PRAKTEK
MANDIRI No Dokumen
..............
No. Revisi
..............
Halaman
........./.........
SOP
Terbit Tanggal: Ditetapkan
10 Mei 2014 Penanggung jawab BPM
b. Pemeriksaan
Pemeriksaan Umum.
Keadaan umum Bumil
Ukur TB, BB, Lila.
Tanda vital : tensi, Nadi, RR, HR
Pemeriksaan fisik menyeluruh ( dari kepala sampai
ekstremitas).
Mata : conjungtiva, ikterus ;
Gigi
Kaki :Oedema kaki , dst.
Pemeriksaan khusus.
UMUR KEHAMILAN <20 mgg :
a). Inspeksi.
1. Tinggi fundus
2. Hyperpigmentasi (pada areola mammae, Linea nigra).
3. Striae.
b) Palpasi.
1. Tinggi fundus uteri
2. Keadaan perut
c) Auskultasi.
UMUR KEHAMILAN > 20 mgg:
a). Inspeksi.
1. Tinggi fundus uteri
2. Hypergigmentasi dan striae
3. Keadaan dinding perut
b). Palpasi.
Lakukan pemeriksaan Leopold dan intruksi kerjanya sbb :
Pemeriksa berada disisi kanan bumil, menghadap bagian
lateral kanan.
1) Leopold 1.
1. Letakkan sisi lateral telunjuk kiri pada puncak fundus uteri
untuk menentukan tinggi fundus. Perhatikan agar jari
tersebut tidak mendorong uterus kebawah (jika
diperlukan, fiksasi uterus basah dengan meletakkan ibu jari
dan telunjuk tangan kanan dibagian lateral depan kanan
dan kiri, setinggi tepi atas simfisis)
2. Angkat jari telunjuk kiri (dan jari-jari yang memfiksasi
uterus bawah) kemudian atur posisi pemeriksa sehingga
menghadap kebagian kepala ibu.
3. Letakkan ujung telapak tangan kiri dan kanan pada fundus
uteri dan rasakan bagian yang ada pada bagian tersebut
dengan jalan menekan secara lembut dan menggeser
telapak tangan kiri dan kanan secara bergantian
2) Leopold 2.
1. Letakkan telapak tangan kiri pada dinding perut lateral
kanan dan telapak tangan kanan pada dinding perut lateral
kiri ibu sejajar dan pada ketinggian yang sama.
2. Mulai dari bagian atas, tekan secara bersamaan telapak
tangan kiri dan kanan kemudian geser kearah bawah dan
rasakan adanya bagian yang rata dan memenjang
(punggung) atau bagian yang kecil (ekstremitas).
3) Leopold 3.
1. Atur posisi pemeriksa pada sisi kanan dan menghadap
kebagian kaki ibu.
pelaksanakan
6. Catatan Mutu Kartu Ibu
Buku register kohort ibu hamil
Buku register ibu hamil
Buku KIA
BIDAN PEMERIKSAAN
PRAKTEK DENYUT JANTUNG JANIN
MANDIRI
SOP
no dok: 01 no.revisi:- halaman:-
Terbit Tanggal : Ditetapkan
10 Mei 2014 Penanggung jawab
BPM
9. Petugas Bidan
melaksanakan
10. Catatan Mutu Kartu Ibu, Buku kohort ibu hamil, Buku register ibu
hamil, Buku KIA
11. Hal-hal perlu Selama tindakan selalu menjaga privasi pasien
diperhatikan
BIDAN PENCABUTAN IUD
PRAKTEK
MANDIRI
SOP no dok: 01 no.revisi:- halaman:-
Terbit Tanggal : Ditetapkan
10 Mei 2014 Penanggung jawab
BPM
4. Persiapan Alat
Alat Steril
Troly dengan bak steril berisi :
~ sarung tangan steril
~ kom berisi betadine
~ Kasa steril
~ speculum
~ tampon tong
~ kagel tang
Alat Non Steril
Meja/tempat tidur ginekologi dialasi
