Anda di halaman 1dari 41

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kehamilan yang sehat membutuhkan persiapan fisik, mental dan

pengetahuan, oleh karena itu perencanaan kehamilan harus dilakukan

sebelum masa kehamilan oleh wanita usia subur (WUS). Proses kehamilan

yang direncanakan dengan baik akan berdampak positif pada kondisi janin

dan adaptasi fisik serta psikologis ibu pada kehamilan menjadi lebih baik.

Hal-hal yang perlu dipersiapkan pada kehamilan misalnya pengaturan nutrisi

ibu hamil, skrining penyakit, konsumsi obat (Bronstein, 2012).

Ketidaksiapan kondisi fisik, mental dan kurangnya pemahaman wanita

usia subur saat kehamilan ini akan berdampak pada saat menjadi ibu dan

menjalani proses pengasuhan dari masa emas bayi dan balita. Riskesdas

(2013) juga menemukan bahwa dampak dari situasi ini adalah kurang

maksimalnya kesehatan saat hamil, ketidaksiapan ibu untuk hamil, keputusan

untuk pengguguran kandungan yang tidak aman serta resiko

kegawatdaruratan (Sihombing, 2017).

Kedaruratan Obstetri adalah suatu keadaan klinik yang apabila tidak

segera ditangani akan berakibat kesakitan yang berat bahkan kematian ibu

dan janinnya. Secara umum terdapat 4 penyebab utama kematian ibu, janin

dan bayi baru lahir,yaitu (1) perdarahan (2) infeksi, sepsis (3) hipertensi,

preeklampsia, eklampsia (4) persalinan macet (distosia).


Setiap kehamilan berpotensi mengalami risiko kedaruratan. Pengenalan

kasus kedaruratan obstetri secara dini sangat penting agar pertolongan yang

cepat dan tepat dapat dilakukan. Dalam menangani kasus kegawatdaruratan,

penentuan permasalahan utama (diagnosis) dan tindakan pertolongan harus

dilakukan dengan cepat, tepat, dan segera mungkin (Callaghan, 2012).

Memberikan edukasi kesehatan keluarga prakonsepsi (sebelum terjadi

kehamilan) merupakan strategi yang penting untuk meningkatkan kualitas

anak yang akan dilahirkan sekaligus dapat membantu pada upaya penurunan

kesakitan dan kematian ibu dan bayi serta mengurangi resiko

kegawatdaruratan. Situasi ini didapatkan bahwa faktor risiko yang diketahui

yang merugikan ibu dan bayi yang mungkin bisa terjadi sebelum kehamilan

harus ditangani misalnya ibu mengalami kekurangan hemoglobin (anemia),

kekurangan asam folat dan perilaku yang dapat mengganggu kesehatan ibu

dan janin pada masa kehamilan. Konseling prakonsepsi adalah komponen

penting dalam pelayanan kesehatan pra konsepsi. Melalui konseling, pemberi

pelayanan mendidik dan merekomendasikan strategi-strategi untuk

meningkatkan kesehatan ibu dan janin. (Williams et al. 2012).

Boente et al (2014) merekomendasikan bahwa perlunya perubahan

paradigma pelayanan kesehatan menitikberatkan pada persiapan pada masa

pra konsepsi untuk menskrining pasangan yang telah siap menjadi orang tua

(potensial parents) dengan pasangan yang belum siap menjadi orang tua.

Kesadaran akan tanggung jawab moral ini akan membuat para pasangan

akan lebih bertanggung jawab untuk menyiapkan dan merencanakan sebelum

kehamilan terjadi sehingga saat kehamilan terjadi kondisi pasangan tersebut


lebih siap secara fisik, mental sosial dan ekonomi. Sangatlah penting

menyiapkan kehamilan terutama dalam hal menyiapkan kesehatannya,

khususnya terkait nutrisi, olahraga, kebiasaan yang dapat mengganggu

kehamilan misal merokok, minum-minuman keras, polusi lingkungan dan

mengurangi stress. Kesiapan ibu dalam menghadapi kehamilan sangat

bermanfaat untuk mencegah malnutrisi, menyiapkan tubuh pada perubahan –

perubahan pada saat hamil, mengurangi stress dan mencegah obesitas,

mengurangi risiko keguguran, persalinan prematur, berat bayi lahir rendah

dan kematian janin mendadak, dan mencegah efek dari kondisi kesehatan

yang bermasalah pada saat kehamilan. (Chandranipapongse & Koren 2013.)

Kebutuhan gizi ibu hamil ialah pengetahuan ibu terhadap nutrisi yang baik

dikonsumsi ibu pada saat kehamilan agar terpenuhinya asupan gizi bagi ibu

dan janinnya untuk pertumbuhan dan perkembangan janin didalam rahimnya,

akibat dari kekurangan zat gizi pada saat kehamilan akan berdampak pada

janinnya seperti bayi lahir dengan berat badan lahir rendah (BBLR) beberapa

faktor bayi lahir BBLR salah satunya mengakibatkan anak mengalami

stunting dimana stunting adalah kekurangan gizi kronis berlangsung pada saat

kehamilan dan awal bayi lahir hingga berdampak sampai anak berusia 2

tahun.

Anemia dan kekurangan energi kronik (KEK) adalah penyebab terbesar

dikalangan ibu hamil dikarenakan kurangnya pengetahuan ibu, dan rendahnya

pendidikan ibu menjadi rendahnya asupan gizi dan pola makan yang benar

(Siwi, 2010). Penyebab anemia adalah kekurangan zat besi (Fe) sedangkan

zat besi sangat dibutuhkan untuk ibu hamil dalam perkembangan otak bayi
pada awal kelahirannya (Yuliandani et al., 2017). Pada trimester I kehamilan

ini yang paling sering ibu hamil mengalami anemia, dikarenakan pola makan

yang tidak baik disebabkan ibu pada trimester I mengalami mual dan tidak

nafsu makan (Kusumah, 2009). Strategi dan penanggulangan anemia pada ibu

hamil yang harus diketahui antara lain makananan yang mengandung asupan

gizi, mengkonsumsi tablet penabah darah (Fe), dan mengkonsumsi vitain dan

mineral (Herawati and Astuti, 2010). Kekurangan energi kronik (KEK) pada

ibu hamil disebabkan karena kurangnya asupan energi pada ibu yang

berlangsung lama, sehingga menimbulkan gangguan kesehatan (Prawita,

Susanti and Sari, 2018). Asupan gizi ibu hamil berpengaruh sangat penting

dengan pertumbuhan janin selama kehamilan, dan kejadian BBLR (berat

badan lahir rendah) pada saat persalinan maupun tumbuh kembang bayi

(Rukmana and Kartasurya, 2014). Ibu hamil membutuhkan asupan zat gizi

yang baik untuk tumbuh kembang janinya, untuk itu dibutuhkan asupan gizi

yang beragam untuk mencukupi zat gizi yang terkandung dalam makanan

tersebut (Hasanah and Febrianti, 2012). Penentuan status gizi (PSG) sangat

penting pada tumbuh kembang bayi balita, tujuan dari penentuan status gizi

itu sebagai awal perbaikan gizi di suatu masyarakat kususnya ibu hamil agar

kebutuhan gizi bayi balita terpenuhi (Kemenkes RI, 2017).

