Anda di halaman 1dari 9

CRITICAL ANALISIS DALAM PRAKTIK KEBIDANAN

ANALISIS WACANA

DISUSUN OLEH KELOMPOK 1 :

AGITA MONALISA
ANGGI TRI OKTALIA
ARINI RAHMATIKA
AYU FEBRIYANTI ANGGRAINI U.
AYU WIDIA
DEWI SUSANTI

DOSEN PENGAJAR :
INDAH FITRI AN DWenny Indah PES, SST, M. Keb
A. Pengertian Analisis Wacana

Wacana merupakan satuan bahasa di atas tataran kalimat


yang digunakan untuk berkomunikasi dalam konteks sosial.
Satuan bahasa itu dapat berupa rangkaian kalimat atau ujaran,
wacana dapat berbentuk lisan atau tulis . Dalam peristiwa
komunikasi secara lisan, dapat dilihat bahwa wacana sebagai
proses komunikasi antar penyapa dan pesapa, sedangkan dalam
komunikasi secara tulis, wacana terlihat sebagai hasil dari
pengungkapan ide/gagasan penyapa
Hubungan Wacana dengan ilmu lain :
1. Wacana dan Fungsi Bahasa dalam Komunikasi
Fungsi bahasa meliputi:
Fungsi ekspresif yang menghasilkan jenis wacana berdasarkan pemaparan
secara  ekspositoris.
Fungsi fatik (pembuka konversasi) yang menghasilkan dialog pembuka,
Fungsi estetik, yang menyangkut unsur pesan sebagai unsur komunikasi,
Fungsi direktif yang berhubungan dengan pembaca atau pendengar sebagai
penerima isi wacana secara langsung dari sumber.

Analisis wacana merupakan suatu bidang ilmu linguistik, khususnya


sosiolinguistik yang memusatkan perhatian pada komunikasi atau wacana
sebenarnya sebagaimana dilakukan oleh manusia dalam interaksi sosial.
Analisis wacana membahas bahasa dalam konteks-konteks sosial, khususnya
interaksi lisan antara para pembicara dan interaksi tulisan antara penulis dan
pembacanya
Jenis Wacana Menurut Realitasnya

1. Wacana verbal
Dapat diidentikkan dengan kelengkapan struktur bahasa. Struktur
bahasa yang dimaksud adalah bagaimana menggunakan fonem,
morfem, frasa, dan kalimat dalam berbahasa, baik menyangkut
bahasa tertulis maupun secara lisan. Jadi struktur kebahasaan yang
disampaikan secara verbal dan memenuhi kriteria sebagai wacana,
memiliki awal dan akhir yang jelas, dapat dianggap sebagai wacana
verbal.
2. Wacana Non Verbal
Adalah wacana yang terdiri dari unsur-unsur nonkebahasaan. Unsur-
unsur nonkebahasaan ini sering juga disebut bahasa tubuh (body
language). Wacana jenis ini disebut bahasa tubuh karena penutur
berkomunikasi dengan mitra tuturnya dengan memainkan anggota
tubuh
Jenis Wacana Menurut Media Komunikasinya

1. Wacana tulis
Adalah jenis wacana yang disampaikan melalui tulisan. Wacan
tulis dapat berwujud sebuah teks, sebuah alinea, dan sebuah
wacana. Wacana tulis ditandai oleh adanya penulis dan
pembaca, bahasa yang dituliskan dan penerapan sistim ejaan.
Wacana tulis sering ditemukan pada bacaan majalah, koran,
buku, makalah , dll.
2. Wacana lisan
Adalah wacana yang disampaikan secara lisan ,sebagai media
komunikasi wacana lisan, wujudnya dapat berupa sebuah
percakapan atau dialog lengkap dan penggalan percakapan.
Contoh : dalam siaran –siaran televisi, radio, khotbah, pidato,
ceramah.
Jenis Wacana Menurut Cara Pengungkapan

1. Wacana Langsung
Wacana langsung atau direct discourse adalah kutipan wacana
yang sebenarnya dibatasi oleh intonasi atau pungtuasi. Dan
merupakan kalimat atau wacana yang disampaikan secara
langsung tanpa perantara.
Contoh: Salim berkata, “Saya akan datang.”
2. Wacana tidak Langsung
Wacana tidak langsung atau indirect discourse adalah
pengungkapan kembali wacana tanpa mengutip harfiah kata-
kata yang dipakai oleh pembicara dengan mempergunakan
kontruksi gramatikal atau kata tertentu, antara lain dengan
klausa subordinatif, kata, bahwa, dan sebagainya.
Contoh: Salim berkata bahwa ia akan datang.
Jenis Wacana Menurut Cara Pembeberannya

1. Wacana Pembeberan
Wacana pembeberan atau explository discourse adalah wacana
yang tidak mementingkan waktu dan penutur, berorientasi
pada pokok pembicaraan, dan bagian lainnya diikat secara logis.
Contoh: “Ibu Astuti itu memang dosen yang perlu diteladani.
Hingga pertemuan ke-4 beliau tidak pernah absen sama sekali.
Masuk kelaspun sangat tepat waktu, dengan penampilan yang
sederhana dan alakadarnya, ia mampu menyihir perhatian
mahasiswanya. Selain itu bahasa yang digunakan sangat
komunikatif sehingga penjelasannya mudah dipahami. Wajar
saja dosen berprestasi seperti beliau mengajar di kelas
berprestasi seperti VI.E ini.”
2. Wacana Penuturan
Wacana penuturan atau narrative discourse adalah wacana
yang mementingkan urutan waktu, dituturkan oleh pesona
pertama atau ketiga dalam waktu tertentu, berorientasi pada
pelaku dan seluruh bagiannya diikat oleh kronologi.
Contoh: “Pada pukul 06.00 WIB, Sutanto bangun tidur.
Dengan meninggalkan sholat subu ia segera smsan dengan
pacarnya. Setelah satu jam sibuk berpacaran melalui sms,
iapun segera mandi dan sarapan. Pukul 06.30 WIB ia siap
bermakeup, setelah usai bermake up ia berangkat ke kampus,
ia sampai kampus pukul 07.30 WIB.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai