Anda di halaman 1dari 51

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pembangunan Kesehatan diselenggarakan dengan berbagai upaya

kesehatan secara menyeluruh, berjenjang dan terpadu. Puskesmas adalah

penanggung jawab penyelenggaraan upaya kesehatan masyarakat dan

perorangan jenjang pertama. Pada saat ini Puskesmas telah dibangun

hampir diseluruh pelosok tanah air. Untuk menjangkau seluruh wilayah

kerjanya, puskesmas diperkuat dengan puskesmas pembantu serta

puskesmas keliling, sehingga dengan demikian selurmh daerah terpencil

sudah dapat dijangkau sehingga masyarakat pada prinsipnya sudah

mempunyai fasilitas pelayanan kesehatan.

Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas

adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya

kesehatan masyarakat dan upaya Kesehatan perseorangan tingkat

pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif,

untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di

wilayah kerjanya.

Upaya yang diselenggarakan di puskesmas terdiri dari Upaya

Kesehatan Masyarakat (UKM) yang terdiri dari UKM Essensial dan UKM

Pengembangan, serta Upaya Kesehatan Perorangan (UKP). UKM

Essensial merupakan upaya kesehatan yang dilaksanakan oleh seluruh

Puskesmas di Indonesia, upaya ini memberikan daya ungkit paling besar


terhadap keberhasilan pembangunan kesehatan melalui peningkatan

Indeks Pembangunan Manusia (IPM), serta merupakan kesepakan global

dan nasional.

Yang termasuk di dalam UKM Esensial adalah Promosi

Kesehatan, Kesehatan Lingkungan, Kesehatan Ibu Anak dan Keluarga

Berencana, Perbaikan Gizi Masyarakat, Pencegahan dan Pemberantasan

Penyakit. UKM Pengembangan adalah upaya kesehatan yang ditetapkan

berdasarkan permasalahan kesehatan yang ditemukan di masyarakat

setempat serta disesuaikan dengan kemampuan puskesmas. UKM

Pengembangan ditetapkan bersama Dinas Kesehatan Kabupaten dengan

mempertimbangkan masukan dari masyarakat, apabila puskesmas belum

mampu menyelenggarakannya tetapi telah menjadi kebutuhan masyarakat,

maka Dinas Kesehatan Kota wajib menyelenggarakannya.

Agar upaya kesehatan terselenggara secara optimal dan puskesmas

dapat menghasilkan luaran yang efektif dan efisien, maka puskesmas harus

melaksanakan manajemen dengan baik. Manajemen puskesmas yang baik

terdiri dari perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian serta pengawasan

dan pertanggungjawaban seluruh kegiatan secara keterkaitan dan

berkesinambungan. Perencanaan tingkat puskesmas disusun untuk

mengatasi masalah kesehatan yang ada di wilayah kerjanya, baik upaya

kesehatan wajib, upaya kesehatan pengembangan maupun upaya

kesehatan penunjang.

2
B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Mahasiswa mampu menjelaskan dan mengimplementasikan Praktik

Managemen Pelayanan Kebidanan di Puskesmas menggunakan pola

pikir manajemen kebidanan serta mendokumentasikan hasil praktik

manajemen pelayanan kebidanan.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengidentifikasi pengkajian kebutuhan organisasi

pelayanan kebidanan di Puskesmas.

b. Untuk mengetahui analisa kebutuhan manajemen pelayanan

kebidanan di Puskesmas.

c. Untuk mengetahui perencanaan manajemen pelayanan di

Puskesmas

d. Untuk mengetahui pengorganisasian pelayanan kebidanan di

Puskesmas.

e. Untuk mengetahui pengelolaan pelayanan kebidanan di

Puskesmas.

f. Untuk mengetahui pengendalian dan monitoring pelayanan

kebidanan di Puskesmas.

g. Untuk mengetahui evaluasi pelayanan kebidanan di Puskesmas

h. Untuk mengetahui hambatan-hambatan yang terjadi dalam

manajemen pelayanan kebidanan di Puskesmas dan cara

mengatasinya.

3
i. Untuk mengetahui Siapa saja yang berperan dalam menjalankan

program di Puskesmas.

j. Untuk mengetahui bagaimana manajemen struktur organisasi dan

pembagian tugas di Puskesmas.

k. Untuk mengetahui bagaimana pengorganisasian di tingkat

puskesmas.

l. Untuk mengetahui bagaimana perencanaan rancangan penyusunan

program kerja setiap divisi.

m. Untuk mengetahui bagaimana pendokumentasian dan rekam medik

di puskesmas.

n. Untuk mengetahui apa saja jenis pelayanan, program unggulan dan

inovasi di Puskesmas.

o. Untuk mengetahui bagaimana alur pelayanan di Puskesmas.

p. Untuk mengethui bagaimana pengelolaan dan peningkatan kualitas

SDM di Puskesmas.

q. Untuk mengetahui bagaimana pencatatan dan pelaporan di

Puskesmas.

r. Untuk mengetahui bagaimana kualitas pelayanan KIA di

Puskesmas tersebut.

s. Untuk mengetahui bagaimana sistem rujukan internal Puskesmas.

t. Untuk mengetahui bagaimana cara mengetahui kepuasan pasien

saat berkunjung ke puskesmas.

4
u. Untuk mengetahui bagaimana indikator mutu pelayanan serta

evaluasi pelayanan.

C. Manfaat

1. Manfaat Teoritis

Meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman secara

langsung, sekaligus penanganan dalam menerapkan ilmu yang

diperoleh selama pendidikan. Selain itu, menambah wawasan dalam

menerapkan ilmu manajemen kebidanan.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Mahasiswa

Memperoleh gambaran dalam pembentukan dan pengorganisasian

di puskesmas.

b. Bagi Puskesmas

Laporan Seminar Kasus ini dapat dijadikan dokumentasi dan

masukan di puskesmas perawatan Pasar Ikan.

5
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Puskesmas

Pusat Kesehatan Masyarakat, disingkat Puskesmas, adalah fasilitas

pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat

dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih

mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat

kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

B. Perencanaan rancangan penyusunan program kerja di Puskesmas

Pada rancangan penyusunan program kerja puskesmas setiap divisi,

seluruh petugas akan melakukan tahapan-tahapan yang sesuai dengan

peraturan kementerian kesehatan. Perencanaan pada tingkat Puskesmas

tersebut disusun melalui 4 tahap yaitu :

1. Tahap Persiapan

Langkah pertama dalam mekanisme Perencanaan Tingkat Puskesmas

adalah dengan menyusun RUK yang meliputi usulan kegiatan wajib

dan usulan kegiatan pengembangan. Penyusunan RUK Puskesmas

harus memperhatikan berbagai kebijakan yang berlaku baik secara

global, Nasional maupun daerah sesuai dengan hasil kajian data dan

informasi yang tersedia di Puskesmas. Dokumen pendukung yang

dimaksud berupa RPJMD, Renstra Dinkes, dan RSB Puskesmas.

Puskesmas perlu mempertimbangkan masukan dari masyarakat melalui

6
Forum Kesehatan Desa. RUK harus dilengkapi pula dengan usulan

pembiayaan untuk kebutuhan rutin, sarana, prasarana dan operasional

Puskesmas. RUK yang disusun merupakan RUK tahun mendatang

(H+1).