Anemia pada kehamilan adalah keadaan dimana kadar Haemoglobin (Hb)

pada ibu hamil trimester I dan III< 11 gram %, sedangkan pada trimester II

kadar Hb< 10,5 gram % (Saifudin, 2014). Secara global prevalensi anemia

pada pada ibu hamil di seluruh dunia adalah sebesar 41,8%. Prevalensi angka
kematian ibu selama kehamilan dan setelah melahirkan sangat tinggi menurut

WHO pada tahun 2017 mencapai 295.000 jiwa.

Sebagian besar kematian ibu terjadi karena rendahnya pengetahuan serta

rendahnya pendapatan secara ekonomi. Secara global kematian terbanyak

terdapat di Negara Afrika subsahara dan Asia Selatan tercatat sekitar 86%

(254.000) jiwa. Di Negara Afrika subsahara mencapai dua pertiga atau

196.000 jiwa sedangkan di Negara Asia Selatan hampir seperlima atau 58.000

jiwa. Selain itu terdapat empat negara lain yaitu Asia Tengah (52%), Asia

Timur (50%), Eropa (53%), dan Afrika Utara (54%) secara keseluruhan di

negara-negara kurang maju ini angka kematian ibu mengalami penurunan

hanya 46%. Sedangkan di Indonesia angka kematian ibu mencapai 190 dari

1.000 kelahiran hidup (Riskesdas, 2019).

Berdasarkan hasil Riskesdas tahun 2013 mengalami peningkatan

pravelensi anemia terdapat 37,1% dan mengalami kenaikan yang sangat pesat

ditahun 2018 sebanyak 48,9%. Di temukan bahwa proporsi anemia ibu hamil

terbanyak pada kelompok usia 15-24 tahun berkisar 84,6% kelompok usia 24-

34 tahun berkisar 33,7%, kelompok usia 35-44 tahun berkisar 33,6%,

kelompok usia 45-54 tahun berkisar 24% sedangkan proporsi Kurang Energi

Kronis (KEK) pada Wanita Usia Subur (WUS) terbanyak di Nusa Tenggara

Timur berkisar 36,8% Kepulauan Riau berkisar 17,3% DKI Jakarta 15%

sedangkan terendah di Kalimantan Utara 1,7% sebanyak 74,8% ibu hamil

dimasa subur yang tidak mendapatkan pemberian makanan tambahan

(Kementrian Kesehatan, 2019)


Berdasarkan World Helth Organization pada tahun 2016 sebanyak 40%

wanita di dunia mengalami anemia pada masa kehamilannya di negara

Gambia terdapat 61,81%, Guinea 61,42%, India 50,13%, Afganistan 38,19%,

Prancis 25,05% sedangkan di Indonesia sendiri terdapat 41,98% ibu hamil

yang mengalami anemia. Prevalensi anemia di Asia sebesar 48,2%, Afrika

57,1%, Amerika 24,1%, dan Eropa 25,1% (WHO, 2011). Prevalensi anemia

pada ibu hamil di Indonesia berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas)

tahun 2013 sebesar 37,1% (Kemenkes RI, 2013).

Di Propinsi Riau sasaran program pembangunan kesehatan adalah

menurunkan anemia gizi besi pada ibu hamil menjadi 20 % dan mewujudkan

keluarga sadar gizi sebesar 70 % (Dep. Kes, 2001). Konsumsi tablet besi

diintegrasikan dengan pelayanan kunjungan ibu hamil (antenatal care),

dimana ibu hamil harus mendapatkan 90 tablet Fe selama masa kehamilan

(Dinkes Provinsi Riau, 2014). Menurut laporan Akuntabilitas Kinerja 2016 di

Propinsi Riau kejadian Anemia pada ibu hamil masi tinggi yaitu 37,1%. Di

Kabupaten Kampar angka anemia pada ibu hamil masih memerlukan

perhatian khusus, berdasarkan data Dinas Kesehatan Kabupaten Kampar

kejadian anemia ibu hamil pada tahun 2016 sebesar 16,03%, sedangkan tahun

2017 sebesar 32,59%. Dari data tersebut terjadi kenaikan yang signifikan

melebihi 50% (Dinkes Kabupaten Kampar, 2017).

Faktor - faktor yang dapat menyebabkan terjadinya anemia kehamilan

diantaranya gravid, umur, paritas, tingkat pendidikan, status ekonomi dan

kepatuhan konsumsi tablet Fe (Keisnawati, dkk, 2015). Berdasarkan data

yang didapat dari 2 wilayah Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD)


puskesmas Siak Hulu I dan III, pada tahun 2016 angka kejadian anemia pada

ibu hamil adalah sebesar 14,60 % dan 67,68%, sedangkan pada tahun 2017

adalah sebesar 63, 63 % dan 85,83 %. Dari data tersebut dapat dilihat terjadi

kenaikan kasus dari tahun sebelumnya. Sedangkan wilayah UPTD Puskesmas

Siak Hulu III merupakan Puskesmas dengan angka kasus tertinggi dari

seluruh puskesmas yang ada di Kabupaten Kampar selama 2 tahun berturut-

turut (Dinkes Kabupaten Kampar, 2017).

Salah satu upaya peningkatan kadar hemoglobin pada ibu hamil dengan

anemia dapat dilakukan dengan mengkonsumsi makanan yang mengandung

zat besi dan protein, dimana kandungan tersebut bisa di dapatkan pada

kacang-kacangan, sayuran hijau dan buah (Rona, 2016).

Kurma mengandung berbagai vitamin,mineral, energi, protein, kalsium,

zat besi dan lain-lain kurma yang kaya akan kandungannya, mengandung

komponen-komponen yang mampu meningkatkan penyerapan zat besi atau

berperan dalam pembentukan sel darah merah (Marzuki, 2012). Peran

perawat pada pencegahan anemia pada ibu hamil adalah perawat dapat

berperan sebagai edukator seperti memberikan education berupa asupan

bahan makanan yang tinggi Fe seperti daging sapi. Zat besi juga dapat

ditemukan pada sayuran berwarna hijau gelap seperti bayam, kangkung,

buncis, kacang polong, serta kacang-kacangan dan mengkonsumsi tablet

tambah darah. Edukasi tidak hanya diberikan kepada ibu hamil saja tetapi ibu

yang belum hamil juga perlu adanya edukasi. Penanggulangannya ini dimulai

jauh sebelum peristiwa melahirkan, selain itu perawat juga dapat berperan
sebagai konselor atau sebagai sumber berkonsultasi bagi ibu hamil mengenai

cara mencegah anemia pada kehamilan (Novita, 2011).

Dari uraian diatas maka peneliti tertarik melakukan penelitian tentang

“Efektifitas edukasi anemia dan konsumsi kurma terhadap pengetahuan

wanita usia subur (WUS) dalam persiapan kehamilan di desa.......Tahun

2023”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah pada penelitian

ini adalah “Efektifitas edukasi anemia dan konsumsi kurma terhadap

pengetahuan wanita usia subur (WUS) dalam persiapan kehamilan di

desa.......Tahun 2023?”.

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui Efektifitas edukasi anemia dan konsumsi kurma

terhadap pengetahuan wanita usia subur (WUS) dalam persiapan

kehamilan di desa.......Tahun 2023.

