Disusun Oleh
PINKY CINDI CINDORA
P0 5140420 011
Pembimbing
JOURNAL READING
Oleh:
Menyetujui,
Pembimbing Akademik Pembimbing Lahan
ii
KATA PENGANTAR
Segala puji kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan
Jurnal Reading ini. Semoga Jurnal Reading ini dapat bermanfaat bagi kita semua
dan untuk kepentingan proses belajar. Bersama ini kami juga menyampaikan
terima kasih kepada dosen saya yang telah membimbing kami untuk
menyelesaikan laporan pendahuluan ini. Melalui kata pengantar ini penulis lebih
dahulu meminta maaf dan memohon permakluman bila mana isi laporan
pendahuluan ini ada kekurangan dan ada tulisan yang kami buat kurang tepat.
Dalam penyusunan laporan pendahuluan ini tentu jauh dari sempurna, oleh karena
itu segala kritik dan saran sangat kami harapkan demi perbaikan dan
penyempurnaan laporan pendahuluan ini dan untuk pelajaran bagi kita semua
dalam pembuatan di masa mendatang. Semoga dengan adanya tugas ini kita dapat
belajar bersama demi kemajuan kita dan kemajuan ilmu pengetahuan.
Penyusun
iii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL.......................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN........................................................................ii
KATA PENGANTAR....................................................................................iii
DAFTAR ISI...................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1
A. Judul Jurnal....................................................................................1
B. Abstrak...........................................................................................1
C. Pendahuluan/Latar Belakang/Tujuan.............................................1
D. Metodologi.....................................................................................2
E. Hasil dan Pembahasan...................................................................3
F. Kesimpulan dan Saran...................................................................4
BAB IV PENUTUP.........................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................13
LAMPIRAN....................................................................................................14
iv
v
BAB I
ISI JURNAL
Sutio Rahardjo, Sri Wayanti, Novita Eka Kusuma Wardani Politeknik Kesehatan
Kemenkes Surabaya
E-mail : sutiorahardjo@gmail.com
A. Judul Jurnal
Pengaruh Fungsi Manajemen Pelaksana Kegiatan SDITK Terhadap Cakupan SDITK
Balita & Anak Prasekolah
B. Abstrak
Pembangunan kesehatan sebagai bagian dari upaya membangun
manusia seutuhnya diselenggarakan antara lain melalui upaya kesehatan anak
yang dilakukan sedini mungkin untuk meningkatkan kualitas hidup anak agar
mencapai tumbuh kembang yang optimal. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui pengaruh fungsi manajemen pelaksana kegiatan SDIDTK
terhadap cakupan SDIDTK balita dan anak prasekolah. Jenis penelitian yang
digunakan adalah penelitian analitik kuantitatif dengan pendekatan cross
sectional. Variabel bebas dalam penelitian ini terdiri dari fungsi manajemen
yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan pengawasan.
Sedangkan variabel terikatnya adalah cakupan SDIDTK balita dan anak
prasekolah.
Hasil pengumpulan data penelitian dari 118 responden sebagian besar
pelaksana kegiatan SDIDTK mempunyai perencanaan yang baik pada
parameter menyusun rencana kegiatan (68,65 %), pengorganisasian yang baik
pada parameter penyusunan kelompok kerja (83,05 %), penggerakan yang
baik pada parameter pengarahan (76,28 %), dan pengawasan yang baik pada
parameter evaluasi (69,49 %). Hasil penelitian ini adalah fungsi manajemen
yang baik dapat meningkatkan cakupan SDIDTK balita dan anak prasekolah.
Saran untuk penelitian selanjutnya, diperlukan sosialisasi tentang kesehatan
1
kesehatan untuk memaksimalkan tumbuh kembang anak balita dan
prasekolah.
C. Pendahuluan/Latar Belakang/Tujuan
Masa lima tahun pertama kehidupan merupakan masa yang sangat peka
terhadap lingkungan dan masa ini berlangsung sangat pendek serta tidak
dapat diulang lagi, sehingga masa ini disebut dengan“masa keemasan”
(golden period), “jendela kesempatan” (window of opportunity) dan “masa
kritis” (Soetjiningsih, 2015). Sehingga pada usia ini diperlukan asupan gizi,
stimulasi tumbuh kembang, dan pelayanan kesehatan yang memadai.
