PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Masalah kesehatan adalah suatu masalah yang sangat kompleks, yang saling
berkaitan dengan masalah-masalah lain diluar kesehatan itu sendiri. Demikian pula
pemecahan masalah kesehatan masyarakat, tidak hanya dilihat dari segi kesehatan
sendiri, melainkan harus dilihat pula dari seluruh segi yang ada pengaruhnya
terhadap masalah sehatsakit atau kesehatan tersebut. Banyak faktor yang
mempengaruhi kesehatan, baik kesehatan individu maupun masyarakat. Status
kesehatan dipengaruhi oleh empat faktor yaitu lingkungan, perilaku, pelayanan
kesehatan dan hereditas (Notoatmodjo, 2007).
Anemia adalah istilah yang menunjukkan rendahnya jumlah sel darah merah
dan kadar hemoglogin dan hematokrit di bawah normal. Anemia bukan merupakan
penyakit, melainkan merupakan pencerminan keadaan suatu penyakit atau gangguan
fungsi tubuh. Secara fisiologis, anemia terjadi apabila terdapat kekurangan jumlah
hemoglobin untuk mengangkut oksigen ke jaringan. (Brunner & Suddarth, 2002).
Prevalensi anemia di dunia sangat tinggi, terutama di Negara-negara
berkembang seperti Indonesia. Menurut Word Health Organization (2008),
prevalensi kejadian anemia di dunia antara tahun 1993 sampai 2006 sebanyak 24.8
persen dari total peduduk dunia (hampir 2 milyar penduduk dunia). Prevalensi
anemia di Indonesia masih cukup tinggi. Anemia menduduki urutan keempat dalam
sepuluh besar penyakit Indonesia. Adapun dalam 25 besar penyakit yang banyak
diderita perempuan anemia juga berada di urutan keempat (Depkes, 2006).
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengkajian pada keluarga Tn.A dengan masalah anemia pada
Ny.O ?
2. Apa saja diagnose yang dapat timbul pada keluarga Tn.A dengan masalah
anemia pada Ny.O ?
3. Apa saja intervensi yang cocok direncanakan pada keluarga Tn.A dengan
masalah anemia pada Ny.O ?
4. Bagaimana implementasi yang tepat dilakukan pada keluarga Tn.A dengan
masalah anemia pada Ny.O ?
5. Bagaimana hasil evaluasi dari asuhan keperawatan yang dilakukan pada
keluarga Tn.A dengan masalah anemia pada Ny.O ?
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Untuk memberikan informasi kepada pembaca tentang penyakit anemia pada
ibu hamil
2. Tujuan Khusus
a. Mampu memahami pengertian dari penyakit anemia pada ibu hamil
b. Mampu memahami tentang penyakit anemia pada ibu hamil
c. Mampu memahami konsep dasar keperawatan anemia pada ibu hamil.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Adaptasi fisiologis terjadi selama kehamilan, salah satu adalah perubahan sistem
hematologi. Saat masa kehamilan volume darah ibu meningkat sekitar 40 sampai
45 persen (Cunningham et al, 2012). Volume darah yang meningkat
mengakibatkan kapasitas plasma dalam mengangkut nutrisi menjadi lebih besar
tetapi vikositas darah menurun. Peningkatan penyusunan darah yang tidak
seimbang menyebabkan terjadinya pengenceran darah (hemodilusi). Hemodilusi
dapat membuat konsentrasi hemoglobin menurun (Reeder, Martin, Koniak-Griffin,
2011). Konsentrasi hemoglobin dibawah 11 g/dl pada kehamilan biasanya
disebabkan oleh defisiensi zat besi dan bukan karena peningkatan volume darah.
Zat besi yang dibutuhkan selama kehamilan normal sekitar 1000 mg, sebanyak
300 mg diangkut untuk kebutuhan janin dan plasenta, dan 200 mg keluar melalui
eksresi. Pengeluaran zat besi juga terjadi pada ibu yang mengalami defisiensi zat
besi. zat besi yang dibutuhkan pada trimester pertama kehamilan lebih sedikit
karena tidak terjadinya menstruasi dan pertumbuhan janin masih lambat.