perlak
Lampu sorot
Tempat sampah/ember yang dilapisi
Kursi
5. Cara Kerja
Sapa pasien dengan ramah dan hangat
Tanyakan alasannya ingin mencabut dan
jawab semua pertanyaannya
Tanyakan tujuan dari KB selanjutnya
Jelaskan proses pencabutan IUD dan apa
yang akan pasien rasakan pada saat dan
setelah pencabutan
Anjurkan pasien untuk BAK dan
membersihkan genitalia terlebih dahulu
Cuci tangan dengan air dan sabun keringkan
degan kain bersih
Pakai sarung tangan steril
Lakukan pemeriksaan binomial
4. Percaya diri
5. Memberikan rasa empati pada klien
6. Spuit 5 cc
7. Trokar
8. Skapel
9. Templet / pola
C. CONTENT
Peelaksana
12. Hal-hal yang Selama tindakan selalu memperhatikan keadaan umum pasien
perlu
diperhatikan
SOP
Terbit Tanggal: Ditetapkan
10 Mei 2014 Penanggung jawab BPM
3. PELAKSANAAN
4. Sikap Sopan
Teliti, Hati-hati
Tanggap dan peka terhadap respon pasien
Cekatan
5. Petugas Bidan
pelaksana
6. Catatan Mutu Kartu Ibu
Buku register kohort ibu hamil
Buku register ibu hamil
Buku KIA
7. Hal-hal yang Selama tindakan selalu memperhatikan dan meyakinkan pasien
untuk bersedia mengkonsumsi tablet FE
perlu
diperhatikan
BIDAN MEMBIMBING IBU CARA
MENYUSUI YANG BAIK
PRAKTEK
MANDIRI No Dokumen
..............
No. Revisi
..............
Halaman
........./.........
SOP
Terbit Tanggal: Ditetapkan
10 Mei 2014 Penanggung jawab BPM
6. INSTRUKSI KERJA
a. Beritahu ibu untuk cuci tangan dahulu.
b. Keluarkan ASI sedikit lalu oleskan pada puting susu dan
areola sekitarnya.
c. Ibu duduk dengan santai menggunakan kursi yang rendah
d. Punggung bersandar dengan santai pada kursi.
e. Pegang bayi dengan satu lengan, kepala bayi terletak pada
lengkung siku ibu dan bokong bayi terletak pada lengan ibu.
Kepala bayi tidak boleh terngadah dan bokong bayi ditahan
dengan telapak tangan ibu.
f. Satu tangan bayi pada arah badan ibu sebaiknya diletakkan
dibelakang badan ibu.
g. Perut bayi menempel pada badan ibu, kepala bayi
menghadap payudara ibu.
h. Telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus.
i. Ibu menatap bayi dengan kasih sayang.
j. Ibu memegang payudara dengan ibu jari diatas payudara
dan jari lain menopang dibawah payudara, jangan menekan
puting susu / areolanya saja.
k. Bayi diberi rangsangan untuk membuka mulut dengan cara
menyentuh pipi / sisi mulut bayi dengan putting susu.
l. Setelah bayi membuka mulut dengan cepat punggung bayi
didekatkan kepayudara ibu dengan puting susu dan areola
dimasukkan kedalam mulut bayi. Usahakan sebagian besar
areola masuk kedalam mulut bayi sehingga puting berada
dilangit dan lidah bayi akan menekan ASI keluar.
m. Sebaiknya bayi menyusu pada satu payudara sampai
payudara terasa kosong.
n. Lanjutkan dengan menyusui pada payudara yang satu lagi.
o. Cara melepaskan isapan bayi
p. Masukkan jari kelingking ibu kemulut bayi melalui sudut
mulutnya.
