Anda di halaman 1dari 12

SOP PELAYANAN NIFAS

PENGERTIAN : Masa setelah keluarga plasenta, sampai alat alat reproduksi


pulih seperti sebelum hamil dan secara normal. TUJUAN : 1. Membantu ibu dan
pasangannya selama masa transisi awal mengasuh anak 2. Menjaga kesehatan
ibu dan bayi baik fisik maupun fisiologis. KEBIJAKAN : REFERENSI : 1. Konsep
dasar masa nifas (dr. Suparyanti, M. Kes ) 2. Asuhan kebidanan nifas
( Ambarwati, Ene Ratna. 2009 ) 3. Asuhan pada ibu dalam masa nifas (Maryani,
Enik. 2009 ) ALAT DAN BAHAN 1. Tensimeter 2. Stetoskop 3. Thermometer 4.
Jam tangan 5. Kapas DTT 6. Bak instrument 7. Handscoon 8. Larutan klorin 9.
Air bersih dalam Waskom 10. Pembalut ( Kassa) LANGKAH – LANGKAH
PROSEDUR : 2 JAM POSTPARTUM 1. Observasi TTV 2. Pemeriksaan kontraksi
uterus 3. Menilai perdarahan 4. Mengkosongkan kandung kemih 5. Melakukan
vagina toilet / membersihkan ibu 6. Cuci tangan PELAYANAN RAWAT GABUNG
BAYI 1. Pencegahan infeksi(PI) 2. Menjaga bayi tetap hangat 3. Menghisap
lender mulut dan hidung (jika diperlukan) 4. Menghangatkan bayi 5. Mendekatkan
bayi pada ibunya (kontak ibu dan bayi ) 6. Inisiasi Menyusui Dini (IMD) 7.
Menimbang berat badan bayi 8. Mengukur panjang badan, lingkar kepala, dan
lingkar dada. 9. Memberikan salep mata, injeksi Vit. K, HB 0 0,5 ml. 10. Mencuci
tangan. PASIEN DI PINDAHKAN KE RUANGAN NIFAS SETELAH 6 JAM
POSTPARTUM UNTUK PERAWATAN ± 24 JAM 1. Observasi Tanda-tanda
Vital 2. Pemeriksaan kontraksi uterus 3. Pemeriksaan Lochia (cairan secret yang
berasal dari cavum uteri dan vagina dalam masa nifas ) 4. Pemeriksaan
payudara. 5. Menilai perdarahan 6. Pemberian Vit.A ( kapsul Vit. A pada ibu ) 7.
Menganamnese ibu BAK dan BAB 8. Mengajarkan pada ibu menyusu dini (IMD)
9. Pemeriksaan Lab (HB) 10. Konseling tentang KB 11. Memeriksa keadaan
umum ibu 12. Pendokumentasian 13. Mencuci tangan PELAYANAN RAWAT
GABUNG BAYI 1. Memandikan bayi minimal 6 jam setelah lahir (pagi). 2.
Merawat tali pusat, membungkus kasa (tanpa membubuhi apapun). 3. Menjaga
bayi tetap hangat. 4. Mengukur suhu, nadi, dan pernafasan bayi. 5.
Memperhatikan reflex isap bayi. 6. Mengontrol BAK / BAB 7. Memeriksa keadaan
umum bayi. 8. Mencuci tangan.
Contoh SOP Kebidanan 1. NAMA PEKERJAAN : Pemeriksaan ANC 2.
TUJUAN : Sebagai Pedoman kerja Petugas KIA dalam pelaksanaan
pelayanan pemeriksaan Ibu hamil ( ANC ). 3. SASARAN : Petugas KIA
dalam mempersiapkan alat / sarana untuk memberikan pelayanan pemeriksaan
Ibu hamil. 4. URAIAN UMUM : Persiapan ruangan dan alat lengkap, alat
pemeriksaan (timbangan, ukuran panggul, tensi dan alat suntik ). Persiapan
Vaksin TT dalam cold chain, tablet Fe dan Vitamin. Pelaksanaan pemeriksaan
dan tindakan. Penyuluhan. Pencatatan / rujukan. 5. LANGKAH-LANGKAH
KEGIATAN : a. Petugas menerima kunjungan ibu hamil di Ruang KIA setelah
mendaftar di loket pendaftaran. b. Petugas melakukan Anamnesa : »
Menanyakan Identitas. » Menanyakan riwayat kehamilan yang sekarang dan
yang lalu. » Menanyakan riwayat menstruasi. » Menanyakan riwayat
persalinan yang lalu dan pemakaian alat kontrasepsi. » Menanyakan riwayat
penyakit yang diderita dan riwayat penyakit keluarga. » Menanyakan keluhan
