OLEH:
NI KADEK DESI AYANI
1502105018
B. Etiologi
Teori penurunan hormon 1-2 minggu sebelum partus mulai, terjadi penurunan
kadar estrogen dan progesteron. Fungsi progresteron sebagai penenang otot-
otot polos rahim akan menyebabkan kekejangan pembuluh darah sehingga
timbul his (kontraksi) bilakadar progresteron menurun.
Teori plasenta menjadi tua: turunnya kadar hormon estrogen dan progesteron
menyebabkan kekejangan pembuluh darah yang menimbulkan kontraksi rahim.
Teori distensi rahim: rahim yang menjadi besar dan menegang menyebabkan
iskemik otot-otot rahim sehingga mengganggu uterus plasenta.
Teori iritasi mekanik: di belakang serviks terlihat ganglion servikal.
Bila ganglion itu digeser dan ditekan misalnya oleh kepala janin maka
akan menimbulkan kontraksi padarahim
C. Patofisiologi
Proses terjadinya persalinan karena adanya kontraksi uterus yang dapat
menyebabkan nyeri. Hal ini dipengaruhi oleh adanya keregangan otot rahim,
penurunan progesteron, peningkatan oxytoksin, peningkatan prostaglandin, dan
tekanan kepala bayi. Dengan adanya kontraksi maka terjadi pemendekan SAR dan
penipisan SBR. Penipisan SBR menyebabkan pembukaan servik. Penurunan kepala
bayi yang terdiri dari beberapa tahap antara lain enggament, descent, fleksi, fleksi
maksimal, rotasi internal, ekstensi, ekspulsi kepala janin, rotasi eksterna. Semakin
menurunnya kepala bayi menimbulkan rasa mengejan sehingga terjadi ekspulsi.
Ekspulsi dapat menyebabkan terjadinya robekan jalan lahir akibatnya akan terasa
nyeri. Setelah bayi lahir kontraksi rahim akan berhenti 5-10 menit, kemudian akan
berkontraksi lagi. Kontraksi akan mengurangi area plasenta, rahim bertambah kecil,
dinding menebal yang menyebabkan plasenta terlepas secara bertahap. Dari
berbagai implantasi plasenta antara lain mengeluarkan lochea, lochea dan robekan
jalan lahir sebagai tempat invasi bakteri secara asending yang dapat menyebabkan
terjadi risiko tinggi infeksi. Dengan pelepasan plasenta maka produksi estrogen dan
progesteron akan mengalami penurunan, sehingga hormon prolaktin aktif dan
produksi laktasi dimulai.
D. Bentuk-bentuk Persalinan/Klasifikasi
Persalinan berdasarkan prosesnya dibagi menjadi 3, yaitu sebagaiberikut (Manuaba,
1998) :
1. Persalinan spontan
Bila persalinan seluruhnya berlangsung dengan kekuatan ibu sendiri.
2. Persalinan buatan
Bila proses persalinan dengan bantuan tenaga dari luar, misalnya ekstraksi
dengan proses forceps, vakum atau dilakukan proses operasi section caesaria.
Persalinan dengan bantuan forceps dapat mengakibatkan rupture uteri,
kolpoporheksis, robekan oada portio uteri, vagina, peritoneum, simfisiolisis,
syok perdarahan postpartum, dan pecahnya varises vagina, serta pada bayi :
kelumpuhan saraf wajah, kelumpuhan urat lengan, retak tulang selangka, atau
cephalohematoma (Saifuddin, et al, 2015). Persalinan dengan bantuan vakum
dapat mengakibatkan terjadinya perluasan episiotomi atau perlukaan jaringan
lunak, seperti luka goresan pada leher rahim, vagina atau periuthral, serta pada
bayi: retinal haemorrhages, gatal, robekan atau luka lecet kulit kepala,
cephalohematoma, subgaleal hematoma, perdarahan dalam kepala (intracranial
hemorrhage), sublageal bleeding, dan tengkorak retak. Persalinan dengan
bantuan sersio sesarea dapat mengakibatkan infeksi puerperal (nifas),
perdarahan yang disebabkan karena banyak pembuluh darah yang terputus dan
terbuka, atonia uteri dan perdarahan pada perlekatan plasenta, luka kandung
kemih, emboli paru, dan keluhan kandung kemih, rupture spontan pada
kehamilan yang mendatang.
3. Persalinan anjuran
Bila kekuatan yang diperlukan untuk persalinan ditimbulkan dari luar dengan
jalan rangsangan, misalnya dengan amniotomi (pemecahan ketuban), pemberian
pitocin atau prostaglandin.
(Manuaba, 2012)
H. Pemeriksaan Fisik
Berdasarkan Saifuddin, et al (2015) bahwa cara menentukan persalinan sudah pada
waktunya adalah :
a. Melakukan anamnesa dengan menanyakan hal-hal sebagai berikut:
Permulaan timbulnya kontraksi
Pengeluaran pervaginam seperti lendir, darah, dan atau cairan ketuban
Riwayat kehamilan, riwayat medik, riwayat sosial, masalah kesehatan ibu
dan kesehatan reproduksi yang pernah dialami
b. Pemeriksaan Umum meliputi tanda vital, BB, TB, edema, kondisi puting susu,
dan kandung kemih
c. Pemeriksaan Abdomen meliputi bekas luka operasi, Tinggi Fundus Uteri (TFU),
kontraksi, penurunan kepala, letak janin, besar janin, denyut jantung janin (DJJ)
d. Pemeriksaan vagina meliputi pembukaan dan penipisan servik, selaput ketuban
penurunan dan molase, anggota tubuh janinyang sudah teraba.
e. Pemeriksaan Penunjang berupa:
Urine: warna, kejernihan, bau, protein, BJ, dan lain-lain.
