Anda di halaman 1dari 7

Nomor :B/SOP/676/I/2023

Revisi ke : 00
Tgl berlaku : 05/01/2023

Standar Operasional Prosedur (SOP)


SKRINING HIPOTIROID KONGENITAL (SHK)

Ditetapkan
Kepala UPTDPuskesmas Purwantoro II

SARNO,S.Kep.Ns
NIP.19630318 198511 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN WONOGIRI


DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS PURWANTORO II
Nglogung Rt. 01 Rw.02 Desa Sukomangu Kecamatan Purwantoro
Kabupaten Wonogiri, Kode Pos 57695 Telepon (0273) 4131194
Email : puspurwantorodua@gmail.com
SKRINING HIPOTIROID
KONGENITAL
Nomor :A/SOP/676/I/2023
No.Revisi : 00
SOP
Tgl.Terbit : 05/01/2023
Halaman : 1/7

UPTD
PUSKESMAS
Sarno, S.Kep.Ns
PURWANTORO II
NIP.196303181985111001

1. Pengertian Prosedur penapisan untuk memilah bayi yang memungkinkan


menderita hipotiroid kongenital ( HK ) dan bayi yangtidak
menderita HK dengan pemeriksaan kadar Thyroid Stimulating
Hormone ( TSH )
2. Tujuan Sebagai Acuan pelaksanaan pengambilan sampel SHK
Mengetahui sedini mungkin bayi dengan hipotiroid
kongenital dan Mencegah stunting baru
3. Kebijakan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 78
tahun 2014 tentang Skrening hipotiroid kongenital
4. Referensi 1. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
78 tahun 2014 tentang Skrening hipotiroid kongenital
2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 3
tahun 2023 tentang standart tarif pelayanan Kesehatan
dalam penyelenggaraan program jaminan kesehatan
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
21 tahun 2021 tentang penyelenggaraan pelayanan
Kesehatan masa sebelum hamil,masa
hamil,persalinan,dan masa sesudah melahirkan,pelayanan
kontrasepsi dan pelayanan Kesehatan seksual

5. Prosedur/ 1. Petugas memberikan penjelasan kepada ibu/ keluarga


Langkah- pasien tujuan tindakan dan prosedur tindakan
langkah. 2. Petugas menyiapkan alat, pasien,dan mengisi formulir
kertas saring
3. Petugas cuci tangan dan memakai sarung tangan /APD
4. Petugas menghangatkan tumit bayi yang akan ditusuk
dengan cara pijat lembut bagian tumit / menempelkan
handuk hangat dengan susu sekitar 37-42 °C
5. Petugas memegang kaki bayi dengan tangan kiri dan
lancet dengan tangan yang dominan (kanan pada

Dokumen SOP UPTD Puskesmas Purwantoro II 1/2


kebanyakan orang atau kiri bila kidal) dan posisikan
lebih rendah dari kepala bayi.
6. Petugas menggengam seluruh telapak bayi dengan
tangan kiri sisakan bagian tumit yang akan ditusuk,
sedikit menggenggam dengan agak keras akan
mengalirkan darah ke arah tumit yang terletak lebih
rendah
7.

8.
8. Tekan tombol lanset setelah lanset menempel dengan
baik ke tumit untuk memastikan tusukan cukup dalam
(1-2 mm) agar darah dapat mengalir dengan baik.
9. Setelah tumit ditusuk,usap ttes darah pertama dengan
kasa steril
10. Lakukan pijatan lembut sehingga terbentuk tetesan
darah yang cukup besar
11. Hindari Gerakan memeras yang dapat mengakibatkan
hemolisis atau tercampur dengan cairan jaringan
12. Tetesan darah kekertas saring setelah terbentuk 1
tetesan penuh agar darah dapat mengalir bebas ke
kertas saring.
13. Hindari meneteskan darah 2x ke bulatan yang sama
karena akan menyebabkan tetesan darah yang
berlapis-lapis (layering) yang dapat menyebabkan

Dokumen SOP UPTD Puskesmas Purwantoro II 2/2


positif palsu
14. Bila tetesan gagal memenuhi kertas saring, maka
tetesan berikut harus diteteskan ke bulatan lainya
15. Bila gagal ambil kertas saring baru dan coba Kembali
16. Teteskan darah ke Tengah bulatan kertas saring hingga
bulatan terisi penuh dan tembus di kedua sisi,ulangi
meneteskan darah ke atas bulatan lain18.Bila darah
tidak cukup,lakulan penusukan ditempat lain dengan
lancet baru
17. Sesudah bulatan kertas saring terisi penuh,tekan bekas
tusukan dengan kasa/kapas steril sambil mengangkat
tumit bayi sampai berada diatas kepala bayi
18. Bekas suntikan diberi plester ataupun pembalut hanya
jika diperlukan
19. Segera letakkan spesimen di rak pengering dengan
posisi horizontal atau diletakkan diatas permukaan
datar yang kering dan tidak menyerap ( non absorbent).
20. Melakukan pencatatan dan pengiriman specimen