q. Tekan dagu bayi kebawah
pelaksana
10. Hal-hal yang Selama tindakan selalu memperhatikan dan meyakinkan pasien
untuk bersedia menusui bayinya
perlu
diperhatikan
BIDAN PEMASANGAN IUD
PRAKTEK
MANDIRI
SOP no dok: 01
Terbit Tanggal :
no.revisi:- halaman:-
Ditetapkan
10 Mei 2014 Penanggung jawab
BPM
b. Sikap Sopan
Teliti
Hati-hati
Tanggap dan peka terhadap respon pasien
Cekatan
c. Petugas Bidan
Peelaksana
d. Hal-hal yang perlu Selama tindakan selalu memperhatikan keadaan umum pasien
diperhatikan
BIDAN PELAYANAN KB SUNTIK
PRAKTEK
MANDIRI
SOP no dok: 01
Terbit Tanggal :
no.revisi:- halaman:-
Ditetapkan
10 Mei 2014 Penanggung jawab
BPM
6. Sikap Sopan
Teliti
Hati-hati
Tanggap dan peka terhadap respon pasien
Cekatan
7. Petugas Bidan
Peelaksana
8..Hal-hal yang Selama tindakan selalu memperhatikan keadaan umum dan
privasi pasien
perlu diperhatikan
BIDAN PENAGANAN SYOK
PRAKTEK ANAFILAKTIK
MANDIRI
SOP no dok: 01
Terbit Tanggal :
no.revisi:- halaman:-
Ditetapkan
10 Mei 2014 Penanggung jawab
BPM
5. Sikap Sopan
Teliti, Hati-hati
Tanggap dan peka terhadap respon pasien
Cekatan
6. Petugas Bidan
Peelaksana
7. yg perlu Selama tindakan perhatikan keadaan umum dan privasi pasien
diperhatikan
BIDAN EPISIOTOMI
PRAKTEK MEDIOLATERAL
MANDIRI
SOP no dok: 01
Terbit Tanggal :
no.revisi:- halaman:-
Ditetapkan
10 Mei 2014 Penanggung jawab
BPM
4. Prosedur 1. PERLENGKAPAN
Kassa steril
Bethadine
Gunting episiotomi
Larutan klorin 0.5%
2. LANGKAH-LANGKAH
a. Melakukan teknik aseptik pada daerah perineum yang akan
dilakukan episiotomi
b. Saat yang tebaik untuk memotong episiotomi ialah pada saat
perineum sedang menipis dan pucat atau mengkilap.
Kehilangan darah akan lebih besar jika memotong lebih
cepat. Akan tetapi, jika memotong episiotomi atas indikasi
kegawatan bayi, maka lakukan pemotongan kapan saja
diperlukan untuk mempercepat kelahiran bayi.
c. Setelah pemberian 10 cc anestesi lokal ambil gunting
episiotomi yang tajam dengan satu tangan. Letakkan kedua
jari tangan lainnya di dalam vagina diantara gunting dan
kepala bayi untuk mencegah luka kepala bayi secara tidak
sengaja. Ujung mata gunting yang tumpul di dalam vagina.
Mulai pada titik tengah dari perineum dan miringkan gunting
sebesar 45 derajat. Potong ke arah bokong kanan ibu.
d. Buat episiotomi dengan satu atau dua potongan besar.
e. Putar gunting dan posisikan menghadap ke atas vagina.
Lindungi kepala bayi dengan tangan lalu masukkan gunting.
f. Tekan kain kassa ke daerah luka sementara ibu melanjutkan
meneran bersamaan dengan kontraksi untuk mencegah
kehilangan darah yang berkelanjutan.
c. Sikap Sopan
Teliti, Hati-hati
Tanggap dan peka terhadap respon pasien
Cekatan
d. Petugas Bidan
Peelaksana
7. yg perlu Selama melakukan tindakan perhatikan keadaan umum dan privasi
pasien
diperhatikan
BIDAN AMNIOTOMI
PRAKTEK
MANDIRI
SOP no dok: 01
Terbit Tanggal :
no.revisi:- halaman:-
Ditetapkan
10 Mei 2014 Penanggung jawab
BPM
4. Prosedur 1. PERALATAN
Klem ½ Kocher
Bengkok
Lenec / dopler
Larutan klorin 0.5 %
2. LANGKAH-LANGKAH
a. Sentuhlah selaput ketuban yang sedang menggelembung.
Pastikan bahwa kepala sudah (benar-benar masuk ke dalam
panggul) engaged & tidak adanya bagian-bagian kecil janin.
b. Memasukkan klem ½ kocher ke dalam vagina dengan jari
tangan kiri dituntun oleh tangan kanan yang memakai sarung
tangan hingga bisa merasakan / menyentuh selaput ketuban.
c. Apabila kontraksi melemah, pindahkan jari tangan kanan dan
gunakan klem ½ kocher untuk memecahkan selebar 1-2 cm dari
atas ke bawah selaput membran hingga pecah.
d. Keluarkan klem ½ kelly atau kocher dengan tangan kiri dan
masukkan ke dalam larutan klorin 0.5%. Pertahankan jari
tangan kanan di dalam vagina untuk merasakan penurunan
kepala janin dan pastikan bahwa tidak meraba adanya tali pusat
atau bagian-bagian kecil dari janin. Kemudian keluarkan tangan
kanan secara lembut dari dalam vagina.