Penyusunan RUK tersebut disusun pada bulan Januari tahun berjalan

(H), berdasarkan hasil kajian pencapaian kegiatan tahun sebelumnya

(H-1), dan diharapkan proses penyusunan RUK telah selesai

dilaksanakan di Puskesmas pada akhir bulan Januari tahun berjalan

(H). RUK yang telah disusun dibahas di Dinas Kesehatan Kabupaten,

diajukan ke Pemerintah Daerah Kabupaten melalui Dinas Kesehatan

Kabupaten. Selanjutnya RUK Puskesmas yang terangkum dalam

usulan Dinas Kesehatan Kabupaten akan diajukan ke DPRD untuk

memperoleh persetujuan pembiayaan dan dukungan politis.

Tahap ini mempersiapkan staf Puskesmas yang terlibat dalam proses

penyusunan Perencanaan Tinkat Puskesmas agar memperoleh

kesamaan pandangan dan pengetahuan untuk melaksanakan tahap-

tahap perencanaan. Tahap ini dilakukan dengan cara :

a. Kepala Puskesmas membentuk Tim Penyusun Perencanaan Tingkat

Puskesmas yang anggotanya terdiri dari staf Puskesmas.

b. Kepala Puskesmas menjelaskan tentang pedoman Perencanaan

Tingkat Puskesmas kepada Tim agar dapat memahami pedoman

tersebut demi keberhasilan penyusunan Perencanaan Tingkat

Puskesmas.

7
c. Puskesmas mempelajari kebijakan dan pengarahan yang telah

ditetapkan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, Dinas

Kesehatan Provinsi dan Departemen Kesehatan.

2. Tahap Analisa Situasi

Tahapan ini dimaksudkan untuk memperoleh informasi mengenai

keadaan dan permasalahan yang dihadapi Puskesmas melalui proses

analisis terhadap data yang dikumpulkan. Tim yang telah disusun oleh

Kepala Puskesmas melakukan pengumpulan data. Ada 2 (dua)

kelompok data yang perlu dukumpulkan yaitu data umum dan data

khusus.

a. Data umum : Peta Wilayah Kerja serta Fasilitas Pelayanan, Data

Wilayah mencakup luas wilayah, Data Sumber Daya, Data Peran

Serta Masyarakat, Data Penduduk dan Sasaran Program, Data

sekolah, Data Kesehatan Lingkungan wilayah kerja Puskesmas

b. Data Khusus : Status kesehatan (Data Kematian, Kunjungan

Kesakitan, 10 penyakit yang sering ditemukan), KLB, Cakupan

program pelayanan kesehatan 1(satu) tahun terakhir di tiap

desa/kelurahan, dapat dilihat dari laporan penilaian kinerja

puskesmas, hasil survey (bila ada), dapat dilakukan sendiri oleh

puskesmas atau pihak lain.

c. Tahap penyusunan Rencana Usulan Kegiatan

Penyusunan Rencana Usulan Kegiatan (RUK), dilaksanakan

dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut :

8
1) Menyusun Rencana Usulan Kegiatan bertujuan untuk

mempertahankan kegiatan yang sudah dicapai pada periode

sebelumnya dan memperbaiki program yang masih bermasalah.

2) Menyusun rencana kegiatan baru yang disesuaikan dengan

kondisi kesehatan di wilayah tersebut dan kemampuan

Puskesmas. Penyusunan Rencana Usulan Kegiatan ini terdiri

dari 2 (dua) langkah, yaitu Analisis Masalah dan Penyusunan

Rencana Usulan Kegiatan.

a) Analisis Masalah : analisis Masalah dapat dilakukan

melalui kesepakatan kelompok Tim Penyusun Perencanaan

Tingkat Puskesmas dan Forum Kesehatan melalui tahapan :

Identifikasi masalah, menetapkan urutan prioritas,

merumuskan masalha, mencari akar penyebab masalah,

menetapkan cara memecahkan masalah.

b) Penyusunan Rencana Usulan Kegiatan (RUK) Penyusunan

Rencana Usulan Kegiatan meliputi upaya kesehatan

esensial, upaya kesehatan pengembangan dan upaya

kesehatan penunjang, yang meliputi : kegiatan tahun yang

akan datang (meliputi kegiatan rutin, sarana/prasarana,

operasional dan program hasil analisis masalah), kebutuhan

sumber daya berdasarkan keterediaan sumber daya yang

ada pada tahun sekarang, rekapitulasi Rencana Usulan

9
Kegiatan dan sumber daya yang dibutuhkan ke dalam

format RUK Puskesmas.

d. Tahap penyusunan Rencana Anggaran dan Bisnis Pelaksanaan

Kegiatan Tahap penyusunan RBA baik untuk upaya kesehatan

esensial, upaya kesehatan pengembangan, upaya kesehatan

penunjang maupun upaya inovasi dilaksanakan secara bersama,

terpadu dan terintegrasi. Hal ini sesuai dengan azas

penyelenggaraan Puskesmas yaitu keterpaduan. Langkah-langkah

penyusunan RBA adalah :

a. Mempelajari alokasi kegiatan dan biaya yang sudah disetujui.

b. Membandingkan alokasi kegiatan yang disetujui dengan

Rencana Usulan Kegiatan (RUK) yang diusulkan dan situasi

pada saat penyusunan RPK.

c. Menyusun rancangan awal, rincian dan volume kegiatan yang

akan dilaksanakan serta sumber daya pendukung menurut bulan

dan lokasi pelaksanaan.

d. Mengadakan Lokakarya Mini Tahunan untuk membahas

kesepakatan RPK

e. Membuat RPK yang telah disusun dalam bentuk matriks.

C. Fungsi pengorganisasian di tingkat puskesmas

Fungsi pengorganisasian ditingkat puskesmas didefinisikan sebagai

proses penetapan pekerjaan-pekerjaan pokok untuk dikerjakan,

10
pengelompokan pekerjaan, pendistribusian otoritas atau wewenang, untuk

mencapai tujuan puskesmas secara efektif dan efisien (Satrianegara, 2014).

1. Fungsi pengorganisasian puskesmas

Ada empat bagian penting di dalam fungsi pengorganisasian, antara

lain :

a. Staffing, adalah suatu kegiatan yang melakukan pembagian

kelompokkelompok kerja menurut jenisnya beserta pengisisan

orang-orang yang sesuai dengan keahliannya.

b. Delegation of Authority, yaitu pendelegasian wewenang dari

seorang atasan kepada bawahannya sesuai dengan struktur

organisasi maupun kepada kedudukan atau kemampuan bawahan,

c. Departementasi, yaitu pengelompokan kegiatan-kegiatan yang

sejenis untuk kemudian dipisahkan dengan kegiatan yang lainnya

dimana diantara pengelompokan kegiatan tersebut tetap terjalin

koordinasi dalam bekerja sama.

d. Personalia, kepegawaian ini sangat penting dalam hubungannya

dengan para bawahan, baik hubungan yang bersifat formal (sesuai

dengan struktur organisasi) maupun informal (timbul karena

kebutuhan sosialisasi diri anggota).

Prinsip - prinsip umum manajemen menurut Henry Fayol :

a. Pembagian kerja (Division of work)

Pembagian kerja harus disesuaikan dengan kemampuan dan

keahlian sehingga pelaksanaan kerja berjalan efektif. Oleh karena

11
itu, dalam penempatan karyawan harus menggunakan prinsip the

right man in the right place (orang yang tepat ditempat yang tepat).

Pembagian kerja harus objektif, bukan emosional subyektif.