1.3.2 Tujuan Khusus

Adapun tujuan khusus dalam penelitian ini adalah :

a. Untuk mengetahui Efektifitas edukasi anemia dan konsumsi kurma

terhadap pengetahuan wanita usia subur (WUS) dalam persiapan

kehamilan di desa.......Tahun 2023 berdasarkan Usia Ibu.

b. Untuk mengetahui Efektifitas edukasi anemia dan konsumsi kurma

terhadap pengetahuan wanita usia subur (WUS) dalam persiapan

kehamilan di desa.......Tahun 2023 berdasarkan Pekerjaan.


c. Untuk mengetahui Efektifitas edukasi anemia dan konsumsi kurma

terhadap pengetahuan wanita usia subur (WUS) dalam persiapan

kehamilan di desa.......Tahun 2023 berdasarkan Status Ekonomi.

d. Untuk mengetahui Efektifitas edukasi anemia dan konsumsi kurma

terhadap pengetahuan wanita usia subur (WUS) dalam persiapan

kehamilan di desa.......Tahun 2023 berdasarkan Lingkungan.

e. Untuk mengetahui Efektifitas edukasi anemia dan konsumsi kurma

terhadap pengetahuan wanita usia subur (WUS) dalam persiapan

kehamilan di desa.......Tahun 2023 berdasarkan Sumber Informasi.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun yang menjadi manfaat penelitian ini adalah :

1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi

referensi serta masukan bagi ilmu kebidanan dan menambah kajian ilmu

kebidanan khususnya pembelajaran tentang anemia, khasiat buah kurma

terhadap kehamilan, dan WUS.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Peneliti

Untuk menambah wawasan serta pengetahuan peneliti tentang

efektifitas edukasi anemia dan konsumsi kurma terhadap pengetahuan

wanita usia subur (WUS) dalam persiapan kehamilan sehingga

peneliti dapat menerapkan ilmu yang didapat selama masa pendidikan.


b. Bagi Tempat Penelitian

Hasil penelitian ini dapat menjadi bahan informasi dan masukan bagi

tenaga kesehatan dalam rangka meningkatkan dan mengembangkan

kualitas pelayanan antenatal care dan edukasi pada WUS.

c. Bagi Instansi Pendidikan

Dapat dijadikan bahan bacaan dan masukan di perpustakaan bagi

Mahasiswi Kebidanan dalam menerapkan ilmu dan sebagai bahan

perbandingan bagi penelitian selanjutnya.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Anemia

2.1.1 Pengertian Anemia

Anemia adalah keadaan dimana kadar hemoglobin dalam darah

lebih rendah dari nilai normal sebagai akibat ketidakmampuan jaringan

pembentuk sel darah merah dalam produksinya untuk mempertahankan

kadar hemoglobin pada tingkat normal. Anemia gizi besi adalah anemia

yang timbul karena kurangnya zat besi sehingga pembentukan sel-sel

darah merah dan fungsi lain dalam tubuh menjadi terganggu (Adriani &

Wijatmadi, 2012).

2.1.2 Anemia Dalam Kehamilan

Anemia gizi besi pada ibu hamil adalah kondisi dimana

berkurangnya sel darah merah atau eritrosit di dalam sirkulasi darah atau

massa hemoglobin ibu hamil <11g/dl pada trimester I dan III dan kadar

hemoglobin <10,5 g/dl pada trimester II. Sehingga sel darah merah tidak

mampu memenuhi fungsinya sebagai pembawa oksigen keseluruhan

jaringan tubuh (Wasnidar, 2017). Kehamilan adalah masa kehidupan

yang sangat penting. Kesehatan bayi yang lahir tergantung pada ibu yang

mengandungnya. Salah satu faktor yang mempengaruhi kesehatan ibu

yaitu pemenuhan gizi pada ibu (Departemen Kesehatan, 2013). Ketika

seseorang dinyatakan hamil, keadaan fisiologi dan metabolisme tubuh


berubah. Perubahan fisiologi dan metabolisme ini berhubungan dengan

peningkatan kebutuhan zat gizi pada ibu. Salah satu perubahan yang

terjadi adalah pada volume darah. Peningkatan volume darah selama

kehamilan sebesar 50% dan massa sel darah merah bertambah (Fikawati,

2015).

2.1.3 Fisiologi Anemia Pada Kehamilan

Pada kehamilan terjadi perubahan fisiologi yang akan timbul dan

dialami ibu hamil, salah satunya adalah perubahan sirkulasi darah.

Peredaran darah ibu dipengaruhi oleh:

1) meningkatnya kebutuhan sirkulasi darah sehingga dapat memenuhi

kebutuhan perkembangan dan pertumbuhan janin dalam rahim.

2) terjadinya hubungan langsung antara arteri dan vena pada sirkulasi

darah retro-plasenter.

3) Pengaruhnya hormon estrogen dan progesteron semakin meningkat

(Bakta, 2016).

2.1.4 Klasifikasi Anemia Ibu Hamil

Secara umum menurut Bakta (2016) anemia dalam kehamilan

diklasifikasikan menjadi:

1) Anemia defisiensi besi

Anemia defisiensi besi adalah anemia yang terjadi akibat kekurangan

zat besi dalam darah. Pengobatannya adalah pemberian tablet besi

yaitu keperluan zat besi untuk wanita hamil, tidak hamil dan dalam

masa laktasi yang dianjurkan. Untuk menegakkan diagnosis anemia

defisiensi besi dapat dilakukan dengan anamnesis. Hasil anamneis


didapatkannya keluhan yaitu cepat lelah, sering pusing, mata

berkunang-kunang, dan keluhan mual muntah pada ibu hamil. Pada

pemeriksaan dan pengawasan hemoglobin dapat dilakukan dengan

menggunakan metode sahli (pemeriksaan hemoglobin), yang mana

dilakukan minimal 2 kali selama kehamilan trimester I dan III (Bakta,

2016).

2) Anemia megaloblastik

Anemia ini disebabkan karena defisiensi asam folat (pteryglutamic

acid) dan defisiensi vitamin B12 (cyanocobalamin) walaupun jarang

(Bakta, 2016).

3) Anemia hipoplastik dan apalstik

Anemia ini disebabkan karna sumsum tulang kurang mampu

membentuk sel-sel darah merah (Bakta, 2016).

4) Anemia hemolitik

Anemia yang disebabkan oleh kondisi ketika sel darah merah hancur

sebelum waktunya (Bakta, 2016).

2.1.5 Tanda Dan Gejala Anemia Pada Ibu Hamil

Pada umumnya telah disepakati bahwa tanda-tanda anemia akan

jelas apabila kadar hemoglobin (Hb) <7gr/dl. Gejala anemia dapat berupa

kepala pusing, palpitasi, mata berkunang-kunang, pucat, perubahan

jaringan epitel kuku, gangguan system neurmuskular, lesu, lemah, lelah,

kurang nafsu makan, menurunya kebugaran tubuh, gangguan

penyembuhan luka, dan pembesaran kelenjar limpa ini di akibatkan

karena kurang masuknya unsur zat besi dalam makanan, karena


gangguan reabsopsi,gangguan pencernaan atau karena banyaknya zat

besi yang keluar dari badan seperti pada perdarahan (Irianto, 2014).

