Disusun Oleh:
NIM 202006090006
1. Power
Adalah tenaga yang mendorong keluar janin. Kekuatan yang
berguna untuk mendorong keluar janin adalah his, kontraksi otot –otot
perut, kontraksi diagfragma dan aksi ligamamnet, dengan kerja sama
yang baik dan sempurma. Ada dua power yang bekerja dalam proses
persalinan. Yaitu HIS dan Tenaga mengejan ibu. HIS merupakan
kontraksi uterus karena otot – otot polos bekerja dengan baik dan
sempurna, pada saat kontraksi, otot –otot rahim menguncup sehingga
menjadi tebal dan lebih pendek, Sedangkan tenaga mengejan ibu
adalah tenaga selain HIS yang membantu pengeluaran
2. Passanger
Faktor yang juga sangat mempengaruhi persalinan adalah faktor
janin.Meliputi sikap janin, letak janin, dan bagian terendah.Sikap janin
menunjukkan hubungan bagian –bagian janin dengan sumbu tubuh
janin, misalnya bagaimana sikap fleksi kepala, kaki, dan lengan.Letak
janin dilihat berdasarkan hubungan sumbu tubuh janin dibandingkan
dengan sumbu tubuh ibu. Ini berarti seorang janin dapat dikatakan
letak longitudinal ( preskep dan presbo), letak lintang, serta letak oblik.
Bagian terbawah adalah istilah untuk menunjukkan bagian janin apa
yang paling bawah.
3. Passage
Merupakan faktor jalan lahir, terbagi menjadi 2 yaitu :
- Bagian keras, bagian ini terdiri dari tulang panggul ( Os coxae, Os
Sacrum, Os Coccygis ), dan Artikulasi( Simphisis pubis, Artikulasi
sakro-iliaka, artikulasi sakro-kosigiu).
- Bagian lunak, jalan lunak yang berpegaruh dalam persalinan
adalah SBR, Serviks Utreri, dan vagina. Diamping itu otot – otot,
jaringan ikat, dan ligament yang menyokong alat – alat urogenital
juga sangat berperan penting dalam persalinan.
4. Psikis Ibu
Psikis ibu dalam persalinan akan sangat mempengaruhi daya kerja otot
– otot yang dibutuhkan dalam persalinan baik itu yang otonom
maupun yang sadar. Jika seorang ibu menghadapi persalinan dengan
rasa tenang dan sabar, maka persalinan akan terasa mudah untuk ibu
tersebut. Namun jika ia merasa tidak ingin ada kehamilan dan
persalinan, maka hal ini akan menghambat proses persalinan.
5. Penolong
Dalam persalinan, ibu tidak mengerti apa yang dinamakan dorongan
ingin mengejan asli atau yang palsu. Untuk itu, seorang mitra yang
dapat membantunya mengenali tanda gejala persalinan sangat
dibutuhkan. Tenaga ibu akan menjadi sia –sia jika saat untuk mengejan
yang ibu lakukan tidak tepat.
6. Riwayat Penyakit
Pada riwayat penyakit yang dapat dijadikan sebagai faktor
predisposisi terjadinya ketuban pecah dini yaitu adanya riwayat infeksi
traktus genital dan anemia pada saat kehamilan. Karena penyakit
tersebut sangat bepengaruh terhadap terjadinya ketuban pecah dini.
Sehingga perlu dilakukan pengkajian riwayat penyakit untuk
mengetahui faktor penyebab yang mungkin terjadinya terhadap
komplikasi yang sedang terjadi.
4. Tanda dan Gejala ketuban pecah dini
Tanda yang terjadi adalah keluarnya cairan air ketuban merembes
melalui vagina. Aroma air ketuban barbau amis dan tidak seperti bau
amoniak, mungkin cairan tersebut merembes atau menetes, dengan ciri
pucat dan bergaris warna darah. Cairan ini tidak akan berhenti atau kering
karena terus diproduksi sampai kelahiran. Tetapi bila anda duduk atau
berdiri, kepala janin yang terletak di bawah biasanya mengganjal atau
menyumbat kebocoran untuk sementara. Demam, bercak vagina yang
banyak, nyeri perut, denyut jantung janin betambah cepat merupakan
tanda-tanda infeksi yang terjadi.
5. Patofisiologi ketuban pecah dini
Ketuban pecah dini secara umum disebabkan oleh kontraksi uterus
dan peregangan berulang. Selaput ketuban pecah karena pada daerah
tertentu terjadi perubahan biokimia yang menyebabkan selaput ketuban
inferior rapuh, bukan karena seluruh selaput ketuban rapuh. Terdapat
keseimbangan antara sisntesis dan degrasi ekstraseluler matriks.