Kebutuhan zat besi akan meningkat di pertengahan kehamilan karena pertumbuhan
janin. Kebutuhan ini biasanya tidak terpenuhi oleh simpanan zat besi di dalam
tubuh, maka ibu perlu mengonsumsi suplemen zat besi ( Cunningham et al, 2012 )
Kekurangan gizi dan perhatian yang kurang terhadap ibu hamil merupakan
predisposisi anemia defisiensi ibu hamil di Indonesia. Menurut WHO, 40%
kematian ibu di negara berkembang berkaitan dengan anemia dalam kehamilan.
Menurut World Health Organization (2015), angka kejadian anemia sangat tinggi
di Asia yaitu terjadi di Negara India sebanyak 88%. Angka kejadian di Afrika
sekitar 50 % kejadian. Prevalensi anemia pada ibu hamil di Amerika Latin
sebanyak 40% sedangkan angka tertinggi di Karibia mencapai 60% wanita hamil
yang menderita anemia. Kebanyakan anemia dalam kehamilan disebabkan oleh
defisiensi besi dan perdarahan akut bahkan tidak jarang keduanya saling
berinteraksi ( Saifuddin, 2009).
Di Indonesia, anemia gizi masih merupakan salah satu dari empat masalah gizi
utama disamping kurang kalori protein, defisiensi vitamin A, dan gondok
endemik. Prevalensi anemia pada ibu hamil di Indonesia berdasarkan Riset
Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007 sebanyak 24,5
%, sedangkan berdasarkan Riskesdas tahun 2013 mengalami peningkatan menjadi
37,1 % dan prevalensinya hampir sama antara ibu hamil di perkotaan (36,4%) dan
perdesaan (37,8%). Hal ini menunjukkan angka tersebut mendekati masalah
kesehatan masyarakat berat (Severe Public Health Problem) dengan batas
prevalensi kurang lebih 40% (Kemenkes RI, 2013 ).
2. Etiologi
Menurut Syafruddin (2011) anemia dapat terjadi bila tubuh kita tidak membuat sel
darah merah secukupnya, anemia juga dapat disebabkan kehilangan atau kerusakan
pada sel tersebut. Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan anemia meliputi :
a. Kekurangan zat besi, vitamin B12 atau asam folat. Anemia megaloblastik
disebabkan kekurangan asam folat.
b. Kehilangan darah akibat perdarahan dalam satu siklus haid pada perempuan
c. Penghancuran sel darah merah (anemia hemolitik)
d. Infeksi, misalnya infeksi HIV dan infeksi oportunistik terkait penyakit HIV.
e. Obat-obatan, seperti obat yang dipakai untuk mengobati HIV dan infeksi terkait
yang menyebabkan anemia.
Kehamilan, pada kehamilan terjadi proses hemodilusi (pengenceran darah) yang dapat
menyebabkan anemia defisiensi besi
3. Patofisiologi
Volume darah ibu bertambah lebih kurang 50% ysng menyebabkan
konsentrasi sel darah merah mengalami penurunan. Keadaan ini tidak
normal bila konsentrasi tuun terlalu rendah yang menyebabkan Hb
sampai
<11 gr%. Peningkatan volume darah dapat menyebabkan penurunan
hemoglobin dan pengenceran darah. Meningkatnya volume darah berarti
meningkat pula jumlah zat besi yang dibutuhkan untuk memproduksi sel-
sel darah merah sebagai kompensasi tubuh untuk menormalkan
konsentrasi hemoglobin. Ketidakseimbangan plasma darah dan eritrosit
memuncak pada trimester kedua menyebabkan penurunan hemoglobin
ditandai dengan kekurangan zat besi. pada kehamilan tahap selanjutnya,
ekspansi plasma dasarnya berhenti sementara massa hemoglobin terus
meningkat. Pada trimester ketiga laju peningkatan volume darah tidak
begitu besar, kebutuhan akan zat besi terus meningkat karena peningkatan
massa hemoglobin ibu berlanjut dan zat besi banyak disalurkan ke janin
(Cunningham dkk, 2012).
Zat besi diperlukan untuk memproduksi sel darah merah dan enzim
tertentu yang dibutuhkan untuk fungsi jaringan, janin dan plasenta, dan
untuk mengganti peningkatan kehilangan zat besi harian. Kebutuhan zat
besi janin meningkat pada empat minggu terakhir kehamilan. Kebutuhan
ini akan terpenuhi dengan mengorbankan kebutuhan zat besi ibu. Karena
cadangan zat besi neonatus berkaitan dengan status zat besi ibu.
