Disusun Oleh:
SUPRIASIH
NIM: 19690060
Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin Fisiologis Ny. “P” Usia 26 Tahun G1 P0 A0
Uk 39-40 Minggu Di Ruang Bersalin Puskesmas Widodaren Kec. Gerih Tahun
2020 mahasiswa atas nama :
Nama : Supriasih
NIM : 19690060
Mengetahui,
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 KONSEP DASAR PERSALINAN
2.1.1 Pengertian Persalinan
Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan
uri) yang dapat hidup ke dunia luar, dari rahim melalui jalan lahir atau
dengan jalan lahir (Mochtar Rustam.1998 : 91)
Persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta, dan selaput ketuban
keluar dari rahim ibu, persalinan dianggap normal jika prosesnya terjadi
pada usia kehamilan cukup bulan ( setelah 37 minggu) tanpa disertai
adanya penyulit. ( Agustini. 2002: 2)
Proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri) yang telah cukup
bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui jalan lahir atau melalui
jalan lain, dengan bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan sendiri)
(Manuaba, Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan KB untuk
Pendidikan Bidan).
2.1.2 Tanda dan Gejala
persalinan. Wanita tersebut mungkin mengalami semua, sebagian
atau bahkan tidak sama sekali tanda gejala yang ada dibawah :
1. Lightening, mulai dirasakan kira –kira dua minggu sebelum persalinan,
adalah penurunan bagian presentasi bayi kedalam pelvis minor.
2. Perubahan Servik, konsistensi servik menjadi seperti pudding dan
terjadi sedikit penipisan
3. Persalinan Palsu, persalinan palsu tediri dari kontraksi uterus yang
sangat nyeri, yang memberi pengaruh signifikan terhadap serviks.
4. Ketuban pecah Dini, pada kondisi normal, ketuban pecah pada akhir
kala satu persalinan. KPD dialami oleh 80% wanita hamil dan
mengalami persalinan spontan dalam 24 jam.
5. Bloody show, plak lender disekresi serviks sebagai hasil proliferasi
kelenjar lender serviks pada awal kehamilan.
6. Lonjakanenergy, wanita hamil mengalami lonjakan energi 24 sampai
48 jam sebelum terjadinya persalinan. Ia akan merasa bersemangat,
setelah beberapa minggu dan hari merasa letih secara fisik dan
kelelahan akibat kehamilan.
7. Gangguan saluran cerna, ketika tidak ada penjelasan yang tepat untuk
diare, kesulitan mencerna, mual muntah, diduga hal-hal tersebut
merupakan gejala menjelang persalinan walaupun belum ada
penjelasan untuk hal ini.
2.1.3 Bentuk- bentuk Persalinan
Bentuk persalinan berdasarkan definisi adalah sebagai berikut:
a. Partus biasa (normal / spontan) adalah proses lahirnya bayi pada PBK
dengan tenaga ibu sendiri, tanpa bantuan alat-alat serta tidak melukai
ibu dan bayi yang umumnya berlangsung < 24 jam.
b. Persalina buatan / persalinan abnormal atau distosia, bila persalinan
berlangsung dengan bantuan dari luar sehingga bayi dapat di lahirkan
pervaginam (ekstraksi porceps / cunam, ekstraksi vakum dll) dan
perabdomen (SC).
c. Persalinan anjuran atau induksi persalinan bila persalinan mulai tidak
dengan sendirinya tetapi berlangsung setelah pemberian oksitosin atau
prostaglandin atau setelah pemecahan ketuban.
d. Persalinan lama bila persalinan berlangsung lebih dari 24 jam.
2.1.4 Teori Penyebab Mulainya Persalinan
Penyebab sebenarnya yang membuat persalinan di mulai masih belum
diketahui, tetapi ada beberapa faktor yang turut berperan dan saling terkait
antara lain :
1. Perubahan kadar hormone
Perubahan kadar hormone disebabkan oleh plasenta yang mengalami
penuaan, sehingga villi konugalis mengalami perubahan yang
mengakibatkan kadar progesterone menurun yang menyebabkan
relaksasi otot menghilang. Terjadi 1-2 mgg sebelum persalinan dimulai
kadar esterogen dan prostaglandin meninggi.