Perubahan struktur, jumlah sel, dan katabolisme kolagen menyebabkan
aktivitas kolagen berubah dan menyebabkan selaput ketuban pecah.
Faktor risisko untu terjadinya ketuban pecah dini adalah :
1. Berkurangnya asam askorbik sebagai komponen kolagen.
2. kurangnya tembaga dan asama askorbik yang berakibat pertumbuhan
3. struktur abnormal karana antara lain merokok.
5) Seksual
Frekuensi coitus pada trimester ketiga kehamilan yang lebih
dari 3 kali seminggu diyakini berperan dalam terjadinya KPD.
Hal ini berkaitan dengan kondisi orgasme yang memicu
kontraksi rahim oleh karena adanya paparan terhadap hormon
prostaglandin didalam semen atau cairan sperma (Winkjosastro,
2010)
6) Riwayat Ketergantungan
Kebiasaan merokok dapat minum alkohol dapat berpengaruh
pada kondisi ibu hamil. Rokok mengandung lebih dari 2500 zat
kimia yang teridentifikasi termasuk karbon monoksida, amonia,
aseton, sianida hidrogen dapat menjadi salah satu penyebab
ketuban pecah dini (Amelia, 2014).
Data obyektif
Data obyektif adalah data yang sesungguhnya dapat diobservasi dan
dilihat oleh tenaga kesehatan. (Nursalam, 2013).
Data obyektif meliputi:
a. Status generalis
1) Keadaan umum: Untuk mengetahui keadaan umum apakah
baik, sedang, jelek. Pada kasus ketuban pecah dini keadaan
pasien baik (Nugroho, 2010).
2) Kesadaran : Pada kasus ibu bersalin dengan ketuban pecah dini
kesadarannya composmentis (Varney, 2008).
3) Tekanan Darah: Untuk mengetahui factor resiko hipertensi.
Batas normalnya 120/80 mmhg. (Saifuddin, 2014)
4) Suhu: Ketuban pecah dini yang sudah disertai infeksi
intrauterine makan akan disertai peningkatan suhu lebih dari
37,60C (Mochtar, 2012: 257)
5) Nadi: Menurut Romauli (2012: 173) nadi normalnya 60-80
x/menit. Denyut nadi 100 x/menit atau lebih dalam keadaan
santai merupakan tanda bahwa ibu mengalami salah satu
keluhan seperti infeksi, tegang, ketakutan atau cemas akibat
masalah tertentu, salah satunya yaitu akibat ketuban pecah dini.
6) Respirasi: Menurut Romauli (2012: 173) fungsi pernafasan
yaitu 16-24 x/menit
b. Pemeriksaan Fisik
1) Kepala
a) Muka : Keadaan muka pucat atau tidak ada kelainan,
adakah oedema. Pada ibu bersalin dengan ketuban pecah
dini muka tampak pucat (Saifuddin, 2014).
b) Mata : Bentuk simetris, sklera putih, konjungtiva normal
warna merah muda, bila pucat menandakan anemia
(Romauli, 2012: 174).
c) Mulut : Pada mulut dilihat warna bibir, integritas jaringan
(lembab,kering atau pecah-pecah), ada stomatitis atau
tidak, keadaan gigi, gusi berdarah atau tidak.
(Sulistyawati, 2013: 226-227)
2) Leher: Adakah pembesaran kelenjar thyroid, ada benjolan atau
tidak, adakah pembesaran kelenjar limfe. (Nursalam, 2013)
3) Dada dan Axila: Untuk mengetahui keadaan payudara, simetris
atau tidak, ada nyeri atau tidak dan kolostrum sudah keluar atau
belum. (Nursalam, 2013)
4) Abdomen : Uterus lunak dan tidak nyeri tekan, kadang
ditemukan kelainan presentasi janin yang merupakan faktor
predisposisi KPD. (Nursalam,2013)
5) Genetalia
a) Inspeksi
Pada genetalia keluar cairan berwarna jernih/keruh dan
bau anyir yang keluar dari jalan lahir. Pada keadaan
infeksi di jumpai air ketuban warna keruh, kehijauan
campur mekonium, berbau yang menunjukkan distres
janin. (Saifuddin, 2014: M-113).
b) Inspekulo
Bila fundus di tekan atau bagian terendah di goyangkan,
keluar cairan dari osteum uteri dan terkumpul pada fonik
posterior (Oxorn, Harry, 2010 : 483).
