Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN PENDAHULUAN DENGAN KASUS INTRA NATAL CARE

DI RUANGAN IGD BERSALIN DI RSUD UNDATA


PROVINSI SULAWESI TENGAH

DI SUSUN OLEH :
KARMILA HUSEN KANOLI, S.Kep
WN10323017

CI LAHAN CI INSTITUSI

NI Kadek Yuliana Dewi, STr.Keb Ns. Katrina Feby Lestari, S.Kep., M.Kep
NIP. 198606102011012016 NIK. 20220902243

PROGRAM PROFESI NERS


UNIVERSITAS WIDYA NUSANTARA
2024
A. Pengertian
Persalinan normal adalah persalinan yang dimulai secara spontan (dengan
kekuatan ibu sendiri dan melalui jalan lahir), beresiko rendah pada awal
persalinan dan presentasi belakang kepala pada usia kehamilan antra 37-42
minggu. Setelah persalian ibu maupun bayi berada dalam kondisi yang baik.
Persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta dan selaput ketuban keluar
dari rahim ibu. Persalinan dianggap normal jika proses yang terjadi pada
kehamilan cukup bulan (setelah 37 minggu) tanpa disertai penyulit. Persalinan
adalah proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup kedunia luar dari
rahim melalui jalan lahir / dengan jalan lain.
B. Etiologi
Teori penyebab persalinan;
1. Teori penurunan hormon
1 – 2 minggu sebelum partus mulai terjadi penurunan kadar hormon
progesteron dan esterogen. Progesteron bekerja sebagai penenang otot–otot
polos rahim dan akan menyebabkan kekejangan pembuluh darah sehingga
timbul his bila kadar progesteron turun.
2. Teori prostaglandine.
Adanya prostaglandine yang dihasilkan oleh desidua merangsang terjadinya
kontraksi yang menyebabkan peristiwa persalinan.
3. Teori oksitosin.
Pelepasan prostaglandine ini disertai dengan pelepasan oksitosin dari glandula
pituitaria posterior. Dilatasi segmen uterus bagian bawah pada akhir
kehamilan juga dipercaya merangsang pelepasan oksitosin yang dapat
merangsang kontraksi uterus.
4. Teori distensi rahim.
Pembesaran dan perenggangann rahim oleh isi rahim yang semakin membesar
menyebabkan terjadinya iskemia otot rahim sehingga sirkulasi utero plasenta
terganggu dan menyebabkan terjadinya peristiwa persalinan.
C. Tanda - Tanda Persalinan
a. Lightening / settling / dropping yaitu kepala turun memasuki pintu atas
panggul. Pada primigravida terjadi saat 4–6 minggu terakhir kehamilan,
sedangkan pada multigravida terjadi saat partus mulai.
b. Perut kelihatan lebih melebar, fundus uteri turun.
c. Perasaan sering atau susah kencing (polakisuria), karena kandung kemih
tertekan oleh bagian terbawah janin.
d. Perasaan sakit perut dan dipinggang karena kontraksi lemah dari uterus.
e. Serviks menjadi lebih lembek dan mulai mendatar, sekresinyapun akan
bertambah bisa bercampur darah
f. Terjadinya his persalinan yang bersifat :
1) Pinggang terasa sakit dan menjalar kedepan.
2) sifatnya teratur, interval semakin pendek dan kekuatanya semakin besar.
3) semakin ibu beraktivitas kekuatan his akan semakin besar.
g. Pengeluaran lendir dan darah (bloody show) yang lebih banyak karena robekan
kecil pada serviks.
h. Pengeluaran cairan yang terjadi pada beberapa kasus ketuban pecah, dan
dengan pecahnya ketuban diharapkan persalinan berlangsung dalam waktu 24
jam kemudian.
i. Pada pemeriksaan dalam serviks telah mendatar dan pembukaan telah ada
D. Mekanisme Persalinan
Posisi dorso ketika janin bereaksi dalam persentase vertes setelah gerakan
tersebut;
1. Engagement
Ketika diameter hiperaktal kepala janin telah melalui pintu atas panggul
2. Penurunan kepala
Penurunan kepala lengkap terjadi selama persalinan. Oleh karena itu
keduanya diperlukan untuk terjadi bersama dengan mekanisme lainnya.
3. Fleksi rotasi Interna
Hal yang sangat penting untuk penurunan lebih lanjut. Melalui penurunan ini
diameter sub. Oksipital laregimatika yang lebih kecil digantikan dengan
diameter kepala janin tidak dalam keadaan fleksi sempurna atau tidak dalam
keadaan beberapa derajat eksterm
4. Rotasi interna
Diameter anteroposterior/kepala janin sejajar dengan diameter anteroposterior
pelvis ibu
5. Kepala dipegang dengan sedemikian rupa sehingga dengan kedua tangan
menarik ruam untuk melahirkan bahu depan, ditarik ke arah atas untuk
melahirkan bahu belakang, setelah kedua tangan lahir ketiak dinaikkan untuk
melahirkan sisa badan bayi.
6. Setelah bayi lahir, seluruh jalan napas dibersihkan dengan menghisap lendir
sehingga bayi bisa bernapas dengan baik dan menangis
7. Pemotongan tali pusat
8. Bayi diserahkan kepada petugas untuk dirawat sebagaimana mestinya
9. Sementara menunggu pelepasan plasenta dapat dilakukan katerisasi kandung
kemih dan menjahit luka spontan.
E. Fase Persalinan
a. Kala I (pembukaan serviks).
Kala I berlangsung antara pembukaan 0 (nol) sampai pembukaan lengkap
(10 cm), lamanya tergantung paritas ibu (12 jam primigravida, 8 jam
multigravida) dan terdapat 2 fase pada kala I yaitu:
1. Fase laten
Tahap awal persalinan ini dimulai begitu sudah ada pembukaan leher
rahim. His mulai teratur, muncul rasa sakit yang perlahan makin nyeri dan
sering serta makin lama, sejak pembukaan 0 cm - 4 cm umumnya berjalan
lambat. Fase laten terjadi ± 8 jam.
2. Fase aktif
Pada fase ini tahap awal pembukaan 4 cm – 10 cm (primigravida 1cm/jam,
multigravida 1-2 cm/jam). Pada fase ini bagian terendah bayi (biasanya
kepala) mulai turun kepanggul dan ibu mulai merasakan desakan untuk
mengejan. Fase ini dibagi menjadi 3 sub fase:
1) Fase akseleratif (pembukaan menjadi 4 cm).
2) Fase dilatasi maksimal (pembukaan menjadi 9 cm).
3) Fase deselerasi (pembukaan menjadi 10 cm)

