Anda di halaman 1dari 10

MANAJEMEN DAN KEPEMIMPINAN DALAM PELAYANAN

KEBIDANAN

“Isu – isu pelayanan kebidanan baik pada individu maupun komunitas dengan
mempertimbangkan nilainiai budaya dan keberagaman, Kajian lesson learn
terhadap sejarah pelayanan kebidanan dan situasi perempuan pada multi
periode di Indonesia (termasuk juga rekontruksi budaya dan penguatan
identitas budaya setempat)” 

DISUSUN OLEH KELOMPOK 1 :

AGITA MONALISA
ANGGI TRI OKTALIA
ARINI RAHMATIKA
AYU FEBRIYANTI ANGGRAINI U.
AYU WIDIA
DEWI SUSANTI

DOSEN PENGAJAR :
INDAH FITRI ANDINDAH FITRI ANDINI, SST,M.Keb
A. Pengertian Isu

Isu adalah masalah pokok yang berkembang di


masyarakat atau suatu lingkungan yang belum tentu
benar, serta membutuhkan pembuktian.
B. Issue Etik dalam Pelayanan Kebidanan
1.Pengertian Etik

Etika diartikan sebagai ilmu yang mempelajari kebaikan dan keburukan dalam hidup
manusia khususnya perbuatan manusia yang didorong oleh kehandak dengan didasaripikiran
yang jernih dengan pertimbangan perasaan.

2. Bentuk Etika

a)Etika deskriptif, yang memberikan gambaran dan ilustrasi tentang tingakh laku manusia ditinjau
dari nilai baik dan buruk.

b)Etika Normatif, membahas dan mengkaji ukuran baik buruk tindakan manusia, yang biasanya
dikelompokkan menjadi:

1)Etika umum; yang membahas berbagai hal yang berhubungan dengan kondisi manusia

2)Etika khusus; terdiri dari Etika sosial, Etika individu dan Etika Terapan
C. Issue Moral dalam Pelayanan Kebidanan

Isu moral dalam pelayanan kebidanan merupakan topik yang penting yang
berhubungan dengan benar dan salah dalam kehidupan sehari-hari yang ada
kaitannya dengan pelayanan kebidanan. Beberapa contoh isu moral dalam
kehidupan sehari-hari:
• Kasus abortus.
• Euthanansia.
• Keputusan untuk terminasi kehamialn.
• Isu moral juga berhubungan dengan kejadian luar biasa dalam
kehidupan sehari- hari, seperti yang menyangkut konflik dan perang.
• Dilema isu moral (Dilema isu moral menurut Campbell adalah suatu
keadaan dimana dihadapkan pada dua alternaltif pilihan, yang
kelihatannya sama atau hampir sama dan membutuhkan pemecahan
masalah kesadaran moral erat).
D.SEJARAH PERKEMBANGAN PELAYANAN KEBIDANAN
DI LUAR NEGERI

1.Yunani
Hipocrates yang hidup antara tahun 460-370 sebelum masehi. Beliau
mendapat sebutan Bapak Pengobatan karena selama hidupnya menaruh
perhatian besar terhadap perawatan dan pengobatan serta kebidanan.
Beliau menganjurkan ibu bersalin ditolong dengan perikemanusiaan dan
mengurangi penderitaan ibu. Beliau menganjurkan agar ibu bersalin
dirawat dengan selayaknya. Sehubungan dengan anjuran itu maka di
negeri Yinani dan romawi terlebih dahulu merawat wanita nifas.
E.SEJARAH PERKEMBANGAN PELAYANAN KEBIDANAN
DALAM NEGERI

1.Pada tahun 1907 (Zaman Gubernur Jendaral Hendrik William Deandels)


Pada zaman pemerintah Hindia Belanda. AKI dan AKB sangat tinggi, Tenaga
penolong persalinan adalah dukun.
2.Tahun 1849
Dibuka pendidikan dokter Jawa di Batavia (di RS Militer Belanda sekarang
RSPAD Gatot Subroto), Mulai saat itu pelayanan kesehatan ibu dan anak
dilakukan oleh dukun dan bidan.
3.Tahun 1952
Mulai diadakan pelatihan bidan secara formal agar dapat meningkatkan kualitas pertolongan
persalinan. Seiring dengan pelatihan tersebut didirikanlah Balai Kesehatan Ibu dan Anak
(BKIA) dimana bidan sebagai penanggung jawab pelayanan kepada masyarakat. Pelayanan
yang diberikan mencakup palayanan antenatal. Postnatal dan pemeriksaan bayi dan anak
termasuk imunisasi dan penyuluhan gizi. Sedangkan diluar BKIA, bidan memberikan
portolongan persalinan di rumah keluarga dan pergi melakukan kunjungan rumah sebagai
upaya tindak lanjut dari pasca persalinan.
4.Mulai tahun 1990
Mulai tahun 1990 Pelayanan kebidanan diberikan secra merata dan dekat masyarakat.
Kebijakan ini melalui Inpres secara lisan pada sidang Kabinet tahun 1992 tentang perlunya
mendidik bidan untuk penempatan bidan di desa.
F.Sejarah Perkembangan Pendidikan

• Pendidikan bidan dimulai pada masa penjajahan Hindia Belanda. Pada


tahun 1851 seorang dokter militer Belanda (Dr. W. Bosch) membuka
pendidikan bidan bagi wanita pribumi di Batavia.
• Pada tahunan 1902 pendidikan bidan dibuka kembali bagi wanita pribumi
di rumah sakit militer di batavia dan pada tahun 1904 pendidikan bidan
bagi wanita indo dibuka di Makasar.
• Tahun 1911/1912 dimulai pendidikan tenaga keperawatan secara
terencana di CBZ (RSUP) Semarang dan Batavia.
• Pada tahun 1935-1938 pemerintah Kolonial Belanda mulai mendidik
bidan lulusan Mulo (Setingkat SLTP bagian B) dan hampir bersamaan
dibuka sekolah bidan di beberapa kota besar antara lain Jakarta di RSB
Budi Kemuliaan, RSB Palang Dua dan RSB Mardi Waluyo di Semarang.
F.Sejarah Perkembangan Pendidikan
• Pada tahun 1950-1953 dibuka sekolah bidan dari lulusan SMP dengan batasan
usia minimal 17 tahun dan lama pendidikan tiga tahun.
• Pada tahun 1975 sampai 1984 institusi pendidikan bidan ditutup, sehingga
selama 10 tahun tidak menghasilkan bidan. Namun organisasi profesi bidan (IBI)
tetap ada dan hidup secara wajar.
• Tahun 1989 dibuka crash program pendidikan bidan secara nasional yang
memperbolehkan lulusan SPK untuk langsung masuk program pendidikan
bidan.
• Mulai tahun 1996 status bidan di desa sebagai pegawai tidak tetap (Bidan PTT)
dengan kontrak selama tiga tahun dengan pemerintah, yang kemudian dapat
diperpanjang 2 x 3 tahun lagi.
• Pada tahun 1993 dibuka Program Pendidikan Bidan Program B yang peserta
didiknya dari lulusan Akademi Perawat (Akper) dengan lama pendidikan satu
tahun.
• Pada tahun 2000 telah ada tim pelatih Asuhan Persalinan Normal (APN) yang
dikoordinasikan oleh Maternal Neonatal health (MNH) yang sampai saat ini telah
melatih APN di beberapa propinsi/kabupaten.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai