Anda di halaman 1dari 10

Persalinan adalah suatu proses fisiologis yang memungkinkan serangkaian perubahan yang besar

pada ibu untuk dapat melahirkan janinnya melaui jalan lahir (Moore, 2001).

Persalinan adalah suatu proses dimana seorang wanita melahirkan bayi yang diawali dengan

kontraksi uterus yang teratur dan memuncak pada saat pengeluaran bayi sampai dengan

pengeluaran plasenta dan selaputnya dimana proses persalinan ini akan berlangsung selama 12

sampai 14 jam (Mayles, 1996).

Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup dari dalam uterus ke

dunia luar (Prawirohardjo, 2002).

Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan

cukup bulan (37–42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung

dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin (Prawirohardjo, 2002).

Engagment

Engagment pada primigravida terjadi pada bulan terakhir kehamilan, sedangkan pada

multigravida dapat terjadi pada awal persalinan. Engagment adalah peristiwa ketika diameter

biparietal meliputi pintu atas panggul dengan sutura sagitalis melintang/oblik didalam jalan lahir

dan sedikit fleksi. Masuknya kepala akan mengalami kesulitan bila masuk kedalam panggul

dengan sutura sagitalis dalam antero posterior. Jika kepala masuk kedalam PAP dengan sutura

sagitalis melintang di jalan lahir, tulang parietal kanan dan kiri sama tinggi, maka keadaan ini

disebut sinklitismus. Kepala pada saat melewati PAP dapat juga dalam keadaan dimana sutura

sagitalis lebih dekat dengan promotorium atau ke symphisis maka hal ini disebut Asinklitismus.

Ada dua macam asinklistismus :

1. Asinklistismus posterior yaitu keadaan bila sutura sagitalis mendekati simpisis dan tulang

parietal belakang lebih rendah daripada tulang parietal depan. Terjadi karena tulang
parietal depan tertahan oleh sympisis pubis sedangkan tulang parietal belakang dapat

turun dengan mudah karena adanya lengkung sakrum yang luas.

2. Asinklistismur anterior yaitu keadaan bila sutura sagitalis mendekati promotorium dan

tulang parietal depan lebih rendah daripada tulang parietal belakang.b.Penurunan Kepala

58Dimulai sebelum onset persalinan/inpartu. Penurunan kepla terjadi bersamaan dengan

mekanisme lainnya. Kekuatan yang mendukung menurut Cuningham dalam buku Obstetri

William yang diterbitkan tahun 1995 dan ilmu kebidanan Varney 2002 :1)Tekanan cairan

amnion.2)Tekanan langsung fundus pada bokong.3)Kontraksi otot-otot abdomen.4)Ekstensi dan

pelurusan badan janin atau tulang belakang janin.c.Fleksi1)Gerakan fleksi disebabkan karena

janin terus didorong maju tetapi kepala janin terhambat oleh serviks, dinding panggul atau dasar

panggul.2)Pada kepala janin,dengan adanya fleksi maka diameter oksipito frontalis 12cm

berubah menjadi suboksipito bregmatika 9 cm.3)Posisi dagu bergeser kearah dada janin.Pada

pemeriksaan dalam UUK lebih jelas teraba daripada UUB.4)Pada pemeriksaan dalam ubun-ubun

kecil lebih jelas teraba daripada ubun-ubun besar.d.Rotasi Dalam1)Rotasio dalam atau putar

paksi dalam adalah pemutaran bagian terendah janin dari posisi sebelumnya ke arah depan

sampai dibawah simfisisbila presentasi belakang kepala dimana bagian terendah janin adalah

ubun-ubun kecil maka ubun-ubun kecil memutar ke depan sampai berada di bawah simpisis.

