Anda di halaman 1dari 33

PEDOMAN

PELAYANANAN KESEHATAN IBU DAN


ANAK
POLI KIA PUSKESMAS BALONGSARI
SURABAYA
DAFTAR ISI

BAB I ANC...........................................................................................................................
BAB II NIFAS ........................................................................................................................
BAB III ASUHAN BAYI BARU LAHIR/NEONATUS NORMAL (0-28 HARI)……...
.................................................................................................................................................
BAB IV IMUNISASI ...........................................................................................................
BAB V KB………………………………………………………………………………….
BAB I
ANC

A. Definisi
Antenatal care adalah pemeriksaan kehamilan pada ibu hamil untuk
melakukan kunjungan antenatal komprehensif yang berkualitas minimal 4x selama 9
bulan, terdiri dari kunjungan trimester 1: sebanyak 1x, Trimester II: sebanyak 1x, dan
trimester III: sebanyak 2x. Termasuk minimal 1x kunjungan diantar suami atau
anggota keluarga, selain itu dianjurkan untuk memeriksakan diri ke dokter 1x untuk
deteksi kelainan medis.(Buku Kesehatan Ibu dan Anak Kementrian kesehatan RI
362.198.2.ind.b)
1.1 Persiapan sarana pra sarana :
a. Sarana :
1. Ruang tunggu
2. Tempat tidur/bed pasien yang nyaman
3. Selimut dan bantal
4. Ruangan pemeriksaan yang nyaman dan tertutup

b. Alat :
1. Timbangan
2. Pengukur tinggi badan
3. Termometer
4. Jam tangan
5. Doppler
6. Metlin/meteran
7. Stetoskop
8. Tensimeter
9. Hammer
10. Senter
11. Jangka panggul
12. Status ibu hamil
13. Buku KIA
14. Buku register kohort ibu
15. Format Laboratorium
c. Bahan :
1. Sarung tangan
2. Gel Doppler
3. Kapas DTT
4. Alkohol 70%
5. Spuit 3cc
6. Larutan klorin 0,5%
1.2 Pelayanan pemeriksaan kehamilan yang meliputi 10 T :

1. Pengukuran tinggi badan, penimbangan berat badan


2. Pengukuran tekanan darah (tensi)
3. Pengukuran lingkar lengan atas (LILA)
4. Pengukuran tinggi rahim (TFU)
5. Penentuan letak janin (presentasi janin) dan perhitungan denyut jantung janin.
6. Penentuan status imunisasi Tetanus Toksoid (TT)
7. Pemberian Tablet penambah darah (Fe)
8. Tes Laboratorium meliputi : Hb, Albumin, Reduksi, PITC, RPR
9. Konseling atau penjelasan
10. Tata laksana atau diberikan pengobatan

1.3 Langkah–langkah pemeriksaan ANC :

1. Mempersiapkan alat dan bahan yang akan dipergunakan


2. Memanggil pasien sesuai dengan nomer urut status
3. Menyambut pasien dan mempersilahkan untuk duduk dengan 5S
4. Melakukan anamnesa pasien sesuai dengan jadwal kunjungan (pasien baru atau
pasien lama)
5. Melakukan pemeriksaan Berat badan, tinggi badan, tekanan darah, LILA
6. Membantu ibu untuk berbaring di tempat tidur/bed pasien
7. Melakukan pemeriksaan head to toe (pasien kunjungan pertama)
o Pemeriksaan daerah muka
1) Beritahu ibu untuk pemeriksaan muka
2) Kulit muka (ada bengkak/tidak)
3) Bibir
4) Pemeriksaan gigi (gigi berlubang, caries)
o Pemeriksaan leher
1) Beritahu ibu untuk pemeriksaan leher
2) Pembesaran vena jugularis
3) Pemeriksaan tyroid
a) Pemeriksaan berada di depan ibu, kemudian perhatikan apakah
terdapat pembesaran pada leher bagian depan ketika kepala dalam
posisi biasa, dan ketika kepala pada posisi tengadah
b) Pemeriksaan berada di belakang ibu, raba leher bagian depan
(pada kelenjar tyroid), kemudian ibu diminta menelan, tentukan
apakah kelenjar tyroid teraba atau tidak
o Pemeriksaan suhu, nadi, respirasi
o Pemeriksaan payudara
1) Beritahu ibu untuk pemeriksaan payudara
2) Palpasi untuk menemukan benjolan
a) Tekankan telapak tangan pada sisi luar payudara kiri dan bergeser
secara perlahan puting, rasakan apakah ada benjolan atau tidak
b) Ulangi dari sisi bagian dalam ke arah puting payudara kiri
c) Lakukan yang sama pada payudara kanan
d) Beritahu ibu hasilnya
3) Periksa puting susu
a) Tertarik kedalam
b) Retak-retak (regaden)
c) Perhatikan cairan yang keluar dari puting susu
o Pengukuran tinggi fundus uteri
a) Beritahu ibu untuk pemeriksaan tinggi fundus uteri
b) Beritahu ibu gunanya pemeriksaan
c) Tentukan batas atas sympisis pubis dengan ujung jari tangan
kanan
d) Tanpa merubah posisi ujung jari tangan kanan di sympisis pubis
letakkan titik nol ujung pita pengukur pada batas sympisis pubis,
ditahan dengan ujung jari tangan kanan
e) Tarik pita pengukur dengan tangan kanan kiri sampai batas atas
fundus uteri (pastikan fundus uteri tidak dalsm keadaan
kontraksi)
f) Tentukan tinggi fundus uteri
g) Tentukan pertumbuhan janin
h) Beritahu ibu untuk tentang pertumbuhan janinnya
o Menentukan letak janin
1) Leopold I
a) Beritahu ibu untuk pemeriksaan letak janin
b) Pemeriksaan menghadap ibu
c) Letakkan kedua telapak tangan pada kedua sisi fundus uteri
d) Tentukan tinggi fundus uteri
e) Tentukan bagian janin yang ada dalam fundus uteri
2) Leopold II
a) Kedua telapak tangan meraba sisi rahim
b) Rahim didorong ke satu sisi sambil meraba bagian janin yang
berada di sisi tersebut
c) Lakukan ke sisi lain
d) Tentukan letak punggung janin
3) Leopold III
a) Tangan kanan diletakkan di atas sympisis dengan ibu jari
disebelah kanan dan empat jari disebekah kiri sambil menggoyang
bagian bawah janin ke kiri dan ke kanan
b) Tentukan letak bagian bawah janin
4) Leopold IV
a) Pemeriksaan membelakangi ibu
b) Kedua telapak tangan meraba bagian janin yang terletak di
sebelah bawah dan seberapa jauh bagian tersebut telah masuk ke
dalam pintu atas panggul
c) Tentukan bagian janin yang berada di bawah
d) Perkirakan apakah ada disproporsi kepala janin dengan panggul
e) Tentukan seberapa jauh bagian bawah janin tersebut telah masuk
pintu atas panggul
f) Beritahu ibu hasilnya
o Pemeriksaan denyut jantung janin
a) Beritahu ibu untuk pemeriksaan denyut jantung janin
b) Posisi pemeriksa menghadap ke kepala ibu
c) Lenex diletakkan tegak lurus pada dinding perut di bagian
punggung janin sambil meraba denyut nadi ibu pada pergelangan
tangan, punctum maksimum
d) Bedakan denyut jantung dengan denyut nadi ibu
e) Hitung denyut jantung janin (selang 5 detik sebanyak 3 kali) atau
selama satu menit penuh
f) Tentukan apakah normal atau tidak (lambat/cepat)
g) Beritahu ibu hasilnya
o Pemeriksaan daerah perut
a) Beritahu ibu untuk pemeriksaan daerah perut
b) Perabaan pada daerah hati
c) Perabaan pada daerah limpa
d) Beritahu ibu hasilnya
o Pemeriksaan genetalia
a) Menanyakan tanda-tanda PMS, HIV/AIDS
b) Melakukan pemeriksaan genetalia (atas indikasi)
c) Melakukan pengukuran panggul luar (atas indikasi)
o Pemeriksaan oedema pada tungkai
a) Beritahu ibu untuk pemeriksaan oedema
b) Ibu jari menekan tulang kering sesaat
c) Tentukan apakah ada oedema atau tidak
d) Beritahu ibu hasilnya
o Pemeriksaan refleks lutut ibu
a) Beritahu ibu tentang proses dan maksud pemeriksaan untuk
mengukur reflek
b) Ibu dianjurkan duduk dengan kaki tergantung dan santai
c) Alihkan perhatian ibu agar tidak berkonsentrasi pada lutut
d) Ketok bawah lutut yaitu pada bagian bawah tendon di bawah
tempurung lutut dengan hammer
e) Tentukan reflek positif / negatif/ kuat dan cepat
f) Beritahu ibu hasilnya
o Menganjurkan dan merujuk pasien ke laboratorium untuk dilakukan
pemeriksaan Hb,Golongan darah,albumin,reduksi,RPR,PITC.
o Menjelaskan kepada ibu dan mencatat hasil laboratorium di status ibu,
buku KIA
o Melakukan KIE sesuai dengan hasil pemeriksaan
o Menganjurkan untuk melakukan pemeriksaan ke dokter umum dan dokter
gigi untuk pemeriksaan adanya peyakit
o Memberikan resep yaitu : tablet tambah darah , kalsium dan multivitamin
o Menganjurkan ibu untuk kontrol ulang sesuai dengan usia kehamilan
pasien
o Pasien diperbolehkan untuk pulang
1.4.PETUGAS PELAYANAN
Semua Bidan PKM Balongsari
BAB II
NIFAS

