Anda di halaman 1dari 23

JURNAL READING

PENGARUH EDUKASI STIMULASI TUMBUH KEMBANG TERHADAP


KEMAMPUAN DETEKSI DINI TUMBUH KEMBANG ANAK USIA 0-5
TAHUN OLEH ORANG TUA

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Praktik Asuhan Kebidanan Holistik Neonatus, Bayi,
Balita dan Anak Prasekolah

Oleh:

ZULIANA CHANDRA WARDHANA


NIM P01740523079

Pembimbing Akademik
Kurniyati, SST, M.Keb
NIP. 197204121992022001

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN


JURUSAN KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES
BENGKULU
2023
HALAMAN PENGESAHAN

Journal Reading

“PENGARUH EDUKASI STIMULASI TUMBUH KEMBANG TERHADAP


KEMAMPUAN DETEKSI DINI TUMBUH KEMBANG ANAK USIA 0-5
TAHUN OLEH ORANG TUA”

Oleh:
ZULIANA CHANDRA WARDHANA
NIM P01740523079

Menyetujui,

Pembimbing Akademik

Kurniyati, SST, M.Keb


NIP. 197204121992022001

Mengetahui,

Ketua Program Studi Pendidikan Profesi Bidan

Diah Eka Nugraheni, SST, M.Keb


NIP. 198012102002122002

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas

berkat dan rahmat-Nya, sehingga dapat menyelesaikan Laporan Pendahuluan ini.

Penulisan laporan ini dilakukan dalam rangka memenuhi tugas Praktik Asuhan

Kebidanan Holistik Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Prasekolah. Laporan ini

terwujud atas bimbingan, pengarahan dan bantuan dari berbagai pihak yang tidak

bisa penulis sebutkan satu persatu dan pada kesempatan ini penulis

menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

1. Bunda Yuniarti, SST, M.Kes selaku Ketua Jurusan Kebidanan Poltekkes


Kemenkes Bengkulu.
2. Bunda Diah Eka Nugraheni, M.Keb selaku Ketua Prodi Profesi Bidan Jurusan
Kebidanan Poltekkes Kemenkes Bengkulu.
3. Bunda Kurniyati, SST, M.Keb selaku Pembimbing Akademik.
4. Bidan Reni Roniati, S.Tr. Keb, SKM selaku Pembimbing Lahan.

Mengingat keterbatasan pengetahuan dan pengalaman, penulis menyadari


bahwa penulisan laporan ini masih belum sempurna. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak. Akhir
kata, penulis berharap semoga laporan pendahuluan ini bermanfaat bagi semua
pihak.

Curup, September 2023

Penyusun

iii
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL........................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN..........................................................................ii
KATA PENGANTAR......................................................................................iii
DAFTAR ISI....................................................................................................iv

BAB I PENDAHULUAN
A. Judul Jurnal.....................................................................................1
B. Abstrak............................................................................................1
C. Pendahuluan/Latar Belakang/Tujuan..............................................3
D. Metodologi......................................................................................6
E. Hasil dan Pembahasan.....................................................................8
F. Kesimpulan dan Saran.....................................................................12

BAB II TELAAH JURNAL


A. Judul Jurnal.....................................................................................14
B. Abstrak............................................................................................14
C. Pendahuluan/Latar Belakang/Tujuan..............................................14
D. Metodologi......................................................................................14
E. Hasil dan Pembahasan.....................................................................14
F. Kesimpulan dan Saran.....................................................................15
G. PICOT.............................................................................................15
H. RAMMbo........................................................................................16

BAB III PENUTUP.........................................................................................18

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................19
LAMPIRAN

iv
BAB I

ISI JURNAL

A. Judul Jurnal
1. Jurnal Pertama
Pengaruh Edukasi Stimulasi Tumbuh Kembang Terhadap Kemampuan
Deteksi Dini Tumbuh Kembang Anak Usia 0-5 Tahun Oleh Orang Tua
2. Jurnal Kedua
Gambaran Perkembangan Anak Usia Pra Sekolah Menggunakan
Metode Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP)