pasien. » Mempersilahkan Ibu hamil ke Laboratorium untuk periksa Hb dan
golongan darah ( untuk Bumil dengan K1 ), pemeriksaan Hb diulang pada umur
kehamilan trimester III, serta pemeriksaan laboratorium lainnya ( seperti protein
urin, reduksi urin ) atas indikasi. c. Petugas melakukan pemeriksaan :»
Tinggi Badan, Berat Badan, LLA, Tekanan darah. » Petugas melakukan
Inspeksi kepada pasien. » Mengukur ukuran panggul ( bila ada indikasi : TB <
UMUR KEHAMILAN 20 mgg: a). Inspeksi. 1. Tinggi fundus uteri
2. Hypergigmentasi dan striae 3. Keadaan dinding perut b).
Palpasi. Lakukan pemeriksaan Leopold dan intruksi kerjanya sbb : Pemeriksa
berada disisi kanan bumil, menghadap bagian lateral kanan. a. Leopold 1.
1. Letakkan sisi lateral telunjuk kiri pada puncak fundus uteri untuk
menentukan tinggi fundus. Perhatikan agar jari tersebut tidak mendorong uterus
kebawah (jika diperlukan, fiksasi uterus basah dengan meletakkan ibu jari dan
telunjuk tangan kanan dibagian lateral depan kanan dan kiri, setinggi tepi atas
simfisis) 2. Angkat jari telunjuk kiri (dan jari-jari yang memfiksasi
uterus bawah) kemudian atur posisi pemeriksa sehingga menghadap kebagian
kepala ibu. 3. Letakkan ujung telapak tangan kiri dan kanan pada
fundus uteri dan rasakan bagian bayi yang ada pada bagian tersebut dengan
jalan menekan secara lembut dan menggeser telapak tangan kiri dan kanan
secara bergantian b. Leopold 2. 1. Letakkan telapak tangan kiri
pada dinding perut lateral kanan dan telapak tangan kanan pada dinding perut
lateral kiri ibu sejajar dan pada ketinggian yang sama. 2. Mulai dari
bagian atas, tekan secara bergantian atau bersamaan telapak tangan kiri dan
kanan kemudian geser kearah bawah dan rasakan adanya bagian yang rata dan
memenjang (punggung) atau bagaian yang kecil (ekstremitas). c. Leopold 3.
1. Atur po Pemeriksaan fisik menyeluruh ( dari kepala
sampai ekstremitas). Mata : conjungtiva, ikterus ; Gigi , Kaki :Oedema
kaki , dst. 7.2.2.2 Pemeriksaan khusus.  Tanda vital : tensi, Nadi, RR, HR
 Ukur TB, BB, Lila.  Keadaan umum Bumil 145 cm ). » Memeriksa
TFU, posisi janin, presentasi janin. » Pemeriksaan DJJ. d.Petugas
memberikan Imunisasi TT1 sambil memberitahukan ulangan TT2 yang akan
datang. e.Petugas memberikan penyuluhan ( gizi bumil, Hygiene perorangan,
perawatan payudara selama kehamilan, pentingnya periksakan kehamilan secara
rutin sesuai umur kehamilan ), pesan supaya pada saatnya nanti melahirkan di
tenaga kesehatan. f. Petugas mencatat hasil pemeriksaan pada status ibu,
Buku KIA, Kohort Hamil. g. Petugas menulis resep ( Kalsium Laktat, Fe, Vitamin
). h.Petugas mendeteksi resiko tinggi kehamilan bila ada dan rujuk ke RSU /
dokter spesialis serta melakukan kunjungan rumah pasien ( perkesmas ). i.
Petugas merujuk ke Ruang Pengobatan / Gilut pada pemeriksaan pertama ( K1 )
atau bila ada indikasi. j. Petugas mencatat ke kohort ibu sesuai Kartu Ibu.
Dibuat oleh : Disetujui oleh : Koordinator KIA, Kepala Puskesmas, Inda Wati,
Amd Keb Hidayatullah, ST., M. Kes Diposkan oleh Puskesmas Marangkayu di
Saturday, May 04, 2013

SOP ASUHAN ANTENATAL / PEMERIKSAAN KEHAMILAN 1.