c) Pemeriksaan dalam
Adanya cairan dalam vagina dan selaput ketuban sudah
tidak teraba/sudah pecah (Oxorn, Harry, 2010: 483 ).
c. Pemeriksaan Auskultasi
Gangguan kondisi kesehatan janin dicerminkan dari DJJ yang
kurang dari 120 atau lebih dari 160 kali per menit. Kegawatan janin
ditunjukkan dari DJJ yang kurang dari 100 atau lebih dari 180 kali
per menit merupakan potensial komplikasi fetal distress pada
ketuban pecah dini (Saifuddin, 2014: 143).
d. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang pada ketuban pecah dini menurut
Manuaba (2012: 457) sebagai berikut:
1) Tes lakmus (Nitrazim test) Penentuan cairan ketuban dapat
dilakukan dengan tes lakmus merah menjadi biru.
2) Fern test cairan amnion.
3) Pemeriksaan USG
Pemeriksaan USG ini dilakukan untuk mencari Amniotic Fluid
Index (AFI), aktivitas janin, letak janin dan plasenta,
pengukuran BB janin, detak jantung janin, kelainan konginetal
atau deformitas.
4) Untuk menentukan adanya kemungkinan infeksi intrauterin
maka dapat perlu dilakukan: Beta streptokokus,
Clamydiettrachomatis, Neisseriagonorrheae.Leukosit darah
>15.000/mm2, kemungkinan terjadi infeksi.
V. INTERVENSI
1. Diagnosa : G.P.A, usia kehamilan 37-40 minggu, tunggal, hidup,
intrauterin, situs bujur, habitus fleksi, posisi puka/puki, presentasi
kepala, hodge I-IV, inpartu kala I fase laten/aktif (akselerasi, dilatasi
maksimal, deselerasi) dengan ketuban pecah dini...jam, KU ibu dan
janin baik (Pudiastuti, 2012:53)
2. Tujuan: Proses persalinan berjalan dengan lancar tanpa adanya penyulit.
3. Kriteria :
a. KU baik, kesadaran komposmentis
b. TTV dalam batas normal menurut Romauli (2012: 173) yaitu TD:
110/70 – 130/80 mmHg, S: 36,5 – 37,5 oC, N: 60-80 x/menit, R: 16
– 24x/menit.
c. DJJ dalam batas normal 120-160 x/menit (Manuaba, 2010: 116).
d. His bersifat minimal 2x tiap 10 menit dan berlangsung sedikitnya 40
detik
e. Kala I pada primigravida< 13 jam sedangkan multigravida< 7 jam
(Sofian, 2011: 71–73).
f. Kala II pada primi berlangsung selama 1 ½ -2 jam, pada multi ½-1
jam (Sofian, 2011: 71–73).
g. Bayi lahir spontan, menangis kuat, gerak aktif
h. APGAR Score 8-10
i. Kala III pada primigravida< 30 menit sedangkan multigravida< 15
menit (Sofian, 2011: 71–73).
j. Plasenta lahir lengkap spontan
k. Perdarahan < 500 cc
Intervensi :
TINJAUAN KASUS
I. Pengkajian
Tanggal : 28-7-2021
Pukul : 05.00 WIB
Tempat : Puskesmas Lewolema
A. Data subyektif
1. Biodata
Istri Suami
Nama : Ny. A Tn. B
Umur : 20 tahun 22 tahun
Agama : Katolik Katolik
Suku/ bangsa : Flores/Indonesia Flores/Indonesia
Pendidikan : SD SD
Pekerjaan : IRT Petani
Penghasilan : - Rp. 1.000.000,-
Alamat : Desa Lewobele
2. Keluhan utama
Ibu merasa kenceng-kencang sejak tadi makam, keluar cairan
ketuban jam 03.00 wita warna jernih, pengeluaran lendir beserta
darah
3. Riwayat kesehatan
a) Penyakit yang lalu.
tidak mempunyai riwayat penyakit menular (TBC, HIV/AIDS,
Hepatitis) menurun (DM, Asma) menahun (Hipertensi)
b) Penyakit sekarang
tidak sedang menderita penyakit menular seperti ( TBC,HIV/
AIDS, Hepatitis), menurun (DM, Ashma), menahun (Hipertensi)
c) Penyakit keluarga
suami dan keluarga tidak mempunyai riwayat tidak sedang
menderita penyakit menular seperti (TBC, Hepatitis, HIV/AIDS),
penyakit menurun ( DM, Asma), Penyakit menahun (Hipertensi)
4. Riwayat obstetri
a) Riwayat menstruasi.