Di tingkat propinsi, sesuai dengan Keputusan Gubernur Jawa Timur No.
71 th 2004 tentang Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan
Kabupaten atau Kota di Propinsi Jawa Timur, bahwa cakupan SDIDTK balita
dan prasekolah menjadi indikator kinerja SPM jenis pelayanan kesehatan
anak balita dan prasekolah dengan target cakupan sebesar 95% pada tahun
2020. Upaya lain yang dilakukan adalah pelatihan SDIDTK bagi tenaga
kesehatan baik dikabupaten atau kota maupun di Puskesmas (Dinkes Propinsi
Jatim, 2014).
Di Kabupaten Bangkalan Cakupan SDIDTK balita dan anak prasekolah
pada tahun 2016 mengalami peningkatan dari 80,10 % (tahun 2015)
meningkat menjadi 90,22 %. Namun pencapaian cakupan tersebut masih
dibawah target SPM Provinsi Jawa Timur tahun 2020 sebesar 95 %. Di
Puskesmas Socah cakupan SDIDTK tahun 2016 mencapai 95 %, namun
pencapaian tersebut dalam tiap kunjungan belum optimal karena dalam tiap
kunjungan masih tidak sesuai dengan jumlah balita dan anak prasekolah, akan
tetapi pada kunjungan berikutnya sesuai dengan jumlah balita dan anak
prasekolah. Sehingga fungsi manajemen pelaksana kegiatan SDIDTK
Puskesmas meliputi perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan
pengawasan terhadap cakupan SDIDTK balita dan anak prasekolah belum
optimal. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh fungsi
manajemen pelaksana kegiatan SDIDTK terhadap cakupan SDIDTK balita
dan anak prasekolah.
2
D. Metodologi
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan
dengan metode pendekatan cross-sectional. Populasi dalam penelitian ini
adalah seluruh pelaksana kegiatan SDIDTK di Puskesmas Socah Kabupaten
Bangkalan yang berjumlah 171 orang.
Dalam penelitian ini yang menjadi sampel adalah pelaksana kegiatan
SDIDTK yang terdiri dari bidan, perawat, guru TK/PAUD, dan kader
kesehatan sebanyak 118 responden. Dalam penelitian ini unit wilayah adalah
seluruh Posyandu dan TK/PAUD diwilayah Puskesmas Socah Kabupaten
Bangkalan dengan sistem pengambilan sampel secara proporsional pada
setiap Posyandu.
Analisis bivariat digunakan untuk mengetahui adanya pengaruh yang
signifikan antara fungsi manajemen pelaksana kegiatan SDIDTK dan
cakupan SDIDTK balita dan anak prasekolah di Puskesmas dengan
menggunakan uji statistic Regresi Logistik.
Tabel 1. Uji Statistik Regresi Logistik Variabel Fungsi Manajemen Pelaksana Kegiatan SDIDTK
Variable Wald Df Sig.
Perencanaan 10.839 2 0.004
Pengorganisasian 1.598 2 0.450
Penggerakan 4.577 2 0.101
Pengawasan 7.693 2 0.021
3
Tabel 2. Rekapitulasi Data Parameter Perencanaan Dengan Parameter Cakupan SDIDTK di Puskesmas
Socah Kab. Bangkalan BulanBaik
Parameter Januari – April 2017Cukup Kurang Total
Perencanaan f % f % f % f %
Penentuan tujuan & 60 50,84 50 42,37 8 6,77 118 100
sasaran.
Menghitung 75 63,56 30 25,42 13 11,02 118 100
kebutuhan tenaga,
alat, tempat dan
anggaran.
Menyusun rencana 81 68,65 22 18,44 15 12,71 118 100
kegiatan.
Parameter Cakupan Tingg Rendah Total
SDIDTK f % f % f %
Sasaran bayi 100 84,75 18 15,25 118 100
Sasaran balita 106 89,83 12 10,17 118 100
Sasaran APRAS 115 97,46 3 2,54 118 100
4
Ha ditolak. Dengan demikian tidak terdapat pengaruh penggerakan
pelaksana SDIDTK terhadap cakupan SDIDTK.