b. Kala II (Pengeluaran janin)


Pada kala ini his terkoordinir, kuat, cepat, dan lebih lama ± 2 – 3 menit
sekali. Kepala janin mulai turun masuk ruang panggul sehingga terjadilah
tekanan pada otot–otot dasar panggul yang secara reflektoris menimbulkan
rasa mengedan. Karena tekanan pada rectum ibu merasa seperti mau BAB
dengan tanda anus terbuka. Pada waktu his kepala janin mulai kelihatan,
vulva membuka dan perineum meregang. Pada ibu primigravida dianjurkan
melakukan episiotomi agar tidak terjadi robekan (rupture uteri). Dengan his
mengejan yang terpimpin akan lahirlah kepala diikuti oleh seluruh badan
janin. Kala II pada primigravida terjadi selama ± 50 menit, sedangkan pada
multigravida ± 30 menit.

c. Kala III (Pengeluaran plasenta)


Pada kala ini uterus akan teraba keras dengan tinggi fundus uteri setinggi
pusat. 5 – 30 menit setelah bayi lahir rahim akan berkontraksi dan ibu akan
merasakan sakit, rasa sakit ini menandakan lepasnya plasenta dari
perlekatanya dirahim. Dalam waktu 1 – 5 menit seluruh plasenta terlepas,
terdorong kedalam vagina dan akan keluar dengan spontan atau dengan
sedikit dorongan dari atas simfisis pubis atau fundus uteri. Pengeluaran
plasenta disertai dengan pengeluaran darah ± 100 – 200 cc. Setelah itu
plasenta akan diperiksa guna memastikan apakah plasenta sudah lengkap (jika
masih ada jaringan plasenta yang tertinggal dalam rahim dapat terjadi
perdarahan). Pada primigravida kala III terjadi ±½ jam, pada multigravida
±¼ jam.