Dengan adanya prinsip (the right man in the right place) akan

memberikan jaminan terhadap kestabilan, kelancaran dan efesiensi

kerja. Pembagian kerja yang baik merupakan kunci bagi

penyelengaraan kerja.

b. Wewenang dan tanggung jawab (Authority and responsibility)

Setiap pekerjaan harus dapat memberikan pertanggungjawaban

yang sesuai dengan wewenang. Oleh karena itu, makin kecil

wewenang makin kecil pula pertanggungjawaban demikian pula

sebaliknya.

c. Disiplin (Discipline)

Apabila wewenang tidak berjalan dengan semestinya, maka disiplin

akan hilang. Oleh karena ini, pemegang wewenang harus dapat

menanamkan disiplin terhadap dirinya sendiri sehingga mempunyai

tanggung jawab terhadap pekerjaan sesuai dengan wewenang yang

ada padanya.

d. Kesatuan perintah (Unity of command)

Dalam melaksanakan pekerjaan, karyawan harus memperhatikan

prinsip kesatuan perintah sehingga pelaksanaan kerja dapat

dijalankan dengan baik. Karyawan harus tahu kepada siapa ia harus

bertanggung jawab sesuai dengan wewenang yang diperolehnya.

12
Perintah yang datang dari manajer lain kepada serorang karyawan

akan merusak jalannya wewenang dan tanggung jawab serta

pembagian kerja.

e. Kesatuan pengarahan (Unity of direction)

Kesatuan pengarahan tergantung pula terhadap kesatuan perintah.

Pelaksanaan kesatuan pengarahan (unity of directiion) tidak dapat

terlepas dari pembagian kerja, wewenang dan tanggung jawab,

disiplin, serta kesatuan perintah.

f. Mengutamakan kepentingan organisasi di atas kepentingan sendiri

Setiap karyawan harus mengabdikan kepentingan sendiri kepada

kepentingan organisasi. Hal semacam itu merupakan suatu syarat

yang sangat penting agar setiap kegiatan berjalan dengan lancar

sehingga tujuan dapat tercapai dengan baik. Prinsip pengabdian

kepentingan pribadi kepada kepentingan organisasi dapat terwujud,

apabila setiap karyawan merasa senang dalam bekerja sehingga

memiliki disiplin yang tinggi.

g. Penggajian pegawai

Upah bagi karyawan merupakan kompensasi yang menentukan

terwujudnya kelancaran dalam bekerja. Prinsip more pay for more

prestige (upah lebih untuk prestasi lebih), dan prinsip upah sama

untuk prestasi yang sama perlu diterapkan sebab apabila ada

perbedaan akan menimbulkan kelesuan dalam bekerja dan mungkin

akan menimbulkan tindakan tidak disiplin.

13
h. Pemusatan (Centralization)

Pemusatan wewenang akan menimbulkan pemusatan tanggung

jawab dalam suatu kegiatan. Tanggung jawab terakhir terletak ada

orang yang memegang wewenang tertinggi atau manajer puncak.

Pemusatan bukan berarti adanya kekuasaan untuk menggunakan

wewenang, melainkan untuk menghindari kesimpangsiuran

wewenang dan tanggung jawab.

i. Hirarki (tingkatan)

Pembagian kerja menimbulkan adanya atasan dan bawahan. Bila

pembagian kerja ini mencakup area yang cukup luas akan

menimbulkan hirarki. Hirarki diukur dari wewenang terbesar yang

berada pada manajer puncak dan seterusnya berurutan ke bawah.

dengan adanya hirarki ini, maka setiap karyawan akan mengetahui

kepada siapa ia harus bertanggung jawab dan dari siapa ia

mendapat perintah.

j. Ketertiban (Order)

Ketertiban dalam melaksanakan pekerjaan merupakan syarat utama

karena pada dasarnya tidak ada orang yang bisa bekerja dalam

keadaan kacau. Ketertiban dalam suatu pekerjaan dapat terwujud

apabila seluruh karyawan, baik atasan maupun bawahan

mempunyai disiplin yang tinggi. Oleh karena itu, ketertiban dan

disiplin sangat dibutuhkan dalam mencapai tujuan.

14
k. Keadilan dan kejujuran

Keadilan dan kejujuran merupakan salah satu syarat untuk

mencapai tujuan yang telah ditentukan. Keadilan dan kejujuran

harus ditegakkan mulai dari atasan karena atasan memiliki

wewenang yang paling besar. Manajer yang adil dan jujur akan

menggunakan wewenangnya dengan sebaik-baiknya untuk

melakukan keadilan dan kejujuran pada bawahannya.

l. Stabilitas kondisi karyawan

Dalam setiap kegiatan kestabilan karyawan harus dijaga sebaik-

baiknya agar segala pekerjaan berjalan dengan lancar. Kestabilan

karyawan terwujud karena adanya disiplin kerja yang baik dan

adanya ketertiban dalam kegiatan.

m. Prakarsa (Inisiative)

Prakarsa timbul dari dalam diri seseorang yang menggunakan daya

pikir. Prakarsa menimbulkan kehendak untuk mewujudkan suatu

yang berguna bagi penyelesaian pekerjaan dengan sebaik-beiknya.

Oleh karena itu, setiap prakarsa yang datang dari karyawan harus

dihargai. Prakarsa (inisiatif) mengandung arti menghargai orang

lain, karena itu hakikatnya manusia butuh penghargaan.

n. Semangat kesatuan dan semangat korps

Setiap karyawan harus memiliki rasa kesatuan, yaitu rasa senasib

sepenanggungan sehingga menimbulkan semangat kerja sama yang

baik. semangat kesatuan akan lahir apabila setiap karyawan

15
mempunyai kesadaran bahwa setiap karyawan berarti bagi

karyawan lain dan karyawan lain sangat dibutuhkan oleh dirinya.

Contoh Struktur Organisasi di KIA Puskesmas

a. Tugas dan tanggungjawab bidan koordinator : bertanggungjawab

terhadap segala kegiatan dan laporan terkait pelayanan di KIA, ikut

melakukan segala kegiatan/pelaksanaan program di KIA.

b. Tugas dan tanggungjawab koordinator imunisai : bertanggungjawab

terhadap kegiatan dan laporan terkait pelayanan imunisasi, ikut

melaksanakan segala kegiatan/pelayanan di poli KIA.

c. Tugas dan tanggungjawab koordinator KB : bertanggungjawab

terhadap kegiatan dan laporan terkait pelayanan KB, ikut

melaksanakan segala kegiatan/pelayanan di poli KIA.

d. Tugas dan tanggungjawab koordinator Ibu hamil : bertanggungjawab

terhadap kegiatan dan laporan terkait pelayanan Ibu hamil, ikut

melaksanakan segala kegiatan/pelayanan di poli KIA.

Pendokumentasian di Puskesmas

Pengertian Dokumentasi berasal dari kata dokumen yang artinya bahan

pustaka baik berupa tulisan atau rekaman. Dokumentasi merupakan suatu

catatan otentik atau semua warkat asli yang dapat dibuktikan atau

dijadikan bukti dalam persoalan hukum. Pendokumentasian adalah

pekerjaan mencatat atau peristiwa dan objek maupun aktivitas pemberian

jasa (pelayanan) yang dianggap berharga dan penting. Catatan pasien

merupakan suatu dokumen yang legal, dari status sehat, sakit pasien pada

16
saat lampau, sekarang, dalam bentuk tulisan, yang menggambarkan asuhan

keperawatan atau kebidanan yang diberikan. Dokumentasi kebidanan

merupakan bukti catatan dalam pelaporan yang dimiliki bidan dalam

melakukan catatan asuhan yang berguna untuk kepentingan klein, bidan

dan tim kesehatan dalam memberikan pelayanan kesehatan dengan dasar

komunikasi yang akurat dan lengkap secara tertulis dengan tanggung

jawab bidan. Dokumentasi asuhan dalam pelayanan kebidanan adalah

bagian dari kegiatan yang harus dikerjakan oleh bidan setelah memberikan

asuhan kepada pasien. Dokumentasi merupakan suatu informasi lengkap

meliputi status kesehatan pasien, kebutuhan pasien, kegiatan asuhan

kebidanan serta respons pasien terhadap asuhan yang diterimanya.