2. Distensi uterus
a. Serabut otot yang teregang sampai batas kemampuannya akan
bereaksi dengan mengadakan kontraksi.
b. Produksi dan pelepasan prostaglandin miometrium
c. Keadaan uterus yang semakin membesar menyebabkan iskemik
otot uterus sirkulasi uterus plasenta terganggu
3. Tekanan janin
Kalau janin sudah mencapai batas pertumbuhan di dalam uterus yang akan
menyebabkan :
a) Penurunan ketegangan pada dinding uterus
b) Stimulasi dinding uterus yang tegang tersebut hingga timbul
kontraksi
Faktor-faktor lain antara lain :
a) Penurunan tekanan secara mendadak ketika selaput amnion pecah
b) Gangguan emosional yang kuat (lewat korteks hipotalamus
hipofise) dapat menyebabkan pelepasan oksitosin.
4. Teori instansi mekanik
Di belakang serviks terdapat ganglion serviks (fleksus Franken houser).
Bila ganglion ini geser dan ditekan penurunan kepala janin maka dapat
menimbulkan kontraksi uterus.
2.1.5 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Persalinan
1. Power
Adalah tenaga yang mendorong keluar janin. Kekuatan yang
berguna untuk mendorong keluar janin adalah his, kontraksi otot –otot
perut, kontraksi diagfragma dan aksi ligamamnet, dengan kerja sama
yang baik dan sempurma. Ada dua power yang bekerja dalam proses
persalinan. Yaitu HIS dan Tenaga mengejan ibu. HIS merupakan
kontraksi uterus karena otot – otot polos bekerja dengan baik dan
sempurna, pada saat kontraksi, otot –otot rahim menguncup sehingga
menjadi tebal dan lebih pendek, Sedangkan tenaga mengejan ibu
adalah tenaga selain HIS yang membantu pengeluaran
2. Passanger
Faktor yang juga sangat mempengaruhi persalinan adalah faktor
janin.Meliputi sikap janin, letak janin, dan bagian terendah.Sikap janin
menunjukkan hubungan bagian –bagian janin dengan sumbu tubuh
janin, misalnya bagaimana sikap fleksi kepala, kaki, dan lengan.Letak
janin dilihat berdasarkan hubungan sumbu tubuh janin dibandingkan
dengan sumbu tubuh ibu. Ini berarti seorang janin dapat dikatakan
letak longitudinal ( preskep dan presbo), letak lintang, serta letak oblik.
Bagian terbawah adalah istilah untuk menunjukkan bagian janin apa
yang paling bawah.
3. Passage
Merupakan faktor jalan lahir, terbagi menjadi 2 yaitu :
- Bagian keras, bagian ini terdiri dari tulang panggul ( Os coxae, Os
Sacrum, Os Coccygis ), dan Artikulasi( Simphisis pubis, Artikulasi
sakro-iliaka, artikulasi sakro-kosigiu).
- Bagian lunak, jalan lunak yang berpegaruh dalam persalinan adalah
SBR, Serviks Utreri, dan vagina. Diamping itu otot – otot, jaringan
ikat, dan ligament yang menyokong alat – alat urogenital juga
sangat berperan penting dalam persalinan.
4. Psikis Ibu
Psikis ibu dalam persalinan akan sangat mempengaruhi daya kerja otot –
otot yang dibutuhkan dalam persalinan baik itu yang otonom maupun
yang sadar. Jika seorang ibu menghadapi persalinan dengan rasa
tenang dan sabar, maka persalinan akan terasa mudah untuk ibu
tersebut. Namun jika ia merasa tidak ingin ada kehamilan dan
persalinan, maka hal ini akan menghambat proses persalinan.
5. Penolong
Dalam persalinan, ibu tidak mengerti apa yang dinamakan dorongan ingin
mengejan asli atau yang palsu. Untuk itu, seorang mitra yang dapat
membantunya mengenali tanda gejala persalinan sangat dibutuhkan.