A. Definisi
Masa nifas (puerpurium) dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat-alat
kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung selama kira-kira
6 minggu (Buku panduan praktis pelayanan kesehatan maternal dan neonatal : N 23)
Masa nifas normal jika involusi uterus, pengeluaran lokhia,pengeluaran ASI,dan perubahan
sistem tubuh, termasuk keadaan psikologis normal.
o Keadaan gawat darurat pada ibu seperti perdarahan, kejang, dan panas.
o Adanya penyulit/masalah ibu yang memerlukan rujukan seperti abses payudara (Buku
panduan praktis pelayanan kesehatan maternal dan neonatal : N 24)

1.1 Persiapan sarana pra sarana


a) Sarana :
Ruang tunggu
Tempat tidur/bed pasien yang nyaman
Selimut dan bantal
Ruangan pemeriksaan yang nyaman dan tertutup
b) Alat :
Timbangan
Pengukur tinggi badan
Termometer
Stetoskop
Tensimeter
Hammer
Senter
Status ibu nifas
Nirbekken
c) Bahan :
Sarung tangan steril dalam tempatnya
Kasa depres steril
Betadine
Larutan klorin 0,5%

1.2 Pelayanan perawatan ibu nifas


1. Pelayanan kesehatan ibu nifas dilaksanakan minimal 3 kali yaitu:
o Pertama : 6 jam – 3 hari setelah melahirkan
o Kedua : hari ke 4 – 28 hari setelah melahirkan
o Ketiga : hari ke 29 – 42 hari setelah melahirkan
2. Pelayanan kesehatan ibu nifas meliputi :
a. Menanyakan Kondisi ibu nifas secara umum
b. Pengukuran Tekanan darah, suhu tubuh, pernafasan, dan nadi
c.Pemeriksaan lokhia dan pendarahan
d. Pemeriksaan kondisi jalan lahir dan tanda infeksi
e. Pemeriksaan kontraksi rahim dan tinggi fundus uteri
f. Pemeriksaan payudara dan anjuran pemberian ASI Eksklusif
g. Pemberian kapsul Vit. A
h. Pelayanan kontrasepsi pasca persalinan
i. Konseling
j. Tatalaksanapada ibu nifas sakit atau ibu nifas dengan komplikasi
k. memberikan nasihat kepada pasien nifas untuk :
 Makan makanan yangberaneka ragam yang mengandung karbohidrat, protein
hewani, protein nabati, sayur, dan buah-buahan.
 Kebutuhan air minum pada ibu menyusui pada 6 bulan pertama adalah 14
gelas sehari dan pada 6 bulan kedua adalah 12 gelas per hari
 Menjaga kebersihan diri, termasuk kebersihan daerah kemaluan, ganti
pembalut sesering mungkin
 Istirahat cukup, saat bayi tidur ibu istirahat
 Bagi ibu yang melahirkan dengan cara operasi Caesar maka harus menjaga
kebersihan luka bekas operasi
 Cara menyusui yang benar dan hanya memberi ASIsaja selama 6 bulan
 Perawatan bayi yang benar
 Jangan membiarkan bayi menangis terlalu lama, karena akan membuat bayi
stress
 Lakukan stimulasi komunikasi dengan bayi sedini mungkin bersama suami
dan keluarga
 Untuk berkonsultasi kepada tenaga kesehatan untuk pelayanan KB setelah
persalinan (Buku Kesehatan Ibu dan Anak Kementrian kesehatan RI
362.198.2.ind.b)
1.3 Langkah–langkah pemeriksaan nifas :
1. Mempersiapkan alat dan bahan yang akan dipergunakan
2. Memanggil pasien sesuai dengan nomer urut status
3. Menyambut pasien dan mempersilahkan untuk duduk dengan 5S
4. Melakukan anamnesa pasien sesuai dengan jadwal kunjungan (pasien baru atau
pasien lama)
5. Melakukan pemeriksaan Berat badan, tinggi badan, tekanan darah.
6. Membantu ibu untuk berbaring di tempat tidur/bed pasien
7. Melakukan pemeriksaan head to toe (pasien kunjungan pertama)
a. Melakukan pemeriksaan pada muka ibu (mata conjungtiva pucat/tidak, sclera
ikterus/tidak, muka udema/tidak.
b. Melakukan pemeriksaan payudara:
o Meminta pasien berbaring dengan lengan kiri di atas kepala, kemudian
palpasi payudara kiri secara sistematis sampai ke ketiak, raba adanya masa,
benjolan yang membesar, apakah ada bendungan asi, Putting
menonjol/tidak, adanya pengeluaran asi/tidak
o Ulangi prosedur pada lengan kanan dan palpasi payudara kanan hingga
ketiak.
c. Melakukan pemeriksaan abdomen:
o Periksa bekas luka jika operasi baru.
o Palpasi untuk mendeteksi ada atau tidaknya uterus diatas pubis (involusi
uteri).
o Palpasi untuk mendeteksi adanya masa atau kelembekan (konsistensi
uterus)
d. Memeriksa kaki untuk:
o Varises vena, adanya oedema, adanya kelianan pada pergerakan
e. Menekuk betis untuk memeriksa nyeri betis (tanda-tanda human positif/tanda-
tanda tromboflebitis)
f. Mengenakan sarung tangan steril
g.Membantu pasien pada posisi untuk pemeriksaan genetalia dan perineum
(dengan menggunakan sarung tangan dan memasang perlak):
o Memposisikan pasien litotomi.
o Melakukan vulva hygine.
o Perhatikan lochea (bau, warna dan konsistensi).
o Perhatikan perineum (bekas jahitan).
o Membersihkan luka bekas jahitan dengan kasa depress steril
o Mengobati luka bekas jahitan dengan kasa yang diberi betadine
h. Melepaskan handscoon dan menaruh dalam larutan klorin 0,5%.
i. Pasien dirapikan dan membereskan alat.
j. Mencuci tangan dengan sabun dang mengeringkan dengan handuk yang bersih.
k. Menjelaskan kepada ibu dan mencatat hasil pemeriksaan di status ibu nifas
l. Melakukan KIE sesuai dengan hasil pemeriksaan yang meliputi : nutrisi,
mobilisasi, istirahat, Asi eksklusif, Cara menyusui yang benar dan personal
hygine,Tanda bahaya pada masa nifas
m. Memberikan resep yaitu : tablet tambah darah 1x1 , dan multivitamin 2x1
n. Menganjurkan ibu untuk kontrol ulang 1 minggu atau sewaktu-waktu bila ada
keluhan
o. Pasien diperbolehkan untuk pulang

PETUGAS PELAYANAN
Seluruh Bidan PKM Balongsari
BAB III
ASUHAN BAYI BARU LAHIR/NEONATUS NORMAL (0-28 HARI)

A.Definisi
Asuhan bayi baru lahir adalah asuhan yang diberikan pada bayi tersebut selama jam
pertama setelah kelahiran. Sebagian besar bayi yang baru lahir akan menunjukkan usaha
pernafasan spontan dengan sedikit bantuan atau gangguan.Aspek-aspek penting dari
asuhan segera bayi baru lahir :
 Jagalah agar bayi tetap kering dan hangat
 Usahakan adanya kontak antara kulit bayi dengan kulit ibunya sesering mungkin.
(Buku panduan praktis pelayanan kesehatan maternal dan neonatal : N 30)
Tanda bayi baru lahir sehat :
1. Bayi lahir langsung menangis
2. Tubuh bayi kemerahan
3. Bayi bergerak aktif
4. Bayi lahir 2500 sampai 4000 gram
5. Bayi menyusu dari payudara ibu dengan kuat
(Buku Kesehatan Ibu dan Anak Kementrian kesehatan RI 362.198.2.ind.b)

1.1 Persiapan sarana pra sarana


a) Sarana :
Ruang tunggu
Tempat tidur/bed pasien yang nyaman
Selimut dan bantal
Ruangan pemeriksaan yang nyaman dan tertutup
b) Alat :
Timbangan bayi
Metlin/meteran
Termometer bayi
Stetoskop bayi
Senter
Status neonatus
LILA
Perlak bayi
c) Bahan :
Sarung tangan steril dalam tempatnya
Kasa steril
Alkohol 70%
Gentien violet

1.2 Pelayanan essensial pada bayi baru lahir sehat yaitu meliputi :
1. Jaga bayi tetap hangat
2. Bersihkan jalan napas (bila perlu)
3. Keringkan dan jaga bayi tetap hangat
4. Potong dan ikat tali pusar tanpa membubuhi apapun, kira-kira 2 menit setelah lahir
5. Segera lakukan inisiasi menyusu dini
6. Beri salep mata antibiotika tetrasiklin 1 % pada kedua mata
7. Beri suntikan vitamin K1 1 mg intramuscular, dipaha kiri anterolateral setelah IMD
8. Beri imunisasi Hepatitis B0 0.5 ml, intramuscular, dipaha kiri anterolateral, diberikan
kira-kira 1-2 jam setelah pemberian Vitamin K1
9. Pemberian identitas
10. Anamnesis dan Pemeriksaan fisik
11. Pemulangan Bayi lahir Normal,konseling dan kunjungan ulang

1.3 Pelayanan kesehatan pada bayi baru lahir (kunjungan neonatal)


Pelayanan kesehatan bayi baru lahir oleh bidan dilaksanakan minimal 3 kali, yaitu :
 Pertama pada 6 jam – 48 jam setelah lahir
 Kedua pada hari ke 3 – 7 setelah lahir
 Ketiga pada hari ke 8 – 28 setelah lahir
Ibu/keluarga memastikan bayi sudah mendapat pelayanan kesehatan dan tercatatnya
hasil pelayanan sebagai berikut :
1. Mengukur berat badan
2. Mengukur panjang badan
3. Mengukur suhu
4. Menanyakan pada ibu, bayi sakit apa ?
5. Memeriksa kemungkinan penyakit berat atau infeksi bakteri
6. Frekuensi nafas per menit
7. Frekuensi denyut jantung (kali/menit)
8. Memeriksa adanya diare
9. Memeriksa ikterus/bayi kuning
10. Memeriksa kemungkinan berat badan rendah
11. Memeriksa status pemberian vitamin K1
12. Memeriksa status imunisasi HB-)
13. Memeriksa masalah/keluhan ibu
(Buku Kesehatan Ibu dan Anak Kementrian kesehatan RI 362.198.2.ind.b)\