Darah: Hb, BT/CT, dan lain-lain.
I. Pemeriksaan Penunjang
Beberapa pemeriksaan penunjang yang dilakukan pada saat ibu hamil akan
melakukan persalinan ialah sebagai berikut
1. Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan urine protein (Albumin): untuk mengetahui adanya risiko pada
keadaan preeklamsi maupun adanya gangguan pada ginjal dilakukan pada
trimester II dan III.
Pemeriksaan urin gula: Menggunakan reagen benedict dan menggunakan
diastic.
Pemeriksaan darah
2. Ultrasonografi (USG)
Alat yang menggunakan gelombang ultrasound untuk mendapatkan gambaran
dari janin, plasenta dan uterus.
3. Stetoskop Monokuler
Mendengar denyut jantung janin, daerah yang paling jelas terdengar DJJ, daerah
tersebut disebut fungtum maksimum.
4. Kardiotokografi (KTG)
Kardiotokografi adalah gelombang ultrasound untuk mendeteksi frekuensi
jantung janin dan tokodynomometer untuk mendeteksi kontraksi uterus
kemudian keduanya direkam pada kertas yang sama sehingga terlihat gambaran
keadaan jantung janin dan kontraksi uterus pada saat yang sama.
K. Proses Persalinan
Proses persalinan dibagi menjadi kala I-IV adalah sebagai berikut (Manuaba, 2015) :
1. Kala I Persalinan
Kala I persalinan dimulai sejak terjadinya kontraksi uterus yang teratur (adanya
his 2-3x dalam 10 menit) dan meningkat (frekuensi dan kekuatannya) hingga
serviks membuka lengkap (10 cm). Kala I persalinan terdiri atas dua fase, yaitu
fase laten dan fase aktif. Fase laten dimulai sejak awal berkontraksi yang
menyebabkan penipisan serviks dan pembukaan serviks secara bertahap,
berlangsung hingga serviks membuka sampai kurang dari 4 cm, dan berlangsung
hampir atau hingga 8 jam. Fase aktif ditandai dengan frekuensi dan lama
kontraksi terjadi tiga kali atau lebih dalam waktu 10 menit dan berlangsung
selama 40 detik atau lebih, dari pembukaan lebih dari 4 cm hingga mencapai
pembukaan lengkap atau 10 cm, akan terjadi dengan kecepatan rata-rata 1 cm
per jam (primigravida) atau lebih dari 1-2 cm per jam (multipara), serta terjadi
penurunan bagian terbawah janin.
Selama kala I, harus dilakukan pemantauan terhadap:
a. Kemajuan persalinan
- Kontraksi uterus atau his (frekuensi, kekuatan, dan durasi)
- Dilatasi serviks
b. Kondisi ibu
- Periksa tensi dan nadi setiap 30 menit
- Status hidrasi
- Perubahan sikap/ perilaku ibu
c. Kondisi janin
- Periksa DJJ tiap 15 menit
- Penurunan presentasi dan perubahan posisi
- Warna cairan tertentu
2. Kala II Persalinan
Kala II persalinan adalah ketika pembukaan serviks sudah lengkap (10 cm)
sampai bayi dilahirkan. Prosesnya dapat berlangsung antara 1 jam (multigravida)
sampai 2 jam (primigravida). Gejala dan tanda kala II adalah his 4-5 kali dalam
10 menit, lama his 40-50 detik, ibu merasakan dorongan kuat unuk mengejan
atau tekanan yang semakin meningkat pada rectum dan vagina, ibu ingin
meneran bersamaan dengan terjadinya kontraksi, vulva vagina dan springter ani
membuka, perineum menonjol, dan pada pemeriksaan dalam didapatkan :
pembukaan lengkap (porsio tidak teraba, teraba kepala dengan presentasi
belakang kepala), penurunan kepada di Hodge III/III+, penunjuk atau
denominator ubun-ubun kecil (UUK) di kiri dan kanan atas, dan selaput ketuban
masih utuh atau sudah pecah, serta peningkatan pengeluaran lendir bercampur
darah.
Pimpinan persalinan dilakukan dengan prinsip: ibu dipimpin mengejan saat ada
his, memeriksa kemungkinan adanya lilitan tali pusat pada leher bayi, menunggu
kepala selesai melakukan putaran paksi luar, menolong melahirkan bahu,
menolong kelahiran badan dan tungkai, mengusapkan muka bayi untuk
membersihkan mulut dan hidung setelah kepala bayi lahir, mengupayakan atau
menahan agar perineum tidak robek saat kepala lahir, melakukan episiotomi, dan
berlangsung selama 1 jam, untuk multiparitas biasanya 30 menit.