2.1.6 Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil

1. Usia Ibu Hamil

Menurut Amiruddin (2015) bahwa ibu hamil yang berumur kurang

dari 20 tahun dan lebih dari 35 tahun yaitu 74,1% menderita anemia

dan ibu hamil yang berumur 20-35 tahun yaitu 50,5% menderita

anemia. Wanita yang berumur kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35

tahun, mempunyai resiko yang tinggi untuk hamil, karena akan

membahayakan kesehatan ibu hamil maupun janinnya dan beresiko

mengalami perdarahan dan dapat menyebabkan ibu hamil mengalami

anemia.

2. Jarak Kelahiran

Jarak kehamilan yang terlalu dekat dari kehamilan sebelumnya juga

merupakan salah satu pemicu terjadinya resiko kurang gizi pada ibu

hamil. Jarak kehamilan terlalu dekat akan sangat berbahaya, karena

pada saat ini organ-organ reproduksi belum sepenuhnya kembali ke

kondisi normal, serta kondisi energy ibu juga belum memungkinkan

utnuk menerima kehamilan berikutnya (Yully, 2018).

3. Tingkat Pendidikan

Tingkat pendidikan sangatlah berpengaruh terhadap perubahan sikap

dan perilaku hidup sehat. Tingkat pendidikan yang lebih tinggi akan

memudahkan sesorang untuk menyerap informasi-informasi dan

mengimplementasikan dalam perilaku dan gaya hidup sehari-hari,


khususnya tingkat pendidikan wanita sangat mempengaruhi

kesehatannya. (Departemen Kesehatan, 2014).

2.1.7 Faktor Risiko Anemia Besi pada Ibu Hamil

Pada ibu hamil, anemia defisiensi besi yang berat dapat

mengakibatkan kematian (Mitayani, 2017). Kekurangan zat besi akan

berisiko pada janin dan ibu hamil. Janin akan mengalami gangguan atau

hambatan pada pertumbuhan, baik sel tubuh maupun sel otak. Selain itu,

dapat mengakibatkan kematian pada janin dalam kandungan, abortus,

cacat bawaan, dan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) (Wilkinson,

2012).

2.1.8 Pengaruh Anemia Defisiensi Besi Terhadap Ibu Hamil

Anemia dalam kehamilan memberi pengaruh yang kurang baik bagi ibu,

baik itu dalam masa kehamilan ataupun persalinan, masa selanjutnya.

kesulitan yang dapat timbul akibat anemia adalah: keguguran (abortus),

persalinan preterm, persalinan yang lama akibat kelelahan otot rahim di

dalam berkontraksi (inersia uteri), perdarahan pasca melahirkan karena tidak

adanya kontraksi otot rahim (atonia uteri), syok dan infeksi saat masa

bersalin, serta anemia yang berat dapat menyebabkan dekompensasi kordis.

Hipoksia akibat anemia dapat menyebabkan syok dan kematian ibu pada

persalinan. Bahaya anemia pada ibu hamil saat persalinan, dapat

menyebabkan gangguan his primer, sekunder, janin lahir dengan anemia,

persalinan dengan tindakan-tindakan tinggi karena ibu cepat lelah dan

gangguan perjalanan persalinan perlu tindakan operatif (Mansjoer, 2014).


2.1.9 Faktor Risiko Anemia Defisisensi Besi pada Ibu Hamil

Kekurangan zat besi akan berisiko pada janin dan ibu hamil sendiri. Janin

akan mengalami gangguan atau hambatan pada pertumbuhan, baik sel tubuh

maupun sel otak. Selain itu, mengakibatkan kematian pada janin dalam

kandungan, abortus, cacat bawaan, dan Berat Badan Lahir Rendah

(Waryana, 2013). Pada ibu hamil, anemia defisiensi besi yang berat dapat

menyebabkan kematian (Basari, 2012). Pertumbuhan janin yang lambat,

kekurangan gizi pada janin, persalinan preterm dan berat badan bayi lahir

yang rendah, merupakan penyebab kematian bayi. Sedangkan penyebab

lainnya adalah kejadian kurangnya oksigen dalam rahim (hipoksia

intrauterin) dan kegagalan nafas secara spontan (Ani, 2014).

2.1.10 Pencegahan Anemia Pada Ibu Hamil

Anemia dapat di cegah dengan cara mengkonsumsi makan yang

bergizi seimbang dengan asupan zat besi yang cukup memenuhi kebutuhan

tubuh. Zat besi dapat diperoleh dengan cara mengkonsumsi daging dan

dapat di temukan pada sayur-sayuran seperti bayam, kangkung, buncis,

kacang polong dan buah-buahan seperti stoberi, kismis, kurma dan bit

(Irianto, 2014). Menurut (Susetyowati, 2016) Tablet Fe juga salah satu

mineral penting yang diperlukan selama kehamilan, bukan hanya untuk

bayi tapi juga untuk ibu hamil. Tubuh bayi tidak dapat membuat cadangan

besi sendiri, sehingga harus menyerap cadangan besi ibu. Sehingga ibu

hamil harus terus menjaga jumlah cadangan zat besi agar tidak terjadi

anemia.
Tablet Fe berfungsi untuk mencukupi kebutuhan zat besi dalam

tubuh apabila asupan zat besi didalam tubuh berkurang maka sel darah

merah juga akan berkurang. Tubuh akan kekurangan oksigen sehingga

timbul gejala-gejala anemia seperti lemas, lelah, lesu (Adawiyah, 2013).

Selama masa kehamilan kebutuhan dasar wanita akan zat besi meningkat

sebesar 200-300%. Zat besi pada masa kehamilan dibutuhkan untuk

meningkatkan volume darah, menyediakan Fe bagi plasenta, dan

menggantikan darah yang hilang selama masa persalinan. Zat besi yang

perlu disimpan selama masa kehamilan sekitar 800-1040mg. Semakin

sering seorang wanita mengalami kehamilan dan melahirkan akan semakin

banyak zat besi yang hilang (Arisman, 2014).

2.2 Konsep Kurma

2.2.1 Kurma

Buah kurma merupakan produk dari pohon palem kurma yang

masuk dalam keluarga Arecaceae. Pohon kurma merupakan salah satu

tanaman tertua yang masih terpelihara didunia, hasil panen dari pohon

kurma ini sebagian besar menjadi sumber penghasilan di beberapa

wilayah Semenanjung Arab, Timur Tengah dan Afrika Utara. Warna

kurma beragam, dari coklat terang hingga mendekati warna hitam.

Bentuknya pun berbeda-beda, mulai dari, bulat kecil, hingga buah yang

berukuran panjang. Kurma kaya akan gizi, fitokimia, air dan gula

alamiah yang dapat digunakan untuk mempertahankan kesehatan.


Kandungan fruktosa dan glukosa dalam kurma merupakan sumber energi

yang kaya akan asam amino (Parvin, 2015).