Nama Pekerjaan Pemeriksaan
Antenatal Care pada Ibu Hamil 2. Tujuan Sebagai acuan dalam melakukan
pemeriksaan Ante Natal Care ( ANC ), sehingga dapat menyelesaikannya
dengan baik, melahirkan bayi yang sehat dan memperoleh kesehatan yang
optimal pada masa nifas serta dapat menyusui dengan baik dan benar. 3.
Ruang lingkup Pemeriksaan Ibu hamil di unit pelayanan KIA dan RB 4. Uraian
Umum 4.1 ANC adalah pelayanan kesehatan yang diberikan pada ibu hamil dan
selama kehamilannya. 4.2 Mempersiapkan ibu agar memahami pentingnya
pemeliharaan kesehatan selama hamil, bersalin dan nifas. 4.3 Mendeteksi dini
faktor resiko dan menangani masalah tersebut secara dini. 5. Ketrampilan
petugas 5.1 Bidan terlatih. 5.2 Dokter 6. Alat dan Bahan 6.1 Alat 6.1.1
Leanec 6.1.2 Doppler / spekulum corong 6.1.3 Meteran kain pengukur
tinggi fundus uteri 6.1.4 Meteran pengukur LILA 6.1.5 Selimut 6.1.6
Reflex Hammer 6.1.7 Jarum suntik disposibel 2,5 ml 6.1.8 Air hangat
6.1.9 Timbangan Berat Badan dewasa 6.1.10 Tensimeter Air Raksa
6.1.11 Stetoscope 6.1.12 Bed Obstetric 6.1.13 Spekulum gynec 6.1.14
Lampu halogen / senter 6.1.15 Kalender kehamilan 6.2 Bahan 6.2.1
Sarung tangan 6.2.2 Kapas steril 6.2.3 Kassa steril 6.2.4 Alkohol 70
% 6.2.5 Jelly 6.2.6 Sabun antiseptik 6.2.7 Wastafel dengan air
mengalir 6.2.8 Vaksin TT 7. Instruksi Kerja 7.1 PERSIAPAN.
7.1.1.Mempersiapkan alat dan bahan medis yang diperlukan.
7.1.2.Mempersiapkan Bumil mengosongkan kandung kemih. 7.1.3.Petugas
mencuci tangan dengan sabun antiseptik dan bilas dengan air mengalir dan
keringkan. 7.2 PELAKSANAAN: 7.2.1 Anamnesa: 7.2.1.1 Riwayat
perkawinan. 7.2.1.2 Riwayat penyakit ibu dan keluarga. 7.2.1.3 Status wayat
Haid, HPHT. 7.2.1.4 Riwayat imunisasi Ibu saat ini 7.2.1.5 Kebiasaan ibu.
7.2.1.6 Riwayat persalinan terdahulu Dari anamnesa haid tersebut, tentukan
Usia kehamilan dan buat taksiran persalinan. 7.2.2 Pemeriksaan 7.2.2.1
Pemeriksaan Umum. Mengatur posisi ibu c. Pelaksanaan - Anamnesa:
- Riwayatperkawinan. - Riwayatpenyakitibudankeluarga. - Status
riwayatHaid, HPHT. - RiwayatimunisasiIbusaatini - Kebiasaanibu. -
Riwayatpersalinanterdahulu - Dari anamnesa haid tersebut, tentukan Usia
kehamilan dan buat taksiran persalinan. Pemeriksaan - PemeriksaanUmum.
KeadaanumumBumil Ukur TB, BB, Lila. Tanda vital : tensi, Nadi, RR,
HR Pemeriksaan fisik menyeluruh ( dari kepala sampai ekstremitas). Mata :
conjungtiva, ikterus ; Gigi, Kaki :Oedema kaki , dst. - Pemeriksaankhusus.
UMUR KEHAMILAN 20 mgg : a). Inspeksi. 1. Tinggi fundus uteri
2. Hypergigmentasidanstriae 3. Keadaandindingperut b). Palpasi. Lakukan
pemeriksaan Leopold dan intruksi kerjanya sbb : Pemeriksan berada disisi kanan
bumil, menghadap bagian lateral kanan. a. Leopold 1. 1. Letakkan sisi lateral
telunjuk kiri pada puncak fundus uteri untuk menentukan tinggi fundus.
Perhatikan agar jari tersebut tidak mendorong uterus kebawah (jika diperlukan,
fiksasi uterus basah dengan meletakkan ibu jari dan telunjuk tangan kanan
dibagian lateral depan kanan dan kiri, setinggi tepi atas simfisis) 2. Angkat jari
telunjuk kiri (dan jari-jari yang memfiksasi uterus bawah) kemudian atur posisi
pemeriksa sehingga menghadap kebagian kepala ibu. 3. Letakkan ujung
telapak tangan kiri dan kanan pada fundus uteri dan rasakan bagian bayi yang
ada pada bagian tersebut dengan jalan menekan secara lembut dan menggeser