Defisiensi zat besi tidak hanya mengganggu produksi sel darah merah
tetapi juga mempengaruhi fungsi selular yang berakibatkan terganggunya
fungsi muscular dan neurotransmitter, perubahan sel epitel dan fungsi
gastrointestinal (Bothamley & Boyle, 2011).
Wanita memiliki 2,3 g zat besi total yang sebagian besar ditemukan di
dalam sel darah merah sebagai hemoglobin. Zat besi total ditentukan oleh
asupan, pengeluaran, dan penyimpanan mineral. Zat besi yang tidak
digunakan akan disimpan sebagai komplek protein yang dapat larut
dalam feritinin terutama terdapat di hati, sumsum ulang, limpa, dan otot
skeletal. Dibutuhkan mekanisme absorbsi sistem gastrointestinal untuk
mempertahankan fungsi Hb dan zat besi yang disimpan (mioglobin).
Faktor utama yang mengendalikan absorbsi zat besi adalah jumlah zat
besi yang disimpan di tubuh dan jenis zat besi yang terdapat di diet
seseorang (Robson, 2011). Menurut Gibney (2009), deplesi zat besi dapat
dipilah menjadi tiga tahap dengan derajat keparahan yang berbeda dan
berkisar dari ringan hingga berat. Adapun ketiga tahap tersebut adalah
sebagai berikut :
a. Kepala pusing
b. Palpitasi
c. Berkunang-kunang
d. Gangguan sistem neuromuskular
e. Lesu, lemah, lelah, dan pembesaran kelenjar limfa
f. Pucat
g. Lidah, bibir, kuku pucat
h. Mudah mengantuk
i. Cepat letih. (Syafruddin, 2011)
5. Komplikasi
Ada tiga komplikasi yang umun terjadi pada anemia yaitu gagal jantung, kejang dan
parestesia (perasaan yang menyimpang seperti rasa terbakar dan kesemutan).
6. Penatalaksanaan
a. Penatalaksanaan Keperawatan
Semua wanita hamil harus menjalani hitung darah lengkap, termasuk kadar
hemoglobin, hematokrit, dan sel darah merah, secara dini pada masa pranatal.
Pemberian zat besi per oral umumnya diberikan untuk mencegah atau mengatasi
defisiensi zat besi. Rata-rata 3 sampai 5 mg/hari zat besi dibutuhkan untuk
memasok kebutuhan zat besi wanita dan janin, dengan kebutuhan akan zat besi
mengalami peningkatan dalam 5 bulan terakhir kehamilan mencapai 3 sampai 7
mg/hari (Cunningham et al, 2012). Banyak preparat oral zat besi organik dan
anorganik tersedia untuk terapi tersebut. Senyawa paling banyak adalah ferum
sulfat (200-300mg) sebanyak dua sampai tiga kali setiap hari) dan ferum glukonat
(320 mg sebanyak dua sampai tiga kali setiap hari). Semua obat-obatan ini dapat
dikonsumsi setelah makan untuk menurunkan efek samping pada saluran
pencernaan.
Terapi zat besi lewat suntikan (besi dekstran [imferon]) jarang dibutuhkan,
kecuali klien tidak dapat mentoleransi preparat oral zat besi oral merupakan
akibat dari kegagalan untuk minum obat tersebut (zat besi cenderung
menyebabkan gangguan sistem pencernaan) atau terjadinya kekurangan asam folat
yang bersamaan.
Pengkajian riwayat diet komprehensif selama hari dilakukan untuk mengevaluasi
status nutrisi umum wanita hamil dan jumlah zat besi yang tersedia lewat sumber-
sumber nutrisi. Faktor lain yang harus dipertimbangkan adalah keadaan keuangan
dan sosial wanita, penggunaan sumber-sumber yang terdapat dalam masyarakat,
seperti program pemberian, makanan tambahan bagi wanita, bayi, dan anak- anak,
dan kebiasaan makan. Diet kaya zat besi dianjurkan bagi semua wanita hamil.
Konselor nutrisi atau perawat harus memberikan petunjuk mengenai sunber-
sumber diet yang mengandung zat besi. Sumber-sumber makanan tersebur adalah
sereal yang diperkaya, hati buah bit, kismis, sayur-sayuran berdaun hijau, daging
merah, telur, kacang polong, buah-buahan kering dan gandum utuh.