Selama kala II, harus dilakukan pemantauan terhadap:
a. Kemajuan persalinan
- Kontraksi uterus atau his (frekuensi, kekuatan, dan durasi)
- Kekuatan hejan ibu
b. Kondisi ibu
- Periksa tekanan darah dan nadi setiap 30 menit, status hidrasi, dan
perubahan sikap atau perilaku ibu
c. Kondisi janin
- Periksa DJJ tiap 5 menit (lebih sering dengan makin dekatnya kelahiran)
- Penurunan presentasi dan perubahan posisi
- Warna cairan tertentu
4. Kala IV Persalinan
Kala IV persalinan adalah waktu setelah plasenta lahir sampai dua jam pertama
setelah melahirkan, perlu dilakukan pemantauan dalam waktu tersebut di kamar
bersalin sebelum dipindahkan ke kamar rawat inap untuk mengetahui
komplikasi dini pasca persalinan terutama perdarahan postpartum. Pemantauan
yang dilakukan pada kala IV adalah mengganti baju ibu dengan baju bersih dan
kering, memasang pispot datar dan lebar pada bagian bokong untuk memantau
darah yang keluar, menutup perut bawah dan tungkai dengan selimut, pantau
tanda vital, kontraksi uterus, tinggi fundus, status kandung kemih dan
perdarahan tiap 15 menit hingga 2 jam pasca kala II, serta lakukan estimasi
jumlah perdarahan, masase uterus untuk membuat kontraksi uterus tetap baik
tiap 15 menit selama 1 jam pertama dan setiap 30 menit selama jam kedua kala
IV dan penyebab pendarahan, memberi obat-obatan yang diperlukan dan minum
secukupnya, serta apabila setelah 2 jam kondisi ibu stabil dan tidak ada
komplikasi, memasang pembalut, dan celana dalam (Yanti, 2010). Pakaikan kain
dan selimuti ibu, serta pindakahkan ibu ke ruang perawatan dan lakukan rawat
gabung dengan bayinya sesegera mungkin.
Laserasi diklasifikasikan menjadi:
Derajat satu, yaitu laserasi pada mukosa vagina dan komisura posterior,
Derajat dua yaitu laserasi pada mukosa vagina, komisura posterior, dan
kulit perineum,
Derajat tiga, yaitu laserasi pada mukosa vagina, komisura posterior, kulit
perineum, otot perineum, dan otot spingter ani,
Derajat empat, yaitu laserasi pada mukosa vagina, komisura posterior,
kulit perinemum, otot perineum, otot spingter ani, dan dinding depan
rectum (Prasetyo, 2010).
L. Penatalaksanaan
1. Memimpin persalinan dengan mengajarkan ibu untuk mengejan setiap ada his
dengan cara tarik nafas sedalam mungkin dipertahankan dengan demikian
diafragma membantu otot dinding rahim mendorong ke arah jalan rahim.
Bila kontraksi hilang ibu dianjurkan nafas dalam secara teratur
Demikian seterusnya sampai kepala anak akan lahir lalu ibu diminta untuk
bernafas hal ini agar perinium meregang pelan dan mengontrol lahirnya
kepala tidak terlalu cepat
2. Menolong melahirkan kepala
Letakkan satu tangan pada kepala bayi agar defleksi tidak terlalu cepat.
Menahan perinium dengan satu tangan lainnya yang dialasi duk steril agar
tidak terjadi robekan.
Setelah muka bayi lahir diusap dengan kasa steril untuk membersihkan dari
kotoran.
Melahirkan bayi.
3. Periksa tali pusat
Bila ada lilitan tali pusat dilonggarkan dulu dan bila lilitan terlalu erat maka
diklem pada dua tempat dan dipotong sambil melindungi leher anak.
4. Melahirkan anak dan anggota seluruhnya
Tempatkan kedua tangan pada sisi kepala dan leher bayi (biparietal)
Lakukan tarikan lembut ke bawah untuk melahirkan bahu depan dan tarikan
ke atas untuk melahirkan bahu belakang.
Selipkan satu tangan ke bahu dan lengan bagian belakang bayi sambil
menyangga kepala dan selipkan satu tangan lainnya ke punggung bayi untuk
mengeluarkan tubuh seluruhnya.
5. Merawat bayi
Pegang erat bayi agar jangan jatuh, letakkan di perut ibu.
Bebaskan jalan nafas bayi dengan menghisap lendir dari mulut dan hidung
bayi.
Potong tali pusat yang sebelumnya diklem 15 cm dari perut bayi dan klem
kedua 2 cm dari klem pertama lalu dipotong diantaranya, kemudian dijepit
atau ditali, dibungkus kasa betadin atau kasa alkohol 70%.
Setelah bayi lahir jangan lupa perhatikan perdarahan, kontraksi uterus dan
robekan perinium. Jika ada dilakukan penjahitan.
M. Komplikasi Persalinan
Komplikasi persalinan yang dapat terjadi adalah pendarahan post partum,
persalinan yang lama, infeksi, dan eklampsia.
1. Pendarahan Post Partum
Perdarahan pasca persalinan adalah perdarahan yang melebihi 500 ml yang
dapat menyebabkan perubahan tanda-tanda vital seperti pasien mengeluh lemah,
berkeringat dingin, menggigil, hiperpnea, sistolik <90 mmHg, nadi >100x/
menit, dan kadar Hb <8%. Perdarahan post partum dapat terjadi diakibatkan oleh
(Winkjosastro, 2016) :
a) Atonia uteri atau keadaan lemahnya tonus atau kontraksi rahim yang
menyebabkan uterus tidak mampu menutup perdarahan terbuka dari tempat
implantasi plasenta setelah bayi lahir dan plasenta lahir.
b) Robekan jalan lahir.
c) Retensio plasenta, atau plasenta belum lahir dalam waktu setengah jam
setelah janin lahir, yang dapat disebabkan oleh kontraksi uterus kurang kuat
untuk melepaskan plasenta dan plasenta melekat erat pada dinding uterus
karena villi korialis yang menembus desidua sampai miometrium dan bawah
peritoneum.
d) Tinggalnya sebagian plasenta, disebabkan karena kurangnya melakukan
pemeriksaan kelengkapan plasenta setelah dilahirkan.
e) Inversio uteri, terjadi pada bagian uterus bagian atas memasuki kavum uteri
sehingga fundus uteri sebelah dalam menonjol ke dalam kavum uteri. Hal ini
dapat disebabkan karena kesalahan dalam memberikan pertolongan pada
kala III.