1.4 Langkah–langkah pemeriksaan neonatus :


1. Mempersiapkan alat dan bahan yang akan dipergunakan
2. Memanggil pasien sesuai dengan nomer urut status
3. Menyambut pasien dan mempersilahkan untuk duduk dengan 5S
4. Melakukan anamnesa pasien lewat ibu sesuai dengan jadwal kunjungan (pasien
baru atau pasien lama)
5. Melakukan pemeriksaan Berat badan, panjang badan, LIKA, LIDA dan LILA
6. Membantu ibu untuk membaringkan bayi di tempat tidur/bed
7. Mencuci tangan dan memakai sarung tangan
8. Melakukan Pemeriksaan head to toe pada bayi kunjungan awal meliputi :
o Kepala : Bersih/tidak, adanya caput succedaneum/ tidak, adanya cepal
hematom/ tidak
o Wajah : Pucat/tidak, simetris atau tidak
o Mata : Periksa jumlah, posisi atau letak mata, Perksa adanya
strabismus/tidak, Periksa adanya glaukoma/ tidak. Periksa adanya sekret
pada mata.
o Hidung: Kaji bentuk dan lebar hidung.Bayi harus bernapas dengan hidung,
jika melalui mulut harus diperhatikan kemungkinan ada obstruksi jalan
napas akarena atresia koana bilateral. Periksa adanya sekret yang
mukopurulen yang terkadang berdarah , hal ini kemungkinan adanya
sifilis kongenital. Periksa adanya pernapasa cuping hidung
o Mulut: adanya labio/palatoskizis/tidak, reflek menelan
o Telinga : simetris/tidak, adanya pengeluaran abnormal/tidak
o Leher :. Lakukan perabaan untuk mengidentifikasi adanya
pembengkakan.periksa adanya pembesaran kelenjar tyroid dan vena
jugularis. Adanya lipatan kulit yang berlebihan di bagian belakang leher
menunjukkan adanya kemungkinan trisomi 21.
o Dada : PeriksaPernapasan yang normal dinding dada dan abdomen
bergerak secara bersamaan.Tarikan sternum atau interkostal pada saat
bernapas perlu diperhatikan. Pada bayi cukup bulan, puting susu sudah
terbentuk dengan baik dan tampak simetris. Payudara dapat tampak
membesar tetapi ini normal

o Abdomen : Kaji adanya pembengkakan. Jika perut sangat cekung


kemungkinan terdapat hernia diafragmatika. Abdomen yang membuncit
kemungkina karena hepato-splenomegali atau tumor lainnya. Jika perut
kembung kemungkinan adanya enterokolitis vesikalis.
o Genetalia : Pada laki-laki : Periksa adanya hipospadia dan epispadia.
Skrortum harus dipalpasi untuk memastikan jumlah testis ada dua.Pada
wanita : labia mayora menutupi labia minora. Lubang uretra terpisah
dengan lubang vagina. Terkadang tampak adanya sekret yang berdarah
dari vagina, hal ini disebabkan oleh pengaruh hormon ibu (withdrawl
bedding)
o Ekstremitas atas : Simetris/tidak,adanya polidaktyle/tidak, adanya
syndaktyle/tidak, adanya gangguan pergerakan/tidak
o Ekstremitas bawah : Simetris/tidak, adanya polydaktile/sindaktile/tidak,
bayi bergerak aktiv/tidak
9. Mengukur suhu, nadi, dan pernafasan bayi
10. Membuka baju dan popok bayi dilihat keadaan tali pusat
11. Mengganti kasa steril pada tali pusat
12. Memasukkan sarung tangan ke larutan klorin 0,5%
13. Membereskan alat
14. Menjelaskan kepada ibu dan mencatat hasil pemeriksaan di status bayi
15. Melakukan KIE sesuai dengan hasil pemeriksaan meliputi, asi eksklusif 6 bulan,
imunisasi, perawatan tali pusat, perawatan bayi baru lahir
16. Menganjurkan untuk melakukan pemeriksaan ke dokter umum bila ada keluhan
terhadap bayi
17. Menganjurkan ibu untuk kontrol ulang 1 minggulagi atau bila sewaktu-waktu ada
keluhan
18. Pasien diperbolehkan untuk pulang

PETUGAS PELAKSANA PELAYANAN :


Semua Bidan PKM Balongsari
BAB V
KELUARGA BERENCANA

A.Definisi
Pelayanan Keluarga Berencana adalah merupakan bagian dari upaya kesehatan wajib
yang harus dilaksanakan oleh Puskesmas, dan merupakan bagian dari Upaya kesehatan ibu
dan anak serta keluarga Berencana. Sekaitan terminology ini, maka puskesmas menjadi
penanggung jawab setiap pelaksanaan pelayanan KB di wilayahnya, mencakup pelayanan
yang dilakukan oleh puskesmas pembantu, polindes, Klinik swasta termasuk BPS dan DPS
yang ada di wilayah tersebut.
Sebagai penanggung jawab pelayanan KB di wilayahnya, maka puskesmas
mempunyai kewajiban untuk melakukan segala sesuatu untuk mewujudkan pelayanan KB
yang bermutu. Pelayanan KB adalah bagian dari Pelayanan kesehatan.
Pelayanan Kesehatan yang bermutu adalah pelayanan kesehatan yang dapat memuaskan
setiap pemakai jasa pelayanan kesehatan sesuai dengan tingkat kepuasan rata-rata penduduk
serta yang penyelenggaranya sesuai dengan standard dan kode etik profesi yang telah di
tetapkan (Azrul Azwar, 1994)

1.1 Pelayanan KB Pil

A. Definisi

Kontrasepsi oral adalah suatu cara pencegahan terjadinya kehamilan dengan cara pemberian
preparat (obat) yang mengandung estrogen dan progesteron sintetik secara oral.