Tenaga ibu akan menjadi sia –sia jika saat untuk mengejan yang ibu
lakukan tidak tepat.
2.1.6 Mekanisme Penurunan Kepala
1. Penurunan (Kepala masuk PAP)
Kepala masuk melintasi pintu atas panggul (promontorium), sayap sacrum,
linea inominata, ramus superiorost pubis dan pinggir atas simpisis)
dengan sutura sagitalis melintang, dalam sinklitismus arah sumbu
kepala janin tegak lurus dengan bidang pintu atas panggul.dapat juga
terjadi keadaan :
Ø Asinklitismus anterior adalah arah sumbu kepala membuat sudut lancip
kepan dengan pintu atas panggul.
Ø Asinklitismus posterior adalah arah sumbu kepala membuat studut
lancip kebelakang dengan pintu atas panggul.
2. Fleksi
Fleksi yaitu posisi dagu bayio menempel dada dan ubun-ubun kecil rendah
dari ubun-ubun besar.kepala memasuki ruang panggul dengan ukuran
paling kecil (diameter suboksipitobregmatika = 9,5 ) dan di dasar
panggul kepala berada dalam fleksi maksimal.
3. Putar paksi dalam
Kepala yang turun menemui diapragma pelvis yang berjalan dari belakang
atas ke bawah depan.kombinasi elastisitas dipragma pelvis dan tekanan
intrauterin oleh his yang berulang-ulang mengadakan rotasi ubun-ubun
kecil berputar kearah depan di bawah simpisis.
4. Defleksi
Setelah kepala berada di dasar panggul dengan ubun-ubun kecil di bawah
simpisis (sebagai hipomoklion), kepala mengadakan defleksi berturut-
turut lahir bregma, dahi, muka dan akhirnya dagu.
5. Putar paksi luar
Gerakan kembali sebelum putaran paksi dalam terjadi, untuk
menyesuaikan kedudukan kepala dengan punggung anak.
6. Ekspulsi
Putaran paksi luar bahu melintasi pintu atas panggul dalam keadaan miring
dan menyesuikan dengan bentuk panggul, sehingga di dasar panggul,
apabila kepala telah lahir bahu berada dalam posisi depan belakang
dan bahu depan lahir dahulu, baru kemudian bahu belakang.
mekanisme persalinan fisiologis penting di pahami, bila ada
penyimpangan koreksi manual dapat di lakukan sehingga tindakan
operatif tidak dapat dilakukan (Rustam Mochtar,2012).
2.1.7 Tanda persalinan
Gejala inpartu menurut (Mochtar, 2000 ), yaitu:
a) Kekuatan his semakin sering terjaidi dan teratur dengan jarak
kontraksi yang semakin pendek.
b) Dapat terjadi pengeluaran pembawa tanda, yaitu pengeluaran lendir
bercampur darah.
c) Dapat disertai pecah ketuban
d) Pada pemeriksaan dalam dijumpai perubahan serviks yaitu:
perlunakan serviks, pendataran serviks, dan terjadi pembukaan
serviks.
2.1.8 Tahap Persalinan Normal
1. Kala 1 : Kala satu persalinan didefinisikan sebagai permulaan
kontraksi persalinan sejati, yang ditandai dengan perubahan serviks
yang progresif dan diakhiri dengan pembukaan lengkap ( 10 cm). Hal
ini sering dikatakan sebagai tahap pembukaan serviks ( Helen Varney
2007)
Fase Laten dimulai sejak pemukaan awal sampai dengan 4 cm
biasanya fase ini berlangsung kurang dari 8 jam. Sedangkan fase aktif
persalinan berlangsung ketika pembukaan 4 sampai dengan lengkap.
Dalam proses ini terjadi penurunan bagian terbawah janin.
2. Kala II : Kala II ditegakkan dengan melakukan pemeriksaan dalam
untuk memastikan sudah lengkap atau kepala janin sudah tampak di
vulva dengan diameter 5-6 cm.
