KELOMPOK 1
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
3
4
5
Anemia pada ibu hamil merupakan kondisi dimana sel darah merah menurun atau
menurunnya hemoglobin, sehingga kapasitas daya angkut oksigen untuk kebutuhan
organ-organ vital dan janin semakin berkurang. Selama kehamilan, indikasi anemia
adalah jika konsentrasi hemoglobin kurang dari 10, 5 gr/dl sampai dengan 11,0 gr/dl
(Varney, 2009). Menurut data Riskesdas (2013), kelompok ibu hamil merupakan salah
satu kelompok yang berisiko tinggi mengalami anemia, meskipun anemia yang dialami
umumnya merupakan anemia relatif akibat perubahan fisiologis tubuh selama
kehamilan.
Adaptasi fisiologis terjadi selama kehamilan, salah satu adalah perubahan
sistem hematologi. Saat masa kehamilan volume darah ibu meningkat sekitar
40 sampai 45 persen (Cunningham et al, 2012). Volume darah yang meningkat
mengakibatkan kapasitas plasma dalam mengangkut nutrisi menjadi lebih besar
tetapi vikositas darah menurun. Peningkatan penyusunan darah yang tidak
seimbang menyebabkan terjadinya pengenceran darah (hemodilusi).
Hemodilusi dapat membuat konsentrasi hemoglobin menurun (Reeder, Martin,
Koniak-Griffin, 2011). Konsentrasi hemoglobin dibawah 11 g/dl pada kehamilan
biasanya disebabkan oleh defisiensi zat besi dan bukan karena peningkatan
volume darah. Zat besi yang dibutuhkan selama kehamilan normal sekitar 1000
mg, sebanyak 300 mg diangkut untuk kebutuhan janin dan plasenta, dan 200
mg keluar melalui eksresi. Pengeluaran zat besi juga terjadi pada ibu yang
mengalami defisiensi zat besi. zat besi yang dibutuhkan pada trimester pertama
kehamilan lebih sedikit karena tidak terjadinya menstruasi dan pertumbuhan
janin masih lambat. Kebutuhan zat besi akan meningkat di pertengahan
kehamilan karena pertumbuhan janin. Kebutuhan ini biasanya tidak terpenuhi
oleh simpanan zat besi di dalam tubuh, maka ibu perlu mengonsumsi suplemen
zat besi ( Cunningham et al, 2012 ).
Kekurangan gizi dan perhatian yang kurang terhadap ibu hamil
merupakan predisposisi anemia defisiensi ibu hamil di Indonesia. Menurut
WHO, 40% kematian ibu di negara berkembang berkaitan dengan anemia
dalam kehamilan. Menurut World Health Organization (2015), angka kejadian
anemia sangat tinggi di Asia yaitu terjadi di Negara India sebanyak 88%. Angka
kejadian di Afrika sekitar 50 % kejadian. Prevalensi anemia pada ibu hamil di
Amerika Latin sebanyak 40% sedangkan angka tertinggi di Karibia mencapai
60% wanita hamil yang menderita anemia. Kebanyakan anemia dalam
kehamilan disebabkan oleh defisiensi besi dan perdarahan akut bahkan tidak
jarang keduanya saling berinteraksi ( Saifuddin, 2009 )
6
Berdasarkan banyaknya kasus dan dampak anemia pada ibu hamil, maka
perlu peran perawat yang melibatkan keluarga dalam melakukan asuhan
keperawatan dari pengkajian sampai dengan evaluasi (Potter & Perry, 2015).
Agar tercapainya 12 indikator keluarga sehat salah satunya indikator kedua yaitu
ibu hamil memeriksakan kehamilannya sesuai standar dan mendapatkan
pelayanan ANC di Puskesmas, maka diperlukan peran perawat dalam kasus ini
yaitu memberikan asuhan keperawatan kepada ibu hamil dan keluarga dengan
merawat, memelihara, membantu dan melindungi privasi klien. Perawat juga
memberikan asuhan keperawatan dengan memperhatikan keadaan dan kondisi
pasien. Mengingat pentingnya kesehatan ibu hamil dan janinnya, optimalkan
baik fisik maupun mental dan kecerdasannya maka perlu diperhatikan agar dapat
terlaksana dengan memberikan informasi kesehatan pada ibu hamil serta
keluarganya (Kemenkes RI, 2016).
