Anda di halaman 1dari 35

JOURNAL READING

ASUHAN KEBIDANAN HOLISTIK PADA MASA PRAKONSEPSI DAN

PERENCANAAN KEHAMILAN SEHAT

Oleh :
BELLA PUSPA SARI
NIM P05140521004

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLTEKKES KEMENKES BENGKULU
PRODI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN
KOTA BENGKULU

2021
HALAMAN PERSETUJUAN

JOURNAL READING ASUHAN KEBIDANAN “PERSIAPAN

KEHAMILAN SEHAT“ DI PUSKESMAS JALAN GEDANG

KOTA BENGKULU

Oleh:

BELLA PUSPA SARI


NIM P05140521004

Menyetujui,

Pembimbing Akademik Pembimbing Lahan

Rolita Efriani, SST.M.Keb Kemala Haiti, S.Tr.Keb


NIP. 199308272020122010 NIP. 1997712232003122004
ABSTRAK

KESIAPAN IBU MENGHADAPI KEHAMILAN DAN FAKTOR-FAKTOR YANG


MEMPENGARUHINYA

Juli Oktalia, Herizasyam Poltekkes Kemenkes Jakarta III e-mail : oktimidw@yahoo.com

Latar Belakang : Kehamilan yang sehat membutuhkan persiapan fisik dan mental dari
setiap ibu. Perencanaan kehamilan yang sehat harus dilakukan sebelum masa kehamilan.
Proses kehamilan yang direncanakan dengan baik, maka akan berdampak positif pada kondisi
janin dan adaptasi fisik dan psikologis dari ibu menjadi lebih baik.

Tujuan : untuk mengetahui Kesiapan Ibu menghadapai kehamilan dan faktor – faktor
yang mempengaruhinya. Metodologi Penelitian: Jenis penelitian ini adalah analitik dengan
pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini ibu hamil yang datang ANC di dua
Puskesmas Kecamatan Cipayung dan Kecamatan Ciracas Jakarta Timur bulan Agustus –
Oktober 2015.

Hasil penelitian : terdapat hubungan yang signifikan antara faktor tingkat pendidikan
suami, pendapatan Pasangan Usia Subur, pengetahuan Ibu dan tingkat keterpaparan informasi
dengan kesiapan Ibu menghadapi kehamilan (P value < 0,05). Hasil analisis regresi
menemukan bahwa faktor pendapatan pasangan usia subur dan keterpaparan informasi adalah
faktor paling dominan dalam mempengaruhi kesiapan Ibu dalam menghadapi kehamilan (P
Value < 0,05).
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Sebagian besar kematian ibu tersebut disebabkan oleh penyebab
langsung, yaitu perdarahan, infeksi, eklamsia, persalinan lama dan abortus
komplikasi abortus. Sebagian besar komplikasi kehamilan ini dapat
dicegah dengan melakukan persiapan pra konsepsi. Dalam Riskesdas
tahun 2010 tidak seluruh pasangan siap memiliki menghadapi proses
kehamilan atau memiliki anak, salah satu alasan dari pasangan adalah
ketidak tepatan waktu dari terjadinya proses kehamilan tersebut. Dampak
kehamilan yang tidak direncanakan selain berdampak pada kehamilan juga
berdampak pada ketidaksiapan ibu untuk hamil dan bahkan dapat berujung
pada keputusan untuk pengguguran kandungan yang tidak aman (unsafe
abortion). Kondisi unsafe abortion akan sangat dekat dengan kejadian
kesakitan dan kematian ibu yang saat ini masih sangat tinggi di indonesia.
(Prihastuti, 2004 dalam Pranata & Sadewo, 2012).
Kehamilan yang sehat membutuhkan persiapan fisik dan mental,
oleh karena itu perencanaan kehamilan harus dilakukan sebelum masa
kehamilan. Proses kehamilan yang direncanakan dengan baik akan
berdampak positif pada kondisi janin dan adaptasi fisik dan psikologis ibu
pada kehamilan menjadi lebih baik. Hal-hal yang perlu dipersiapkan pada
kehamilan misalnya pengaturan nutrisi ibu hamil. Nutrisi yang baik juga
berperan dalam proses pembentukan sperma dan sel telur yang sehat.
Nutrisi yg baik berperan dalam mencegah anemia saat kehamilan,
perdarahan, pencegahan infeksi, dan pencegahan komplikasi kehamilan
seperti kelainan bawaan dan lain-lain. Dalam persiapan kehamilan juga
sebaiknya dilakukan skrining penyakit penyakit seperti penyakit infeksi
yang berisiko menular pada janinnya misalnya Hepatitis, HIV,
Toxoplasma dan Rubella), penyakit yang dapat diperberat dengan kondisi
kehamilan misalnya diabetes Mellitus, epilepsi, penyakit jantung, penyakit
paru, hipertensi kronis (Anon 2007).
Data Riskesdas 2013, terdapat 37,1% ibu hamil anemia, yaitu ibu
hamil dengan kadar hb kurang dari 11,0 gram/dl, dengan proporsi yang
hamper sama antara kawasan perkotaan (36,4%) dan perdesaan (37,8%).
Peningkatan proporsi ibu hamil usia 15 - 19 tahun dengan KEK dari
31,3% pada tahun 2010 menjadi 38,5% pada tahun 2013. Ketidak siapan
kondisi fisik dan mental saat kehamilan ini maka akan berdampak pada
saat menjadi ibu dan menjalani proses pengasuhan dari masa emas bayi
dan balita. Riskesdas (2010) juga menemukan bahwa dampak dari situasi
ini adalah kurang maksimalnya kesehatan saat hamil, ketidaksiapan ibu
untuk hamil serta keputusan untuk pengguguran kandungan yang tidak
aman.
Mempromosikan kesehatan keluarga prakonsepsi merupakan
strategi yang penting untuk meningkatkan kualitas anak yang akan
dilahirkan sekaligus dapat membantu pada upaya penurunan kesakitan dan
kematian ibu dan bayi. Situasi ini didapatkan bahwa faktor risiko yang
diketahui yang merugikan ibu dan bayi yang mungkin bisa terjadi sebelum
kehamilan harus ditangani misalnya ibu mengalami kekurangan
hemoglobin (anemia), kekurangan asam folat dan perilaku yang dapat
menganggu kesehatan ibu dan janin pada masa kehamilan. Konseling
prakonsepsi adalah komponen penting dalam pelayanan kesehatan pra
konsepsi. Melalui konseling, pemberi pelayanan mendidik dan mereka
mendasikan strategi-strategi untuk meningkatkan kesehatan ibu dan janin
(Williams et al. 2012).
Saat ini rekomendasi dilaksanakannya kegiatan persiapan dan
konseling saat pra konsepsi (sebelum terjadi kehamilan) telah banyak
dipublikasikan. (Seshadri, 1012; Reeve, 2009; Jack BW, 2008 ; bunting et
al 2008 dalam (Agricola et al. 2013). Walaupun hal ini sudah
direkomendasikan oleh banyak lembaga namun implementasinya sangat
rendah misalnya di negara India menunjukkan lebih dari 54 persen
perempuan di India tidak mendapatkan informasi seputar persiapan pra
konsepsi (Bayrami et al.n.d.).
Boente et al (2014) merekomendasikan bahwa perlunya perubahan
paradigm pelayanan kesehatan menitikberatkan pada persiapan pada masa
pra konsepsi untuk menskrinning pasangan yang telah siap menjadi orang
tua potensial parents) dengan pasangan yang belum siap menjadi orang
tua. Boente et al juga menyatakan bahwa menjadi orang tua yang siap
merupakan tanggung jawab moral yang paling fundamental bagi setiap
pasangan (Bonte et al. 2014). Kesadaran akan tanggung jawab moral ini
akan membuat para pasangan akan lebih bertanggung jawab untuk
menyiapkan dan merencanakan sebelum kehamilan terjadi sehingga saat
kehamilan terjadi kondisi pasangan tersebut lebih siap secara fisik, mental
sosial dan ekonomi. Kesiapan ini akan berdampak pada pola pengasuhan
anak yang lebih bertanggung jawab.
Sangatlah penting menyiapkan kehamilan terutama dalam hal
menyiapkan kesehatannya, khususnya terkait nutrisi, olahraga, kebiasaan
yang dapat menganggu kehamilan misal merokok, minum-minuman keras,
polusi lingkungan dan mengurangi stress. Kesiapan ibu dalam menghadapi
kehamilan sangat bermanfaat untuk mencegah malnutrisi, menyiapkan
tubuh pada perubahan – perubahan pada saat hamil, mengurangi stress dan
mencegah obesitas, mengurangi risiko keguguran, persalinan premature,
berat bayi lahir rendah dan kematian janin mendadak, dan mencegah efek
dari kondisi kesehatan yang bermasalah pada saat kehamilan
(Chandranipapongse & Koren 2013).
Program yang dikembangkan pemerintah saat ini sebagian besar
dimulai setelah pasangan tersebut menjalani kehamilan misalnya program
nutrisi seribu hari pertama kehidupan, program P4K (perencanaan
persalinan dan pencegahan komplikasi) maupun program keluarga
berencana yang seluruhnya subjek sasarannya pada ibu yang telah
menjalani kehamilan dan program kesehatan ibu anak lainnya. Adapun
program Kesehatan Reproduksi Remaja menjadi salah satu program yang
dikembangkan pada perempuan yang belum hamil. Namun secara analisis
sosial dan psikologis terkait persiapan dan perencanaan kehamilan, sasaran
remaja menjadi sulit karena berhadapan dengan nilai budaya bahwa remaja
belum disiapkan mendisikusikan tentang perencanaan kehamilan. Program
pemerintah saat ini yang terkait perencanaan kehamilan baru pada seputar
mencegah kehamilan tidak diinginkan melalui program Keluarga
Berencana dan kelas calon pengantin.