3. Kala III : Penatalaksanaan aktif pada ala III (Pengeluaran aktif
plasenta) membantu menghindari terjadinya perdarahan pasca
persalinan. Penatalaksanaan aktif kala III meliputi : Pemberian
oksitosin dengan segera. Pengendalian tarikan pada tali pusat,
Pemijitan uterus segera setelah plasenta lahir.
4. Kala IV : Kala II adalah o menit sampai 2 jam setelah persalinan
plasenta berlangsung. Ini merupakan masa kritis bagi ibu, karena
kebanyakan wanita melahirkan kehabisan darah atau mengalami suatu
keadaan yang menyebabkan kematian pada kala IV ini. Bidan harus
terus memantau keadaan ibu sampai masa kritis ibu telah terlewati.
TINJAUAN KASUS
I. PENGKAJIAN
A. Data subjektif
1. Biodata
Identitas Ibu Suami
Lama : 7 hari
Siklus : 28 hari
Teratur/tidak : Teratur
Hamil ini
Keluhan : mual
Hasil pemeriksaan : KU baik, PP tes urin positif
Terapi : asam folat satu kali sehari
Penyuluhan yg didapat : pola makan sedikit tapi
sering
ANC TM II : 3 kali
bahaya kehamilan
ANC TM III : 3 kali
7. Riwayat KB
Ibu belum pernah menjadi peserta KB atau memakai KB apapun selama
menikah.
8. Riwayat Perkawinan
Menikah : 1 kali
Lama : 6 bulan
Usia pertama menikah : 21 tahun
9. Riwayat Psikososial
Ibu tinggal serumah dengan tiga orang yaitu suami, dan dua mertua.
Pengambilan keputusan dalam keluarga adalah suami. Hamil ini adalah
kehamilan yang sangat diharapkan, dukungan dari suami dan keluarga
sangat besar sekali.
10. Riwayat Budaya
Ibu mengikuti budaya Jawa dengan mengadakan syukuran kehamilan 7
bulanan
11. Pola Kebiasaan sehari-hari
No Pola Selama Inpartu
Kebiasaan
pauk
dan pus
3. Istirahat - Tidur siang : jarang
bersalin.
6. Seksual Tidak melakukan
B. Data objektif
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
BB : 60
TB : 157
TTV : TD : 110/70 mmHg
Nadi : 80 x/menit
RR : 20 x/menit
Suhu : 36,7 °C
2. Pemeriksaan Fisik
1. Inspeksi
Rambut : Bersih, tidak rontok, tidak bercabang, warna
: hitam
Wajah : Tidak oedem, tidak ada cloasma gravidarum,
tidak pucat
Mata : Conjunctiva merah muda, tidak pucat, sclera
putih, tidak ikterus, palpebra tidak oedem,
penglihatan baik
Hidung : Bersih, tidak ada polip, tidak ada pernafasan
cuping hidung, tidak ada pengeluaran
Telinga : Bersih, tidak ada serumen, simetris, bentuk
normal
Mulut : Gigi bersih, tidak ada stomatitis, tidak ada karies
gigi, mukosa bibir lembab, gusi tidak mudah
berdarah
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, limfe,
tidak ada bendungan vena jugularis, bentuk
normal
Dada : Bentuk payudara membesar simetris,
hiperpigmentasi areola mamae, puting susu
menonjol.
Abdomen :
Membesar sesuai usia kehamilan, tidak ada luka
bekas operasi, terdapat linea nigra terdapat
Genitalia striae lividae
:
Tidak oedem, tidak varises, tampak ada
pengeluaran pervaginam lendir bercampur
Anus : darah, tidak ada bekas luka perineum.
Tidak ada hemorrhoid, normal
Ekstremitas :
Atas Tidak ada oedem, bentuk simetris,tidak ada
cacat, tidak ada oedem, keadaan bersih, jari-
jari tangan lengkap tidak syndaktili tidak
Bawah polidaktili
Tidak ada oedem, tidak ada varises, bentuk
simetris,tidak ada cacat, tidak ada oedem,
keadaan bersih, jari-jari tangan lengkap tidak
syndaktili tidak polidaktili
2. Palpasi
Perut
Leopold I : TFU 3 jari bawah px, bagian fundus teraba
bulat, lunak, tidak melenting (bokong).
Leopold II : Di sebelah kanan teraba bagian kecil janin, di
sebelah kiri teraba panjang keras seperti papan
(punggung janin kanan-puka).
Leopold III : Presentasi Bagian terbawah teraba bulat,
melenting (kepala), kepala sudah masuk PAP
Leopold IV : konvergen
Variasi :-
Mc Donnald : TFU 34 cm
TBJ : 3565 gram
HIS : 3x/10’/35’’
Penurunan kepala : 3/5
3. Auskultasi
Punctum maximum : kiri bawah pusat
DJJ : 140 x/menit, regular, irregular
4. Pemeriksaan dalam
Tgl 06-08-2020 Pkl 14.45 WIB oleh Bidan Asih
v/v : Blood slym, tidak ada oedem, tidak ada varises,
tidak ada condiloma, tidak ada bekas luka
Ø : perineum
Eff : 6 cm
Ketuban : 50 %
Presentasi : Utuh
Hodge : Kepala
Denominator : II
Bagian kecil janin : UUK kidep
Cairan pada sarung :: Tidak teraba
tangan Lendir darah
5. Data Penunjang :
HB : 13,2 gr
HbsAg : -
HIV : Non reaktif
Rapid test : Non reaktif
VI. IMPLEMENTASI
Tanggal : 06 Agustus 2020 Jam : 15.20 WIB
Dx : G1P00000 UK 39- 40 minggu Inpartu kala I fase aktif , janin
T/H/I/U
1. Melakukan pendekatan secara terapeutik kepada ibu dan keluarga
2. Memberitahukan ibu tentang hasil pemeriksaan yang telah dilakukan
yaitu keadaan umum ibu dan keadaan janinnya baik.
3. Melakukan asuhan sayang ibu yang meliputi :
a. Memberi dukungan fisik, psikologis dan sosial
b. Mengatur posisi yang nyaman dan aman bagi ibu
c. Kebutuhan makanan dan cairan
d. Kebutuhan eliminasi
e. Pengurangan rasa nyeri
f. Keleluasaan untuk mobilisasi, termasuk ke kamar kecil
g. Penerapan prinsip Pencegahan Infeksi yang sesuai
4. Menganjurkan ibu untuk melakukan perubahan posisi sesuai dengan
keinginan ibu, jika ibu ingin di tempat tidur sebaiknya dianjurkan miring
ke kiri agar tidak mengganggu pernapasan ibu. Ibu sudah dalam posisi
yang nyaman.
5. Memberikan konseling posisi ibu dalam meneran yaitu posisi tegak lurus
(berdiri, jongkok, duduk). Pada saat kontraksi, dengan berdiri uterus
terangkat berdiri pada sumbu aksis pintu masuk panggul dan kepala
mendorong cerviks, sehingga intensitas kontraksi meningkat. Pada posisi
tegak tidak ada hambatan dari gerakan uterus. Sedangkan pada posisi
berbaring, otot uterus lebih banyak bekerja dan proses persalinan
berlangsung lebih lama.
6. Memonitor kemajuan persalinan dengan menggunakan partograf untuk
melaksanakan deteksi dini terhadap penyulit yang mungkin timbul
meliputi : tanda-tanda vital ibu, menghitung denyut jantung janin,
menghitung kontraksi uterus, melakukan pemeriksaan dalam, serta
mencatat produksi urine, aseton, dan protein
7. Melakukan persiapan pertolongan persalinan meliputi :
a. Ruang bersalin dan asuhan bayi baru lahir
b. Perlengkapan, bahan dan obat esensial
c. Rujukan (bila diperlukan)
d. Upaya pencegahan infeksi yang diperlukan
8. Melakukan tindakan 60 langkah APN
VII.EVALUASI
Tanggal : 06 Agustus 2020 Jam : 18.30 WIB
Dx : G1P00000 UK 39- 40 minggu Inpartu kala I fase aktif , janin
T/H/I/U
S : Ibu ingin meneran dan perutnya terasa semakin sering kenceng
O :-KU ibu baik, TTV : TD: 110 / 70 mmHg, N : 80 x/menit, RR :
20 x/menit, S : 36,7 °C.
- Genetalia :Perineum menonjol, vulva dan anus membuka,
keluar lendir darah, tekanan pada anus.
- His 4 x 10’/50
-Vt 10 cm, Eff 100 %, Kep HIII, Ket (-) Jernih DJJ (+) 140
x/menit
A : Inpartu kala II , janin tunggal hidup intra uteri
P : Melakukan pertolongan persalinan dengan 60 langkah APN
menurut MU. Tanggal 6 Agustus 2020 jam 19.10 wib bayi lahir
spontan segera menangis, gerak aktif, warna kulit kemerahan,
jenis kelamin laki-laki, kontraksi baik
Supriasih
Supriasih
Kala IV
Tanggal 06 Agustus 2020 Jam 19.40 WIB
S :Ibu lega bayi dan plasenta sudah lahir
O:
Plasenta lahir spontan diameter ± 15 cm, panjang tali pusat ± 48 cm, tebal ± 2
cm, perdarahan ± 150 cc, kontraksi uterus baik, TFU 2 jari dibawah pusat,
kandung kemih kosong, tidak ada laserasi.
A : P10001 Kala IV
P:
1. Memberitahu Ibu bahwa di daerah perineum tidak terdapat luka robekan,
ibu mengerti dan tampak senang.
2. Menilai ulang kontraksi uterus dan memastikan uterus teraba keras, uterus
teraba keras
3. Memperkirakan perdarahan, perdarahan ± 150 cc
4. Membersihkan ibu dengan air DTT dan mendekomentasi tempat
persalinan dengan larutan chlorine, peralatan terendam chlorine 0,5%
selama 10 menit.
5. Memotivasi keluarga untuk membantu memberikan ibu makan minum
serta tidak pantang makan agar ibu cepat sehat, ibu dan keluarga mengerti
6. Membersihka alat-alat yang sudh tidak digunakan, alat yang di gunakan
bersih
7. Melakukan TTV dalam batas normal.
8. Mencatat hasil observasi kedalam partograf, hasil tercatat di lembar
partograf.
Supriasih
2 Jam PP
Tanggal 06 Agustus 2020 Jam 21.45 WIB
S : Ibu lega bayinya telah lahir
O : K/u : Baik
TD : 110/70 mmHg
N : 88 x/menit
S : 36,4° C
RR : 18 x/menit
TFU : 2 jari bawah pusat, kontraksi baik, perdarahan ± 25c, lochea
rubra
A : P1001 2 jam post partum
P :
1. Membantu ibu untuk mobilisasi dini, ibu bisa duduk, berdiri, tidak pusing
2. Memberiahu ibu untuk makan dan minum, serta tidak pantang makan, ibu
mengerti
3. Mengobservasi TTV, kontraksi, kandung kemih, dan perdarahan setiap 15
menit pada 1 jam pertama dan setipa 30 menit pada satu jam kedua, TTV,
kontraksi uterus, perdarahan dalam batas normal, kandung kemih kosong.
4. Mengajari ibu cara meneteki dengan benar. Ibu bisa meragakannya.
5. Mencatat hasil observai kedalam partograf, hasil telah di catat.
6. Memberikan terapi pada ibu :
Amoxilin 500 mg 3x1
Asam mefenamat 300 mg 3 x1
Vitamin A 1x1 setelah bayi lahir dan 24 jam
Obat terminum setelah ibu makan
PENAPISAN IBU BERSALIN
N
PENYULIT YA TIDAK
O
7 Ikterus
8 Anemia berat
9 Tanda/gejala infeksi
12 Gawat janin