Disamping itu catatan juga dapat sebagai wahana komunikasi dan

koordinasi antar profesi (interdisipliner) yang dapat dipergunakan untuk

mengungkap suatu fakta aktual untuk dipertanggung jawabkan.

Dokumentasi kebidanan merupakan bagian integral dari asuhan kebidanan

yang dilaksanakan sasuai standar. Tujuan dokumentasi :

a. Sebagai sarana komunikasi

Dokumentasi yang dikomunikasikan secara akurat dan lengkap dapat

berguna untuk :

1) Membantu koordinasi asuhan keperawatan/kebidanan yang

diberikan oleh tim kesehatan.

2) Mencegah informasi yang berulang terhadap pasien atau anggota

tim kesehatan atau mencegah tumpang tindih, bahkan sama sekali

17
tidak dilakukan untuk mengurangi kesalahan dan meningkatkan

ketelitian dalam memberikan asuhan keperawatan/kebidanan pada

pasien

3) Membantu tim perawat/bidan dalam menggunakan waktu sebaik-

baiknya.

b. Sebagai tanggung jawab dan tanggung gugat

Sebagai upaya untuk melindungi pasien terhadap kualitas pelayanan

keperawatan/kebidanan yang diterima dan perlindungan terhadap

keamanan perawat dalam melaksanakan tugasnya, maka perawat/bidan

diharuskan mencatat segala tindakan yang dilakukan terhadap pasien.

c. Sebagai informasi statistik

Data statistik dari dokumentasi keperawatan/kebidanan dapat

membantu merencanakan kebutuhan dimasa mendatang, baik SDM,

sarana, prasarana dan teknis.

d. Sebagai sarana pendidikan

Dokumentasi asuhan keperawatan/kebidanan yang dilaksanakan secara

baik dan benar akan membantu para siswa keperawatan/kebidanan

maupun siswa kesehatan lainnya dalam proses belajar mengajar untuk

mendapatkan pengetahuan dan membandingkannya, baik teori maupun

praktik lapangan.

e. Sebagai sumber data penelitian

Informasi yang ditulis dalam dokumentasi dapat digunakan sebagai

sumber data penetilian. Hal ini erat kaitannya dengan yang dilakukan

18
terhadap asuhan keperawatan/kebidanan yang diberikan, sehingga

melalui penelitian dapat diciptakan satu bentuk pelayanan keperawatan

dan kebidanan yang aman, efektif dan etis.

f. Sebagai jaminan kualitas pelayanan kesehatan

Melalui dokumentasi yang dilakukan dengan baik dan benar,

diharapkan asuhan keperawatan/ kebidanan yang berkualitas dapat

dicapai, karena jaminan kulaitas merupakan bagian dari program

pengembangan pelayanan kesehatan. Suatu perbaikan tidak dapat

diwujudkan tanpa dokumntasi yanh kontinu, akurat dan rutin baik yang

dilakukan oleh perawat / bidan maupun tenaga kesehatan lainnya.

Audit jaminan kualitas membantu untuk menetapkan suatu

akreditasi pelayanan keperawatan / kebidanan dalam mencapai standar

yang telah ditetapka. Prinsip Pencatatan Dokumentasi :

Prinsip pencatatan ditinjau dari dua segi, yaitu dari segi isi maupun

teknik pecatatan.

a. Isi pencatatan

1) Mengandung nilai administrative

2) Mengandung nilai hukum

3) Mengandung nilai keuangan

4) Mengandung nilai riset

5) Mengandung nilai edukasi

b. Teknik pencatatan

1) Menulis nama pasien pada setiap halaman catatan perawata/bidan

19
2) Mudah dibaca, sebaiknya menbggunakan tinta warna biru / hitam

3) Akurat, menulis catatan selalu dimulai dengan menulis tanggal,

waktu dan dapat dipercaya secara factual

4) Ringkas, singkatan yang biasanya digunakan dan dapat diterima,

dapat dipakai.

5) Pencatatan mencakup keadaan sekarang dan waktu lampau.

6) Jika terjadi kesalahan pada saat pencatatan, coret satu kali

kemudian tulis kata “salah” diatasnya serta paraf dengan jelas.

Dilanjutkan dengan informasi yang benar “jangan dihapus” .

validitas pemcatatan akan rusak jika ada penghapusan.

7) Tulis nama jelas pada setiap hal yang telah dilakukan dan bubuhi

tanda tangan

8) Jika pencatatan bersambung pada halaman baru, tanda tangani dan

tulis kembali waktu dan tanggal pada bagian halaman tersebut.

Wilayah kerja Puskesmas

Sebuah Pusat Kesehatan masyarakat tentunya memiliki cakupan

wilayah kerja. Hal ini diatur sesuai dan dipertimbangkan setiap daerah

sesuai dalam Pasal 35, Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang

Kesehatan diantaranya.

1) Pemerintah daerah dapat menentukan jumlah dan jenis fasilitas

pelayanan kesehatan serta pemberian izin beroperasi di daerahnya.

20
2) Penentuan jumlah dan jenis fasilitas pelayanan kesehatan sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh pemerintah daerah dengan

mempertimbangkan:

a) Luas wilayah;

b) Kebutuhan kesehatan;

c) Jumlah dan persebaran penduduk;

d) Pola penyakit;

e) Pemanfaatannya;

f) Fungsi sosial; dan

g) Kemampuan dalam memanfaatkan teknologi.

3) Ketentuan mengenai jumlah dan jenis fasilitas pelayanan kesehatan

serta pemberian izin beroperasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

berlaku juga untuk fasilitas pelayanan kesehatan asing.

4) Ketentuan mengenai jumlah dan jenis fasilitas pelayanan kesehatan

sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tidak berlaku untuk jenis rumah

sakit khusus karantina, penelitian, dan asilum.

5) Ketentuan lebih lanjut mengenai penyelenggaraan fasilitas pelayanan

kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) diatur

dengan Peraturan Pemerintah.

Oleh karena itu, pertimbangan cakupan wilayah kerja suatu

Puskesmas bergantung pada pemerintah daerah berasaskan/dengan

pertimbangan sesuai dengan UU No 36 tahun 2009 tentang Kesehatan.

21
BAB III

PELAKSANAAN MANAJEMEN PELAYANAN KEBIDANAN

PUSKESMAS PASAR IKAN

A. Profil Puskesmas

1. Sejarah Singkat

Puskesmas Pasar Ikan pada mulanya merupakan BKIA yang

berdiri tahun 1979 dan dikelola oleh seorang bidan. Pada tahun 1981 resmi

menjadi Puskesmas dengan wilayah kerja 8 kelurahan, yaitu :

a. Kelurahan Pasar Pantai

b. Kelurahan Kampung Cina

c. Kelurahan Malabero

d. Kelurahan Sumur Meleleh

e. Kelurahan Pondok Besi

f. Kelurahan Teratai

g. Kelurahan Kebun Keling

h. Kelurahan Kebun Roos

Dengan adanya perpindahan Puskesmas Ratu Agung ke Rawa

Makmur tahun 1987, maka sejak 01 Agustus 1988 Puskesmas Pasar Ikan

mendapat tambahan wilayah kerja 4 kelurahan yaitu :

a. Kelurahan Pasar Melintang

b. Kelurahan Jitra

c. Kelurahan Pasar Baru

22
d. Kelurahan Berkas

Pada tahun 2006 dilakukan penggabungan beberapa kelurahan oleh

Pemerintah Kota Bengkulu menjadi satu kelurahan baru, diantaranya

Kelurahan Malabero yang merupakan penggabungan dari Kelurahan

Malabero, Kelurahan Pasar Pantai, dan Kelurahan Kampung Cina.