B. Rumusan Masalah
Bagaimana hasil penelitian dan pembahasan pada persiapan kehamilan
sehat?

C. Tujuan
Untuk mengetahui konsep dasar persiapan kehamilan sehat
BAB II
ULASAN JURNAL
A. Latar Belakang
Mempromosikan kesehatan keluarga prakonsepsi merupakan
strategi yang penting untuk meningkatkan kualitas anak yang akan
dilahirkan sekaligus dapat membantu pada upaya penurunan kesakitan dan
kematian ibu dan bayi. Situasi ini didapatkan bahwa faktor risiko yang
diketahui yang merugikan ibu dan bayi yang mungkin bisa terjadi sebelum
kehamilan harus ditangani misalnya ibu mengalami kekurangan
hemoglobin (anemia), kekurangan asam folat dan perilaku yang dapat
menganggu kesehatan ibu dan janin pada masa kehamilan. Konseling
prakonsepsi adalah komponen penting dalam pelayanan kesehatan pra
konsepsi. Melalui konseling, pemberi pelayanan mendidik dan mereka
mendasikan strategi-strategi untuk meningkatkan kesehatan ibu dan janin
(Williams et al. 2012).
Saat ini rekomendasi dilaksanakannya kegiatan persiapan dan
konseling saat pra konsepsi (sebelum terjadi kehamilan) telah banyak
dipublikasikan. (Seshadri, 1012; Reeve, 2009; Jack BW, 2008 ; bunting et
al 2008 dalam (Agricola et al. 2013). Walaupun hal ini sudah
direkomendasikan oleh banyak lembaga namun implementasinya sangat
rendah misalnya di negara India menunjukkan lebih dari 54 persen
perempuan di India tidak mendapatkan informasi seputar persiapan pra
konsepsi (Bayrami et al.n.d.).
Boente et al (2014) merekomendasikan bahwa perlunya perubahan
paradigm pelayanan kesehatan menitikberatkan pada persiapan pada masa
pra konsepsi untuk menskrinning pasangan yang telah siap menjadi orang
tua potensial parents) dengan pasangan yang belum siap menjadi orang
tua. Boente et al juga menyatakan bahwa menjadi orang tua yang siap
merupakan tanggung jawab moral yang paling fundamental bagi setiap
pasangan (Bonte et al. 2014). Kesadaran akan tanggung jawab moral ini
akan membuat para pasangan akan lebih bertanggung jawab untuk
menyiapkan dan merencanakan sebelum kehamilan terjadi sehingga saat
kehamilan terjadi kondisi pasangan tersebut lebih siap secara fisik, mental
sosial dan ekonomi. Kesiapan ini akan berdampak pada pola pengasuhan
anak yang lebih bertanggung jawab.
Sangatlah penting menyiapkan kehamilan terutama dalam hal
menyiapkan kesehatannya, khususnya terkait nutrisi, olahraga, kebiasaan
yang dapat menganggu kehamilan misal merokok, minum-minuman keras,
polusi lingkungan dan mengurangi stress. Kesiapan ibu dalam menghadapi
kehamilan sangat bermanfaat untuk mencegah malnutrisi, menyiapkan
tubuh pada perubahan – perubahan pada saat hamil, mengurangi stress dan
mencegah obesitas, mengurangi risiko keguguran, persalinan premature,
berat bayi lahir rendah dan kematian janin mendadak, dan mencegah efek
dari kondisi kesehatan yang bermasalah pada saat kehamilan
(Chandranipapongse & Koren 2013).

B. Metodologi
Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional deskriptif
analitik untuk mengetahui faktor – faktor yang mempengaruhi kesiapan
ibu menghadapi kehamilan. Populasi penelitian adalah pasangan subur di
wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Cipayung Jakarta Timur tahun 2015.
Sampel penelitian ini adalah ibu yang mengalami kehamilan primigarivida
dan berkunjung ke Puskesmas di wilayah Kecamatan Jakarta Timur.
Dengan menggunakan rumus Slovin, didapatkan jumlah samplenya
sebanyak 96 orang. Tehnik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah
purpusive sampling. yaitu semua subyek yang datang memeriksakan
kehamilan pada Puskesmas Kecamatan Cipayung dan Puskesmas
Kecamatan Ciracas dimasukkan dalam penelitian sampai subyek yang
diperlukan terpenuhi. Waktu penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni -
September tahun 2015 di dua wilayah kecamatan Jakarta Timur. Alat
pengumpulan data menggunakan kuesioner yang diisi oleh responden,
dengan analisa data menggunakan analisa univariat untuk mengetahui
distribusi frekuensi variabel independen atau dependen dan analisis
bivariat untuk melihat hubungan variabel independen dengan variabel
dependen.

C. Hasil Penelitian
Dari hasil diatas, terlihat untuk variable tingkat pendapatan dan
keterpaparan informasi adalah variable dominan (p value < 0,05),
sedangkan faktor-faktor yang lain seperti tingkat pendidikan suami dan
tingkat pengetahuan adalah variabel yang tidak dominan.
Pengukuran kesiapan pasangan usia subur menghadapi kehamilan
dilakukan melalui pengisian kuesioner terpimpin. Surveyor membacakan
pertanyaan dalam kuesioner yang kemudian dijawab secara lisan oleh
responden. Dari 96 ibu yang menjadi responden,sebagian besar responden
tidak menyiapkan kehamilannya sebanyak 62 orang (64,6 %) dan
sebanyak 34 orang ibu sudah menyiapkan kehamilannya dengan baik
(35.4%). Jumlah ibu yang menyiapkan kehamilannya lebih sedikit dari
pada ibu yang tidak memiliki kesiapan menghadapi kehamilan adalah
sebuah situasi yang harus menjadi perhatian (concern) bagi pemerintah
dan tenaga kesehatan karena kehamilan yang sehat membutuhkan
persiapan fisik dan mental. Persiapan fisik dan mental sangat bermanfaat
untuk menyiapkan tubuh pada perubahan – perubahan pada saat hamil,
mengurangi stress dan mengurangi risiko komplikasasi pada masa
kehamilan (Chandranipapongse & Koren 2013).
Perencanaan kehamilan yang sehat harus dilakukan pada masa pra
konsepsi. Proses kehamilan yang direncanakan dengan baik, maka akan
berdampak positif pada kondisi janin dan adaptasi fisik dan psikologis dari
perempuan dan pasangannya. Hal-hal yang perlu dipersiapkan pada
kehamilan misalnya pengaturan nutrisi ibu hamil. Nutrisi yang baik juga
berperan dalam proses pembentukan sperma dan sel telur yang sehat.
Nutrisi yg baik berperan dalam mencegah anemia saat kehamilan,
perdarahan, pencegahan infeksi, dan pencegahan komplikasi kehamilan
seperti kelainan bawaan dan lain-lain. Dalam persiapan kehamilan juga
sebaiknya dilakukan skrining penyakit-penyakit seperti penyakit infeksi
yang berisiko menular pada janinnya misalnya Hepatitis, HIV,
Toxoplasma dan Rubella), penyakit yang dapat diperberat dengan kondisi
kehamilan misalnya diabetes Mellitus, epilepsi, penyakit jantung, penyakit
paru, hipertensi kronis (Anon 2007).
Berdasarkan hasil uji statistic menunjukkan tidak ada hubungan
yang bermakna antara pendidikan ibu dengan kesiapan ibu menghadapi
kehamilan dengan P value 0,086 (P Value > 0,05). Namun hasil statistik
berbeda ditunjukkan pada pendidikan Suami yang dapat dilihat
berdasarkan tabel 7 dapat diketahui bahwa hasil uji statistik menunjukkan
terdapat hubungan yang bermakna antara pendidikan suami dengan
kesiapan ibu menghadapi kehamilan dengan P value 0,016 (P Value <
0,05). Perbedaan hasil statistik antara hubungan pendidikan PUS dan
kesiapan ibu menghadapi kehamilan antara suami dan istri dapat
dihubungkan dengan peran suami yang lebih dominan dalam rumah
tangga dalam konteks budaya Indonesia. Pendidikan suami menjadi lebih
berhubungan dibandingkan pendidikan istri. Hal ini dapat disimpulkan
bahwa kesiapan ibu dalam kehamilan dapat dihubungkan dengan
pengambil keputusan dominan dalam rumah tangga yang sebagian besar
pada pihak suami. Hal ini karena pola hidup di tingkat rumah tangga tidak
dapat terlepas dari faktor lingkungan, adat istiadat, ekonomi, sosial budaya
dan lain – lain. Faktor lingkungan yang saat ini sangat terkait erat dengan
keseteraan gender pada tingkat rumah tangga. Gender adalah pembedaan
antara perempuan dan laki-laki yang didasarkan pada jenis kelamin
tentang sifat, peran, posisi perempuan dan laki laki yang dibuat oleh
masyarakat dan dipengaruhi oleh system kepercayaan / penafsiran
budaya, politik, system pendidikan dan ekonomi. (Modul YPKP, 2006).
Tingkat pendidikan turut menentukan mudah tidaknya seseorang
menyerap dan memahami pengetahuan tentang persiapan menghadapi
persalinan yang mereka peroleh (kodyat, 1999). Tingkat pndidikan turut
menentukan rendah tidaknya seseorang menyerap dan memakai
pengetahuan (Maulana, 2009).
Berdasarkan hasil uji statistik menunjukkan terdapat hubungan
yang bermakna antara pendapatan dengan kesiapan Ibu menghadapi
kehamilan dengan P value 0,000 (P Value < 0,05). Pendapatan biasanya
berupa uang yang mempengaruhi kesiapan keluarga dalam mempersiapkan
semua kebutuhan selama kehamilan dan persiapan persalinan. Tingkat
pendapatan berpengaruh pada daya beli seseorang untuk membeli sesuatu.
Pendapatan merupakan salah satu faktor yang paling menentukan kuantitas
maupun kualitas persiapan menjelang kehamilan. Tingkat pendapatan
seseorang untuk memenuhi hidup disesuaikan dengan penghasilan yang
ada. Tingkat pendapatan memiliki hubungan bermakna dengan kesiapan
menghadapi kehamilan sesuai dengan hasil penelitian WHO bahwa status
kesehatan ibu dipengaruhi oleh tingkat pendapatan. Persiapan financial
bagi pasangan dalam menghadapi kehamilan akan sangat mempengaruhi
pendapat Ibu tentang kesiapan Kehamilan. Persiapan financial atau yang
berkaitan dengna penghasilan atau keuangan yang dimiliki untuk
mencukup kebutuhan selama kehamilan berlangsung sampai masa
persalinan dan masa pengasuhan. Pendapat tentang kesiapan menghadapi
kehamilan adalah kesiapan Ibu dalam menyiapkan biaya financial untuk
biayapersalinan, pakaian dan perlengkapan bayi, kebutuhan ibu dalam
pengasuhan bayi dan lain-lain.
Berdasakan hasil uji statistik menunjukkan terdapat hubungan
yang bermakna antara Tingkat pengetahuan dengan kesiapan Ibu
menghadapi kehamilan dengan P value 0,000 (P Value < 0,05). Hasil
penelitian ini sesuai dengan pendapat ahli yaitu Green menganalisis
perilaku berdasarkan dua faktor yaitu : faktor perilaku (behaviorcauses)
dan faktor diluar perilaku (non behavior causes). Green menyebutkan
bahwa faktor perilaku ditentukan atau dibentuk oleh Faktor predisposisi
(predisposing factor), yang terwujud dalam pengetahuan, sikap,
kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai dan sebagainya.
Adanya hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan
tentang pentingya kesiapan kehamilan dengan Ibu menghadapi kehamilan.
Hasil penelitian ini sesuai denga analisis WHO tahun (1984)
yangmenyebutkan bahwa perilaku pasangan dapat dipengaruhi oleh salah
satunya adalah Pengetahuan. Pengetahuan tersebut diperoleh dari
pengalaman sendiri atau pengalaman orang lain. Dalam penelitian ini
pengetahuan Ibu tentang pentingnya kesiapan Kehamilan sejalan dengan
kesiapan Ibu dalam menyiapkan kehamilannya. Ibu yang memiliki
pegetahuan tentang kesiapan kehamilan yang baik cenderung melakukan
persiapan kehamilan lebih baik daripada Ibu yang kurang memiliki
pengetahuan kehamilan yang baik. Dalam penelitian ini tingkat
pengetahuan yang baik akan membuat Ibu memiliki sikap positif terhadap
pentingnya kesiapan kehamilan, dan terdapat situasi yang mendukung
sikap tersebut untuk diwujudkan pada tindakan – tindakan yang mengacu
pada pengetahuan Ibu tentang apa saja yang harus disiapkan Ibu dalam
menghadapi kehamilan.
Berdasarkan hasil uji statistik menunjukkan terdapat hubungan
yang bermakna antara tingkat keterpaparan informasi dengan kesiapan Ibu
menghadapi kehamilan dengan P value 0,002 (P Value < 0,00). Tingkat
keterpaparan informasi dalam penelitian ini adalah membagi dua
kelompok responden penelitian antara kelompok yang terpapar dengan
informasi tentang apa saja yang penting disiapkan Ibu menjelang
kehamilan. Keterpaparan informasi Ibu tentang persiapan kehamilan
berhubungan signifikan dengan kesiapan Ibu menghadapi kehamilan.
Dalam sejarah pengembangan pelayanan pra konsepsi dalam hal
penyusunan standards dan guideline telah dilakukan di banyak negara.
Negara Amerika misalnya telah membuat standars dan panduan pelayanan
pra konsepsi yang dilakukan tenaga kesehatan (Freda et al. 2006). Standar
pelayanan kebidanan untuk pelayanan organisasi dapat diakses pada
beberapa website misalnya di amerika mereka menyusun bahwa pelayanan
asuhan pra konsepsi adalah komptensi inti dan berisi kegiatan : yaitu
menilai kesiapan ibu dan keluarga untuk menghadapi kehamilan termasuk
kesiapan fisik, emosional, psikososial dan kehidupan seksual. Konseling
tentang pengaruh lingkungan dan keluarga pada kesiapan kehamilan juga
disiapkan sebelum Ibu menghadapi kehamilan.
Hasil Analisis Multivariat menunjukkan bahwa variable
pendapatan dan keterpaparan informasi adalah variable dominan (p value
< 0,05), sedangkan faktor-faktor yang lain seperti pendidikan suami dan
pengetahuan adalah variabel yang tidak dominan. Faktor pendapatan dan
keterpaparan informasi menjadi faktor yang paling dominan dibanding
pengetahuan dan keterpaparan infomasi sesuai dengan penelitian hasil
rekomendasi WHO tahun 2015 diketahui bahwa faktor – faktor yang
menyebabkan perempuan tidak dapat mengakses pelayanan kesehatan
selama masa pra konsepsi, kehamilan dan persalinan adalah kemiskinan
(daya beli dan pendapatan), jarak, kekurangan informasi dan ketidak
adekuatan pelayanan dan praktik budaya yang tidak aman. Rekomendasi
WHO (2015) bahwa tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi yang
baik untuk memberikan pelayanan berkualitas pada masa pra konsepsi,
selama masa hamil, dan sesudah persalinan (selama masa pengasuhan)
dapat menyelamatkan jiwa ibu dan bayi.

