TINJAUAN PUSTAKA
2. Penguraian suatu pokok atas berbagai bagiannya dan penelaahan bagian itu
sendiri serta hubungan antar bagian untuk memperoleh pengertian yang tepat
6
(nominalisasi). Dengan demikian, kata wacana dapat diartikan sebagai
kata wacana. Pertama, percakapan, ucapan, dan tutur. Kedua, keseluruhan tutur
atau cakapan yang merupakan satu kesatuan. Ketiga, satuan bahasa terbesar,
terlengkap, yang realisasinya pada bentuk karangan yang utuh, seperti novel,
umumnya lebih besar dari kalimat, baik disampaikan secara lisan maupun
membentuk wacana.
bentuk komunikasi bahasa baik lisan maupun tulisan yang disusun dengan
yang mempunyai makna. Hal ini juga tidak terlepas kaitannya antara teks dan
konteks.
7
2.1.3 Pengertian Analisis Wacana
Analisis wacana atau discouse analysis adalah cara yang digunakan untuk
membongkar makna atau pesan komunikasi yang terdapat dalam suatu teks
baik secara tekstual maupun kontekstual. Sehingga makna yang digali dari
sebuah teks atau pesan komunikasi tidak hanya dilihat dari teks yang sudah
satu kajian yang meneliti atau menganalisa bahasa yang digunakan secara
alamiah, baik dalam bentuk lisan maupun tulisan. Stubs juga mengatakan
khusunya dalam interaksi antar penutur. Selain itu, Cook juga berpendapat
bahwa analisis wacana merupakan kajian yang membahas tentang wacana, dan
yang lebih luas. Analisis wacana adalah studi tentang struktur pesan dalam
komunikasi.
kesimpulan bahwa analisis wacana adalah cara atau metode yang meneliti atau
menganalisis bahasa yang digunakan secara alamiah, baik dalam bentuk lisan
maupun tulisan.
Meskipun ada gradasi yang besar dari berbagai definisi, titik singgungnya
8
pemakaian bahasa. Ada tiga pandangan mengenai bahasa dalam analisis
wacana:
konsekuensi logis dari pemahaman ini adalah orang tidak perlu mengetahui
yang penting adalah apakah pernyataan itu dilontarkan secara benar menurut
kaidah sintaksis dan semantik. Oleh karena itu, tata bahasa kebenaran
suatu pernyataan.
9
c. Pandangan ketiga disebut pandangan kritis.
kurang sensitif pada proses produksi dan reproduksi makna yang terjadi
pada proses produksi dan reproduksi makna.. oleh karena itu, analisis
wacana dipakai untuk membongkar kuasa yang ada dalam setiap proses
dikembangkan oleh beberapa ahli, model Van Dijk menjadi model yang
wacana tidak cukup hanya didasarkan pada analisis teks semata, Karena teks
hanya hasil dari suatu proses praktik produksi yang juga harus diamati dan
harus dilihat juga bagaimana suatu teks diproduksi, sehingga kita bisa
memperoleh suatu pengetahui kenapa teks bisa semacam itu. Berikut ini
kerangka analisis wacana sesuai model Van Dijk. Teks Teun Van Dijk melihat
10
suatu wacana terdiri atas berbagai struktur/tingkatan, yang masing-masing
1. Struktur makro. Ini merupakan makna global atau umum dari suatu teks
yang dapat diamati dengan melihat topik atau tema yang dikedepankan
3. Struktur mikro adalah makna wacana yang dapat diamati dari bagian kecil
dari suatu teks yakni kata, kalimat, proposisi, anak kalimat, parafrase, dan
gambar.
berupa kelebihan cairan ketuban dalam kantung ketuban yaitu lebih dari 2000
ml ataupun juga jika indeks cairan amnion (AFI) dari pemeriksaan USG lebih
keadaan dimana jumlah air ketuban melebihi dari batas normal. Untuk keadaan
normal air ketuban berjumlah sebanyak antara 1-2 liter, sedangkan kasus
hidramnion melebihi batas dari 2 liter yaitu antara 4-5 liter. Hidramnion ini
Muchtar, 1998).