6. Bagan Alir

Petugas Persiapan Pengambilan


menjelaskan alat dan sampel SHK
kepada keluarga pasien

Dokumentasi Pengiriman Pengeringan


sampel SHK sample SHK

7. Hal-hal yang 1. Pengambilan sampel usia bayi setelah 24 jam sampai


perlu 14 hari pasca kelahiran,Idealnya dihari ke 2 sampai
diperhatikan hari ke 5
2. Pengiriman sampel tidak boleh lebih dari 3 hari setelah
pengambilan sampel
3. Pastikan kertas saring tidak banyak disentuh petugas
lain
8. Unit terkait 1. Program KMP / Tata Usaha
2. Program UKM
3. Program UKP
9. Dokumen terkait Semua Dokumen

Dokumen SOP UPTD Puskesmas Purwantoro II 3/2


10. Rekaman Historis
Perubahan No Halaman Yang Perubahan Diberlakukan
dirubah
1

Daftar Tilik
No KegiatanPenting Yang Tertulis Dilaksanakan Tidak
DalamProsedur/ Langkah- Langkah Ya Tidak Berlaku
1. Apakah petugas memberikan penjelasan
kepada ibu / keluarga pasien tujuan
tindakan dan prosedur tindakan ?
2 Apakah petugas menyiapkan alat,
pasien,dan mengisi formulir kertas saring
?
3 Apakah Petugas cuci tangan dan
memakai sarung tangan /APD?
4 Apakah Petugas menghangatkan tumit
bayi yang akan ditusuk dengan cara pijat
lembut bagian tumit / menempelkan
handuk hangat dengan susu sekitar 37-
42 °C?
5 Apakah Petugas memegang kaki bayi
dengan tangan kiri dan lancet dengan
tangan yang dominan (kanan pada
kebanyakan orang atau kiri bila kidal) dan
posisikan lebih rendah dari kepala bayi?
6 Apakah Petugas menggengam seluruh
telapak bayi dengan tangan kiri sisakan
bagian tumit yang akan ditusuk, sedikit
menggenggam dengan agak keras akan
mengalirkan darah ke arah tumit yang
terletak lebih rendah?
7 Apakah petugas menentukan lokasi
penusukan yaitu bagian lateral tumit kiri
atau kanan sesuai daerah warna merah?
8 Apakah petugas menekan tombol lanset
setelah lanset menempel dengan baik ke

Dokumen SOP UPTD Puskesmas Purwantoro II 4/2


tumit untuk memastikan tusukan cukup
dalam (1-2 mm) agar darah dapat
mengalir dengan baik?
9 Apakah petugas mengusap tumit setelah
ditusuk pada tetesan darah pertama
dengan kasa steril?
10 Apakah petugas melakukan pijatan
lembut sehingga terbentuk tetesan darah
yang cukup besar?
11 Apakah petugas menghindari Gerakan
memeras yang dapat mengakibatkan
hemolisis atau tercampur dengan cairan
jaringan?
12 Apakah petugas meneteskan darah ke
kertas saring setelah terbentuk 1 tetesan
penuh agar darah dapat mengalir bebas
ke kertas saring.?
13 Apakah petugas menghindari
meneteskan darah 2x ke bulatan yang
sama karena akan menyebabkan tetesan
darah yang berlapis-lapis (layering) yang
dapat menyebabkan positif palsu?
14 Apakah Bila tetesan gagal memenuhi
kertas saring, petugas membuat tetesan
berikutnya ke bulatan lainya?
15 Apakah Bila gagal petugas mengambil
kertas saring baru dan coba Kembali?
16 Apakah petugas meneteskan darah ke
Tengah bulatan kertas saring hingga
bulatan terisi penuh dan tembus di kedua
sisi,ulangi meneteskan darah ke atas
bulatan lain18.Bila darah tidak
cukup,lakulan penusukan ditempat lain
dengan lancet baru?
17 Apakah sesudah bulatan kertas saring
terisi penuh,petugas menekan bekas
tusukan dengan kasa/kapas steril sambil
mengangkat tumit bayi sampai berada
diatas kepala bayi?

1/1
18 Apakah petugas memberi plester
ataupun pembalut pada bekas suntikan
hanya jika diperlukan?
19 Apakah petugas segera meletakkan
spesimen di rak pengering dengan posisi
horizontal atau diletakkan diatas
permukaan datar yang kering dan tidak
menyerap ( non absorbent)?
20 Apakah petugas melakukan pencatatan
dan pengiriman specimen ?

Jumlah Ya
Compliance Rate (CR)= ------------------------ x 100 %
Jumlah Ya + Tidak

…………………………………………

Pelaksana/Auditor

(…………………………..)

1/1

Anda mungkin juga menyukai