D. Analisa Secara Ringkas


Penelitian menunjukkan betapa pentingnya ibu untuk
mempersiapkan kehamilannya agar tidak terjadi resiko-resiko saat hamil.
Edukasi mengenai persiapan kehamilan sangat dibutuhkan untuk
menambah wawasan ibu terhadap kehamilan yang diinginkannya.
Beberapa faktor yang dijelaskan didalam jurnal ini sangat mengedukasi
ibu hamil untuk mempersiapkan diri saat kehamilan.

E. Tinjauan Teori Perencanaan Kehamilan


1. Pengertian Perencanaan Kehamilan
Perencanaan kehamilan adalah pengetahuan kapan usia ideal
dan saat yang tepat untuk hamil serta mengatur jarak kehamilan dan
jumlah anak. Perencanaan kehamilan merupakan perencanaan
berkeluarga yang optimal melalui perencanaan kehamilan yang aman,
sehat dan diinginkan merupakan salah satu faktor penting dalam upaya
menurunkan angka kematian maternal. Menjaga jarak kehamilan tidak
hanya menyelamatkan ibu dan bayi dari sisi kesehatan, namun juga
memperbaiki kualitas hubungan psikologi keluarga (Mirza, 2008).
Perencanaan kehamilan merupakan hal yang penting untuk
dilakukan setiap pasangan suami istri. Baik itu secara psikolog/mental,
fisik dan finansial adalah hal yang tidak boleh diabaikan.
Merencanakan kehamilan merupakan perencanaan kehamilan untuk
mempersiapkan kehamilan guna mendukung terciptanya kehamilan
yang sehat dan menghasilkan keturunan yang berkualitas yang
diinginkan oleh keluarga (Nurul, 2013).
Perencanaan Kehamilan bertujuan untuk mencegah kehamilan
4 terlalu yaitu :
1) Terlalu muda (<20 tahun)
Kehamilan pada usia muda (<20 tahun) dapat mengakibatkan
kesulitan dalam persalinan karena organ reproduksi belum
berkembang sempurna, keracunan kehamilan (preeklamsia),
keguguran, perdarahan, resiko panggul sempit sehingga
menyulitkan saat bersalin bayi lahir sebelum waktunya, bayi berat
lahir rendah (BBLR), masalah mental sosial (ibu belum siap
menerima kehamilan).
2) Terlalu tua (>35 tahun)
Kehamilan pada usia tua >35 tahun dapat meningkatkan resiko
hipertensi dalam kehamilan, diabetes, preeklamsia, bayi lahir cacat,
BBLR, prematur, dan mengalami keguguran.
3) Terlalu dekat jarak kehamilan (< 2 tahun)
Jarak kehamilan perlu diatur karena kondisi fisik dan mental
ibu perlu disiapkan, serta memberikan kesempatan pada bayi
mendapatkan ASI dan pola asuh yang baik. Jarak kehamilan satu
dengan berikutnya tidak boleh terlalu dekat sebab kondisi rahim
ibu belum pulih dan perlu waktu bagi ibu untuk menyusui dan
merawat bayi. Resiko yang dapat terjadi jika jarak kehamilan
terlalu dekat diantaranya, yaitu perdarahan pada saat melahirkan,
anemia, keguguran, bayi lahir sebelum waktunya, BBLR, cacat
bawaan pada bayi.
4) Terlalu sering hamil
2. Tujuan Penilaian Prakonsepsi
Berikut ada 3 tujuan utama dari perawatan prakonsepsi adalah untuk :
a. Mengidentifikasi potensi risiko untuk ibu , janin , dan kehamilan
b. Mendidik wanita tentang risiko ini, pilihan untuk intervensi dan
manajemen
c. Memulai intervensi untuk mendapatkan luaran yang optimal bagi
ibu dan janinnya, melalui Konseling, motivasi, optimasi penyakit ,
dan rujukan spesialis
3. Penilaian Resiko Prakonsepsi
Tujuan utama penilaian risiko adalah untuk mendapatkan riwayat
kesehatan reproduksi secara menyeluruh, pertanyaan meliputi :
a. Usia
Seiring dengan peningkatan usia ibu, risiko infertilitas,
aneuploidi janin, keguguran , diabetes gestasional , preeklamsia , dan
lahir mati juga meningkat. Wanita harus menyadari risiko ini dan
sebaiknya jangan menunda kehamilan sampai usia 30-an atau 40-an,
atau sebaliknya tidak harus hamil lagi pada usia tersebut bila tidak
betul-betul diperlukan. Usia ayah yang lanjut juga memiliki beberapa
risiko bagi anak .
b. Riwayat Pekerjaan
c. Riwayat umum
1) Keinginan dan rencana untuk hamil, lama menikah, rencana
menikah
2) Siklus menstruasi
3) Kontrasepsi yang sedang atau pernah dipakai
4) Obat-obatan yang pernah/sedang dipakai
5) Alergi obat-obatan atau lainnya
d. Riwayat ginekologis
1) Hasil papsmear abnormal
2) Gangguan siklus menstruasi
3) Mioma uteri, Kista ovarium
4) Operasi ginekologis
5) Penyakit menular seksual seperti gonore, klamidia,
kondiloma, sifilis atau herpes
e. Riwayat Obstetri buruk
1) Pernah abortus, hamil kosong/blighted ova, kematian janin,
bayi cacat
2) Pernah mengalami KPD/Ketuban Pecah Dini, kelahiran
preterm, bayi
3) dengan Berat Badan Lahir Rendah
4) Pernah hamil di luar kandungan
5) Pernah hamil mola, atau penyakit trofoblas gestasional
ganas
6) Perdarahan dalam kehamilan/pascasalin
f. Imunisasi yang pernah didapat
1) Hepatitis B
2) Tetanus Toksoid
3) Rubella
g. Penyakit Keturunan
1) Diabetes mellitus
2) Talasemia
3) Penyakit autoimun (HIV, SLE,APS)
4) Epilepsi
5) Sistik fibrosis
h. Penyakit Kronis yang pernah/sedang diderita
1) Diabetes melitus
2) Hipertensi
3) Penyatik rongga mulut dan gigi
4) Obesitas berat
i. Obat-obatan yang pernah/sedang dikonsumsi
1) Kokain
2) Heroin
j. Pernah mendapat produk darah, pernah mengalami komplikasi
transfuse
k. Diet yang sedang dilakukan, suplemen atau herbal yang dikonsumsi

4. Faktor –Faktor yang Mempengaruhi Prakonsepsi


Menurut Mirza (2008) ada beberapa hal yang perlu
dipersiapkan dalam merencanakan kehamilan, antara lain :
1. Kesiapan aspek psikologis
Saat memutuskan untuk merencanakan kehamilan calon ibu
dpat memikirkan tujuan memiliki anak atau tidak memiliki anak,
dan bagaimana mencapai tujuan ini. Hal ini disebut dengan rencana
hidup reproduktif. Misalnya jika berpikir ingin menunda
kehamilan, pilihlah kontrasepsi yang sesuai untuk mencapai tujuan
tersebut. Jika berpikir untuk hamil, sangatlah penting untuk
mengambil langkah-langkah agar Ibu dapat hamil dalam keadaan
sehat dan melahirkan bayi yang sehat pula. Bidan dapat
memperkaya pengetahuan seputar kehamilan yang berhubungan
dengan perencanaan, perawatan selama kehamilan, menjelang
persalinan, pasca persalinan dan juga perawatan bayi dari berbagai
sumber yang terpercaya. Apabila diperlukan anda langsung dapat
bertanya dengan ahlinya sehingga anda dapat mempersiapkan
langsung kehamilan anda secara sehat. Agar kehamilan yang akan
dijalani tidak menimbulkan ketegangan. Hindari hal –hal yang akan
memberi pengaruh buruk dalam keseimbangan hormonal. Stres
dapat merusak siklus bulanan, dan mencegah proses ovulasi.
Sebuah studi membuktikan, wanita dengan tingkat stres
tinggi umumnya sulit hamil. Jadi sangat baik jika dapat mengatasi
stres sehingga tidak mempengaruhi siklus menstruasi. Klien dapat
menyiapkan kesiapan secara psikis termasuk perubahan yang akan
terjadi pada saat kehamilan yang akan berlangsung. Serta
mendapatkan dukungan selama kehamilan dari orang terdekat
seperti dari suami dan keluarga besar sehingga kesiapan anda
dalam menjadi ibu baru semakin siap. Selain itu, kondisi kejiwaan
bisa sangat mempengaruhi kandungan, oleh karena itu orang tua
harus mempersiapkan diri secara mental untuk menghadapi proses
ini. Selama sembilan bulan masa kehamilan, biasanya terjadi
perubahan-perubahan psikologis tidak hanya pada ibu tetapi juga
pada ayah calon bayi. Selama sembilan bulan, emosi kita dapat
terperas olehnya.
2. Kesiapan fisik
Pengaruh fisik juga sangat mempengaruhi proses
kehamilan. Tanpa ada fisik yang bagus, kehamilan kemungkinan
tidak akan terwujud dan bahkan kalau kehamilan itu terwujud,
kemungkinan fisik yang tidak prima akan memengaruhi janin.
Menjaga kebugaran dan kesehatan tubuh dengan olahraga teratur.
Selama masa prakonsepsi, pastikan calon ibu dan calon ayah cukup
berolahraga. Aktivitas fisik ini tidak perlu dilakukan selama
berjam-jam. Cukup 3 kali dalam seminggu selama 1/2 jam, dan
lakukan secara rutin. Olah raga selain menyehatkan, juga mencegah
terjadinya kelebihan berat badan. Fisik seorang wanita sehat saat
akan hamil dan pada waktu hamil diharapkan tidak terlalu gemuk
maupun tidak terlalu kurus alias normal. Untuk menemukan berat
tubuh yang ideal juga harus dengan memperhitungkan faktor tinggi
badan. Berat badan ideal dapat dihitung dengan menggunakan
rumus 90% dikali dengan (tinggi badan seseorang lalu dikurangi
100). Namun, apabila tinggi badan perempuan tersebut kurang dari
150 sentimeter, maka rumusnya tinggi badannya dikurangi
100.Selain berat badan, hal lain dari persiapan fisik sang ibu adalah
soal Indeks Massa Tubuh (IMT).
Pastikan IMT normal sebelum hamil atau saat
mempersiapkan kehamilan. Adapun cara yang digunakan untuk
menghitung IMT tersebut yakni berat badan dibagi dengan tinggi
badan dalam ukuran satuan meter kuadrat (BMI = (BB) / [(TB)
x(TB)]. Apabila hasil dari IMT antara 18,5-22,9, maka bisa
dikatakan IMT Anda normal.
Misalnya: BB = 45 kg dan TB = 165 cm, maka BMI =
(45) / [(1.65) x (1.65)] = 16.5. Apakah Anda termasuk kurus,
normal, atau overwight? Lihat patokan di bawah ini:
- BMI < 18.5 = berat badan kurang (underweight)
- BMI 18.5 – 24 = normal
- BMI 25 - 29 = kelebihan berat badan (overweight)
- BMI > 30 = obesitas
Berat badan yang sehat membantu pembuahan dan
kehamilan membuat lebih nyaman. Diet penurunan berat badan
harus benar-benar dikontrol agar dapat aman selama kehamilan,
terutama disarankan untuk wanita yang mengalami kelebihan berat
badan serius, tetapi harus disertai dengan selalu berkonsultasi
dengan petuga kesehatan yang mungkin menyarankan rujukan ke
ahli gizi. Berat badan kurang bisa membuat Anda kurang subur,
orang terlalu kurus karena kekurangan lemak yang dapat
mendukung. Sementara kelebihan berat badan menempatkan Anda
pada risiko lebih besar untuk mengalami komplikasi, seperti
tekanan darah tinggi dan diabetes selama kehamilan. Ada juga
risiko tinggi komplikasi selama persalinan dan kelahiran dan orang
yang terlalu gemuk akan mengalami proses ovulasi tidak teratur.
3. Menjaga pola makan
Persiapan kehamilan sehat memang sangat penting terkait
dengan makanan dan nutrisi yang klien konsumsi. Memperbanyak
konsumsi buah dan sayuran merupakan salah satu solusi.
Sebaliknya, hindari makanan yang mengandung zat-zat aditif
seperti penyedap, pengawet, pewarna dan sejenisnya. Kandungan
radikal bebas dari zat aditif tersebut dapat memicu terjadinya
mutasi genetik pada anak sehingga menyebabkan kelainan fisik,
cacat dan sejenisnya. Disiplin membenahi pola makan bukannya
tanpa alasan. Karena, zat-zat gizi akan mengoptimalkan fungsi
organ reproduksi, mempertahankan kondisi kesehatan selama
hamil, serta mempersiapkan cadangan energy bagi tumbuh
kembang janin.
Pastikan pada saat hamil ibu mengkonsumsi makanan yang
sehat dan tidak berlebihan pada satu gizi tertentu saja. Misalnya
jika mengkonsumi protein terlalu tinggi pada masa kehamilan,
maka akan menyebabkan janin di dalam kandungan akan tumbuh
terlalu besar, badan ibu menjadi bengkak di bagian kaki dan
sebagainya. Maka proporsional lah dalam mengkonsumsi suatu
menu dan gizi tertentu. Untuk makanan ibu hamil biasanya
disesuaikan dengan usia kehamilan. Ini akan berpengaruh terhadap
faktor perkembangan janin. Saat terjadi pembuahan, janin sudah
terekpos apa yang dimakan ibusejak dua mingu sebelumnya. Pilih
makanan sehat, dan memperhatikan asupan makanan yang
mendukung pembentukan janin sehat. Menurut Adriani (2012)
Berikut adalah makanan yang ebaiknya konsumsi makanan yang
mengandung:
a) Protein, meningkatkan produksi sperma. Makanlah telur, ikan,
daging, tahu dan tempe.
b) Asam folat, penting bagi calon bunda sejak prakonsepsi
sampai kehamilan trimester pertama. Berperan dalam
perkembangan system saraf pusat dan darah janin, cukup asam
folat mengurangi risiko bayi lahir dengan cacat sistem saraf
sebanyak 70%. Makanlah sayuran hijau tua, jeruk, avokad, hati
sapi, kedelai, tempe, dan serealia.Minum 400 mikrogram asam
folat setiap hari, jika seorang wanita memiliki kadar asam folat
yang cukup setidaknya 1 bulan sebelum dan selama kehamilan,
dapat membantu mencegah kecacatan pada otak dan tulang
belakang bayi. Asam folat dapat diperoleh melalui makanan,
seperti sayuran berwarna hijau tua (bayam, sawi hijau, caisim
mini), asparagus, brokoli, papaya, jeruk, stroberi, rasberi,
kacang-kacangan, alpukat, okra, kembang kol, seledri, wortel,
buah bit, dan jagung. Sebagian susu untuk ibu hamil pun
mengandung asam folat cukup tinggi, sehingga dapat
membantu memenuhi kebutuhan Ibu. Ibu dapat memilih susu
untuk ibu hamil yang rasanya enak untuk mengurangi rasa
mual, serta tentu merupakan produk yang berkualitas tinggi.
c) Konsumsi berbagai Vitamin
1) Vitamin A
Berperan cukup penting dalam produksi sperma yang
sehat. Terdapat pada hati, mentega, margarin, telur, susu,
ikan berlemak, brokoli, wortel, bayam, dan tomat.
2) Vitamin D
Kekurangan vitamin D akan menurunkan tingkat
kesuburan hingga 75%. Sumber vitamin D diproduksi di
dalam tubuh dengan bantuan sinar matahari, selain itu
dapat pula diperoleh dari telur, susu, hati, minyak ikan,
ikan tuna, margarin, dan ikan salmon.
3) Vitamin E
Vitamin E dapat meningkatkan kemampuan sperma
membuahi sel telur dan mencegah keguguran karena
perannya dalam menjaga kesehatan dinding rahim dan
plasenta. Banyak terdapat pada minyak tumbuh-tumbuhan,
bekatul gandum, dan kecambah atau tauge.
4) Vitamin B6
Kekurangan vitaminini akan menyebabkan terjadinya
ketidakseimbangan hormon, padahal keseimbangan
hormon estrogen dan progesteron penting untuk terjadinya
kehamilan. Sumber vitamin B6 antara lain ayam, ikan,
beras merah, kacang kedelai, kacang tanah, pisang, dan
sayur kol.
5) Vitamin C
Pada wanita, vitamin C berperan penting untuk fungsi
indung telur dan pembentukan sel telur. Selain itu, sebagai
antioksidan (bekerjasama dengan vitamin E dan beta
karoten) vitamin C berperan melindungi sel-sel organ
tubuh dari serangan radikal bebas (oksidan) yang
mempengaruhi kesehatan sistem reproduksi . Vitamin C
banyak terdapat pada jambu biji, jeruk, stroberi, pepaya,
mangga, sawi, tomat, dan cabai merah.
d) Cukupi zat seng
Berperan penting dalam pertumbuhan organ seks dan juga
pembentukan sperma yang sehat. Bagi calon Bunda, seng
membantu produksi materi generatik ketika pembuahan terjadi.
Bagi calon ayah, melancarkan pembentukan sperma. Sumber
seng antara lain makanan hasil laut/seafood (seperti lobster,
ikan, daging kepiting, ed.), daging, kacang-kacangan (kacang
mete dan almond), biji-bijian (biji labu dan bunga matahari,
ed), serta produk olahan susu.
e) Cukupi zat besi
Kekurangan zat besi membuat siklus ovulasi (pelepasan sel
telur) bunda tergangu. Makanan atau multivitamin yang
mengandung zat besi akan membantu dalam persiapan
kehamilan dan menghindari anemia yang sering kali
dikeluhkan oleh ibu hamil. Sumbernya: hati, daging merah,
kuning telur, sayuran hijau, jeruk, dan serealia yang diperkaya
zat besi.
f) Fosfor
Jika kekurangan, menurunkan kualitas sperma calon ayah. Ada
di susu, dan ikan teri.
g) Selenium (Se)
Berperan penting dalam produksi sperma yang sehat. Gejala
kekurangan selenium antara lain tekanan darah tinggi,
disfungsi seksual dan ketidaksuburan. Sumber selenium antara
lain adalahberas, bawang putih, kuning telur, seafood, jamur,
dan semangka.
h) Kurangi konsumsi kandungan makanan yang berminyak
Sebaiknya digantikan dengan minyak zaitun. Kandungan asam
lemak yang terkandung di dalam minyak zaitun bermanfaat
untuk kesehatan jantung, tubuh, serta level kolestrol sehingga
menyeimbangkan endokrin yang sehat.
i) Kalori Ekstra
Perhatikan pula kebutuhan kalori ekstra yang dapat menunjang
kehamilan anda.Anda dapat mempersiapkannya sebelum
kehamilan dengan mendapatkannya dari berbagai jenis
makanan seperti sereal, nasi, roti dan pasta. Kalori bermanfaat
untuk menyokong perubahan tubuh ibu selama kehamilan.
j) Membatasi Kafein
Batasi konsumsi kopi dan teh dikarenakan mengandung kafein
yang dapat memperburuk kesehatan menjelang persiapan
kehamilan. Rekomendasi dari pakar kesehatan bahwa
mengawali kehamilan dapat dilakukan dengan batas
mengkonsumsi kafein sebanyak 200 miligram, hal ini juga
dapat dibatasi sampai kehamilan.
Hindari konsumsi:
1) Daging mentah, karena mengandung Toksoplasma, parasit
penyebab infeksi janin, dan bakteri E.coli yang berbahaya bagi
kehamilan dan janin.
2) Sayuran mentah (lalap dan salad). Bila proses pencucian
kurang baik, dapat mengandung toksoplasma.
3) Daging ayam dan telur ½ matang atau mentah, kemungkinan
ada bakteri salmonella penyebab diare berat.
4) Ikan bermekuri. Merkuri yang terakumulasi dan tertinggal di
darah akan memengaruhi sistem saraf janin. Waspada makan
ikan tuna kalengan, tuna beku, kakap putih, bawal hitam,
marlin, tongkol, dan hiu. Meski kaya omega 3 dan 6,ikan dari
sebagian perairan Indonesia diduga tercemar merkuri melalui
penurunan kualitas air maupun rantai makanan.
5) Keju lunak (brie, camembert, blueveined cheese, keju dari susu
kambing dan domba). Berisiko membawa bakteri listeria.
6) Kafein, menghambat kehamilan dan mengurangi penyerapan
zat besi.Sebuah studi di Amerika menemukan bahwa minum
kopi tiga cangkir sehari dengan kandungan cafein sekitar 300
mg, dapat menurunkan kemungkinan wanita hamil sekitar 27%
dibanding mereka yang bukan peminum kopi.
4. Menghilangkan kebiasaan buruk
Menghentikan kebiasaan buruk misalnya perokok berat,
morfinis, pecandu narkotika dan obat terlarang lainnya, kecanduan
alkohol, gaya hidup dengan perilaku seks bebas. Kebiasaan
merokok, minum alkohol, atau bahkan menggunakan narkoba,
dapat menyebabkan berbagai masalah selama kehamilan, juga janin
yang dikandung, Bayi dapat lahir prematur, lahir dengan cacat
bawaan hingga kematian janin.
Penelitian menyebutkan kebiasaan mengkonsumsi alkohol
akan mengganggu kesuburan oleh karena itu mengkonsumsi
alkohol sebelum dan selama kehamilan akan memperburuk kondisi
kesehatan ibu dan janin.Perempuan yang minum alkohol memiliki
kemungkinan rendah untuk bisa hamil. Sedangkan untuk kaum
pria, minum alkohol dapat mempengaruhi kualitas sperma dengan
menurunkan tingkat testosteron dan bisa menyebabkan testis layu.
Hentikan kebiasaan merokok secara total ketika
merencanakan kehamilan dan juga selama kehamilan. Perokok
pasif sama bahayanya dengan perokok aktif oleh karena itu
sebaiknya minta suami anda untuk menghentikan kebiasaan
merokok. Perempuan merokok secara langsung menurunkan
kesuburan. Racun pada rokok sangat berbahaya bagi tuba falopi,
dapat mengakibatkan kerusakan kromosom pada telur, dan
melemahkan kemampuan untuk menghasilkan estrogen yang
sangat diperlukan untuk menyiapkan lapisan rahim menjelang
kehamilan. Sebuah studi di Finlandia menemukan, bahwa 41,9%
pria perokok tidak subur dibandingkan dengan 27,8% pria yang
tidak merokok. Pria perokok memiliki lebih sedikit sperma ketika
ejakulasi. Dan secara medis, merokok terbukti menyebabkan
impotensi. Orang tua perokok juga memiliki kemungkinan untuk
menghasilkan anak cacat genetik dan memiliki dua kali risiko lebih
besar untuk mengidap kanker anak.Tentu saja Anda tidak bisa
menggantikan alkohol dan rokok dengan ganja atau kokain. Karena
narkoba jauh lebih berbahaya dampaknya bagi pemakai dan janin
yang akan dikandungnya kelak.Yang tidak kalah penting adalah
biasakan berhubungan seks. Selalu melakukan seks aman. Kecuali
jika Anda yakin bahwa pasangan terhindar dari penyakit menular
seksual, kondom adalah alat pengaman yang baik untuk mencegah
ancaman pada kesuburan, seperti Chlamydia/jamuryang dapat
menyebabkan kemandulan.
Selain itu lakukanlah hubungan seks di saat yang tepat.
Tentu saja ini sudah jelas, akan tetapi yang perlu dicatat adalah
bahwa seks yang teratur meningkatkan kesempatan untuk hamil.
Manfaatkan waktu yang paling subur dan pastikan waktu bercinta
secara teratur sekitar tanggal tersebut.Wanita kebanyakan
berovulasi satu kali selama setiap siklus, dan waktu yang paling
mungkin untuk konsepsi/pembuahan adalah 14 hari sebelum
menstruasi berikutnya. Juga periksa cairan vagina/kemaluan Anda,
ia akan memiliki konsistensi yang berbeda ketika berada di masa
paling subur. Anda akan mengetahui apa yang terlihat dan terasa
normal bagi Anda, dan bisa melihat perubahannya, jika Anda
melakukan ini secara teratur.
5. Bebas dari penyakit
Bila mengidap penyakit tertentu, seperti cacar, herpes,
campak jerman, atau penyakit berbahaya lain, sebaiknya
periksakan diri ke dokter. Sebab, penyakit tersebut bisa
membahayakan diri dan janin.
6. Stop pakai kontrasepsi
Apabila memutuskan untuk hamil, hentikan penggunaan
kotrasepsi. Apabila belum berkeinginan untuk hamil maka harus
memakai kontrasepsi. Misalnya, pil, obat suntik, serta susuk KB
mengandung hormone yang brtugas terjadinya ovulasi.
7. Meminimalkan bahaya lingkungan
Lingkungan, termasuk lingkungan kerja, bisa juga
berdampak buruk sebelum hamil. Misalnya, gangguan hormonal
atau gangguan pada pembentukan sel telur.Lingkungan yang sarat
mikroorganisme (jamur, bakteri, dan virus), bahan kimia beracun
(timah hitam dan pestisida), radiasi (sinar X, sinar ultraviolet,
monitor komputer, dan lainnya), dan banyak lagi.
8. Kesiapan Finansial
Persiapan finansial bagi ibu yang akan merencanakan
kehamilan merupakan suatu kebutuhan yang mutlak yang harus
disiapkan, dimana kesiapan finansial atau yang berkaitan dengan
penghasilan atau keuangan yang dimiliki untuk mencukupi