dari 2000 ml). Normal volume cairan amnion meningkat secara bertahap
11
selama kehamilan dan mencapai puncaknya kira-kira 1000 ml antara 34 sampai
melebihi normal yaitu > 2 liter. Untuk keadaan normal air ketuban berjumlah
sebanyak antara 1-2 liter, sedangkan pada kasus hidramnion melebihi batas
Pada awal kehamilan, rongga amnion terisi oleh cairan yang komposisinya
pemindahan air dan molekul kecil lainnya berlangsung tidak saja melalui
amnion tetapi juga menembus kulit janin. Selama trimester kedua, janin mulai
bahwa mekanisme ini adalah salah satu cara pengaturan volume cairan
selalu terjadi apabila janin tidak dapat menelan, seperti pada kasus atresia
hidramnion. Pritchard (1966) dan Abramovich (1970) mengukur hal ini dan
12
menemukan bahwa pada beberapa kasus hidramnion berat, janin menelan
air ketuban ternganggu atau kedua-duanya. Diduga air ketuban dibentuk dari
sel-sel amnion, Di samping itu ditambah oleh air kencing janin dan cairan otak
pada anensefalus. Air ketuban yang dibentuk secara rutin dikeluarkan dan
diganti dengan yang baru. Salah satu cara pengeluarannya ialah ditelan oleh
peredaran darah ibu. Ekresi air ketuban akan terngangu bila bayi susah
menelan seperti pada atresia esophagus atau tumor tumor plasenta. pada
anencepalus disebabkan pula karena tersendat cairan dari selaput otak dan
Hidramnion yang sering terjadi pada diabetes ibu selama hamil trimester
ketiga masih belum dapat diterangakan. Salah satu penjelasannya adalah bahwa
diuresis osmotik. Barhava dkk (1994) membuktikan bahwa volume air ketuban
terakhir. Yasuhi dkk. (1994) melaporkan peningkatan produksi urin janin pada
kasus ringan dan asimtomatik hanya dapat ditemukan saat persalinan dan tidak
13
dilaporkan. Seringnya kasus polihidramnion yaitu ringan dan tidak
membutuhkan diagnosis dan terapi lebih lanjut (Yeast JD, dkk 2006).
berlebihan bisa diketahui dalam beberapa kondisi klinis dan tidak sepenuhnya
meliputi:
menelan.
g. Sindrom akinesia janin dengan tidak adanya proses menelan pada janin.
14
2.8 Klasifikasi Hidramnion
USG, yaitu :
8-11 cm dalam dimensi vertikal dan AFI mencapai 25- 29.9 cm.
dengan bebas dalam kantung amnion yang mencapai 16 cm atau lebih besar,
Tanda
dilakukan
Gejala
b. Gangguan pencernaan
c. Edema
15
2.10 Diagnosis
a. Pemeriksaan Fisik
- Anamnesis: perut terasa lebih besar dan lebih berat dari biasa, sesak
nafas, nyeri ulu hati dan sianosis, nyeri perut karena tegannya uterus.
- Inspeksi: Perut terlihat sangat buncit dan tegang, kulit perut mengkilat,
Edema pada kedua tungkai, vulva dan abdomen. Hal ini terjadi karena
- Palpasi: Perut tegang dan nyeri tekan Fundus uteri lebih tinggi dari usia
b. Pemeriksaan Laboratorium
perdarahan janin-ibu, Karyotyping janin untuk trisomy 21, 13, dan 18.
c. Pemeriksaan Ultrasonografi
16
didefinisikan sebagai AFI lebih dari 24 cm atau kantong tunggal cairan
minimal 8 cm yang menghasilkan volume cairan total lebih dari 2000 mL.
2.11 Penatalaksanaan
harus dipertahankan. Hal ini biasanya dilakukan dengan manipulasi diet dan
Hal ini sangat efektif, terutama dalam kasus dimana kondisi ini terkait
dengan peningkatan produksi urin janin. Mekanisme aksi menjadi efek pada
produksi urin oleh ginjal janin, mungkin dengan meningkatkan efek dari
vasopresin. Hal ini tidak efektif dalam kasus di mana penyebab yang
17
pada sindrom kembar-ke-kembar atau setelah 35 minggu, karena efek
samping yang ditimbulkan lebih besar daripada manfaat dalam kasus ini.