telapak tangan kiri dan kanan secara bergantian b. Leopold 2. 1. Letakkan
telapak tangan kiri pada dinding perut lateral kanan dan telapak tangan kanan
pada dinding perut lateral kiri ibu sejajar dan pada ketinggian yang sama.
2. Mulai dari bagian atas, tekan secara bergantian atau bersamaan telapak
tangan kiri dan kanan kemudian geser kearah bawah dan rasakan adanya bagian
yang rata dan memenjang (punggung) atau bagaian yang kecil (ekstremitas). c.
Leopold 3. 1. Atur posisi pemeriksa pada sisi kanan dan menghadap kebagian
kaki ibu. 2. Letakkan ujung telapak tangan kiri pada dinding lateral kiri bawah,
telapak tangan kanan pada dinding lateral kanan bawah perut ibu, tekan secara
lembut bersamaan atau bergantian untuk menentukan bagian bawah bayi
(bagian keras, bulat dan hampir homogen adalah kepala, sedangkan tonjolan
yang lunak dan kurang simetris adalah bokong). d. Leopold 4. 1. Letakkan ujung
telapak tangan kiri dan kanan pada dinding lateral kiri dan kanan uterus bawah,
ujung-ujung jari tangan kiri dan kanan berada pada tepi atas simfisis.
2. Temukan kedua jari kiri dan kanan, kemudian rapatkan semua jari-jari tangan
kanan yang meraba dinding bawah uterus. 3. Perhatikan sudut yang dibentuk
oleh jari-jari kiri dan kanan (konvergen/divergen) 4. Pindahkan ibu jari dan
telunjuk tangan kiri pada bagian terbawah bayi (bila presentasi kepala, upayakan
memegang bagian kepala didekat leher dan bila presentasi bokong, upayakan
untuk memegang pinggang bayi) 5. Fiksasi bagian tersebut kearah pintu atas
panggul, kemudian letakkan jari-jari tangan kanan diantara tangan kiri dan
simfisis untuk menilai seberapa jauh bagian terbawah telah memasuki pintu atas
panggul. c). Auskultasi. Pemeriksaan bunyi dan frekuensi jantung janin. d).
PemeriksaanTambahan. Laboratoriumrutin :PP Test, Gol. Darah, Hb, Albumin,
reduksi dan USG Akhirpemeriksaan : -Mempersilahkan pasien untuk membuka
bagian tubuh yang akan di periksa Selimuti pasien Pasien di persilahkan
untuk tidur di atas tempat tidur  Jangka panggul b. Persiapanpasien 
Reflek Hammer  Pencatatan (Buku KIA, Register, kohort Bumil)  Lembar
Resep  Kartu pemeriksaan : Kartu Ibu, KMS Bumil, surat pengantar untuk
rujukan  Alat cuci tangan (air, desinfektan, sabun, handuk) 
Funanduscope  Metline  Meteran pengukur LILA  Selimut 
Tensimeter dan stetoskop  Timbangan BB dan pengukur TB  Tempat
tidur  Meja Kursi sisi pemeriksa pada sisi kanan dan menghadap kebagian
kaki ibu. 2. Letakkan ujung telapak tangan kiri pada dinding lateral
kiri bawah, telapak tangan kanan pada dinding lateral kanan bawah perut ibu,
tekan secara lembut bersamaan atau bergantian untuk menentukan bagian
bawah bayi (bagian keras, bulat dan hampir homogen adalah kepala, sedangkan
tonjolan yang lunak dan kurang simetris adalah bokong). d. Leopold 4.
1. Letakkan ujung telapak tangan kiri dan kanan pada dinding
lateral kiri dan kanan uterus bawah, ujung-ujung jari tangan kiri dan kanan berada
pada tepi atas simfisis. 2. Temukan kedua jari kiri dan kanan,
kemudian rapatkan semua jari-jari tangan kanan yang meraba dinding bawah
uterus. 3. Perhatikan sudut yang dibentuk oleh jari-jari kiri dan
kanan (konvergen/divergen) 4. Pindahkan ibu jari dan telunjuk
tangan kiri pada bagian terbawah bayi (bila presentasi kepala, upayakan
memegang bagian kepala didekat leher dan bila presentasi bokong, upayakan
untuk memegang pinggang bayi) 5. Fiksasi bagian tersebut kearah