e. Evaluasi warna cairan ketuban, periksa apakah ada mekonium
atau darah. Jika ada, lakukan langkah-langkah gawat darurat.
f. Cucilah sekresi dari sarung tangan di dalam larutan klorin 0.5%.
g. Cuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir
h. Periksa kembali denyut jantung janin. Masukkan dalam
partograf waktu pemecahan selaput ketuban, warna air
ketuban dan DJJ.
e. Sikap Sopan
Teliti, Hati-hati
Tanggap dan peka terhadap respon pasien
Cekatan
f. Petugas Bidan
Peelaksana
7. yg perlu Selama melakukan tindakan perhatikan keadaan umum dan privasi
pasien
diperhatikan
BIDAN PENJAHITAN PERINEUM
PRAKTEK
MANDIRI
SOP no dok: 01
Terbit Tanggal :
no.revisi:- halaman:-
Ditetapkan
10 Mei 2014 Penanggung jawab
BPM
3. LANGKAH-LANGKAH
a. Lakukan inspeksi vagina dan perineum untuk melihat
robekan. Rabalah dengan ujung jari seluruh daerah luka &
lihat dimana ujung luka tersebut.
b. Jika ada perdarahan yang terlihat menutupi luka episiotomi,
pasang tampon atau kassa ke dalam vagina.
c. Tempatkan jarum jahit pada pemegang jarum, kemudian
kunci pemegang jarum
d. Pasang benang jahit pada mata jarum
e. Lihat dengan jelas batas luka episiotomi
f. Lakukan penjahitan pertama 1 cm di atas ujung luka di dalam
vagina ibu.
g. Peganglah pemegang jarum dengan tangan lainnya. Gunakan
pemegang jarum (pinset) untuk menarik jarum melalui
jaringan. Jangan sekali-kali menggunakan jari tangn.
Menggunakan jari tangan untuk meraba jarum adalah
berbahaya. Anda bisa menusuk jari tangan anda atau
melobangi sarung tangan anda yang akan meningkatkan risiko
terkena infeksi kuman dari darah seperti HIV atau hepatitis B
h. Ikat jahitan pertama dengan simpul mati. Potong ujung
benang yang bebas ( ujung benang tampa jarum ) hingga
tersisa kira-kira 1 cm
i. Jahit mukosa vagina dengan menggunakan jahitan jelujur
hingga tepat di belakang lingkaran himen.
j. Jarum kemudian akan menembus mukosa vagina, sampai
kebelakang lingkaran himen, dan tarik keluar pada luka
perineum. Perhatikan seberapa dekatnya jarum ke puncak
lukanya.
k. Gunakan teknik jahitan jelujur saat anda menjahit lapisan
ototnya. Lihat ke dalam luka untuk mengetahui letak ototnya.
Otot biasanya tampak sedikit lebih merah dan rasanya agak
keras bila disentuh. Penting sekali untuk menjahit otot ke
otot. Rasakan dasar dari luka, ketika anda sudah mencapai
ujung luka, berarti anda telah menutup lapisan otot yang
dalam
l. Setelah mencapai ujung luka yang paling akhir dari luka,
putarlah arah jarum anda dan mulailah menjahit ke arah
vagina, dengan menggunakan jahitan untuk menutup jaringan
subcuticuler. Carilah lapisan subcuticuler umumnya lembut
dan memiliki warna yang sama dengan mukosa vagina.
Peelaksana
7. Hal-hal yg perlu Selama melakukan tindakan perhatikan keadaan umum dan privasi
pasien
diperhatikan
4. Prosedur 1. PERALATAN
- Gunting episiotomi
- Apron plastik, masker, kacamata pelindung
- Sarung tangan DTT/steril dan Alas kaki/sepatu boot karet
2. LANGKAH-LANGKAH
a. Pakai sarung tangan DTT atau steril dan lakukan episiotomi
secukupnya
b. Lakukan manuver McRobert’s :
- Dengan posisi ibu berbaring pada punggungnya, minta
ibu untuk menarik kedua lututnya sejauh mungkin ke
arah dadanya. Minta dua asisten untuk membantu ibu
- Tekan kepala bayi secara mantap dan terus-menerus ke
arah bawah (ke arah anus ibu) untuk menggerakkan bahu
anterior di bawah simfisis pubis. Hindari tekanan yang
berlebihan pada kepala bayi karena mungkin akan
melukainya
- Secara bersamaan mintalah salah satu asisten untuk
memberikan sedikit tekanan suprapubis ke arah bawah
dengan lembut. Jangan lalukan dorongan pada fundus,
karena akan mempengaruhi bahu lebih jauh dan bisa
menyebabkan ruptura uteri
c. Jika bahu tetap tidak lahir :
- Masukkan satu tangan ke dalam vagina & lakukan
penekanan pada bahu anterior, ke arah sternum bayi,
untuk memutar bahu bayi & mengurangi diameter bahu.