B. Abstrak Jurnal
1. Jurnal Pertama
Stimulasi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
perkembangan anak. Hal ini seringkali oleh sebagian orang tua
mengabaikannya akibat ketidaktahuan orang tua tentang cara dan
pentingnya memberikan stimulasi anak sejak usia dini. Tujuan
penelitian untuk mengetahui pengaruh edukasi stimulasi tumbuh
kembang terhadap kemampuan deteksi dini tumbuh kembang anak
usia 0-5 tahun oleh orangtua. Penelitian ini merupakan penelitian
kuantitatif dengan desain Quasy Eksperiment Desaign dengan
rancangan one group pretest postest desaign.
Variabel independen adalah edukasi stimulasi tumbuh kembang
dan variabel dependen adalah kemampuan orangtua dalam deteksi dini
tumbuh kembang anak usia 0-5 tahun. Populasi ibu yang mempunyai
anak usia 0-5 tahun. Sampel berjumlah 80 orang dengan cara simple
random sampling. Penelitian dilakukan selama 3 bulan yaitu Mei-Juli
2020 di RW 01 dan RW 02 Kelurahan Wonokromo Surabaya.
Pengumpulan data berupa kuesioner yang mengacu pada KPSP

1
(Kuesioner Pra Skrining Perkembangan), uji statistik menggunakan
wilcoxon-test.
Hasil uji statistik menggunakan uji wilcoxon-test diperoleh
hasil nilai signifikan 0,000 (p-value < 0.05) artinya terdapat pengaruh
edukasi stim ulasi tumbuh kembang terhadap kemampuan deteksi
dini tumbuh kembang anak usia 0-5 tahun oleh orangtua. Pemberian
edukasi stimulasi tumbuh kembang anak oleh orangtua dapat
meningkatkan kemampuan orangtua dalam memberikan stimulasi
tumbuh kembang sejak dini yang akan berdampak positif seperti
meningkatkan perkembangan bahasa dan memori anak, kesiapan anak
dalam sekolah dan membantu anak untuk memaksimalkan potensi
dalam hidup mereka.
2. Jurnal Kedua
Perkembangan adalah bertambahnya struktur dan fungsi tubuh
menjadi lebih kompleks dan kemampuan gerak kasar, gerak halus,
bicara, bahasa serta sosialisasi dan kemandirian bagian mendasar dari
perkembangan manusia, proses yang aktif dan unik untuk setiap anak,
terjadi secara berkelanjutan dan terjadi perubahan kemampuan
motorik, psikososial, kognitif dan bahasa yang semakin kompleks
dalam fungsi kehidupan sehari-hari, pertambahan kemampuan dalam
struktur dan fungsi ini terjadi dalam pola yang teratur dan dapat
diprediksi.
Salah satu metode mengetahui tingkat perkembangan adalah
menggunakan Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP). KPSP
berguna untuk mengetahui perkembangan anak sesuai atau ada
penyimpangan dan digunakan pada anak usia 0 sampai 6 tahun. Masa
paling penting dari tumbuh kembang anak adalah usia 1- 5 tahun. Pada
periode ini terjadi pertumbuhan dasar yang akan menentukan
perkembangan anak selanjutnya. Anak yang mengalami keterlambatan
perkembangan di usia dini akan berpengaruh pada perkembangan
selanjutnya.

2
Anak usia pra sekolah merupakan periode emas perkembangan.
Deteksi dini perkembangan penting dilakukan untuk mengidentifikasi
penyimpangan perkembangan sehingga upaya untuk stimulasi dapat
dilakukan lebih awal. Metode skrining perkembangan awal yang
digunakan adalah Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP).
Instrumen ini adalah instrumen sederhana yang meliputi 9-10 daftar
pertanyaan yang bisa dijawab oleh orang tua atau pengasuh anak. Hasil
yang diperoleh yaitu mayoritas tingkat perkembangan anak sesuai,
hanya 3,3% saja yang meragukan.

C. Pendahuluan/Latar Belakang/Tujuan
1. Jurnal Pertama
Usia dini merupakan periode masa emas (Golden Age), jendela
kesempatan dan periode kritis (Critical Period) bagi perkembangan
anak. Stimulasi dini sangat diperlukan oleh anak sebagai rangsangan
untuk aspek perkembangan mereka. Hal ini seringkali oleh sebagian
orangtua mengabaikannya akibat ketidaktahuan orangtua tentang cara
dan pentingnya memberikan stimulasi anak sejak usia dini. Cakupan
pelayanan kesehatan balita dalam deteksi dini tumbuh kembang balita
yang mengalami gangguan tumbuh kembang di Indonesia sebanyak
45,7%.
Dalam pelaksanaan program SDIDTK di Jakarta anak usia 0-6
tahun sebanyak 500 diperoleh hasil dari 476 anak yang mendapatkan
pelayanan SDIDTK didapatkan 57 anak kelainan tumbuh kembang.
Perkembangan anak dipengaruhi oleh keadaan dengan malnutrisi
kronis berat, stimulasi dini yang kurang adekuat, kekurangan yodium
dan anemia defisiensi besi. Stimulasi dini adalah rangkaian aktivitas
yang bertujuan untuk merangsang anak sehingga terbentuk
kemampuan perkembangan dasar tumbuh kembang yang optimal.
Deteksi dini perkembangan perlu dilakukan secara rutin pada
anak 3 –12 bulan dengan menggunakan KPSP sesuai usia anak.

3
Deteksi dini perkembangan dapat menemukan gangguan pertumbuhan
dan perkembangan anaksehingga dapat dilakukan intervensi sedini
mungkin. Pemberian stimulasi diawal atau sejak dini yang diberikan
oleh orangtua memberikan dampak positif yaitu perkembangan bahasa
dan memori anak, meningkatkan kesiapan anak dalam sekolah dan
membantu anak untuk memaksimalkan potensi dalam hidup mereka.
Berdasarkan penelitian Sumiyati tahun 2016, menyatakan
bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara stimulasi dan
perkembangan anak usia 4-5 tahun. Hal ini didukung oleh penelitian
Soedjatmiko tahun 2016 mengatakan terdapat pengaruh pemberian
stimulasi orangtua dengan perkembangan anak. Pemberian edukasi
stimulasi tumbuh kembang anak dapat meningkatkan kemampuan
orangtua dalam memberikan stimulasi anak sejak usia dini karena ibu
adalah pendidik pertama bagi anaknya dari lahir sampai dewasa.
Sehingga berdasarkan hal tersebut peneliti tertarik meneliti tentang
pengaruh edukasi stimulasi tumbuh kembang terhadap kemampuan
deteksi dini tumbuh kembang anak usia 0-5 tahun oleh orang tua.
2. Jurnal Kedua
Perkembangan adalah bertambahnya struktur dan fungsi tubuh
menjadi lebih kompleks dan kemampuan gerak kasar, gerak halus,
bicara, bahasa serta sosialisasi dan kemandirian bagian mendasar dari
perkembangan manusia, proses yang aktif dan unik untuk setiap anak,
terjadi secara berkelanjutan dan terjadi perubahan kemampuan
motorik, psikososial, kognitif dan bahasa yang semakin kompleks
dalam fungsi kehidupan sehari-hari (Permenkes,2014).
Pertambahan kemampuan dalam struktur dan fungsi ini terjadi
dalam pola yang teratur dan dapat diprediksi.Salah satu metode
mengetahui tingkat perkembangan adalah menggunakan Kuesioner Pra
Skrining Perkembangan (KPSP). KPSP berguna untuk mengetahui
perkembangan anak sesuai atau ada penyimpangan dan digunakan
pada anak usia 0 sampai 6 tahun. Masa paling penting dari tumbuh

4
kembang anak adalah usia 1-5 tahun. Pada peride ini terjadi
pertumbuhandasar yang akan menentukan perkembangan anak
selanjutnya.
Anak yang mengalami keterlambatan perkembangan di usia
dini akan berpengaruh pada perkembangan selanjutnya. Masa
prasekolah merupakan masa keemasan dimana stimulasi seluruh aspek
perkembangan berperan penting untuk tugas perkembangan
selanjutnya, dimana 80% perkembangan kognitif anak telah dicapai
pada usia prasekolah Periode penting dalam tumbuh kembang anak
adalah pada masa balita karena pada masa ini pertumbuhan dasar akan
mempengaruhi dan menentukan perkembangan anak selanjutnya.
Proses dan tahapan tumbuh kembang anak terbagi dalam
beberapa tahapan berdasarkan usia. Salah satunya adalah masa
prasekolah yaitu usia 3-5 tahun (Wong, dkk 2015). Anak prasekolah
adalah anak yang berusia 3-5 tahun. Pada usia ini, anak menjadi lebih
mandiri dalam mengembangkan keterampilan untuk kesiapan sekolah
seperti belajar mengikuti instruksi dan indentifikasi dan menghabiskan
berjam-jam bermain dengan teman sebayanya (Hendriette, 2017). Di
Indonesia, umumnya para ibu memasukkan anaknya pada tempat
penitipan anak jika mereka berusia 3-5 tahun, sedangkan pada usia 4-6
mereka biasanya mengikuti program taman kanak-kanak.
Teori yang dikemukakan oleh Erik Erikson membahas tentang
perkembangan dan kepribadian seseorang dengan fokus pada tahap
perkembangan psikososial yaitu pada usia 0-1 tahun, tahapan sensorik
oral dengan krisis emosional antara trust versus mistrust pada usia 3- 6
tahun, mereka berada dalam tahapan dengan krisis autonomy versus
shame and doubt pada usia 2-3 tahun, initiative versus guilt pada usia
4-5 tahun, dan mengalami krisis industry versus inferiority pada usia
6-11 tahun (Mustofa, 2016).
Laporan dari WHO (World Health Organization) menyebutkan
bahwa 5- 25% anak usia pra sekolah menderita disfungsi otak minor,