Kelurahan Kebun Roos yang merupakan penggabungan dari Kelurahan

Kebun Roos dan Kelurahan Teratai, sehingga wilayah kerja Puskesmas

Pasar Ikan menjadi :

a. Kelurahan Malabero

b. Kelurahan Sumur Meleleh

c. Kelurahan Pondok Besi

d. Kelurahan Kebun Keling

e. Kelurahan Kebun Roos

f. Kelurahan Pasar Melintang

g. Kelurahan Jitra

h. Kelurahan Pasar Baru

i. Kelurahan Berkas

Puskesmas Pasar Ikan juga terdapat 5 Puskesmas Pembantu yaitu :

a. Puskesmas Pembantu Pondok Besi

b. Puskesmas Pembantu Pasar Pantai

c. Puskesmas Pembantu Berkas (01 Agustus 1988)

d. Puskesmas Pembantu Jitra (01 Agustus 1988)

e. Puskesmas Pembantu Pasar Melintang

23
2. Letak Geografis Puskesmas Pasar Ikan

Puskesmas Pasar Ikan adalah suatu kesatuan organisasi kesehatan

fungsional yang merupakan pusat pengembangan kesehatan masrakat,

yang memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu

dalam bentuk kegiatan pokok serta membina peran serta masyrakat

diwilayah puskesmas Pasar Ikan. Wilayah kerja seluruhnya dari

Puskesmas Pasar Ikan 1.553 KM. Puskesmas Pasar Ikan mempunyai luas

tanah 600 m”, Iuas bangunan 400 m2 dengan wilayah kerja seluruhnya

1.553 km2/172,63 Ha dengan letak 3˚47˚LS, 10˚ 14˚BT. Terletak dipesisir

pantai Kota Bengkulu Kecamatan Teluk Segara yang meliputi 9 kelurahan

yaitu :

a. Kelurahan Kebun Keling

b. Kelurahan Jitra

c. Kelurahan Kebun Ros

d. Kelurahan Berkas

e. Kelurahan Sumur Meleleh

f. Kelurahan Pasar Baru

g. Kelurahan Pondok Besi

h. Kelurahan Pasar Melintang

i. Kelurahan Malabero

Adapun batas-batas wilayah puskesmas Pasar Ikan sebagai berikut :

a. Sebelah utara : Pelabuban Tepak Padri

b. Sebelah selatan : Kelurahan Anggut Bawah

24
c. Sebelah barat : Samudra Indonesia

d. Sebelah timur : Kelurahan Pintu Batu

3. Visi dan Misi Puskesmas

a. Visi

Visi Puskesmas Pasar Ikan adalah mewujudkan masyarakat kota

Bengkulu yang sehat, yang mandiri dan berkeadilan, khususnya

masyarakat dalam wilayah kerja UPTD Puskesmas Pasar Ikan.

b. Misi

Misi adalah tentang tugas dan tanggung jawab yang harus dipikul

oleh pembangunan kesehatan dalam rangka mencapai visi yang telah

ditetapkan. Misi tersebut adalah :

1) Mengoptimalkan mutu pelayanan

2) Melindungi kesehatan masyarakat, melalui pemberdayaan

masyarakat, termasuk swasta dan masyarakat madani

3) Mengefektifkan sarana dan prasarana yang ada

4) Menjadi puskesmas sehat dan bersih lingkungan

5) Meningkatkan peran serta masyarakat

6) Menjalin hubungan lintas sector yang baik dalam suasana

kekeluargaan

4. Motto

“CERDAS” yaitu Cepat, Enerjik, Ramah, Disiplin, Aktif, Simpatik.

5. Tata nilai

“PADEK” yaitu Profesional, Akuntabel, Dinamis, Empati, Kreatif.

25
6. Struktur Organisasi Puskesmas

Struktur organisasi puskesmas Pasar Ikan berbentuk berbentuk

stuktur fungional yang di kepalai oleh seorang dokter. Susunan dalam

organisasi ini meliputi pejabat fungsional yang terdiri dari :

a. Unit I, meliputi program promosi kesehatan

b. Unit II, meliputi program kesehatan lingkungan.

c. Unit III. Meliputi program KIA/KB.

d. Unit IV, meliputi program gizi

e. Unit V meliputi progam pencegahan dan pengendalian penyakit

(P2P)

f. Unit VI, meliputi program pengobatan (poli umum, gigi)

g. Unit VII, program penunjang laboraturium,

26
h. Unit VIII, apotek

i. Unit IX, PPTM.

Penyusunan struktur organisasi puskesmas di satu kabupaten/kota

dilakukan oleh dinas kesehatan kabupaten/kota, sedangkan

penetapannya dilakukan dengan peraturan daerah. Sebagai acuan dapat

dipergunakan pola struktur organisasi puskesmas sebagai berikut :

a. Kepala puskesmas

b. Unit tata usaha

Unit tata usaha yang bertanggung jawab membantu kepala

puskesmas dalam pengelolaan :

1) Data dan informasi

2) Perencanaan dan penilaian

3) Keuangan

4) Umum dan kepegawaian

5) Unit pelaksana teknis fungsional puskesmas :

a) Upaya kesehatan masyarakat termasuk pembinaan terhadap

UKBM

b) Upaya kesehatan perorangan

7. Tugas dan Fungsi Pokok Puskesmas

Puskesmas sebagai pusat pembangunan kesehatan dan ujung tombak

pelayanan Kesehatan berfungsi mengembangkan dan membina Kesehatan

masyarakat serta menyelenggarakan peayanan kesehatan terdepan dan

terdekat dengan masyarakat dalam bentuk kegiatan pokok yang

27
menyeluruh dan terpadu di wilayah kerjanya. Berikut adalah tugas pokok

dan fungsi dari tiap unit organisasi puskesmas perawatan Pasar Ikan :

a. Poli umum

1) Melakukan pelayanan kesehatan dan pengobatan

2) Menjaga kelancaran kegiatan poli unmm

3) Menyusun permintaan alat dan bahan medis habis pakai poli

unmm

4) Menyusun dan menmpilkan data sepuluh penyakit terbanyak di

poli umum

5) Mendata jumlah kunjungan poli ummm

6) Memberikan pelayanan rujukan ke rsud/ rsjk jika diperlukan

b. Poli gigi

1) Peyananan terhadap pasien di poli gigi

2) Melakukan pelayanan pencabutan gigi dan penambahan gigi

3) Melakukan pencatatan data pasien di poli gigi

4) Melakukan pelayanan rujukan

c. Poli KIA/KB

1) Melakukan pemeriksaan bumil

2) Melakukan pengobatan bu.il dengan gangguan kesehatan

3) Melakukan penkes terhadap bumil

4) Menangani ibu bersalin

5) Melakukan pelayanan kesahtan pada bayi dan anak balita

28
d. Poli anak

1) Melakukan upaya kesehatan dan pengobatan pda balita dan anak

pra sekolah

2) Melakukan pendekatan usia sekolah

3) Melakukan keebatan anak khusus

4) Melakukan MTBS (manajemen terpadu balita sakit)

e. Poli KB

1) Melakukan pelayanan kontraepsi

2) Melakukan penyuluhan terhadap penggunaan kontrasepsi

3) Pelayanan konsultasi KB

4) Pelayanan pemasangan inplant

5) Pelayanan kb kondom

6) Pelayanan suntik kb

f. Unit promosi kesehatan

1) Melakukan penyuluhan terhadap masyarakat

2) Melakukan peltaihan dan pembinaan posyandu.