2. Persalinan lama, jika berlangsung lebih dari 24 jam untuk primigravida atau
lebih dari 18 jam bagi multigravida. Persalinan yang lama disebabkan oleh
kontraksi yang abnormal, defisiensi atau keterlambatan dilatasi serviks, dan
abnormalitas penurunan bagian presentasi janin. Akibat yang dapat ditimbulkan
dari persalinan yang lama pada janin: trauma, asidosis, kerusakan hipoksik,
infeksi, dan peningkatan morbiditas perinatal, serta pada ibu: penurunan
semangat, kelelahan, dehidrasi, asidosis, infeksi, dan rupture uterus.
3. Infeksi nifas, mencakup semua peradangan yang disebabkan oleh masuknya
kuman-kuman ke dalam alat genital pada waktu persalinan dan nifas. Gejala
yang dapat diamati adalah suhu tubuh naik, badan terasa nyeri, menggigil, dan
nafsu makan yang menurun, serta keluarnya nanah yang berbau dari vagina atau
jalan lahir.
4. Eklampsia merupakan kelanjutan preeclampsia yang ditandai dengan adanya
kejang dan koma yang berlangsung secara mendadak. Dalam perawatan dan
pengobatannya ibu diisolasi ketat, dihindari kejang-kejang yang dapat
menimbulkan penyulit yang lebih berat.
(Setyorin, 2013).
LAMPIRAN
Tabel 1. Enam Puluh Langkah APN
Lahirnya Bahu
22 Setelah kepala melakukan putaran paksi luar,
pegang secara biparental. Anjurkan ibu untuk
meneran saat kontraksi. Dengan lembut
gerakkan kepala ke arah bawah dan distal hingga
bahu depan muncul di bawah arkus pubis dan
kemudian gerakkan arah atas dan distal untuk
melahirkan bahu belakang.
Lahirnya Badan dan Tungkai
23 Setelah kedua bahu lahir, geser tangan bawah
untuk menopang kepala dan bahu. Gunakan
tangan atas untuk menelusuri dan memegang
lengan dan siku sebelah atas.
24 Setelah tubuh dan lengan lahir, penelusuran
tangan atas berlanjut ke punggung, bokong,
tungkai dan kaki. Pegang kedua mata kaki bayi
(masukkan telunjuk diantara kedua kaki dan
pegang kedua kaki dengan melingkar ibu jari
pada satu sisi dan jari-jari lainnya pada sisi lain
agar bertemu dengan jari telunjuk).
ATAU
KALA I
A. PENGKAJIAN
No DATA FOKUS MASALAH KEPERAWATAN
Kala DS :- 1. Kesiapan Meningkatkan Proses
I DO : Kehamilan-Melahirkan
Terjadi penipisan dan pembukaan 2. Nyeri persalinan
serviks 3. Ansietas
Ibu mengalami kontraksi 3 kali/ 10
menit selama 40 detik
Terdapat cairan bercampur darah
melalui vagina
TFU 2 jari dibawah prosesus
xifoideus
Bagian terbawah janin merupakan
kepala
Penurunan bagian terbawah janin
yaitu divergent 3/5 (bagian terbawah
telah memasuki rongga panggul)
Usia kehamilan (cukup bulan atau
setelah 37 minggu)
DJJ (120-160 kali/menit)
TTV dalam batas normal
TD : sistolik 100-130 mmHg
diastolic 70-80 mmHg
Nadi : 60-100 kali/menit
RR : 12 kali/menit – kurang dari 30
kali/menit
Suhu : tidak melebihi 38oC
B. DIAGNOSA
Kala I
1) Kesiapan meningkatkan proses kehamilan-melahirkan ditandai dengan berespon
secara tepat terhadap awitan persalinan dan memakai teknik relaksasi yang sesuai
untuk kala persalinan
2) Nyeri persalinan berhubungan dengan dilatasi serviks ditandai dengan mengeluh
nyeri dan mengalami kontraksi uterin
3) Ansietas berhubungan dengan krisis situasional (akan melahirkan) ditandai dengan
gelisah
C. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
No Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional
1. Kesiapan Setelah dilakukan asuhan NIC Label : Intrapartal Care NIC Label : Intrapartal
meningkatkan keperawatan 1 x 2 jam 1) Bawa pasien ke area bersalin Care
proses kehamilan- diharapkan pasien siap dalam dan siapkan alat-alat untuk 1) Mempersiapkan pasien
melahirkan meningkatkan proses proses persalinan, serta dan alat menjelang proses
ditandai dengan persalinan dengan kriteria pasang pengalas persalinan
proaktif dalam hasil : 2) Memantau adanya tanda 2) Untuk mengetahui bahwa
proses kehamilan- NOC Label : Maternal Status gejala akan bersalin dan pasien siap untuk
melahirkan : Intrapartum menilai bukaan melaksanakan persalinan
Kesadaran compos mentis 3) Periksa Leopold, memantau 3) Mengetahui posisi dan
Frekuensi kontraksi uterus tanda vital ibu, kontraksi, kondisi janin, serta
dalam batas normal (3 x/10 periksa DJJ, dan kolaborasi kondisi fisik ibu
menit) melakukan USG pada ibu
Tekanan darah dalam batas 4) Libatkan keluarga dalam 4) Sebagai support system
normal (sistolik : 100-130 pelaksanaan tindakan yang siap mendukung
mmHg, diastolic : 70-80 pasien dalam menjalani
mmHg) proses persalinan
Pasien memahami cara yang tepat saat kala II, yaitu 6) Mengurangi gelisah dan
NOC Label Fetal Status : meneran, jika tidak cukup 7) Mencegah rupture pada
2. Nyeri persalinan Setelah dilakukan asuhan NIC Label: Pain Management NIC Label: Pain
berhubungan keperawatan 1 x 2 jam 2) Melakukan pengkajian Management
dengan dilatasi diharapkan pasien mengontrol komprehensif pada nyeri 1) Mengetahui lokasi,
serviks ditandai nyeri dengan kriteria hasil: termasuk lokasi, karakteristik,
dengan mengeluh NOC Label: Pain Control karakteristik, onset/durasi, onset/durasi, frekuensi,
nyeri dan Ibu melaporkan bahwa frekuensi, kuliatas, itensitas kuliatas, itensitas