B. Persiapan Alat dan bahan :

Alat : -
Bahan : Pil Kb

C. Langkah – Langkah

Anamnesa, Penapisan klien, Menjelaskan cara kerja Pil dan efek samping pil kb

D. Instruksi Kerja.

1. Sebaiknya PIL kb diminum setiap hari dengan waktu yang sama setiap hari
2. Pil yang pertama dimulai pada hari pertama sampai hari ke tujuh siklus haid.
3. Sangat di anjurkan penggunaannya pada hari pertama haid.
4. Pada paket 28 pil, dianjurkan mulai minum Pil Plasebo sesuia dengan hari yang ada
pada paket.
5. Beberapa paket Pil mempuyai 28 pil, yang lain 21 Pil. Bila paket 28 pil habis,
sebaiknyaanda mulai minum Pil dari paket yang baru. Bila paket 21 habis, sebaiknya
tunggu 1 minggu baru kemudian mulia minum pil dari paket yang baru.
6. Bila muntah dalam waktu 2 jam setelah menggunakan pil, ambil lah pil yang lain.
7. Bila lupa minum 1 pil, segera minum pil setelah ingat boleh minum 2 pil pada hari
yang sama. Tidak perlu menggunakan metode kontrasepsi yang lain. Bila lupa 2 pil
atau lebih sebaiknya minum 2 pil setiap hari sampai sesuai jadwal yang ditetapkan.
Juga sebaiknya gunakan metode konrasepsi yang lain atau tidak melakukan hubungan
sexsual sampai telah menghabiskan paket pil tersebut.
8. Bila tidak haid, segera ke Puskesmas untuk periksa Tes Kehamilan.
9. Petugas mencatat hasil kegiatannya di status KB ibu dan Kartu kunjungan pasien.

E. PETUGAS PELAKSANA KEBIDANAN

Semua Bidan PKM Balongsari

1.2 Pelayanan KB IUD

A. Definisi

AKDR atau IUD atau Spiral adalah suatu benda kecil yang terbuat dari plastik yang
lentur, mempunyai lilitan tembaga atau juga mengandung hormon dan dimasukkan ke dalam
rahim melalui vagina dan mempunyai benang(BKKBN,2003)
B. Alat dan bahan :

o IUD Coopper T380A

o sarung tangan 2 pasang

o spekulum cocor bebek

o cunam tampon

o tenakulum

o sonde uterus

o lampu sorot atau senter

o gunting

o kom berisi povidon iodin

o kasa

o klorin 0.5% (bayclin:air = 1:9) di dalam ember plastik dengan tutup

o tempat sampah dengan plastic

C. Langkah – Langkah

1. Anamnesa, Penapisan, Menjelaskan cara kerja, Instruksi kerja, efeksamping,


Kontraindikasi
2. Instruksi Kerja
3. Pastikan pasien sudah mengosongkan kandung kemih
4. Petugas mencuci tangan dengan air bersih mengalir dan sabun.
5. Bantu klien naik kemeja Pemeriksaan
6. Palpasi daerah perut dan periksa apa ada nyeri, benjolan atau kelainan lainnya di
daerah supra pubik.
7. Kenakan kain penutup untuk pemeriksaan panggul.
8. Atur sumber cahaya untuk melihat serviks, pakai sarung tangan DTT
9. Atur penempatan peralatan dan bahan 2 yang akan digunakan dalam wadah steril.
10. Lakukan inspeksi pada genitalia eksterna
11. Palpasi Klenjar Skene dan Bartolini amati adanya nyeri atau duh vagina
12. Masukan Spiculum Vagina ,lakukan pemeriksaan Inspekulo,periksa adanya lesi atau
keputihan,inspeksi serviks
13. Keluarkan Speculum tempatkan pada tempat semula.
14. Lakukan pemeriksaan Bimanual,pastikan gerakan serviks bebes,tentukan besar dan
posisis uterus, pastikan tidak ada kehamilan, pastikan tidak ada infeksi tumor pada
adneksa
15. Celupkan dan bersihkan sarung tangan pada clorin 0,5% .
16. Jelaskan Proses pemasangan pada pasien
17. Masukan Lengan AKDR CuT 380A Didalam kemasan
18. Pasang sarung tangan DTT yang baru, Pasang spiculum vagina untuk melihat serviks.
19. Usap Vagina dan Seviks dengan larutan antiseptik 2sampai 3 kali
20. Jepit serviks dengan tenaculum secara hati hati
21. Masukan sonde uterus dengan tehnik tidak menyentuh secara hati – hati kedalam
kavum uteri dengan sekali masuk tanpa menentuh dinding vagina, tentukan posisi dan
kedalamanyadan keluarkan sonde.
22. Ukur kedalaman kavum uteri pada tabung inserter yang masih berada dalam kemasan
sterilnya dengan menggeser leher biru pada tabung inserter, kemudian buka seluruh
plastik penutup kemasan.
23. Angkat tabung AKDR dari kemasannya tanpa menyentuh permukaan yang tidak
steril.Pegang tabung AKDR dengan leher biru dalam posisis horizontal ,sementara
melakukan tarikan hati- hati pada tenakulum,masukan tabung inserter kedalam uterus
sampai leher biru menyentuh serviks atau sampai terasa ada tahanan.
24. Pegang serta taha tenakulum dan pendorong dengan satu tangan,Lepaskan lengan
AKDR dengan teknik Withdrawel yaitu menarik keluar tabung inserter sampai
pangkal pendorong dengan tetap menahan pendorong.
25. Keluarkan pendorong, kemudian tabung inserter didorong kembali keserviks sampai
leher biru menyentuh serviks atau terasa adanya tahanan.
26. Keluarkan sebagian dari tabung inserter dan gunting benang AKDR kurang lebih 3-4
cm.
27. Keluarkan seluruh tabung inserter,buang ketempat sampah terkontaminasi.
28. Lepaskan Tenakulum dengan hati-hati rendam dalam larutan clorin0, 5%
29. Periksa Serviks bila ada perdaran bekas jepitan tenakulum tekan dengan kasa selam
30-60 detik.
30. Keluarkan spekulum dengan hati-hati rendam dalam larutan klorin 0,5% selama 10
menit untuk dekontaminasi.
31. Buang bahan- bahan yang sudah tidak terpakai ketempat yang sudah disediakan
32. Celupkan keduatangan yang masih memakai sarung tangan kedalam larutan klorin
0,5% buka secara terbalik .
33. Cuci tangan dengan sabun danair mengalir
34. Pastikan pasien tidak mengalami kram hebat
35. Ajarkan pasien cara memeriksa sendiri benang AKDR. Jelaskan efek samping AKDR
36. Beritahu kapan kontrol ke puskesmas
37. Lengkapi Rekam medik.

D. PETUGAS PELAKSANA PELAYANAN :

Semua Bidan PKM Balongsari Yang sudah Pelatihan CTU

1.3 Pelayanan KB KONDOM

A. Definisi

Kondom merupakan selubung/ sarung karet yang dapat terbuat dari berbagai bahan
diantaranya lateks (karet), plastik (vinil), atau bahan alami (produksi hewani) yang dipasang
pada penis saat hubungan seksual. Kondom terbuat dari karet sintetis yang tipis, berbentuk
silinder, dengan muaranya berpinggir tebal, yang bila digulung berbentuk rata atau
mempunyai bentuk seperti puting susu. Berbagai bahan telah ditambahkan pada kondom baik
untuk meningkatkan efektivitasnya (misalnya penambahan spermicidal) maupun sebagai
aksesoris aktivitas seksual (Saifuddin, 2003).

B. Alat dan Bahan

Kondom

C. Langkah – Langkah

Anamnesa, Menjelaskan cara kerja memasang Kondom dan efek samping kb kondom.

D. Instruksi Kerja

1. Buka bungkus dengan kondom dengna hati – hati ( pakai Kondom Baru setiap hari
berhubungan )
2. Letakkan Kondom di ujung penis dengan cincin menghadap luar dari tubuh ( Pakai
Kondom sebelum penis menyentuh vagina, pastikan penis dalam keadaan tegang )
3. Pasang Kondom sampai ke pangkal penis.
4. Setelah ejakulasi taham cincin kondom agar tidak terlepas, kemjudian tarik penis dari
vagina ketika masih dalam keadaan ereksi ( menjauh dahulu dari pasangan upayakan
sperma tidak tumpah di mulut vagina ).
5. Buang kondom bekas di tempat yang benar.
6. Petugas mencatat hasil kegiatannya di status KB ibu dan Kartu kunjungan pasien.

E. PETUGAS PELAKSANA PELAYANAN :

Semua Bidan PKM Balongsari

1.4. PELAYANAN KB IMPLAN 2

A. Definisi

Kontrasepsi implan adalah alat kontrasepsi berbentuk kapsul silastik berisi hormon jenis
progestin (progestin sintetik) yang dipasang dibawah kulit (BKKBN,2003).

B. Alat dan bahan

o Meja berbaring untuk berbaring klien.


o Alat penyangga lengan (tambahan).
o Batang implan dalam kantong.
o Kain penutup steril (DTT).
o Mangkok untuk meletakkan implan Norplant.
o Sepasang sarung tangan steril (DTT).
o Sabun untuk mencuci tangan.
o Bethadin
o Zat anestesi lokal (konsentrasi 1 % tanpa epinephrin).
o Spuit (5-10 ml) dan jarum suntik (22 G).
o Trokar 10 dan mandrin.
o Skalpel 11 atau 15.
o Kasa pembalut, band aid atau plester.
o Kasa steril dan pembalut.
o Epinefrin untuk renjatan anafilaktik.
o Klem penjepit atau forcep mosquito (tambahan).
o Bak/tempat instrument (tertutup)

C. LANGKAH – LANGKAH

1. Pasien sudah mendapatkan konseling prosedur pemasangan implan.


2. Pasien sudah mendapatkan penapisan,dan tidak ada alergi terhadap obat anestesi
3. Pasien sudah mencuci lengannya dengan sabun dan air mengalir
4. Tenaga kesehatan mencuci tangan dengan sabun
5. Pasien dibaringakan di tempat tidur dan lengan kiri diletakkan di atas meja kecil di
samping tempat tidur pasien.
6. Daerah tempat pemasangan (lengan kiri atas) dicuci denagan sabun antiseptic
kemudian diberi cairan antiseptic.
7. Daerah tempat pemasangan inplant di tutup dengan kain steril yang berlubang.
8. Lakukan injeksi obat anastesi kira-kira 6-10cm di atas lipatan siku
9. Setelah itu dibuat insisi lebih kurang sepanjang 0,5cm dengan scalpel yang tajam.
10. Trokad dimasukkan melalui lubang insisi sehingga sampai pada jaringan bawah kulit.
11. Kemudian kapsul dimasukan kedalam troikar dan didorong dengan plunger sampaim
kapsul terletak dibawah kulit.
12. Kemudian dilakukan secara berturut-turut sampai kapsul keenam. Keenamkapsul
dibawah kulit diletakkan sedemikian rupa sehingga susunanya seperti kipas.
13. Setelah semua kapsul berada dibawh kulit, trokad ditarik pelan-pelan keluar.
14. Control luka apakah ada perdarahan atau tidak.
15. Jika tidak ada perdarahan tutup luka dengan kasa steril, kemudian diplester ,
umumnya tidak diperlukan jahitan.
16. Nasehati pasien agar luka jangan basah selama lebih kurang 4hari dan datang kembali
jika ada keluhan-keluhan yang mengganggu.

PETUGAS PELAKSANA PELAYANAN KB :


Bidan pkm Balongsari yang sudah pelatihan CTU
1.5 PELAYANAN SUNTIK

A. Definisi

Keluarga berencana suntik merupakan metode kontrasepsi efektif yaitu metode yang dalam
penggunaannya mempunyai efektifitas atau tingkat kelangsungan pemakaian relatif lebih
tinggi serta angka kegagalan relatif lebih rendah bila dibandingkan dengan alat kontrasepsi
sederhana (BKKBN, 2002)

B. Alat dan Bahan

1. Spuit 3cc
2. Obat Depo Medroksi Progesteron Asetat (DMPA) dan Depo Noretisteron Enantat
(Depo Noristerat)
3. Kapas alcohol
4. Bengkok
5. Sarung tangan steril 1 pasang
6. Larutan klorin 0,5%

C Langkah-langkah

1. Pasien sudah mendapatkan konseling prosedur penyuntikan .


2. Pasien sudah mendapatkan penapisan
3. Petugas mencuci tangan
4. Petugas memakai sarung tangan
5. Mempersiapkan posisi sim untuk pasien
6. Membersihkan kulit yang akan disuntik dengan kapas alkohol yang dibasahi oleh etil
atau isopropil alkohol 60-90%. Biarkan kulit kering sebelum disuntik, setelah kulit
kering baru disuntik.
7. Kocok dengan baik dan hindarkan terjadinya gelembung-gelembung udara,
kontrasepsi tidak perlu di dinginkan. Bila terdapat endapan putih pada dasar via
8. Injeksi intra muscular kulit yang telah diberi kapas alcohol
9. Berikan HE kepada ibu untuk tidak menggosok bekas suntikan
10. Menganjurkan ibu untuk datang kembali sebelum atau pada tanggal yang dipesan