pintu atas panggul, kemudian letakkan jari0jari tangan kanan diantara tangan kiri
dan simfisis untuk menilai seberapa jauh bagian terbawah telah memasuki pintu
atas panggul. c). Auskultasi. - Pemeriksaan bunyi dan frekuensi jantung janin.
d). Pemeriksaan Tambahan. - Laboratorium rutin : Hb, Albumin - USG
7.2.3 Akhir pemeriksaan : 7.2.3.1 .
Buat kesimpulan hasil pemeriksaan 7.2.3.2 . Buat prognosa dan rencana
penatalaksanaan. 7.2.3.3 . Catat hasil pemeriksaan pada buku KIA dan status
pasien. 7.2.3.4 . Jelaskan hasil pemeriksaan kepada bumil yang meliputi : usia
kehamilan, letak janin, posisi janin, Tafsiran persalinan, Resiko yang ditemukan
atau adanya penyakit lain. 7.2.3.5 . Jelaskan untuk melakukan kunjungan ulang.
7.2.3.6 . Jelaskan rencanan asuhan ANC berkaitan dengan hasil pemeriksaan
7.2.3.7 . Jelaskan pentingnya imunisasi 7.2.3.8 . Jelaskan menjadi akseptor KB
setelah melahirkan 7.2.3.9 . Beri alasan bila pasien dirujuk ke Rumash Sakit
8. Indikator Kinerja 8.1 Kehamilan terutam kesehatan ibu dan janin dapat
dipantau 9. Catatan Mutu 9.1 Kartu status ibu hamil 9.2 Buku register kohort
ibu hamil 9.3 Buku register ibu hamil 9.4 Buku KIA 10. KONTRA INDIKASI
Tidak ada 11. REFERENSI Buku Kesehatan Maternal dan Neonatus,
Yayasan Bina Pustaka, Sarwono Prawiroharjo, Jakarta, 2002. http://puskesmas-
oke.blogspot.com/2010/01/sop-asuhan-antenatal-pemeriksaan.html
IV. JENIS PELAYANAN DI KIA SOP ASUHAN ANTENATAL CARE /
PEMERIKSAAN KEHAMILAN PEMERIKSAAN KEHAMILAN NO. DOKUMEN
NO. REVISI HALAMAN PROSEDUR TETAP TANGGAL TERBIT : 4 Maret 2013
DIBUAT OLEH YULI ROCHMATIN NIP. 19670702 198901 2 001
MENGETAHUI KEPALA PUSKESMAS drg. WAHYU PRIMAWATI, MAP
NIP.19650227 199201 2 003 PENGERTIAN ANC adalah pelayanan kesehatan
yang diberikan pada ibu hamil dan selama kehamilannya, mempersiapkan ibu
agar memahami pentingnya pemeliharaan kesehatan selama hamil, serta
mendeteksisecara dinifaktorresikodanmenanganimasalahtersebutsecaradini.
TUJUAN UMUM Memantau perkembangan ibu hamil dan bayinya serta
mendeteksi secara dini adanya komplikasi dalam kehamilan KHUSUS 1.
Memantau kemajuan kehamilan dan memastikan kesehatan ibu dan tumbuh
kembang bayi. 2. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik dan
mental serta sosial ibu 3. Mengenal secara dini adanya ketidaknormalan
komplikasi yang mungkin terjadi selama hamil termasuk riwayat penyakit secara
umum dan kebidanan. 4. Mempersiapkan kehamilan cukup bulan,
melahirkan dengan selamat ibu dan bayinya dengan trauma seminimal mungkin.
5. Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI
eksklusif 6. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima
kelahiran bayi agar dapat tumbuh kembang secara optimal PELAKSANA Bidan
PROSEDUR a. Persiapanalat Buatkesimpulanhasilpemeriksaan - Buat
prognosa dan rencana penatalaksanaan. - Catat hasil pemeriksaan pada
buku KIA dan status pasien. - Jelaskanhasilpemeriksaankepadabumil yang
meliputi :usiakehamilan, letakjanin, posisijanin, Tafsiranpersalinan, Resiko yang
ditemukanatauadanyapenyakit lain. - Jelaskan untuk melakukan kunjungan
ulang. - Jelaskan rencanan asuhan ANC berkaitan dengan hasil pemeriksaan
- Jelaskanpentingnyaimunisasi TT - Jelaskan pentingnya pemberian
tablet Fe hingga 90 tablet - Jelaskan menjadi akseptor KB setelah melahirkan
- Beri alasan bila pasien dirujuk ke Rumah Sakit
SOP Suntik KB
SOP
SUNTIK KB
Puskesmas
Kendit
No Dokumen