3) Penyuluhan posyanda balita dan posyandu lansia

4) Pembinaan home industri, pengobatan tradisional

g. Unit pencegahan penyakit menular ( P2M)

1) Memberikan penyuluhan kepada masyarakat tentang penyakit

menular

2) Melakukan pencegahan penyakit menular

29
3) Melakukan pengobetan jika terjadi wabah penyakit menular

h. Unit kesehatan lingkungan

1) Melakukan pemeriksaan sarana air bersih

2) Melakukan tindakan terhadap limbah medis

3) Melakukan pengawasan terhadap mkanan dan minuman

4) Melakukan pengawasan terhdap snitasi lingkungan

i. Laboratorium

1) Menyusun rencana kerja laboratorium

2) Melakukan pemeriksaan darah

3) Melakukan pemeriksaan urine

4) Melakuukan pemeriksaan BTA

5) Menyusun laporan bulanan laboratorium

8. Strategi

Strategi yang diambil dalam mencapai misi dan visi yang telah ditetapkan

adalah

a. Advokasi pembangunan yang berwawasan Kesehatan untuk

mendorong upaya promotif dan preventif program kesehatan yang

lebih baik

b. Meningkatkan jumlah dan mutu upaya kesehatan yang bersumber daya

masyarakat

30
c. Mengembangkan pelayanan kesehatan masyrakat holostik, paripurna

dan mengutamakan pelayanan promotif, preventif yang terpadu untuk

mencapai prilaku dan lingkungan yang sehat

d. Meningkatkan dan mematapkan sumber daya puskesmas dan sumber

daya masyarakat untuk mencapai upaya kesehatan yang bermutu dan

optimal

e. Menberdayakan masyarakat, keluarga dan individu dalam

meningkatkan pembangunan kesehatan di wilayah kerja Puskesmas

9. Denah Puskesmas Pasar Ikan

10. Sumber Daya Manusia

a. Ketenagaan

NO JENIS TENAGA STATUS JUMLAH


ASN HONORER
1 Dokter Umum 2 0 2
2 Dokter Gigi 1 0 1

31
3 Sarjana Ilmu Kesehatan 3 0 3
Masyarakat
4 Perawat 8 3 11
5 Bidan 8 2 10
6 Apoteker 0 3 2
7 Paramedis non perawat 6 0 6
8 Nakes lainnya 0 0 0
9 Sarjana Ilmu Lain 0 1 1
10 Tenaga Non Kesehatan 0 1 0
JUMLAH 26 10 36

11. Kependudukan

Jumlah penduduk wilayah kerja Puskesmas Pasar Ikan sebanyak kurang

lebih 17.488 jiwa terdiri dari :

a. Laki-laki 8689 jiwa

b. Perempuan 8799 jiwa

c. Bayi 298 jiwa

d. Ibu hamil 320 jiwa

e. Ibu bersalin 303 jiwa

B. Fasilitas dan Layanan di Puskesmas

Terlepas dari statusnya sebagai fasilitas kesehatan tingkat pertama,

puskesmas tetap memiliki fasilitas yang bisa diandalkan untuk melayani

pasien. Fasilitas kesehatan dan pelayanan yang bisa Anda dapatkan di

puskesmas terdiri atas rawat jalan. Pelayanan kesehatan di puskesmas

32
memang tidak selengkap di rumah sakit besar, namun pasien masih bisa

mendapatkan perawatan yang memadai, seperti :

1. Rawat jalan tingkat pertama Memberikan pelayanan pencegahan

penyakit, konsultasi, dan saran pengobatan pada pasien yang tidak

membutuhkan rawat inap. Pelayanannya yaitu : Pelayanan umum,

KIA/KB, Gizi, Gawat Darurat, Imunisasi, Anak (MTBS), dan Gigi.

2. Pelayanan skrining kesehatan Layanan yang diberikan untuk pasien

dengan risiko penyakit kronis, seperti rapid test, iva test, hipertiroid,

hepatitis, HIV.

3. Pelayanan penunjang medis yaitu unit pelayanan pendaftaran,

laboratorium, dan farmasi.

4. Layanan Kesehatan Pengguna BPJS di Puskesmas, pemerintah

Indonesia telah menetapkan sistem jaminan kesehatan berskala nasional

yang dinamakan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS). Dengan

menjadi peserta BPJS dan membayar iuran sesuai kewajiban, peserta

berhak mendapat pelayanan kesehatan yang sesuai dengan haknya.

Keuntungan sebagai anggota BPJS adalah mendapatkan pelayanan

kesehatan dengan keringanan biaya atau bahkan tanpa dipungut biaya

sama sekali.

C. Jenis Pelayanan, Program Unggulan Dan Inovasi Di Puskesmas

1. Jenis pelayanan

a. KIA/KB

1) Program ibu

33
a) ANC/KIA

b) Kelas ibu hamil

c) Kunjungan rumah

d) Program KB

2) Program Anak

a) DDTK

b. Imunisasi/Catin

1) Imunisasi Catin

c. Vaksin Covid 19

1) Vaksin anak

2) Vaksin dewasa

3) Vaksin lansia

2. Program unggulan

Pada puskesmas yaitu kegiatan pada program ibu selalu melebihi

target dari PWS KIA, sehingga program ini lebih unggul dari pada

program yang lain. Serta untuk program lansia juga unggul karena

memberikan pelayanan yang baik dan tim pengolahan nya pun kompak

sehingga output yang diberikan itu sangat bagus.

3. Inovasi

Pada puskesmas memiliki pelayanan posbindu dan kesehatan

lansia yang dilakukan pada setiap puskesmas pembantu.

D. Pendokumentasian Rekam Medik

34
Pendokumentasian tiap program dilakukan pencatatan pada register pada

program masing-masing. Pendokumentasia ada yang berupa foto, video dan

berita acara mengenai kegiatan yang dilangsungkan.

Pencatatan rekam medik dipuskesmas :

1. Hanya petugas rekam medis dan tenaga pendaftaran yang diizinkan

masuk ke ruangan rekam medis

2. Berkas rekam medis tidak boleh dibawa keluar dari puskesmas

3. Bagi peserta BPJS petugas memasukan data pasien pada pendaftaran

(care BPJS).

4. Bagi pasien baru, petugas mengisi blanko status pasien yang baru

sesuai format yang ada dan bagi yang sudah pernah berkunjung

petugas mencari arsip blangko status/RM pasien dan mengisi format

yang ada.

5. Petugas meminta pasien untuk menunggu di depan ruang tamu

poliklinik yang dituju.

6. Petugas mengantarkan RM pasien ke poliklinik.

7. Setelah selesai petugas akan mengambil RM pasien , petugas akan

memasukkan data rekamedik pasien hasil pelayanan pada PCARE

BPJS

8. Petugas menyimpan lagi RM pasien.

E. Alur Pelayanan Puskesmas

Alur pelayanan di Puskesmas Pasar Ikan sudah ditetapkan sesuai SOP

yang berlaku. Karena kondisi pandemi alur pelayanan dimulai dari :

35
1. Pasien diwajibkan memakai masker dan mencuci tangan sebelum

mendapat pelayanan

2. Pasien mendaftar ke loket pendaftaran

3. Pasien menunggu di ruang tunggu

4. Pasien mendapatkan pelayanan sesuai dengan poli yang dituju

5. Pada saat di poli pasien dapat di rujuk atau cukup mendapatkan pelayanan

yang ada di puskesmas

6. Pasien diberikan resep untuk ditebus di apotek

7. Setelah mendapatkan konseling dan obat pasien dapat pulang kerumah

F. Pengelolaan Dan Peningkatan Kualitas SDM Di Puskesmas

Peningkatan kualitas SDM biasanya dilakukan rapat minilog/rapat bulanan

mengenai peningkatan SDM. Tim Mutu puskesmas melakukan evaluasi

perorangan. Dan rapat linbtas sector dengan tokoh masyarakat seperti cama,

kades, lurah itu dilakukan 3 bulan sekali.