Gerakan ini adalah upaya kepala janin untuk menyesuaikan dengan bentuk jalan lahir.2)Sebab-

sebab adanya putar paksi dalam yaitu:a)Bagian teendah kepala adalah bagian belakang kepala

pada letak fleksi

59b)Bagian belakang kepala mencari tahanan yang paling sedikit yang disebelah depan atas yaitu

hiatus genitalis antara musculus levator ani kiri dan kanane.EkstensiGerakan ekstensi merupakan

gerakan dimana oksiput berhimpit langsung pada margo inferior simpisis pubis, penyebabnya
adalah sumbu jalan lahir pada pintu bawah panggul mengarah ke depan dan atas.f.Rotasi

LuarMerupakan gerakan memutar ubun-ubun kecil ke arah punggung janin, bagian kepala

berhadapan dengan tuber iskhiadikum kanan atau kiri, sedangkan muka janin menghadap salah

satu paha ibu, dan sutura sagitalis kembali melintang.g.EkspulsiSetelah terjadinya rotasi luar,

bahu depan berfungsi sebagai hypomoclion untuk kelahiran bahu. Kemudian setelah kedua bahu

lahir disusullahirlah trochanter depan dan belakang samai lahir janin seutuhnya.Tanda Gejala

Kala II:a.Adanya dorongan mengejanb.Penonjolan pada perineumc.Vulva membukad.Anus

membuka

Menurut Prawirohardjo (2009 :100) persalinan dibagi dalam 4 kala meliputi:

1. Kala I

Dimulai dari saat persalinan mulai sampai pembukaan lengkap (10cm). Proses ini terbagi

dalam 2 fase, fase laten (8 jam) serviks membuka sampai 3 cm dan fase aktif (7 jam)

serviks membuka dari 3 sampai 10 cm. Kontraksi lebih kuat dan sering selama fase aktif.

2. Kala II

Dimulai dari pembukaan lengkap (10 cm) sampai bayi lahir. Proses ini biasanya

berlangsung 2 jam pada primi dan 1 jam pada multi.

3. Kala III

Dimulai segera setelah bayi lahir sampai lahirnya plasenta, yang berlangsung tidak lebih

dari 30 menit.

4. Kala IV

Dimulai dari saat lahirnya plasenta sampai 2 jam pertama postpartum.


a. Power

Menurut Marmi (2016: 51) power adalah kekuatan yang mendorong janin keluar.

Kekuatan yang mendorong janin keluar dalam persalinan ialah his, kontraksi otot-otot

perut, kontraksi diafragma dan aksi dari ligament, dengan kerja sama yang baik dan

sempurna.

1) Kontraksi Uterus (HIS)

Otot rahim terdiri dari 3 lapis, dengan susunan berupa anyaman yang

sempurna. Tediri atas lapisan otot longitudinal dibagian luar, lapisan otot

sirkular dibagian dalam, dan lapisan otot menyilang diantara keduannya.

Dengan susunan demikian, ketika otot rahim berkontraksi maka pembuluh

darah yang terbuka setelah plasenta lahir akan terjepit oleh otot dan

perdarahan dapat berhenti (Sulistyawati, 2010: 24).

2) Kontraksi dinding rahim.

3) Kontraksi diafragma pelvis atau kekuatan mengejan.

4) Ketegangan dan kontraksi ligamentum retundum.

b. Passage

Jalan lahir terdiri atas panggul ibu, yakni bagian tulang yang padat, dasar panggul,

vagina, dan introitus. Janin harus berhasil menyesuaikan dirinya terhadap jalan lahir

yang relative kaku, oleh karena itu ukuran dan bentuk panggul harus ditentukan

sebelum persalinan dimulai. Jalan lahir dibagi atas:

a) Bagian keras : Tulang-tulang panggul.

b) Bagian lunak : Uterus, otot dasar panggul dan perineum

(Prawirohardjo, 2011: 289).


Ruang panggul (Pelvic Cavity) dibagi menjadi 2, yaitu:

(a) Pelvis mayor (flase pelvic), diatas linea terminalis.

(b) Pelvis minor (true pelvic), dibawah linea terminalis (Rohani, 2011:23).