PROTAP No. Dokumen No Revisi Halaman

RAWAT JALAN 14 ................. 1/1


Disetujui oleh,
Kepala UPTD Puskesmas Kendit
Tanggal Terbit

drg. DINA FITRYA, M.Kes


01 Januari 2014 Nip. 19731026 200501 2 006

Penggunaan alat kontrasepsi suntik merupakan tindakan invasiv karena menembus pelindung kulit, penyuntikan

Pengertian harus dilakukan hati-hati dengan teknik antiseptik mencegah infeksi

Tujuan sebagai acuan dalam melakukan suntikan KB

Kebijakan -
Alat
1) Obat yang akan disuntikkan (depo provera, cyclofem)
2) Semprit suntik dan jarumnya (sekali pakai)
3) Alkohol 60 – 90 %
Instruksi kerja
1) Cuci tangan dengan sabun dan bilas dengan air mengalir, keringkan dengan handuk
2) Buka dan buang tutup kaleng pada vial yang menutupi karet, hapus karet yang ada dibagian atas vial dengan kapas
yang telah dibasahi dengan alkohol 60 – 90 %, biarkan kering
3) Bila menggunakan jarum atau semprit sekali pakai, segera buka plastiknya Bila menggunakan jarum atau semprit
yang telah disterilkan dengan DTT, pakai korentang yang telah di DTT untuk mengambilnya
4) Pasang jarum pada semprit suntik dengan memasukkan jarum pada mulut semprit penghubung
5) Balikkan vial dengan mulut vial ke bawah. Masukkan cairan suntik dalam semprit, gunakan jarum yang sama untuk
menghisap kontrasepsi suntik yang menyuntikkn klien
Teknik suntikan
1) Kocok botol dengan baik, hindarkan terjadinya gelembung-gelembung udara (pada depo provera / cyclofem),
keluarkan isinya
2) Suntikkan secara intra muskular dalam di daerah pantat (daerah gluteal). Apabila suntikan diberikan terlalu dangkal,
penyerapan kontrasepsi suntikan akan lambat dan tidak bekerja segera dan efektif
3) Depo provera (3 ml / 150 mg atau 1 ml / 150 mg) diberikan setiap 3 bulan (12 minggu)
4) Noristerat diberikan setiap 2 bulan (8 minggu)
Prosedur 5) Cyclofem 25 mg medroksi progesteron asetat dan 5 mg estrogen sipionat diberikan setiap bulan
Unit terkait KIA
SOP Pemasangan AKDR
SOP
PEMASANGAN AKDR
Puskesmas
Kendit
No Dokumen

PROTAP No. Dokumen No Revisi Halaman

RAWAT JALAN 07 ................. 1/2


Disetujui oleh,
Kepala UPTD Puskesmas Kendit
Tanggal Terbit

drg. DINA FITRYA, M.Kes


01 Januari 2014 Nip. 19731026 200501 2 006

Pengertian Prosedur pemasangan AKDR merupakan teknik pemasangan alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR)

Tujuan Sebagai acuan untuk melakukan tindakan pemasangan AKDR

Kebijakan Sebagai acuan untuk pemasangan AKDR


1. Persiapan pasien dan lingkungan

1) Jelaskan pada pasien prosedur yang akan dilakukan

2) Siapkan lingkungan yang mendukung pelaksanaan tindakan, aturr penerangan yang cukup, jaga privasi klien

2. Persiapan alat

1) Bivalve speculum (kecil, sedang, atau besar)

2) Bengkok

3) IUD steril

4) Forsep / korentang

5) Mangkok untuk larutan antiseptik

6) Kain kasa atau kapas

7) Bak instrumen

8) Sarung tangan steril 2 pasang

9) Tampon tang

10) Tenakulum

11) Sonde uterus

12) Sumber cahaya yang cukup untuk menerangi serviks

3. Prosedur pelaksanaan

1) Jelasakan kepada klien apa yang dilakukan dan mempersilahkan klien mengajukan pertanyaan sampaikan pada klien

kemungkinan akan merasa sedikit sakit pada beberapa langkah waktu pemasangan dan nanti akan diberitahu bila