mengalami mampu mengontrol nyeri keparahan nyeri, dan faktor keparahan nyeri, dan
kontraksi uterin pencetus. faktor pencetus nyeri
3) Menggunakan strategi 2) Menenangkan ibu dengan
komunikasi terapeutik untuk harapan informasi yang
menyatakan pengalaman disampaikan dapat
nyeri dan penerimaan respon mengurangi kegelisahan
nyeri pasien dan kecemasan yang
dapat meningkatkan nyeri
4) Mengajarkan tehnik 3) Melakukan proses
nonfarmakologikal (seperti peralihan untuk
tarik napas dalam) mengurangi nyeri
5) Menginformaikan kepada 4) Mengajarkan keluarga
anggota keluarga tentang dan menyarankan untuk
tehnik nonfarmakologi yang membantu pasien dalam
dapat dilakukan melaksanakan teknik
nonfarmakologi untuk
mengurangi nyeri
6) Menginformasikan bahwa 5) Menenangkan ibu dan
nyeri yang dirasakan berharap pasien
merupakan hal yang wajar memahami bahwa nyeri
yang dirasakan
merupakan hal yang
wajar
3. Ansietas Setelah dilakukan asuhan NIC Label : Anxiety Reduction NIC Label : Anxiety
berhubungan keperawatan selama 1x2 jam 1) Mengkaji faktor penyebab Reduction
dengan krisis diharapkan pasien dapat meningkatnya kecemasan 1) Mengetahui faktor
situasional (akan mengontrol cemas yang pencetus yang
melahirkan) dialami dengan kriteria hasil : meningkatkan kecemasan
ditandai dengan NOC Label : Anxiety Level 2) Meninformasikan suami 2) Melibatkan suami sebagai
gelisah Cemas dapat terkontrol untuk mendampingi ibu support system yang siap
Peningkatan keterlibatan selama proses menjalani mendukung pasien
dan pendampingan persalinan selama proses persalinan
keluarga berlangsung
3) Menggunakan komunikasi 3) Pasien dan keluarga
terapeutik dan menjelaskan disiapkan untuk
prosedur yang akan dijalani memahami proses yang
selama proses persalinan akan dijalani selama
akan berlangsung proses persalinan
4) Menyarankan untuk 4) Untuk mengetahui
mengungkapkan keluhan kondisi dan keluhan yang
yang dialami baik kepada mungkin dirasakan oleh
suami maupun tenaga pasien
kesehatan
5) Meningkatkan privasi pasien 5) Meningkatkan hak dan
privasi pasien
KALA II
A. PENGKAJIAN
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Kala II
1) Kesiapan meningkatkan proses kehamilan-melahirkan ditandai dengan berespon
secara tepat terhadap awitan persalinan dan memakai teknik relaksasi yang sesuai
untuk kala persalinan
2) Nyeri persalinan berhubungan dengan ekspulsi fetal ditandai dengan mengeluh
nyeri dan mengalami kontraksi uterin
3) Keletihan berhubungan dengan kehamilan (proses melahirkan) ditandai dengan
lesu
C. RENCANA KEPERAWATAN
No Diagnosa Tujuan Intervensi
1. Kesiapan Setelah dilakukan asuhan NIC Label : Intrapartal Care NIC Label : Intrapartal Care
meningkatkan keperawatan 1 x 30 menit 1) Kaji tanda-tanda mulainya 1) Mengetahui tanda-tanda
proses kehamilan- diharapkan pasien siap proses persalinan pasien akan memulai persalinan
melahirkan dalam meningkatkan proses 2) Siapkan timdan alat-alat 2) Menyiapkan alat yang
ditandai dengan persalinan dengan kriteria akan bersalin, serta handuk/ dibutuhkan setelah
proaktif dalam hasil : lap di perut ibu persalinan selesai
proses kehamilan- NOC Label : Maternal 3) Suntikkan oksitosin untuk 3) Untuk meningkatkan
melahirkan Status : Intrapartum membantu kontraksi kontraksi uterus
Kesadaran compos 4) Siapkan suction bayi 4) Mempersiapkan kebutuhan
mentis untuk memperbaiki jalan
Frekuensi kontraksi napas bayi
uterus dalam batas 5) Siapkan tempat untuk 5) Tersedianya tempat untuk
normal (3 x/10 menit plasenta menaruh plasenta
selama 40 detik) 6) Lakukan pemeriksaan 6) Mengetahui kondisi dan
Pembukaan serviks telah Leopold, DJJ, kontraksi posisi janin serta kondisi
lengkap (10cm) perut, dan kolaborasi ibu
pemeriksaan USG
NOC Label : Knowledge : 7) Libatkan keluarga dalam 7) Untuk meningkatkan
Labor and Delivery memberi minum dan energi dan membantu
Pasien mengetahui teknik memilin payudara meningkatkan kontraksi
pernapasan yang efektif 8) Pimpin persalinan 8) Mengomando proses
Pasien mengetahui posisi persalinan
persalinan yang efektif 9) Arahkan ibu dalam posisi 9) Posisi yang tepat untuk
Pasien mengetahui teknik bersalin yang tepat membantu mempercepat
meneran yang tepat proses persalinan
NOC Label Fetal Status : 10) Arahkan ibu untuk 10) Untuk mencegah rupture
Intrapartum meneran apabila ada jalan lahir dan menghemat
TFU sesuai (kurang dari 11) Lakukan proses persalinan 11) Melakukan proses
2. Nyeri persalinan Setelah dilakukan asuhan NIC Label: Pain Management NIC Label: Pain
berhubungan keperawatan 1x30 menit 1) Melakukan pengkajian Management
dengan ekspulsi diharapkan pasien komprehensif pada nyeri 1) Mengetahui lokasi,
fetal ditandai mengontrol nyeri dengan termasuk lokasi, karakteristik, onset/durasi,
dengan mengeluh kriteria hasil: karakteristik, onset/durasi, frekuensi, kuliatas,
nyeri dan NOC Label: Pain Control frekuensi, kuliatas, itensitas itensitas keparahan nyeri,
mengalami Ibu melaporkan bahwa keparahan nyeri, dan faktor dan faktor pencetus nyeri
kontraksi uterin nyeri terkontrol dan nyeri pencetus.