Bidang-bidang Panggul Bidang hodge adalah bidang semua sebagai

pedoman untuk menentukan kemajuan persalinan, yaitu seberapa jauh

penurunan kepala melalui pemeriksaan dalam atau vaginal toucher (VT).

Bidang hodge terbagi empat antara lain sebagai berikut:

1) Bidang Hodge I

Bidang setinggi pintu atas panggul (PAP) yang dibentuk oleh

promontorium, artikulasio sakro-illiaka, sayap sacrum, linea

inominata, ramus superior os. Pubis, tepi atas simpisis pubis. (Rohani

dkk, 2011: 23).

2) Bidang Hodge II

Bidang setinggi pinggir bawah simpisis pubis, berhimpit dengan PAP

(Hodge I). (Rohani dkk, 2011: 23).

3) Bidang Hodge III

Bidang setinggi spina ischiadica berhimpit dengan PAP (Hodge I).

(Rohani dkk, 2011: 23).

4) Bidang Hodge IV

Bidang setinggi ujung koksigis berhimpit dengan PAP. (Rohani dkk,

2011: 23).
c. Pasanger

1) Janin Hubungan janin dengan jalan lahir:

a) Sikap : Menunjukkan hubungan bagian-bagian janin satu sama lain. Biasanya

tubuh janin berbentuk lonjong (avoid) kira-kira sesuai dengan kavum uterus.

b) Letak (situs) : Menujukkan hubungan sumbu janin dengan sumbu jalan lahir.

Bila kedua sumbunya sejajar disebut letak memanjang, bila tegak lurus satu

sama lain disebut letak melintang.

c) Presentasi dan bagian bawah : Presentasi menunjukkan bagian janin yang

berada dibagian terbawah jalan lahir.

d) Posisi dan Penyebutnya : Posisi menujukan hubugan bagian janin tertentu

(Penyebut, umpamanya ubun-ubun kecil, dagu atau sacrum) dengan bagian

kiri, kanan, depan, lintang (lateral) dan belakang dari jalan lahir (Sulistyawati,

2010: 32).

2) Plasenta

Karena plasenta juga harus melalui jalan lahir, ia juga dianggap sebagai

penumpang yang menyertai janin. Namun plasenta jarang menghambat proses

persalinan pada persalinan normal. Dimana plasenta memiliki peranan berupa

tansport zat dari ibu ke janin, penghasil hormone yang berguna selama kehamilan,

serta sebagai barier. Melihat pentingnya peranan dari plasenta maka bila terjadi

kelaianan pada plasenta akan menyebabkan kelaianan pada janin ataupun

mengganggu proses persalinan (Marmi, 2012).


3) Air ketuban

Merupakan elemen penting dalam proses persalinan. Air ketuban dapat

dijadikan acuan dalam menentukan diagnose kesejahteraan janin (Sulistyawati,

2010: 32).

d. Posisi

Ganti posisi secara teratur kala II persalianan karena dapat mempercepat

kemajuan persalinan. Bantu ibu memperoleh posisi yang paling nyaman sesuai

dengan keinginannya.

e. Penolong persalinan

Kehadiran penolong yang berkesinambungan (bila diinginkan ibu) dengan

memelihara kontak mata seperlunya, bantuan memberi rasa nyaman, sentuhan pijatan

dan dorongan verbal, pujian serta penjelasan mengenai apa yang terjadi dan beri

berbagai informasi.

f. Pendamping persalinan

Pendamping persalinan merupkan faktor pendukung dalam lancarnya persalinan.

Dorong dukungan berkesinambungan, harus ada sesorang yang menunggui setiap

saat, memegang tangannya dan memberikan kenyamanan.

g. Psikologi ibu

Melibatkan psikologi ibu, emosi dan persiapan intelektual, pengalaman bayi

sebelumnya, kebiasaan adat, dukungan dari orang terdekat pada kehidupan ibu.