Tabel 5 menunjukkan bahwa pelaksana kegiatan SDIDTK yang
memiliki pengawasan yang baik akan meningkatkan pencapaian cakupan
SDIDTK di wilayah kerja. Hasil uji statistik dengan Regresi Logistik nilai
probabilitas lebih kecil dari nilai signifikan (0,021 < 0,05) yang artinya Ho
ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian terdapat pengaruh pengawasan
pelaksana SDIDTK terhadap cakupan SDIDT.
5
4. Rekapitulasi data parameter penggerakan dengan parameter cakupan SDIDTK di Puskesmas
Socah Kab. Bangkalan Januari - April 2017
6
pelaksana kegiatan SDIDTK dengan pengorganisasian yang cukup
mempunyai cakupan SDIDTK tinggi (90,20%) dan cakupan SDIDTK
rendah (9,80%). Berdasarkan hasil uji statistik dengan Regresi Logistik
menunjukkan bahwa nilai probabilitas lebih besar dari nilai signifikan
(0,45 < 0,05) yang artinya Ho diterima dan Ha ditolak. Dengan demikian
tidak terdapat pengaruh pengorganisasian pelaksana SDIDTK terhadap
cakupan SDIDTK.
Dalam kegiatan SDIDTK para pelaksana kegiatan harus kompak,
karena fungsi pengorganisasian merupakan alat untuk memadukan
(singkornisasi) dan mengatur macam kegiatan, menetapkan tugas-tugas
pokok dan wewenang, serta pendelegasian wewenang oleh pimpinan
kepada staf dalam rangka pencapaian cakupan SDIDTK. Walaupun hasil
uji statistic dalam penelitian menunjukkan tidak adanya pengaruh, namun
hal ini karena fungsi pengorganisasian masih dapat dipengaruhi hal-hal
lain atau fungsi manajemen yang lain sehingga dalam kegiatan
pelaksanaan SDIDTK perlu pengembangan organisasi, karena organisasi
sebagai sistem sosial.
Hal ini sesuai dengan konsep yang dikemukakan oleh Munanjaya
(2014) bahwa penegembangan organisasi dapat dilakukan melalui
kegiatan untuk mengefektifkan gaya kepemimpinan manajer, hubungan
yang harmonis antara pimpinan dengan stafnya, meningkatkan kepuasan
kerja staf & semangat kelompok, kejelasan penyusunan tujuan, dan
perbaikan sistem pencatatan & pelaporan.
7
yang artinya Ho diterima dan Ha ditolak. Dengan demikian tidak terdapat
pengaruh penggerakan pelaksana SDIDTK terhadap cakupan
SDIDTK.
Indikator keberhasilan pembinaan tumbuh kembang balita dan
anak tidak hanya meningkatnya status kesehatan dan gizinya, tetapi juga
mental, emosional, sosial, dan kemandirian anak berkembang secara
optimal. Hal ini dalam proses manajemen diperlukan sistem penggerakan
yang baik pada pelaksanaan kegiatan SDIDTK. Diantaranya adalah
terkoordinasinya penyelenggaraan kemitraan antara pelaksana kegiatan
dengan keluarga balita dan anak prasekolah (APRAS). Menurut Terry
(2010) penggerakan adalah membuat semua anggota kelompok mau
bekerjasama dan bekerja secara ikhlas serta bergairah untuk mencapai
tujuan sesuai dengan perencanaan dan usaha- usaha pengorganisasian.
Hasil uji statistik dalam penelitian ini tidak ada pengaruh antara fungsi
penggerakan terhadap cakupan SDIDTK.
Kegiatan SDIDTK merupakan salah satu program Puskesmas yang
rutin dilaksanakan oleh para pelaksana kegiatan, sehingga antar pelaksana
diperlukan system komunikasi yang baik agar tujuan kegiatan sesuai
dengan perencanaan. Kondisi ini sesuai dengan pendapat Siagian (2012)
bahwa penggerakan berhubungan erat dengan manusia yang ada dibalik
organisasi yaitu tumbuh kembangnya kemauan mereka secara ikhlas,
sadar dan sukarela bersedia melaksanakan pekerjaan yang menjadi
tanggungjawabnya. Oleh karena itu aspek yang harus diperhatikan adalah
manusia sehingga hal ini bertumpu kepada hubungan antar manusia
(Human Relationship).