- Jika perlu, lakukan penekanan pada bahu posterior ke
arah sternum
d. Jika bahu masih tetap tidak lahir :
- Masukkan satu tangan ke dalam vagina & pegang tulang
lengan atas yang berada pada posisi posterior
- Fleksikan lengan bayi di bagian siku & letakkan lengan
tersebut melintang di dada bayi
Peelaksana
7.hal-hal yg Selama melakukan tindakan perhatikan keadaan umum dan privasi
pasien
perlu
diperhatikan
BIDAN KOMPRESI BIMANUAL
PRAKTEK UTERUS
MANDIRI
SOP no dok: 01
Terbit Tanggal :
no.revisi:- halaman:-
Ditetapkan
10 Mei 2014 Penanggung jawab
BPM
3. PROSEDUR KERJA
3.1. KOMPRESI BIMANUAL INTERNA
a. Penolong berdiri di depan vulva. Oleskan larutan
antiseptik pada sarung tangan kanan. Dengan ibu jari
dan telunjuk tangan kiri, sisihkan kedua labium mayus
ke lateral dan secara obstetrik, masukkan tangan
kanan melalui introitus.
b. Kepalkan tangan kanan dan letakkan dataran
punggung jari telunjuk hingga kelingking pada forniks
anterior, dorong uterus ke kranio-anterior.
c. Tapak tangan kiri menekan bagian belakang korpus
uteri.
Peelaksana
7.hal-hal yg Selama melakukan tindakan perhatikan keadaan umum dan privasi
pasien
perlu
diperhatikan
13. Kebijakan Bidan yang melakukan tindakan manusl placenta harus sesuai
dengan SOP dan protap untuk menghindari komplikasi
14. Referensi Ilmu Kebidanan, Patologi Kebidanan
15. Prosedur
1. PERSIAPAN
Pasien :
b. Cairan dan slang infus sudah terpasang. Perut bawah
dan paha sudah dibersihkan
c. Uji fungsi dan kelengkapan peralatan resusitasi
d. Menyiapkan kain alas bokong dan penutup perut bawah
e. Medikamentosa :
Analgetika ( Pethidin 1-2 mg/kg BB / Ketamin HCl
0,5 mg/kg BB / tramadol 1-2 mg/kg BB
Sedativa ( Diazepam 10 mg )
Uterotonika ( Oksitosin, Ergometrin, Prostaglandin )
Bethadine
Oksigen dan regulator
Penolong :
a. Celemek, masker, kacamata pelindung, sepatu bot
b. Sarung tangan panjang DTT / Steril
c. Instrumen :
Klem : 2 buah
Spuit 5 cc dan jarum no. 23 : 4 buah
Wadah Plasenta : 1 buah
Kateter dan penampung air kemih : 1 buah
Heacting set : 1 set
d. Larutan Klorin 0,5 %
2. LANGKAH-LANGKAH
2.1.Tindakan Penetrasi ke Kavum Uteri
a. Mencuci tangan hingga siku dengan air dan sabun
kemudian keringkan
b. Memberikan sedativa dan analgetik melalui karet
infus
c. Memakai sarung tangan hingga mencapai siku
d. Mengkaterisasi kandung kemih apabila ibu tidak
dapat berkemih sendiri
e. Menjepit tali pusat dengan klem dan tegangkan tali
pusat sejajar lantai
5. Sikap Sopan
Teliti, Hati-hati
Tanggap dan peka terhadap respon pasien
Cekatan
6. Petugas Bidan
Peelaksana
7. .hal-hal yg Selama melakukan tindakan perhatikan keadaan umum dan privasi
pasien
perlu
diperhatikan