5
termasuk gangguan perkembangan motorik halus (Widati,2012). Di
Indonesia, data mengenai penyimpangan anak prasekolah belum
terdata secara akurat dan spesifik, sehingga perlu mendapat perhatian
khusus. Balita di Indonesia mengalami gangguan perkembangan baik
perkembangan motorik halus dan kasar, gangguan pendengaran,
kecerdasan kurang dan keterlambatan sebanyak 16% (DepkesRI,
2015).
Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP) merupakan
suatu instrumen deteksi dini dalam perkembangan anak usia 0 sampai
6 tahun. KPSP ini berguna untuk mengetahui perkembangan anak
normal atau ada penyimpangan. Penelitian Studi Literatur ini
dilakukan untuk memperoleh informasi mendalam tentang
implementasi penerapan KPSP saat pengkajian perkembangan pada
anak usia 0-72 bulan. Tumbuh kembang seorang anak ditandai dengan
pertumbuhan (growth) dan perkembangan (development).
Monitoring perkembangan secara rutin dapat mendeteksi
adanya keterlambatan perkembangan secara dini pada anak. IDAI
bersama DEPKES menyusun penggunaaan KPSP sebagai alat
praskreningperkembangan sampai anak usia 6 tahun, pemeriksaan
dilakukan setiap 3 bulan untuk di bawah 2 tahun dan setiap 6 bulan
hingga anak usia 6 tahun.Tujuan untuk mengetahui perkembangan
anak normal/sesuai umur atau ada penyimpangan. Pemeriksaan KPSP
adalah penilian perkembangan anak dalam 4 sektor perkembangan
yaitu : motorik kasar, motorik halus, bicara/bahasa dan sosialisasi
/kemandirian.

D. Metodologi
1. Jurnal Pertama
Penelitian ini merupakan jenis penelitian Quasy Eksperiment
Desaign dengan rancangan one group pretest postest desaign. Variabel
independen dalam penelitian ini adalah edukasi stimulasi tumbuh

6
kembang dan variabel dependen dalam penelitian ini adalah
kemampuan ibu deteksi dini tumbuh kembang anak usia 0-5 tahun.
Populasi ibu yang mempunyai anak usia 0-5 tahun. Sampel pada
penelitian sebanyak 80 orang dengan cara simple random sampling.
Penelitian dilakukan selama 3 bulan yaitu Mei-Juli 2020 di RW 01 dan
RW 02 Kelurahan Wonokromo Surabaya.
Edukasi dilakukan oleh peneliti dengan cara memberikan
penyuluhan kesehatan berupa ceramah dan video serta diberikan
modul. Instrument yang digunakan untuk menilai kemampuan ibu
berupa kuesioner yang mengacu pada KPSP berupa pertanyaan dengan
2 pilihan jawaban ‘benar’ dan “salah” sebanyak 20 item. Pertanyaan
terbagi dalam cara stimulasi perkembangan motorik kasar, motorik
halus, bahasa, kemandirian dan sosialisasi. Penentuan skor untuk
kuesioner menggunakan skala Guttman. Jawaban responden di katakan
mampu bila menjawab benar 19-20 dan sebaliknya dikatakan tidak
mampu bila menjawab benar.
2. Jurnal Kedua
Penelitian ini termasuk jenis penelitian deskriptif analitik yaitu
suatu metode yang berfungsi untuk mendeskripsikan atau memberikan
gambaran suatu objek yang diteliti melalui data atau sampel yang telah
dikumpulkan sebagaimana adanya tanpa melakukan analisis membuat
kesimpulan yang berlaku untuk umum. Rancangan penelitian ini
merupakan rancangan cross section. Metode penelitian yang
digunakan adalah survey menggunakan kuesioner dengan pendekatan
cross section.
Pendekatan cross section merupakan rancangan penelitian
dengan melakukan pengukuran atau pengamatan pada saat bersamaan
atau sekali waktu. dengan menggunakan rancangan penelitian cross
sectional dan teknik random sampling yaitu teknik untuk mendapatkan
sampel yang langsung dilakukan pada unit sampling. Dengan demikian
setiap unit sampling sebagai unsur populasi yang terpencil

7
memperoleh peluang yang sama untuk menjadi sampel atau untuk
mewakili populasi. Cara demikian dilakukan bila anggota populasi
dianggap homogen. Kriteria inklusi sampel dalam penelitian ini adalah
anak dengan rentang usia 3-6 tahun sejumlah 30 sampel. Alat
pengumpul data berupa formulir yang berisi kolom inisial nama, usia,
dan dilakukan pengisian kuesioner KPSP sesuai usia responden.

