Anda di halaman 1dari 31

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEBIDANAN

NEONATUS DENGAN BBLR


Pada By. Ny. “V” Neonatus Kurang Bulan Lahir Spontan usia 0 hari
dengan BBLR di Ruang Neonatus RSUD Kertosono

Disusun Oleh :

1. Riska Nurmawati (1602460032)


2. Rossilawati (1602460036)
3. Regyna Istnaini B (1602460037)
4. Meydha Krista Pradina (1602460046)

KEMENTERIAN KESEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG
JURUSAN KEBIDANAN
PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN
TAHUN 2019
Lembar Pengesahan

Laporan Pendahuluan dan Asuhan Kebidanan Komprehensif/Essay


Pada :
Di :
Periode tanggal :
Telah disetujui oleh pembimbing

Kediri, ......................
Mengetahui,

Pembimbing Praktek Mahasiswa

( ) ( )
NIM.
NIP.

Dosen Pembimbing

( )
NIP.
FORMAT LAPORAN PENDAHULUAN

Nama Mahasiswa : .............................................................................................


NIM : .............................................................................................
Tempat Praktek : .............................................................................................
Tanggal :

A. Konsep Teori
- Definisi, Etiologi, Fisiologi/Patofisiologi, tanda gejala, penatalaksanaan, dll
B. Tinjauan Asuhan Kebidanan
C. Daftar Pustaka : literatur minimal 5 buku minimal terbitan 2006

Kediri, ....................

Mengetahui,

Pembimbing Praktek Mahasiswa

( ) ( )
NIP. NIM.

Dosen Pembimbing

( )
NIP.
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


World Health Organization (WHO) mendefinisikan Berat Badan Lahir Rendah
(BBLR) sebagai bayi yang terlahir dengan berat kurang dari 2500gram. BBLR masih
terus menjadi masalah kesehatan masyarakat yang signifikan secara global karena
efek jangka pendek maupun panjangnya terhadap kesehatan (WHO (2014). Pada
tahun 2011, 15% bayi di seluruh dunia (lebih dari 20 juta jiwa), lahir dengan BBLR
(UNICEF, 2013). Sebagian besar bayi dengan BBLR dilahirkan di negara berkembang
termasuk Indonesia, khususnya di daerah yang populasinya rentan (WHO, 2014).
BBLR bukan hanya penyebab utama kematian prenatal dan penyebab kesakitan. Studi
terbaru menemukan bahwa BBLR juga meningkatkan risiko untuk penyakit tidak
menular seperti diabetes dan kardiovaskuler di kemudian hari (WHO, 2014). Begitu
seriusnya perhatian dunia terhadap permasalahan ini hingga World Health Assembly
pada tahun 2012 mengesahkan Comprehensive Implementation Plan on Maternal,
Infant and Young Child Nutrition dengan menargetkan 30% penurunan BBLR pada
tahun 2025 (WHO, 2014). Di Indonesia sendiri persentase BBLR tahun 2013
mencapai 10,2% (Balitbangkes and Kemenkes RI, 2013), artinya, satu dari sepuluh
bayi di Indonesia dilahirkan dengan BBLR. Jumlah ini masih belum bisa
menggambarkan kejadian BBLR yang sesungguhnya, mengingat angka tersebut
didapatkan dari dokumen/catatan yang dimiliki oleh anggota rumah tangga, seperti
buku Kesehatan Ibu dan Anak dan Kartu Menuju Sehat. Sedangkan jumlah bayi yang
tidak memiliki catatan berat badan lahir, jauh lebih banyak. Hal ini berarti
kemungkinan bayi yang terlahir dengan BBLR jumlahnya jauh lebih banyak lagi.
Berdasarkan data Riskesdas tahun 2013, kejadian BBLR di Jawa Timur sendiri tidak
jauh berbeda dengan persentase nasional yaitu berada pada kisaran 10%. Kabupaten
Nganjuk sebagai salah satu kabupaten yang ada di Jawa Timur perlu mendapatkan
perhatian khusus karena jumlah kematian bayi dan balita pada 2 tahun 2012 di
kabupaten ini menempati peringkat kedua tertinggi di Jawa timur setelah Kabupaten
Jember (Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur, 2013). Lebih serius lagi, 46%
kematian bayi dan neonatus di Kabupaten Nganjuk pada tahun 2013 disebabkan oleh
BBLR (Dinas Kesehatan Kabupaten Nganjuk, 2013). Penyebab Bayi Baru Lahir
Rendah sangatlah kompleks, yakni yang di sebabkan oleh kehamilan kurang bulan,
bayi kecil untuk masa kehamilan atau kombinasi keduanya. Bayi kurang bulan adalah
bayi yang lahir sebelum umur kehamilan 37 minggu. Sebagian bayi kurang bulan
belum siap hidup di luar kandungan dan mendapatkan kesulitan untuk memulai
bernafas, menghisap, melawan infeksi dan menjaga tubuhnya agar tetap hangat.
Bayi berat lahir rendah (BBLR) juga dapat terjadi pada ibu hamil yang menderita
energi kronis yang mempunyai status gizi buruk. BBLR berkaitan dengan tingginya
angka kematian bayi dan balita, yang kemudian dapat berdampak serius pada kualitas
generasi mendatang, yaitu akan memperlambat pertumbuhan dan perkambangan anak,
serta berpengaruh pada penurunan kecerdasan.
Salah satu indikator untuk mengetahui derajat kesehatan masyarakat adalah angka
kematian bayi (AKB). Angka kematian bayi di Indonesia saat ini masih tergolong
tinggi.
Maka dari inilah kami mengambil kasus Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR), karena
BBLR merupakan salah satu penyebab terjadinya kematian pada bayi baru lahir. Dan
pada kasus neonatus BBLR memerlukan penanganan yang harus harus segera di
tangani.

1.2 Tujuan
1.2.1 Umum
Setelah membahas materi ini diharapkan mahasiswa mampu melakukan
perawatan dan asuhan kebidanan secara komprehensif kepada Bayi Berat Lahir
Rendah dengan pendekatan manajemen kebidanan.
1.2.2 Khusus
a. Dapat melakukan pengkajian pada kasus Bayi Berat Lahir Rendah.
b. Dapat merumuskan diagnosa.
c. Dapat menyusun rencana asuhan secara menyeluruh pada Bayi Berat Lahir
Rendah.
d. Melaksanakan tindakan secara menyeluruh sesuai dengan diagnosa dan
masalah pada Bayi Berat Lahir Rendah.
e. Dapat melakukan evaluasi dari diagnosa yang telah ditentukan sebelumnya.
1.3 Metode Pengumpulan data
Manajemen Kebidanan Komprehensif ini menggunakan metode pengumpulan data
sebagai berikut :
a. Wawancara

Yaitu metode pengumpulan data wawancara langsung responden yang diteliti,


metode ini diberikan hasil secara langsung dalam metode ini dapat digunakan
instrumen berupa pedoman wawancara kemudian daftar periksa atau cheklist.
b. Observasi

Yaitu cara pengumpulan data dengan cara melakukan pengamatan secara langsung
kepada responden penelitian untuk mencari perubahan atau hal-hal yang telah di
teliti.
c. Pemeriksaan Fisik
Yaitu pengumpulan data dengan cara melakukan pemeriksaan fisik pada klien
secara langsung meliputi inspeksi, palpasi, auskultasi dan perkusi untuk
mendapatkan data yang objektif.
d. Studi Kepustakaan

Yaitu pengumpulan data dengan jalan mengambil literatur dengan buku-buku serta
makalah.
1.4 Sistematika Penulisan
Halaman Judul
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan
1.2.1 Umum
1.2.2 Khusus
1.3 Metode Pengumpulan data
1.4 Sistematika Penulisan

BAB 2. TINJAUAN TEORI


2.1 Konsep Teori
2.1.1 Pengertian BBLR
2.1.2 Etiologi BBLR
2.1.3 Gambaran klinis BBLR
2.1.4 Klasifiksi BBLR
2.1.5 Patofisiologi BBLR
2.1.6 Penatalaksanaan BBLR
2.2 Tinjauan Asuhan Kebidanan
2.2.1 Konsep Manajemen Asuhan Varney
2.2.2 Pendokumentasian secara SOAP
2.2.3 Bagan alur berfikir varney dan pendokumentasian secara SOAP

BAB 3. TINJAUAN KASUS


3.1 Data Subyektif
3.2 Data Obyektif
3.1.1 Pemeriksaan fisik
3.1.2 Pemeriksaan penunjang
3.1.3 Program terapi (bila ada)
3.3 Analisis
3.4 Penatalaksanaan
BAB 4 PEMBAHASAN
BAB 5 PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB 2

TINJAUAN TEORI

2.1 Konsep Teori


2.1.1 Pengertian BBLR
Yang dimaksud dengan bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dalam
presentasi belakang kepala melalui vagina tanpa memakai alat, pada usia kehamilan
genap 37 minggu sampai dengan 42 minggu, dengan 2500-4000 gram, nilai apgar >7
dan tanpa cacat bawaan.
(Rukiyah, 2012 : 2)
Bayi baru lahir disebut juga dengan neonatus merupakan individu yang sedang
bertumbuh dan baru saja mengalami trauma kelahiran serta harus dapat melakukan
penyesuaian diri dari kehidupan intrauterine ke kehidupan ekstrauterin.

(Vivian, 2013 : 1)

Ciri-ciri BBL Normal :

1. Lahir aterm antara 37-42 minggu


2. Berat badan 2500-4000 gram
3. Panjang badan 48-52 cm
4. Lingkar dada 30-38 cm
5. Lingkar kepala 33-35 cm
6. Lingkar lengan 11-12 cm
7. Frekuensi denyut jantung 120-160x/menit
8. Pernafasan kurang lebih 40-60x/menit
9. Suhu tubuh kurang dari 360 – 37,50C
10. Kulit kemerah-merahan dan licin karena jaringan subkutan yang cukup
11. Rambut lanugo tidak terlihat dan rambut kepala biasanya telah sempurna
12. Kuku agak panjang dan lemas
13. Nilai APGAR > 7
14. Gerak aktif
15. Bayi lahir langsung menangis kuat
16. Refleks rooting (mencari putting susu dengan rangsangan taktil pada pipi
dan daerah mulut) sudah terbentuk dengan baik
17. Refleks sucking (isap dan menelan) sudah terbentuk dengan baik
18. Refleks morro (gerakan memeluk bila dikagetkan) sudah terbentuk dengan
baik
19. Refleks grasping (menggenggam) sudah baik
20. Genetalia

Pada laki-laki kematangan ditandai deengan testis yang berada pada


skrotum dan penis yang berlubang
Pada perempuan kematangan ditandai dengan vagina dan uretra yang
berlubang, serta adanya labia minora dan mayora
21. Eliminasi baik yang ditandai dengan keluarnya meconium dalam 24 jam
pertama dan berwarna hitam kecoklatan

(Vivian Nanny Lia Dewi, 2013: 2)

BBLR adalah bayi yang lahir dengan berat lahir kurang dari 2500 gram tanpa
memandang masa kehamilan. Berat lahir adalah berat bayi yang di timbang dalam 1
jam setelah lahir. Untuk keperluan bidan di desa berat lahir masih dapat di terima
apabila dilakukan penimbangan dalam 24 jam pertama setelah lahir.

Penyebab BBLR sangat kompleks. BBLR dapat di sebabkan oleh kehamilan


kurang bulan, bayi kecil untuk masa kehamilan atau kombinasi keduanya. Bayi
kurang bulan adalah bayi yang lahir sebelum umur kehamilan 37 minggu. Sebagian
bayi kurang bulan belum siap hidup di luar kandungan dan mendapatkan kesulitan
untuk memulai bernafas, menghisap, melawan infeksi dan menjaga tubuhnya agar
tetap hangat.

Bayi Kecil Masa Kehamilan (KMK) adalah bayi yang tidak tumbuh dengan
baik di dalam kandungan selama kehamilan. Ada 3 bayi yang termasuk dalam bayi
KMK, KMK lebih bulan, KMK cukup bulan, KMK kurang bulan. Bayi KMK cukup
bulan kebanyakan mampu bernafas dan menghisap dengan baik, sedangkan bayi
KMK kurang bulan kadang mampu bernafas dan menghisapnya lemah.

2.1.2 Etiologi BBLR


Penyebab kelahiran bayi berat badan lahir rendah,yaitu :

1. Prematur Murni
Premature Murni adalah neonatus dengan usia kehamilan kurang dari 37
minggu dan mempunyai berat badan yang sesuai dengan masa kehamilan atau
disebut juga neonatus preterm atau BBLR. Faktor-faktor yang dapat
menyebabkan terjadinya berat badan lahir rendah (BBLR) adalah :
a. Faktor Ibu
 Gizi saat hamil yang kurang
 Umur kurang dari 20 tahun atau diatas 35 tahun
 Jarak hamil dan bersalin terlalu dekat
 Penyakit menahun ibu : hipertensi, jantung, gangguan pembuluh darah
(perokok)
 Faktor pekerja yang terlalu berat
b. Faktor Kehamilan
 Hamil dengan hidramnion
 Hamil ganda
 Perdarahan antepartum
 Komplikasi hamil : pre-eklampsia / eklampsia, ketuban pecah dini.
c. Faktor Janin
 Cacat bawaan
 Infeksi-infeksi dalam rahim
d. Faktor Kebiasaan : pekerjaan yang melelahkan.
Karakteristik yang dapat ditemukan pada Premature Murni adalah :
- LK <33 cm, LD < 30 cm.
- Gerakan otot masih hipotonis.
- Umur kehamilan <37 minggu.
- Kepala lebih besar dari badan dan memiliki rambut tipis dan halus.
- Pernapasan belum normal dan sering terserang apnea.
- Kulit tipis, lanugo banyak terutama pada bagian dahi dan pelipis lengan.
- Genetelia belum sempurna, pada wanita labia minora belum tertutup oleh
labia mayora, pada laki-laki testis belum turun.
- Reflek menelan dan reflek batuk masih lemah.
2. Dismature
Dismatur (IUGR) adalah bayi baru lahir dengan berat badan kurang
dari berat badan seharusnya untuk masa kehamilan dikarenakan mengalami
gangguan pertumbuhan dalam kandungan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi BBLR pada dismatur adalah :

 Faktor ibu (HT, GGK, perokok, DM, toksemia, dan hipoksia ibu). Faktor
uteri dan plasenta (uterus bicornis, infark plasenta, insersi tali pusat).
 Faktor janin (kelainan kromosom, gamelli, cacat bawaan, infeksi dalam
kandungan)
 Penyebab lain : keadaan sosial ekonomi yang rendah.

2.1.3 Gambaran Klinis

Bayi lahir dengan berat lahir rendah mempunyai lemak dibawah kulit yang
sangat sedikit, karena beratnya kurang dari 2500 gram.

Tanda- Tanda Bayi Kurang Bulan:

1) Kulit tipis dan mengkilap


2) Tulang rawan telinga sangat lunak, karena belum terbentuk dengan
sempurna
3) Lanugo (rambut halus/ lembut) masih banyak ditemukan terutama pada
punggung
4) Jaringan payudara belum terlihat, putting masih berupa titik
5) Pada bayi prempuan labia mayora belum menutupi labia minora
6) Pada bayi laki-laki skorotum belum banyak lipatan, testis kadang belum
turun
7) Rajah telapak kaki kurang dari 1/3 bagian atau belum terbentuk
8) Kadang disertai dengan pernafasan tidak teratur
9) Aktifitas dan tangisannya lemah
10) Reflex menghisap dan menelan tidak efektif/lemah

Tanda-Tanda Bayi Kecil untuk Masa Kehamilan (KMK)


1) Umum bayi dapat cukup, kurang atau lebih bulan tetapi beratnya kurang
dari 2500 gram
2) Geraknya cukup aktif, tangisan cukup kuat
3) Kulit keriput, lemak bawah kulit tipis
4) Bila kurang bulan jaringan payudara kecil, putting kecil. Bila cukup bulan
payudara dan putting sesuai masa kehamilan
5) Bayi prempuan bila cukup bulan labia mayora menutupi labia minora
6) Pada bayi laki-laki mungkin testis sudah turun pada skorotum
7) Rajah telapak kaki lebih dari 1/3 bagian
8) Menghisap cukup kuat.

2.1.4 Klasifikasi BBLR

Berkaitan dengan penanganan dan harapan hidupnya bayi berat lahir


rendah dibedakan dalam beberapa macam, yaitu :

1. Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR), berat lahir 1500 gram-2500 gram.
2. Bayi Berat Lahir Sangat Rendah (BBLSR), berat lahir kurang dari 1500
gram.
3. Bayi Berat Lahir Ekstrem Rendah (BBLER) berat lahir kurang dari
1000 gram.

Sedangkan menurut WHO membagi Umur kehamilan dalam tiga


kelompok :

1. Preterm : kurang dari 37 minggu lengkap.


2. Aterm : mulai dari 37 minggu sampai kurang dari 42 minggu lengkap.
3. Post term : 42 minggu lengkap atau lebih.

2.1.5 Patofisiologi BBLR


Menurunnya simpanan zat gizi. Hampir semua lemak, glikogen, dan
mineral, seperti zat besi, kalsium, fosfor dan seng dideposit selama 8 minggu
terakhir kehamilan. Dengan demikian bayi preterm mempunyai peningkatan
potensi terhadap hipoglikemia, rikets dan anemia. Meningkatnya kkal untuk
bertumbuh. BBLR memerlukan sekitar 120 kkal/ kg/hari, dibandingkan
neonatus aterm yang hanya membutuhkan sekitar 108 kkal/kg/hari.
Belum matangnya fungsi mekanis dari saluran pencernaan. Koordinasi
antara isap dan menelan, dengan penutupan epiglotis untuk mencegah aspirasi
pneumonia, belum berkembang dengan baik sampai kehamilan 32-42 minggu.
Penundaan pengosongan lambung dan buruknya motilitas usus sering terjadi
pada bayi preterm. Kurangnya kemampuan untuk mencerna makanan. Bayi
preterm mempunyai lebih sedikit simpanan garam empedu, yang diperlukan
untuk mencerna dan mengabsorbsi lemak, dibandingkan bayi aterm. Produksi
amilase pankreas dan lipase, yaitu enzim yang terlibat dalam pencernaan lemak
dan karbohidrat juga menurun. Kadar laktase juga rendah sampai sekitar
kehamilan 34 minggu. Paru-paru yang belum matang dengan peningkatan kerja
bernafas dan kebutuhan kalori yang meningkat. Masalah pernafasan juga akan
mengganggu makanan secara oral.
Potensial untuk kehilangan panas akibat luasnya permukaan tubuh
dibandingkan dengan berat badan, dan sedikitnya lemak pada jaringan bawah
kulit memberikan insulasi. Kehilangan panas ini meningkatkan keperluan kalori.

2.1.6 Penatalaksanaan BBLR

1. Penanganan bayi.
Semakin kecil bayi dan semakin premature bayi. Maka semakin besar
perawatan yang diperlukan, karena kemungkinan terjadi serangan sianosis
lebih besar. Semua perawatan bayi harus dilakukan didalam inkubator.

2) Pelestarian suhu tubuh.


Untuk mencegah hipotermi diperlukan lingkungan yang cukup hangat
dan istirahat konsumsi O2 yang cukup. Bila dirawat dalam inkubator maka
suhunya untuk bayi dengan BB 2 kg adalah 35 0C dan untuk bayi dengan BB
2-2,5 kg adalah 340C, bila tidak ada inkubator hanya dipakai popok untuk
memudahkan pengawasan mengenai keadaan umum, warna kulit, pernafasan,
kejang dan sebagainya sehingga penyakit dapat dikenali sedini mungkin.

3) Inkubator
Prosedur perawatan dapat dilakukan melalui jendela atau lengan baju.
Sebelum memasukan bayi kedalam inkubator. Inkubator terlebih dahulu
dihangatkan sampai sekitar 29,40C untuk bayi dengan BB 1,7 kg dan 32,20C
untuk bayi yang lebih kecil.

4) Pemberian Oksigen
Konsentrasi O2 diberikan sekitar 30-35% dengan menggunakan head
box.

5) Pencegahan infeksi
Prosedur pencegahan infeksi adalah sebagai berikut :
 Mencuci tangan sampai kesiku dengan sabun dan air mengalir selama 2
menit.
 Mencuci tangan dengan zat antiseptic sebelum dan sesudah memegang
bayi.

6) Pemberian makanan.
Pemberian makanan sedini mungkin sangat dianjurkan untuk mencegah
terjadinya hipoglikemi dan hiperbilirubin. ASI merupakan pilihan utama,
dianjurkan untuk minum pertama sebanyak 1 ml larutan glukosa 5% yang
steril untuk bayi dengan berat badan kurang dari 1000 gram.

2.2 Tinjauan Asuhan Kebidanan


2.2.1 Konsep Manajemen Asuhan Varney

Konsep manajemen asuhan varney 7 langkah varney, langkah-langkahnya :


1. Pengumpulan data dasar secara komperhensif untuk mengkaji pasien
2. Pengembangan data dasar, interpretasi data menetukan diagnosa
3. Identifikasi masalah-masalah potensial atau diagnosa lain
4. Evaluasi kebutuhan intervensi segera
5. Perencanaan
6. Implementasi
7. Evaluasi/penilaian
 Langkah 1 (pertama) : Pengumpulan data dasar secara komperhensif
untuk mengkaji pasien

A. Data Subjektif
a. Identitas
Bila bayi dilahirkan di tempat bersalin yang persalinannya mungkin
lebih dari satu persalinan, maka sebuah alat pengenal yang efektif harus
diberikan kepada setiap bayi baru lahir. Identifikasi yang harus
tercantum: nama (bayi, nyonya) tanggal lahir, nomor bayi, jenis
kelamin, unit, nama lengkap ibu.
b. Pemeriksaan ANC
Dalam antenatal care harus diussahakan agar : wanita hamil, sampai
akhir kehamilan sekurang – kurangnya harus sama sehatnya atau lebih
sehat, adanya kelainan fisik atau psikologis harus ditemukan dini dan
diobati, wanita melahirkan tanpa kesulitan dan bayi yang dilahirkan
sehat pula fisik dan mental.
(Prawiroharjo, 2014)

c. Riwayat penyakit selama kehamilan


Perlu ditanyakan apakah ibu menggunakan obat – obat teratogenik,
terkene radiasi, atau ibfeksi virus pada trimester pertama.Juga
ditanyakan apakah ada kelainan bawaan pada keluarga.Di samping itu
perlu diketahui apakah ibu menderita penyakit yang dapat mengganggu
pertumbuhan janin, seperti diabetes mellitus, asma bronchial, dsb.
(IDAI, 2008)
d. Kebiasaan ibu selama hamil
Wanita yang terlalu banyak merokok melahirkan anak yang lebih
kecil. Obat teratogenik dapat menimbulkan kelainan organic pada bayi.
(Prawiroharjo, 2014)

e. Riwayat persalinan sekarang


Cairan amnion : diukur volumenya. Hidramnion (>2000ml)
dihubungkan dengan obstruksi traktus interstialis bagian atas,
anensefalus, bayi dari ibu diabetes atau eklamsi. Oligohidramnion
(<500ml) dihubungkan dengan agnesia ginjal ginjal bilateral atau
sindrom potter.
(IDAI, 2008)
B. Data Objektif
a. Pemeriksaan Umum Bayi
 Suhu : suhu BBL normal antara 36-37°C. (Prawiroharjo, 2009: 256)
Hipotermia pada BBL adalah suhu di bawah 36,5 ° C. Hipertermi
adalah peningkatan suhu tubuh > 37,5°C.

 Pernafasan : Frekuensi nafas normsl BBL adalah 40-60x/menit.


(IDAI, 2008)
 Bunyi jantung pada menit-menit pertama kira-kira 180/menit yang
kemudian turun sampai 140/menit – 120/menit.
(Prawiroharjo, 2014)
b. Pemeriksaan fisik
1) Kepala : Besar, bentuk, molding, sutura tertutup, melebar, kaput
suksedaneum, hematoma sefal, kraniotabes dan sebagainya.
2) Mata : Perdarahan subkonjungtiva, mata yang menonjol, katarak
dan lain-lain.
3) Telinga : Preaurical tag, kelainan daun/bentuk telinga.
4) Mulut : Labiokisis, labiognato palastoiskisis, tooth buds dan lain-
lain.
5) Leher : Hematoma sternokleidomastoideus, duktus tiruglosus,
higroma koli.
6) Dada : Bentuk, pembesaran buah dada, pernafasan, retraksi
intercostan, subkostal, sifoid merintih, pernafasan cuping hidung, bunyi
paru-paru/sonor, vasikuler, gronkial, dan lain-lain.
7) Jantung : Pulsasi, frekuensi bunyi jantung, kelainan bunyi jantung.
8) Abdomen : Membuncit (pembesaran hati, limpa, tumor, asites),
skafoid (kemungkinan bayi menderita hernia diafragmatika atau atresia
esofagi (tanpa fistula).
9) Tali pusat : Berdarah, jumlah pembuluh darah, tali pusat, warna dan
besar tali pusat, hernia di pusat atau diselangkang.
10) Alat kelamin : Tanda-tanda hematoma karena letak sungsang, testis
belum turun, fimosis adanya perdarahan/lendir dari vagina (vagina
discharge) besar dan bentuk klitoris dan labia menorah, atresia ani.
11) Tulang punggung : Spira gifida, pionidal sinus atau dimple
12) Anggota gerak : Fokomelia, sindataktili, polidaktili, fraktus,
paralysis, talipes dan lain-lain.
13) Keadaan neoromuskuler : Reflek moro, reflek gangguan, reflek
rooting, tonus otot, tremor
(Hanifa, 2009)
 Langkah II (kedua): Pengembangan data dasar, interpretasi data
menentukan diagnosa

Diagnosa : Neonatus Cukup Bulan / Neonatus Kurang Bulan usia .... hari
dengan ....
Masalah : Mungkin bayi baru lahir dengan BBLR. BBLR sesuai dengan
standar diagnosa, dan menjadi masalah yang perlu dikaji lebih lanjut untuk
menentukan rencana untuk menangani BBLR.
Kriteria Hasil:

1. Berat badan kurang dari 2500 gram


2. Panjang badan kurang dari 45 cm
3. Pernafasan tidak teratur
4. Hasil GDA adalah 86 mg/dl
5. Tangisan lemah
6. Kulit tipis transparan, rambut lanugo banyak, lemak kurang

 Langkah ke III (ketiga): Identifikasi Masalah-masalah potensial atau


diagnosa lain

Identifikasi masalah-masalah potensial atau diagnosa lain. Tahapan ini


penting untuk mengantisipasi masalah, pencegahan bila memungkinkan
guna keamanan pelayanan, contoh :
a. Tidak mau minum atau memuntahkan semua
b. Kejang
c. Bergerak hanya jika dirangsang
d. Napas cepat (≥ 60 kali/menit)
e. Napas Lambat (< 30 kali/menit)
f. Tarikan dinding dada kedalam yang sangat kuat
g. Merintih
h. Teraba demam (suhu aksila > 37,5 oC)
i. Terba dingin (suhu aksila < 36,5 oC)
j. Nanah yang banyak di mata
k. Pusar kemerahan meluas ke dinding perut
l. Diare
m. Tampak kuning pada telapak tangan dan kaki
n. Perdarahan

(Direktorat Jendral Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak Kementrian
Kesehatan RI, 2012: 22)

 Langkah ke IV (ke empat): Evaluasi kebutuhan intervensi segera

Lakukan asuhan kebutuhan segera berdasarkan acuan buku MTBM


(Manajemen Terpadu Bayi Muda)
 Langkah ke V (lima): Perencanaan
o Cuci tangan sebelum dan sesudah merawat bayi
o Observasi tanda-tanda vital dan tangisan bayi.
o Menjaga suhu tubuh bayi agar tetap hangat untuk mencegah
hipotermi, bayi dibungkus dengan dibedong dan dimasukkan dalam
inkubator.
o Melakukan pemeriksaan fisik bayi secara head to toe.
o Melakukan pemeriksaan kadar gula darah (GDA) setiap 24 jam sekali.
o Bonding attachment dan memberikan ASI sesering mungkin pada
bayi.
o Memberikan injeksi vit K 1 mg secara Intra Muscular pada paha kiri.
o Memberikan obat tetes mata pada bayi 1 tetes pada tiap-tiap mata.
o Merawat tali pusat dengan kasa kering.
o Memberikan tanda pengenal (Gelang bayi).
o Memberikan imunisasi Hb 0 pada bayi 1 jam setelah pemberian
injeksi vit K di paha kanan.
o Mengobservasi TTV : tangisan, suhu, dan aktivitas bayi setiap 15
menit
o Menjaga suhu dan menghangatkan bayi untuk mencegah hipotermi
dengan incubator setiap 4 jam
o Memberikan O2 1-3 liter / menit
o Mengobservasi pernapasan bayi
(Buku Standart Asuhan Kebidanan PDIB Provinsi Jatim, 2015)

 Langkah ke VI (keenam): Implementasi


o Cuci tangan sebelum dan sesudah merawat bayi
o Observasi tanda-tanda vital dan tangisan bayi.
o Menjaga suhu tubuh bayi agar tetap hangat untuk mencegah
hipotermi, bayi dibungkus dengan dibedong dimasukkan dalam
inkubator.
o Melakukan pemeriksaan fisik bayi secara head to toe.
o Melakukan pemeriksaan kadar gula darah (GDA) setiap 24 jam sekali.
o Bonding attachment dan memberikan ASI sesering mungkin pada
bayi.
o Memberikan injeksi vit K 1 mg secara Intra Muscular pada paha kiri.
o Memberikan obat tetes mata pada bayi 1 tetes pada tiap-tiap mata.
o Merawat tali pusat.
o Memberikan tanda pengenal (Gelang bayi).
o Memberikan imunisasi Hb 0 pada bayi 1 jam setelah pemberian
injeksi vit K di paha kanan.
o Melakukan perawatan lanjutan pada bayi dengan observasi suhu
tubuh bayi setiap 30 menit sekali dan observasi berat badan bayi
setiap 24 jam sekali.
o Setelah suhu tubuh bayi normal pantau suhu tubuh selama 12 jam, dan
ukur suhu setiap 2 jam.

 Langkah ke VII (ketujuh): Mengevaluasi.


o Cuci tangan sebelum dan sesudah merawat bayi, sudah dilakukan.
o Observasi tanda-tanda vital dan tangisan bayi, sudah dilakukan.
o Menjaga suhu tubuh bayi agar tetap hangat untuk mencegah
hipotermi, bayi dibungkus dengan dibedong, bayi sudah dibedong dan
dimasukkan kedalam inkubator.
o Melakukan pemeriksaan fisik bayi secara head to toe, pemeriksaan
fisik sudah dilakukan.
o Melakukan pemeriksaan kadar gula darah (GDA) setiap 24 jam sekali,
pemeriksaan GDA sudah dilakukan.
o Bonding attachment dan memberikan ASI sesering mungkin pada
bayi, ASI diberikan sesering mungkin.
o Memberikan injeksi vit K 1 mg secara Intra Muscular pada paha kiri,
Vit K sudah diberikan.
o Memberikan obat tetes mata pada bayi 1 tetes pada tiap-tiap mata,
sudah diberikan.
o Merawat tali pusat, tali pusat sudah dirawat dengan kasa steril kering.
o Memberikan tanda pengenal (Gelang bayi), sudah diberikan.
o Memberikan imunisasi Hb 0 pada bayi 1 jam setelah pemberian
injeksi vit K di paha kanan, sudah diberikan imunisasi Hb0.
o Melakukan perawatan lanjutan pada bayi dengan observasi suhu
tubuh bayi setiap 30 menit sekali dan observasi berat badan bayi
setiap 24 jam sekali, observasi dilakukan.
2.2.2 Pendokumentasian secara SOAP

Metoda dokumentasi dengan pendekatan SOAP disarikan dari proses


pemikiran penatalaksanaan manajemen kebidanan. SOAP digunakan untuk
mendokumentasikan asuhan pasien dalam rekam medis pasien sebagai catatan
kemajuan. SOAP adalah catatan yang bersifat sederhana, jelas, logis dan tertulis.
Metode SOAP juga dikenal dengan metoda 4 langkah yang terdiri dari :

S : Data Subjektif :

- Identitas
Apabila bayi yang lahir disuatu tempat bersalin lebih dari 1 harus diberi
identitas. Dengan menggunakan alat yang kebal terhadap air. Identitas
yang harus diberikan adalah nama (Bayi Nyonya), tanggal lahir, nomor
bayi, jenis kelamin, unit, nama lengkap ibu, nama ayah, agama ( sesuai
agama ibu ), alamat ( sesuai alamat ibu ).
- Riwayat Kehamilan
Kehamilan yang dikatakan fisiologis dan harus tetap waspada karena
kehamilan berisiko jatuh pada keadaan yang membahayakan pada ibu
dan janin.
- Keluhan utama
Keluhan yang paling dirasakan, misalnya bayi berat lahir rendah dengan
berat badan dibawah 2500 gram.
- Riwayat penyakit sekarang :
Misal Ibu PEB, lahir spontan, tetapi tidak menangis.
- Penilaian segera setelah lahir :
Sesuai dengan tindakan persalinan, misalnya spontan, sectio cessarea,
dll.
- Natal :
Tulis jenis persalinan, misalnya spontan, spontan bracth, dll.
- Post natal :
Tulis keadaan ibu setelah melahirkan, melaksanakan inisiasi menyusu
dini, mendapatkan vit K, mendapat salep mata.
- Imunisasi :
Imunisasi yang diberikan segera setelah lahir.
- Riwayat persalinan sekarang
Cairan amnion : diukur volumenya. Hidramnion (>2000ml) dihubungkan
dengan obstruksi traktus interstialis bagian atas, anensefalus, bayi dari
ibu diabetes atau eklamsi. Oligohidramnion (<500ml) dihubungkan
dengan agnesia ginjal ginjal bilateral atau sindrom potter. (IDAI, 2008:
74).

O Data Objektif :

a. Pemeriksaan Umum Bayi


 Berat badan : Berat badan normal bayi baru lahir adalah 2500-4000
gram.
 Suhu : suhu BBL normal antara 36-37°C. (Prawiroharjo, 2014: 256)
Hipotermia pada BBL adalah suhu di bawah 36,5 ° C. Hipertermi
adalah peningkatan suhu tubuh > 37,5°C.

 Pernafasan : Frekuensi nafas normal BBL adalah 40-60x/menit. (IDAI,


2008: 81-89)
 Bunyi jantung pada menit-menit pertama kira-kira 180/menit yang
kemudian turun sampai 140/menit – 120/menit. (Prawiroharjo, 2014 :
256)
b. Pemeriksaan fisik

1) Kepala : Besar, bentuk, molding, sutura tertutup, melebar, kaput


suksedaneum, hematoma sefal, kraniotabes dan sebagainya.
2) Mata : Perdarahan subkonjungtiva, mata yang menonjol, katarak
dan lain-lain.
3) Telinga : Preaurical tag, kelainan daun/bentuk telinga.
4) Mulut : Labiokisis, labiognato palastoiskisis, tooth buds dan lain-
lain.
5) Leher : Hematoma sternokleidomastoideus, duktus tiruglosus,
higroma koli.
6) Dada : Bentuk, pembesaran buah dada, pernafasan, retraksi
intercostan, subkostal, sifoid merintih, pernafasan cuping hidung,
bunyi paru-paru/sonor, vasikuler, gronkial, dan lain-lain.
7) Jantung : Pulsasi, frekuensi bunyi jantung, kelainan bunyi jantung.
8) Abdomen : Membuncit (pembesaran hati, limpa, tumor, asites),
skafoid (kemungkinan bayi menderita hernia diafragmatika atau
atresia esofagi (tanpa fistula).
9) Tali pusat : Berdarah, jumlah pembuluh darah, tali pusat, warna dan
besar tali pusat, hernia di pusat atau diselangkang.
10) Alat kelamin : Tanda-tanda hematoma karena letak sungsang, testis
belum turun, fimosis adanya perdarahan/lendir dari vagina (vagina
discharge) besar dan bentuk klitoris dan labia menorah, atresia ani.
11) Tulang punggung : Spira gifida, pionidal sinus atau dimple.
12) Anggota gerak : Fokomelia, sindaktili, polidaktili, fraktus, paralysis,
talipes dan lain-lain.
13) Keadaan neoromuskuler : Reflek moro, reflek gangguan, reflek
rooting, tonus otot, tremor.
A Analisa/Assessment :
Adalah kesimpulan permasalahan yang diperoleh dan memerlukan
penyelesaian. Misalnya :
Diagnosa : Neonatus Cukup Bulan / Neonatus Kurang Bulan usia .... hari
dengan ....

P Penatalaksanaan :

Berisi tindakan kebidanan yang dilaksanakan mengacu pada


penatalaksanaan dan evaluasi yang di dapat, misalnya :
o Cuci tangan sebelum dan sesudah merawat bayi
o Observasi tanda-tanda vital dan tangisan bayi.
o Menjaga suhu tubuh bayi agar tetap hangat untuk mencegah
hipotermi, bayi dibungkus dengan dibedong dan dimasukkan dalam
inkubator.
o Melakukan pemeriksaan fisik bayi secara head to toe.
o Melakukan pemeriksaan kadar gula darah (GDA) setiap 24 jam sekali.
o Bonding attachment dan memberikan ASI sesering mungkin pada
bayi.
o Memberikan injeksi vit K 1 mg secara Intra Muscular pada paha kiri.
o Memberikan obat tetes mata pada bayi 1 tetes pada tiap-tiap mata.
o Merawat tali pusat dengan kasa kering.
o Memberikan tanda pengenal (Gelang bayi).
o Memberikan imunisasi Hb 0 pada bayi 1 jam setelah pemberian
injeksi vit K di paha kanan.
o Mengobservasi TTV : tangisan, suhu, dan aktivitas bayi setiap 15
menit
o Menjaga suhu dan menghangatkan bayi untuk mencegah hipotermi
dengan incubator setiap 4 jam
o Memberikan O2 1-3 liter / menit
o Mengobservasi pernapasan bayi
(Buku Standart Asuhan Kebidanan PDIB Provinsi Jatim, 2015)

Manajemen penatalaksanaan bayi berat lahir rendah :


1. Penanganan bayi.
Semakin kecil bayi dan semakin premature bayi. Maka semakin
besar perawatan yang diperlukan, karena kemungkinan terjadi
serangan sianosis lebih besar. Semua perawatan bayi harus
dilakukan didalam inkubator.
2. Pelestarian suhu tubuh.
Untuk mencegah hipotermi diperlukan lingkungan yang cukup
hangat dan istirahat konsumsi O2 yang cukup. Bila dirawat dalam
inkubator maka suhunya untuk bayi dengan BB 2 kg adalah 35 0C
dan untuk bayi dengan BB 2-2,5 kg adalah 34 0C, bila tidak ada
inkubator hanya dipakai popok untuk memudahkan pengawasan
mengenai keadaan umum, warna kulit, pernafasan, kejang dan
sebagainya sehingga penyakit dapat dikenali sedini mungkin.
3. Inkubator
Prosedur perawatan dapat dilakukan melalui jendela atau lengan
baju. Sebelum memasukan bayi kedalam inkubator. Inkubator
terlebih dahulu dihangatkan sampai sekitar 29,40C untuk bayi
dengan BB 1,7 kg dan 32,20C untuk bayi yang lebih kecil.
4. Pemberian Oksigen
Konsentrasi O2 diberikan sekitar 30-35% dengan menggunakan
head box.
5. Pencegahan infeksi
Prosedur pencegahan infeksi adalah sebagai berikut :
 Mencuci tangan sampai kesiku dengan sabun dan air mengalir
selama 2 menit.
 Mencuci tangan dengan zat antiseptic sebelum dan sesudah
memegang bayi.

6. Pemberian makanan.
Pemberian makanan sedini mungkin sangat dianjurkan untuk
membantu terjadinya hipoglikemi dan hiperbilirubin. ASI
merupakan pilihan utama, dianjurkan untuk minum pertama
sebanyak 1 ml larutan glukosa 5% yang steril untuk bayi dengan
berat badan kurang dari 1000 gram.
2.2.3 Bagan alur berfikir Varney dan pendokumentasian secara SOAP

Alur Pikir Bidan Pencatatan dari Asuhan Kebidanan

Proses Manajemen
Pendokumentasian Asuhan Kebidanan
Kebidanan

SOAP NOTES

Subjektif dan Objektif

Assasment/Diagnosa

Penatalaksanaan :

- Konsul
- Tes Diagnostik/lab
- Rujukan
- Pendidikan/konseling
- Follow Up
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG
JURUSAN KEBIDANAN
PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN KEDIRI
Jl. KH. Wakhid Hasyim No. 64 B Telp. (0354) 773095 – 772833
Website : http://www.poltekkes-malang.ac.id Fax. (0354) 778340
Email : direktorat@poltekkes-malang.ac.id Kediri 64114

FORMAT ASUHAN KEBIDANAN PADA PERINATALOGI

Pengkajian
A. DATA SUBYEKTIF
Biodata
Nama : By. Ny. “V” Tanggal Pengkajian : 14-10-2019
Umur : 0 hari Jam Pengkajian : 13.00 WIB
Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Nama ayah : Tn. “H”
No reg : 19170809
Ruangan : Ruang Neonatus RSUD Kertosono
Tanggal MRS : 14-01-2019
Tanggal KRS : 17-01-2019
Diagnosis Medis :
Cara masuk :

Datang Sendiri Rujukan dari : Kamar Bersalin (VK)

Diagnose :

1. Keluhan utama : Saat Pengkajian bayi mengalami hipotermi


2. Riwayat penyakit sekarang : Tidak ada
3. Jenis persalinan : Spontan
4. Penilaian Segera Setelah Lahir : AS = 7-8
5. Berat Badan : 1950 gram
6. Panjang Badan : 44 cm
7. Usia Kehamilan : 35-36 minggu
8. Ketuban

Pecah dini jam : ......................... jelas ...............

Tidak pecah dini warna : jernih, keruh, meconeal

Lain lain

9. Riwayat ketuban dan kelahiran :

Antenatal : dokter / bidan / puskesmas / RS / dll

Berapa kali : 7 kali

Dokter Bidan Puskesmas

Rumah Sakit Lain-lain


10. NATAL : Bayi lahir pada tanggal 14 Januari 2019 jam 09.45 WIB, dengan
jenis kelamin Laki-laki, persalinan secara spontan dengan indikasi PER, bayi
langsung menangis kuat, bergerak aktif, kulit kemerahan, dengan BB 1950
gram, PB 44 cm, LK 30 cm, LLA 10 cm, Lperut 28 cm, LD 26 cm.
11. Post Natal: Setelah lahir bayi dibawa ke Ruang Neonatus, diagnosa BBLR,
reflek menghisap kuat dan menelan baik, bayi mendapat suntikan vitamin K 1
mg.
12. Imunisasi : Belum diimunisasi Hb 0 karena berat badan kurang dar 2500 gram

13. Riwayat kesehatan keluarga : Contreng di kolom yang sesuai

YA TIDAK YA TIDAK Sebutkan

DM V HIPERTENSI V Lain- -
lain

TBC V HEPATITIS V Lain- -


lain

B. DATA OBYEKTIF
1. Pemeriksaan fisik

a. Keadaan umum : cukup / baik/ lemah

Suhu : suhu aksilar 36,1 °C


Nadi : 151 x/menit
Pernafasan : 48 x/menit
Berat badan : 1950 gram
Panjang badan : 44 cm
Lingkar kepala : 30 cm
Lingkar lengan : 10 cm
Lingkar perut : 28 cm
Lingkar dada : 26 cm

b. Kesadaran : Mata terbuka, menangis kuat, bergerak aktif

c. Kepala : Simetris, tidak ada kelainan, tidak ada caput


I. Rambut : Rambut tipis, Rambut Kotor, Rambut tidak kering, Rambut
tidak jarang
II. Mata : Normal, Simetris, Tidak anemis, Sklera tidak ikterik,
Konjungtiva tidak anemis, Mata tidak merah
III. Wajah : Normal, Tidak ikterus, tidak pucat
IV. Telinga : Normal, daun telinga lengkap, simetris, tidak ada sekret,
tidak radang, tidak perdarahan
V. Hidung : Normal, tidak ada pernapasan cuping hidung
VI. Mulut : Normal, bibir tampak kering, tidak ada labiopalatoskisis,
bibir bersih, lidah bersih
VII. Leher : Normal, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, dan tidak ada
bendungan pada vena jugularis, tidak ada kaku kuduk

d. Thorak

Gerak Nafas : Relaksasi otot dada normal

Bentuk : Normal chest


Irama nafas : Reguler RR = 48x/menit

Payudara : Tidak ada ronchi, tidak ada wheezing, puting hanya


berupa titik

Jantung : Reguler

e. Abdomen

Inspeksi : Bentuk normal, tidak acites, tali pusat segar, tidak berdarah, tidak
infeksi

Palpasi : Tidak ada massa, tidak fecalit, tidak distensi, tidak ada pembesaran
hepar

Perkusi : Tidak Kembung

Auskultasi : -

f. Genetalia

Labia : Labia mayora menutupi labia minora, tidak ada perdarahan, tidak
oedema

g. Anus : Berlubang, tidak atresia ani, tidak perdarahan


h. Kulit : Terdapat lanugo, terdapat verniks scareosa, tidak ada kelainan
i. Extermitas

Atas : Normal, gerak aktif, tidak polidaktili, tidak sindaktili, tidak


oedema, tidak fraktur

Bawah : Normal, gerak aktif, tidak polidaktili, tidak sindaktili, tidak


oedema, tidak fraktur.

j. Neurologi

YA TIDAK YA TIDAK

KAKU V KEJANG V
KUDUK

MUNTAH V PANAS V

k. Reflek Bayi :
Rooting (Mencari arah sentuhan) : Ada, Kuat
Sucking (Menghisap) : Ada, Kuat
Moro (Mengagetkan) : Ada, Lemah
Graff (Menggenggam) : Ada, Kuat
Swallowing (Menelan) : Ada, Kuat
14. Pemeriksaan Penunjang

Laborat : (-)

Foto : (-)

Lain-lain : (-)
C. ANALISA / INTEPRETASI DATA
Diagnosa : Neonatus Kurang Bulan lahir spontan usia 0 hari dengan BBLR

D. PENATALAKSANAAN
Tanggal : 14-01-2019 Jam : 13.00 WIB

1. 13.00 WIB Mencuci tangan sebelum dan sesudah merawat bayi.


Cuci tangan sudah dilakukan
2. 13.02 Melakukan observasi tanda-tanda vital dan tangisan bayi dan melakukan
pemeriksaan fisik secara head to toe.
Bayi menangis kuat, bergerak aktif, kulit kemerahan, pemeriksaan fisik sudah
dilakukan
3. 13.10 WIB Menjaga kehangatan bayi dengan mencegah kehilangan panas
secara radiasi, evaporasi, konduksi, dan konveksi
Bayi dihangatkan didalam inkubator dengan suhu 350C
4. 13.15 WIB Melakukan perawatan tali pusat untuk mencegah terjadinya infeksi
Perawatan tali pusat sudah dilakukan
5. 13.18 WIB Melakukan Pemeriksaan GDA setiap 24 jam sekali
Pemeriksaan GDA sudah dilakukan
6. 13.20 WIB Memberikan tanda pengenal berupa gelang pada bayi.
Gelang sudah dipasang pada lengan tangan kanan bayi.
7. Intake infus D10 10tpm, bayi disusui oleh ibunya
8. Melakukan Pemeriksaan TTV setiap 15 menit sampai suhu bayi menjadi stabil
Pemeriksaan TTV sudah dilakukan setiap 15 menit dengan Hasil :
- 13.15 WIB : S=35, 80C, Nadi = 151x/m, RR=48x/m
- 13.30 WIB : S=36, 00C, Nadi = 148x/m, RR=46x/m
- 13.45 WIB : S=36, 30C, Nadi = 150x/m, RR=50x/m
- 14.00 WIB : S=36, 40C, Nadi = 149x/m, RR=48x/m
- 14.15 WIB : S=36, 70C, Nadi = 152x/m, RR=51x/m
- 14.30 WIB : S=36, 80C, Nadi = 150x/m, RR=50x/m
Saat suhu bayi sudah stabil, melakukan observasi setiap 3 jam sekali.

Kediri, ….........................

Pembimbing Praktik Mahasiswa

…................................................. …...................................................
NIP. NIM.

Dosen Pembimbing

....................................................
NIP.

BAB 4
PEMBAHASAN
BAB 5

PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dalam presentasi belakang kepala
melalui vagina tanpa memakai alat, pada usia kehamilan 37 minggu sampai dengan
usia 42 minggu, dengan berat badan 2500-4000 gram. Nilai APGAR >7 dan tanpa
cacat bawaan. Perubahan fisiologis pada Bayi Baru Lahir antara lain adalah perubahan
pada sistem pernapasan, peredaran darah, pengaturan suhu tubuh, metabolisme
glukosa, dll. Selain itu penanganan BBL meliputi penilaian awal, pencegahan
kehilangan panas, pemotongan dan perawatan tali pusat, Inisiasi Menyusu Dini,
pencegahan perdarahan, pencegahan infeksi mata, pemberian imunisasi, pemberian
indentitas, anamnesis dan pemeriksaan fisik.

BBLR adalah bayi yang lahir dengan berat lahir kurang dari 2500 gram tanpa
memandang masa kehamilan. Berat lahir adalah berat bayi yang di timbang dalam 1
jam setelah lahir. Untuk keperluan bidan di desa berat lahir masih dapat di terima
apabila dilakukan penimbangan dalam 24 jam pertama setelah lahir.

Penyebab BBLR sangat kompleks. BBLR dapat di sebabkan oleh kehamilan


kurang bulan, bayi kecil untuk masa kehamilan atau kombinasi keduanya. Bayi
kurang bulan adalah bayi yang lahir sebelum umur kehamilan 37 minggu. Sebagian
bayi kurang bulan belum siap hidup di luar kandungan dan mendapatkan kesulitan
untuk memulai bernafas, menghisap, melawan infeksi dan menjaga tubuhnya agar
tetap hangat.

5.2 Saran
5.2.1 Bagi Mahasiswa
Hendaknya mampu menetapkan pengetahuan yang diterima dibangku kuliah
dengan kasus yang ditemui dilapangan sehingga dapat memberikan asuhan yang
menyeluruh kepada klien
5.2.2 Bagi Lahan Praktek
Hendaknya lebih meningkatkan mutu dan kualitas pelayanan kepada klien agar
terpenuhi pelayanan yang sesuai kebutuhan klien dan terjadi peningkatan
cakupan pelayanan.
5.2.3 Bagi Institusi
Hendaknya lebih memberikan arahan dan bimbingan pada peserta didik dalam
melaksanakan praktek dilapangan.
DAFTAR PUSTAKA

IDAI. 2008. Buku Ajar Neonatologi. Jakarta : Badan Penerbit IDAI.

Modul. 2007. Depatermen Kesehatan Republik Indonesia, Indonesia Sehat 2010.

Nanny Lia Dewi, Vivian. 2013. Asuhan Bayi dan Anak Balita.Jakarta : Salemba Medika

Prawirohardjo, Sarwono. 2014. Ilmu Kebidanan. Jakarta : YBP:SP

Winkjosastro, Hanifa. 2009. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawiroharjo
Ballard Skor

Anda mungkin juga menyukai