Pada saat studi pendahuluan di wilayah kerja Puskesmas Ranuyoso,
didapatkan jumlah kunjungan ibu hamil ke Puskesmas sebanyak 1691 dengan
jumlah ibu hamil yang mengalami anemia sebanyak 104 orang. Kunjungan ibu
8
hamil ke Puskesmas yaitu 48 orang. Ada 2 orang ibu hamil yang sedang
melakukan kunjungan di wilayah Puskesmas Lubuk Buaya. Ibu hamil pertama
berusia 28 tahun dengan kadar Hb 9,4 gr%, trimester III riwayat gestasi
G2P1A0H1 dan ibu hamil kedua berusia 16 tahun riwayat gestasi G1P0A0H0
dengan hasil pemeriksaan kadar 9,7 gr%. Penulis melakukan wawancara dengan
ibu hamil yang mengalami anemia, kedua ibu hamil tersebut sama-sama
mengalami gejala pusing dan keletihan. Setelah diwawancarai, ibu hamil
mengatakan bahwa mereka malas dan tidak patuh meminum tablet Fe yang
diberikan oleh Puskesmas. Ibu hamil mengatakan mereka diberikan tablet Fe
oleh Puskesmas, namun tidak terlalu mengerti penjelasan tentang cara meminum
tablet Fe yang benar, manfaat, dan apa dampak tidak mengkonsumsinya. Saat
ditanyakan kepada keluarga ibu hamil, keluarganya juga mengatakan kurang
mengetahui bagamaina pentingnya mengkonsumsi tablet Fe bagi ibu hamil yang
mengalami anemia.
Asuhan keperawatan secara mandiri yang diberikan perawat kepada ibu
hamil dengan anemia adalah pemberian edukasi tentang cara meminum tablet
Fe dan mengkonsumsi makanan yang mengandung tinggi zat besi serta
menganjurkan istirahat yang cukup. Namun terkadang perawat tidak ada
menjelaskan apa manfaat dan dampak jika tidak mengkonsumsi tablet Fe
tersebut. Hasil wawancara dengan ibu hamil dan keluarga, serta petugas
Puskesmas dapat disimpulkan bahwa asuhan keperawatan keluarga pada ibu
hamil dengan anemia belum optimal. Mengingat besarnya dampak buruk dari
anemia pada ibu hamil dan janin, maka perlu perhatian khusus, dan dengan
diagnosa yang cepat serta penatalaksanaan yang tepat agar komplikasi dapat
diatasi serta akan mendapatkan prognosis yang lebih baik.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah penulis uraikan di atas, maka rumusan
masalah penelitian ini adalah “Bagaimana asuhan keperawatan keluarga pada ibu
hamil dengan anemia di wilayah kerja Puskesmas ?
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
D. Manfaat Penelitian
a. Bagi penulis/peneliti
Laporan kasus ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan penulis serta
pengalaman nyata dalam memberikan asuhan keperawatan pada keluarga ibu
hamil dengan anemia.
b. Bagi Puskesmas
A. Konsep Keluarga
1. Pengertian Keluarga
Keluarga adalah dua atau lebih individu yang tergabung karena ikatan
tertentu untuk saling berbagi pengalaman dan melakukan pendekatan
emosional, serta mengidentifikasikan diri mereka sebagai bagian dari
keluarga ( Sudiharto, 2007 ).
2. Struktur Keluarga
10
11
12
Nilai adalah sistem ide-ide, sikap dan keyakinan yang mengikat ang
gota keluarga dalam budaya tertentu, sedangkan norma adalah pola
perilaku yang diterima pada lingkungan sosial tertentu. Sistem nilai
keluarga dianggap sangat mempengaruhi nilai-nilai masyarakat.
Sebuah nilai dari keluarga akan membentuk pola tingkah laku dalam
menghadapi masalah yang dialami keluarga. Keyakinan dan nilai-nilai
ini akan menentukan bagaimana keluarga mengatasi masalah
kesehatan dan stressor-stressor lain (Padila, 2012).
14
3. Fungsi Keluarga
Berkaitan dengan peran keluarga yang bersifat ganda, yakni satu sisi
keluarga berperan sebagai matriks bagi anggotanya, disisi lain keluarga
harus memenuhi tuntutan dan harapan masyarakat. Menurut (Friedman,
1998) dalam Padila (2012) ada lima fungsi dasar keluarga, yaitu :
a. Fungsi afektif
b. Fungsi sosialisasi
4. Tugas keluarga
5. Tipe Keluarga
Keluarga yang terdiri dari suami dan istri (tanpa anak) yang
hidup bersama dalam satu rumah.
3) Keluarga usila
Keluarga yang terdiri dari suami istri yang sudah tua dengan
anak sudah memisahkan diri (L Johnson & Leny R, 2010).
4) The childless family
Keluarga yang terdiri dari satu orang tua (ayah dan ibu)
dengan anak, hal ini terjadi biasanya melalui proses
perceraian, kematian dan ditinggalkan (menyalahi hukum
pernikahan).
7) Multigenerational family
11) Gang
1. Pengertian Anemia
Menurut Syafruddin (2011) anemia dapat terjadi bila tubuh kita tidak
membuat sel darah merah secukupnya, anemia juga dapat
disebabkan kehilangan atau kerusakan pada sel tersebut. Ada
beberapa faktor yang dapat menyebabkan anemia meliputi :
a. Kekurangan zat besi, vitamin B12 atau asam folat. Anemia
megaloblastik disebabkan kekurangan asam folat.
b. Kehilangan darah akibat perdarahan dalam satu siklus haid pada
perempuan
c. Penghancuran sel darah merah (anemia hemolitik)
3. Faktor Risiko
a. Primipara
c. Komplikasi obstetri
g. Obesitas
c. Faktor keturunan
d. Kehamilan ganda
e. DM
f. Molahidatidosa
4. Patofisiologi Anemia
Zat besi diperlukan untuk memproduksi sel darah merah dan enzim
tertentu yang dibutuhkan untuk fungsi jaringan, janin dan plasenta, dan
untuk mengganti peningkatan kehilangan zat besi harian. Kebutuhan zat
besi janin meningkat pada empat minggu terakhir kehamilan. Kebutuhan
ini akan terpenuhi dengan mengorbankan kebutuhan zat besi ibu. Karena
cadangan zat besi neonatus berkaitan dengan status zat besi ibu.
Defisiensi zat besi tidak hanya mengganggu produksi sel darah merah
tetapi juga mempengaruhi fungsi selular yang berakibatkan terganggunya
fungsi muscular dan neurotransmitter, perubahan sel epitel dan fungsi
gastrointestinal (Bothamley & Boyle, 2011).
Wanita memiliki 2,3 g zat besi total yang sebagian besar ditemukan di
dalam sel darah merah sebagai hemoglobin. Zat besi total ditentukan oleh
asupan, pengeluaran, dan penyimpanan mineral. Zat besi yang tidak
digunakan akan disimpan sebagai komplek protein yang dapat larut
dalam feritinin terutama terdapat di hati, sumsum ulang, limpa, dan otot
skeletal. Dibutuhkan mekanisme absorbsi sistem gastrointestinal untuk
mempertahankan fungsi Hb dan zat besi yang disimpan (mioglobin).
Faktor utama yang mengendalikan absorbsi zat besi adalah jumlah zat
besi yang disimpan di tubuh dan jenis zat besi yang terdapat di diet
seseorang (Robson, 2011). Menurut Gibney (2009), deplesi zat besi
dapat dipilah menjadi tiga tahap dengan derajat keparahan yang berbeda
dan berkisar dari ringan hingga berat. Adapun ketiga tahap tersebut
adalah sebagai berikut :
WOC
Defisiensi
Pasien bertanya-tanya tentang Pengetahuan
O2 ke janin ANEMIA
penyakitnya
rendah Oksigen uterus perdarahan
Transpor O2 menurun Otot uterus tidak
Angka kurang terkontraksi
kematian Pembentukan plasenta Kebutuhan O2 tidak
bayi Energi rendah saat
terpenuhi
persalinan Metabolisme
Plasenta kecil anaerob
Hipoksia sel dan jaringan
Perubahan status
hormonal dan Hipoksia Kontraksi rahim Energi membentuk
Hipoksia sistem GI
metabolisme karbohidrat muskuloskeletal tidak adekuat antibodi kurang
saat hamil
Aliran GI menurun Penurunan suplai Persalinan lama Penurunan
O2 /nutrisi ke otot antibodi
Terganggu efek Ibu lelah dan lemah
otot halus Penurunan Kerja lambung
gastrointestinal kemampuan absorbsi menurun Lemah, cepat lelah, Risiko infeksi
lesu
Inersia uteri
Mual dan muntah Feses keras Asam lambung
Keletihan
meningkat Kemampuan konsentrasi
Nafsu makan menurun
Konstipasi Intoleransi aktivitas
menurun
Mual, anoreksia,
mukosa bibir kering
Kurang konsumsi Ansietas
serat
35
Ketidakmampuan
Intake menurun melakukan aktifitas
sehari-hari
Ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari Defisit perawatan
kebutuhan tubuh
Gambar 2.1
WOC ANEMIA PADA IBU HAMIL
(Sumber : Cunningham et al, 2012. Reeder Martin et al, 2012 dan NANDA 2015-2017)
36
5. Manifestasi Klinis
a. Kepala pusing
b. Palpitasi
c. Berkunang-kunang
f. Pucat
h. Mudah mengantuk
1. Jika anemia pada ibu hamil tidak segera diatasi, maka bisa
berakibat pada kehamilannya.