Amernorhoe : 9 bulan ini
Menarche : Usia 13 Tahun
Lama : 7 - 8 Hari
Banyak : +3 – 4 kali / hari ganti pembalut
Siklus : 28 hari
Teratur/Tidak : Teratur
Dismenorhoe : Tidak pernah
Fluor albus : pernah
HPHT : 10– 11– 2020
TP/HPL : 17 – 8 – 2021
1 Hamil ini
ANC TM II : 2 Kali
Tidak ada keluhan
5. Riwayat KB
Ibu belum pernah ber KB
6. Riwayat Perkawinan
Menikah : 1 kali
Lama : 1 Tahun
Usia Pertama Menikah : 19 Tahun
7. Riwayat Psikososial.
Ibu, suami dan keluarga menginginkan dan bahagia dengan kehamilan
ini dan ibu mengatakan siap dalam proses persalinan
8. Riwayat Budaya
Selamatan 7 bulanan dan nanti juga akan mengadakan selamatan
sepasaran jika bayi sudah lahir
9. Perilaku Kesehatan.
Jamu : tidak minum jamu
Merokok : tidak merokok
Minum minuman keras : tidak minum minuman keras.
10. Pola Kebiasaan sehari – hari.
No. Pola Selama Inpartu
Kebiasaan
B. Data obyektif
1. Pemeriksaan umum
Keadaan umum : baik
kesadaran : Composmentis
keadaan emosional : stabil
2. Pemeriksaan khusus
a)Inspeksi
Rambut : Bersih, tidak rontok, tidak bercabang, warna hitam
Wajah : Tidak oedem, tidak ada cloasma gravidarum, tidak pucat
Mata : Conjunctiva merah muda, tidak pucat, sclera putih, tidak
ikterus, palpebra tidak oedem, penglihatan baik
Hidung : Bersih, tidak ada polip, tidak ada pernafasan cuping
hidung, tidak ada pengeluaran
Telinga : Bersih, tidak ada serumen, simetris, bentuk normal
Mulut : Gigi bersih, tidak ada stomatitis, tidak ada karies gigi,
mukosa bibir lembab, gusi tidak mudah berdarah
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, limfe, tidak ada
bendungan vena jugularis, bentuk normal
Dada : Bentuk payudara membesar simetris, hiperpigmentasi
areola mamae, puting susu menonjol, pengeluaran
colostrum +/+
Abdomen : Membesar sesuai usia kehamilan, tidak ada luka bekas
operasi, terdapat linea nigra terdapat striae lividae
Genitalia : Tidak oedem, tidak varises, tampak ada pengeluaran
pervaginam cairan ketuban, lendir bercampur darah, tidak
ada bekas luka perineum.
Anus : Tidak ada hemorrhoid, normal
b) palpasi
Perut
Leopold I : TFU 3 jari bawah px, bagian fundus teraba bulat, lunak,
tidak melenting (bokong).
Leopold II : Di sebelah kiri teraba bagian kecil janin, di sebelah kanan
teraba panjang keras seperti papan (punggung janin
Leopold III : kanan-puka).
Leopold IV : Presentasi Bagian terbawah teraba bulat, melenting
Variasi : (kepala) sudah masuk PAP
Mc Donnald :
TBJ : 3255 gram
TFU : 32 cm
Penurunan : 3/5
kepala
c) auskultasi
Punctum maximum : kanan bawah pusat
DJJ : 142 x/menit, regular, irregular
d) Pemeriksaan dalam
Oleh bidan jam 05.05 wita
v/v : Blood slym, tidak ada oedem, tidak ada varises, tidak
ada condiloma, tidak ada bekas luka perineum
Ø : 7 cm
Eff : 65%
Ketuban : Jernih
Presentasi : Kepala
Hodge : II
Denominator : UUK kadep
Bagian kecil janin : Tidak teraba
Lingkar panggul : 85 cm
Intervensi :
1. Lakukan pendekatan dengan komunikasi terapiutik pada ibu dan
keluarga
R : terjalin rasa percaya sehingga ibu dan keluarga lebih kooperatif
2. Beritahu hasil pemeriksaan pada ibu
R : Ibu mengerti dengan kondisi saat ini bahwa ketuban sudah pecah
dan bayi harus segera lahir
3. Pantau TTV dan CHPB
R :Kondisi ibu dan janin terpantau dalam kondisi baik dan aman
4. Anjurkan ibu untuk tidur miring dan tidak turun dari tempat tidur
R :Tidak terjadi prolaps tali pusat
5. Pantau persalinan dengan partograf
R: Mengetahui kemajuan persalinan dan mendeteksi adanya
perpanjangan kala I
6. Kosongkan kandung kemih ibu
R: kandung kemih yang penuh dapat menyebabkan kontraksi uterus
melemah
7. Siapkan pertolongan persalinan dengan APN 60 langkah
R: APN 60 langkah adalah SOP yang harus dilaksanakan
Masalah : cemas menghadapi persalinan
Tujuan : setelah di lakukan asuhan kebidanan pada pasien dalam
waktu 1x 30 menit di harapkan rasa cemas dapat berkurang
Kriteria hasil : ibu merasa tidak cemas lagi
Eskpresi wajah tenang
Ibu mengerti tentang proses persalinan
Intervensi
1. Ganti alas bila basah
R: media basah dapat mempercepat timbulnya kuman
2. Berikan penjelasan tentang proses persalinan
R: memotivasi ibu dalm mendorong penerimaan dan meningkatkan
pengetahuan tentang proses persalinan sehingga ibu lebih siap
menghadapi persalinan.