d. Kala IV (Pengawasan)
Dilakukan selama 1 – 2 jam setelah persalinan dan pengeluaran plasenta.
Tujuanya adalah untuk mengawasi kondisi ibu terutama terhadap bahaya
pendarahan post partum. Lama proses persalinan pada primigravida 14,5
jam, sedangkan pada multigravida 7,5 jam.
F. Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Persalinan
a. Power (kekuatan yang mendorong janin keluar).
Power pertama pada persalinan adalah kekuatan yang dihasilkan kontraksi
otot rahim yang terjadi diluar kesadaran. Power terdiri dari 2 faktor, yaitu :
1) His (kontraksi otot rahim pada persalinan).
2) Tenaga mengejan.
Adanya kontraksi otot dinding perut maka menyebabkan peningkatan
tekanan intra abdominal (serupa tenaga mengejan sewaktu BAB namun
lebih kuat). Setelah kepala sampai pada dasar panggul timbul suatu reflek
pasien menutup glotisnya, mengkontraksikan otot–otot perutnya dan
menekan diafragma kebawah. Hal ini berhasil bila pembukaan sudah
lengkap dan efektif sewaktu ada kontraksi.
b. Passage (jalan lahir).
Meliputi jalan lahir keras (rongga pelvis) dan jalan lahir lunak (serviks dan
vagina).
c. Passanger (janin).
Letak janin yaitu hubungan antara sumbu panjang ibu dan sumbu panjang
janin, dimana janin bisa melintang atau memanjang. Presentasi yaitu bagian
terendah janin yang berada di pintu atas panggul yang dapat berupa kepala,
bokong, bahu atau muka.
d. Psikologi.
Apabila ibu hamil mengalami stress psikologis, janin dan ibu akan mengalami
kondisi yang tidak baik, karena saat stress dapat menyebabkan disekresinya
epineprin yang dapat menghambat aktifitas miometrial sehingga
mengakibatkan tidak terkoordinasinya aktivitas uterus. Agar tidak terjadi hal
tersebut sang calon ibu harus diberikan support dan dukungan, karena
berdasarkan penelitian bahwa support emosional dan fisik mempunyai
hubungan signifikan dalam mempercepat persalinan.
G. Nilai APGAR
Nilai APGAR adalah suatu metode sederhana yang digunakan untuk menilai
keadaan umum bayi sesaat setelah kelahiran. Penilaian ini perlu untuk mengetahui
apakah bayi menderita asfiksia atau tidak, yang dinilai adalah frekuensi jantung
(Heart rate), usaha nafas (respiratory effort), tonus otot (muscle tone), warna kulit
(colour) dan reaksi terhadap rangsang (respon to stimuli) yaitu dengan
memasukkan kateter ke lubang hidung setelah jalan nafas dibersihkan.
Nilai APGAR diukur pada menit pertama dan kelima setelah kelahiran.
Pengukuran pada menit pertama digunakan untuk menilai bagaimana ketahanan
bayi melewati proses persalinan. Pengukuran pada menit kelima menggambarkan
sebaik apa bayi dapat bertahan setelah keluar dari rahim ibu. Pengukuran nilai
APGAR dilakukan untuk menilai apakah bayi membutuhkan bantuan nafas atau
mengalami kelainan jantung (Prawirohardjo, 2017).
Tabel kriteria APGAR;
Kriteria Nilai 0 Nilai 1 Nilai 2 Akronim
APGAR
Warna Kulit Seluruh warna kulit warna kulit Appearance
badan biru tubuh normal tubuh, tangan,
atau pucat merah muda, dan kaki normal
tetapi tangan merah muda,
dan kaki tidak ada
kebiruan sianosis
Denyut tidak ada <100 kali atau >100 kali atau Pulse
Jantung menit menit
Respon tidak ada meringis atau meringis atau Grimace
Reflek respons menangis bersin atau
terhadap lemah ketika batuk saat
stimulasi distimulasi stimulasi saluran
napas
Tonus Otot lemah atau sedikit gerakan bergerak aktif Activity
tidak ada
Pernafasan tidak ada lemah atau menangis kuat, Respiration
tidak teratur pernapasan baik
dan teratur
Sumber : American Academy of Pedatrics, 2006 dalam Kosim (2017)
Klasifikasi nilai APGAR;
APGAR Klasifikasi Nilai Derajat Vitalis
APGAR
Asfiksia ringan/tanpa 7 – 10 Tangisan kuat disertai gerakan aktif
asfiksia
Asfiksia Sedang 4–6  Pernafasan tidak teratur, atau
tidak ada pernafasan
 Denyut jantung lebih dari 100
x/menit.

Asfiksia Berat 0–3


 Tidak ada pernafasan
 Denyut jantung 100 x/menit atau
kurang.