Pendidikan kesehatan pada ibu hamil yang menderita anemia adalah dengan
mengkonsumsi nutrisi yang baik untuk mencegah terjadinya anemia jika sedang
hamil, makan makanan yang tinggi kandungan zat besi seperti sayuran berdaun hijau,
daging merah, sereal, telur, dan kacang tanah) yang dapat membantu memastikan
bahwa tubuh menjaga pasokan besi yang diperlukan untuk berfungsi dengan baik.
Selain itu pemberian vitamin adalah cara terbaik untuk memastikan bahwa tubuh
memiliki cukup asam besi dan folat, dan pastikan tubuh mendapatkan setidaknya 27
mg zat besi setiap hari, yaitu dengan cara mengkonsumsi makanan yang tinggi
kandungan zat besi (Proverawati,2011).
B.Asuhan Keperawatan Teoritis Keperawatan Keluarga pada Ibu Hamil
dengan Anemia
1. Pengkajian Keperawatan
Menurut Friedman (2010) membagi proses keperawatan keluarga ke dalam tahap-
tahap meliputi identifikasi data, tahap, dan riwayat perkembangan, data
lingkungan, struktur keluarga, fungsi keluarga dan koping keluarga. Hal-hal yang
perlu dikumpulkan datanya dalam pengkajian keluarga adalah :
a. Data Umum
1) Nama kepala keluarga
2) Alamat dan nomor telepon
3) Komposisi keluarga
Meliputi daftar anggota, termasuk : nama, umur, pendidikan, dan status imunisasi
anggota keluarga. Komposisi keluarga terdiri dari Genogram 3 generasi.
a) Umur ibu hamil
Umur seorang ibu berkaitan dengan alat-alat reproduksi wanita. Umur reproduksi
yang sehat dan aman adalah umur 20-35 tahun. Kehamilan di usia kurang dari 20
tahun secara biologis belum optimal, emosinya cenderung labil, mentalnya belum
matang sehingga mudah mengalami keguncangan yang mengakibatkan kurangnya
perhatian terhadap pemenuhan zat-zat gizi selama kehamilannya, sedangkan 35 tahun
terkait dengan kemunduran dan penurunan daya tahan tubuh serta berbagai penyakit
yang menimpa pada usia ini. Pada usia ibu dapat mempengaruhi timbulnya anemia,
yaitu semakin rendah usia ibu hamil maka semakin rendah kadar hemoglobinnya.
WHO melaporkan bahwa setengah ibu hamil mengalami anemia,secara global 55%
dimana secara bermakna trimester III lebih tinggi mengalami anemia
dibandingkan pada
trimester I dan trimester II. Masalah ini disebabkan karena kurangnya defisiensi zat
besi lainnya (Mc Carthy dan Maine, 1992).
4) Tipe Keluarga
Menjelaskan mengenai tipe/jenis keluarga beserta kendala atau masalah yang terjadi
pada keluarga tersebut (Padila, 2012). Biasanya pada tipe extended family terjadinya
masalah pada keluarga yang ikut mempengaruhi anggota keluarga lainnya.
5) Suku
Mengkaji asal usul suku bangsa keluarga serta mengidentifikasi budaya suku bangsa
tersebut terkait dengan kesehatan (Padila, 2012).
6) Agama
Mengkaji agama yang dianut oleh keluarga serta kepercayaan yang dapat
mempengaruhi kesehatan (Padila, 2012).
7) Status sosial ekonomi keluarga
Status sosial ekonomi keluarga ditentukan oleh pendapatan baik dari kepala keluarga
maupun anggota keluarga lainnya. Selain itu sosial ekonomi keluarga ditentukan
pula oleh kebutuhan – kebutuhan yang dikeluarkan oleh keluarga serta barang-barang
yang dimiliki oleh keluarga. Keadaan status ekonomi yang rendah mempengaruhi
dalam kecukupan pemenuhan gizi keluarga terutama ibu hamil (Padila, 2012).
8) Aktivitas rekreasi keluarga
Aktivitas yang dilakukan bersama-sama dengan keluarga, frekuensi aktivitas anggota
keluarga, dan penggunaan waktu senggang secara bersama-sama seperti menonton
televisi dan mendengarkan radio juga merupakan aktivitas rekreasi (Padila, 2012).
b. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga
9) Tahap perkembangan keluarga saat ini
Tahap perkembangan keluarga ditentukan oleh anak tertua dari keluarga ini (Padila,
2012).
10) Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi Menjelaskan perkembangan
keluarga yang belum terpenuhi, menjelaskan mengenai tugas perkembangan
keluarga yang belum terpenuhi oleh keluarga serta kendala-kendala mengapa
tugas perkembangan tersebut belum terpenuhi (Padila, 2012).
11) Riwayat keluarga inti
Menjelaskan mengenai riwayat keluarga inti meliputi riwayat penyakit keturunan,
riwayat kesehatan masing-masing anggota keluarga, perhatian keluarga terhadap
pencegahan penyakit status imunisasi, sumber pelayanan kesehatan yang bisa
digunakan keluarga dan pengalaman terhadap pelayanan kesehatan. Keluarga yang
mempunyai riwayat TB paru pada anggota keluarganya, dapat memungkinkan risiko
anemia pada ibu hamil (Padila, 2012).
12) Riwayat keluarga sebelumnya
Menjelaskan mengenai riwayat kesehatan keluarga dari pihak suami dan istri (Padila,
2012).
b. Lingkungan
1) Karakteristik rumah
Karakteristik rumah diidentifikasi dengan melihat luas rumah, tipe rumah, jumlah
ruangan, jumah jendela, pemanfaatan ruangan, peletakan perabotan rumah tangga,
jenis septic tank, jarak septic tank dengan sumber air minum yang digunakan serta
denah rumah (Padila, 2012).
Kondisi rumah keluarga yangg kurang sinar matahari, keadaan rumah yang agak
kotor, perabotan rumah yang agak berantakan memperparah kondisi anemia pada
ibu hamil. Sehingga dapat
menyebabkan risiko komplikasi dari anemia mungkin dapat terjadi, contohnya si ibu
dapat mudah mengalami infeksi (Padila, 2012).
2) Karakteristik lingkungan dan komunitas RW
Menjelaskan mengenai karakteristik dari tetangga dan komunitas setempat, yang
meliputi kebiasaan, lingkungan fisik, aturan/kesepakatan penduduk setempat, budaya
setempat yang mempengaruhi kesehatan. Keluarga yang hidup di suatu komunitas
yang mempunyai kebudayaan/keyakinan tertentu, misalnya : berpantang makan-
makanan tertentu selama hamil dapat mempengaruhi kondisi ibu hamil (Padila,
2012).
3) Mobilitas geografis keluarga
Mobilitas geografis keluarga ditentukan dengan melihat kebiasaan keluarga
berpindah tempat. Status rumah yang dihuni oleh keluarga apakah rumah sendiri atau
menyewa, sudah berapa lama tinggal di daerah tersebut dan pindah dari daerah mana
(Padila, 2012).
4) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat Menjelaskan mengenai
waktu yang digunakan keluarga untuk berkumpul serta perkumpulan
keluarga yang ada dan sejauhmana interkasi
keluarga dengan masyarakat (Padila, 2012).
a) Fasilitas sosial dan kesehatan
Fasilitas kesehatan yang tidak memadai dan tidak terjangkau menjadi kendala dalam
kelangsungan pengobatan pada ibu hamil dengan anemia (Padila, 2012).
b) Fasilitas transportasi
Transportasi merupakan sarana yang penting dan sangat diperlukan agar penderita
mendapatkan pelayanan kesehatan sehingga tidak memperburuk keadaan si penderita
salah satunya ibu hamil (Padila, 2012).
5) Sistem pendukung keluarga
Jumlah anggota keluarga yang sehat, fasilitas-fasilitas yang dimiliki keluarga untuk
menunjang kesehatan mencakup fasilitas fisik, fasilitas psikologis atau pendukung
dari anggota keluarga dan fasilitas sosial atau dukungan dari masyarakat setempat.
Dalam keberhasilan penanganan anemia pada ibu hamil di suatu keluarga diperlukan
dukungan dari suami dan anggota keluarga yang lain(Padila, 2012).
c. Struktur keluarga
1) Pola komunikasi keluarga
Menjelaskan cara berkomunikasi antar anggota keluarga, bahasa yang digunakan dan
efektif tidaknya (keberhasilan) komunikasi dalam keluarga (Padila, 2012).
2) Struktur kekuatan keluarga
Kemampuan anggota keluarga mengendalikan dan mempengaruhi orang lain untuk
menugbah perilaku. Sejauhmana keluarga mampu mengambil keputusan dengan
tepat dalam mengatasi masalah anemia yang ada di keluarga (Padila, 2012).