8
%). Berdasarkan hasil uji statistik dengan Regresi Logistik menunjukkan
bahwa nilai probabilitas lebih kecil dari nilai signifikan (0,021 < 0,05)
yang artinya Ho ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian terdapat
pengaruh pengawasan pelaksana SDIDTK terhadap cakupan SDIDTK.
Penyelenggaraan kegiatan SDIDTK pada balita dan Apras akan
membuahkan hasil yang diharapkan apabila fungsi pengawasan diterapkan
dengan baik. Karena fungsi pengawasan merupakan fungsi terakhir dalam
proses manajemen. Fungsi ini mempunyai kaitan erat dengan ketiga fungsi
manajemen lainnya, terutama dengan fungsi perencanaan. Melalui fungsi
pengawasan standart keberhasilan program yang dituangkan dalam bentuk
target, prosedur kerja, dan lain sebagainya harus selalu dibandingkan
dengan hasil yang mampu dikerjakan oleh staf (Muninjaya, 2004).
Untuk menciptakan kondisi upaya tumbuh kembang balita dan
Apras yang memadai dapat terselenggara dengan baik apabila ada jaminan
terpenuhi hak-hak anak, meletakkan kepentingan anak diatas kepentingan
lainnya, dan lingkungan yang peduli anak (Child Friendly Envirorment).
Kondisi tersebut dibutuhkan dukungan dan keterlibatan aktif semua pihak
terkait, utamanya orangtua, pengasuh, kader & masyarakat, pendidik,
tenaga kesehatan, petugas sosial, dan penyelenggara pelayanan bagi anak
lainnya (Kemekes, 2014).
9
Mayoritas pelaksana kegiatan SDIDTK di Puskesmas Kab.
Bangkalan mempunyai cakupan SDIDTK yang tinggi pada parameter sasaran
anak prasekolah. Terdapat pengaruh yang signifikan antara fungsi
perencanaan terhadap cakupan SDIDTK balita dan anak prasekolah di
Puskesmas Socah Kab. Bangkalan. Tidak ada pengaruh antara fungsi
pengorganisasian terhadap cakupan SDIDTK balita dan anak prasekolah di
Puskesmas Socah Kab. Bangkalan. Tidak ada pengaruh antara fungsi
penggerakan terhadap cakupan SDIDTK balita dan anak prasekolah di
Puskesmas Socah Kab. Bangkalan. Terdapat pengaruh yang signifikan fungsi
pengawasan terhadap cakupan SDIDTK balita dan anak prasekolah di
Puskesmas Socah Kab. Bangkalan.
10
BAB II
TELAAH JURNAL
A. Judul Jurnal
Judul jurnal sudah sesuai dengan syarat penulisan judul jurnal yang
baik yaitu relevan dengan tema yang dikaji. Judul jurnal sudah
menggambarkan isi dari penulisan. Judul sudah ditulis secara ringkas,
padat dan jelas.
B. Abstrak
Isi abstrak dari jurnal ini sudah mencakup latar belakang, tujuan,
metode penelitian, hasil dan kesimpulan. Kemudian kaidah penulisan juga
sudah sesuai. Abstrak sudah mewakili inti penelitian. Bahasanya mudah
dImengerti dan dipahami, sehingga pembaca tidak salah tafsir.
C. Pendahuluan
Pada pendahuluan jurnal ini belum dijelaskan mengenai SDIDTK
di dunia ataupun negara lain. Pendahulaun sudah baik karena sudah
membahas mengenai dampak yang ditimbulkan akibat penyimpangan
dalam tumbang anal dan sudah menggunakan referensi yang terpercaya
yaitu dari jurnal.
D. Metodologi
Metodologi yang digunakan sudah sesuai tujuan penelitian.
E. Hasil dan Pembahasan/Diskusi
Hasil dari jurnal ini sudah membahas sesuai dengan tujuan
penelitian. Hasil dijabarkan dengan lengkap dan akurat, dengan bahasa
yang lugas tidak ambigu. Pembahasan juga sudah menggunakan referensi
dari banyak jurnal pendukung, sehingga menggunakan teori dari berbagai
sumber. Bahasanya juga jelas dan mudah dipahami oleh pembaca.
F. Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan sudah mampu menjawab secara ringkas dari tujuan
penellitian. Namun, belum dituliskan saran pada jurnal ini.