Fres Stil Birth 0


(bayi lahir mati)  Tidak ada pernafasan
 Tidak ada denyut jantung

H. Pemeriksaan Penunjang
1. Leukosit
Nilai total saat tidak hamil 4.500-10.000/mm³. Saat hamil 5.500-15.000/mm³.
Apabila terjadi peningkatan jumlah menandakan adanya infeksi.
2. Hemoglobin dan hematocrit
Mengukur konsentrasi sel-sel darah dan menggambarkan kehilangan darah dan
anemia. Nilai normal Hb (12-16 g/dl) dan Ht (42-47%).
Konsep Dasar Keperawatan
A. Pengkajian
Adapun pengkajian khusus dari asuhan keperawatan Intra natal care (INC),
sebagai berikut;
1) Kala I
a) Integritas Ego
Klien tampak cemas/tenang
b) Nyeru atau tidaknyamanan
Kontraksi reguler, terjadi peningkatan frekuensi durasi atau keparahan
c) Seksualitas
Serviks dilatasi 0-4 cm mungkin ada lencir merah mudah kecoklatan,
atau terdiri flek lendir
2) Kala II
a) Aktivitas/ istirahat
Melaporkan keletihan, melaporkan ketidakmampuan dengan
sendiri/teknik relaksasi, lingkaran hitam dibawah mata
b) Sirkulasi
Tekanan darah meningkat 5-10 mmHg
c) Intergitas Ego
Dapat merasakan kehilangan kontrol/sebaliknya
d) Eliminasi
Keinginan untuk defekasi, kemungkinan terjadi distensi kandung kemih

e) Nyeri/ ketidaknyamanan
Dapat merintih, menangis selama kontraksi, melaporkan rasa terbakar,
kaki dapt gemeter selama upaya persalinan,kontraksi uterus kuat terjdi
1,3-2 menit
f) Pernapsan
Peningkatan frekuensi pernapasan
g) Reproduksi
Serviks dilatasi penuh (10 cm), peningkatan perdarahan pervagina,
membran mungkin rupture bila masih utuh, peningkatan pengeluara
cairan amoion selama kontraksi.
3) Kala III
a) Aktifitas/istirahat
Klien tampak senang dan keletihan
b) Sirkulasi
Teknan darah meningkat saat curah jantung meningkat dan kembali
normal dengan cepat, hipotensi akibat analgetik dan anastesi, nadi
membaik
c) Seksualitas
Darah berwarna hitam dari vagina terjadi saat plasenta lepas, tali pusat
memnjang pada vagina
4) Kala IV
a) Aktivitas
Dapat tampak berenergi atau kelelahan
b) Sirkulasi
Nadi biasanya lamabt sampai (50-70x/m) TD bervariasi mungkin lebih
rendah pada respon terhadap analgesik/anastesi, atau meningkat pada
respon pemberian oksitosin atau tidak, edema, kehilangan darah selama
persalinan 400-500 cc untuk kelahiran pervagina 600-800 ml untuk
kelahiran sc
c) Integritas Ego
Kecewa, rasa takuut mengenai kondisi bayi, bahagia

d) Eliminasi
Hemoroid, kadnung kemih, terada diatas simfisis pubis
e) Mekanisme cairan
Mengeluh haus dan lapar
f) Neurosensori
Sensasi dan gerakan ekstremitas bawah menurun pada adanya anastesi
spinal
g) Nyeri/ ketidaknyamanan
Melaporkan nyeri, misalnya oleh karena traua jaringan atau perbaikan
episiotomi, knadung kemih penuh, perasaan dingin atai otot tremor
h) Keamanan
Peningkatan suhu tubuh
i) Seksualitas
Fundus keras konraksi pada garid tengha terselatk setinggi
umbulikus,edema, okimosisi, strie mungkin pada abdomen, paha dan
payudara
B. Diagnosa keperawatan
Kala I:
1. Kesiapan persalinan (D.0070)
2. Nyeri melahirkan b/d dilatasi serviks (D.0079)
3. Keletihan b/d kondisi fisiologis (kehamilan)
4. Ansietas b/d krisis situasional (D.0080)
5. Risiko perdarahan dengan faktor risiko faktor risiko komplikasi pasca
persalinan (mis. atonio uterus, retensi plasenta) (D.0012)
6. Risiko ketidakseimbangan cairan dengan faktor risiko trauma/perdarahan
(D.0036)