3. Beri sentuhan kasih sayang pada ibu serta dukungan emosional
pada ibu
R: menambah ketenangan dan kenyamanan ibu semngat dan
keberanian ibu dalam menghadapi persalinan.
4. Anjurkan ibu menggunakan teknik pernafasan dan relaksasi
R: membantu dalam menurunkan dan mengurangi ketegangan
VI. IMPLEMENTASI
Tanggal : 28-7.2021 jam : 05.10 wita
Dx :GI P0 A0 UK 37 minggu lebih 5 hari Inpartu Kala I Fase aktif dengan
KPD. Janin Tunggal Hidup Intra Uteri
1. Melakukan pendekatan dengan komunikasi terapiutik pada ibu dan
keluarga
2. Memberitahu hasil pemeriksaan pada ibu
3. Memantau TTV dan CHPB
4. Menganjurkan ibu untuk tidur miring dan tidak turun dari tempat
Tidur
masalah : cemas menghadapi persalinan
1. Mengganti alas bila basah karena dapat mengganggu
kenyamanan ibu
2. Memberikan penjelasan tentang proses persalinan yaitu dimulai
dengan adanya kontraksi uterus yang menimbulkan rasa sakit
dan sering dengan itu akan diikuti penurunan kepala
3. Memberikan sentuhan kasih sayang pada ibu serta dukungan
emosional
4. Menganjurkan ibu untuk selalu berdoa dan lebih mendekatkan
diri kepada tuhan sehingga bisa menambah rasa percaya diri dan
ibu dapat lebih tenang
5. Menganjurkan ibu untuk menarik nafas daloam dan panjang jika
uterus berkontraksi ( kenceng-kenceng)
VII. EVALUASI
KALA III
S : ibu lega dengan kelahiran anak pertamanya, ibu merasakan perut mules
O : TFU setinggi pusat, kontraksi uterus baik, Terdapat pengeluaran darah, tali
pusat bertambah panjang
S : ibu lega dengan kelahiran anak pertamanya, ibu merasakan perut mules
A : P1A0 KALA IV
P:
1. Membersihkan tubuh ibu dari darah dan kotoran yang lainnya dengan air
DTT. Ibu merasa sudah bersih dan nyaman
2. Memakaikan pembalut dan pakaian kepada ibu. Ibu sudah merasa lebih
nyaman
3. Menganjurkan ibu makan dan minum untuk menambah tenaga ibu dan
meminta ibu untuk tidak tarak pada makanan apapun kecuali jika alergi. Ibu
makan nasi, ayam goreng, sayur dan minum air teh hangat manis
4. Menganjurkan ibu untuk belajar miring kanan dan kiri jika ibu tidak pusing
kemudian belajar untuk duduk. Ibu bisa melakukannya
5. Membantu ibu untuk BAK apabila ada rasa ingin BAK
6. Melakukan observasi 2 jam postpartum 15 menit pada jam pertama dan 30
menit pada jam kedua
7. Melengkapi partograf
2 Jam PP
S : Ibu mengatakan lega bayinya sudah lahir da ari-ari sudah lahir dan merasa
nyaman
O : K/u : Baik
TD : 120/80 mmHG
N : 90 x/menit
S : 36.5 C
RR : 22 x/menit
Apabila didapati salah satu atau lebih penyulit seperti berikut di bawah ini pasien
harus dirujuk
NO PENYULIT YA TIDAK
2. Perdarahan pervaginam
7. Ikterus
8. Anemia berat
9. Tanda/gejala infeksi
13. Primipara dalam ase akti dengan palpasi kepala janin masih
5/5
18. syok