3) Struktur peran keluarga
Menjelaskan peran dari masing-masing anggota keluarga baik secara formal maupun
informal. Apakah anggota keluarga sudah menjalankan perannya dalam keluarga
dengan baik sesuai dengan fungsinya. Seorang penderita anemia akan mengalami
penurunan aktivitas fisik dalam melaksanakan peran (Padila, 2012).
4) Nilai dan norma budaya
Menjelaskan mengenai norma dan norma yang dianut oleh keluarga yang
berhubungan dengan kesehatan. Kebudayaan/keyakinan tertentu, misalnya : bapak
makan dulu,
ibu dan anak makan terakhir dapat mempengaruhi kondisi pada ibu hamil (Padila,
2012).
d. Fungsi Keluarga
1) Fungsi Afektif
Hal yang perlu dikaji yaitu gambaran diri anggota keluarga, perasaan memiliki dan
dimiliki dalam kelaurga, dukungan keluarga terhadap anggota keluarga lainnya.
Komunikasi yang tidak efektif di dalam keluarga dapat mempengaruhi
ketidakharmonisan/kehangatan di dalam suatu keluarga. Sikap saling menghargai dan
saling pengertian antar anggota keluarga diperlukan di dalam anggota keluarga yang
mengalami anemia (Padila, 2012).
2) Fungsi Sosialisasi
Keluarga dikaji bagaimana interaksi atau hubungan dalam keluarga, sejauhmana
anggota keluarga belajar disiplin, norma, budaya dan perilaku (Padila, 2012).
3) Fungsi Perawatan Kesehatan
Menjelaskan sejauh mana keluarga menyediakan makanan, pakaian, perlindungan
serta merawat anggota keluarga yang sakit. Sejauh mana pengetahuan keluarga
mengenai sehat sakit. Kesanggupan keluarga di dalam melaksanakan perawatan
kesehatan dapat dilihat dari kemampuan keluarga melaksanakan 5 tugas kesehatan
keluarga, yaitu keluarga mampu mengenal masalah kesehatan keluarga, mengambil
keeputusan yang tepat untuk melakukan tinndakan, melakukan perawatan terhadap
anggota keluarga yang sakit, memodifikasi dan memelihara lingkungan yang dapat
meningkatkan kesehatan dan keluarga mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan
yang terdapat di lingkungan wilayah tempat tinggalnya (Padila, 2012).
e. Stress dan koping keluarga
1) Stressor jangka pendek dan jangka panjang
a. Stressor jangka pendek yaitu stressor yang dialami keluarga yang memerlukan
penyelesaian dalam waktu ± 6 bulan (Padila, 2012).
b. Stressor jangka panjang yaitu stressor yang dialami keluarga yang memerlukan
penyelesaian dalam waktu ≥ 6 bulan (Padila, 2012).
2) Kemampuan keluarga berespon terhadap masalah Dikaji sejauhmana
keluarga berespons terhadap stressor
3) Strategi koping yang digunakan
Dikaji strategi koping yang digunakan keluarga bila menghadapi permasalahan/stress
4) Stategi adaptasi disfungsional
Dijelaskan mengenai strategi adaptasi disfungsional yang digunakan keluarga bila
menghadapi permasalahan/stress (Padila, 2012).
f.Harapan Keluarga
Pada akhir pengkajian, perawat menanyakan harapan keluarga terhadap petugas
kesehatan (Padila, 2012).
g. Pemeriksaan fisik anggota keluarga
Pemeriksaan fisik dilakukan pada semua anggota keluarga. Metode yang digunakan
sama dengan pemeriksaan fisik klinis yaitu head to toe (Padila, 2012).
Tabel 2.1
Skala untuk menentukan prioritas masalah
(Bailon dan Maglaya, 2009)
Menonjolkan masalah :
1) segera 2
2) tidak perlu 1 1
3) tidak dirasakan 0
Total skor
Cara Skoring :
3. Rencana Keperawatan
Intervensi keperawatan keluarga dibuat berdasarkan pengkajian keluarga,
dengan merumuskan tujuan, mengidentifikasi strategi intervensi
alternative dan sumber serta menentukan prioritas, intervensi tidak
bersifat rutin, acak, atau standar, tetapi dirancang begi keluarga tertentu
dengan siapa perawat keluarga sedang bekerja (Friedman, 2010).