Kala II:
1. Keletihan b/d kondisi fisiologis (kehamilan)
2. Nyeri melahirkan b/d pengeluaran janin (D.0079)
3. Risiko infeksi dengan faktor risiko ketidakedekiatan pertahan tubuh primer:
kerusakan integritas kulit (D.0142)
4. Gangguan integritas kulit/jaringan b/d perubahan sirkulasi(D.0192)
Kala III
1. Risiko cedera pada ibu dengan faktor risiko persalinan lama kala I,II,III
(D.0137)
2. Nyeri melahirkan b/d dilatasi serviks (D.0079)
3. Hipovolemia dengan faktor risiko kehilangan cairan secara aktif (D.0023)
Kala IV:
1. Risiko cedera pada ibu dengan faktor risiko persalinan lama kala I,II,III
(D.0137)
2. Nyeri melahirkan b/d dilatasi serviks (D.0079)
3. Hipovolemia dengan faktor risiko kehilangan cairan secara aktif (D.0023)
4. Risiko perdarahan dengan faktor risiko faktor risiko komplikasi pasca
persalinan (mis. atonio uterus, retensi plasenta) (D.0012).
C. Intervensi keperawatan
Kala I
1. Kesiapan persalinan (D.0070)
SLKI: Setelah dilakukan tindakan keperawatan ..x.. jam maka Status
antepartum pasien membaik : (l.07059) dan tingkat pengetahuan meningkat
(L.12111) Perilaku sesuai anjuran meningkat
SIKI :
Edukasi persalinaan :(I.12437)
1. Identifikasi pemahaman ibu tetang persalinan
2. Berikan kesempatan untuk betanya
3. Jelaskan metode persalinan yang ibu inginkan
4. Ajarkan teknik relakasasi untuk meredahkan kecemasan dan
ketidaknyamanan persalinan
5. Kolaborasi pemberian obat sesuai kebutuhan pasien
2. Nyeri melahirkan b/d dilatasi serviks (D.0079)
SLKI: Setelah dilakukan tindakan keperawatan ..x.. jam maka status
intrapartum membaik, dengan kriteria hasil:
a. Perdarahan vagina menurun
b. Nyeri dengan kontraksi menurun
c. Frekuensi kontraksi uterus membaik
SIKI:
Manajemen nyeri (I.08238)
a. Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
b. Identifikasi skala nyeri
c. Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri
d. Jelaskan strategi meredakan nyeri
e. Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu
Perawatan kenyamanan (I.08245)
a. Identifikasi gejala tidak menyenangkan (misalnya nyeri, gatal, sesak)
b. Berikan posisi yang nyaman
c. Berikan kompres dingin dan hangat
d. Berikan pijatan
e. Dukung keluarga dan pengasuh terliabt dalam terapi/pengobatan
f. Ajarkan latihan pernapsan
g. Kolaborasi dengan pemberian obat
3. Keletihan b/d kondisi fisiologis (kehamilan)
SLKI: Setelah dilakukan tindakan keperawatan ..x.. jam maka tingkat keletihan
menurun, dengan kriteria hasil:
a. Tenaga meningkat
b. Kemampuan melakukan aktivitas rutin meningkat
SIKI:.
Manajemen energi (I.05178)
a. Monitor kelelahan fisik dan emosional
b. Sediakan lingkungan yang nyaman dan rendah stimulus
c. Anjurkan tirah baring
d. Kolaborasi dengan ahli gizi tentang cara meningkatkan asupan makanan.
4. Ansietas b/d krisis situasional (D.0080)
SLKI: Setelah dilakukan tindakan keperawatan ..x.. jam maka tingkat ansietas
menurun dan harga diri meningkat, dengan kriteria hasil:
a. Verbalisasi khawatir akibat kondisi yang dihadapi menurun
b. Perilaku gelisah menurun
SIKI :
Dukungan emosional (I.09256)
a. Identifikasi fungsi marah, frutasi dan amuk bagi pasien
b. Fasilitasi untuk mengungkapkan perasaan cemas, marah, atau sedih
c. Lakukan sentuhan untuk memberikan dukungan (merangkul, menepuk-
nepuk).
d. Tetap bersama psaien dan pastikan keamanan selama ansietas, jika perlu
e. Rujuk untuk konseling, jika perlu
Terapi relaksasi (I.09326)
a. Monitor respon pasien terhadap terapi relaksasi
b. Ciptakan lingkungan tenang dan tanpa gangguan dengan pencahayaan dan
suhu ruang nyaman, jika memungkinkan.
c. Anjurkan posisi yang nyaman
d. Demontrasikan dan latih teknik relaksasi (misal. napas dalam, peregangan
atau imajinasi terbimbing).
5. Risiko perdarahan dengan faktor risiko komplikasi pasca persalinan (mis.
atonio uterus, retensi plasenta) (D.0012)
SLKI: Setelah dilakukan tindakan keperawatan ..x.. jam maka tingkat
perdarahan menurun, dengan kriteria hasil:
a. Perdarahan vagina menurun
b. Haemoglobin dan hematokir meningkat
SIKI:
Pencegahan perdarahan (I.02067)
a. Monitor tanda dan gejala perdarahan
b. Monitor nilai hematokrit/haemoglobin sebelum dan setelah kehilangan
darah.
c. Monitor tanda-tamda vital ortostatik
d. Pertahankan bed rest selama perdarahan
e. Hindari pengukuran suhu rektal
f. Jelaskan tanda dan gejala perdarahan
g. Kolaborasi pemberian produk darah
Perawatan persalinan (I.07227)
a. Identifikasi kondisi persalinan
b. Monitor kondisi fisik dan psikologis pasien
c. Monitor kesejahteraan janin (gerak janin 10x dalam 12 jam) secara
berkelanjutan (DJJ dan volume air ketuban).
d. Monitor tanda-tanda persalinan
e. Monitor tingkat nyeri selama persalinan
f. Berikan metode alternative penghilang rasa sakit (pijat, aromaterapi,
hypnosis)
g. Jelaskan prosedur pertolongan persalinan
h. Ajarkan teknik relaksasi
i. Ajarkan ibu cara mengenali tanda-tanda persalinan
j. Ajarkan ibu mengenali tanda bahaya persalinan.
6. Risiko ketidakseimbangan cairan dengan faktor risiko trauma/perdarahan
(D.0036)
SLKI: Setelah dilakukan tindakan keperawatan ..x.. jam maka keseimbangan
cairan membaik, dengan kriteria hasil:
a. Asupan cairan meningkat
b. Dehidrasi menurun
c. Membrane mukosa membaik
SIKI:
Manajemen cairan (I.03098)
a. Monitor status hidrasi (frekuensi nadi, kekuatan nadi, akral, pengisian
kapiler, kelembapan mukosa, turgor kulit, tekanan darah).
b. Monitor status hemodinamik
c. Catat intake-output dan hitung balance cairan 24 jam
d. Berikan asupan cairan, sesuai kebutuhan
e. Berikan cairan intravena, jika perlu
f. Kolaborasi pemberian diuretic, jika perlu
Kala II:
1. Keletihan b/d kondisi fisiologis (kehamilan)
SLKI: Setelah dilakukan tindakan keperawatan ..x.. jam maka tingkat keletihan
menurun, dengan kriteria hasil:
a. Tenaga meningkat
b. Kemampuan melakukan aktivitas rutin meningkat
SIKI:.
Manajemen energi (I.05178)
a. Monitor kelelahan fisik dan emosional
b. Sediakan lingkungan yang nyaman dan rendah stimulus
c. Anjurkan tirah baring
d. Kolaborasi dengan ahli gizi tentang cara meningkatkan asupan makanan.
2. Nyeri melahirkan b/d pengeluaran janin (D.0079)
SLKI: Setelah dilakukan tindakan keperawatan ..x.. jam maka status
intrapartum membaik, dengan kriteria hasil:
a. Perdarahan vagina menurun
b. Nyeri dengan kontraksi menurun
c. Frekuensi kontraksi uterus membaik
SIKI:
Manajemen nyeri (I.08238)
a. Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
b. Identifikasi skala nyeri
c. Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri
d. Jelaskan strategi meredakan nyeri
e. Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu
Perawatan kenyamanan (I.08245)
a. Identifikasi gejala tidak menyenangkan (misalnya nyeri, gatal, sesak)
b. Berikan posisi yang nyaman
c. Berikan kompres dingin dan hangat
d. Berikan pijatan
e. Dukung keluarga dan pengasuh terliabt dalam terapi/pengobatan
f. Ajarkan latihan pernapsan
g. Kolaborasi dnegan pemberian obat
3. Risiko infeksi dengan faktor risiko ketidakedekiatan pertahan tubuh primer:
kerusakan integritas kulit (D.0142)
SLKI: Setelah dilakukan tindakan keperawatan ..x.. jam maka tingkat infeksi
menurun, dengan kriteria hasil:
a. Demam menurun
b. Kemerahan menurun
c. Nyeri menurun
SIKI:
Pencegahan perineum (I.07226)
a. Inspeksi insisi atau ribekan perineum
b. Fasilitasi dalam membersihkan perineum
c. Berikan posisi yang nyaman
d. Ajarkan pasien dan keluarga mengobservasi tanda abnormal pada perineum
(mis. Infeksi, kemerahan, pengeluaran cairan abnormal)
e. Kolaborasi pemberian analgesik, jika perlu.
4. Gangguan integritas kulit/jaringan b/d perubahan sirkulasi(D.0192)
SLKI: Setelah dilakukan tindakan keperawatan ..x.. jam maka integritas kulit
dan jaringan meningkat, dengan kriteria hasil:
a. Kerusakan jaringan menurun
b. Kerusakan lapisan kulit menurun
c. Nyeri menurun
SIKI:
Perawatan luka (I.06202)
a. Monitor karakteristik luka
b. Monitor tanda-tanda infeksi
c. Pertahankan teknik steril saat melakukan perawatan luka
d. Jadwalkan perubahan posisi setiap 2 jam atau sesuai kondisi pasien
e. Berikan suplemen vitamin dan mineral (vitamin A, vitamin C, zinc, asam
amino), sesuai indikasi.
f. Jelaskan tanda dan gejala infeksi
g. Anjrukan mengkonsumsi makanan tinggi kalori dan protein
h. Kolaborasi pemberian antibiotic, jika perlu.
Kala III
1. Risiko cedera pada ibu dengan faktor risiko persalinan lama kal I,II,III
(D.0137)
SLKI: Setelah dilakukan tindakan keperawatan ..x.. jam maka tingkat cedera
menurun, dengan kriteria hasil:
a. Perdarahan menurun
b. Ketegangan otot menurun
SIKI:
Perawatan persalinan risiko tinggi (I.07228)
a. Identifikasi kondisi umum pasien
b. Monitor tanda-tanda vital
c. Monitor denyut jantung janin
d. Siapkan peralatan yang sesuai termasuk monitor janin, ultrasound, mesin
anastesi, persediaan resusitasi neonatal, forceps, dan penghangat bayi
ekstra).
e. Dukung orang terdekat mendampingi pasien
f. Dokumentasikan prosedur
g. Jelaskan prosedur tindakan yang akan dilakukan
h. Kolaborasi pemberian anastesi maternal, sesuai kebutuhan.

2. Nyeri melahirkan b/d dilatasi serviks (D.0079)


SLKI: Setelah dilakukan tindakan keperawatan ..x.. jam maka status
intrapartum membaik, dengan kriteria hasil:
a. Perdarahan vagina menurun
b. Nyeri dengan kontraksi menurun
c. Frekuensi kontraksi uterus membaik
SIKI:
Manajemen nyeri (I.08238)
a. Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
b. Identifikasi skala nyeri
c. Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri
d. Jelaskan strategi meredakan nyeri
e. Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu
Perawatan kenyamanan (I.08245)
a. Identifikasi gejala tidak menyenangkan (misalnya nyeri, gatal, sesak)
a. Berikan posisi yang nyaman
b. Berikan kompres dingin dan hangat
c. Berikan pijatan
d. Dukung keluarga dan pengasuh terliabt dalam terapi/pengobatan
e. Ajarkan latihan pernapsan
f. Kolaborasi dnegan pemberian obat
3. Hipovolemia dengan faktor risiko kehilangan cairan secara aktif (D.0023)
SLKI: Setelah dilakukan tindakan keperawatan ..x.. jam maka status cairan
membaik, dengan kriteria hasil:
a. Turgor kulit meningkat
b. Output urine meningkat
c. Membran mukosa membaik
SIKI:
Manajemen hipovolemia (I.03116)
a. Periksa tanda dan gejala hipovolemia
b. Monitor intake dan output cairan
c. Hitung kebutuhan cairan
d. Berikan asupan cairan oral
e. Anjurkan memperbanyak asupan cairan oral
f. Kolaborasi pemberian cairan IV isotonis (NaCL, RL)
g. Kolaborasi pemberian cairan IV hipotonis (glukosa 2,5%, NaCL 0,4%)
h. Kolaborasi pemberian produk darah
Kala IV:
1. Hipovolemia dengan faktor risiko kehilangan cairan secara aktif (D.0023)
SLKI: Setelah dilakukan tindakan keperawatan ..x.. jam maka status cairan
membaik, dengan kriteria hasil:
a. Turgor kulit meningkat
b. Output urine meningkat
c. Membran mukosa membaik