Prosedur sampai pada langkah-langkah tersebut. Pastikan klien telah mengosongkan kending kencingnya
2) Periksa genitalia eksternal, lakukan pemeriksaan spekulum, lakukan pemeriksaan panggul
3) Lakukan pemeriksaan mikroskopik bila tersedia dan ada indikasi
4) Masukka lengan AKDR copper T 380 A di dalam kemasan sterilnya
5) Masukkan spekulum, dan usap vagina dan serviks dengan larutan antiseptik. Gunakan tenakulum untuk menjepit
serviks
6) Masukkan sonde uterus
7) Pasang AKDR Copper T 380 A. Pemasangan AKDR Copper T 380 A
i. Tarik tenakulum (yang masih menjepit serviks setelah melakukan metode uterus) sehingga kavum uteri, kanalis
servikalis dan vagina berada dalam satu garis lurus, masukkan dengan pelan-pelan dan hati-hati tabung inserter yang
sudah berisi AKDR ke dalam kanalis servikalis dengan mempertahankan posisi kevum uteri, dorong tabung inserter
sampai leher biru menyentuh serviks atau sampai terasa ada tahanan dari fundus uteri, pastikan leher biru tetap
dalam posisi horizontal
ii. Pegang serta tahan tenakulum dan pendorong dengan satu tangan, sedang tangan lain menarik tabung inserter
sampai pangkal pendorong
iii. Keluarkan pendorong dengan tetap memegang dan menahan tabung inserter, setelah pendorong keluar dari
tabung inserter, dorong kembali tabung inserter dengan pelan dan hati-hati sampai terasa ada tahanan fundus.
Unit terkait KIA
SOP
PENCABUTAN IMPLANT
Puskesmas
Kendit
No Dokumen

PROTAP No. Dokumen No Revisi Halaman

RAWAT JALAN 10 ................. 1/3


Disetujui oleh,
Kepala UPTD Puskesmas Kendit
Tanggal Terbit

drg. DINA FITRYA, M.Kes


01 Januari 2014 Nip. 19731026 200501 2 006

Pengertian

Tujuan sebagai acuan

Kebijakan -
Alat
1) Meja periksa untuk berbaring klien
2) Alat penyangga lengan
3) Batang implant dalam kantong
4) Kain penutup steril
5) Sepasang sarung tangan yang sudah steril
6) Sabun untuk mencuci tangan
7) Larutan antiseptik untuk disinfeksi kulit
8) Zat anastesi lokal (konsentrasi 1% tanpa epinerpin)
9) Trokar 10 dan mandrin
10) Skalpel 11 atau 15
11) Kasa pembalut atau plester
12) Kasa steril dan pembalut
13) Epinefrin (untuk tindakan emergency)
14) Klem lengkung dan lurus
15) Bak instrumen
16) Tiga mangkok steril atau DTT