berkurang 2) Menggunakan strategi 2) Mampu mengungkapkan
komunikai terapeutik untuk pengalaman nyeri dan
menyatakan pengalaman penerimaan respon nyeri
nyeri dan penerimaan respon pada pasien
nyeri pasien
3) Mengajarkan tehnik 3) Untuk mengurangi nyeri
nonfarmakologikal (teknik yang dirasakan melalui
napas dalam) teknik nonfarmakologi
4) Sarankan keluarga untuk 4) Keluarga mampu
mendukung ibu mendukung ibu dalam
melaksanakan terapi melaksanakan terapi
nonfarmakologis nonfarmakologis
3. Keletihan Setelah dilakukan asuhan NIC Label : Energy NIC Label : Energy
berhubungan keperawatan selama 1x30 Management Management
dengan kehamilan menit diharapkan pasien 1) Sarankan keluarga untuk 1) Meningkatkan asupan
(proses dapat menggunakan energi memberikan minuman nutrisi dan energi untuk
melahirkan) tubuh secara efisien dengan manis selama proses membantu persalinan
ditandai dengan kriteria hasil : persalinan berlangsung
lesu NOC Label : Energy 2) Anjurkan ibu untuk 2) Memfokuskan energi pada
Conservation meneran dengan perut dan perut dan mencegah
Nutrisi adekuat tidak bersuara pengeluaran energi yang
Pasien tidak berlebih
menunjukkan kelelahan 3) Arahkan ibu meneran 3) Mencegah adanya rupture
apabila ada dorongan saja jalan lahir dan menghemat
energi
4) Berikan cairan melalui 4) Membantu mencukupi
infus apabila ada indikasi kebutuhan cairan pada
pasien
KALA III
A. PENGKAJIAN
Kala 3 DS : - 1. Risiko perdarahan
DO :
Ada darah yang keluar secara mendadak
Tali pusat memanjang
TFU berada di atas pusat dengan uterus
berbentuk segitiga
Kontraksi uterus masih terasa
Kandung kemih tidak penuh
Tampak tali pusat dari vulva
Lahirnya plasenta
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Kala III
1). Risiko perdarahan berhubungan dengan trauma (pengeluaran plasenta)
C. RENCANA KEPERAWATAN
No Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional
1 Risiko perdarahan Setelah dilakukan asuhan NIC : Intrapartal Care NIC : Intrapartal Care
berhubungan keperawatan 1 x 30 menit 1) Menyuntikan oksitosin 10 1) Untuk meningkatkan
dengan trauma diharapkan perdarahan unit IM dalam waktu 1 menit kontraksi uterus
(pengeluaran pasien dapat terkontrol pertama setelah bayi lahir
plasenta dengan kriteria hasil : 2) Melakukan penegangan tali 2) Mendorong aliran darah ke
NOC : Blood Loss Severity pusat terkendali arah plasenta sehingga
Perdarahan yang keluar membantu kelahiran
saat lahirnya plasenta plasenta
dapat terkontrol 3) Masase fundus uteri segera 3) Merangsang peningkatan
setelah plasenta lahir kontraksi uterus untuk
NOC Label : Maternal
mencegah pendarahan
Status : Intrapartum
4) Anjurkan keluarga untuk 4) Membantu meningkatkan
Kesadaran compos
memilin payudara ibu kontraksi
mentis
5) Mengajarkan teknik bernapas 5) Untuk membantu proses
Plasenta lahir dengan
relaksasi dan visualisasi, melahirkan plasenta
lengkap
serta proses meneran seperti
Tidak mengalami
melahirkan bayi
retensio plasenta
6) Lahirkan plasenta 6) Melahirkan plasenta
Persalinan kala tiga 7) Periksa kelengkapan plasenta 7) Menilai kelengkapan untuk
tidak mengalami menghindari ada bagian
perpanjangan yang tertinggal yang dapat
memicu terjadinya
pendarahan
8) Lakukan klem tali pusat dan 8) Mencegah pengeluaran
pemotongan tali pusat darah hebat
9) Lakukan kuretase apabila 9) Untuk mencegah adanya
ada indikasi jaringan yang tertinggal
dalam rahim
10) Segera menaruh plasenta 10) Menempatkan plasenta
dalam wadah yang telah agar tidak tercecer
disiapkan
11) Ajarkan ibu untuk massase 11) Ibu mampu melakukan
uteri masase uteri secara mandiri
A. PENGKAJIAN
Kala 4 DS : Kerusakan integritas jaringan
Ibu mengatakan masih merasa sakit
DO :
Jalan lahir nampak sempit, sehingga harus
dilakukan episiotomy