SIKI:
Manajemen hipovolemia (I.03116)
a. Periksa tanda dan gejala hipovolemia
b. Monitor intake dan output cairan
c. Hitung kebutuhan cairan
d. Berikan asupan cairan oral
e. Anjurkan memperbanyak asupan cairan oral
f. Kolaborasi pemberian cairan IV isotonis (NaCL, RL)
g. Kolaborasi pemberian cairan IV hipotonis (glukosa 2,5%, NaCL 0,4%)
h. Kolaborasi pemberian produk darah
2. Risiko cedera pada ibu dengan faktor risiko persalinan lama kala I,II,III
SLKI: Setelah dilakukan tindakan keperawatan ..x.. jam maka tingkat cedera
menurun, dengan kriteria hasil:
a. Perdarahan menurun
b. Ketegangan otot menurun
SIKI:
Perawatan persalinan risiko tinggi (I.07228)
a. Identifikasi kondisi umum pasien
b. Monitor tanda-tanda vital
c. Monitor denyut jantung janin
d. Siapkan peralatan yang sesuai termasuk monitor janin, ultrasound, mesin
anastesi, persediaan resusitasi neonatal, forceps, dan penghangat bayi
ekstra).
e. Dukung orang terdekat mendampingi pasien
f. Dokumentasikan prosedur
g. Jelaskan prosedur tindakan yang akan dilakukan
h. Kolaborasi pemberian anastesi maternal, sesuai kebutuhan.
3. Nyeri melahirkan b/d dilatasi serviks (D.0079)
SLKI: Setelah dilakukan tindakan keperawatan ..x.. jam maka status
intrapartum membaik, dengan kriteria hasil:
a. Perdarahan vagina menurun
b. Nyeri dengan kontraksi menurun
c. Frekuensi kontraksi uterus membaik
SIKI:
Manajemen nyeri (I.08238)
a. Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
b. Identifikasi skala nyeri
c. Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri
d. Jelaskan strategi meredakan nyeri
e. Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu
Perawatan kenyamanan (I.08245)
a. Identifikasi gejala tidak menyenangkan (misalnya nyeri, gatal, sesak)
b. Berikan posisi yang nyaman
c. Berikan kompres dingin dan hangat
d. Berikan pijatan
e. Dukung keluarga dan pengasuh terliabt dalam terapi/pengobatan
f. Ajarkan latihan pernapsan
g. Kolaborasi dnegan pemberian obat
7. Risiko perdarahan dengan faktor risiko komplikasi pasca persalinan (mis.
atonio uterus, retensi plasenta) (D.0012)
SLKI: Setelah dilakukan tindakan keperawatan ..x.. jam maka tingkat
perdarahan menurun, dengan kriteria hasil:
a. Perdarahan vagina menurun
b. Haemoglobin dan hematokir meningkat
SIKI:
Pencegahan perdarahan (I.02067)
a. Monitor tanda dan gejala perdaraha
b. Monitor nilai hematokrit/haemoglobin sebelum dan setelah kehilangandarah
c. Monitor tanda-tamda vital ortostatik
d. Pertahankan bed rest selama perdarahan
e. Hindari pengukuran suhu rektal
f. Jelaskan tanda dan gejala perdarahan
g. Kolaborasi pemberian produk darah

Perawatan persalinan (I.07227)


a. Identifikasi kondisi persalinan
b. Monitor kondisi fisik dan psikologis pasien
c. Monitor kesejahteraan janin (gerak janin 10x dalam 12 jam) secara
berkelanjutan (DJJ dan volume air ketuban).
d. Monitor tanda-tanda persalinan
e. Monitor tingkat nyeri selama persalinan
f. Berikan metode alternative penghilang rasa sakit (pijat, aromaterapi,
hypnosis)
g. Jelaskan prosedur pertolongan persalinan
h. Ajarkan teknik relaksasi
i. Ajarkan ibu cara mengenali tanda-tanda persalinan
j. Ajarkan ibu mengenali tanda bahaya persalinan.

DAFTAR PUSTAKA
Fatmawati, W. P. (2018). Asuhan Keperawatan Maternitas. Yogyakarta: Nuha
Medika.
Padila. (2018). Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Yogyakarta: Nuha Medika.
Prawirohardjo, S. (2017). Ilmu Kebidanan Sarwono Prawirohardjo. Jakarta: PT.
Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Sulisetyawati, A. (2019). Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin. Jakarta: Salemba
Medika.
PPNI. (2020). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi dan Indikator
Diagnostik. Edisi 1: Jakarta DPP PPNI
PPNI. (2020). Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan Kriteria Hasil
Keperawatan. Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI
PPNI. (2020). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan Tindakan
Keperawatan. Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI

Anda mungkin juga menyukai