E. Hasil dan Pembahasan


1. Jurnal Pertama
Menurut hasil penelitian menunjukkan hasil sebagian besar
kemampuan ibu dalam deteksi dini tumbuh kembang sebelum
mendapatkan edukasi masuk dalam kategori tidak mampu sebanyak 61
orang (76,3%). Hal ini dipengaruhi oleh usia ibu dan pendidikan ibu.
Usia ibu sebagian kecil (11,3%) responden berusia kurang dari 20
tahun sebanyak 9 orang. Umur ibu berhubungan dengan pengetahuan,
yaitu seiring bertambahnya usia ibu maka pengetahuan ibu juga akan
bertambah dan begitu sebaliknya.
Selanjutnya, pengetahuan ibu merupakan domain kognitif
dalam pembentukan kemampuan ibu dalam melakukan deteksi dini
tumbuh kembang anak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian
besar kemampuan ibu melakukan deteksi dini tumbuh kembang anak
setelah mendapatkan edukasi masuk dalam kategori mampu sebanyak
75 orang (93,8%). Usia ibu sebagian besar masuk kategori usia matang
dan sebagian besar berpendidikan menengah atas. Pentingnya
pemberian stimulasi dalam mendeteksi dini tumbuh kembang anak
salah satunya di pengaruhi oleh faktor umur dan pendidikan.
Faktor umur dan pendidikan merupakan faktor positif yang
dapat mempermudah ibu dalam menerima pengetahuan,inovasi dan
informasi baru. Pada usia matang seseorang juga sudah mulai
membina rumah tangga dan belajar menjadi orangtua baru. Sehingga
dari pemberian edukasi tentang stimulasi tumbuh kembang akan

8
meningkatkan ibu dan kemampuan ibu dalam deteksi dini tumbuh
kembang anak menjadi lebih baik dibandingkan sebelum mendapatkan
edukasi. Sebagaimana yang dikemukakan oleh penelitian Fazrin dkk
tahun 2018, menyatakan bahwa pengetahuan seseorang dapat
diperoleh dari pengalaman, informasi dari guru, orangtua, buku dan
media masa.
Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukan bahwa
kemampuan ibu dalam deteksi dini tumbuh kembang anak semakin
baik setelah mendapatkan edukasi. Sehingga hasil penelitian
menunjukkan ada pengaruh edukasi stimulasi tumbuh kembang
terhadap kemampuan ibu dalam deteksi dini tumbuh kembang anak.
Hal ini sesuai dengan pernyataan Sunarsih tahun 2015 yang
menyatakan bahwa peningkatan pengetahuan dan keterampilan
seseorang terhadap kesehatan dapat diberikan oleh fasilitator melalui
penyampaian informasi melalui media massa seperti media cetak
maupun media elektronik.
Pemberian pendidikan kesehatan merupakan strategi yang
efektif untuk meningkatkan perilaku kesehatan seseorang dalam hal ini
kemampuan deteksi dini tumbuh kembang anak. Untuk itu,
pengetahuan orangtua yang baik dapat menjadi salah satu faktor
penunjang dalam mendukung stimulasi perkembangan anak. Peranan
penting orangtua sebagai pengasuh pertama yaitu mengontrol,
membimbing dan mendampingi anaknya menuju kedewasaan.
Stimulasi dini adalah Rangkaian aktivitas yang bertujuan untuk
merangsang kemampuan perkembangan dasar anak agar terbentuk
tumbuh kembang yang optimal.
Kemampuan orangtua dalam melakukan stimulasi harus sesuai
tahap perkembangan karena menjadi hal utama jika orangtua
menginginkan anaknya untuk tumbuh optimal dan tidak mengalami
keterlambatan dalam perkembangannya. Kemampuan ibu dalam
mengasuh anak harus disesuaikan dengan tahap perkembangannya