2.2.2 Macam-Macam Buah Kurma

1) Ruthab (kurma basah)

Ruthab (kurma basah) bermanfaat mencegah terjadinya perdarahan

bagi wanita melahirkan, mempercepat proses persalinan dan

mempercepat proses pengembalian posisi rahim seperti sedia kala

sebelum waktu kehamilan yang berikutnya. Hal ini karena didalam

kurma basah terkandung hormon yang menyerupai hormon oksitosin

yang dapat membantu proses kelahiran. Hormon oksitosin adalah

hormon yang salah satu 8 fungsinya membantu ketika wanita

melahirkan dan menyusui (Gemilang, 2013)

2) Tamr (Kurma kering)

Kurma kering berkhasiat menguatkan sel-sel usus dan dapat

membantu melancarkan saluran kencing, karena mengandung serabut-

serabut yang bertugas mengontrol laju gerak usus dan menguatkan

rahim, ketika melahirkan (Gemilang, 2013)

2.2.3 Kandungan Buah Kurma

Kandungan besi yang terkandung dalam kurma per 100 gram buah

kering dari varietas tertentu mampu memenuhi kebutuhan zat besi

manuasia per hari dalam semua situasi. Kurma merupakan suplemen zat

besi yang sangat praktis untuk kasus anemia pada masa anak-anak, pada

saat hamil dan pada kasus haemorrhages yang timbul akibat mentruasi,

parturition atau terluka. Mengkonsumsi kurma jauh lebih baik daripada


mengkonsusmsi suplement zat besi dalam bentuk tablet yang bisa

menimbulkan efek saming seperti mual, sakit kepala, dan kehilangan

nafsu makan. Disamping itu zat besi dalam kurma jauh lebih mudah

diserap oleh tubuh dikarenakan adanya glukosa, 15 fruktosa, dan vitamin

C dalam kurma yang masing-masing telah diketahui dapat membantu

absorbsi zat besi didalam tubuh. (United States Dapartment of

Agriculture, 2015)

2.2.4 Pemberian jus kurma

Buah kurma atau yang bernama latin Phoenix dactylifera sebagain besar

mengandung gula produksi yaitu glukosa dan fruktosa, sehingga buah

kurma mudah untuk dicerna dan secara cepat dapat mengganti energi yang

hilang. Selain sebagai sumber dari karbohidrat sederhana buah kurma juga

mengandung serat, vitaminA, vitaminB1, vitaminB2, vitaminB12, vitamin

C, potasium, kalsium, besi, klorin, tembaga dan enzim-enzim yang dapat

membantu dalam penyembuhan penyakit (Rahmawan, 2015).

1) Tujuan

Untuk meningkatkan kadar hemoglobin dan pembentukan sel darah

merah.

2) Persiapan

a) Persiapan alat : blender, gelas ukur, timbangan, kurma basah 100gr, air

200 cc, gelas minum, lembar observasi

b) Persiapan klien : kontrak waktu,topik,dan tempat,tujuan dilakukannya

pemberian jus kurma.

c) Persiapan lingkungan : ciptakan lingkungan yang nyaman.


3) Pelaksanaan

a) Cuci tangan

b) Libatkan pasien dengan mengajarkan membuat jus kurma.

c) Pilihlah buah kurma yang akan di gunakan

d) Cuci buah kurma terlebih dahulu dengan air mengalir

e) Sesudah dibersihkan, lalu pisahkan buah dengan bijinya

f) Masukan buah kurma tersebut kedalam blender dan masukan air

sebanyak 200 cc

g) Lalu di blender hingga halus

h) Ambil saringan dan gelas minum

i) Saring jus kurma sedikit demi sedikit

j) Sajikan jus kurma yang sudah di tuangkan di gelas minum dan berikan

pada pasien

k) Setelah itu rapihkan dan bersihakan alat-alat yang sudah di

gunakan setelah pembuatan jus kurma

l) Cuci tangan kembali dan lakukan pendokumentasian dengan

mencatat dilembar observasi.

2.3 Wanita Usia Subur (WUS)

Wanita usia subur (WUS) adalah wanita yang masih dalam usia

reproduksi (sejak mendapatkan haid pertama dan sampai berhentinya

haid), yaitu antara usia 15-49 tahun, dengan status belum menikah,

menikah, janda, yang masih berpotensi untuk mempunyai keturunan.

Alasan wanita usia subur menggunakan alat kontrasepsi adalah tergantung

pada tahapan usia yaitu (usia 30/35 tahun mempunyai alasan agar
mengakhiri kesuburan (sari,indriyani,& vidriyani, 2019). Pada seseorang

wanita yang sudah pernah melahirkan lebih dari seklai ( multipura) akan

mengalami pengurangan kekuatan otot uterus dan abdomen sehingga

resiko kejadian ketuban pecah dini akan tinggi (Rachmawati, 2019).


2.4 Kerangka Teori

Ibu Hamil
Faktor yang
mempengaruhi
anemia:
1. Usia Ibu Hamil
2. Jarak kehamilan Anemia
3. Tingkat pendidikan

Edukasi
Manfaat Kurma

WUS

s Mencegah Anemia

Tabel 2.1 Kerangka Teori


BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Kerangka Konsep

Kerangka konsep adalah sebuah kerangka yang di dalamnya menjelaskan

konsep yang terdapat pada asumsi teoritis, yang kemudian digunakan untuk

mengistilahkan unsur yang terdapat dalam objek yang akan diteliti serta

menunjukkan adanya hubungan antara konsep tersebut (Hardani, et al, 2020).

Kerangka konsep penelitian ini terdiri dari dua variabel yaitu variabel dependent

dan variabel independen.

Variabel independent atau variabel bebas adalah variabel yang menjadi

penyebab atau memiliki kemungkinan teoritis berdampak pada variabel lain.

Sedangkan variabel dependent atau variabel terikat (tak bebas) adalah variabel

yang secara struktur berfikir keilmuan menjadi variabel yang disebabkan oleh

adanya perubahan variabel lainnya (Hardani, et al, 2020).

3.1.1 Bagan Kerangka Konsep

Variabel Independen Variabel Dependen

1. Usia ibu
2. Pekerjaan
Edukasi Anemia dan
3. Status ekonomi
4. Lingkungan Konsumsi Kurma
5. Sumber informasi
Gambar 3.2 Bagan Kerangka Konsep
3.1.2 Keterangan Bagan Kerangka Konsep

1. Variabel Independent adalah variabel yang bebas dan berpengaruh.

Variabel independen dalam bagan kerangka konsep penelitian ini adalah

usia ibu, pekerjaan, status ekonomi, lingkungan dan sumber informasi.

2. Variabel Dependent adalah variabel yang tergantung, tarkait, akibat dan

dipengaruhi. Variabel dependent dalam bagan kerangka konsep penelitian

ini adalah edukasi anemia dan konsumsi kurma.

3.2 Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah jawaban sementara (pernyataan) terhadap rumusan

masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam

bentuk kalimat pertanyaan (Hardani, et al, 2020). Terdapat dua macam hipotesis

penelitian yaitu :

1. Hipotesis Kerja atau Hipotesis Alternatif (Ha)

Hipotesis kerja adalah jawaban sementara yang mengandung kalimat

positif (Hardani, et al, 2020). Hipotesis kerja adalah suatu rumusan dengan

tujuan untuk membuat ramalan tentang peristiwa yang terjadi apabila suatu

gejala muncul. Hipotesis ini disebut juga hipotesis alternatif, karena

mempunyai rumusan dengan implikasi alternatif di dalamnya (Lutfiana,

2018).

Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :


Ha : Adanya Efek edukasi anemia dan konsumsi kurma terhadap

pengetahuan wanita usia subur (WUS) dalam persiapan kehamilan di

desa.......

2. Hipotesis nol adalah jawaban sementara yang mengandung kalimat negatif

(Hardani, et al, 2020). Hipotesis nol adalah kalimat yang menyatakan

suatu kesamaan atau tidak adanya suatu perbedaan yang bermakna antara

kedua kelompok atau lebih mengenai sesuatu hal yang dipermasalahkan

(Lutfiana, 2018).

H0 : Tidak adanya Efek edukasi anemia dan konsumsi kurma terhadap

pengetahuan wanita usia subur (WUS) dalam persiapan kehamilan di

desa.......

3.3 Defenisi Operasional

Defenisi operasional adalah defenisi yang berguna ubtuk membatasi ruang

lingkup atau pengertian variabel-variabel yang diamati atau diteliti dan

bermanfaat untuk mengarahkan kepada pengukuran atau pengamatan terhadap

variabel-variabel yang bersangkutan serta mengembangkan instrumen

(Notoatmodjo, 2018).
No. Variabel Defenisi Operasional Alat Ukur Hasil Ukur Skala
1. Usia Ibu Lamanya orang hidup, Kuesioner 1. <20 tahun Nominal
dihitung sejak lahir 2. 20-35 tahun
sampai tahun terakhir 3. >35 tahun
masa kehidupan.
2. Pekerjaan Kegiatan yang dilakukan Kuesioner 1. Petani Nominal
ibu sehari-hari. 2. Wiraswasta
3. IRT
4. PNS
3. Status Penghasilan yang Kuesioner 1. Bawah Ordinal
Ekonomi diperoleh keluarga (<1.000.000)
responden setiap 2. Menengah
bulannya untuk (1.000.000 –
menafkahi keluarga. 2.000.000)
3. Atas
(>2.000.000)
4. Lingkungan Sekitar tempat ibu kuesioner 1. di Rumah
tinggal maupun bekerja 2. di Tempat
Kerja
5. Sumber Dari mana ibu mendapat Kuesioner 1. Media Cetak Ordinal
Informasi informasi tentang Baby 2. Sosial
Massage. Media
3. Tenaga
Kesehatan

Gambar 3.3 Tabel Defenisi Operasional

3.4 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini menggunakan metode eksperimen tentang efektifitas edukasi

anemia dan konsumsi kurma terhadap pengetahuan wanita usia subur (WUS) dalam

persiapan kehamilan di desa.......Tahun 2023.

3.5 Populasi dan Sampel

3.5.1 Populasi Penelitian


Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau wilayah generalisasi

yang terdiri dari subyek maupun obyek yang mempunyai kuantitas dan

karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik

kesimpulan (Hasdianah, et all, 2015). Populasi dalam penelitian ini

sebanyak .........orang ibu.

3.5.2 Sampel Penelitian

Sampel menurut Hasdianah, et al, (2015) adalah sebagian dari jumlah

dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Teknik pengambilan

sampel menggunakan ........... Sampling sehingga didapatkan jumlah sampel

sebanyak ......... orang ibu. Besarnya sampel dalam penelitian ini ditentukan

dengan rumus Slovin sebagai berikut :

N
n=
Ne ²+ 1

Keterangan :

n = Jumlah sampel

N = Jumlah populasi

E = Eror level (tingkat kesalahan)

Catatan : umumnya digunakan 1% (0,01), 5% (0,05) dan 10% (0,1)

(dapat dipilih oleh peneliti).

Populasi dalam penelitian ini berjumlah........... orang ibu dengan presisi yang

ditetapkan atau tingkat signifikasi 0,1 maka besarnya sampel pada penelitian

ini adalah :
n= ❑
( 0 ,1 )2 +1


n = ( 0 , 01 )+ 1


n = +1


n=❑

n=

Jadi banyak sampel dalam penelitian ini sebanyak ........... orang.

3.6 Lokasi dan Waktu Penelitian

3.6.1 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di desa............... Dengan

alasan ..................................................................................................................

..............................................................

3.6.2 Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan oleh peneliti sejak ........................2023.

Adapun kegiatan meliputi mulai dari pengajuan judul, survey awal,

penelusuran pustaka, bimbingan proposal penelitian, dan pengajuan atau

seminar proposal penelitian.

3.7 Instrumen Penelitian


Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner dengan

pertanyaan terbuka dengan jumlah pertanyaan 20 soal dan lembar observasi

pemberian jus kurma.

3.8 Metode Penelitian


Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan data primer dari responden

melalui kuesioner. Dengan tahapan sebagai berikut :

a. Surat izin survey awal dari pendidikan

b. Surat balasan survey awal

c. Pembuatan kisi- kisi kuesioner

d. Penyusunan kuesioner

e. Pembuatan kuesioner

f. Persetujuan responden

3.9 Uji Validitas dan Reliabilitas

Uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji validitas dan uji

reliabilitas yang dilaksanakan di desa..................

3.9.1 Uji Validitas (Validity)

Uji validitas merupakan uji yang digunakan untuk mengukur dan

mengamati valid atau tidaknya penelitian. Uji validitas ini akan dilakukan dua

kali pengambilan data dan mendapatkan hasil kuesioner yang valid. Kuesioner

dikatakan valid apabila r hitung lebih besar dari pada r tabel.

3.9.2 Uji Reliabilitas (Reliability)


Uji reliabilitas adalah suatu uji untuk mengetahui reliabel (dapat

dipercaya) atau tidak reliabelnya suatu instrumen yang digunakan dalam

penelitian. Menilai hasil instrumen hasil penelitian harus memiliki nilai yang

sama atau hampir sama apabila dilakukan berulang-ulang. Maka instrumen

tersebut dikatakan reliabilitas (konsisten).

3.10 Teknik Pengolahan dan Analisis Data

3.10.1 Pengolahan Data

1. Pengeditan (Editing)

Proses ini dilakukan dengan pengecekan kelengkapan data yang telah

terkumpul dan bila terdapat kesalahan atau kekeliruan dalam pengumpulan

data, maka akan diperbaiki dan dilakukan pendataan ulang terhadap

responden.

2. Pengkodean (Coding)

Pemberian kode atau tanda pada setiap data yang terkumpul dari

responden untuk memperoleh atau memasukkan data ke dalam table.

3. Tabulasi data (Tabulating)

Menyusun dan menghitung hasil data serta pengambilan kesimpulan, data

dimasukkan dalam tabel distribusi frekuensi.

4. Persentase

Data ditabulasi diubah dalam bentuk persentase dengan menggunakan

rumus :

f
P= ×100 %
n

Keterangan :
P = Persentase

f = Frekuensi

n = Jumlah sampel

Aspek pengukuran penegtahuan terdiri dari beberapa kategori yaitu :

1. Kategori baik, apabila responden menjawab 16-20 pertanyaan yang benar,

skor 80% - 100%.

2. Kategori cukup, apabila responden menjawab 12-15 pertanyaan yang

benar, skor 60% - 75%.

3. Kategori kurang, apabila responden menjawab 1-12 pertanyaan yang

benar, skor 0% - 55%.