11
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
12
c. Perkembangan adalah hasil dari maturasi dan proses belajar
(Development is the product of maturation and the leaning)
d. Pola perkembangan dapat diramalkan (the developmental patenrt is
predicable)
e. Pola perkembangan mempenyai karakteristik yang dapat
diramalkan(the developmental pattern has predicable characteristic).
f. Terdapat perbedaan individu dalam suatu perkembangan (there
individual defferences the development)
g. Terdapat periode/tahapan dalam pola perkembangan (there are
periods in the development pattern)
h. Terdapat harapan sosial untuk setiap periode perkembangan (there
are social expectation for every developmental period).
i. Setiap area perkembangan mempunyai potensi resiko (every area of
developmens has potensial hazards).
13
mendapatkan perhatian khusus, karena angka kematia pada masa bayi
ini tinggi.
c. Pada masa bayi dan masa anak dini, pertumbuhan anak pesat
walaupun kecepatan telah mengalami deselerasi dan proses maturasi
yang berlangsung, terutama sistem saraf.
d. Pada masa anak prasekolah, kecepatan pertumbuhan lambat
dan berlangsung stabil (plateau) pada masa ini terdapat kecepatan
perkembangan motorik dan fungsi ekskresi. Aktifitas fisik bertambah
serta keterampilan dan proses fikir meningkat.
e. Pada masa praremaja, anak perempuan 2 tahun lebih cepat
memasuki masa remaja bila dibandingkan dengan anak laki-laki.
Masa ini merupakan transisi dari masa anak ke dewasa, pada masa ini
terjadi pacu tumbuh berat badan, tinggi badan dan juga
pertumbuhan yang pesat pada alat-alat kelamin dan timbul tanda-
tanda seks sekunder
Tabel 2.1 Tumbuh Kembang utama pada masa anak dan remaja
14
Masa - Keluarga masih merupakan fokus dalam
15
c. umur 6-9 bulan
a. duduk (sikap tripoid-sendiri)
b. belajar berdiri, kedua kakinya menyangga sebagian berat
badan
c. merangakak meraih mainan atau mendekati seseorang
d. memindahkan benda dari satu tangan ke tangan yang lainnya
e. memungut 2 benda, masing-masing tangan memegang 1 benda
pada saat bersamaan
f. memungut benda sebesar kacang dengan cara meraup g.
bersuara tanpa arti, mamama, dadada, tatata
g. mencari mainan atau benda yang dijatuhkan i. bermain tapuk
tangan atau ciluk ba
h. bergembira dengan melempar benda k. makan kue sendiri
d. umur 9-12 bulan
1) mengangkat benda keposisi berdiri
2) belajar berdiri selama 30 detik atau berpegangan dengan kursi
dapat berajalan dengan dituntun
3) mengulurkan lengan atau badan untuk meraih mainan yang
diingikan
4) menggenggam erat pensil
5) memasukkan benda ke mulut
6) mengulang menirukan bunyi ynag didengar
7) menyebut 2-3 suku kata yang sama tanpa arti
8) mengekplorasikan sekitar, ingin tahu, ingin menyentuh apa
saja
9) bereaksi terhadap suara yang perlahan atau bisikan
10) mengenal anggota keluarga, takut pada orang lain yang belum
dikenal
e. umur 12-18 bulan
1) berdiri sendiri tanpa berpegangan
16
2) membungkuk memungut permainan kemudian berdiri kembali c.
berjalan mundur 5 langkah
3) menumpuk 2 kubus dan memasukkan kubus di kotak
4) memanggil papa dan mama
5) menunjukkan apa yang diinginkan tanpa menangis/merengek,
anak bisa mengeluarkan suara yang menyenangkan atau menarik
tangan ibu
6) memperlihatkan rasa cemburu/bersaing
f. umur 18-24 bulan
1) berdiri sendiri tanpa berpegangan 30 detik
2) berjalan tanpa terhuyung-huyung
3) bertepuk tangan, melambai-lambai
4) menumpuk 4 buah kubus
5) memungut benda kecil dengan ibu jari dan jari telunjuk f.
menggelindingkan bola kearah sasaran
6) menyebut 3-6 kata yang mempunyai arti
7) membantu atau menirukan pekerjaan rumah tangga
8) memegang cangkir sendiri, belajar makan-minum sendiri
g. umur 24-36 bulan
1) jalan naik tangga sendiri
2) dapat bermain dan menendang bola kecil c. coret-coret pensil
pada kertas
3) baca dengan baik menggunakan 2 kata
4) dapat menunjuk 1 atau lebih bagian tubuhnya ketika diminta
5) melihat gambar dan dapat menyebut dengan benar nama 2
benda atau lebih membantu memungut mainan sendiri atau
mengangkat piring jika diminta
6) melepaskan pakaian sendiri
h. umur 36-48 bulan
1) berdiri 1 kaki 2 detik
2) melompat kedua kaki diangkat
3) menggayuh sepeda roda tiga
17
4) menggambar garis lurus
5) mengenal 2-4 warna
6) menyebut nama umur dan tempat
7) mengerti arti kata di atas, dibawah, di depan
8) mendengarkan cerita
9) mencuci dan mengeringkan tangan sendiri
10) bermain bersama teman, mengikuti aturan permainan
11) mengenakan sepatu sendiri
12) mengenakan celana panjang, kemeja, baju
i. umur 48-60 bulan
1) berdiri satu kaki 6 detik
2) melompat-lompat satu kaki
3) menari
4) menggambar tanda silang
5) menggambar lingkaran
6) menggambar orang dengan 3 bagian tubuh
7) mengancing baju atau pakaian boneka
8) menyebut nama lengkap tanpa dibantu
9) senang bertanya tentang sesuatu
10) menjawab pertanyaan dengan kata-kata yang benar
11) bicaranya mudah dimengerti
12) bicara membandingkan atau membedakan sesuatu dari ukuran
dan bentuknya
13) menyebut angka dan menghitung jari n. menyebut nama-nam
hari
14) berpakaian sendiri tanpa bantuan
15) bereaksi tenang dan tanpa rewel ketika ditinggal ibu
j. umur 60-72 bulan
1) berjalan lurus
2) berdiri dengan 1 kaki selama 11 detik
3) menggambar dengan 6 bagian, menggambar orang lengkap
4) menangkap bola kecil dengan kedua tangan
18
5) menggambar segi empat
6) mengerti arti lawan kata
7) mengerti pembicaraan yang menggunakan 7 kata atau lebih
8) menjawab pertanyaan tentang benda terbuat dari apa dan
kegunaannya
9) mengenal angka, bisa menghitung angka 5-10
10) mengenal warna-warni
11) mengungkapkan simpati
12) mengikuti aturan permainan
13) berpakaian sendiri tanpa dibantu
19
keluarga juga merupakan media yang bagus untuk tumbuh
kembang anak. Kekurangan kesih sayang ibu pada tahun-tahun
pertama kehidupan mempunyai dampak yang negative pada
tumbuh kembang anak secara fisik, mental sosial, emosi, yang
disebut syndrome depriviasi maternal.Kasih sayang dari orangtuanya
(ayah-ibu) akan menciptakan ikatan yang erat dan kepercayaan dasar
(basic trust)
c. Kebutuhan akan stimulasi mental (ASAH)
Stimulasi mental merupakan cikal bakal untuk proses belajar
(pendidikan dan pelatihan) pada anak. Stimulasi mental (ASAH) ini
merangsang mental spikososial; kecerdasan, keterampilan,
kemandirian, kreativitas, agama, kepribadian, moral-etika,
prokduktivitas, dan sebagainya.
20
perkembangan sangat penting adalah kemampuan mengepalkan
tangan.
2) Bayi umur 2 bulan, kepalan bayi mulai berkurang, jari-jari bisa
terbuka secara spontan. Bila pada umur 4 bulan (red flag) tangan
masih mengepal, ini merupakan indikasi bayi mengalami disfungsi
neuromotorik.
3) Bayi umur 3 bulan, bayi dapat menggapai permainan yang
digerakkan, dan dapat menggapai kearah objek yang tiba-tiba
dijauhkan dari pandangannya. Umur 3-4 bulan, jika sebuah objek
ditempatkan di tangan, objek tersebut akan dpegang dengan tiga jari
daerah ulnar dan selanjutnya jari tangan yang lain akan ikut
menggenggam.dengan hialngnya grasp palmar reflex, bayi dapat
meluruskan jari mempertahankan tangan dengan posisi terbuka pasa
umur 4 bulan, sehinggamemudahkan perkembnagan otik senjutnya.
Bayi 3-4 bulan sudah dapat menempatkan tangannya kebagian
tengah tubuhnya. Memainkan jari-jemari, serta memasukkan tangan
kemulutnya.
4) Bayi umur 5 bulan, bayi bisa menggenggam sebuah
objek dan membawanya ke arah garis tengah tuuhnya.sebuah objek
didkatkan ditelapak tangan, jari-jari fleksi bersama-sama dan
menggenggam objek. Pada umur 3-6 bulan, bayi mampu eraih
benda-benda yang berada dalam jangkauannya dan mampu
memegang pensil.
5) Bayi umur 6 bulan, bayi mampu memindahkan objek melewati
garis tengah tubuhnya dan mampu memindahkan objek dari tangan
satu ke tangan yang lainnya, tanpa disertai gerakan stimultan
pada tangan yang lain. Bayi juga mampu memasukkan balok balok
kedalam gelas tapi tidak bisa mengambil kembali. Bayi umur 6-7
bulan, mampu menjepit dengan baik menggunakan jari telunjuk dan
ibu jari.
6) Bayi umur 8 bulan, bayi mampu mengambil kubus yang diberikan
kepadanya, selanjutnya memindahkan benda yang dipegangnya ke
21
tangan yang lainnya. Pada umur 6-9 bulan, bayi mampu
memungut 2 benda, masing-masing tangan memegang satu benda
pada saat yang bersamaan.
7) Bayi umur 10-12 bulan, bayi mampu mengambil kubus dari dalam
gelas. Bayi juga mampu menggenggam erat pensil dan mengulurkan
lengan/mencondongkan badan untuk meraih mainan yang
diinginkan. Pada umur 10 bulan, bayi mampu menjepit benda-benda
kecil, seperti manik-manik atau makanan kecil.
8) Bayi umur 14 bulan, anak mampu menempatkan satu kubus di atas
kubus yang lain. Tingginya tumpukan kubus meningkat sesuai
dengan tingkatan kontrol manipulatif, tatapi bukan suatu
peningkatan pada perkembangan keterampilan.
9) Bayi umur 15 bulan, anak bisa mencoret-coret. Anak mampu
menumpuk 2 kubus, dan selanjutnya menumpuk 3 kubus pada umur
21 bulan.
10) Bayi umur 18 bulan, anak mampu memasukkan 10 kubus kedalam
gelas. Anak pertama kali melempar bola.
11) Bayi umur 24 bulan, anak dapat memegang pensil dan menirukan
sebuah coretan. Anak mampu menyusun 4 deretan kubus secara
horizontal. Anak juga mampu memungut 4 kubus dan memungut
benda-benda kecil dengan ibu jari dan jari telunjuk (menjimpit).
Anak mencoba melipat kertas dan mampu melipat kertas menjadi
sebuah lipatan pada umur 2,5 tahun.
12) Bayi umur 30 bulan, anak bisa menggambar coretan
horizontal dan vertikal yang spesifik
13) Umur 3 tahun, anak mampu menumpuk 8 buah kubus, anak bisa
membuat jembatan dengan tiga kubus, anak mampu menggambar
sebuah lingkaran dan mulai menggambar gambar manusia.
14) Umur 4 tahun, anak mampu membuat gambar sebuah persegi
empat, anak mampu membuat gerbang dengan 5 kubus.
15) Umur 5 tahun, anak mampu membuat gambar sebuah segitiga dan
mampu membuat tangga dengan 6 kubus.
22
Umur 7 tahun, anak mampu menggambar belah ketupat
ventrikal. Pada umur 9 tahun, anak dapat menggambar silinder, dan pada
umur 12 tahun anak dapat menggambar kubus tiga dimensi.
23
BAB IV
PENUTUP
Secara keseluruhan jurnal ini sudah bagus, topik bahasan yang menarik
dan bahasa yang mudah dipahami. Hasil penelitian dibahas secara detail dan
mendalam. Referensi yang digunakan pun banyak, sehingga sudah bisa menjadi
jurnal sebagai sumber informasi yang akurat.
24
DAFTAR PUSTAKA
Gustian, Agus. 2011, Aspek Perkembangan Motorik Anak Usia Dini. Yogyakarta:
Liberty
25