Instruksi kerja
1. Tindakan sebelum pencabutan
1) Persilahkan klien untuk mencuci seluruh lengan dan tangan dengan sabun dan air yang mengalir serta membilasnya,
pastikan tidak terdapat sabun
2) Tutup tempat tidur klien dengan kain bersih yang kering
3) Persilahkan klien berbaring dengan lengan yang lebih jarang digunakan diletakkan pada lengan penyangga atau
meja samping. Lengan harus disangga dengan baik dan dapat digerakkan lurus atau sedikit bengkok sesuai dengan
posisi yang disukai oleh klinisi untuk memudahkan pencabutan
4) Raba keenam kapsul untuk menentukan lokasinya, untuk menentukan tempat insisi, raba (tanpa sarung tangan)
Prosedur ujung kapsul dekat lipatan siku, bila tidak dapat meraba kapsul, lihat lokasi pemasangan pada rekam medik klien
5) Pastikan posisi dari setiap kapsul dengan membuat tanda pada kedua ujung setiap kapsul dengan menggunakan
spidol
6) Siapkan tempat alat-alat dan buka bungkus steril tanpa menyentuh alat-alat di dalamnya
7) Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir, keringkan dengan air bersih
8) Pakai sarung tangan steril atau DTT (ganti sarung tangan untuk setiap klien guna mencegah kontaminasi silang)
9) Atur alat dan bahan-bahan sehingga mudah dicapai
10) Usap tempat pencabutan dengan kasa berantiseptik, gunakan klem steril atau DTT untuk memegang kasa tersebut
(bila memegang kasa berantiseptik hanya dengan tangan, hati-hati jangan sampaimengkontaminasi sarung tangan
dengan menyrntuh kulit yang tidak steril). Mulai mengusap dari tempat yang akan dilakukan insisi ke arah luar
dengan gerakan melingkar sekitar 8 – 1 Cm dan biarkan kering sebelum memulai tindakan
11) Bila ada gunakan kain lubang untuk menutupi lengan. Lubang tersebut harus cukup lebar untuk memaparkan lokasi
kapsul. Dapat juga menutupi lengan dibawah tempat kapsul dipasang dengan menggunakan kain steril
12) Sekali lagi raba seluruh kapsul untuk menentukan lokasinya
13) Setelah memastikan klien tidak alergi terhadap obat anastesi isi alat suntik dengan 3 ml obat anastesi (1% tanpa
efineprin) masukkan jarum tepat dibawah kulit pada tempat insisi akan dibuat, kemudian lakukan aspirasi untuk
memastikan jarum tidak masuk ke pembuluh darah. Suntikkan sedikit obat anastesi untuk membuat gelembung kecil
bawah kulit. Masukkan jarum secara hati-hati dibawah ujung kapsul pertama sampai lebih kurang sepertiga panjang
kapsul (1 cm) tarik jarum pelan-pelan sambil menyuntikkan obat anastesi (kira-kira 0,5 ml) untuk mengangkat ujung
kapsul
2. Tindakan pencabutan kapsul
1) Tentukan lokasi insisi yang mempunyai jarak sama dari ujung bawah semua kapsul kira-kira 5 cm dari ujung bawah
kapsul
2) Pada lokasi yang sudah dipilih, buat insisi melintang yang kecil lebih kurang 4 mm dengan menggunakan skapel,
jangan
3) Mulai dengan mencabut kapsul yang mudah diraba dari luar atau yang terdekat tempat inisisi
4) Dorong ujung kapsul ke arah insisi dengan jari tangan sampai ujung kapsul tampak pada luka insisi, saat ujung
kapsul
5) Bersihkan dan buka jaringan ikat yang mengelilingi kapsul dengan cara menggosok-gosok pakasi kasa steril untuk
6) Jepit kapsul yang sudah terpapar dengan menggunakan klem kedua, lepasakan klem pertama dan cabut secara pelan
dan
7) Pilih kapsul berikutnya yang tampak paling mudah dicabut, gunakan teknik yang sama untuk mencabut kapsul
berikutnya
3. Metode pencabutan teknik U
1) Tentukan lokasi insisi pada kulit diantara 3 dan 4 ±5 mm dari ujung kapsul dekat siku
2) Buat insisi kecil (4 mm) memanjang sejajar diantara sumbu panjang kapsul dengan menggunakan skapel
3) Masukkan ujung klem pemegang implant norplant secara hati-hati melalui luka insisi
4) Fiksasi kapsul yang letaknya paling dekat luka insisi dengan jari telunjuk sejajar panjang kapsul
5) Masukkan klem lebih dalam sampai ujungnya menyentuh kapsul, buka klem dan jepit kapsul dengan sudut yang
tepat
6) Bersihkan kapsul dari jaringan ikat yang mengelilinginya dengan mengosok-gosok menggunakan kasa steril unutk

7) Gunakan klem lengkung untuk menjepit kapsul yang sudah terpapar , lepaskan klem pemegang norplant dan cabut
kapsul
8) Pencabutan kapsul berikutnya adalah yang tampak paling mudah dicabut, gunakan teknik yang sama untuk
mencabut
4. Menutup luka insisi
1) Bila klien tidak ingin melanjutkan pemakaian implant lagi, bersihkan tempat insisi dan sekitarnya dengan
menggunakan
2) Dekatkkan kedua tepi luka insisi dengan band aid (plester untuk luka ringan) atau kasa steril dan plester
3) Luka insisi perlu dijahit, karena mungkin dapat menimbulkan jaringan parut, periksa kemungkinan adanya
Unit terkait KIA

SOP Pencabutan Implant


Posted by muhammad faisal Abrori on 08:38 with No comments
Email This

Anda mungkin juga menyukai