(Walyani, 2014:76-77).
A. Sistem Reproduksi

1. Terjadi Kontraksi Uterus

Pada awal persalinan, kontraksi uterus berlangsung setiap 15-20 menit

dengan durasi 15-20 detik setelah itu kontraksi akan terjadi setiap 5-7

menit dengan durasi 30-40 detik. Selama fase aktif, kontraksi uterus

menjadi lebih sering dengan durasi yang lebih panjang yakni 40 detik

hingga mencapai 60 detik menjelang akhir fase aktif (Varney, 2008).

2. Pembentukan Segmen Atas Rahim (SAR) dan Segmen Bawah Rahim

(SBR)

SAR dibentuk oleh corpus uteri yang sifatnya aktif yaitu berkontraksi.

Sedangkan SBR terbentang di uterus bagian bawah antar istmus, dengan

serviks serta otot yang tipis dan elastis (Arsinah, 2010). Segmen bawah

rahim memegang peranan pasif yaitu mengadakan relaksasi dan dilatasi

sehingga menjadi saluran tipis dan teregang yang nantinya akan dilalui

oleh bayi (Nurasiah, dkk, 2014).

3. Penipisan dan Pembukaan Serviks

Pendataran pada serviks merupakan pemendekan dari kanalis

servikalis yang semula berupa sebuah saluran sepanjang 1-2 cm, menjadi

sebuah lubang dengan pinggir yang tipis (Asrinah, 2010). Setelah menipis,

akan terjadi pembukaan pada serviks (Sulistyawati, 2014). Pembukaan

serviks merupakan pembesaran dari ostium eksternum yang tadinya

berupa satu lubang dengan hanya berdiameter beberapa milimeter menjadi

lubang yang dapat dilalui oleh janin. (Rohani, 2011)


4. Perubahan pada Vagina dan Dasar Panggul

Setelah ketuban pecah, segala perubahan terutama pada dasar

panggul ditimbulkan oleh bagian depan janin (Rohani, 2011).

B. Sistem Kardiovaskuler

Tekanan darah meningkat selama kontraksi disertai dengan peningkatan

sistolik rata-rata 10-20 mmHg dan diastolik rata-rata 5-10 mmHg (Arsinah,

2010).

Begitu pula dengan denyut jantung akan mengalami peningkatan selama

kontraksi (Nurasiah, 2014).

C. Metabolisme

Metabolisme karbohidrat baik aerob maupun anaerob akan meningkat.

Peningkatakn metabolisme disebabkan oleh ansietas dan aktvitas otot rangka

(Arsinah, 2010).

D. Sistem Respirasi

Sedikit peningkatan frekuensi pernafasan dianggap normal selama

persalinan (Sulistyawati, 2014).

E. Sistem Renal

Poliuria sering terjadi selama persalinan, yang dikarenakan oleh kardiak

output yang meningkat serta disebabkan oleh glomerulus serta aliran plasma

ke renal. Kandung kencing harus sering dikontrol setiap 2 jam yang bertujuan

tidak menghambat bagian terendah janin dan trauma pada kandung kemih

serta menghindari retensi urin setelah melahirkan (Nurasiah, 2014).


F. Sistem Pencernaan

Pergerakan gastrik serta penyerapan makanan padat berkurang,

menyebabkan pencernaan hampir terhenti selama persalinan. Makanan yang

masuk ke lambung kemungkinan besar akan tetap berada dalam perut selama

persalinan. Lambung yang penuh dapat menimbulkan ketidaknyamanan

(Sulistyawati, 2014).

G. Suhu badan

Suhu badan akan sedikit meningkat selama persalinan, suhu mencapai

tingkat tertinggi selama persalinan dan segera setelah persalinan. Kenaikan ini

dianggap normal asal tidak melebihi 0,5 – 10°C. Namun jika keadaan ini

berlangsung lama, kenaikan suhu mengindikasikan dehidrasi. Paremeter lain

yang harus dilakukan adalah selaput ketuban sudah pecah atau belum, karena

ini bisa merupakan tanda infeksi (Varney, 2008).

Anda mungkin juga menyukai