9
seperti menerapkan stimulasi motorik, stimulasi kognitif, dan
mengasah stimulasi berbahasa serta berinteraksi sosial dengan
lingkungannya.
Hal ini sesuai dengan penelitian Riska dkk tahun 2017
mengatakan bahwa ibu yang mempunyai kemampuan melakukan
stimulasi berpengaruh terhadap perkembangan bayi usia 3-6 bulan.
Selanjutnya hasil penelitian ini juga di dukung oleh penelitian Fazrin
dkk tahun 2018, mengatakan bahwa orangtua dan guru mempunyai
kesadaran akan pentingnya deteksi dini tumbuh kembang anak lebih
baik setelah mendapatkan penyuluhan. Menurut hasil penelitian oleh
Lathifa pada tahun 2016 juga menyimpulkan bahwa ada pengaruh
pemberian edukasi pada ibu meningkat pemberian stimulasi tumbuh
kembang pada anak balita.
Dampak dari peningkatan pengetahuan yaitu seseorang akan
berkembang, lebih obyektif, berwawasan luas dan terbuka sehingga
akan diterapkan dengan perbuatan yang positif. Sebagai agen
kesehatan pertama, peran seorang ibu sangat penting yaitu memenuhi
kebutuhan asah, asuh, dan asih pada anak. Oleh karena itu, setiap ibu
yang memiliki anak usia 0-5 tahun memerlukan informasi untuk
meningkatkan pengetahuan, sikap dan keterampilan yang tepat serta
harus memiliki kepercayaan diri yang tinggi untuk melakukan deteksi
dini tumbuh kembang anaknya sesuai tahap perkembangannya.
2. Jurnal Kedua
Hasil pada jurnal kedua ini adalah dari 30 anak yang dilakukan
skrining perkembangan dengan KPSP, terdapat 29 anak
perkembangannya sesuai dan 1 orang dengan hasil meragukan. Tidak
ada anak dengan hasil skrining penyimpangan. Gangguan tumbuh
kembang pada anak didasarkan pada hasil dari 3 pengukuran, yaitu
tinggi badan, berat badan, dan usia. Dari 3 pengukuran tersebut, dapat
diambil 3 parameter, yaitu stunting (tinggi badan tidak sesuai dengan
usia, biasa disebut pendek), underweight (berat badan tidak sesuai

10
dengan usia, biasa disebut berat badan kurang), dan wasting (proporsi
antara berat badan dan tinggi badan yang tidak ideal).
Berdasarkan data di dunia pada tahun 2011, sebanyak satu dari
empat anak di dunia termasuk dalam kategori anak pendek, dan
sebanyak satu dari enam anak di dunia termasuk dalam kategori anak
dengan berat badan kurang. Perkembangan anak rata-rata normal
karena memang pada usia prasekolah seharusnya telah diberikan
berbagai macam bentuk stimulasi tumbuh kembang anak, salah
satunya adalah melalui kegiatan bermain.
Beberapa ahli mengatakan bahwa bermain pada anak
merupakan sarana untuk belajar. Bermain dan belajar untuk anak
merupakan suatu kesatuan dan suatu proses yang terus menerus terjadi
dalam kehidupannya. Bermain merupakan tahap awal dari proses
belajar pada anak yang dialami hampir semua orang. Bermain tidak
dapat dipisahkan dari kehidupan anak, bagi anak bermain sama saja
dengan bekerja bagi orang dewasa. Bermain pada anak mempunyai
fungsi untuk perkembangan sensoris motoris, perkembangan
intelektual, perkembangan sosial, perkembangan kreativitas,
perkembangan kesadaran diri, perkembangan moral, dan sebagai terapi
bagi anak yang sakit.
Tujuan dari bermain adalah melanjutkan pertumbuhan dan
perkembangan yang normal, mengekspresikan dan mengalihkan
perasaan, keinginan, fantasi, dan idenya, mengembangkan kreativitas
dan kemampuan memecahkan masalah, dan membantu anak untuk
beradaptasi secara efektif Melalui kegiatan bermain yang
menyenangkan, seorang anak berusaha untuk menyelidiki dan
mendapatkan pengalaman yang banyak. Baik pengalaman dengan
dirinya sendiri,orang lain maupun dengan lingkungan sekitarnya.
Melalui bermain anak dapat mengorganisasikan berbagai
pengalaman dan kemampuan kognitifnya dalam upaya menyusun
kembali gagasan yang cemerlang. Perkembangan bahasa anak

