.9 g/dl
Prakonsepsi Di as shown from the
Rsud Labuang laboratory results. The
Baji Makassar midwifery care was
conducted by providing
Irmayanti the patient with iron
Iskandar tablets containing 60 mg
of elemental iron and 250
2022 folic acids. In addition to
that, the medical team also
gave a recommendation
that the patient consume
date juice as well as 7
pieces of dates every
morning. 

The Effect Of http:// This type of The results showed that


Video Education publikasi.lldikti research is a quasi- there was a significant
And Anemia 10.id/ experimental before difference in the increase
Screening On index.php/ and after with in preconception care
Increasing endurance/ control. This behavior between the two
Behavior Of article/view/878 research was groups after the
Preconceptive conducted on intervention (p=0.004).
Treatment Of Adolescent Girls at Respondents who received
Adolescent Girls SMA Al Islam 1 education with videos and
Surakarta. Data anemia screening had the
Megayana Yessy analysis used Mc opportunity to have
Maretta Nemar and Chi- positive preconception care
Square statistical behavior by consuming
2022 tests with the help iron tablets by 1.714 times
of SPSS. compared to respondents
who were given education
with booklets and anemia
screening.

Pengaruh https://doi.org/ Desain penelitian Hasil uji statistik


Konsumsi Telur 10.52822/ yang digunakan didapatkan p value 0,001,
Terhadap jwk.v5i2.151 dalam penelitian ini dilakukan dengan
Peningkatan adalah penelitian mengkonsumsi 36 butir
Kadar eksperimen Semu telur rebus yang diberikan
Hemoglobin Pada dengan Rancangan selama 6 hari dengan
Remaja Putri one grup pretest pembagian 1 hari 6 butir
Yang Mengalami posttest. Populasi telur rebus dimakan 2 pagi,
Anemia dalam penelitian ini 2 siang dan 2 malam.
adalah remaja putri sebelum dilakukan
Rita Sari, Yeti yaitu semua penerapan terapi telur
Septiasari, penderita anemia rebus di dapat nilai
Fitriyana, yang ada di maksimum 11,7 gr/dl dan
Nurwinda Saputri Kelurahan Tanjung setelah dilakukan
Ratu, besar sampel penerapan terapi telur
2020 didapatkan didapatkan nilai
menggunakan maksimum 12,0 gr/dl.
rumus Uji T Sehingga dapat
Independen disimpulkan ada pengaruh
sebanyak 10, konsumsi telur terhadap
kemudian peningkatan kadar Hb pada
pengambilan remaja putri yang
sampel mengalami anemia di
menggunakan kelurahan Tanjung Ratu
teknik Consecutive Lampung Tengah
sampling.
Instrument yang
digunakan
penelitian ini
dengan
menggunakan
lembar observasi,
Lembar Standar
Operasional
Prosedur (SOP) dan
alat pengukur Hb
(Hb Meter).
Peneliti melakukan
analisis bivariat
yaitu menggunakan
uji paired test

2. Summary Review Prosedur Klinis


Pendokumentasian asuhan kebidanan pada ..... datang ke puskesmas pada
tanggal 02 November 2022 ingin memeriksakan keadaannya karena badan
terasa lemas dan kepala terasa sedikit pusing.
Tanggal Pengkajian : 02/11/2022
No. Registrasi : 001
Waktu Pengkajian : 09.30 WIB
Tempat Pengkajian : PMB
Pengkaji : Cucu Halimatusyadiah

Data Subjektif
1. Identitas
Nama :
Usia :
Agama :
Suku :
Pekerjaan :
Pendidikan :
Alamat :
Data Objektif
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum :
Kesadaran :
Tekanan darah :
Denyut Nadi :
Frekuensi Nafas :
Suhu tubuh :
2. Pemeriksaan Antropometri
Berat Badan :
Tinggi Badan :
IMT :
LILA :
Kadar Hb :
Gol Darah :

Assesment

Planning
1. Melakukan informed consent untuk dilakukan pemeriksaan.
2. Memberitahu klien hasil pemeriksaan
3. Memberikan penjelasan kepada klien dan keluarga bahwa klien
mengalami anemia ringan dan perlu ditangani agar tidak berlanjut
menjadi lebih berat.
4. Menjelaskan kepada klien dan ibunya bahwa dampak anemia dapat
menimbulkan terjadinya penurunan imunitas, penurunan konsentrasi,
penurunan prestasi belajar, penurunan kebugaran, penurunan
produktivitas dan pada remaja putri sebagai calon ibu akan beresiko
terhadap Kesehatan reproduksinya seperti lahir premature, BBLR,
perdarahan bahkan kematian.
5. Menganjurkan klien untuk rutin seminggu sekali mengkonsumsi tablet
tambah darah dan pada waktu menstruasi sebanyak 1x1 selama 10 hari.
6. Menjelaskan pada klien dan ibu untuk mengkonsumsi lebih banyak
makanan yang bersumber protein hewani yang ada pada daging merah
seperti daging sapi, hati ayam, daging kambing.
7. Menjelaskan pada klien dan ibu tentang penanganan anemia secara non
farmakologi yaitu dengan mengkonsumsi 6 butir telur rebus dalam sehari
yaitu 2 butir pada pagi hari, 2 butir siang hari dan 2 butir pada saat
malam selama 6 hari.
8. Menjadwalkan kunjungan ulang 1 minggu kemudian atau jika ada
keluhan.
9. Melakukan pendokumentasian

Tanda Tangan Tanda Tangan


Dosen Pembimbing Akademik Mahasiswa

(Anni Suciawati, S.Si.T., M.Kes) (Cucu halimatusyadiah)


DAFTAR PUSTAKA

1. Dini Fitri Damayanti, Wahyu Astuti, Ellisa Wati, Elma Marsita. Efektivitas
Madu Dan Tablet Fe Sebagai Upaya Peningkatan Kadar Hemoglobin Pada
Remaja Putri Di Pondok Pesantren. Journal of Nutrition College, Volume 10,
Nomor 2. 2021.

2. Trisna Yuni Handayani. Pengaruh Jus Jambu Biji Merah (Psidium Guajava)
Terhadap Meningkatkan Kadar Hemoglobin Pada Remaja Putri. Jurnal
Kesehatan, Vol. 04 No. 02. 2021.

3. Ahmaniyah, A., Aulia, A., Sarti, S., Suprayitno, E., & Sulistyorini, R. (2021).
Perilaku dan Budaya pada Kejadian Anemia Pra Hamil di Pesisir
Legung. Jurnal Keperawatan, 13(4), 947-952.

4. Iskandar, I., Mumthi’ah Al Kautzar, A., & Alza, N. (2022). MANAJEMEN


ASUHAN KEBIDANAN KESEHATAN REPRODUKSI PADA NY “N”
DENGAN ANEMIA PADA WANITA PRAKONSEPSI DI RSUD
LABUANG BAJI MAKASSAR. Jurnal Midwifery, 4(2), 14-24.

5. Maretta, M. Y., Andhikatias, Y. R., & Wulandari, Y. (2022). THE EFFECT


OF VIDEO EDUCATION AND ANEMIA SCREENING ON INCREASING
BEHAVIOR OF PRECONCEPTIVE TREATMENT OF ADOLESCENT
GIRLS. Jurnal Endurance: Kajian Ilmiah Problema Kesehatan, 7(2), 301-
310.

Anda mungkin juga menyukai