PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Istilah wacana berasal dari kata sansekerta yang bermakna ucapan atau tuturan.
Kata wacana adalah salah satu kata yang banyak disebut seperti halnya demokrasi, hak
asasi manusia, dan lingkungan hidup. Seperti halnya banyak kata yang digunakan,
kadang-kadang pemakai bahasa tidak mengetahui secara jelas apa pengertian dari kata
yang digunakan tersebut. Ada yang mengartikan wacana sebagai unit bahasa yang lebih
besar dari kalimat. Ada juga yang mengartikan sebagai pembicaraan. Di dalam wacana
juga terdapat sejarah,prinsip-prinsip, dan pondasi yang disampaikan penulis. Seperti
yang dipakai oleh banyak kalangan mulai dari studi bahasa, psikologi, sosiologi,
politik, komunikasi, sastra dan sebagainya.
Pembahasan wacana berkaitan erat dengan pembahasan keterampilan berbahasa
terutama keterampilan berbahasa yang bersifat produktif , yaitu berbicara dan menulis.
Baik wacana maupun keterampilan berbahasa, sama-sama menggunakan bahasa
sebagai alat komunikasi. Wacana berkaitan dengan unsur intralinguistik (internal
bahasa) dan unsur ekstralinguistik yang berkaitan dengan proses komunikasi seperti
interaksi sosial (konversasi dan pertukaran) dan pengembangan tema (monolog dan
paragraf).
Realitas wacana dalam hal ini adalah eksistensi wacana yang berupa verbal dan
nonverbal. Rangkaian kebahasaan verbal atau language exist (kehadiran kebahasaan)
dengan kelengkapan struktur bahasa, mengacu pada struktur apa adanya; nonverbal
atau language likes mengacu pada wacana sebagai rangkaian nonbahasa (rangkaian
isyarat atau tanda-tanda yang bermakna). Wujud wacana sebagai media komunikasi
berupa rangkaian ujaran lisan dan tulis. Sebagai media komunikasi wacana lisan,
wujudnya dapat berupa sebuah percakapan atau dialog lengkap dan penggalan
percakapan. Wacana dengan media komunikasi tulis dapat berwujud sebuah teks,
sebuah alinea, dan sebuah wacana.
Berdasarkan uraian di atas, betapa pentingnya apa itu wacana dan
memahaminya supaya tidak terjadinya kesalah pahaman dalam pengertian wacana,
maka dari itu kami membahas tentang hakikat wacana berdasarkan analisis wacana.
1
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan analisis wacana?
2. Apa saja jenis-jenis analisis wacana?
3. Apa saja teori dalam analisis wacana?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dalam penyusunan makalah ini untuk memahami dan
menjelaskan apa saja yang dimaksud dengan analisis wacana, jenis-jenis analisis
wacna, serta teori dalam analisis wacana.
D. Manfaat Penulisan
1. Bagi pembaca: dapat dijadikan bahan bacaan dan materi untuk memahami wacana,
serta dapat dijadikan bahan diskusi.
2. Bagi penyusun: dapat menambah pengetahuan dan wawasan dalam memahami
analisis wacana.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
B. Jenis-Jenis Analisis Wacana
Dengan cara melihat posisi dari peneliti dalam perspektif kritis, analisis wacana
bisa diklasifikasikan menjadi beberapa bagian. Bertolak dgn cara demikian maka
analisis wacana dalam kajian komunikasi bisa terbagi menjadi 4 jenis, yaitu :
1. wacana respresentasi (discourse of representation)
Bersifat positivistik modernisme. Peneliti terpisah dari objek yg diteliti &
mempersepsi objek serta membuat representasi realitas dlm bentuk pengungkapan
bahasa & tidak bersifat kritikal.
2. wacana pemahaman atau wacana interpretif (discourse of postmodernism)
Bersifat interpretive modernisme. Antara peneliti degan objek (realitas yg
diteliti) tidak terpisah. Realitas didefiniskan oleh peneliti melalui interaksi antara yg
mengetahui (subjek penelitian/informan) dgn pengetahuan (terutama dari sumber-
sumber literatur). Peneliti menstruktur observasi yg karena itu menstruktur apa yg
diketahui (realitas) & tidak bersifat kritikal.
3. wacana keragu-raguan (discourse of suspicion)
Bersifat struktural & critical modernism. Peneliti mengkonstruksi realitas
berdasarkan frame social arrangement & bersifat kritikal.
4. wacana posmodernisme (discourse of posmodernisme).
Bersifat poststructural dgn menolak segala social arrangement & bersifat
kritikal.
Pertama, Wacana Linear, ialah wacana yg memandang wacana lain hanya dlm
sebuah garis besar dengan batas-batas eksternal yg jelas dengan meminimalkan
individualitas internalnya. Contoh dalam wacana ini ialah puisi. Puisi cenderung
menenggelamkan aneka suara dlm satu kesatuan suasana, yaitu suasana penutur.
Tuturan lain dlm puisi direduksi sedemikian rupa sehingga yg tersisa hanya garis
besarnya saja.
4
Kedua, Wacana piktural, ialah wacana yg dengan tangkas dan halus bisa
menerobos wacana lain, baik itu dalam bentuk komentar maupun ejekan. Seperti contoh
wayang. Dalam wayang, dalang dapat memberikan komentar dan penilaian terhadap
tokoh-tokohnya, serta sebaliknya, tokoh-tokoh bisa melakukan protes terhadap dalang.
Ketiga, Dalam hal ini Bakhtin dkk membagi wacana menjadi 2 (dua) jenis, yaitu
Wacana Satu-Suara & Wacana Suara-Ganda, Wacana Satu-Suara meliputi wacana
linear dan wacana piktural. Dan sedangkan Wacana Suara-Ganda meliputi Stilisasi,
Skaz, Parodi, dan Polemik terselubung.
5
BAB III
PENUTUP
Simpulan
6
DAFTAR PUSTAKA
Fiwka, Estriana (2017, 17 April). Pengertian Analisis Wacana. Dikutip 17 September 2019
dari: https://www.masterpendidikan.com/2017/04/pengertian-analisis-wacana-beserta-
jenis-teori-dan-metodenya.html.
Aprilia, zendy (12 Juni 2015). Analisis Wacana. Dikutip 17 September 2019 dari:
http://zendyaprilia.blogspot.com/2015/06/makalah-analisis-wacana_12.html.