G. Pencatatan Dan Pelaporan Di Puskesmas

Pencatatan dan pelaporan di puskesmas berupa buku register, rekam

medik, untuk KIA berupa PWS KIA untuk hasil pelaporanya. Pelaporan

dilakukan setiap 1 bulan sekali untuk semua unit layanan. Seluruh laporan

kegiatan masing-masing program dihimpun oleh petugas program, diteruskan

ke petugas SP2TP lalu setelah itu diteruskan ke Dinas Kesehatan Kota

Bengkulu dilengkapi dengan bukti agenda atau buku ekspedisi.

H. Kualitas Pelayanan KIA Di Puskesmas Tersebut

36
Kualitas pelayanan KIA sudah cukup bagus, program yang diberikan

sesuai SOP, dan pencatatan dengan register baik ibu hamil, bersalin, nifas

bayi balita. Dan evaluasi berupa PWS KIA, serta PWS KIA sudah melewati

target pemerintah.

I. Sistem Rujukan Internal Puskesmas

Rujukan internal di puskesmas dilakukan langsung dari tempat

pemeriksaan awal, contohnya ibu hamil yang memeriksakan kehamilan di

KIA namun gizinya kurang, makan pihak KIA akan merujuk ke pelayanan

gizi. Untuk rujukan internal KIA

J. Kepuasan Pasien Saat Berkunjung Ke Puskesmas

Pada puskesmas memiliki kotak saran dan layanan pengaduan, bila pasien

memiliki kendala atas ketidak puasan pelayanan yang diberikan pasien dapat

menghubungi WA, telpon, email, facebook, kotak saran yang berada di papan

pengaduan di puskesmas perawatan Pasar Ikan. Untuk evaluasi tidak

dilakukan.

K. Indikator Mutu Pelayanan Serta Evaluasi Pelayanan

37
Pengendalian mutu adalah kegiatan yang bersifat rutin yang dirancang

untuk mengukur dan menilai mutu pelayanan. Pengendalian mutu sangat

berhubungan dengan aktifitas pengawasan mutu, sedangkan pengawasan

mutu merupakan upaya untuk menjaga agar kegiatan yang dilakukan dapat

berjalan sesuai rencana dan menghasilkan keluaran yang sesuai dengan

standar yang telah ditetapkan. Kinerja pelaksanaan dimonitor dan dievaluasi

dengan menggunakan indikator sebagai berikut :

1. Ketepatan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan jadwal.

2. Kesesuaian petugas yang melaksanakan kegiatan.

3. Ketepatan metoda yang digunakan.

4. Tercapainya indikator Hasil pelaksanaan kegiatan monitoring dan

evaluasi serta permasalahan yang ditemukan dibahas pada tiap

pertemuan lokakarya mini tiap bulan.

L. Manajemen Pelayanan Pada Masa Pandemi

Pelayanan pada masa pandemi menggunakan APD. Puskesmas Pasar ikan

juga menyediakan layanan rapid test antigen dan vaksinasi covid 19.

Pelayanan rapid test dilakukan setelah puskesmas mendapat laporan dari

pasien atau individu yang terduga positif covid 19. Laporan diteruskan dan

setelah dilakukan anamnesa akan dilakukan rapid test antigen. Untuk

vaksinasi mulai dilaksanakan pada januari 2021. Vaksin di Puskesmas Pasar

Ikan tersedia untuk anak, dewasa, dan lansia dengan jadwal senin-rabu dan

hari lainnya menyesuaikan.

38
Untuk alur pendistribusian vaksin puskesmas yaitu tim vaksinator

puskesmas membuat permintaan dengan mengisi form permintaan yang telah

disediakan menuju kepala bidang P2P Dinas Kesehatan Kota Bengkulu.

Setelah permintaan disetujui vaksin akan diberikan melalui UPTD farmasi.

M. Analisis SWOT Puskesmas Pasar Ikan

Strengths Weakness Opportunities Threats

(Kekuatan) (Kelemahan) (Peluang) (Ancaman)

Dukungan dari Letak Puskesmas Semua program Pelayanan

berbagai sektor yang terlalu dekat terealisasi karena kurang maksimal

seperti Dinas dengan pasar dan SDM yang dikarenakan

Kesehatan bak sampah pasar memadai pandemi

Ketidakmerataan Pelayanan

SDMK kurang maksimal

karena SDM

tidak sesuai

bidangnya

39
BAB IV

PEMBAHASAN

Puskesmas merupakan salah satu usaha pelayanan dalam bidang jasa

kesehatan, beberapa faktor dapat menentukan keberhasilannya dalam proses

operasional yaitu : kualitas jasa, sistem dalam pelayanan, teknologi dan ketertiban

dalam pelayanan yang diberikan oleh Puskesmas. Pada dasarnya Puskesmas

mempunyai tujuan yang sama yaitu melakukan perawatan dan pengobatan

kesehatan bagi setiap pasien. Salah satu badan usaha yang bergerak dibidang

kesehatan tentunya puskesmas mempunyai visi dan misi untuk memberikan

pelayanan dan menolong orang agar mendapatkan pelayanan medis yang terbaik.

Untuk mewujudkan visi dan misi tersebut puskesmas harus terus

melakukan peningkatan pelayanan yang diberikan terhadap pasien. Sistem

kesehatan tingkat nasional mencakup sistem layanan kesehatan terkhusus pada

setiap puskesmas yang di tuntut untuk membantu meningkatkan derajat kesehatan

masyarakat dan juga menjadi gambaran terlaksananya program kerja kementerian

kesehatan. Dalam menjalankan fungsinya, pelayanan puskesmas mencakup

40
peningkatan mutu dan efesinsi pelayanan puskesmas melalui penggunaan standar

pelayanan tenaga medis, peralatan puskesmas yang memadai dan manajemen

puskesmas yang baik (Lakshmi., 2013).

Menurut Lakshmi (2013) untuk mengetahui mutu pelayanan puskesmas

terdapat dua komponen yakni pemenuhan terhadap standar mutu pelayanan

kesehatan yang telah ditetapkan dan pemenuhan terhadap harapan dan kepuasan

pasien. Manajemen maupun pihak pengelola puskesmas diwajibkan untuk turut

bertanggung jawab melaksanakan pemenuhan standar mutu pelayanan yang telah

ditetapkan oleh departemen kesehatan. Untuk pemenuhan harapan dan

tingkatkesehatan pada pasien. Karena itu perlu diketahui apa yang menjadi

kebutuhan dan keinginan pasien. Karena pada dasarnya pasien secara langsung

merasakan manfaat dari pelayanan puskesmas sehingga memerlukan perhatian

dan penanganan lebih lanjut.

Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) merupakan bagian integral dari

pelayanan kesehatan. Setiap dekade fungsi puskesmas terus berkembang yang

semula sebagai tempat untuk pengobatan penyakit dan luka-luka kini berkembang

kearah kesatuan upaya pelayanan untuk seluruh masyarakat yang mencakup aspek

promotif, preventif, kuratif dan rehabilitative. Pusat Kesehatan Masyarakat adalah

satu kesatuan organisasi fungsionil yanglangsung memberikan pelayanan secara

menyeluruh kepada masyarakat dalam suatu wilayah kerja tertentu dalam bentuk

usaha-usaha kesehatan pokok.