Menurut Padila (2012) intervensi keperawatan keluarga terdiri dari
penetapan tujuan, mencakup tujuan umum dan tujuan khusus, rencana
intervensi serta dilengkapi dengan rencana evaluasi yang memuat kriteria
standar. Tujuan dirumuskan secara spesifik dapat diukur, dapat dicapai,
rasional dan menunjukkan waktu.
Rencana Asuhan Keperawatan Keluarga dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 2.2
Rencana Asuhan Keperawatan Keluarga
5. Setelah
1 x 45 menit
keluarga
mampu
memanfaatkan
fasilitas
kesehatan
untuk
mengatasi
anemia pada
ibu hamil
2 Nutrisi kurang setelah 1. Setelah a. Keluarga a. Anemia adalah a. Kaji pengetahuan tentang
dari kebutuhan dilakukan dilakukan mampu gejala kekurangan anemia pada ibu hamil
tubuh kunjungan kunjungan 1 menyebutkan (defisiensi) sel b. Diskusikan dengan keluarga
berhubungan sebanyak x 45 menit definisi darah merah tentang pengertian anemia pada
dengan 5 x 45 keluarga Anemia pada karena kadar ibu hamil dengan menggunakan
ketidakmampuan menit mampu ibu hamil hemoglobin yang leaflet/lembar balik.
keluarga keluarga mengenal dengan bahasa rendah. Kadar c. Evaluasi kembali pengertian
merawat anggota mampu masalah sendiri. hemoglobin yang anemia pada ibu hamil pada
keluarga dengan mengenal kesehatan normal wanita keluarga
masalah anemia masalah tentang hamil adalah 12 gr d. Berikan pujian pada keluarga
pada ibu hamil. kesehatan Anemia pada % atas jawaban yang benar
tentang ibu hamil
Anemia
pada ibu a. Mengkaji pengetahuan tentang
hamil penyebab anemia pada ibu
b. Penyebab : hamil
kekurangan zat b. Diskusikan dengan keluarga
b. Keluarga besi, vitamin B12 tentang penyebab anemia pada
mampu atau asam folat, ibu hamil
menyebutkan kehilangan darah c. Evaluasi kembali penyebab dan
penyebab dari akibat perdarahan, faktor risiko anemia pada ibu
Anemia pada infeksi, anemia hamil
ibu hamil hemolitik, d. Berikan pujian pada keluarga
pengaruh obat- atas jawaban yang benar
obatan, dan proses
kehamilan.
a. Kaji pengetahuan tentang dan
gejala anemia pada ibu hamil
c. Tanda dan gejala : b. Diskusikan dengan keluarga
kepala pusing, tentang tanda dan gejala anemia
palpitasi, pada ibu hamil dengan
berkunang-kunang, menggunakan leaflet atau
lesu, lemah, lelah lembar balik
dan pucat, mudah c. Evaluasi kembali tanda dan
c. Keluarga mengantuk, lidah gejala anemia pada ibu hamil
mampu bibir dan kuku pada keluarga
menyebutkan pucat. d. Berikan pujian pada keluarga
tanda dan atas jawaban yang benar
gejala anemia
pada ibu hamil
a. Kaji keputusan yang diambil
oleh keluarga
b. Diskusikan dengan keluarga
d. Keluarga
tentang keputusan yang telah
mengatakan
dibuat
mampu merawat
c. Evaluasi kembali tentang
anggota keluarga
keputusan yang telah dibuat
yang sakit
d. Berikan pujian pada keluarga
atas jawaban yang benar
5. Setelah
1 x 45 menit
keluarga
mampu
memanfaatkan
fasilitas
kesehatan
untuk
mengatasi
anemia pada
ibu hamil
3 Ketidakefektifan setelah 1. Setelah a. Keluarga a. Anemia adalah a. Kaji pengetahuan tentang
pemeliharaan dilakukan dilakukan mampu gejala anemia pada ibu hamil
kesehatan kunjungan kunjungan 1 menyebutk kekurangan b. Diskusikan dengan keluarga
berhubungan sebanyak x 45 menit an definisi (defisiensi) sel tentang pengertian anemia pada
dengan 5 x 45 keluarga Anemia darah merah ibu hamil dengan menggunakan
ketidakmampuan menit mampu pada ibu karena kadar leaflet/lembar balik.