Kepala bayi dapat lahir dengan sempurna,
bayi lahir
Bayi nampak dilekatkan pada daerah dada
ibu
Keluarnya cairan bercampur darah
DS : 1. Risiko perdarahan
DO : 2. Risiko infeksi
Plasenta telah lahir lengkap
Telah disuntikkan oksitosin 10 unit IM
dalam waktu 1 menit pertama setelah bayi
lahir
DS : 1. Kesiapan meningkatkan
DO : perawatan diri
Dilakukan perawatan pada bayi dan ibu 2. Kesiapan meningkatkan
Nampak ibu memberikan ASI kepada pemberian ASI
bayinya 3. Kesiapan meningkatkan proses
Nampak suami menemani mereka berdua keluarga
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Kala IV
1. Kerusakan integritas jaringan berhubungan dengan faktor mekanik (robekan jalan lahir)
ditandai dengan kerusakan jaringan mukosa vagina
2. Risiko gangguan perlekatan berhubungan dengan perpisahan orang tua-anak
3. Risiko perdarahan berhubungan dengan komplikasi pascapartum
4. Risiko infeksi berhubungan dengan paparan terhadap kuman
5. Kesiapan meningkatkan perawatandiri ditandai dengan mengungkapkan keinginan
meningkatkan perawatan diri
6. Kesiapan meningkatkan pemberian ASI ditandai dengan pengisapan regular pada payudara
7. Kesiapan meningkatkan proses keluarga ditandai dengan fungsi keluarga
memenuhi kebutuhan anggota keluarga
C. RENCANA KEPERAWATAN
No Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional
1. Kerusakan Setelah diberikan NIC Label :Incision Site Care NIC Label : Incision Site
integritas jaringan asuhankeperawatan selama 1) Periksa daerah Care
berhubungan 1x2 jam sayatanterhadap 1) Mengetahui adanya tanda
dengan faktor diharapkanperdarahan kemerahan,bengkak atau infeksi pada luka
mekanik (robekan dapatberkurang yang di tanda-tandadehiscence atau
jalan lahir) ditandai tandaidengan : eviserasi. 2) Mencegah pendarahan
dengan kerusakan NOC Label: 2) Lakukan proses penutupan karena ada jaringan yang
jaringan mukosa Tissue Integrity : Skin & daerah luka sayatan terbuka
vagina Mucous Membranes. 3) Meningkatkan proses
1. Perdarahan 3) Monitor prosespenyembuhan penyembuhan pada daerah
akibatkerusakan didaerahsayatan dan tanda sayatan
jaringanberkurang infeksi. 4) Untuk mengurangi infeksi
2. Sensasi nyeri 4) Bersihkan daerah yang terjadi
dapatberkurang sayatandengan pembersih
yangtepat.
NIC Label : Blood Reduction
NIC Label : Blood Reduction 1) Untuk mencegah
1) Pasang pembalut atau merembesnya cairan atau
pampers sesuai indikasi. darah
2) Memantau adanya
2) Pantau adanya pendarahan pendarahan dan
lanjutan penanganan yang dapat
dilakukan
2. Risiko gangguan Setelah dilakukan asuhan NIC Label : Attachment NIC Label : Attachment
perlekatan keperawatan selama 1x2 Promotion Promotion
berhubungan jam diharapkan tidak terjadi 1) Identifikasi kesiapan orang 1) Orang tua disiapkan untuk
dengan perpisahan gangguan perlekatan dengan tua untuk belajar mengenai memahami cara merawat
orang tua-anak kriteria hasil : perawatan bayi. bayi
NOC Label : Parent – 2) Kaji kemampuan orang tua 2) Orang tua mampu
Infant Attachment untuk mengenali kebutuhan memahami kebutuhan
Orang tua mengerti fisiologis bayi fisiologis bayi, seperti
tentang tujuan terapi kebutuhan ASI, keamanan
Orang tua dapat 3) Kaji faktor yang dapat 3) Mengetahui faktor
mengetahui cara menyebabkan munculnya penghambat proses
perawatan bayi masalah perlekatan dan perlekatan ibu-bayi,
Orang tua dapat tingkatkan penerimaan keluarga siap menerima
mengungkapkan kondisi yang terjadi
perasaannya positif tersebut
terhadap bayi
4) Bantu orang tua untuk 4) Meningkatkan keterlibatan
berpartisipasi dalam orang dalam melakukan
perawatan bayi perawatan bayi
5) Dorong orangtua untuk 5) Meningkatkan kontak fisik
untuk menyentuh dan dan hubungan peran orang
berbicara dengan bayi baru tua
lahir.