3.10.2 Analisis Data

Dalam melakukan analisis, khususnya terhadap data penelitian akan

menggunakan ilmu statistik terapan yang disesuaikan dengan tujuan yang

hendak di analisis. Penelitian ini adalah penelitian analitik sehingga akan

menggunakan statistic analitik yaitu statistik yang membahas cara-cara

meringkas, menyajikan, dan mendiskripsikan suatu data dengan tujuan agar

mudah dimengerti dan lebih mempunyai makna Adapun langkah-langkah

analisa data adalah sebagai berikut :

1. Analisa Univariet

Analisa Univariet adalah analisa data secara univariat dilakukan untuk

menggambarkan karakteristik masing-masing variabel independen dan

dependen. Mengingat data kategori maka hasil analisi tersebut disajikan

dalam bentuk tabel distribusi frekuensi.

2. Analisa Bivariat
Analisis bivariat dilakukan pada dua variabel yang di duga berhubungan

atau berkorelasi. Pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan uji

chi square yakni untuk mengetahui hubungan antara dua variabel yang

berbentuk kategorik yaitu Chi square (X2 dengan α = 0,05. Jika hasil uji

menunjukkan p ≤ 0,05 maka hubungan antara variabel bermakna

(signifikan). Syarat uji Chi square adalah sel yang mempunyai nilai

expected kurang dari 5, maksimal 20% dari jumlah sel.


DAFTAR PUSTAKA

Ayu, et al. 2022. Efektifitas Kesehatan Wanita Usia Subur Dalam Mempersiapkan
Kehamilan Di Desa Tegorojo Kendal dan Kelurahan Cigugur Cimahi.
Jurnal SEMAR. Diakses 20 Maret 2023, Jam 08.16.
https://jurnal.uns.ac.id/jurnal-semar/article/download/59742/37929
Besti, Yanto, & Wulandari. 2021. Pengaruh Pendidikan Gizi Terhadap Peningkatan
Pengetahuan Gizi Ibu Hamil Anemia Di Kota Pekanbaru. Jurnal Doppler ,
Vol. 5 No 1 Maret 2021. Diakses 18 Maret 2023, Jam 08. 16 wib.
http://journal.universitaspahlawan.ac.id/index.php/doppler/article/view/
1559/pdf
Buchari, Elvanita, & Oktavia. 2019. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan
Kejadia Anemia Pada Ibu Hamil Di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Siak
Hulu I dan III Tahun 2018. Jurnal Photon, Vol 9 No. 2, juni 2019. Diakses
18 Maret 2023, Jam 08.20 wib.
https://ejurnal.umri.ac.id/index.php/photon/article/dounload/1306/822/
Chanda, Sri, & Sefita. 2022. Literatur Review:Efektivitas Konsumsi Kurma Untuk
Meningkatkan Hemoglobin Pada Anemia Ibu Hamil. Vol. 13 No. 1. Diakses
18 Maret 2023, Jam 08.21 wib.
https://jurnal.stikesbup.ac.id/index.php/jks/article/dowload/97/85/
Rosdiana, & Irmawati. 2020. Pengaruh Pemberian Sari Kurma Terhadap Peningkatan
Kadar Hb pada Ibu Hamil. Jurnal Ilmiah Kesehatan Sandi Husada, Vol. 9
Nomor 2. Diakses 18 Maret 2022, Jam 08.23 wib. https://akper-
sandikarsa.e-journal.id/JIKSH
KeMenKes, R.I. 2016. Profil kesehatan Indonesia tahun 2015. Jakarta:
KementerianKesehatan Republik Indonesia.

Lisfi, I., Serudji, J., & Kadri, H. 2017. Hubungan Asupan Fe dan Vitamin A dengan
Kejadian Anemia pada Ibu Hamil trimester III di Puskesmas air dingin kota
padang. Jurnal Kesehatan Andalas, 6(1), 191-195.

Luthfiyastuti, Aryati, & Gz, M. 2021. Hubungan Antara Status Gizi dengan Kadar
Hemoglobin pada Ibu Hamil di Desa Wirun Kecamatan Mojolaban
Kabupaten Sukoharjo (Doctoral dissertation, Universitas Muhammadiyah
Surakarta).

Mirawati, P.2020. Studi Literatur Review Gambaran Tingkat Pengetahuan Gizi Dan
Kepatuhan Mengonsumsi Tablet Tambah Darah (TTD) Pada Remaja Putri
(Doctoral dissertation, Poltekkes Kemenkes Kendari).
Noverstiti, E. 2012. Faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian anemia pada
ibu hamil trimester III di wilayah kerja Puskesmas Air Dingin Kota Padang
Tahun 2012. STIKES Peringsewu Lampung.

Purwaningtyas, M. L., & Prameswari, G. N. 2017. Faktor kejadian anemia pada ibu
hamil. HIGEIA (Journal of Public Health Research and Development), 1(3),
43-54.

Rahmawati, A., & Silviana, Y. 2019. Pengaruh Konsumsi Kurma (Phoenix


Dactylifera) terhadap Kenaikan Kadar Hemoglobin: A Review. JURNAL
KEBIDANAN, 9(1), 97-102.

Sugita, S., & Kuswati, K. 2020. Pengaruh Konsumsi Buah Kurma Terhadap
Peningkatan Kadar Hemoglobin Pada Ibu Hamil Trimester III. Jurnal
Kebidanan dan Kesehatan Tradisional, 5(1), 58-66.

Susilowati, D. A. 2017. Pengaruh Pemberian Buah Kurma Pada Ibu Hamil Tm III
Dengan Anemia Terhadap Kadar Hemoglobin Di Bpm Tri Rahayu
Setyaningsih Cangkringan Sleman Yogyakarta. Tarwoto, W. (2017). Buku
Saku Anemia Pada Ibu Hamil. Jakarta: Trans Info Medika.
FORMAT PERSETUJUAN

(INFORMED CONSENT)

Setelah membaca penjelasan lembaran pertama dan saya mengerti bahwa

penelitian ini tidak berakibat buruk pada saya serta identitas dan informasi yang saya

berikan dijaga kerahasiaannya dan benar-benar hanya digunakan untuk kepentingan

penelitian.

Maka saya menyatakan bersedia untuk berpartisipasi dalam penelitian yang

akan digunakan oleh Mahasiswa ...................................... yang bernama ......... dengan

judul “EFEKTIFITAS EDUKASI ANEMIA DAN KONSUMSI KURMA

TERHADAP PENGETAHUAN WANITA USIA SUBUR (WUS) DALAM

PERSIAPAN KEHAMILAN DI DESA.......”.

, Maret 2023

Responden Peneliti

( )
LEMBAR OBSERVASI

Tanggal pemeriksaan :

Nama pasien :

Usia :

Pekerjaan :

Status Ekonomi :

Paritas :

Jarak kelahiran terakhir :

Hb : mg/dL

Berat Badan Sebelum Hamil :

Berat Badan Saat Ini :

Tinggi Badan :

Pertambahan BB : Kg (Sesuai/tidak sesuai rekomendasi)

Ukuran LILA : cm

Kepala janin sudah masuk PAP/belum :

Taksiran Berat Janin : Gram (Sesuai/Tidak Sesuai)


Standar Operasional Prosedur Pemberian
Jus Kurma Untuk Meningkatkan Hemoglobin Pada Ibu Hamil Dengan Anemia

1. Persiapan
No. Kegiatan Media
1. Persiapan alat Blender, gelas ukur, timbangan, kurma basah 100gr, air
200 cc, gelas minum, lembar observasi
2. Persiapan Klien kontrak waktu,topik,dan tempat,tujuan
dilakukannya pemberian jus kurma.
3. Persiapan Lingkungan ciptakan lingkungan yang nyaman.