11
dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya faktor kesehatan,
intelegensi, status sosial ekonomi keluarga, jenis kelamin, dan
hubungan keluarga (Yusuf, 2011). Penelitian ini menggambarkan
mayoritas responden sesuai dengan perkembangan seusianya.
Hasil penelitian ini sejalan dengan beberapa penelitian yang
telah dilakukan sebelumnya antara lain oleh Prakasiwi (2012) tentang
gambaran pelaksana program deteksi dini tumbuh kembang anak
dengan metode Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP) di
Puskesmas Mantrirjeron, didapatkan hasil 88% responden hasil deteksi
dini KPSP sesuai. Kemudian Purba, dkk (2012) tentang gambaran
pertumbuhan dan perkembangan balita pedagang pasar Dwikora
perluasan di Kota Pematang Siantar yaitu 65% normal.
F. Kesimpulan dan Saran
1. Jurnal Pertama
Berdasarkan hasil penelitian terdapat pengaruh edukasi
stimulasi tumbuh kembang terhadap kemampuan deteksi dini tumbuh
kembang anak usia 0-5 tahun oleh orangtua. Penelitian ini diharapkan
dapat meningkatkan sumber pengetahuan yang terkait dengan
stimulasi tumbuh kembang dan deteksi dini tumbuh kembang anak
serta sebagai sumber informasi dan evidence based untuk
mengembangkan penelitian selanjutnya tentang stimulasi tumbuh
kembang anak.
2. Jurnal Kedua

Pertumbuhan adalah perubahan yang bisa dilihat dengan


bertambahnya ukuran tubuh yang bisa diukur, seperti tinggi badan,
berat badan, dan lingkar kepala. Sedangkan perkembangan adalah
terjadinya proses pematangan organ, terutama sistem saraf pada anak,
seperti kaki untuk berlari (gerakan kasar), tangan untuk jabat tangan,
mengancing pakaian (gerakan halus), memahami sesuatu (dengan
melihat bagaimana anak belajar dari lingkungan mereka untuk

12
memahami anggota tubuh), berbicara (anak dapat mengekspresikan
sesuatu yang mereka inginkan) dan sosialisasi.

Pertumbuhan dan perkembangan saling terikat satu sama lain.


Kekurangan pada salah satu aspek perkembangan dapat mempengaruhi
aspek lainnya. Salah satu masalah yang sering terjadi pada masa
pertumbuhan dan perkembangan anak yaitu keterlambatan tumbuh
kembang anak Proses tumbuh kembang anak merupakan hal penting
yang harus diperhatikan sejak dini, mengingat bahwa anak merupakan
generasi penerus bangsa memiliki hak untuk mencapai perkembangan
yang optimal, sehingga dibutuhkan anak dengan kualitas baik demi
masa depan bangsa yang lebih baik.

Dari hasil pembahasan di atas disimpulkan bahwa deteksi dini


penting dilakukan untuk mengidentifikasi penyimpangan
perkembangan sehingga upaya untuk stimulasi dapat dilakukan lebih
awal. Mayoritas anak usia pra sekolah memiliki perkembangan yang
sesuai. Saran untuk penelitian selanjutnya adalah melakukan skrining
tahap awal diikuti dengan skrining Denver atau skrining ulang setelah
diberikan stimulasi dalam kurun waktu tertentu.

13
BAB II
TELAAH JURNAL

A. Judul Jurnal
Judul jurnal pertama dan kedua sudah sesuai dengan syarat
penulisan judul jurnal yang baik yaitu relevan dengan tema yang dikaji.
Judul jurnal sudah menggambarkan isi dari penelitian. Judul sudah ditulis
secara ringkas, padat dan jelas.
B. Abstrak
Isi abstrak dari jurnal pertama dan kedua ini sudah mencakup latar
belakang, tujuan, metode penelitian, hasil dan kesimpulan. Kemudian
kaidah penulisan juga sudah sesuai. Abstrak sudah mewakili inti hasil
penelitian. Bahasa yang digunakan mudah dimengerti dan dipahami,
sehingga pembaca tidak salah menafsirkan isi dari jurnal tersebut.
C. Pendahuluan
Pada pendahuluan jurnal pertama dan kedua sudah dijelaskan
mengenai pentingnya stimulasi perkembangan pada anak. Pendahuluan
sudah membahas mengenai cakupan pelayanan kesehatan balita dalam
deteksi dini tumbuh kembang balita di Indonesia, tujuan dari pemberian
stimulasi tumbuh kembang pada anak, serat dampak yang dapat
ditimbulkan akibat gangguan pertumbuhan dan perkembangan pada anak.
D. Metodologi
Metodologi yang digunakan pada jurnal pertama dan kedua sudah
sesuai tujuan penelitian. Pengambilan sampel sudah sesuai. Sampel yang
digunakan dalam penelitian ini cukup.
E. Hasil dan Pembahasan/Diskusi
Hasil dari jurnal pertama sudah membahas mengenai pengaruh
edukasi stimulasi tumbuh kembang terhadap kemampuan deteksi dini
tumbuh kembang anak usia 0-5 tahun oleh orang tua. Hasil dijabarkan
dengan lengkap dan akurat, dengan bahasa yang lugas dan jelas sehingga
mudah dipahami oleh pembaca. Pembahasan juga sudah menggunakan

14
referensi dari banyak jurnal pendukung, sehingga menggunakan teori dari
berbagai sumber.
Hasil dari jurnal kedua membahas mengenai gambaran
perkembangan anak usia pra sekolah menggunakan metode kuesioner pra
skrining perkembangan (KPSP). Hasil dijabarkan dengan bahasa yang
lugas dan mudah dipahami oleh pembaca.
F. Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan sudah mampu menjawab secara padat ringkas dari
tujuan penellitian.
G. PICOT
1. Jurnal Pertama
Populasi Ibu yang mempunyai anak usia 0-5 tahun

Intervensi Memberikan penyuluhan kesehatan berupa ceramah dan


video serta orang tua diberikan modul. Instrument yang
digunakan untuk menilai kemampuan ibu berupa
kuesioner yang mengacu pada KPSP.

Comparatif Tidak Ada

Outcome Peningkatan pengetahuan orang tua terhadap kemampuan


deteksi dini tumbuh kembang anak usia 0-5 tahun
diharapkan mampu memberikan stimulasi pada anak
berupa stimulasi motorik, stimulasi kognitif, dan
mengasah stimulasi berbahasa serta berinteraksi sosial
dengan lingkungan yang bertujuan untuk merangsang
kemampuan perkembangan dasar anak agar terbentuk
tumbuh kembang yang optimal.

Time Tahun 2020

15
2. Jurnal Kedua

Populasi Ibu yang mempunyai anak usia 3-6 tahun.

Intervensi Tidak Ada.

Comparatif Tidak Ada.

Outcome Deteksi dini penting dilakukan untuk mengidentifikasi


penyimpangan perkembangan sehingga upaya untuk
stimulasi dapat dilakukan lebih awal

Time Tahun 2022

H. RAMMbo
1. Jurnal Pertama

Representatif Ya

Alokasifair Ya

Maintenance Ya
fair

Measurement Tidak
Blinded
Objective

2. Jurnal Kedua
Representatif Ya

Alokasifair Ya

Maintenance Ya
fair

16
Measurement Tidak
Blinded
Objective

Pada tahap ini penulis memilih untuk menggunakan jurnal pertama


hal ini dikarenakan jurnal pertama telah menggunakan metode penelitian
Quasy Eksperiment Desaign dengan rancangan one group pretest postest
desaign yang lebih baik dari pada metode penelitian jurnal kedua yaitu
cross sectional dan teknik random sampling.

17
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari kedua jurnal yang telah ditelaah hasil penelitian pada jurnal

pertama menunjukan bahwa terdapat pengaruh edukasi stimulasi tumbuh

kembang terhadap kemampuan deteksi dini tumbuh kembang anak usia 0-

5 tahun oleh orangtua dengan signifikansi (p value=0,000 < a 0,05) pada

anak balita yang berada di RW 01 dan RW 02 Kelurahan Wonokromo

Surabaya. Kemampuan orangtua dalam melakukan stimulasi harus sesuai

tahap perkembangan karena menjadi hal utama jika orangtua

menginginkan anaknya untuk tumbuh optimal dan tidak mengalami

keterlambatan dalam perkembangannya (Novianti, 2020).

B. Saran

Saran bagi kedua jurnal yaitu diharapkan lebih menjelaskan

metode penelitian, tata laksana dilakukannya intervensi. Adapun referensi

jurnal diharapkan hanya menggunakan sumber 5 tahun terakhir.

18
DAFTAR PUSTAKA

Novianti, H., Abidah, S. N,. 2020. “Pengaruh Edukasi Stimulasi Tumbuh


Kembang Terhadap Kemampuan Detekai Dini Tumbuh Kembang Anak
Usia 0-5 Tahun Oleh Orang Tua” Dalam Jurnal Ilmu Kesehatan. Vol 14 (2):
hal. 80-93. Surabaya: Universitas Nahdatul Ulama Surabaya.

19

Anda mungkin juga menyukai