Puskesmas bertujuan sebagai suatu kesatuan organisasi kesehatan

fungsional yang merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang juga

41
membina peran serta masyarakat di samping memberikan pelayanan secara

menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya dalam bentuk

kegiatan menggerakan pembangunan kecamatan yang berwawasan pembangunan,

mendorong kemandirian masyarakat dan keluarga untuk hidup sehat, memelihara

dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata dan terjangkau

serta memelihara dan meningkatkan kesehatan individu, kelompok, dan

masyarakat serta lingkungannya, namun baik atau tidaknya pelayanan yang

diberikan oleh Puskesmas tergantung pada bagaimana pengelolaan manajemen

didalamnya terutama dalam proses manajemen pelayanan kesehatan.

Pada puskesmas Pasar Ikan memiliki kotak saran dan layanan pengaduan,

bila pasien memiliki kendala atas ketidak puasan pelayanan yang diberikan pasien

dapat menghubungi WA, telpon, email, facebook, kotak saran yang berada di

papan pengaduan di puskesmas perawatan Pasar Ikan.

Pengendalian mutu adalah kegiatan yang bersifat rutin yang dirancang

untuk mengukur dan menilai mutu pelayanan. Pengendalian mutu sangat

berhubungan dengan aktifitas pengawasan mutu, sedangkan pengawasan mutu

merupakan upaya untuk menjaga agar kegiatan yang dilakukan dapat berjalan

sesuai rencana dan menghasilkan keluaran yang sesuai dengan standar yang telah

ditetapkan.

42
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan
Praktik yang diberikan pada mahasiswa berjalan sesuai teori.
Selain itu dari pengkajian di Puskesmas Perawatan Pasar Ikan ini kami
dapat :
1. Mengidentifikasi pengkajian kebutuhan organisasi pelayanan
kebidanan di Puskesmas.
2. Diketahui analisa kebutuhan manajemen pelayanan kebidanan di
Puskesmas.
3. Diketahui perencanaan manajemen pelayanan di Puskesmas
4. Diketahui pengorganisasian pelayanan kebidanan di Puskesmas.
5. Diketahui pengelolaan pelayanan kebidanan di Puskesmas.
6. Diketahui pengendalian dan monitoring pelayanan kebidanan di
Puskesmas.
7. Diketahui evaluasi pelayanan kebidanan di Puskesmas
8. Diketahui hambatan-hambatan yang terjadi dalam manajemen
pelayanan kebidanan di Puskesmas dan cara mengatasinya.
9. Diketahui Siapa saja yang berperan dalam menjalankan program di
Puskesmas.

43
10. Diketahui bagaimana manajemen struktur organisasi dan pembagian
tugas di Puskesmas.
11. Diketahui bagaimana pengorganisasian di tingkat puskesmas.
12. Diketahui bagaimana perencanaan rancangan penyusunan program
kerja setiap divisi.
13. Diketahui bagaimana pendokumentasian dan rekam medik di
puskesmas.
14. Diketahui apa saja jenis pelayanan, program unggulan dan inovasi di
Puskesmas.
15. Diketahui bagaimana alur pelayanan di Puskesmas.
16. Diketahui bagaimana pengelolaan dan peningkatan kualitas SDM di
Puskesmas.
17. Diketahui bagaimana pencatatan dan pelaporan di Puskesmas.
18. Diketahui bagaimana kualitas pelayanan KIA di Puskesmas tersebut.
19. Diketahui bagaimana sistem rujukan internal Puskesmas.
20. Diketahui bagaimana cara mengetahui kepuasan pasien saat
berkunjung ke puskesmas.
21. Diketahui bagaimana indikator mutu pelayanan serta evaluasi
pelayanan.

B. Saran
1. Bagi Mahasiswa
Diharapkan mahasiswa lebih memperdalam ilmu dan teori tentang
managemen pelayanan kebidanan di Puskesmas.
2. Bagi Puskesmas
Diharapkan dapat mempertahankan Managemen pelayanan kebidanan
yang telah ada dan tetap memberikan pelayanan yang maksimal
kepada pasien, serta dapat melaksanakan proses evaluasai terhadap
pelayanan yang diberikan kepada pasien dengan kuisioner untuk
pasien, sehingga lebih efektif dalam meningkatkan mutu pelayanan.

44
DAFTAR PUSTAKA

Ainurrahmah Y. Pengaruh Manajemen Pusat Kesehatan Masyarakat terhadap


Akses Pelayanan Kesehatan untuk Mewujudkan Mutu Pelayanan
Kesehatan. Jurnal Publik Vol.11; No.02; 2017; 249-256.

Departemen Kesehatan RI. 1998. Direktorat Jendral Pembinaan Kesehatan


Masyarakat. Pedoman Pemantuan Wilayah Setempat.

Kemenkes, RI. 2013. Permenkes Nomor 73 Tahun 2013 Tentang Jabatan


Fungsional Umum di Kementerian Kesehatan Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025 yang ditetapkan melalui
Perpres No. 2 Tahun 2015 yang telah ditandatangani tanggal 8 Januari
2015.

Kemenkes RI, 2014. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 75 tahun 2014 tentang
”Pusat Kesehatan Masyarakat.

Kepmenkes No. HK.02.02./MENKES/52/2015 tentang Rencana


StrategisKementrian Kesehatan RI Tahun 2015 – 2019.

Lakshmi, C., dan A. I. Sivakumar. 2013. Application of Queueing Theory in


Health Care : A Literature Review. Operation Research for Health
Care. 2(1-2): 25- 39.

Margitha Mokodaser, dkk. Manajemen Pelayanan Kesehatan Di Puskesmas


Belang Kabupaten Minahasa Tenggara.

Mindarsih E dan Murni M. 2019. Efektifitas Pelatihan Asuhan Persalinan Normal


terhadap Peningkatan Pengetahuan Bidan di Pusat Pelatihan Klinik

45
Sekunder di Bengkulu. Jurnal Keperawatan Respati Bengkulu. VOl.
6(1). Januari 2019: 533-536. Online diakses pada 2 April 2020.

Muninjaya. 2014. Manajemen Mutu Pelayanan Kesehatan. Jakarta : Penerbit


Buku Kedokteran EGC.

Nesi Novita, dkk. 2012. Promosi Kesehatan Pelayanan Asuhan Kebidanan.


Salemba: Bengkulu.

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 43 Tahun 2016 tentang


Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan.

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 44 Tahun 2016 tentang


Pedoman Manajemen Puskesmas.

Pedoman Perencanaan Tingkat Puskesmas Direktorat Jenderal Bina Kesehatan


Masyarakat Departemen Kesehatan RI, 2006.

Panji, Anoraga. 2004. Manajemen Bisnis. Semarang : Rineka Cipta.

Pohan, Imbalo. 2017. Jaminan Mutu LAyanan Kesehatan. Dasar –dasar


Pengertian dan Penerapan. Jakarta : EGC.

Parasuraman, A. et al. (2014). A Conceptual Model of Service Quality and Its


Implication for Future Research. Journal of Marketing, Vol. 49. No 4.

46
LAMPIRAN

MEJA PENIMBANGAN BAYI

DOKUMENTASI KEGIATAN TIAP PROGRAM PUSKESMAS

47
BAGIAN PENDAFTARAN

POLI GIGI PUSKESMAS

48
PELAYANAN VAKSIN COVID-19

AMBULAN PUSKESMAS

49
STRUKUR ORGANISASI PUSKESMAS

POLI UMUM

50
POLI KIA (BAYI DAN BALITA)

POLI KIA (IBU DAN KB)

51

Anda mungkin juga menyukai