keluarga dalam keluarga mengenal hamil hemoglobin c. Evaluasi kembali pengertian
merawat anggota mampu masalah dengan yang rendah. anemia pada ibu hamil pada
keluarga dengan mengenal kesehatan bahasa Kadar keluarga
masalah anemia masalah tentang sendiri. hemoglobin d. Berikan pujian pada keluarga
pada ibu hamil. kesehatan Anemia pada yang normal atas jawaban yang benar
tentang ibu hamil wanita hamil
Anemia adalah 12 gr%
pada ibu
hamil
b. Penyebab :
kekurangan zat
besi, vitamin B12 a. Mengkaji pengetahuan tentang
atau asam folat, penyebab anemia pada ibu hamil
kehilangan darah b. Diskusikan dengan keluarga
akibat perdarahan, tentang penyebab anemia pada
b. Keluarga infeksi, anemia ibu hamil
mampu hemolitik, c. Evaluasi kembali penyebab dan
menyebutk pengaruh obat- faktor risiko anemia pada ibu
2. Setelah an obatan, dan proses hamil
dilakukan penyebab kehamilan. d. Berikan pujian pada keluarga
kunjungan 1 x dari atas jawaban yang benar
45 menit Anemia
keluarga pada ibu
mampu hamil c. Tanda dan a. Kaji pengetahuan tentang dan
mengambil gejala : kepala gejala anemia pada ibu hamil
keputusan pusing, b. Diskusikan dengan keluarga
untuk palpitasi, tentang tanda dan gejala anemia
merawat klien berkunang- pada ibu hamil dengan
kunang, lesu, menggunakan leaflet atau
lemah, lelah lembar balik
dan pucat, c. Evaluasi kembali tanda dan
mudah gejala anemia pada ibu hamil
mengantuk,
lidah bibir dan pada keluarga
c. Keluarga kuku pucat. d. Berikan pujian pada keluarga
mampu atas jawaban yang benar
menyebutkan
tanda dan d. Keluarga
3. Setelah gejala anemia mengatakan a. Kaji keputusan yang diambil
1 x 45 menit pada ibu hamil mampu merawat oleh keluarga
keluarga anggota keluarga b. Diskusikan dengan keluarga
mampu yang sakit tentang keputusan yang telah
merawat diri dibuat
sendiri dan c. Evaluasi kembali tentang
anggota keputusan yang telah dibuat
keluarga yang d. Berikan pujian pada keluarga
sakit atas jawaban yang benar
e. Keluarga
mengatakan a. Kaji pengetahuan keluarga
d. Keluarga mampu merawat tentang cara merawat anggota
mampu anggota keluarga keluarga yang sakit
memutuskan yang sakit b. Diskusikan dengan keluarga
merawat tentang merawat anggota
keluarga yang keluarga yang sakit
sakit c. Evaluasi kembali tentang
merawat anggota keluarga yang
4. Setelah sakit
1 x 45 menit d. Berikan pujian pada keluarga
keluarga atas jawaban yang benar
mampu
memodifikasi
a. Evaluasi kembali tentang
lingkungan a. Lingkungan yang bagaimana lingkungan yang
tenang : dapat menunjang kesehatan
Istirahat yang terhadap semua anggota
cukup, Dapat keluarga
mengendalikan b. Berikan pujian pada keluarga
emosi dan atas jawaban yang benar.
menikmati hidup
g. Keluarga
mampu
menyebutkan 1
dari 2
keuntungan
fasilitas
kesehatan
4. Implementasi Keperawatan
Implementasi adalah suatu proses pelaksanaan terapi keperawatan keluarga
berbentuk intervensi mandiri atau kolaborasi melalui pemanfaatan sumber-sumber
yang dimiliki keluarga. Implementasi diprioritaskan sesuai dengan kemampuan
keluarga dan sumber yang dimiliki oleh keluarga ( Sudiharto, 2007).
5. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi keperawatan adalah suatu proses menilai diagnosis keperawatan
keluarga yang teratasi, teratasi sebagian, atau masalah baru. Melalui
kegiatan evalusi, perawat dapat menilai pencapaian tujuan yang
diharapkan dan tujuan yang telah dicapai oleh keluarga. Bila tercapai
sebagian atau timbul masalah keperawatan baru, kita perlu melakukan
pengkajian lebih lanjut, memodifikasi rencana atau mengganti dengan
rencana yang lebih sesuai dengan kemampuan keluaga (Sudiharto, 2007).