3. Risiko perdarahan Setelah dilakukan tindakan NIC Label : Bleeding NIC Label : Bleeding
berhubungan keperawatan 1 x 2 jam Precaution Precaution
dengan komplikasi diharapkan risiko 1) Memonitor risiko perdarahan 1) Mengetahui adakah risiko
pascapartum perdarahan dapat dicegah pada pasien perdarahan yang mungkin
dengan kriteria hasil : dapat terjadi
NOC Label : Blood Los 2) Menginstrusikan kepada 2) Meningkatkan proses
Severity pasien agar pasien makan pembekuan darah
Pasien tidak mengalami yang banyak mengandung
kehilangan darah vitamin K (bayam, alpukat,
Tidak terjadi penurunan kentang,sawi)
hemoglobin dan 3) Meningkatkan asupan cairan 3) Mengurangi kemungkinan
hematokrit dehidrasi karena
kekurangan cairan atau
NOC Label : Blood cairan berlebih yang hilang
Coagulation
Tidak ada perdarahan, NIC Label : Bleeding NIC Label : Bleeding
memar, BAB berdarah Reduction Reduction
dan gusi berdarah 1) Memonitor status intake dan 1) Monitor keseimbangan
6. Kesiapan Setelah dilakukan tindakan NIC Label : Laction NIC Label : Laction
meningkatkan keperawatan selama 1 x 2 Counseling Counseling
pemberian ASI jam diharapkan ibu mampu 1) Ajarkan orang tua tentang 1) Ibu mampu memberikan
ditandai dengan meningkatkan pemberian pemberian ASI ASI kepada bayinya
pengisapan regular ASI pada bayi dengan 2) Berikan informasi mengenai 2) Ibu mampu mengetahui
pada payudara kriteria hasil: manfaat menyusui baik manfaat dari pemberian
NOC Label : Breastfeeding fisiologis maupun psikologis ASI yaitu pemenuhan gizi
Establishment Maternal dan peningkatan antibody
Nyaman saat posisi 3) Berikan dukungan pada ibu 3) Memotivasi kemampuan
menyusui dalam memberikan ASI ibu dalam memberikan
Reflek menelan bayi ASI
baik 4) Demonstrasi pelatihan 4) Meningkatkan kepuasan
Teknik untuk mencegah menghisap yang sesuai dan bayi dalam mengonsumsi
putting nyeri tanda-tanda kepuasan bayi ASI dan mencegah nyeri
7. Kesiapan Setelah dilakukan tindakan NIC Label : Parents Education NIC Label : Parents
meningkatkan keperawatan selama 1 x 2 1) Menentukan pengetahuan Education
proses keluarga jam diharapkan mampu dan kesiapan orang tua serta 1) Mengkaji kesiapan dan
ditandai dengan menjadi orang tua dengan kemampuan untuk belajar kemampuan orang tua
fungsi keluarga kriteria hasil: tentang perawatan bayi untuk memulai melakukan
memenuhi NOC Label : Parenting, perawatan bayi
kebutuhan anggota Readiness for Enhanced 2) Monitor kebutuhan belajar 2) Mengkaji pola dan proses
keluarga Fungsi keluarga optimal keluarga belajar keluarga
Peningkatkan 3) Mengajarkan keterampilan 3) Keluarga mampu
pengetahuan terkait orang tua untuk merawat mengetahui cara
perawatan bayi bayi baru lahir melakukan perawatan pada
Peningkatkan bayi baru lahir
pengetahuan terkait 4) Mengintruksikan orang tua 4) Mengurangi dampak
keselamatan fisik anak tentang cara mengobati dan kerusakan integritas kulit
Peningkatan mencegah ruam popok pada daerah perineum bayi
pengetahuan orang tua 5) Mendorong orang tua untuk 5) Keluarga mampu
terkait pengasuhan anak mengikuti kelas pengasuhan mengetahui cara mengasuh
bayi dan meningkatkan
pengalaman serta
sosialisasi
6) Memberikan informasi 6) Keluarga mengetahui
tentang karakter perilaku karakter perilaku bayi baru
bayi baru lahir lahir dan mempersiapkan
kebutuhan yang diperlukan
DAFTAR PUSTAKA
Bobak, Lowdermik, and Jensen. (2004). Buku Ajar Keperawatan Maternitas : Edisi
4. Jakarta : EGC
Cloherty, J., Eichenwald, E., & Stark, A. (2008). Manual of Neonatal Care. (6th ed).
Philadelphia: Lippincott.
Cunningham et. Al. (2013). William Obstetrics 23rd Edition. Philadelphia:
Lippincott.
Henderson. (2006). Buku Ajar Konsep Kebidanan, Cet I. Jakarta: Buku Kedokteran
EGC
Kementerian Kesehatan RI. (2013). Buku Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta :
Kementerian Kesehatan dan JICA (Japan International Cooperation Agency).
Kementerian Kesehatan RI. (2014). Profil Kesehatan Indonesia tahun 2014. Jakarta :
Kementerian Kesehatan RI.
Manuaba, I.B.G. (2012). Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita. Jakarta :Penerbit
Arcan.
Manuaba, R. (2015). Ilmu kebidanan Penyakit Kandungan dan KB .Jakarta : EGC
Potter and Perry. (2011). Maternal child nursing care. Missouri: Mosby Elsevier.
Pillitteri, Adele. (2013). Maternal and Child Health Nursing Care of the
Childbearingand Childrearing Family. (4th ed). Philadelphia: Lippincott.
Prasetyo, S, N. (2010). Konsep Dan Proses Keperawatan Nyeri. Edisi I. Cet I.
Yogyakarta: Graha Ilmu
Saifuddin, et al. (2015). Modul Safe Motherhood dalam Kurikulum Inti Pendidikan
Dokter di Indonesia,Konsorsium Ilmu Kesehatan Depdiknas. Jakarta :
Departemen Kesehatan RI.
Setyorin, R, H. (2013). Belajar Tentang Persalinan.
http://grahailmu.co.id/previewpdf/978-979-756-999-0-1023.pdf. Diakses pada
4 Agustus 2019.
Terzidou. (2013). Fetal and
Maternal Medicine Review, 20(1) : 67–96. Endocrinology of Parturition and
Preparation for Labor.
Winkjosastro, H. (2016). Kematian Maternal, Gangguan dalam Kala III
Persalinan, Ilmu Kebidanan. Jakarta :Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.
Yanti. (2010). Buku Ajar Asuhan Kebidanan Persalinan. Yogyakarta: Pustaka.