yang simptomatik. Ini menjadi kontraindikasi pada ketuban pecah dini atau
dengan ruptur buatan pada membran (ARM) harus dikontrol, dilakukan oleh
- Jika perdarahan banyak, dan keadaan ibu setelah partus lemah, maka untuk
2.12 Komplikasi
Disfungsi uterus dan perdarahan postpartum terjadi akibat atonia uteri yang
18
disebabkan oleh distensi uterus berlebihan. Komplikasi yang dapat terjadi pada
19
2.14 Discharge Planning
Masa hamil
kontraksi uterus.
masukan serat dalam diet atau dengan menggunakan pencahar sesuai resep
tekanan uterus.
dirumah sakit untuk istirahat sempurna. Berikan diet rendah garam. Obat-
obatan yang dipakai adalah sedativa dan obat diuresis. Bila sesak hebat
sekali disertai sianosis dan perut tengah, lakukan pungsi abdominal pada
bawah umbilikus. Dalam satu hari dikeluarkan 500cc per jam sampai
solutio placenta, apalagi bila anak belum viable. Komplikasi fungsi dapat
berupa :
1) Timbul his
20
4) Infeksi serta syok
lain untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu agar tercapai tujuan
organisasi. (Bealey, Frank, 1999). Bidan dalam hal ini mempunyai kewenangan
dalam Permenkes No. 28 Tahun 2017 tentang izin dan penyelenggaraan Bidan,
Sp. OG dan melakukan tindakan atau asuhan sesuai dengan advice dokter.
logis untuk mengambil suatu keputusan yang terfokus pada klien. (Jannah,
21
1. Langkah I (Pengumpulan data dasar) Pada langkah pertama ini dilakukan
a. Riwayat kesehatan
langkah pertama ini dikumpulkan semua informasi yang akurat dari semua
sumber yang berkaitan dengan kondisi klien. Bidan mengumpulkan data dasar
melakukan konsultasi.
Pada langkah ini dilakukan interpretasi data yang benar terhadap diagnosa
atau masalah dan kebutuhan klien berdasarkan interpretasi yang benar atas data-
bidan. Masalah ini sering menyertai diagnosa. Sebagai contoh yaitu wanita pada
trimester ketiga merasa takut terhadap proses persalinan dan persalinan yang sudah
tidak dapat ditunda lagi. Perasaan takut tidak termasuk dalam kategori
“Nomenklatur standar diagnosa” tetapi tentu akan menciptakan suatu masalah yang
22
Pada langkah ini kita mengidentifikasikan masalah atau diagnosa potensial
sambil mengamati klien, bidan diharapkan dapat bersiap-siap bila diagnosa atau
hanya selama asuhan primer periodik atau kunjungan prenatal saja, tetapi
juga selama wanita tersebut bersama bidan terus menerus, misalnya pada
waktu wanita tersebut dalam persalinan. Data baru mungkin saja perlu
situasi yang gawat dimana bidan harus bertindak segera untuk kepentingan
keselamatan jiwa ibu atau anak (misalnya, perdarahan kala III atau
perdarahan segera setelah lahir, distosia bahu, atau nilai APG AR yang
rendah). Dari data yang dikumpulkan dapat menunjukan satu situasi yang
intervensi dari seorang dokter, misalnya prolaps tali pusat. Situasi lainya
23
manajemen terhadap diagnosa atau masalah yang telah diidentifikasi atau
diantisipasi, pada langkah ini informasi/data dasar yang tidak lengkap dapat
yang sudah teridentifikasi dari kondisi klien atau dari setiap masalah yang
benar valid berdasarkan pengetahuan dan teori yang up to date serta sesuai
dengan asumsi tentang apa yang akan atau tidak akan dilakukan oleh klien.
Keenam ini rencana asuhan menyeluruh seperti yang telah diuraikan pada
langkah ke 5 dilaksanakan secara efisien dan aman. Perencanaan ini bisa dilakukan
oleh bidan atau sebagian dilakukan oleh bidan dan sebagian lagi oleh klien, atau
anggota tim kesehatan yang lain. Jika bidan tidak melakukannya sendiri ia tetap
efisien akan menyingkat waktu dan biaya serta meningkatkan mutu dari asuhan
klien.
Pada langkah ke-7 ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang
dalam masalah dan diagnosa. Rencana tersebut dapat dianggap efektif jika
(Jannah, 2012).
25
26