D. PETUGAS PELAKSANA PELAYANAN :


Semua Bidan PKM Balongsari

PENCEGAHAN KANKER PAYUDARA DAN LEHER RAHIM DENGAN METODE


SARARI DAN IVA

DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA DENGAN METODE SARARI


Definisi
Sebagian besar benjolan payudara ditemukan oleh ibu sendiri. Dengan memeriksa
paudaranya sendiri, Seorang ibu akan mengetahui bagaimana payudara akan terlihat dan
terasa normal. Jika terdapat perubahan pada payudaranya, dia dapat melihatnya dan dapat
memberitahu Petugas Kesehatan.
Alat dan Bahan
1. Cermin
Langkah langkah
1.Pertama-tama, Perhatikan Payudara ibu.
 Berdirilah didepan cermin dengan satu tangan di sisi tubuh dan lihat apakah ada
perubahan pada payudara ibu. Lihat perubahan dalam hal ukuran, bentuk atau warna
kulit, atau jika ada kerutan atau ceruk pada kulit.
 Perhatikan kembali kedua payudara, pertama dengan kedua tangan diangkat di atas
kepala, kemudian dengan kedua tangn menekan pinggang agar otot dada berkontraksi.
Bungkukkan badan untuk melihat apakah kedua payudara mengantung seimbang
 Dengan lembut tekan masing-masing uting dengn ibu jari dan jari telunjuk untuk meliht
apakah ada cairan yang keluar.
2. Kemudian, raba payudara ibu
 Ibu dapat memeriksa payudara sambil berdiri atau berbaring. Jika ibu memeriksa
payudara sambil berbaring, akan membantu bila ibu meletakkan sebuah bantal di
bawah pundak sisi payudar yang akan diperiksa (dalam contoh, dimulai dengan
payudara sebelah kiri)
 Angkat lengan kiri ke atas kepala. Gunakan tangan kanan ibu untuk menekan payudara
kiri dengan ketiga jari (telunjuk, tengah, manis). Mulailah dari bagian atas payudara kiri
dan gerakan jari-jari ibu di seluruh permukaan payudara dengan gerakan memutar.
Rasakan apakah terdapat benjolan atau penebalan. Terus bergerak di seputar payudara
dengan gerakan memutar ke dalam sampai menyentuh puting.
 Pastikan untuk memeriksa area di antara payudara dengan bawah lengan dan payudara
dengan clavicula
Angkat lengan kanan ke atas kepala dan ulangi pemeriksaan untuk payudara sebelah kanan.
Petugas Pelaksana Pelayanan
Semua Bidan yang sudah mendapatkan pelatihan Sarari.

DETEKSI DINI KANKER SERVIKS DENGAN METODE IVA


Definisi
Pemeriksaan deteksi dini kanker leher rahim dengan IVA adalah pemeriksaan leher rahim
secara visual menggunakan asam cuka (IVA) berarti melihat leher rahim dengan mata
telanjang untuk mendeteksi abnormalitas setelah pengolesan asam asetat atau cuka 3-5 %.
Daerah yang tidak normal akan berubah warna dengan batas yang tegas menjadi putih
(acetowhite), yang menunjukkan kemungkinan telah prakanker di leher rahim.
Alat dan Bahan
- Bak steril berisi spekulum, lidi kapas steril, tampon tang, sarung tangan steril, cucing
berisi asam cuka 3-5 %
- Tempat tidur Gynecology
- Lampu sorot
- Ember berisi larutan clorin 0,5 %
Langkah-langkah
1. Menjelaskan tindakan yang akan dilakukan
2. Pastikan alat-alat sudah disiapkan
3. Pastikan ibu sudah mengosongkan kandung kemih
4. Bantu ibu diatas meja gynecologi, nyalakan lampu arahkan ke vagina ibu
5. Petugas mencuci tangan 6 langkah
6. Petugas memakai sarung tangan steril
7. Periksa kemaluan bagian luar, kemudian periksa mulut uretra apakah ada keputihan.
Lakukan palpasi skine dan bartholin’s glands. Beritahu ibu spekulum akan segera
dimasukkan.
8. engan hatiD-hati masukkan spekulum sepenuhnya atau sampai terasa ada penolakan.
Kemudian perlahan-lahan membuka bilah/cocor untuk melihat serviks
9. Bila serviks dapat dilihat sepenunya kunci cocor spekulum dalam posisi terbuka.
10. Pindahkan sumber cahaya agar serviks dapat terlihat dengan jelas, amati serviks dan
perhatikan apakah ada infeksi seperti cairan putih keruh, ektopi, tumor, kista nabotian,
nanah atau lesi.
11. Gunakan tampon tang dan kassa steril untuk membersihka cairan yang keluar, darah
atau mukosa dari serviks. Buang kassa steril ke tempat sampah medis.
12. Basahkan kapas lidi kedalam asam asetat kemudian oleskan pada serviks, bila perlu
gunakan kapas lidi bersih untuk mengulang pengolesan asam asetat sampai serviks
benar-benar telah dioleskan asam secara merata. Buang kapas lidi yang telah diapakai.
13. Setelah serviks telah dioleskan dengan larutan asam asetat, tunggu minimal 1 menit
agar dapat diserap dan sampai muncul reaksi acetowhite.
14. Periksa SSK dengan teliti. Lihat apakah serviks mudah berdarah. Cari apakah ada
plak putih yang menebal atau epithel acetowhite.
15. Bila pemeriksaan visual pada seviks telah selesai, gunakan kapas lidi yang baru untuk
menghilangkan asam asetat yang terisi pada servis dan vagina. Buang kapas lidi
kedala tempat sampah medis.
16. Lepaskan spekulum seara halus. Jika ada tes IVA negatif, letakkan kedalam larutan
clorin 0,5 % selama 10 menit untuk dekontaminasi. Jika hasil tes positif dan setelah
konseling, pasien menginginkan pengobatan segera, letakkan speculum pada wadah
agar dapat digunakan pada saat krioterapi
Petugas pelaksana pelayanan
Semua bidan yang mendapatkan pelatihan IVA
PENGOBATAN IVA POSITIF DENGAN KRIOTERAPI
Defnisi
Pendinginan untuk membekukan dan menghancurkan sel-sel serviks dengan
menggunakan NO2. Pendinginandilakukan secara terus menerus selama 3 menit,
membiarkan lesi mencair selama 5 menit, Kemudian memberikan pendingin lagi 3 menit
Alat dan Bahan
- Bak steril berisi spekulum, lidi kapas steril, tampon tang, sarung tangan steril, cucing
berisi asam cuka 3-5 %
- Tempat tidur Gynecology
- Lampu sorot
- Ember berisi larutan clorin 0,5 %
- Unit Kriotrapi
- Pasokan NO2.
Langkah-Langkah
- Jelaskan langka-langkah tindakan yang dilakukan, efek samping,serta
ketidaknyamanan pada saat krioterapi
- Pastikan peralatan sudah siap
- Masukan kriottip yang telah diDTT ke dalam lapisan pelindung berbahan plastik.
Pasangkan tab kecil yang ada pada pelindung plastik pada slot yang ada dibawah
nipple darikriotip kemudian kencangkan pada posisisnya
- Pastika pasien sudah BAK, persilahkan pasien keruangan krioterapi yang tertutup,
anjurkan untuk melepas pakaian dalam bantu pasien naik ke meja OBGIN tutupi
dengan selimut arahkan lampu ke vagina pasien
- Petugas mencuci tangan dengan sabun air mengalir lalu dikeringkan
- Beritahu ibu speculum akan dimasukan dan ibu akan merasakan sedikit ada tekanan
- Dengan hati-hati masukkan spekulum sepenuhnya atau sampai terasa ada penolakan.
Kemudian perlahan-lahan membuka bilah/cocor untuk melihat serviks
- Bila serviks dapat dilihat sepenunya kunci cocor spekulum dalam posisi terbuka.
- Sumber cahaya agar serviks dapat terlihat dengan jelas, amati serviks dan perhatikan
apakah ada infeksi seperti cairan putih keruh, ektopi, tumor, kista nabotian, nanah atau
lesi.
- Gunakan tampon tang dan kassa steril untuk membersihka cairan yang keluar, darah
atau mukosa dari serviks. Buang kassa steril ke tempat sampah medis
- Tes alat krioterapi dengan mengarah Probe kelangit-langit. Tekan tombol Freeze 1
detik kemudian tekan tombol defrost selama satu detik untuk mengeluarkan gas dari
tabung besi tipis.
- Kencangkan kriotip dengan lapiasan pelindung ke ujung prob.
- Tempelkan Kriotip pada serviks pastikan nipple (ujung kriotip) berada di tengah dan
ditempatkan secara merata. Pastikan agar dinding lateral vagina tidak bersentuhan
dengan kriotip.
- Pegang Kriogun tegak lurus pada permukaan serviks. Tekan tombol Freeze untuk
mulai proses pembekuan. Pasang timer selama 3 menit.
- Setelah 3 menit pembekuan kriotip akan menempel pada serviks karena gumpalan es
yang terjadi tunggu sampai mencair (defrost) dan alat tersebut terlepas dengan
sendirinya tunggu sampai 5 menit
- Ulangi proses pembekuan tekan tombol Freeze selama 3 menit, Setelah 3 menit
tunggu sampai alat terlepas dengan sendirinya.
- Di akhir tindakan,periksa serviks secara hati-hati untuk memastikan apakah telah
terbentuk bola es yang putih, keras, benar-benar beku
- Setelah tindakan, Tutup katup tabung utama
- Lepaskan speculum dan taruh ke dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit untuk
dekontaminasi.
- Celupkan ke 2 tangan yang masih memekai sarung tangan kedalam larutan klorin
0,5%.
- Cuci tangan hingga bersih dengan sabun dan air mengalir dan keringkan dengan tisu.
- Pastikan pasien tidak mengalami kram perut sebelum duduk.
- Bantu pasien turun dari meja obgin
- Beritahu pasien setelah dilakukan krioterapi akan mengeluarkan cairan dari kemaluan
selama 1 bulan, anjurkan pasien kontrol 2mg (buat jadwal kunjungan)
- Catat hasil tindakan dan jadwal kunjungan berikutnya di status pasien
- Amati ibu minimal selama 15 menit, tanyakan apa yang dirasakannya sebelum pulang
- Memberikan resep asam mepenamat 3 x sehari.
Petugas pelaksana Pelayanan
Dokter yang sudah mendapatkan pelatihan see and treet
ANAMNESIS, PEMERIKSAAN FISIS DAN PENGAMBILAN SAMPEL IMS
Definisi
Penatalaksanaan Pasien dengan IMS yang efektif merupakan suatu pelayanan paripurna yang
diberikan kepad pasien agar tercapai derajat kesehatan reproduksi yang baik.Komponen awal
dalan tatalaksana IMS terdiri atas anamnesis pemeriksaan Fisis dan diagosis yang efektif
serta pengobatan IMS sesuai dengan diagnosis.
Bahan dan alat
1.Bak instrumen
2. Spiculum
3. Kapas lidi steril
4. PH paper
5. Obzek Glass
6. NaCl 0,9%
7. koh
8. Blangko formulir IMS.
9. Sarung tangan DTT
10. Lampu sorot
11. Blanko formulir ims an infromconcen.
Langkah Langkah
1. Anamne
2. Menjelaskan tindakan yang akan dilakukan
3. Pastikan alat-alat sudah disiapkan
4. Pastikan ibu sudah mengosongkan kandung kemih
5. Bantu ibu diatas meja gynecologi, nyalakan lampu arahkan ke vagina ibu
6. Petugas mencuci tangan 6 langkah
7. Petugas memakai sarung tangan steril
8. Periksa kemaluan bagian luar, kemudian periksa mulut uretra apakah ada keputihan.
Lakukan palpasi skine dan bartholin’s glands. Beritahu ibu spekulum akan segera
dimasukkan.
9. Dengan hati-hati masukkan spekulum sepenuhnya atau sampai terasa ada penolakan.
Kemudian perlahan-lahan membuka bilah/cocor untuk melihat serviks
10. Bila serviks dapat dilihat sepenunya kunci cocor spekulum dalam posisi terbuka.
11. Dengan menggunakan kapas lidi steril ambil duh tubuh dari vagina sebelah kiri ,kanan,
lalu bawah serviks pasien, kemudian oleskan tipis melingkar pada obzek glass yg sdh
diberi tanda no px pada bagian atas dan bawah
12. Segera piksasi duh tubuh di Obzek gllas bag atas dengan cairan NaCl 1 tetes dan satu
tetes cairan koh pada duh tubuh bagian bawah.Dengan kapas lidi baru ambil dut tubuh
Serviks dengan memasukan lidi pada endoservik diputar 3 kali lalu di glindingkan ke
obzek glass yang ke 2.Segera kirim ke laboratorium untuk dilakukan pemeriksaan
Microskop dengan Blanko formulir yg sdh diisi hasil pemeriksaan.
13. Perlahan –lhan kunci spiculum di lepas keuarkan spiculum dari vagina , Celupkan
spiculum pada larutan clorin 0,5 %, selama 10 menit untuk dekontaminasi
14. Bantu pasien turun dari meja Obgin.
15. Beritahu pasien untuk menunggu hasil nya dari laboratorium,

PETUGAS PELAKSANA PELAYANAN


SemuaBidan pkm balongsari yang sdh mendapat pelatihan IMS baik dari dkk atau pun dari
bidan yg sdh dilath

Anda mungkin juga menyukai