2. Ibu akan mudah pingsan, keguguran, atau proses melahirkan
yang lama karena kontraksi yang tidak bagus.
3. Sedangkan bagi janin, gangguan ini bisa mengakibatkan
pertumbuhan terhambat, lahir prematur, lahir dengan cacat
bawaan, atau lahir dengan cadangan zat besi yang kurang.
(Manuaba, 2010)
38
Tanda dan gejala anemia jarang muncul pada ibu hamil yang
mengalami anemia ringan sampai sedang. Keadaan ini sulit
dibedakan karena mirip dengan rasa ketidaknyaman pada saat
kehamilan. Perlu dilakukan pemeriksaan darah lengkap untuk
mengetahui ibu hamil menderita anemia (Reeder, Martin, Koniak-
Griffin, 2011). Tanda dan gejala akan ditemukan dengan jelas apabila
kadar hemoglobin ibu hamil kurang dari 7 g/dl. Berikut ini gambaran
klinis anemia pada kehamilan :
a. Sistem kardiovaskuler : nadi cepat, nyeri dada
b. Kehamilan trimester II
Susu : 1 gelas
Tempe/pengganti : 1 potong
Air : 2 gelas
c. kehamilan trimester III
9. Penatalaksanaan
a. Penatalaksanaan Keperawatan
3) Komposisi keluarga
c. Lingkungan
1) Karakteristik rumah
d. Struktur keluarga
e. Fungsi Keluarga
1) Fungsi Afektif
6) Kurang pengetahuan
Tabel 2.1
3) Tidak dapat
Potensi masalah untuk
dicegah :
1) Tinggi 3 1
2) Cukup 2
3) Rendah 1
Menonjolkan masalah :
1) segera 2
1 1
2) tidak perlu
0
3) tidak dirasakan
Total skor
50
Cara Skoring :
3. Rencana Keperawatan
Rencana Asuhan Keperawatan Keluarga dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 2.2
Rencana Asuhan Keperawatan Keluarga
dibuat
mampu merawat
c. Evaluasi kembali tentang
anggota keluarga
keputusan yang telah dibuat
yang sakit
d. Berikan pujian pada keluarga
atas jawaban yang benar
5. Setelah
1 x 45 menit
keluarga
mampu
memanfaatka
n fasilitas
59
kesehatan
untuk
mengatasi
anemia
mengatakan dibuat
keluarga a. Keluarga
mampu mampu
memodifikasi menyebutkan 1
lingkungan dari 2
keuntunga
n fasilitas
kesehatan
5. Setelah
1 x 45 menit
keluarga
mampu
memanfaatka
n fasilitas
kesehatan
untuk
mengatasi
anemia
pada ibu hamil. kesehatan Anemia yang normal atas jawaban yang benar
tentang pada ibu wanita hamil
Anemia hamil adalah 12 gr%
pada ibu
hamil
b. Penyebab :
kekurangan zat
besi, vitamin B12
a. Mengkaji pengetahuan tentang
atau asam folat,
penyebab anemia pada ibu
kehilangan
hamil
darah akibat
b. Diskusikan dengan keluarga
perdarahan,
b. Keluarga tentang penyebab anemia pada
infeksi,
mampu ibu hamil
anemia
menyebutk c. Evaluasi kembali penyebab dan
hemolitik,
an faktor risiko anemia pada ibu
pengaruh obat-
2. penyebab hamil
obatan, dan proses
dari d. Berikan pujian pada keluarga
kehamilan.
Setelah Anemia atas jawaban yang benar
dilakukan pada ibu
kunjungan 1 hamil
x c. Tanda a. Kaji pengetahuan tentang dan
45 menit dan
69
dan
memeriks
a masalah
kesehatan
74
lingkungan 2. Sebagai
pelayanan
pengobata
n
g. Keluarga
mampu
menyebutkan 1
dari 2
keuntunga
n fasilitas
kesehatan
75
4. Implementasi Keperawatan
5. Evaluasi Keperawatan
perawatan.
79
DAFTAR PUSTAKA
Duvall and Miller. 1985. Mariage and Family development, New York,
Harper and Row