kebutuhan selama kehamilan berlangsung sampai persalinan
(Kurniasih, 2010).
Persiapan financial/ keuangan yang matang untuk persiapan
pemeliharaan kesehatan dan persiapan menghadapi kehamilan dan
persalinan. Masalah ini menjadi salah satu faktor penting karena
timbulnya ketegangan psikis serta tidak terpenuhinya kebutuhan
gizi yang baik pada saat kehamilan tak jarang timbul akibat
ketidaksiapan pasangan dalam hal financial/keuangan. Kehamilan
merupakan hal yang dapat diperkirakan termasuk biayanya. Biaya
kehamilan ini dapat di diskusikan antara suami dan isteri. Biaya
kehamilan merupakan bagian dari biaya kehidupan berumah
tangga.
Ada beberapa hal yang berkaitan dengan kesiapan finansial,
diantaranya:
a) Sumber keuangan
Memiliki anak memang tidak murah. Makanya, perlu
merancang keuangan keluarga sejak jauh-jauh hari. Disadari
atau tidak, anak ternyata membutuhkan alokasi dana yang
cukup besar.
b) Dana yang wajib ada
Inilah beberapa dana yang wajib disiapkan sebagai calon orang
tua, yaitu:
 Saat hamil
Yaitu biaya memeriksakan kehamilan, pemeriksaan
penunjang (laboratorium, USG, dan sebagainya), serta
mengatasi penyakit (bila ada).
 Saat bersalin
Meliputi biaya melahirkan (secara normal atau operasi
caesar), “menginap” di rumah sakit pilihan, obat-obatan,
serta biaya penolong persalinan.
 Setelah bayi lahir
Prioritas keuangan keluarga jadi berubah dan perlu
memperhitungkan masa depan anak.
9. Persiapan Pengetahuan
Dalam merencanakan kehamilan yang sehat dan aman,
maka setiap pasangan suami istri harus mengetahui hal-hal yang
berpengaruh dalam perencanaan kehamilan atau dalam kehamilan.
Diantaranya :
a) Masa subur
Masa subur adalah masa dimana tersedia sel telur yang siap
untuk dibuahi. Masa subur berkaitan erat dengan menstruasi dan
siklus menstruasi. Adanya hasrat antara suami dan istri adalah
sesuatuyang wajar, penyaluran hasrat tersebut akan memulai
hasil yang baik jika pertemuan antara suami dan istri diatur
waktunya.
b) Kecenderungan memilih jenis kelamin anak
Setiap pasangan yang menikah pastilah mendambakan anak di
tengah kehidupan keluarganya. Bagi yang telah mempunyai
anak berjenis kelamin tertentu, pastilah menginginkan anak
dengan jenis kelamin yang belum mereka miliki, sehingga
lengkap yaitu laki-laki dan perempuan (Nurul, 2013).
10.Kesiapan aspek usia
Pada usia dibawah 20 tahun merupakan salah satu faktor
yang mempengaruhi perencanaan kehamilan, karena pada usia
dibawah 20 tahun apabila terjadi kehamilan maka akan beresiko
mengalami tekanan darah tinggi, kejang-kejang, perdarahan bahkan
kematian pada ibu atau bayinya, dan beresiko terkena kanker
serviks.
5. Kehamilan Sehat
Kehamilan adalah karunia besar yang Tuhan berikan kepada
setiap calon ibu. Sangat tepat apabila seorang wanita yang
merencanakan hamil, bersemangat melakukan persiapan dengan
menjaga kesehatan tubuhnya. Seorang ibu punya tanggung jawab
yang besar untuk bisa membuat anaknya yang terlahir adalah anak-
anak yang sehat dan cerdas. Bagaimana semua itu bisa terbentuk,
salah satunya dengan mengupayakan persiapan kehamilan sehat.
Informasi sangat penting, terutama bagi ibu yang baru pertama
kali akan mengalami kehamilan atau pun yang ingin mendapatkan
keturunan lagi dengan kualitas yang lebih baik. Oleh karena itu,
jangan sepelekan bagaimana cara mempersiapkan sebuah kehamilan
sehat, karena ini sangat menyangkut bagaimana buah hati kelak
setelah lahir. Kesehatan sudah diawali dari sebelum bayi dilahirkan
dari kandungan. Masa-masa kehamilan merupakan masa yang cukup
rentan dan akan menentukan bagaimana kesehatan bayi setelah lahir,
bahkan ketika ia mulai besar.
Tak hanya hal tersebut, persiapan kehamilan sehat juga terkait
bagaimana proses persalinan yang baik dan sehat. Masa kehamilan
yang tidak dijaga dan persiapkan akan memberikan pengaruh pada
proses persalinan atau melahirkan. Hal yang perlu dipersiapkan untuk
mendapatkan kehamilan yang sehat :
a. Pemeriksaan kesehatan secara teratur termasuk pengobatan
penyakit yang diderita sebelum hamil sampai dinyatakan
sembuh atau diperbolehkan hamil oleh dokter dan dalam
pengawasan.
b. Menjaga kebugaran dan kesehatan tubuh dengan olahraga
teratur. Berusaha untuk menurunkan berat badan bila obesitas
(kegemukan) dan menambah berat badan bila terlalu kurus.
Anda bisa berkonsultasi dengan bidan dan dokter untuk
dilakukan penilaian BMI atau indeks massa tubuh.
c. Menghentikan kebiasaan buruk misalnya perokok berat,
morfinis, pecandu narkotika dan obat terlarang lainnya,
kecanduan alkohol, gaya hidup dengan perilaku seks bebas.
d. Meningkatkan asupan makanan bergizi dengan mengkonsumsi
makanan yang mengandung zat vitamin yang diperlukan tubuh
dalam persiapan kehamilan , misalnya protein,vitamin E,
vitamin C, asam folat, dan sebagainya.
e. Persiapan secara psikologis dan mental agar kehamilan yang
akan dijalani tidak menimbulkan ketegangan. Hindari hal – hal
yang akan memberi pengaruh buruk dalam keseimbangan
hormonal. Misalnya tekanan psikis dalam rumah tangga,
kehamilan yang menjadi beban misalnya tuntutan keluarga
untuk mendapat jenis kelamin tertentu pada anak pertama,
masalah ekonomi keluarga, kekerasaan dalam rumah tangga
dan sebagainya. Bagi yang pernah mengalami keguguran
sebelumnya dan berniat ingin hamil lagi, berusahalah untuk
mengurangi kecemasan akibat pengalaman traumatis
kehamilan yang lalu. Tetap berpikir positif dalam segala hal
agar kehamilan yang akan dijalani dapat berlangsung baik.
f. Perencanaan financial/keuangan yang matang untuk persiapan
pemeliharaan kesehatan dan persiapan menghadapi kehamilan
dan persalinan. Masalah ini menjadi salah satu faktor penting
karena timbulnya ketegangan psikis serta tidak terpenuhinya
kebutuhan gizi yang baik pada saat kehamilan tak jarang
timbul akibat ketidaksiapan pasangan dalam hal
financial/keuangan.
g. Jangan malu bertanya dan berkonsultasi dengan dokter atau
bidan dan tenaga kesehatan lainnya bila menemukan masalah
atau kesulitan dalam upaya persiapan kehamilan, misalnya
kesulitan untuk melepaskan kecanduan obat, atau perilaku
buruk yang berkaitan dengan gangguan psikologis. Manfaat
konseling ini agar dokter atau bidan akan melakukan rujukan
pada ahli psikologi atau psikiatri bila diperlukan (BKKBN,
2014)
BAB III
TELAAH KRITIS
A. Judul Jurnal
Judul jurnal sudah sesuai dengan syarat penulisan judul jurnal yang baik yaitu
relevan dengan tema yang dikaji. Judul jurnal sudah menggambarkan isi dari
penelitian. Judul sudah ditulis secara ringkas, padat dan jelas.
B. Abstrak
Isi abstrak dari jurnal ini sudah mencakup latar belakang, metode penelitian,
hasil dan kesimpulan. Kemudian kaidah penulisan juga sudah sesuai. Abstrak
sudah mewakili inti penelitian. Bahasanya mudah dimengerti dan dipahami,
sehingga pembaca tidak salah tafsir.
C. Pendahuluan
Pada pendahuluan jurnal ini sudah dijelaskan mengenai angka kejadian di
dunia ataupun negara lain. Pendahulaun sudah baik karena sudah membahas
mengenai perencanaan kehamilan sehat dan sudah menggunakan referensi
yang terpercaya yaitu dari jurnal.
D. Metodologi
Metodologi yang digunakan sudah sesuai tujuan penelitian.
E. Hasil dan Pembahasan/Diskusi
Hasil dari jurnal ini sudah membahas sesuai dengan tujuan penelitian. Hasil
dijabarkan dengan lengkap dan akurat, dengan bahasa yang lugas tidak ambigu.
Pembahasan juga sudah menggunakan referensi dari banyak jurnal pendukung,
sehingga menggunakan teori dari berbagai sumber. Bahasanya juga jelas dan
mudah dipahami oleh pembaca.
F. Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan sudah mampu menjawab secara ringkas dari tujuan penellitian.
G. PICOT
Populasi Ibu hamil yang datang ANC di dua Puskesmas Kecamatan
Ciracas Jakarta Timur bulan Agustus – Oktober 2015
Intervensi Pemberian Kuisioner mengenai data diri pasien agar bisa
dianalis mengenai pendidikan, pendapatan, dan
pengetahuan mengenai kesiapan ibu menghadapi
kehamilan
Comparatif Tidak Ada
Outcome Mengetahui hubungan pengetahuan dengan kesiapan ibu
menghadapi kehamilan
Time Maret 2016