2. Pelaksanaan
No. Kegiatan

1. Memberikan salam kepada ibu dan keluarga hubungan saling percaya sebagai
dasar interaksi yang terapeutik antara bidan dan klien
2. Menjelaskan maksut dan tujuan pemberian intervensi memaksimalkan fungsi
terapi sesuai dengan kebutuhan
Memberikan inform consent atau lembar persetujuan menyampaikan informasi
3. mengenai rencana tindakan yang akan dilakukan berupa keuntungan dan
kerugian yang akan di dapatkan tanpa paksaan
Mencuci tangan menghilangkan kotoran dan menghambat atau membunuh
4. mikroorganisme pada kulit tangan serta mencegah penyebaran mikroorganisme
penyebab infeksi yang ditularkan melalui tangan
Menjelaskan cara melakukan intervensi pemberian jus kurma untuk
5. mengarahkan bagaimana dilakukan, kapan dan siapa saja yang akan melakukan
tindakan berupa terapi pemberian jus kurma.
Mencatat hasil dan respon pasien ke lembar observasi melalui lembar observasi
6. diharapkan akan diperoleh informasi mengenai peningkatan atau penurunan
kadar hemoglobin setelah diberikan intervensi
7. Menimbang buah kurma untuk menghitung kebutuhan gizi yang akan di
konsumsi sebanyak 100 gr yang di butuhkan
8. Cuci dengan air mengalir Untuk membuang kotoran yang menempel pada buah
kurma
9. Masukan kurma dan air mineral 200 cc kedalam blender sampai tercampur agar
mempermudah proses pengeluaran sari kurma
10. Matikan blender dan saring jus kurma agar mendapatkan hasil yang tanpa
banyak sisa buah yang terbuang
11. Sajikan di gelas Penyajian minuman digelas untuk menarik selera keluarga/para
tamu yang akan menyantap hidangan yang di sajikan
KUESIONER PENELITIAN

EFEKTIFITAS EDUKASI ANEMIA DAN KONSUMSI KURMA TERHADAP


PENGETAHUAN WANITA USIA SUBUR (WUS) DALAM PERSIAPAN
KEHAMILAN DI DESA.......

1. Petunjuk Pengisian

a. Untuk mendapatkan data yang akurat kami mohon kesediaan saudari untuk

mengisi kuesioner ini dengan benar.

b. Beri tanda ceklis () ataupun lingkari pilihan anda pada setiap pernyataan

yang menurut anda benar.

c. Saudari berhak menanyakan kembali maksud dari pertanyaan bila ada

pertanyaan yang kurang jelas.

2. Identitas Ibu

No. Responden :

Nama :

Usia Ibu : < 20 Tahun

20 -35 Tahun

> 35 Tahun

Pekerjaan : Petani

Wiraswasta

IRT

PNS
Status Ekonomi : Bawah (< 1.000.000)

Menengah (1.000.000 – 2.000.000)

Atas (> 2.000.000)

Lingkungan : Di Rumah

Di Tempat Kerja

Sumber Informasi : Media Cetak

Sosial Media

Tenaga Kesehatan
No. Pernyataan Mengenai Pengetahuan Ibu Tentang Anemia Benar Sala
Anemia adalah keadaan dimana kadar hemoglobin dalam darah lebih rendah
dari nilai normal sebagai akibat ketidakmampuan jaringan pembentuk sel
1.
darah merah dalam produksinya untuk mempertahankan kadar hemoglobin
pada tingkat normal.
Kepala pusing, palpitasi, mata berkunang-kunang, pucat, perubahan jaringan
2. epitel kuku, lesu, lemah, lelah, kurang nafsu makan, menurunya kebugaran
tubuh, gangguan penyembuhan luka, dan pembesaran kelenjar limpa.
3. Tanda-tanda anemia apabila kadar hemoglobin (Hb) <7gr/dl.
4. Anemia tidak akan didapati pada ibu hamil.
Edukasi yang perlu berikan pada ibu sebelum hamil yaitu edukasi mengenai
5.
anemia dan cara pencegahan.
Salah satu cara pengolahan buah kurma untuk ibu hamil dalam mencegah
6.
anemia yaitu dengan jus kurma.
7. Anemia dalam kehamilan dapat terjadi pada seseorang yang bukan WUS.
Zat besi dapat diperoleh dari daging dan sayur-sayuran seperti bayam,
8. kangkung, buncis, kacang polong dan buah-buahan seperti stoberi, kismis,
kurma dan bit.
Anemia akan mengakibatkan kematian pada janin dalam kandungan, abortus,
9.
cacat bawaan, dan Berat Badan Lahir Rendah.
Mengonsumsi kurma tidak berguna dalam mencegah terjadinya anemia pada
10.
ibu hamil.
Faktor penyebab anemia, dikarenakan usia ibu, jarak kehamilan, dan riwayat
11.
anemia sebelumnya.
Edukasi anemia dan konsumsi kurma tidak efektif dalam penambahan
12.
pengetahuan ibu dalam persiapan kehamilannya.
Pada pemeriksaan dan pengawasan hemoglobin minimal dilakukan 2 kali
13.
selama kehamilan trimester I dan III.
14. Masih banyak ibu yang tidak tahu manfaat kurma terhadap anemia.
Selama kehamilan ibu hamil wajib mengonsumsi tablet Fe sebanyak 90
15.
tablet.
Kurma kaya akan gizi, fitokimia, air dan gula alamiah yang dapat digunakan
16.
untuk mempertahankan kesehatan.
Ruthab (kurma basah) bermanfaat mencegah terjadinya perdarahan bagi
17. wanita melahirkan, mempercepat proses persalinan dan mempercepat proses
pengembalian posisi rahim seperti sedia kala sebelum waktu kehamilan yang
berikutnya.
18. Ibu hamil mengetahui manfaat kurma dari lingkungan sekitarnya.
19. Ibu tidak akan anemia jika tidak mengonsumsi kurma.
Anemia dapat dicegah dengan mengonsumsi makanan yang bergizi dan
20.
membudayakan hidup sehat.
KUNCI JAWABAN KUESIONER PENELITIAN

EFEKTIFITAS EDUKASI ANEMIA DAN KONSUMSI KURMA TERHADAP


PENGETAHUAN WANITA USIA SUBUR (WUS) DALAM PERSIAPAN
KEHAMILAN DI DESA.......

1. BENAR 11. BENAR

2. BENAR 12. SALAH

3. BENAR 13. BENAR

4. SALAH 14. BENAR

5. BENAR 15. BENAR

6. BENAR 16. BENAR

7. SALAH 17. BENAR

8. BENAR 18. SALAH

9. BENAR 19. SALAH

10. SALAH 20. BENAR

Anda mungkin juga menyukai