H. RAMMbo

Representatif Ya
Alokasifair Ya
Maintenance Ya
fair
Measurement Tidak dijelaskan
Blinded
Objective
BAB IV
PENUTUP

Secara keseluruhan jurnal ini sudah bagus, topik bahasan yang menarik
dan bahasa yang mudah dipahami. Hasil penelitian dibahas secara detail dan
mendalam. Referensi yang digunakan pun banyak, sehingga sudah bisa menjadi
jurnal sebagai sumber informasi yang akurat.
DAFTAR PUSTAKA

Adriani, M., Wirjatmadi, B. (2012). Peranan Gizi Dalam Siklus Kehidupan.


Jakarta : Kencana Pustaka.
Adriah, D. 2011. Gizi Dalam Kesehatan Reproduksi. PT Refika Aditama : Jakarta.
Ali. M, dkk. 2009. Konseling Pernikahan: Perspektif Agama-Agama. Semarang :
Walisongo Press.
Doloksaribu. L, dkk. 2019. Pengaruh Konseling Gizi Prakonsepsi Terhadap
Pengetahuan dan Sikap Wanita Pranikah Di Kecamatan Batang Kuis.
Jurnal Gizi. Poltekkes Medan
Manuaba IBG. 2009. Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita.Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran
Pinem. S. 2009. Kesehatan Reproduksi dan Kontrasepsi. Jakarta: Trans Info
Media
Rahmiyati. R, dkk. 2017. Pengetahuan dan sikap wanita prakonsepsi tentang
gizi dan kesehatan reproduksi sebelum dan setelahsuscatin di
kecamatan ujung tanah. Makassar : Universitas Hasanudin.

Anda mungkin juga menyukai